BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pembuatan SOP Peralatan Keamanan Penerbangan
1. Undang – undang undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, tambahan lembaran Negara republik Indonesia Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan 3. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan 4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : PM. 69 Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional 5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KP. 502 Tahun 2011 tentang Pengoperasian Bandar Udara Abdulrachman Saleh Malang untuk Penerbangan Sipil 6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM. 31 Tahun 2013 tentang Program Keamanan penerbangan Nasional; 7. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP. 241 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengoperasian, Pemeliharaan dan Pelaporan Fasilitas Keamanan Penerbangan 8. Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Udara Nomor : KP. 260 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Peralatan Keamanan Penerbangan 9. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP. 262 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan dan Pengujian Kinerja Peralatan Keamanan Penerbangan 10. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor : 9 Tahun 2011 tantang Organisasi dan Tata Kerja UPT Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Provinsi Jawa Timur B. Ruang Lingkup
Pelaksanaan pemeliharaan terhadap peralatan keamanan penerbangan difungsikan agar alat dapat berkerja secara normal dalam melakukan pemeriksaan keamaan. Adapun alat yang diperlukan dalam membantu proses keamanan Bandara, diantaranya: 1. Alat pendeteksi bahan organik dan non – organik organik
1) Berupa mesin X – ray ray 2. Alat pendeteksi metal atau non metal Pelatan yang berfungsi sebagai pendeteksi bahan metal atau non metal yaitu: 1) Mesin X – ray; ray; 2) Gawang pendeteksi metal (walk through metal detector/ WTMD); WTMD); 3) Pendeteksi metal genggam (hand held metal detector/ HHMD). 3. Alat pemadam kebakaran 1) Alat pemadam api ringan (APAR) 4. Alat pemantau lalu lintas orang, kargo, pos, kendaraan : 1) System kamera pemantau (closed (closed circuit television / CCTV) 2) Kendaraan patrol C. Maksud dan Tujuan Maksud
Sebagai acuan dalam melaksanakan kegitan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan sehingga tercipta standar/ prosedur yang sama dalam melaksakanan kegiatan tersebut Tujuan
Untuk mempertahankan keandala kinerja dan kemampuan dalam melakukan pengoperasian alat demi terwujudnya keamanan penerbangan penerbangan D. Definisi
1. Pemeriksaan adalah rangkaian kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap keandalan kinerja fasilitas keamanan penerbangan 2. Kalibrasi adalah proses pemeriksaan, penyesuaian keluaran/ indikasi dan pengujian peralatan keamanan untuk memenuhi standar kelaikan operasi yang ditetapkan 3. Fasilitas keamanan penerbangan adalah peralatan – peralatan yang digunakan dalam upaya mewujudkan keamanan penerbangan 4. Peralatan keamanan penerbangan adalah peralatan yang digunakan untuk mengenali atau mendeteksi orang, kendaraan atau barang/bahan yang berpotensi melakukan atau digunakan untuk tindakan melawan hukum dalam penerbangan
1) Berupa mesin X – ray ray 2. Alat pendeteksi metal atau non metal Pelatan yang berfungsi sebagai pendeteksi bahan metal atau non metal yaitu: 1) Mesin X – ray; ray; 2) Gawang pendeteksi metal (walk through metal detector/ WTMD); WTMD); 3) Pendeteksi metal genggam (hand held metal detector/ HHMD). 3. Alat pemadam kebakaran 1) Alat pemadam api ringan (APAR) 4. Alat pemantau lalu lintas orang, kargo, pos, kendaraan : 1) System kamera pemantau (closed (closed circuit television / CCTV) 2) Kendaraan patrol C. Maksud dan Tujuan Maksud
Sebagai acuan dalam melaksanakan kegitan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan sehingga tercipta standar/ prosedur yang sama dalam melaksakanan kegiatan tersebut Tujuan
Untuk mempertahankan keandala kinerja dan kemampuan dalam melakukan pengoperasian alat demi terwujudnya keamanan penerbangan penerbangan D. Definisi
1. Pemeriksaan adalah rangkaian kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap keandalan kinerja fasilitas keamanan penerbangan 2. Kalibrasi adalah proses pemeriksaan, penyesuaian keluaran/ indikasi dan pengujian peralatan keamanan untuk memenuhi standar kelaikan operasi yang ditetapkan 3. Fasilitas keamanan penerbangan adalah peralatan – peralatan yang digunakan dalam upaya mewujudkan keamanan penerbangan 4. Peralatan keamanan penerbangan adalah peralatan yang digunakan untuk mengenali atau mendeteksi orang, kendaraan atau barang/bahan yang berpotensi melakukan atau digunakan untuk tindakan melawan hukum dalam penerbangan
BAB II STANDAR PENGOPERASIAN PERALATAN KEAMANAN PENERBANGAN A. Standart Operational Procedure Handheld Metal Detector 1. Pendahuluan
Hand-Held Metal Detector berguna untuk mendeteksi posisi/letak barang bawaan yang terdapat di pakaian atau dibadan calon penumpang yang berbahan dasar metal ataupun logam. a. Spesifikasi Operating Temperatures
-35°F (-37°C) to 158°F (70°C)
Humidity
To 95% non-condensing
Operating Frequency
95 kHz
Audio Frequency 2kHz Warble Tuning
Automatic
Indicators :
Silent LED Green : Amber : - Red : ALARM condition switch ON (Vibrating
/ Alert Power Battery (Speaker /
/ LED LED
Vibrate Speaker Lights ON LOW
Controls :
- 3 way ON - OFF
Battery
Single 9 volt battery provides up to 60 hours of normal operation. Optional NiMH rechargeable battery provides up to 20 hours on each 12-hour recharge
Dimensions :
Width : 3.25" Thickness : 1.625" Length : 16.5" - Weight : 17.6 oz. (500 g)
Warranty
1 year parts and labor
(8.3 (4.13 (42
Light) Light)
cm) cm) cm)
2. Prosedur Pengoperasian
a. Persiapan Pengoerasian Hal yang perlu diperhatikan, Sebelum melakukan penggunaan alat pendeteksi metal genggam (HHMD) yaitu: 1) Periksa kondisi visual tidak ada kerusakan pada alat HHMD (Hand Held Metal Detector) 2) Periksa Kondisi baterei pada lampu indicator Baterei 3) Pastikan setelah kondisi ON di uji coba dahulu sebelum digunakan pada penumpang
b. Pengoperasian 1) Prosedur menghidupkan HHMD a) Posisikan switch pada posisi ON b) Lihat lampu indicator, jika warna hijau HHMD siap dioperasikan c) Dan jika lampu indicator warna kuning
(lampu indicator pada posisi
tengah) menyala maka menandakan baterei low d) Jika pada saat lampu indicator warna merah menyala maka menandakan terdeteksinya bahan logam pada benda yang di deteksi alat HHMD
2) Prosedur operasional a) Pemeriksaan menurut arah jarum jam b) Pemeriksaan dengan detector logam genggam harus dilakukan dengan
gerak melingkar ”menurut jarum jam” sambil pemeriksa bergerak keliling tubuh penumpang.
