BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Saat ini dunia keperawatan sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, sehingga kebutuhan akan tenaga perawat yang profesional dan kompeten di bidangnya meningkat pula. Bila tenaga keperawatan Indonesia tidak segera berbenah diri baik dari segi kompetensi maupun maupun administrasi, maka kesempatan tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan seefektif mungkin hingga bidang keperawatan Indonesia akan ketinggalan dibandingkan tren dunia internasional. Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola tatanan layanan kesehatan, maupun tatanan pendidikan yang sesuai dengan konsep manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai proses pelaksanaan layanan keperawatan melalui upaya staf
keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, masyarakat (Gilies, 1985 dalam Asmadi, 2008). Fungsi manajemen keperawatan sendiri, memiliki fungsi manajemen yaitu, Perencanaan ( Planing), Planing), Pengorganisasian (Organizing) (Organizing),, Ketenagaan (Staffing), Staffing), Penggerak/pengarahan ( Actuating), Actuating), dan Pengawasan (Controling) (Controling) (Marquis dan Huston, 2010) Perencanaan ( Planning) Planning) dalam fungsi manajemen mencakup penetapan tujuan dalam pelaksanaan tugas dan menentukan strategi kebijakan sistem anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Area perencanaan meliputi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan, produktivitas kerja keperawatan, pengembangan staf dan pendaaan. Pengorganisasian (Organizing) (Organizing) meliputi, penugasan tanggung jawab
tertentu, pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melakukan tugasnya serta peneglompokan kegiatan. Ketenagaan (Stuffing) (Stuffing) adalah pengaturan
yang teratur, sistematis dalam menentukan jumlah dan jenis personel
keperawatan yang dibutuhkan dalam pemberian layanan keperawatan yang optimal. Penggerak/Pengarahan ( Actuating) Actuating) merupakan kegiatan mempengaruhi/memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam mencapai tujuan, ciri-ciri yang dilihat diantaranya adalah kepemimpinan dan motivasi kerja. Pengawasan (Controling) (Controling) adalah adalah proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana, pedoman, tujuan, yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan, fenomena yang terjadi di rumah sakit seringkali fungsi manajemen terabaikan, disebabkan oleh kepala ruangan yang menjadi supervisor klinis fungsi manajemen keperawatan, sering disibukan dengan kegiatan rapat yang diadakan manajemen rumah sakit, sehingga pelaksanaan fungg si manajemen keperawatan diabaikan (Kuswantoro dan Iwan, 2010). Dalam analisis yang dilakukan oleh Warsito dan Mawarni, 2007 tentang pengaruh persepsi perawat pelaksana tentang fungsi menejerial kepala ruangan, menunjukan adanya hubungan tentang persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan. Dari penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa penting dilakukan pembahasan lebih lanjut tentang fungsi manajemen dalam keperawatan. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengangkat masalah tentang Fungsi manahemen keperawatan dan contoh penerapan dalam fungsi manajemen keperawatan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1.
Apa fungsi manajemen keperawatan ?
2.
Bagaimana contoh penerapan fungsi keperawatan ?
C. Tujuan Mengetahui fungsi dalam manajemen keperawatan dan contoh penerapan fungsi manajemen keperawatan.
BAB II PEMBAHASAN
Fungsi manajemen keperawatan adalah memudahkan perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan yang holistik sehingga seluruh kebutuhan klien di rumah sakit terpenuhi. Terdapat lima
elemen
dalam
manajemen
keperawatan
berdasarkan
fungsinya
yaitu planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing (ketenagaan), directing (pengarahan) dan controlling (pengendalian/evaluasi) (Rosyidi, 2013 dalam jurnal Universitas Sari Mutiara Medan, 2014). A. Perencanaan ( Planning)
1. Definisi Fungsi Perencanaan ( Planning) merupakan suatu penjabaran dari tujuan yang ingin dicapai, perencanaan sangat penting untuk melakukan tindakan. Didalam proses keperawatan perencanaan membantu perawat dalam menentukan tindakan yang tepat bagi klien dan menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka butuhkan dan sesuai dengan konsep dasar keperawatan. Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya. Tanpa ada fungsi perencanaan, tidak akan ada kejelasan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh staf untuk mencapai tujuan organisasi. Melalui fungsi perencanaan akan dapat ditetapkan tugas-tugas pokok staf dan dengan tugas-tugas ini seorang pemimpin akan mempunyai pedoman supervisi dan menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staf untuk menjalankan tugas-tugasnya 2. Fungsi Perencanaan dalam Manajemen Keperawatan
1) Perencanaan sebagai pengarah
Perencanaan akan menghasilkan upaya untuk meraih sesuatu dengan cara yang terkoordinasi. Perencanaan mencakup fungsi pengarahan dari apa yang harus dicapai oleh organisasi.
