KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah karena berkat kemurahan-Nya makalah Perkembangan hewan ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Kami menyadari bahwa proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usulan guna penyempurnaan makalah ini di kemudian hari.
Kami sadari pula, bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat berupanukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus seksualeukariota, dan pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya motilseperti pada tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan biasanya lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur. Pada sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya tidak berflagel, dan polen tube terlibat dalam proses fertilisasi.
B. Rumusan Masalah
Membahas materi mengenai ferilisasi, yang didalamnya akan menjelaskan dan membahas bersama tentang Perjalanan gamet ke tempat pembuahan,pembentukan zigot,parthenogenesis, dan pembuahan abnormal.
C. Maksud dan Tujuan
Untuk mengetahui proses perjalanan gamet ke tempat pembuahan,proses terbentuknya zigot,parthenogenesis serta untuk mengetahui terjadinya pembuahan abnormal pada manusia dan hewan yang berlangsung pada fertilisasi.
D. Metode Penelitian
Dalam penyusunan makalah ini, metode yang kami gunakan adalah pengambilan materi berdasarkan buku-buku yang diperoleh dari berbagai pihak dan beberapa link/situs yang dapat membantu dalam penyususnan makalah ini yang diunduh melalui internet.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan makalah ini tentunya dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang proses perjalanan gamet ke tempat pembuahan,proses terbentuknya zigot,mekanisme parthenogenesis,serta pembuahan abnormal yang akan kita bahas dalam pembelajaran perkembangan hewan saat ini. Serta dapat membantu kita para pelajar maupun pengajar untuk memperluas pengetahuan yang ada atau yang kita pelajari dan kita tekuni saat ini.
BAB I
PEMBAHASAN
A . FERTILISASI
Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan inti sel telur (ovum) dengan inti Sel spermatozoa membentuk makhluk hidup baru yang disebut zigot. Meskipun zigot Masih satu sel tetapi ia disebut makhluk hidup baru, karena zigot adalah bentuk paling awal dari semua makhluk hidup yang berkembang melalui proses fertilisasi. Dari zigot dari satu sel inilah akan berkembang menjadi embrio tahap dua sel, empat sel, morula, blastosis dan akan terus berkembang dan berdiferensiasi membentuk organ-organ tubuh sampai .akhirnya menjadi fetus dan lahir. Setelah mencapai dewasa kelamin (pubertas), maka aktivitas reproduksi akan dimulai kembali melalui proses gametogenesis dan fertilisasi sehingga membentuk suatu siklus yang saling berkaitan.
a) . Macam-macam Fetilisasi
Fertilisasi sendiri dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a) Fertilisasi eksternal (khas pada hewan-hewan akuatik): gamet-gametnya dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum fertilisasi.
b) Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan kehidupan di darat): spermadimasukkan ke dalam daerah reproduksi betina yang kemudian disusul dengan fertilisasi. Setelah pembuahan, telur itu membentuk membran fertilisasi untuk merintangi pemasukan sperma lebih lanjut. Kadang-kadang sperma itu diperlukan hanya untuk mengaktivasi telur.
b) . Fungsi Utama Fertilisasi
Ada dua fungsi utama fertilisasi yaitu :
Fungsi Reproduksi
Fertilisasi memungkinkan pemindahan unsur-unsur genetik dari para tetuanya. Jika pada gametogenesis terjadi reduksi (pengurangan) unsur genetik dari 2n (diploid) menjadi n (haploid), maka pada fertilisasi memungkinkan pemulihan kembali unsur genetiknya, n dari tetua jantan dan n dari tetua betina sehingga diperoleh individu normal 2n. Tanpa fertilisasi (kecuali pada kasus-kasus tertentu), kesinambungan keturunan suatu spesies tidak akan terjadi.