Sebelum melakukan pemeriksaan dengan detector logam genggam,pemeriksa harus :
Meminta dan memperoleh izin penumpang untuk melakukan pemeriksaan.
Meminta penumpang untuk membuka pakaian luar yang gembung yang mengganggu pemeriksaan. Pakaian ini harus di sinar-x atau diperiksa manual.
Mengontrol barang yang dibuka dan/atau barang jinjingan yang telah lolos pemeriksaan sinar x.
Memastikan bahwa barang jinjingan yang dibuka dan diperiksa tetap bisa dilihat oleh penumpang selama pemeriksaan.
Memastikan bahwa pemeriksaan dilakukan di lokasi yang tidak akan mengganggu lalu lintas orang yang lewat dari gawang detector logam.
Menguji detector logam genggam untuk memastikan bahwa kerjanya baik (yaitu lewatkan detector di atas sebuah benda logam untuk memastikan bunyinya).
Bila melakukan pemeriksaan dengan detector logam genggam,peneriksa harus
:
Mengarahkan penumpang agar menghadap ke depan dan merentangkan lengannya dan membuka kakinya.
Gunakan petunjuk detector logam genggam seperti dijelaskan oleh pabriknya JANGAN SEKALI-KALI menyentuh tubuh penumpang dengan detector logam genggam.
Gunakanlah alur pemeriksaan dan prosedur yang sama setiap kali. Mulai dari ujung kepala ,bergerak ke bawah dan keliling tubuh penumpang dengan arah jarum jam sampai tubuh penumpang keseluruhannya diliputi.
Gunakan daerah aktifnya detector logam genggam sejajar dengantubuh penumpang ke bawah, gerakkan detektornya dari bahu penumpang ke bawah,kemudian ke atas ,dengan jarak 1-2 inci sampai bagian depan dari tubuh penumpang selengkapnya diperiksa.
Bergeraklah kebelakang penumpang dan ulangi prosedurnya di bagian belakang penumpang.
Bila detector logam genggam berbunyi,pemeriksa harus
:
Memastikan bahwa daerah yang menyebabkan setiap kali bunyi diketahui dengan positif
Meminta penumpang untuk menyingkirkan semua benda logam di daerah bunyi alarm.
Memeriksa dan memastikan bahwa benda penyebab alarm bukan benda yang berbahaya atau terlarang.
Mulai lagi di titik pertemuan bunyi alarm.
Lanjutkan prosedur sampai penumpang telah diperiksa secara keseluruhan dan sumber alarm telah diketahui dan diperiksa
3) Prosedur mematikan peralatan
Cek kembali kondisi visual dari alat HHMD
Tekan switch pada posisi off alat HHMD
3. Pemeriksaan akhir
1) Periksa visual alat HHMD kondisi ON atau OFF, apabila alat tidak digunakan 2) Periksa kondisi battery , apabila menggunakan isi ulang segera charging kembali baterrey nya.
4. Daftar rincian kegiatan pemeliharaan pencegahan peralatan pendeteksi metal genggam atau HHMD
No
Kegiatan
Kriteria
1
Pembersihan unit
2
Pemeriksaan Battery Sesuai voltage
main
Bersih
n a u n g a g i n r a i H M
n n l a a n u a w l u i r B T
n a r e t s e m e S
n a n Tindakan u h a T
Bersihkan dari debu dan kotoran yang menempel Pastikan voltage battery masih mencukupi untuk mengoperasikan peralatan Pastiakn tombol on/ off dapat difungsikan Pastikan alarm dapat mengeluarkan bunyi Pastikan zone light dalam kondisi menyala
√
√ 3
4
Pemeriksaan fungsi switch / tombol On/ Berfungsi Off Pemeriksaan alert system: Berfungsi a. Audible Berfungsi b. Visible dan menyala
√ √
√ 5
6
7
8
Pemeriksaan sensitivitas
Berfungsi
√
Pengujian kinerja secara berkala Terdeteksi dengan menggunakan OTP Pemeriksaan Tidak peralatan dari rusak kerusakan fisik line up seluruh sistem
Pastikan sensitivitas difungsikan
funsi dapat
Pastikan peralatan HHMD dapat mendeteksi OTP
√
Pastikan tidak terdapat kerusakan fisik pada peralatan
√
Berfungsi
√
Pastikan seluruh sistem berfungsi dengan normal
B. Standart Operational Procedure Walk Through Metal Detector (WTMD) 1. Pendahuluan
Fungsi dari gawang pendeteksi metal digunakan untuk mendeteksi adanya benda logam yang dibawah penumpang
Gambar 1. Blok diagram metal detector
Kelebihan Walk- Through Metal Detector HI – PE Multi Zone a. Mampu mendeteksi berbagai macam benda terdiri dari magnetic, logam non magnet dan paduan keduanya b. Tingkat akurasi skrining pada jalur gawang metal detector sangat akurat dan cepat. Dari ujung bawah sampai atas mistar gawang metal detector c. Tipe HI-PE memungkinkan tingkat tinggi diskriminasi antara massa signifikan logam, seperti senjata yang harus dideteksi, dan efek logam pribadi. Kekebalan yang luar biasa untuk gangguan lingkungan membuatnya mudah digunakan
