KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Al -Qardh !utang Qardh !utang Piutang"#$ %akalah ini diajukan guna memenuhi Tugas %ata Kuliah &i'h %uamalah, dengan d(sen pembimbing )apak *+i !idayatul !idayatul &irdaus, %#Si# Kami Kami mengu menguapk apkan an terima terima kasih kasih kepada kepada semua semua pihak pihak yang yang telah telah memban membantu tu sehing sehingga ga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada +aktunya# %akalah ini masih jauh dari sempurna, (leh (leh kare karena na itu itu kami kami meng mengha harap rapka kan n krit kritik ik dan dan saran saran yang ang bersi bersiat at memb memban angu gun n demi demi kesempurnaan makalah ini# Sem( Sem(ga ga makal makalah ah ini ini memb member erik ikan an in( in(rm rmasi asi bagi bagi maha mahasis sis+a +a dan dan berm berman anaa aatt untu untuk k pengembangan +a+asan dan peningkatan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua# Amin .a Rabbal /Alamin#
%alang, 0 April 1203
Penyusun
*A&TAR 4S4 KATA PENGANTAR *A&TAR 4S4 )A) 4 PEN*A!565AN A# 6atar )elakang )# Rumusan %asalah 7# Tujuan )A) 44 PE%)A!ASAN A# Pengertian Al-Qardh )# 6andasan !ukum Al-Qardh 7# !ukum Al-Qardh *# Rukun dan Syarat Al-Qardh E# Waktu dan Tempat Pengembalian Al-Qardh !arta yang harus dikembalikan G# !ikmah disyariatkan Al-Qardh !# Pr(blematika terkait Al-Qardh pada masa sekarang )A) 444 PEN5T5P A# Kesimpulan )# Saran *A&TAR R585KAN
)A) 4 PEN*A!565AN A# 6atar )elakang !utang piutang adalah perkara yang tidak bisa dipisahkan dalam interaksi kehidupan manusia# Ketidakmerataan dalam hal materi adalah salah satu penyebab munulnya perkara ini# Selain itu juga adanya pihak yang menyediakan jasa peminjaman hutang" juga ikut ambil bagian dalam transaksi ini# 4slam sebagai agama yang mengatur segala urusan dalam kehidupan manusia juga mengatur mengenai perkara hutang piutang# K(nsep hutang piutang yang ada dalam 4slam pada dasarnya adalah untuk memberikan kemudahan bagi (rang yang sedang kesusahan# Namun pada 9aman sekarang, k(nsep muamalah sedikit banyak telah berampur aduk dengan k(nsep yang diad(psi dari luar 4slam# !al ini sedikit demi sedikit mulai menyisihka, menggeser, bahkan bisa menghilangkan k(nsep muamalah 4slam itu sendiri# :leh karena itulah, perkara hutang piutang ini penting untuk diketahui (leh umat 4slam agar nantinya bisa melaksanakan transaksi sesuai dengan yang telah disyariatkan (leh Allah s+t# )ert(lak dari apa yang sedikit diuraikan di atas, makalah ini dibuat untuk memaparkan apa yang telah disyariatkan (leh agama 4slam terkait al-Qardh hutang piutang" dengan kajian n(rmati yang dikutip dari berbagai sumber terkait deinisi, landasan hukum, hukum qardh, dan lain sebagainya# )# Rumusan %asalah )erdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang akan dibahas sebagai berikut; 0# Apa deinisi al-Qardh menurut bahasa dan istilah< 1# Apa landasan hukum mengenai al-Qardh< =# Apa saja rukun dan syarat al-Qardh< 3# )agaimana tata ara pengembalian hutang dilihat dari +aktu, tempat dan harta yang dikembalikan< ># Apa hikmah disyariatkan al-Qardh< ?# )agaimana pr(blemtika terkait al-Qardh pada masa sekarang< 7# Tujuan 0# 5ntuk menjelaskan deinisi al-Qardh menurut bahasa dan istilah# 1# 5ntuk memaparkan landasan hukum mengenai al-Qardh# =# 5ntuk menjelaskan rukun dan syarat al-Qardh# 3# 5ntuk menjelaskan tata ara pengembalian hutang dilihat dari +aktu, tempat dan harta yang dikembalikan# ># 5ntuk memaparkan hikmah disyariatkan al-Qardh# ?# 5ntuk menjelaskan pr(blemtika terkait al-Qardh pada masa sekarang#
)A) 44 PE%)A!ASAN A# Pengertian Al-Qardh Qardh seara etim(l(gi merupakan bentuk masdar dari qaradha asy-syai’- yaqridhuhu, yang berarti dia memutuskanya#
'%&%.