2) Perencanaan sebagai minimalisasi pemborosan sumber daya Jika perencanaan dilakukan dengan baik, jumlah sumber daya yang diperlukan, dengan cara bagaimana penggunaannya, dan untuk penggunaan apa saja dengan lebih baik dipersiapkan sebelum kegiatan dijalankan.
3) Perencanaan sebagai penetepan standar dalam pengawasan kualitas Dalam perencanaan, institusi layanan keperawatan menentukan tujuan dan rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pengawasan, keperawatan membandingkan antara tujuan yang ingin dicapai dan realisasi di lapangan, membandingkan antara standar yang ingin dicapai dan realisasi dilapangan, mengevaluasi penyimpangan yang mungkin terjadi, hingga mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk memperbaiki kinerja keperawatan. 3. Jenis-jenis Perencanaan Jenis perencanaan terbagi berdasarkan jangka waktu, waktu pembuatan, proses dan lain sebagainya.
Berdasarkan
jangka
waktu
pencapaian
tujuan,
pernecanaan
diklasifikasikan sebagai berikut : -
Jangka panjang 10-15 tahun
-
Jangka menengah 1-5 tahun
-
Jangka pendek harian, bulanan atau mingguan
Jenis perencanaan waktu adalah jenis perencanan yang paling sering digunakan. 4. Contoh Penerapan
dapat
Ns. Novi adalah kepala ruangan di ruangan Cinta di sebuah rumah sakit, Ns. Novisedang melakukan perencanaan untuk ruangan Cinta yang memiliki 6 ruangan, 1 ruangan VIP, 2 Ruang rawat wanita, 2 ruang rawat pria dan 1 ruang rawat anak. Ns. Novi mulai dengan merumuskan tujuan yang hendak dicapai oleh ruangan Cinta dalam menangani pasien rawat inap, yaitu Menjadikan ruangan Cinta menjadi ruangan yang memiliki pelayanan keperawatan yang melayani dengan hati, ramah menjunjung tinggi privasi pasien serta berkomitmen memberikan pelayanan yang menyeluruh bagi pasien. Kemudian setelah Ns. Novi merumuskan tujuan, Ns. Novi melanjutkan dengan merincikan setiap kebutuhan tenaga, alat, dan sarana untuk dapat menunjang terlaksananya tujuan yang telah dibuat. Tenaga
Pendidikan
kesehatan Perawat
Jumlah
Alat penunjang
tenaga Ners
15
USG
B. Pengorganisasian ( Organizing)
1. Definisi Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, mengelompokkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ruang rawat merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh semua tim kesehatan dimana semua tenaga termasuk perawat
bertanggungjawab dalam penyelesaian masalah kesehatan klien. Pengorganisasian pelayanan keperawatan secara optimal akan menentukan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan pengorganisasian manajemen keperawatan meliputi struktur organisasi ruang rawat, pengelompokkan kegiatan (metode pengawasan), koordinasi kegiatan dan evaluasi kegiatan kelompok kerja. 2. Manfaat pengorganisasian Ada beberapa manfaat pengorganisasian dalam manajemen keperawatan, yaitu 1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok 2) Hubungan organisatoris antara orang-orang didalam organisasi tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya 3) Pendelegasian wewenang 4) Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik 3. Tahapan pengorganisasian 1) Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah teruang dalam fungsi manajemen 2) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai tujuan 3) Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam satuan-satuan kegiatan yang praktis 4) menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan menyediakan fasilitas yang diperlukan 5) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas dan 6) Mendelegasikan wewenang
4. Contoh penerapan
Ns. Novi sudah selesai dengan perencanaan yang dibuatnya, kemudian Ns. Novi melanjutkan dengan penyusunan struktur organisasi ruangan cinta beserta pembagian tugas masing-msing perawat pelaksana. DIRUT
DIREKTUR UTAMA
DIRUT KEUANGAN
KEPERAWATAN
Kepala Instalasi
Kepala Ruangan irina Cinta Ns. Novi Love, S. Kep
Tim Manguni
Tim Barakuda
Tim Kucing
Ns. Uti (Ka. Tim)
Ns. Utu (Ka. Tim)
Ns. Iye (Ka. Tim)
Ns. Nou (Pelaksana)
Ns. Non (pelaksana)
Ns. Momo (Pelaksana)
Ns. Ita (Pelaksana)
Ns. Min (Pelaksana)
Ns. Ungke (Pelaksana)
Pembagian di tiap ruang di irina Cinta adalah tim manguni menangani Pasien yaang berada di ruangan VIP dengan total 2 bed, Tim Barakuda menangani ruangan rawat wanita dengan total 3 bed, dan tim kucing menangani ruangan rawat pria dengan total 4 bed. C. Ketenagaan ( Staffi ng)