bahkan ketika gangguan listrik ditemui. Kemampuan deteksi independen dari kecepatan perjalanan. d. Walk-Through Metal Detector Tipe HI – PE dapat membedakan masa logam, yang terdapat pada benda – benda logam, senjata yang harus dideteksi e. Tidak mudah rusak ketika terjadi gangguan listrik f. Kemampuan deteksi tidak terpengaruh oleh kecepatan jalan orang yang di skrining g. Perawatan pemeliharaan dan kalibrasi tidak secara periodik dilakukan Jenis sinyal
Visual: Tetap atau sebanding dengan massa transit - terlihat dari 6m di bawah pencahayaan 4000 lux. Indikasi visual: 2, 4, 8 atau 20 zona dapat dipilih sesuai kebutuhan
2. Pemeriksaan kondisi awal alat Walk through Metal Detector
Sebelum mengoperasikan WTMD, harus mengecek hal-hal berikut : a. pastikan secara visual tidak terdapat kerusakan fisik pada housing panel, control unit, kabel-kabel yang terlihat dan UPS b. tidak terdapat benda-benda pada jalur pemeriksaan yang dapat mengganggu pemeriksaan keamanan; c. pastikan benda-benda yang mempunyai kandungan logam cukup besar (seperti : trolley, pintu besi, jendela besi, tempat sampah besi, dll.), serta peralatan peralatan elektrik/elektronik yang dapat menimbulkan interferensi (seperti : generator/genset, trafo besar, panel listrik, dll.) tidak berada dekat WTMD; d. pastikan photocells beserta reflectors yang terletak dibagian tengah panel transmitter dan receiver tidak terhalangi; dan e. peralatan telah terhubung ke sumber tegangan/listrik/UPS, dengan tegangan yang cukup.
3. Pengoperasian
a. Memastikan WTDM dapat bekerja sesuai permintaan b. Ketika kodisi tes kalibrasi dan atau operasi setiap hari WTMD harus:
1) Penumpang wajib melepaskan bahan atau aksesoris yang terbuat dari metal, termasuk koin, perhiasan, ikat pinggang, jam tangan, dan sepatu (jika mengandung unsur metal atau besi). Jika
didalam tubuh penumpang terdapat
implan bedah maka tidak harus untuk dites. 2) Penumpang diharuskan melewati WTMD untuk memastikan bahwa sudah terpisahkan dari bahan metal pada tubuh penumpang sehingga alarm tidak berbunyi. 3) Selalu melewati Walk Through dengan berjalan normal (jalan tidak tergesah
–
gesah), posisi tubuh tegak saat melewati Walk through sebelum masuk ruang steril 4) Pastikan alarm Walk through clearly, dan bila terdapat bunyi stop penumpang dan skrining kembali.
4. Kalibrasi WTMD
Hanya petugas berwenang, vendor, dan kontraktor saja yang boleh melakukan uji kalibrasi. a. Uji kalibrasi WTMD dilakukan apabila: 1) Terdapat instalasi WTMD baru 2) Terjadi pemindahan WTMD ke lokasi lain (baru) 3) Ketika teknisi melakukan pemeliharaan atau perawatan rutin WTMD 4) Setelah 90 hari sejak uji kalibrasi terakhir ( uji kalibrasi dilakukan 3 bulan sekali)
5. Standart penempatan WTMD pada Security Check Point
a. Peletakan perangkat Reicever (RX) perangkat harus sejauh mungkin dari gangguan gelombang elektromagnetik sehingga idealnya harus sejauh mungkin dengan Monitor dan Conveyor belt dari x -ray
Gambar 2. Proses penataan Walk through metal detector pada SCP
b. Meyediakan jalur khusus untuk staf atau petugas bandara Memberikan jalur khusus bagi Angkutan personil (AP) karena tidak perlu petugas atau staf melalui jalur metal detektor
Gambar 3. Penyediaan jalur untuk AP
c. Jalur skrining bagasi ( barang) Untuk menghindari alarm palsu dari arah gerakan bagasi maka perlu penentuan jarak awal dan akhir penempatan bagasi( barang) pada kovenyor, dimana barang
– barang tersebut akan dibawah kembali oleh penumpang. Hal ini juga perlu mengatur penumpang agar tidak berdesakan saat mengatur penumpang yang bisa menjadikan kendala pada control sistem
Gambar 4. Penempatan bagasi
d. Perlu penataan celah antara WTMD dengan dinding atau sekat Disarankan bahwa hambatan terbuat dari bahan isolasi (kayu, kaca, Lexan, plastik panel, cordons, hiasan arsitektur dalam bahan isolasi), sehingga setiap gerakan karena Benturan tidak mempengaruhi antena dari detektor logam. Untuk alasan yang sama, hindari kontak langsung antara hambatan dan probe logam detector.
