Takwin, Bagus, Filsafat Timur, (Yogyakarta: Jalasutra,2003).hal 75
Yu-Lan, Fung, Sejarah Filsafat Cina, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007).hal 20-30
Takwin, Bagus, Filsafat Timur, (Yogyakarta: Jalasutra,2003).hal 83
Takwin, Bagus, Filsafat Timur, (Yogyakarta: Jalasutra,2003) hal 85
Takwin, Bagus, Filsafat Timur, (Yogyakarta: Jalasutra,2003) hal 37
Franz Magnis,suseno, Berfilsafat dari Konteks, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991)hal 1-2
MAKALAH
FILSAFAT UMUM
FILSAFAT TIMUR ( CINA, INDIA, INDONESIA)
Dosen Pengampu: Ahmad Hakim, M. Ag
Disusun Oleh
Uswatun Chasanah (1704026085)
PRODI ILMU AL QUR'AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USSULUDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pemikiran Timur sering dianggap sebagai pemikiran yang tidak rasional,tidak sistematis, dan tidak kritis.ini yang menyebabkan pemikiran timur dianggap bukan filsafat. Sifat-sifat pengetahuan yang secara konvensional dipandang hars ada dalam filsafat, sering kali dinilai tidak terkandung dalam pemikiran Timur. Pemikiran-pemikiran tersebut lebih dianggap sebagai agama ketimbang filsafat. Memang banyak dari para penganutnya yang memperlakukan pemikiran timur sebagai agama, sehingga cukup bukti bahwa apa yang sering disebut sebagai filsafat timur adalah kepercayaan religius atau agama.
Jika pemikiran timur dianggap sebagai agama, maka pemikiran itu tidak dapat disebut filsafat, mengingat keduanya memiliki sifat-sifat yang bertolak belakang. Meskipun sama-sama bertujuan menemukan kebenaran, keduanya memiliki perbedaan mendasar. Agama mengajarkan kepatuhan, filsafat mengandalkan kemampuan berpikir kritis yang sering tampil dalam perilaku meragukan,mempertanyakan,dan membongkar sampai ke akar-akarnya.
Meskipun cukup banyak pihak mengakui pemikiran Timur sebagai fisafat yang penting, tetap saja ada yang memandagnya sebagai kepercayaan. Perdebatan-perdebatan yang mempertanyakan apakah pemikiran Timur dapat disebut sebagai filsafat atau hanya kepercayaan religius, masih terus berlangsung hingga akhir abad 20, dan tampaknya akan terus berlanjut.
RUMUSAN MASALAH
Apa itu fisafat Cina ?
Apa itu fisafat India?
Apa itu Fisafat Indonesia?
BAB II
PENDAHULUAN
Filsafat Cina
Dasar-dasar Filsafat Cina
Cina memiliki tradisi filsafat yang tua dan independen. Lingkungan budaya Cina yang berlainan dengan Eropa, India, dan Arab, menghasilkan perbedaan-perbedaan gagasan, keyakinan, dan cara pikir dari kebudayaan lain.Perbedaan-perbedaan itu sekaligus memunculkan perbedaan-perbedaan dalam sifat dan konsep-konsep filsafat Cina.
Pada awalnya, materi-materi yang kini dikaji sebagai filsafat Cina merupakan ajaran-ajaran yang diyakini sebagai penuntun hidup individu dan masyarakat. Peran ajaran –ajaran itu dapat disetarakan dengan agama. Ajaran-ajaran Conficus, misalnya, pada awal nya merupakan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus berperilaku. Ajaran-ajaran ini diterima sebagai suatu kepercayaan, suatu yang dapat diterima sebagai kebenaran. Memasuki abad modern, ajaran-ajaran itu mulai dipertanyakan, dianalisis, dikembangkan, dan diteapkan pada berbagai bidang kehidupan masyarakat modern.Dinamika pembahasan ajaran-ajaran itu menjadikannya semacam 'lahan' pemikiran yang subur bagi pemikiran pemikiran filosof. Menjelmalah ajaran-ajaran itu menjadi filsafat, meskipun banyak ahli filsafat yang keberatan untuk menggolongkan ajaran-ajaran Cina sebagai filsafat.