Fungsi Perkembangan
Fertelisasi menyebabkan gertakan atau rangsangan pada sel telur untuk menyelesaikan proses pembelahan meiosisnya, dan membentuK pronukleus betina yang akan melebur (syngami) dengan pronukleus jantan (berasal dari inti spermatozoa) membentuk zigot dan seterusnya berkembang menjadi embrio, fetus, lahir dan dewasa. Jika fertilisasi tidak terjadi maka sel telur tetap akan bertahan pad a tahap metafase II yang selanjutnya akan berdegenerasi tanpa mengalami proses perkembangan selanjutnya.
c .Tahap-tahap Fertilisasi
Tahapan-tahapan yang terjadi pada fertilisasi adalah sebagai berikut :
a. Kapasitasi spermatozoa dan pematangan spermatozoa
Kapasitasi spermatozoa merupakan tahapan awal sebelum fertilisasi. Sperma yang dikeluarkan dalam tubuh (fresh ejaculate) belum dapat dikatakan fertil atau dapat membuahi ovum apabila belum terjadi proses kapasitasi. Proses ini ditandai pula dengan adanya perubahan protein pada seminal plasma, reorganisasi lipid dan protein membran plasma, Influx Ca, AMP meningkat, dan pH intrasel menurun.
b. Perlekatan spermatozoa dengan zona pelucida
Zona pelucida merupakan zona terluar dalam ovum. Syarat agar sperma dapat menempel pada zona pelucida adalah jumlah kromosom harus sama, baik sperma maupun ovum, karena hal ini menunjukkan salah satu ciri apabila keduanya adalah individu yang sejenis. Perlekatan sperma dan ovum dipengaruhi adanya reseptor pada sperma yaitu berupa protein. Sementara itu suatu glikoprotein pada zona pelucida berfungsi seperti reseptor sperma yaitu menstimulasi fusi membran plasma dengan membran akrosom (kepala anterior sperma) luar. Sehingga terjadi interaksi antara reseptor dan ligand. Hal ini terjadi pada spesies yang spesifik.
c. Reaksi akrosom
Setelah reaksi kapasitasi, sperma mengalami reaksi akrosom, terjadi setelah sperma dekat dengan oosit. Sel sperma yang telah menjalani kapasitasi akan terpengaruh oleh zat – zat dari korona radiata ovum, sehingga isi akrosom dari daerah kepala sperma akan terlepas dan berkontak dengan lapisan korona radiata. Pada saat ini dilepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata, trypsine – like agent dan lysine – zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati zona pelusida untuk mencapai ovum. Reaksi tersebut terjadi sebelum sperma masuk ke dalam ovum. Reaksi akrosom terjadi pada pangkal akrosom, karena pada lisosom anterior kepala sperma terdapat enzim digesti yang berfungsi penetrasi zona pelucida.
d. Penetrasi zona pelucida
Setelah reaksi akrosom, proses selanjutnya adalah penetrasi zona pelucida yaitu proses dimana sperma menembus zona pelucida. Hal ini ditandai dengan adanya jembatan dan membentuk protein actin, kemudian inti sperma dapat masuk. Hal yang mempengaruhi keberhasilan proses ini adalah kekuatan ekor sperma (motilitas), dan kombinasi enzim akrosomal.
e. Bertemunya sperma dan oosit
Apabila sperma telah berhasil menembus zona pelucida, sperma akan menenempel pada membran oosit. Penempelan ini terjadi pada bagian posterior (post-acrosomal) di kepala sperma yang mnegandung actin. Molekul sperma yang berperan dalam proses tersebut adalah berupa glikoprotein, yang terdiri dari protein fertelin. Protein tersebut berfungsi untuk mengikat membran plasma oosit (membran fitelin), sehingga akan menginduksi terjadinya fusi.
B . PERJALANAN GAMET KE TEMPAT PEMBUAHAN
Perjalanan Gamet ke tempat pembuahan sperma terbagi menjadi 3 yaitu : Dalam tubuh jantan,Diluar Tubuh Jantan dan Dalam tubuh betina.
Fertilisasi dalam tubuh jantan
Sperma keluar dari tubulus seminiferus dan masuk ke dalam vas deferens. Didalam vas deferens,sperma bergerak pelan,dan bias berhari-hari.
Dari vas defferens sperma masuk ke ductus epididimis. Perjalanan berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Sperma mengalami pematangan fisiologis dan siap untuk dikeluarkan sewaktu-waktu.
Dari ductus epididimis,sperma masuk ke vas defferens. Sperma bergerak karena kerutan otot yang disebabkan oleh rangsangan sex yang sangat kuat.