Gambar 5. Jarak penataan WTMD dengan dinding
6. Daftar rincian kegiatan pemeliharaan pencegahan peralatan gawang pendeteksi metal
No
Kegiatan yang dilaksanakan
Kriteria
n a u n g a g i n r i a H M
n n l a a n u a w l u i r B T
n a r e t s e m e S
n a Tindakan n u h a T
Pembersihan : a. Main Unit
1
Bersih
√
b. UPS
Bersih
√
c. Lokasi
Bersih
√
Sesuai
√
Bersih dari debu dan kotaran yang menepel
sekitar penempatan peralatan Pemeriksaan supply voltage:
2
a. Main supply voltage
sesuai
√
Pastikan main voltage sesuai yang dipersyaratkan Pastikan output voltage sesuai yang dipersyaratkan
b. Output voltage UPS
No 3
4
Kegiatan dilaksanakan
yang
Kriteria
Pemeriksaan kabel – Tidak kabel dan konektor terkelupas yang terlihat
n a u n g a g i n r i a H M
√
n a n a l u B
n a n r e a t l u s e w m i r e T S
n a Tindakan n u h a T
Pemeriksaan interferensi:
a. Mekanikal
b. Elektrikal
Tidak terdapat inteferensi
Tidak terdapat interferensi
5
Pastikan kabel – kabel dan konektor yang terlihat dalam kondisi baik
Pemeriksaan
alert
√
√
Pastikan benda – benda mekanikal disekitar penempatan WTMD tidak menyebabkan timbulnya intefenrensi
Pastikan peralatan elektronik disekitar penempatan WTDM tidak menyebabkan inteferensi
No
kegiatan yang dilaksanakan b. Alarm light
Kriteria
Menyala
n a u n g a g i n r a i H M
n n l a a n u a w l u i r B T
system : a. Audible b. Visible
Pastikan alarm light menyala Pastikan LCD panel menunjukan kondisi operasi peralatan Cek kondisi LED bar graph
√
Menyala
√ Berfungsi Berfungsi dan menyala
6 Pemeriksaan control berfungsi unit 7
√
n a Tindakan n u h a T
Menyala c. LCD panel
n a r e t s e m e S
Pemeriksaan display indicator a. Ready light
√
√
Menyala
√
Pastikan alarm dapat berbunyi Pastikan zona light dapat menyala Periksa kondisi tombol – tombol pada main unit dapat bekerja
Pastikan benda – benda mekanikal disekitar penempatan WTMD tidak menyebabkan timbulnya intefenrensi
kondisi menyala
8
9
10
d. LED bar graph Pemeriksaan system programming Pemeriksaan tingkat sensitivitas Line up seluruh sistem
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
√
√ √
C. STANDART OPERATIONAL PROCEDURE X – RAY 1. Pendahuluan
Pastikan system alat dapat mendeteksi benda yang diuji Pastikan sensitivitas alat sesuai dengan benda yang akan di uji Pastikan seluruh system pada WTMD bekerja normal
Mesin x – ray yang dijelaskan pada pembahasan ini menggunakan tipe
PX 6.4.
Checkpoint Sistem X-ray pada tipe PX 6.4 memberikan kualitas gambar yang sangat baik. Pengaturan PX 6.4 memungkinkan operator untuk secara efisien dan akurat menskrining
tas, ransel, paket dan paket, surat, dan
sebagainya dari objek terkecil sampai menengah. Kemampuan imaging yang luar biasa memfasilitasi deteksi cepat beberapa ancaman, termasuk senjata, narkotika, bahan peledak dan barang selundupan lainnya.
2. Spesifikasi X – ray PX 6.4
a. Umum Lorong pembuka : Lebar : 640 mm (25.2") Tinggi : 430 mm (16.9") Tinggi Conveyor: 812 mm (32") Daya : 100-240 VAC ±10% 50/60 Hz ±1% 1.0 KVA max Kecepatan Conveyor: 0.22 m per sec +2/-8% @ 50 Hz 0.26 m per sec +2/-8% @ 60 Hz Kapasitas konveyor: 100 kg (220 lbs)
b. Spesifikasi fisik tinggi: 1346 mm (53") lebar : 862 mm (34") panjang : konveyor pendek : 1700 mm (67") konveyor menengah: 2236 mm (88") konveyor panjang: 3030 mm (119.3") Berat : 522 kg (1150 lbs) Suhu operasi : 0° to 40° C (32° to 104° F)
3. Prosedur pengoperasian
a. Persiapan pengoperasian Persiapan pengoperasian dilakukan sebelum pengoperasian alat, diantaranya: 1) Pastikan secara visual tidak terjadi kerusakan fisik pada housing panel, monitor, contlor unit (keyboard, mouse, mouse pad), dan kabel – kabel pada X
– ray serta UPS 2) Jangan menghubungkan USB memory device/ flash disk dengan computer system yang berpotensi/ memiliki resiko menyebabkan terinfeksinya computer oleh virus. 3) Pastikan semua housing panel dalam keadaan tertutup dan terkunci 4) Pastikan lead curtain dalam kondisi baik dan tidak ada yang terbuka 5) Pastikan konveyor belt tidak mengalami kerusakan 6) Pastikan emergency stop tidak dalam kondisi ditekan 7) Tidak ada benda pada lorong pemeriksaan 8) Peralatan telah terhubung dengan sumber tegangan/ UPS
b. Pengoperasian 1) Semua barang dari penumpang harus melawati mesin X – ray 2) Barang atau bagasi di tempatkan pada konveyor belt mesin X – ray pada posisi yang tepat untuk pemeriksaan dan memastikan jarak antara dua bagasi atau barang bawaan 3) Mantel, jaket, topi, ikat pinggan, ponsel, jam tangan, kunci dan barang
–
barang yang mengandung unsur logam diperiksa melalui X - ray 4) Operator X – ray wajib melihat dengan teliti isi dari barang penumpang lewat monitor X- ray 5) Bila pada saat pemeriksaan pada monitor tampil benda yang mencurigakan, maka operator mesin x
– ray menginformasikan kepada pemeriksa bagasi
mengenai keterangan detail dari benda yang mencurigakan untuk dilakukan pemeriksaan secara manual.
No
Kegiatan dilakasanan
yang
kriteria
n a i r a H
n a u g g n i M
n a n a l u B
n a l u w i r T
n a r e t s e m s
n a n Tindakan u h a T
1
Safety check: a. Pemeriharaan curtain b. Pemeriksaan shielding
lead
Tidak sobek
lead
Tertutup rapat
c. Pemeriksaan konveyor belt
Tidak Sobek
d. Pemeriksaan conveyor roller e. Pemeriksaan housing panel
Tidak macet Tertutup rapat
f. Pemeriksaan kabel – Tidak kabel dan konektor rusak Max. yang terlihat’ g. Leakage test
2
3
4
5
radiation
1µSv/jam pada jarak 10cm dari permukaan mesin X – ray
Pembersihan: a. Unit bagian luar
Bersih
b. Unit bagiat dalam
Bersih
c. Monitor d. UPS e. Lokasi penempatan X - ray Pembersihan dan pemeriksaan light barriers
Bersih Bersih Bersih
Ganti bila sobek
d.
Kencangkan baut- baut bila ditemukan lead shielding tidak rapat
e.