1. Definisi
Ketenagaan (Stuffing) adalah metodologi pengaturan staff, merupakan proses yang teratur, sistematis, berdasarkan rasional diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis personal suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu 2. Fungsi ketenagaan (Stuffing) 1) Rekrutmen Rekrutmen adalah upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu, sehingga dari organisasi dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Selain itu rekrutmen harus dapat memenuhi kebutuhan para calon. Terdapat dua jenis rekrutmen yang dapat dilakukan yaitu rekrutmen interrnal (internal recruitment ) dan rekrutmen eksternal (external recruitment atau outsourcing ). Kegiatan rekrutmen dalam manajemen keperawatan merupakan suatu proses yang dilakukan layanan keperawatan untuk mencari dan menemukan perawat yang dibutuhkan, merupakan aktivitas manajemen kepegawaian. Kegiatan rekrutmen sebagai suatu proses selalu di ikuti dengan seleksi untuk menemukan kesesuain kebutuhan dengan kemampuan pribadi sumber daya manusia keperawatan. Kegiatan ini perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan serius, karena menyangkut kualifikasi yang dipunyai oleh perawat, baik kualifikasi dibidang pengetahuan maupun ketrampilannya. Jadi, rekrutmen merupakan proses mencari dan memikat pelamar kerja sesuai dengan pengetahuan, keterampilan dan kepribadian yang dibutuhkan oleh organisasi. 2) Kegiatan Seleksi
Seleksi tenaga kerja adalah langkah selanjutkan yang harus dilakukan setelah menetapkan jenis rekrutmen yang akan dilakukan, apak internal maupun eksternal. Paling tidak ada beberapa yang biasanya dilakukan yang terkait dengan proses seleksi, yaitu seleksi administrasi, seleksi kualifikasi dan seleksi sikap dan perilaku. Proses seleksi sebagai proses menduga yang paling baik (best quists) bahwa seorang pelamar akan mampu melaksanakan tugas pekerjaannya dengan baik. Pada seleksi sikap dan perilaku, calon tenaga kerja diuji dari sisi sikap dan perilakunya sebagai pribadi, tenaga kerja, maupun ketika bekerja secara tim. Institusi layanan keperawatan berusaha memperoleh informasi yang memadai mengenai sisi psikologis dari tenaga perawat, kemampuannya untuk bersikap baik dan konsisten dalam pekerjaan, termasuk kesiapannya untuk bekerja secara tim. Seleksi sikap dan perilaku ini dapat dilakukan secara tertulis maupun melalui wawancara. 3) Penempatan Kerja Adaptasi merupakan hal yang alamiah untuk dlakukan oleh tenaga keperawatan di temapat layanan keperawatan. Oleh karena itu, perlu memastikan bahwa perawat yang baru direkrut telah siap bergabung, tidak saja dilihat dari sisi kualifikasinya, akan tetapi dari kesiapannya untuk bekerja secara tim. Oleh karena itu, biasanya dilakukan semacam program pelatihan orientasi (orientation training ) yang bertujuan untuk mengadaptasikan perawat dengan lingkungan pelayanan keperawatan. 3. Contoh Penerapan
Ns. Novi membagi kesembilan orang perawat pelaksana yang berada di ruangan Cinta dengan masing-masing memiliki 8 jam shift dengan 6 hari kerja. Pada setiap perawat pelaksana jika full bad maka 1 perawat akan menangani 1 perawat 1 pasien. D. Pengarahan (Directing)
1. Definisi Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya manusia (manusia dan yang bukan manusia) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Untuk menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam organisasi, peranan kepemimpinan, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf merupakan hal pokok yang perlu mendapat perhatian para manajer organisasi. Kepemimpinan adalah penggunaan proses komunikasi untuk mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan dalam suatu kegiatan yang unik dan tertentu. Di dalam kepemimpinan selalu melibatkan semua elemen dalam sistem pelayanan kesehatan dan yang mempengaruhi elemen tersebut adalah seorang pemimpin. Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan kemampuan dan keterampilan seorang perawat dalam mempengaruhi perawat lain di bawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai. Pengarahan diruang perawatan dapat dilakukan dilakukan dalam beberapa kegiatan yaitu operan pasien, program motivasi, manajemen konflik, dan melakukan supervisi dan lainnya. Program motivasi dimulai dengan
membudayakan
cara
berfikir
positif
bagi
setiap
SDM
dengan