Vas defferenas pada beberapa jenis hewan berfungsi sebagai penyimpan mani.Pada pisces dapat disimpan selama 5-6 bulan.
Pada vas defferens bermuara vesicular seminalis yang memberikan plasma pada sperma.
Vas defferens yang telah menerima cairan (plasma) dari vesicular seminalis disebut dengan Ductus Ejaculatorius.
Dengan rangsangan yang kuat,sperma dikeluarkan melalui urethra.
Variasi pada hewan :
Pada banyak hewan vas defferens dipakai sebagai tempat menyimpan mani (reptilian,aves,amphibian).
Vesicula seminalis pada mamalia merupakan kelenjar yang menghasilkan cairan (plasma)
Pada hewan yang saluran gonadnya pendek (Pisces,amphibian),tubulus seminiferus berfungsi sebagai gudang mani.
Fertilisasi diluar tubuh jantan
Pada avertebrata ,pisces dan amphibian mani dikeluarkan didekat telur yang dikeluarkan betina secara serentak (Spawning)
Sperma bergerak dalam medium air,lalu mebuahi sel telur
Pada reptilia,aves dan mammalia ,tidak ada perjalan sperma diluar tubuh jantan karena pembuahan terjadi didalam tubuh betina .
Fertilisasi didalam tubuh betina
Sperma diantarkan ke tubuh betina lewat alat pengantar yang dimasukkan atau kontak langsung dengan kelamin betina
Pada ikan gabus dan Hiu sirip dubur berubah bentuk untuk menyalurkan sperma.
Pada urodela,reptilia aves dan seluruh mamalia memiliki alat khusus yang disebut penis.
Pada ikan gabus dan hiu sirip dubur berubah bentuk untuk menyalurkan sperma.
Pada urodela,reptilian aves ,cloaca berfungsi sebagai penyalur.
Pada reptilia beberapa aves dan seluruh mamalia memiliki alat khusus yang disebut penis.
Pada itik,kasuari,burung unta,cloaca menjulur panjang coitus
a . Tempat pembuahan
1 . Di Posterir Ovid uct : Urodela, Anura
2. Di Anterior Oviduct : Reptilia, Aves , Mammalia
3. Pada Rongga Perut : Sedikit Aves
4. Di folikel Ovarium : Teleostei
5. Didalam Kantung Telur Jantan : Tangkur Kuya dan Tangkur Buaya
6. Di air : Invertebrata, Pisces, dan Amphibia
b . Perjalanan Sperma Dalam Tubuh Betina
Jika pembuahan terjadi di anterior Oviduct,perjalanan sperma pendek. Sperma bergerak aktif untuk mencapai ovum.
Jika pembuahan terjadi di posterior oviduct ,sperma bergerak oleh :
Gerakan berenang sperm sendiri
Kerutan anti peristaltis saluran kelamin betina.