Ganti bila sobek
f.
Lubrikasi konveyor roller secara rutin
Kencangkan baut – baut pada housing panel bila tidak rapat h. Pastikan kabel – kabel pada konektor dalam kondisi baik g.
i.
Bersih
Pemeriksaan control elements: a. Key switch b. Power on/off key c. Emergency stop key d. Tuts key/ keyboard e. Mouse pad/ mouse roller f. Forward/ reverse
Berfungis Berfungis Berfungis Berfungis Berfungis
Pemeriksaan ((proctective wiring
Terhubung dengan ground
PE earth)
c.
Bersih dari debu dan kotoran yang menempel Bersih dari debu dan kotoran yang menempel serta pastikan secara visual tidak terdapat kerusakan kabel ataupun modulnya Bersihkan bilah kotor Bersihkan bila kotor Bersihkan bilah kotor
Pastikan tidak ada benda yang menghalangi light barriers
Ganti bila rusak Ganti bila rusak Ganti bila rusak Ganti bila rusak Ganti bila rusak Pastikan tombol forward/ reverse dapat difungsikan
Berfungis
Jangan operasikan perlatan bilan radiasi melebihi 1µSv/jam
Pastikan terhubung ground
kabel PE dengan
6
Pemeriksaan supply voltage a. Main input voltage
Sesuai
b. Output voltage UPS
Sesuai
7
Pemeriksaan emergency stop switch
berfungsi
8
Pemeriksaan interlock system
Berfungsi
9
Pemeriksaan indicator lamp: a. Power – on lamp
hidup
b. X – ray generator on lamp
hidup
10
Pemeriksaan safety roller (spring roller) pada sisi input dan output
Dapat dilepaskan
11
Pemeriksaan monitor: a. Tombol pengendali monitor b. Brightness c. Sharpness d. Contrast
12
13
14
Pemeriksaan motor difungsikan
drum dapat
Tidak terdapat bunyi dan kebocoran oli Pemeriksaan generator Sesuaikan kontlor dengan masing – masing tipe x – ray yang digunakan Pemeriksaan seluruh functional test, antara lain: a. Organic& Berfungsi inorganic stripping b. Zoom in/ zoom out Berfungsi c. Black & white image Berfungsi
Emergency stop dapat berfungsi
Pastikan system difungsikan
interlock dapat
Pastikan power – on lamp dalam kondisi hidup Pastikan generator on lamp lamp dalam kondisi hidup
Pastikan safety rollers pada sisi input dan output dapat dilepaskan
Pastikan tombol pengendali monitor dapat difungsikan Pastikan tombol Brightness, sharpness, contrast dapat difungsikan
Berfungsi
Berfungsi Berfungsi Berfungsi
Pastikan main voltage sesuai dengan yang dipersyaratkan Pastikan output UPS sesuai dengan yang dipersyaratkan
Pastikan tidak terdapat bunyi dan kebocoran oli pada drum motor
Pastikan pengaturan generator sesuai dengan yang dipersyaratkan
Pastikan fungsi pendukung untuk megatur image/ gambar dapat berfungsi
d.
15
Image density/ high resolution e. Automatic threat detection system f. Threat image protection g. Image archives/ image recall Pemeriksaan kapasitas hardisk
Berfungsi Berfungsi
Berfungsi Berfungsi
Masih dapat digunakan untuk menyimpa n gambar
D. Standart Operasional Prosedur Mobil Patroli (Suzuki Escudo 2006) 1. PENDAHULUAN
Pastikan kondisi hardisk masih cukup untuk menyimpan hasil gambar dari pedeteksian
Fungsi mobil patroli adalah sebagai sarana untuk memastikan bahwa tidak ada pihak yang tidak berkepentingan untuk masuk ke dalam area private bandara. Serta mencegah kerugian harta benda dan menemukan pengerusakan setelah jam kerja. a. Spesifikasi Unit
Type
: G 16 A, SOHC
Displacement
: 4 in – Line
Piston Displacement : 1.590 cc Seating
: 5 persons
Fuel Tank
: 66 liters
Oil Tank
: 4,5 liters
b. Pengenalan Bagian
2. Langkah sebelum Pengoperasian Kendaraan Patroli
a. Melihat situasi sekitar/sekeliling mobil bahwa tidak ada hambatan saat mengoperasikan, dengan cara memutari mobil. b. Check level oil engine deepstick.
c. Check level air radiator pada reservoir tank.
d. Check fuel level/Fuel indicator gauge
e. Check level electrolit battery f. Check washer fluid g. Check ketegangan timing belt dan belt alternator tingkat toleransi kekencangan 6 - 88 mm apabila diberi tekanan sebesar 100N/10kg. h. Periksa tekanan udara seluruh ban i.
Posisikan tuas pemindah transmisi pada posisi netral “N”
j.
Posisikan tempat duduk operator/pengemudi dalam keadaan nyaman untuk berkendara
k. Check fungsi lampu, lampu depan, lampu belakang, lampu kabin dan lampu hazard l.
3.
Atur posisi kaca spion untuk membantu pandangan kita saat berkendara
Langkah Pengoperasian Kendaraan Patroli
a.
Dalam pemanasan pertama pastikan handle transmisi dalam posisi netral “N” dan parking brake dalam posisi on (brake)
b.
Putar kunci kontak ke posisi “ON”. Jangan nyalakan engine lebih dari 15 menit jika dalam pertama mencoba tidak menyala, tunggulah 15 menit lagi.
c. Lakukan pemanasan mesin antara 3 - 5 menit. d. Pasang sabuk pengaman e. Release lever parking brake f. Injak pedal kopling, masukkan transmisi 1 untuk mengawali pengoperasian unit serta lepas pedal kopling secara perlahan (hindari perpindahan transmisi ke lebih tinggi saat mengendarai dengan pelan). g. Mobil patroli siap dioperasikan.
4. Daftar
rincian
kegiatan
pemeliharaan
dan
pencegahan
(preventive
maintenance) mobil patroli.