:
!"# $
Qardh adalah bentuk masdar yang berarti memutus# *ikatakan qaradhtu asy-syai’a bilmiqradh, aku memutus sesuatu dengan gunting# Al-Qardh adalah sesuatu yang diberikan (leh pemilik untuk dibayar# Adapun qardh seara termin(l(gis adalah memberikan harta kepada (rang yang akan memanaatkannya dan mengembalikan gantinya dikemudian hari# 1@1 %enurut &irdaus at al., qardh adalah pemberian harta kepada (rang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali# *alam literature ikih, qardh dikateg(rikan dalam aqad tathawwu’i atau akad saling membantu dan bukan transaksi k(mersil# =@= %enurut ulama Hanafiyah;
( )) * +, - /0 1 23# 4 5 !! 6 78 90 8 8 ; 3 8 +, $ 78 =< ; > 6 78 90 8 < ? * < @ A ( +BC8
Artinya; BCaradh adalah harta yang diberikan sese(rang dari harta mitsil yang memiliki perumpamaan" untuk kemudian dibayar atau dikembalikan# Atau dengan ungkapan yang lain, 'aradh adalah suatu perjanjian yang khusus untuk menyerahkan harta mal mitsil" kepada (rang lain untuk kemudian dikembalikan persis seperti yang diterimanya#$ 3@3 Sayyid Sabiq memberikan deinisi qardh sebagai berikut;
))D* )); E )) 78 =< )); $ ! F $ F ; 3@ GH = 9 F +, $ ; * 1
Artinya; BAl-'ardh adalah harta yang diberikan (leh pemberi hutang mu'rid" kepada penerima utang mu'tarid" untuk kemudian dikembalikan kepadanya mu'ridh" seperti yang diterimanya, ketika ia telah mampu membayarnya#$ >@> Hanabilah sebagaimana dikutip (leh ali ikri memberikan deinisi 'ardh sebagai berikut;
# < @ # "!D@ F 90 8 < $
Artinya; BCardh adalah memberikan harta kepada (rang yang memanaatkannya dan kemudian mengembalikan penggantinya#$
%'%&
Abdul Rahman Al-8a9iri, Al-Fiqh ‘Ala Madzahibil Arba’ah Juz 2 , 6iban(n, )eirut; *ar- AlKutub Al4lmiyah, 122=", hal# =2= maktabah syamilah#
I@1 Abdullah bin %uhammad ath-Thayar, dkk# Ensikl!"di Fiqih Muamalah, terj# %itahul Khair, 7et# 0D .(gyakarta; %aktabah al-!ani, 122", hal# 0>=#
J@= 4smail Na+a+i, Fikih Muamalah #lasik dan #nt"m!r"r, )(g(r; Ghalia 4nd(nesia, 1201", hal# 0F#
K@3 Ahmad Wardi %uslih, Fiqh Muamalah, 8akarta; Am9ah, 1202", hal# 1F=# L@> Sayid sabi', Fiqh As-$unnah, 7et# =D )eirut; *ar Al-&ikr, 0FF",
ju9 =, hal 01#
Adapun pendapat Syafi’iyah adalah sebagai berikut;
= ?D3F# *O P Q @ $ .$ F M N
= : + ; = 3 N
Artinya; BSyaiHiyah berpendapat bah+a 'aradh dalam istilah syaraH diartikan dengan sesuatu yang diberikan kepada (rang lain yang pada suatu saat harus dikembalikan"#$ )# 6andasan !ukum Al-Qardh *asar disyariHatkannya 'ardh hutang piutang" adalah al-'urHan, hadits, dan ijmaH; 0# *asar dari al-CurHan adalah irman allah s+t;
O/ ;7R O 35
* S; D O T 5 O
$ @ GH = U 8
Artinya; “$ia!akah yan% mau m"mb"ri !in&aman k"!ada allah !in&aman yan% baik 'm"na(kahkan harta di &alan allah), maka allah akan m"li!at%andakan !"mbayaran k"!adanya d"n%an li!at %anda yan% banyak.* C#S Al-)a'arah ;13>" Sisi pendalilan dari ayat diatas adalah bah+a allah s+t menyerupakan amal salih dan memberi in(aq (i sabilillah dengan harta yang dipinjamkan# *an menyerupakan pembalasannya yang berlipat ganda dengan pembayaran hutang# Amal kebaikan disebut pinjaman hutang" karena (rang yang berbuat baik melakukannya untuk mendapatkan gantinya sehingga menyerupai (rang yang menghutangkan sesuatu agar mendapat gantinya# 1# *asar dari as-sunnah ;