Latar Belakang Filsafat Cina
Geografis bangsa cina
Ekonomi masyarakat cina
Idealis alam
Sistem keluarga cina
Negara maritim dan kontinetal
Confucianisme
Konfucianisme dikembangkan pertama kali oleh confucius. Sebutan confucius ini adalah sebutan yang dilatinkan. Dalam lafal cina dikenal sebagai K'ung Tzu atau Empu K'ung. Nama keluarganya adalah K'ung dan nama pribadinya adalah Ch'iu. Ia lahir pada tahun 551 SM, di negara LU. Di negara ini terletak di bagian Selatan dan sekarang dikenal sebagai Provinsi Shatung di China bagian Timur.
Pada masa confucius hidup, negaranya sedang mengalami kekacauan.terjadi berbagai penyimpangan yang dilakukan pemerintah, disentegrasi negara, pemberontakan, dan terjadi begitu banyak kejahatan ,serta banyak orang hidup tanpa aturan yang jelas. Kondisi sosial Cina pada masa itu menampilkan ketidakteraturan, degrasi moral, dan anarki intelektual. Menanggapi kondisi zamannya pemikir confucius terfokus kepada bagaimana memecahkan masalah –masalah sosial yang dihadapi negaranya. Perbaikan dan reformasi kondisi masyarakat menjadi pokok perhatian utama pada ajaran-ajaran Confcius.
Pandangan Dasar Confucius
Sistem pemikiran konfucian menggunakan istilah Dao dalam kerangka moralitas, perangkat aturan, atau azas perilaku dalam arti sosial dan politik. Dao mempunyai pengertian cara hidup atau tatacara kehidupan manusia. Konfucianisme menekankan tatacara manusia harus sesuai dengan tatacara alam.
Konfucianisme menekankan bahwa seorang manusia (M) dalam hubungannya dengan manusia lain (M) harus mengikuti tatacara kehidupan yang telah dibangun oleh para orang bijak kuno sesuai dengan tatacara alam (Dao). Pandangan ini merujuk pada kutipan dalam kitab mengzi (mengsius): "tinggal didalam rumah besar dunia ini, mempertahankan posisi yang betul dalam dunis, dan mengikuti Dao yang agung dari dunia ini." (Fung Yu lan,1952).
Filsafat India
Latar Belakang Filsafat India
India merupakan suatu wilayah yang memiliki pemikiran-pemikiran yang berpengaruh bagi dunia. Di antara pemikiran india, hindu termasuk salah satu ajaran yang terbesar. Kata hindu sendiri berkaitan dengan kata hindustan, nama lain bagi taah india. Berbeda dengan tujuan pemikiran para filsuf yunani, para filsuf hindu berpikir untuk mencari jalan lepas dari ikatan duniawi dan masuk kedalam kebebasan yang baginya merupakan kesempurnaan. Orang hindupun mencari kebenaran tetapi tidak semata demi kebenaran. Kebenaran yang dicari digunakan untuk membebaskan diri dari dunia."filsafat hindu menyelidiki alam, dicari intisarinya, deselami hakikatnya, dicari sebab-sebab yang sedalam-dalamnya.
Sejarah Awal Filsafat Hindu
Hindu berasal dari india, tepatnya dibagian utara anak benua india. Permulaan munculnya sekitar tahun 2 SM. Pada masa itu berlangsung perpaduan kebudayaan bangsa aria yang berbahasa indo-eropa dengan kebudayaan penduduk asli yang diperkirakan dalam bahasa induk bahasa bahasa dravida. Hasil perpadun dua budaya ini adalah tradisi lisan yag disebut veda(dalam bahasa indonesia biasa dibaca weda). Awal filsafat hindu tidak lepas dari agama hindu, atau lebih luas lagi hinduwisma. Hinduwisma adalah sebuah nama yang menaungi berbagai agama dan sub agama yang berbeda bernaung dibawahnya.
Tradisi pemikiran hindu terasa atau tidak terasa berkembang dinegara-negara lain, termasuk indonesia. Hindu selain sebagai agama, merupakan satu pola pemikiran dan juga menjadi dasar aturan dalam pembentukan masyarakat.
Pemikiran-pemikiran Filsuf Hindu
Perkembangan pengertian yang maha kuasa
Para filsuf hindu dalam perenunganya tentang manusia,alam, dan dewa-dewi menemukan hal-hal yang tidak memuaskan dalam penjelasan-penjelasan vedisme.