c. Perjalanan Sperma Dalam tubuh Betina
1. Jika pembuahan terjadi di anterior oviduct,perjalanan sperma pendek.. Sperma bergerak aktif ntuk mencapai ovum.
2. Jika pembuahan terjadi di posterior oviduct,sperma bergerak oleh :
Gerakan berenang sperma sendiri
Kerutan anti persistaltis saluran kelamin betina
d. Kecepatan Sperma Dalam tubuh Betina
1. Rata-rata beberapa puluh menit
2. Pada tikus ,mencit dan domba,sekitar 15 menit
3. Manusia, 30 menit sampai 3 JAM
4. Kelinci dan Ayam sekitar 1 JAM
5. Bagi yang membuahi di Ovarium,perjalanan sperma hanya singkat saja.
e. Ketahanan Sperma Dalam Tubuh Betina
1. Elasmobaranchii(semacam ikan) bias bertahan beberapa bulan
2. Pada ikan Lebiostes dan Gabus : 1 TAHUN
3. Urodela dapat berbulan-bulan
4. Ayam : 2-3 Minggu
5. Mamalia : 1-3 Hari
6. Kelinci : 10-14 JAM
7. Marmot : 40 JAM
f. Perjalanan Ovum
1. Setelah Ovulasi telur Jatuh ke Peritonium dan Ditampung oleh Infundibulum
2. Pada mamalia, ketika ovulasi berlangsung,infundibulum bergerak dan mengelilingi ovarium
3. Ovum kemudian Bergerak Ke oviduct oleh Kayuhan Cilia dinding Oviduct dan gerakan dinding otot oviduct
4. Jika pembuahan terjadi di luar tubuh ,telur terpencar keluar oleh kerutan dinding uterus
5. Ketahanan ovum untuk dibuahi hanya sekitar 24 JAM, jika tidak dibuahi telur akan berdegenerasi.
g . Keadaan Gamet sekitar waktu pembuahan
Ovum
Berada dalam tahap Oosit. Meiosis II Terjadi setelah
Pembuahan . Ovum tidak mempunyai kegiatan apa-apa
Sperma
Sperma amat giat .Sudah selesai menempuh Meiosis I dan II,perubahan bentuk dan pematangan fisiologis
h. Kegiatan Gamet Untuk Membuahi
Ovum
Mengeluarkan Gynogaman yang terdiri Dari :
Fertilizin yang bekerja untuk : Mengaktifkan sperma untuk bergerak ,menarik sperma (Kemotaksis Positif) ,Menggumpalkan sperma
Zat penelur : merangsang jantan agar mengeluarkan spermanya bagi hewan yang membuahi di air.
Sperma
Mengeluarkan Androgamon
Hyaluronidase : Enzim yang berfungsi melepaskan sel-sel folikel corona radiate
Antifertilizin : Bereaksi dengan fertilizing sehingga sperma mendekat ke ovum,selain itu mencegah sperma lain masuk ke dalam ovum
Zat penelur : Merangsang betina agar mengeluarkan telu-telurnya (Pada pembuahan di luar tubuh)
i. Bahan lain Untuk sperma
Cairan mani,mengandung medium bagi sperma dan Juga sebagai cadangan makanan ( Fruktosa,Vitamin C,vitamin B Kompleks dan mineral)
Ekor,menggerakan sperma untuk sampai ke ovum
Supaya terjadi pembuahan,Hyalurodinase makin fertil seseorang
j. Masuknya sperma Kedalam Ovum
.Gynogamon dan Androgamon berekasi sperma menumpuk dan melekat di selaput ovum
Seekor sperma menerobos masuk
Membrane telur lepas dari ovum dan membentuk membrane pembuahan
Membrane pembuahan dan bersama cairan perivitellina mencegah sperma lain masuk
Cairan perivitellina berfungsi untuk : pelindung,pemberi makan telur,memudahkan telur untuk berputar mengatur arah.
Bahan makanan yang masuk kedalam cairan perivitellina berasal dari yolk.
Setelah terjadi pembuahan terjadi peningkatan pemakaian oksigen bertambah kentalnya sitoplasma zigot,meningkatnya permeabilitas
Setelah sperma masuk ,telur akan berputar 180 derajat,inti sperma kemudian berdekatan dengan inti ovum
Didahului dengan kromosom homolog
Meiosis II dilakukan oleh telur,polosit berdegenerasi
Zigot kemudian membelah secara terus menerus
Akibat masuknya sperma ,meninggalkan jejak berupa kekurangan pigmen. Di tempat tersebut berwarna terang (kalbu). Daerah tersebut disebut sabit kelabu(Gray cresent)
Bidang yang membelah gray cresent ( kiri-kanan) akan menjadi bidang median embrio
Tempat masuk sperma didaerah samping kutub animal.
k .Monospermy dan Polyspermy
Monospermy : Ketika pembuahan,hanya satu sperma yang masuk kedalam telur .Terdapat pada hampir semua vertebrata
Polyspermy : Banyak sperma yang masuk kedalam telur. Misalnya Pada reptilian, aves ,monotremata,urodela dan beberapa insekta
Pada beberapa polyspermy hanya satu sperma yang berfungsi ,sisanya berdegenerasi.
l . Akibat pembuahan
Telur giat untuk tumbuh
Jenis kelamin bakal embrio dapat ditentukan
Mengembalikan susunan diploid dari species
C . PEMBENTUKAN ZIGOT
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi di seluruh bagian tubuh, berbeda dengan tumbuhan yang terjadi hanya pada bagian tertentu saja, yaitu di daerah meristem. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan diawali sejak terbentuknya zigot dari proses pembuahan dan terus terjadi hingga hewan mencapai usia dewasa. Dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu fase embrionik dan fase pascaembrionik. Fase embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari zigot sampai terbentuknya embrio sebelum lahir atau menetas. Sedangkan fase pascaembrionik merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai sejak lahir atau menetas hingga hewan itu dewasa.