= Y= <0 +3 8 # * X 2D 0V )) 8 8 ))8 : 9 )) V ))W )); * ? ))# Z ))8 # , 1[ O/ = 8 0 BR Y R \= ; = 8 5 O F O 8 $ @ ]Y 2T
Artinya; “+ari bn Mas’ud bahwa asulullah $A, b"rsabda, “tidak ada s"ran% muslim yan% m"nukarkan k"!ada s"ran% muslim qarad dua kali, maka s"!"rti s"d"kah s"kali.* !R# 4bn %ajah dan 4bn !ibban" =# 4jmaH Kaum muslimin sepakat bah+a 'arad dib(lehkan dalam islam# !ukum 'arad adalah dianjurkan mandhub" bagi mu'rid dan mubah bagi mu'tarid, berdasarkan hadits diatas# 7# !ukum Al-Qardh !ukum 'ardh hutang piutang" mengikuti hukum taklii; terkadang b(leh, terkadang makruh, terkadang +ajib, dan terkadang haram# Semua itu sesuai dengan ara mempraktekannya karena hukum +asilah itu mengikuti hukum tujuan# 8ika (rang yang berhutang adalah (rang yang mempunyai kebutuhan sangat mendesak, sedangkan (rang yang dihutangi (rang kaya, maka (rang yang kaya itu wajib memberinya hutang# 8ika pemberi hutang mengetahui bah+a penghutang akan menggunakan uangnya untuk berbuat maksiat atau perbuatan yang makruh, maka hukum memberi hutang juga hara a!a" a#r"h sesuai dengan k(ndisinya# 8ika se(rang yang berhutang bukan karena adanya kebutuhan yang mendesak, tetapi untuk menambah m(dal perdagangannya karena berambisi mendapat keuntungan yang besar, maka hukum memberi hutang kepadanya adalah "bah# Sese(rang b(leh berhutang jika dirinya yakin dapat membayar, seperti jika ia mempunyai harta yang dapat diharapkan dan mempunyai niat menggunakannya untuk membayar hutangnya# 8ika hal ini tidak ada pada diri penghutang# %aka ia !ida# b$l%h berhutang# Sese(rang wajib berhutang jika dalam k(ndisi terpaksa dalam rangka menghindarkan diri dari bahaya, seperti untuk membeli makanan agar dirinya tert(l(ng dari kelaparan#
*# Rukun dan Syarat Al-Qardh Rukun qardh hutang piutang" ada tiga, yaitu 0" shi%hah, 1" ‘aqidain dua pihak yang melakukan transaksi", dan =" harta yang dihutangkan# Penjelasan rukun-rukun tersebut beserta syarat-syaratnya adalah sebagai berikut# 0# Shighah .ang dimaksud shi%hah adalah i&ab dan qabul # Tidak ada perbedaan dikalangan u'ahaH bah+a ijab itu sah dengan laal hutang dan dengan semua laa9 yang menunjukkan maknanya, seperti kata,$aku memberimu hutang$ atau Baku menghutangimu$# *emikian pula 'abul sah dengan semua laal yang menunjukkan kerelaan , seperti Baku berhutang$ atau Baku menerima$ atau Baku ridha$ dan lain sebagainya# 1# /A'idain .ang dimaksud dengan ‘aqidain dua pihak yang melakukan transaksi" adalah pemberi hutang dan penghutang# Keduanya mempunyai beberapa syarat berikut# a# Syarat-syarat bagi pemberi hutang &u'ahaH sepakat bah+a syarat bagi pemberi hutang adalah termasuk ahli tabarru’ (rang yang b(leh memberikan derma", yakni merdeka, baligh, berakal shat, dan pandai rasyid, dapat membedakan yang baik dan yang buruk"# %ereka berargumentasi bah+a hutang piutang adalah transaksi ira' memberi manaat"# :leh karenanya tidak sah keuali dilakukan (leh (rang yang sah amal kebaikannya, seperti shada'ah# Syafi’iyyah berargumentasi bah+a al-qardh hutang piutang" mengandung tabarru’ pemberian derma", bukan merupakan transaksi ir(aq memberi manaat" dan tabarru’ # Syafi’iyah menyebutkan bah+a ahliyah keakapan, keahlian" memberi derma harus dengan kerelaan, bukan dengan paksaan# Tidak sah berhutang kepada (rang yang dipaksa tanpa alasan yang benar# 8ika paksaan itu ada alasan yang ha'# Seperti jika sese(rang harus berutang dalam keadaan terpaksa, maka sah berhutang dengan memaksa# Hanafiyah mengkritisi syarat ahliyah at-tabarruH keakapan member derma" bagi pemberi hutang bah+a tidak sah se(rang ayah atau pemberi +asiat menghutangkan harta anak keil# Hanabilah mengkritisi syarat ahliyah at-tabarruH kelayakan member derma" bagi pemberi hutang bah+a se(rang +ali anak yatim tidak b(leh menghutangkan harta anak yatim itu dan na9hir pengel(la" +aka tidak b(leh menghutangkan harta +aka# Syafi’iyah merini permasalahan tersebut# %ereka berpendapat bah+a se(rang +ali tidak b(leh menghutangkan harta(rang yang diba+ah per+aliannya keuali dalam keadaan darurat jika tidak ada hakim# Adapun bagi hakim b(leh menghutangkannya meskipun bukan dalam k(ndisi darurat# b# Syarat bagi penghutang 0" Syafi’iyah mensyaratkan penghutang termasuk kateg(ri (rang yang mempunyai ahliyah almuHamalah kelayakan melakukan transaksi" bukan ahliyah at-tabarruH kelayakan member derma"# Adapun kalangan ahna mensyaratkan penghutangkan mempunyai ahliyah attasharruat kelayakan memberikan harta" seara lisan, yakni merdeka, baligh, dan berakal sehat# 1" Hanabilah mensyaratkan penghutang mampu menanggung karena hutang tidak ada keuali dalam tanggungan# %isalnya, tidak sah member hutang kepada masjid, sek(lah, atau ribath berjaga diperbatasan dengan musuh" karena semua ini tidak mempunyai p(tensi menanggung# =# !arta yang dihutangkan Rukun yang ketiga ini mempunyai beberapa syarat berikut# a# !arta yang dihutangkan berupa harta yang ada padanannya, maksudnya harta yang satu sama lain dalam jenis yang sama tidak banyak berbeda yang megakibatkan perbedaan nilai, seperti uang, barang-barang yang dapat di takar, ditimbang, ditahan, dan dihitung#
Tidak b(leh menghutangkan harta yang nilainya satu sama lain dalam satu jenis berbeda beda# .ang perbedaan itu mempengaruhi harga, seperti he+an, pekarangan dan lain sebagainya# !al ini karena tidak ada ara untuk mengembalikan barang dan tidak ada ara mengembalikan harga sehingga dapat menyebabkan perselisihan karena perbedaan harga dan taksiran nilainya# *emikian ini pendapat kalangan hanafiyah # &ali#iyyah dan Syafi’iyyah, menurut pendapat yang paling benar di kalangan mereka, menyatakan bah+a b(leh menghutangkan harta yang ada padanya# )ahkan, semua barang yang b(leh ditransaksikan dengan ara salam, baik berupa he+an maupun lainnya, yakni semua yang b(leh diperjual belikan dan dapat dijelaskan siat-siatnya meskipun harta itu berupa sesuatu yang berubah-ubah harganya# %ereka berargumentasi bah+a nabi %uhammad sa+ pernah berhutang unta muda sehingga masalah ini dikiaskan dengannya# Tidak