No
Kegiatan
Kriteria
n a u n g a g r n a
n a n u a
Tindakan
dan
√
bagian luar dan Bersih
dari
debu
kotoran
yang
menempel pada bagian
dalam unit
dalam maupun luar
Pemeriksaan 2
n a r e s e m e
Bersihkan
Pembersihan 1
n a n a u
n a u w r
air
√
radiator dan air Cukup
Pastikan
batas
air
radiator
dan
air
pembasuh kaca dalam
pembasuh kaca
kondisi level, apabila kurang segera tambah
Pemeriksaan/ 3
Pastikan bahan bakar
√
pengecekan bahan Cukup
terisi
bakar Pemeriksaan 4
mesin,
Pastikan
oli
minyak
rem dan oli power
Cukup dan Baik
√
power steering dalam keadaan level, apabila kurang segera tambah
√
Pemeriksaan
Pastikan kondisi cairan
cairan
elektrolit 5
mesin,
minyak rem dan oli
steering
battery,
oli
clamp battery
elektrolit level/cukup
dan Baik
dan
cukup
Pastikan clamp battery
√
terpasang rapat/kencang
dengan
No
Kegiatan
Kriteria
n a u n g a g n r a
n a n a u
n a u w r
n a r e s e m e
n a n u a
Tindakan
Pastikan seluruh lampu unit 6
Pemeriksaan lampu – lampu
normal,
√
Fungsi
menyala
lampu
dengan
baik
fungsi
seign,
fungsi
lampu hazzard, lampu dim, lampu rem dll. Pemeriksaan 7
8
Pastikan tekanan udara
tekanan
√
ban Tepenuhi
ban kendaraan sesuai
kendaraan
dengan standar operasi
Pemeriksaan
Pastikan
kekencangan
Sesuai
√
belt
drive belt unit
fungsi
sesuai
standar
kekencangan
Pemeriksaan 9
kekencangan
Pastikan
pintu
kendaraan
dapat
dibuka/tutup dan fungsi pada
√
Berfungsi
lockdoor
bagian kendaraan
berfungsi
normal, serta kaca dapat terbuka
dan
tertutup
dengan normal Pastikan service berkala 10
Service berkala
√
Terpenuhi
√
√
√
dilakukan
sesuai
ketentuan
11
Pengujian kinerja secara berkala
Memenuhi Standar kelaikan
Pastikan
√
dalam
peralatan kondisi
layak
untuk dioperasikan
E. Alat Pemadam Api Ringan (Apar) 1.
Pendahuluan
APAR atau alat pemadam api ringan yaitu peralatan portabel yang dapat dibawa dan dioperasikan dengan tangan, berisi bahan pemadam bertekanann yang dapat disemprotkan dengan tujuan memadamkan api. Tabung dan isinya antara ½ Kg s/d 16 Kg. Serta memiliki tekanan standart antara 11 – 16,8 bar. Dalam hal ini akan di bahas mengenai APAR yang berjenis powder atau serbuk kimia kering yang bertipe stored pressure.
Gambar Unit
Gambar Bagan
Cara kerja apar jenis stored pressure adalah saat menekan pengatup / handle pengoperasian, gas CO2 / N2 mendorong tepung kimia kering keluar melalui pipa keluar, selang dan pemancar . 2.
Keunggulan Serbuk Kimia Kering
a. Serbuk kimia kering tidak berbahaya agi manusia b. Sebagai pemisah udara ( O2 ) dari api benda yang terbakar c. Bukan penghantar arus listrik d. Efektif digunakan di ruangan terbuka asalkan angin tidak terlalu kuat e. Dapat menyerap panas sekaligus dapat mendinginkan
3.
Persyaratan Teknis APAR :
a. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat ) b. Dilengkapi dengan etiket cara – cara penggunaan yang memuat urutan singkat dan jelas tetang cara penggunaannya
c. Segel harus dalam keadaan baik d. Tidak ada kebocoran pada membran tabung gas tekanan tinggi ( Cartridge ) e. Slang harus dalam keadaan baik dan tahan tekanan tinggi f. APAR jenis busa / foam, tabung dalamnya tidak bocor serta lubang pengeluaran tidak tersumbat g. Bahan baku pemadaman harus selalu dalam keadaan baik h. Tutup tabung harus baik dan tertutup rapat i. 4.
Warna tabung harus mudah dilihat
Standart pemasanganan penempatan APAR :
a.
Setiap APAR dipasang pada posisi yang mudah dilihat dan dijangkau
b.
Pemasangan APAR harus sesuai dengan jenis benda / tempat yang dilindungi
c.
Setiap APAR harus dipasang menggantung
d.
Pemasangan APAR dengan ketinggian max. 1,2 mtr
e.
Pemasangan APAR tidak boleh diruangan yang mempunyai suhu lebih dari 49º C dan di bawah 4º C
5.
Cara Penggunaan APAR :
a. Ambil APAR dari tempatnya b. Bebaskan selang dari jepitannya c. Cabut pin pengaman d. Pegang nozzle dengan tangan kiri arahkan keatas e. Tekan katup/handle (untuk tes alat) f. Ambil jarak ideal ± 4 meter dibelakang arah angin g. Arahkan nozzle ke sumber api h. padamkan dari api yang terkecil
6.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
a. Dilakukan pengecekan berkala per-6 bulan. b. Untuk menghindari pembekuan media pada tabung pemadam api, harap dilakukan 1 kali pembolak-balikan tabung per-bulan. c. Dilakukan
pengecekan
tekanan
dalam
tabung
dengan
pressure/indikator yang berada pada handle atau katup penekan.
mengecek
d. Dilakukan pengecekan selang pada tabung pemadam api. e. Dilakukan pembersihan tabung untuk menghindari karat dan korosi. f. Diletakkan pada jalur jalan keluar. g. Penempatan APAR harus berada pada area yang bebas hambatan, sehingga mudah untuk dijangkau pada saat dibutuhkan dengan cepat h. Dekat dengan pintu dan diberi label yang mudah dibaca serta terlihat dengan dengan jelas. i.
Cukup dekat dengan daerah yang berbahaya.
j.