1. Fase Embrionik
Zigot terbentuk dari hasil pertemuan ovum dengan sperma (terjadi pembuahan/fertilisasi). Kemudian zigot mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam beberapa tahap, yaitu pembelahan zigot, tahap morula, blastula, gastrula, dan organogenesis.
a. Pembelahan zigot terjadi secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan sel, delapan sel menjadi enam belas sel, dan seterusnya hingga tiga puluh dua sel. Sekumpulan sel yang terbentuk tersusun seperti buah anggur dan disebut sebagai morula. Pembelahan terus berlanjut sehingga terbentuk rongga di bagian dalam yang disebut blastosol. Fase ini disebut fase blastula.
b. Gastrula, merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan blastula yang ditandai dengan terbentuknya 3 lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam (endoderm). Ketiga lapisan ini nantinya akan berkembang menjadi berbagai organ. Proses pembentukan gastrula ini disebut gastrulasi.
c. Organogenesis, merupakan proses pembentukan berbagai organ tubuh yang berkembang dari tiga lapisan saat proses gastrulasi.
Organ yang terbentuk dari ketiga lapisan ini adalah sebagai berikut. 1) Lapisan ektoderm, berkembang menjadi rambut, kulit, sistem saraf, dan indra. 2) Lapisan mesoderm, berkembang menjadi otot, rangka, alat reproduksi, alat peredaran darah, dan alat ekskresi. 3) Lapisan endoderm, berkembang menjadi alat pencernaan dan alat pernapasan.
2. Fase Pascaembrionik
Pertumbuhan pascaembrionik dimulai ketika hewan lahir atau menetas. Semua anggota tubuh mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Namun demikian kecepatan pertumbuhan dan perkembangan antara bagian tubuh yang satu dengan bagian tubuh yang lain tidak sama. Pertumbuhan ini tidak berlangsung terus-menerus, melainkan berhenti setelah mencapai usia tertentu. Perkembangan dimulai ketika alat kelamin telah mampu memproduksi sel-sel gamet. Pada manusia perkembangan ini ditandai dengan munculnya sifat-sifat kelamin sekunder. Tanda kelamin sekunder pada pria berupa tumbuhnya rambut pada bagian tubuh tertentu, suara besar, tumbuhnya jakun, dan otot-otot tubuh lebih kekar. Tanda kelamin sekunder pada wanita ditandai dengan membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tubuh tertentu, dan membesarnya pinggul.
Pembelahan zygot terjadi secara mitosis yang berlangsung sangat cepat tidak terjadi pertumbuhan mulai dari sel tunggal menjadi masa sel yang padat disebut morula, Masing-masing sel dari pembelahan awal tersebut dikenal sebagai blastomer, Pembelahan terjadi melalui bidang-bidang pembelahan yaitu :
1. Bidang meridional : bidang tegak melalui polus animalis (PA) dan polus vegetativus (PV)
2. Bidang ekutorial : bidang datar diantara PA dan PV
3. Bidang sagital : bidang yang membagi bagian kanan dan bagian kiri
4. Bidang latitudinal : bidang datar yang terletak diantara bidang ekuatorial dengan PA dan PV
5. Bidang transversal : bidang tegak lurus bidang ekuatorial
Pembelahan awal (I) dan II melalui bidang meridional, sedang pembelahan III melalui bidang ekuatorial.