b(leh menghutangkan sesuatu yang tidak b(leh diperjualbelikan dengan ara salam, yakni sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dengan siat, seperti permata dan lain sebagainya# !anya saja, Syafi’iyyah mengeualikan sesuatu yang tidak b(leh dijual dengan salam, yakni hutang r(ti dengan timbangan karena adanya kebutuhan dan t(leransi# Hanabilah berpendapat bah+a b(le menghutangkan semua benda yang b(leh dijual, baik yang ada padanannya maupun yang berubah-ubah harganya, baik yang dapat djelaskan dengan siat maupun tidak# b# !arta yang dihutangkan disyaratkan berupa benda, tidak sah menghutangkan manaat jasa"# 4ni merupakan pendapat kalangan &a'hab Hanafiyyah dan Hanabilah( )erbeda dengan kalangan syaiHiyyah dan malikiyyah, mereka tidak mensyaratkan harta yang dihutangkan berupa benda sehingga b(leh saja menghutangkan manaat jasa" yang dapat dijelaskan dengan siat# !al ini karena bagi mereka semua yang b(leh diperjualbelikan dengan ara salam b(leh dihutangkan, sedangkan bagi mereka salam b(leh pada manaat jasa"# Seperti halnya benda padaa umumnya# Pendapat yang dipilih (leh ibnu taimiyyah dan ahli ilmu lainnya adalah b(lehnya menghutangkan manaat jasa"# # !arta yang dihutangkan diketahui# Syarat ini tidak dipertentangkan (leh u'ahaH karena dengan demikian penghutang dapat membayar hutangnya dengan harta semisalnya yang sama"# Syarat ketiga ini menakup dua hal, yaitu 0" diketahui kadarnya dan 1" diketahui siatnya# *emikian ini agar mudah membayarnya# 8ika hutang piutang tidak mempunyai syarat ketiga ini, maka tidak sah# E# Waktu dan Tempat Pengembalian Al-Qardh
Y+)) @ $ M Y= ? * 3#1> ^, HF M F * Q" = :M + Y 8 V)) UE ))_ Y0 8 `G 4a "@E B@ $ b ; V = GH = 2 c)) U ?)) E d ))!T Ye Q 0 FT ? E g j!k@ 0 @ f + Z 0 gh8 i . F !# $ F lm @ V Para ulama empat ma9hab telah sepakat bah+a pengembalian barang pinjaman hendaknya di tempat dimana akad qardh itu dilaksanakan# *an b(leh juga di tempat mana saja, apabila tidak membutuhkan biaya kendaraan, bekal dan terdapat jaminan keamanan# Apabila semua itu diperlukan, maka bukan sebuah keharusan bagi pemberi pinjaman untuk menerimanya# Adapun untuk +aktu pengembalian adalah sebagai berikut;
3# $ F M P n ; 0 G = F ;o D* $ 9 # `< 1 n ` ^)),U .i))Z> )); n))27@ \ ( )) * ))= g> p$ 9 8 $ ! F q2 Y= > p$ M iZ 9+ T D* $ 9 # `< 1 n Y= ? E ; = F . g ;# l= FR i;Zr! = # V, D* iZ=r!@ $
%enurut ulama selain %alikiyah, +aktu pengembalian harta pengganti adalah kapan saja terserah kehendak si pemberi pinjaman, setelah peminjam menerima pinjamannya# Karena qardh merupakan akad yang tidak mengenal batas +aktu# Sedangkan menurut %alikiyah, +aktu pengembalian itu adalah ketika sampai pada batas +aktu pembayaran yang sudah ditentukan dia+al# Karena mereka berpendapat bah+a qardh bisa dibatasi dengan +aktu# !arta yang harus dikembalikan Para ulama sepakat bah+a +ajib hukumnya bagi peminjam untuk mengembalikan harta semisal apabila ia meminjam harta mitsli, dan mengembalikan harta semisal dengan bentuknya dalam pandangan ulama selain !anaiyah" bila pinjamannya adalah harta qimiy, seperti mengembalikan kambing yang iri-irinya mirip dengan d(mba yang dipinjam#