Bila diletakkan pada gantungan ( hanger) , tinggi handle ( pegangan) dari lantai = 120 cm
k. Pada gedung bertingkat usahakan posisi diletakkannya APAR adalah pada posisi yang sama, diletakkan pada sudut-sudut gang ( koridor) atau dekat pintu tangga.
7.
Daftar rincian kegiatan pemeliharaan (preventive maintenance) APAR
No
Kegiatan
1
Pembersihan unit
2
Pemeriksaan tekanan/pressure dari Sesuai tabung
3
Pemeriksaan penututp
4
Kriteria
main
segel
Pemeriksaan bracket/gantungan APAR
n n l a a n u a w l u i r B T
Pemeriksaan hose/selang tabung
6
Periksa tanggal Sesuai kadaluarsa tabung
7
Pemeriksaan peralatan kerusakan fisik
8
Pengujian fungsi tabung APAR
Berfungsi
Bersihkan dari debu dan kotoran yang menempel Pastikan pressure gauge pada posisi aman/standart (jarum berada pada warna hijau) Pastikan lock handle tabung tersegel Pastikan bracket/gantungan kuat untuk menopang tabung, pastikan baut/paku terpasang dengan kencang
√
√
Tidak rusak
Tidak rusak
n Tindakan a n u h a T
√
Sesuai
Sesuai
n a r e t s e m e S
√
Bersih
5
dari
n a u n g a g i n r a i H M
√
√
√
√
Pastikan selang tabung tidak retak/crack, tidak kaku Pastikan tanggal kadaluarsa tabung masih berlaku Pastikan tidak terdapat kerusakan fisik pada peralatan Pastikan kinerja tabung berfungsi dengan normal
F. CCTV (CLOSED CIRCUIT TELEVISION) 1. Pendahuluan
Secara umumnya adalah beberapa rangkaian Kamera yang melakukan proses perekaman gambar/visual, biasa berupa gambar saja ada juga yang sebagian lagi yang juga langsung memakai perekam suara (audio video), secara
online maupun
nirkabel.
Fungsi CCTV adalah sebagai kamera pengintai dalam segi keamanan. Hasil perekaman CCTV akan tersimpan dalam harddisk DVR (Digital Video Recorder). Secara umum bentuk kamera CCTV ada dua jenis yaitu kamera IR dan kamera Dome, keunggulan kamera IR adalah kamera dapat melihat di area yang minim cahaya atau tidak terdapat cahaya. Sedangkan kamera dome digunakan pada area yang pencahayaannya baik dan juga memiliki bentuk yang sederhana, ada juga kamera dome yang dilengkapi dengan infra merah. 2. Spesifikasi CCTV Tipe Dome Camera
Pick-up Element Number of Pixels
1/3" HR color CCD image sensor 976(H) x 494(V)
/ 976(H) x 582(V)
Resolution
700 TVL
Min. Illumination
0.1 Lux / F2.0
S/N Ratio
More than 48dB (AGC OFF)
Electronic Shutter
1/60 (1/50) to 1/100,000 sec.
Lens
f3.6 / F2.0
Lens Angle
98.3° (Diagonal) / 76.3° (Horizontal) / 56.2° (Vertical)
IRIS Mode
AES
White Balance
ATW
Video Output
1.0 Vp-p composite, 75Ω
Operating Temperature
0℃~40℃
Power Source (±10%)
DC12V
Current Consumption (±10%)
70mA
Dimensions (mm)**
100(Ø) × 60(H)
3. Spesifikasi CCTV Tipe IR Camera MODEL
Model 1
1/3" Color CCD
Pick-up Element Number of Pixels Resolution
Model 2
512(H) x /
1/3"
492(V)
768(H) x /
Standard
494(V)
600TVL
5
IR LED
Up to 40
IR Effective Range
More than 48dB (AGC off)
S/N Ratio
1/60 (1/50) to 1/100,000 sec.
Electronic Shutter
f6.0m
Lens Lens Angle
5
White Balance
A
AGC
A
IRIS Mode
AES
IP Rating
IP67 1.0Vp-p composite, 75 Ω
Video Output
-
Operating Temperature
Current Consumption (±10%)
Color
0.1 Lux / F2.0, 0 Lux (IR ON)
Min. Illumination
Power Source (±10%)
H.R.
DC12V 70mA (IR OFF), 590mA (IR ON)
4. Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pemasangan kamera a.
BNC (Bayonet Neill Concelman) connector adalah tipe konektor RF yang pada umumnya dipasang pada ujung kabel coaxial, sebagai penghubung dengan kamera CCTV dan alat perekam (DVR) maupun secara langsung ke monitor CCTV.
Konektor BNC
b.
Kabel Coaxial merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan untuk mengirimkan sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada beberapa tipe kabel coaxial yaitu : RG-59, RG-6 dan RG-11. Penggolongannya berdasarkan diameter kabel dan jarak maksimum yang direkomendasikan untuk
instalasi
kabel
tersebut.
Lihat
tabel
dibawah
Gambar Penampang kabel Coaxial c.
Peralatan untuk Crimp kabel coaxial digunakan sebagai alat bantu untuk memasang konektor BNC pada kabel coaxial.
Tang Crimping
d.
Kabel Power digunakan untuk memasok tegangan AC (searah) 220 V ke adaptor atau power supply kamera CCTV. Biasanya tipe kabel power yang digunakan adalah NYA (2×1,5mm) maupun NYM (3×2,5mm). Instalasi kabel power ini sebaiknya juga menggunakan pipa high impact conduit.
e.
Adaptor dan power supply merupakan perangkat yang menyuplai tegangan kerja ke kamera CCTV, pada umumnya tegangan yang digunakan yaitu 12 Volt DC. Namun adapula yang menggunakan tegangan 24 Volt (AC) maupun 24 Volt (DC). Hal ini tergantung pada jenis atau tipe kamera yang digunakan.
f.