Pemikiran tentang siapa yang berkuasa lalu dikaitkan dengan rita yang merupakan aturan dan hukum yang mengatur segala sesuatunya. Menurut mereka, dalam alam semesta ada satu kekuasaan yang mengatur segala-galanya. Kekuasaan ini boleh dianggap sebagai pusat alam semesta. Jika sekiranya pusat alam semesta itu harus diberi nama, maka nama yang tepat adalah brahma.
Manusia dan brahma
Menurut filsafat hindu, manusia adalah bagian dari alam yang tak terpisahkan. manusia, seperti juga mahluk lainnya, berpartisipasi dalam karakter alam sebab segala sesuatu mengomunikasikan realitas yang maha kuasa, oleh karena itu pemahaman tentang manusia tak dapat dilepaskan dari pemahaman tentang yang maha kuasa. Dalam manusia terdapat kekuasaan alam.
Pengertian dosa dan bagaimana menghindarinnya
Dalam pemahaman hindu, manusia tidak dapat melakukan pelanggaran terhadap aturan brahman(yang maha kuasa) karena kekuasaan brahman mengaturnya. Yang mungkin terjadi adalah kekeliruan indra, karena manusia belum mampu menembus empat lapisan yang menutupi atman atau brahman.
Pengertian dosa atau kejahatan dalam brahmanisme adalah keterkurungan dalam yang maya atau semu atau dalam kekeliruan indra(avidya). Kekeliruan itulah yang membuatnya melihat ada keberagaman. Baik manusia atau bukan manusia disebut ahangkara(prinsip keakuan). Itulah arti dosa dalm pandangan filsuf hindu.
Filsafat Indonesia
Filsafat Indonesia adalah sebutan yang digunakan untuk menggambarkan tradisi kefilsafatan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Filsafat Indonesia adalah filsafat yang diproduksi oleh semua orang yang menetap di wilayah yang dinamakan Indonesia. Filsafat Indonesia diungkap dalam berbagai bahasa yang hidup dan masih dituturkan di Indonesia atau sekitar 587 bahasa dan bahasa Indonesia, meliputi aneka mazhab pemikiran yang menerima pengaruh Timur dan Barat. Para pengkaji Filsafat Indonesia mendefinisikan kata 'Filsafat Indonesia' secara berbeda.Hal tersebut menyebabkan perbedaan dalam lingkup kajian Filsafat Indonesia. M. Nasroen tidak pernah menjelaskan definisi kata tersebut. Ia hanya menyatakan bahwa Filsafat Indonesia adalah konsep dan praktik asli dari Pancasila, hukum adat, gotong-royong, dan kekeluargaan (Nasroen 1967:14-38).Indonesia memiliki kata kebudayaan yang meliputi manifestasi kehidupan dari suatu masyarakat.Filsafat, sains, teologi, agama, seni, dan teknologi merupakan wujud kehidupan suatu masyarakat dan tercakup dalam makna kebudayaan.Biasanya, orang Indonesia menyebut filsuf dengan sebutan budayawan (Alisjahbana 1977: 6-7).Cakupan Filsafat Indonesia terbatas pada pandangan asli dari kekayaan budaya Indonesia saja.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemikiran-pemikiran filsafat juga berkembang di dunia bagian timur (filsafat India, Filsafat Cina , filsafat Indonesia).Filsafat di dunia bagian barat dan dunia bagian timur memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dijadikan acuan untuk membedakan keduanya.Hal tersebut dapat terlihat dalam pandangan hidup barat dan timur yang berbeda.Misalnya, pandangan hidup Yunani lebih berdasarkan paham individualisme dan paham materialisme yang mementingkan kepentingan diri sendiri.
Filsafat telah berkembang dan berubah fungsi dari induk ilmu pengetahuan menjadi semacam pendekatan dan perekat berbagai macam ilmu pengetahuan yang telah berkembang pesat dan terpisah satu dengan lainnya (interdisciplinary approach), dan lebih kental lagi bahwa filsafat sebagai alat analisis dalam memecahkan permasalahan filosofis dari dunia ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia (philosophical analysis).
Dapat kita ambil kesimpulan yaitu adanya tokoh – tokoh yang membuat filsafat itu menjadi ada dan berkembang hingga saat ini bahkan di jadikan sebagai mata pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Takwin, Bagus, Filsafat Timur, (Yogyakarta: Jalasutra,2003)
Yu-Lan, Fung, Sejarah Filsafat Cina, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007)
Franz Magnis,suseno, Berfilsafat dari Konteks, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991)