9 ))F Y ))R YE ))5 ! GH)) = 9 ))F i78 =< @ Y $ ! F ? * ^s@ $ )) i))k8 Y R UE ; = "Dk ;o D* O/ 1+ 78 =< @ t " `\ # O u; 78 O 8 = 2N /0 P `< R O u ; F; \ . v v5 ! ! = / N
Atas dasar itu, ulama hanaiyah tetap me+ajibkan mengembalikan harta 'imiy sesuai dengan apa yang sebelumnya dipinjam# G# !ikmah disyariatkan Al-Qardh !ikmah disyariatkannya Al-Qardh dapat dilihat dari dua sisi, sisi pertama dari (rang yang berhutang muqtaridh" yaitu membantu mereka yang membutuhkan, dan sisi kedua adalah dari (rang yang yang memberi hutang muqridh" yaitu dapat menumbuhkan ji+a ingin men(l(ng (rang lain, menghaluskan perasaan sehingga ia peka terhadap kesulitan yang dialami (leh (rang lain# Adapun hikmah disyariatkannya Al-Qardh hutang piutang" menurut Syekh Sayyid Tantha+i dalam kitabnya, Fiqh al-Muyassar adalah sebagai berikut;
0# 1# =#
wV))v# ))FT = Q)) ` wx ))=D ?)) * ;)) ;! : !; = * ))N8 ))F T Vvk B8 M S wVv2* !8 j@ " ? * iF3 %emudahkan kepada manusia x D = ? * ; ;! "# )elas kasih dan kasih sayang terhadap mereka Vv# FT Q " # Perbuatan yang membuka lebar-lebar menguraikan" kesulitan yang mereka hadapi iF3 Vv2* !8 j@ " ? *"# 3# %endatangkan kemaslahatan bagi mereka yang berhutang Vvk B8 M S "#
!# Pr(blematika terkait Al-Qardh pada masa sekarang Para 5lama &i'h sepakat bah+a akad 'ardh dikateg(rikan sebagai akad /a’awuniy akad saling t(l(ng men(l(ng", bukan transaksi k(mersil# %aka, dalam perbankan syariah akad ini dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan s(sial bank syariah# .aitu dengan memberi pinjaman murni kepada (rang yang membutuhkan tanpa dikenakan apapun# %eskipun demikian nasabah tetap berke+ajiban untuk mengembalikan dana tersebut, keuali jika bank mengikhlaskannya# 8ika dengan pinjaman ini nasabah berinisiati untuk mengembalikan lebih dari pinjaman p(k(k, bank sah untuk menerima, selama kelebihan tersebut tidak diperjanjikan di depan# )ahkan jika terjadi hal yang demikian, maka hal tersebut merupakan +ujud dari penerapan hadits Rasulullah SAW berikut ini;
))# ))* F ))W ))# ))* F ))W ))* Y ;"))W Dy= T 0V ;3g +# Dy= T )); * )) ? = )) ` ))2=D ?)) * i 0 ))Z Y ))R :9 D* = 51 / @ , :V = ))W )); * )) ? = )) 9 )) 4 ))5 !@ 4M s i#b 8 z W V = W {4+ * | :9 v + D s@ V D X W \=E = W +2 {4+ * |
Y=E| :V = ))W )); * )) ? = )) ))2=D 9 c# = ? D!; :9 ]G1 C2 4 1[ {MO S V D T VR1 ; “/"lah m"n0"ritakan k"!ada kami Abu 1uaim dari $u(yan dari $alamah dari Abu $alamah dari Abu 3urairah radliallahu anhu b"rkata4 Ada s"ran% laki-laki !"rnah di&an&ikan s""kr anak unta l"h 1abi shallallahu alaihi wasallam lalu ran% itu datan% k"!ada 5"liau untuk m"na%ihnya. Maka 5"liau shallallahu alaihi wasallam b"rsabda6 75"rikanlah7. Maka ran%-ran% m"n0ari anak unta namun m"r"ka tidak m"nda!atkannya k"0uali anak unta yan% l"bih tua umurnya, maka 5"liau b"rsabda6 75"rikanlah k"!adanya7. 8ran% itu b"rkata6 7Anda t"lah m"mb"rikannya k"!adaku s"m%a Allah m"mbalas anda7. Maka 1abi shallallahu alaihi wasallam b"rsabda6 7$"sun%%uhnya yan% t"rbaik diantara kalian adalah sia!a yan% !alin% baik m"nunaikan &an&i7.