Kamera CCTV dapat dibedakan menjadi beberapa type yaitu kamera Fixed Dome, kamera IP, kamera wireless dan kamera PTZ (Pan/Tilt/zoom). Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran anda. Jika anda membutuhkan sebuah kamera yang perlu diperhatikan adalah mempelajari spesifikasi kamera CCTV sebelum membeli. Biasanya spesifikasi yang diberikan berupa format lensa CCD (Charge Coupled Device) yang memiliki
ukuran tipikal (1/2″, 1/3″dan 1/4″), TV Lines yang berkaitan dengan resolusi gambar, LUX yang berkaitan dengan kesensitifan kamera terhadap cahaya, Varifocal lens yang berkaitan dengan pegaturan sudut/jarak pandang kamera dan bisa diatur secara manual, indoor, outdoor, dan lain-lain.
Jenis Kamera CCTV g.
DVR (Digital Video Recorder) adalah sebuah media penyimpan hasil rekaman video
yang
telah
terpantau
oleh
kamera
CCTV.
Besar
kecilnya
kapasitas penyimpanan hasil rekaman tergantung pada harddisk yang terpasang (pada umumnya 160 Gygabyte, namun adapula yang diupgrade hingga 1 Terabyte). Hasil rekaman video tersebut ada yang berformat QCIF, MPEG-4 dan avi. Dan biasanya input DVR terdiri dari 4, 8, 16 dan 32 channel kamera.
Gambar DVR
h.
Monitor CCTV ada yang masih menggunakan tabung CRT dan adapula yang menggunakan LCD. Monitor tersebut dapat menampilkan keseluruhan gambar dari kamera sesuai inputan ke DVR maupun Multiplexser. Tampilan kamera-kamera dapat dilihat pada monitor dengan pembagian yang berbeda (satu tampilan kamera, matrik 2×2, matrik 3×3 dan matrik 4×4).
Gambar Monitor CCTV
i.
Setelah anda mengetahui peralatan atau material yang telah disebutkan, di bawah ini merupakan gambaran sistemnya.
Gambar Rangkaian CCTV 5. Persiapan pengoperasian Sebelum melakukan pengoperasian sistem kamera pemantau perlu diperhatikan halhal berikut ini : a. Pastikan titik dimana kamera pemantau dipasang, gunakan kamera tipe IR (Infra Red) jika area kurang pencahayaan. Gunakan kamera tipe dome jika area cukup pencahayaan. b. Pilih titik yang dapat melihat objek yang dipantau dalam memasang cctv. c. Pasang bracket ke tempat yang kuat sebagai stand cctv. d. Kabel instalasi cctv menggunakan
kabel coaxial 75Ω, hindari kabel yang
tertekuk/terbentur. Pasang connector BNC (Bayonet Neill Concelman) pada kabel coaxial e. Pasang eksternal adapter cctv 12V. f. Gunakan UPS saat pemasangan power DVR dan power kamera. g. Pastikan secara fisual tidak terdapat kerusakan fisik pada monitor, DVR dan UPS. h. Jangan
menggunakan
penyimpan
eksternal
yang
terdapat
virus
saat
pengambilan data rekaman pada DVR.
6. Prosedur pemeliharaan dan perawatan CCTV
Berikut ini adalah tata cara dan langkah dalam proses pemeliharaan dan perawatan CCTV : a. Inspeksi kabel dan connector yang terhubung ke cctv maupun ke DVR, hindarkan kabel yang tertekuk. Cek kekencangan connector output kamera maupun input ke DVR.
b. Inspeksi bracket cctv serta kekencangan baut bracket, serta inspeksi bracket dari keretakan dan beri cairan anti korosi untuk menghindari korosi pada bracket cctv. c. Bersihkan bagian luar dan dalam cover dome (pada tipe kamera dome). d. Bersihkan kaca retina kamera dengan menggunakan cairan pembersih khusus. e. Pastikan secara visual tidak terdapat kerusakan visik pada monitor dan DVR.
7. Daftara rincian kegiatan pemeliharaan dan perawatan cctv
No
Kegiatan
1
Pembersihan : a. DVR b. Monitor c. UPS d. Pembersihan ruangan
2
Pemeriksaan power input
3
Tidak Pemeriksaan kabel dan Terkelupas konektor Dan kendor
4
Pemeriksaan CCTV
5
Pemeriksaan perekam
Kriteria
supply
bracket
fungsi
Bersih
Sesuai
n a u n g a g i r i n a H M
n a r e t s e m e S
n a Tindakan n u h a T
√
Bersihkan dari debu dan kotoran yang menempel
√
Pastikan input power sesuai dengan standar
√
Sesuai dan Tidak ada korosi
Berfungsi
n a n a l u B
n a l u w i r T
√
√
Pastikan kabel dan konektor dalam kondisi baik Pastikan bracket/ gantungan kuat untuk menopang CCTV, pastikan baut/paku terpasang dengan kencang, beri semprot dengan cairan anti korosi. Pastikan auto dan manual recording berfungsi
Pastikan layar monitor dapat menampilkan beberapa gambar hasil pendektesian Pastikan peralatan dapat menampilkan gambar dari kamera tertentu pada layar monitor. Pastikan peralatan terhubung dengan jaringan
6
Periksaan fungsi pengendali multiscreen Berfungsi display dan monitor select area
7
Pemeriksaan jaringan
Kegiatan
Kriteria
8
Pemeriksaan monitor fungsi contrast, Berfungsi brighnest, dan sharpness.
9
Pemeriksaan kamera Tidak dari kerusakan fisik rusak
10
Dilakukan Pemeriksaan kapasitas setiap penyimpanan rekaman 300 jam
11
Pengaturan setting
12
Sesuai Pengujian kinerja standar secara berkala kelayakan
√
Berfungsi
No
system
√
n a u n g a g i n r i a H M
n a n a l u B
n a l u w i r T
n a r e t s e m e S
n a Tindakan n u h a T
√
√
√
Sesuaikan dengan kebutuhan
√
√
Pastikan fungsi contrast, brighnest, dan sharpness dapat dioperasikan. Pastikan tidak ada kerusakan fisik pada kamera Pastikan kapasitas media penyimpanan dapat menyimpan data selama minimal 300 jam Pastikan system setting dalam kondisi default setting atau sesuaikan dengan kebutuhan operasional Pastikan peralatan dalam kondisi layak untuk dioperasikan