mengungkapkannya melalui pujian (reinforcement) pada setiap orang yang bekerja
bersama-sama. Kebersamaan dalam mencapai visi, dan misi merupakan pendorong kuat untuk fokus pada potensi masing-masing anggota. Manajemen konflik, perubahan kemungkinan menimbulkan konflik yang disebabkan oleh persepsi, pandangan dan pendapat yang berbeda. Untuk itu dilakukan pelatihan tentang sistem pelayanan dan asuhan keperawatan bagi semua SDM yang ada. Komunikasi yang terbuka diarahkan kepada penyelesaian konflik dengan winwin solution. Supervisi / pengawasan merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang ditetapkan. Pelayanan tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih pada pengawasan partisipatif yaitu perawat yang mengawasi pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada hal-hal yang belum terpenuhi. Dengan demikian pengawasan mengandung makna pembinaan. Pengawasan biasanya dilakukan oleh perawat yang lebih berpengalaman, ahli atau atasan kepada perawat dalam pelaksanaan kegiatan atau tindakan. Agar hasil pengawasan dapat ditindaklanjuti maka sebaliknya disediakan instrumen pengawasan. Tindak lanjut dapat berupa penghargaan, penambahan pengetahuan atau keterampilan, promosi untuk tahap kemampuan lanjutan. Pelaksanaan pengawasan dapat direncanakan harian, mingguan, bulanan, atau tahunan dengan fokus yang telah ditetapkan. 2. Contoh penerapan Untuk tetap menjaga semangat kerja semua staf yang ada di ruangan Cinta, Ns. Novi selalu memberikan reward buat setiap perawat pelaksana yang ada di ruangan Cinta. Reward yang diberikan berupa penambahan gaji buat setiap perawat yang selalu melengkapi semua laporan asuhan keperawatannya. Dan disetiap minggu saat akhir
pekan Ns. Novi selalu membawakan makanan untuk semua perawat di ruangan Cinta. Ns. Novi adalah seorang pemimpin yang selalu mendengarkan setiap masukan dari perawat pelaksana, dalam hal ini dia adalah seorang pemimpin yang demokratis yang selalu mengambil keputusan dengan terlebih dahulu mendengar pertimbangan dari perawat pelaksana. E. Pengawasan ( Controlling)
1. Definisi Controlling adalah proses pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi. Melalui fungsi pengawasan, standar keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk target, prosedur kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf. Adapun tugas seorang manajer keperawatan dalam menjalankan dan mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip pengawasan, yaitu : 1) Pengawasan yang akan dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur 2) Fungsi pengawsan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi
3) Standar untuk kerja ( standard of performance) harus dijelaskan kepada semua staf karena kinerja staf akan terus dinilai oleh pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk memberi reward kepada mereka yang dianggap mampu bekerja. Pengawasan bisa berjalan secara efektif diperlukan beberapa kondisi yang harus diperhatikan yaitu: a. Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan, dan kriteria yang dipergunakan dalam system Pelayanan kesehatan, yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi, dan produ ktivitas. b. Sulit, tetapi standar yang masih dapat dicapai harus ditentukan. Ada dua tujuan pokok, yaitu: untuk memotivasi, dan untuk dijadikan patokan guna membandingkan dengan prestasi. Artinya jika pengawasan ini efektif akan dapat memotivasi seluruh anggota untuk mencapai prestasi yang tinggi. c. Pengawasan hendaknya desesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi. Di sini perlu diperhatikan pola dan tata organisasi, seperti susunan, peraturan, kewenangan dan tugas-tugas yang telah digariskan dalam uraian tugas (job discription). d. Banyaknya pengawasan harus dibatasi. Artinya jika pengawasan terhadap karyawan terlampau sering, ada kecenderungan mereka kehilangan otonominya dan dapat dipersepsi pengawasan itu sebagai pengekangan. e. Sistem pengawasan harus dikemudi (steering controls) tanpa mengorbankan otonomi dan kehormatan manajerial tetapi fleksibel, artinya sistem pengawasan menunjukkan kapan, dan dimana tindakan korektif harus diambil. f. Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan, artinya tidak hanya mengungkap penyimpangan dari standar, tetapi penyediaan alternatif perbaikan, menentukan tindakan perbaikan.
g. Pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah, yaitu: menemukan masalah, menemukan penyebab, membuat rancangan penanggulangan, melakukan perbaikan, mengecek hasil perbaikan, mengecek timbulnya masalah yang serupa. 2. Contoh penerapan. Ns. Novi selalu disiplin dengan setiap pendokumentasian asuhan keperawatan. Setiap hari Ns. Novi selalu mengecek kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan dari setiap tim. Dan setiap sebulan sekali Ns. Novi selalu melaksanakan pertemuan bulanan untuk mengevaluasi kinerja staf yang ada di ruang Cinta dan mengkoordinasikan apa yang akan dilakukan dalam sebulan. Setiap ada kesalahan yang ditemukan di ruang Cinta¸ selalu menjadi laporan Ns. Novi kepada kepala Instalasi untuk kemudian dibicarakan solusinya bersama.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Ada lima (5) Fungsi manajemen keperawatan, yaitu Perencanaan ( planning) yang berfungsi sebagai, pengarah, berfungsi untuk minimalisasi pemborosan sumber daya dan untuk penetepan standar dalam pengawasan kualitas, Pengorganisasian (Organizing), Ketenagaan (Stuffing), Pengarahan (Direction), dan Pengendalian (Controlling). Pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan seharusnya dapat diterapkan oleh setiap perawat,baik itu perawat manajer ataupun perawat pelaksana, namun di beberapa penelitian yang dilakukan didapati masih ada bebrapa yang masih mengabaikan fungsi manajemen keperawatan ini. B. Saran
1. Untuk tenaga keperawatan Sebagai tenaga keperawatan profesional, perawat harus memiliki pengetahuan, bukan hanya pengetahuan klinik keperawatan, pengatahuan tentang manajemen dalam keperawatan pun sangat perlu untuk setiap tenaga keperawatan menguasai, tujuannya dalah supaya setiap tenaga keperawatan mampu untuk lebih mandiri dalam pelaksanaan tugas. 2. Institusi pendidikan Diharapkan agar institusi pendidikan boleh memfasilitasi mahasiswa keperawatan dalam memanajemen di dalam lingkup kehidupan kampus. Sehingga mahasiswa boleh terlatih menghadapi persoalan-persoalan keorganisasian.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. EGC. Jakarta Jurnal Universitas Sari Mutiara Medan. 2014. Pelaksanaan Manajemen Keperawatan. Medan Marquis, Bessie L, Huston, Carol J. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. EGC. Jakarta Putra, Kuswantoro dan Subekti, Irwan. 2010. Pengaruh Pelaksanaan Fungsi Manajerial Kepala Ruang Dalam Metode Penugasan Tim Terhadap Kinerja Ketua Tim Di RSU DR. Saiful Anwar Malang . Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Malang Warsito, Bambang dan Mawarni, Atik. 2007. Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentag Fungsi Manajerial Kepala Ruangan Terhadap Pelaksanaan Manajemen Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSJD. Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Departemen keperawatan jiwa dan komunitas, PSIK FK UNDIP. Semarang
DAFTAR ISI Kata Pengantar..............................................................................................................
i
Daftar Isi.................................................................... ................................................. ...
ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................... ..........................................................
1
B. Rumusan Masalah.................................................... .........................................
3
C. Tujuan................................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN............................................... .............................................
4
A. Perencanaan (Planning)...................................................................................
4
B. Pengorganisasian (Organizing ).......................................................................
6
C. Ketenagaan (Staffing )....................................................................................
8
D. Pengarahan (Directing)...................................................................................
11
E. Pengawasan (Controlling )..............................................................................
13
BAB III PENUTUP...................................................................... ........................
17
A. Kesimpulan.................................................................................................
17
B. Saran...........................................................................................................
17
Daftar Pustaka
MAKALAH FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN
Oleh : STEVI MONTJAI
UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN MANADO 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyusun tugas makalah ini yang merupakan syarat dalam pengambilan nilai untuk ujian Profesi Ners di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNSRAT Manado mata kuliah Manajemen Keperawatan.
Saya sadar dalam Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saya masih membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembelajaran kedepan.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengajar dan seluruh pihak yang terlibat sehingga makalah ini boleh terselesaikan.
Manado, 20 Juli 2017 Penyusun
Stevi Montjai, S. Kep
i