))* i # ` * * ( ;R Dy= T ^ 0 @ R +# Dy= T 0 ;vR # F W * 0 )); * )) = ? = )) )) = 9+W1 $ !W 9 / @ , # * F W # .MO ))S V D))W T VR1 )); 9 )) D ` W 8 O ; D X W 4 *r D X W V = W ]GH8 ! 4 1[
“/"lah m"n0"ritakan k"!ada kami Abu #uraib, t"lah m"n0"ritakan k"!ada kami aki dari Ali bin $halih dari $alamah bin #uhail dari Abu $alamah dari Abu 3urairah ia b"rkata4 “asulullah $A m"min&am 'b"rhutan%) k"!ada s"s"ran% s""kr unta yan% sudah b"rumur t"rt"ntu. #"mudian b"liau m"n%"mbalikan !in&aman t"rs"but d"n%an unta yan% t"lah b"rumur yan% l"bih baik dari yan% b"liau !in&am. +an b"liau b"rkata, s"baik-baik kamu adalah m"r"ka yan% m"n%"mbalikan !in&amannya d"n%an s"suatu yan% l"bih baik 'dari yan% di!in&am).* !adits tersebut menunjukkan bah+a se(rang peminjam sebaiknya mengembalikan pinjamannya lebih dari apa yang dia pinjam# *alam perbankan syariah, akad ini dijalankan untuk ungsi s(sial bank# *ananya bisa diambil dari dana 9akat, ina', dan sedekahyang dihimpun (leh bank dari para aghniyaH atau diambilkan dari sebagian keuntungan )ank# )ank kemudian membuat kriteria tertentu kepada nasabah yang akan mendapatkan qardh. Kriteria tersebut berlandaskan berlandaskan pada tingkat kemiskinan dan kekurang mampuan nasabah# Akan jauh lebih eekti jika pinjaman yang diberikan adalah dipergunakan untuk kepentingan pr(dukti, bukan untuk k(nsumti# Adapun ara pengembaliannya dengan ara diangsur, maupun dibayar sekaligus# 8ika pinjaman sudah dikembalikan, bank dapat memutar kembali seara bergulir#?@11 )A) 444 PEN5T5P A# Kesimpulan )# Saran Kami sadar betul dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, (leh karena itu kami mengharap kepada pembaa untuk memberikan kritik dan saran yang membangun, supaya kami bisa berbuat lebih baik lagi selanjutnya#
}@11 .a9id Aandi, Fiqh Muamalah, hal# 033
*A&TAR R585KAN Abdullah bin %uhammad ath-Thayar, dkk# Ensikl!"di Fiqih Muamalah, terj# %itahul Khair, 7et# 0D .(gyakarta; %aktabah al-!ani, 122", hal# 0>=# 4smail Na+a+i, Fikih Muamalah #lasik dan #nt"m!r"r, )(g(r; Ghalia 4nd(nesia, 1201", hal# 0F# Ahmad Wardi %uslih, Fiqh Muamalah, 8akarta; Am9ah, 1202", hal# 1F=# Sayid sabi', (iqh as-sunnah, 7et# =D )eirut; *ar Al-&ikr, 0FF", ju9 =, hal 01# %ushtaa Al-)abiy Al-!alabiy, Al-%uamalat al-maddiyah +a al-adabiyah, terj# Ali &ikri, mesir 0=>? !, hal =3?# Wahbah A9-9uhaili, Al-Fiqhul slami wa Adillatuhu# 8ilid 3 hal# F12# Wahbah A9-9uhaili, Al-Fiqhul slami wa Adillatuhu, terj# Abdul !ayyie al-Kattani, dkk, 7et; 0D 8akarta; Gema 4nsani, 1200" 8ilid > hal# =F Sayyid Tantha+i, Fiqh Al-Muyassar , 8u9 =, hal# =# .a9id Aandi, Fiqh Muamalah, 7et# 0D .(gyakarta; 6(gung Pustaka, 122", hal# 033# %uhammad bin 4smail Abu Abdillah Al-)ukhari, $hahih al-5ukhari, 7et#0D *ar Thu' An-Najah, 0311 !" hal# 1==# %uhammad bin 4sa bin Surah bin %usa 4mam Tirmid9i", $unan /irmidzi, 7et# 1D %esir; Syarikah %aktabah, 0=> !", hal# 0=0?# Abdul Rahman Al-8a9iri, Al-Fiqh ‘Ala Madzahibil Arba’ah Juz 2, 6iban(n, )eirut; *ar- AlKutub Al-4lmiyah, 122=",