Jenis-jenis pembelahan:
1. Holoblastik: pembelahan terjadi pada semua bagian yang biasanya terjadi pada telur yang isolesital atau telolesital sedang contoh pada Amphioxus, Amphibia. Holoblastik ada yang radial (sea urchin), bilateral (Amphibia), spiral (molusca) rotational (mamal)
2. Meroblastik: pembelahan terjadi hanya pada bioplasma (daerah animalis), bagian
deutoplasma tidak membelah meroblastik ada 2 macam yaitu meroblastik discordal (pada burung, reptil) dan superfisial (pada serangga). Pembelahan ini umumnya terjadi pada telur yang
sentrolesital dan telolesital berat (Gambar 1. dan Gambar 2.)
Setelah terjadi pembelahan yang cepat sampai terbentuk morula yang padat, maka pembelahan selanjutnya akan membentuk rongga disebut blastocoel. Dinding rongga tersebut terdiri sel-sel (blastomer) yaitu sebagai sel formatif pembentuk badan embrio dan sel auxilary pembentuk selaput embrio. Blastomer di daerah animal lebih kecil (mikromer) dan pada di daerah vegetal (makromer). Berdasarkan bentuknya blastula ada yang bulat (blastosphere), pipih/cakram (discoblastula) dan gelembung (blastocyst). Sedangkan atas dasar strukturnya maka terdapat blastula berongga (coeloblastula), blastula masif (stereoblastula), blastula dengan lapisan sel (blastoderm).
Beberapa contoh:
1. Pada ikan: pembelahan terjadi secara holoblastik, meskipun pada daerah vegetal lebih lambat. Blastema pada polus vegetativus relatif lebih besar sebabyolk lebih banyak, sedang pada polus animalis lebih kecil dan membentuk blastoderm. Blastula bertipe discoblastula dengan rongga
yang relatif sempit. Blastoderm ada yang membentuk blastodisc.
Periblast merupakan kelompok sel yang membentuk lapisan sinsitial yang menyelubungi yolk yang tidak ikut membelah. Periblast berfungsi membantu memobilisasi yolk untuk pertumbuhan embrio.
2. Pada Amphibia: pembelahan terjadi secara holoblatik, blatomer pada polus animalis membelah lebih cepat dari pada polus vegetativus karena yolk lebih banyak pada polus vegetativus. Blastocoel letak eksentrik (mendekati polus animalis). Di daerah ekuatorial blatomer membentuk "germ ring".
3. Pada Reptil dan Ayes: pembelahan terjadi secara meroblastik discordal karena yolk lebih banyak. Blastoderm (disebut juga blastodisc) terpisah dengan yolk. Blastoderm terpisah dari yolk oleh rongga subgerminal. Blastula bertipe discoblastula, dengan rongga pipih. Blastomer pada bagian dorsal
blastocoel disebut epiblast, pada bagian lateral disebut periblast dan pada bagian ventral disebut hypoblast.
4. Pada Mamal: stadium blastula pada mamal disebut blastocyst, dengan rongga bulat. Blastoderm akan membentuk "inner cell mass" (1CM) yang kemudian akan menjadi embrio dan diluar yolk akan membentuk tropoblast yang akan menjadi selaput extraembrional (membran choriovitelus dan
chorioalantois). (Gambar 3.) Pada akhir stadium blastula, daerah-daerah tertentu akan menjadi calon pembentuk organ tertentu (dikenal sebagai peta nasib). Pada blastula katak daerah-daerah
tersebut ialah:
- epidermal sebagai calon kulit
- neuroektodermal sebagai calon sistem saraf
- lamina prechordalis sebagai calon kepala
- chorda mesoderm sebagai calon chorda dorsalis
- mesodermal sebagai calon somit
- endodermal sebagai calon sistem pencemaan
- germinal sebagai calon gonade.
D. PARTENOGENESIS
A. Pengertian
Partenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual di mana betina memproduksi sel telur yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi. Partenogenesis dapat kita lihat pada kutu daun, lebah, kutu air, dan beberapa invertebrata lainnya, juga pada beberapa tumbuhan. Komodo dan hiu ternyata juga mampu bereproduksi secara partenogenesis, bersama dengan beberapa genera ikan, amfibi, dan reptil - yang telah menunjukkan bentuk reproduksi aseksual yang berbeda.
Dalam sumber lain namun memiliki arti dan tujuan yang sama Parthenogenesis pada hewan adalah proses dimana hewan betina mampu bertelur & menghasilkan keturunan tanpa pembuahan dari hewan jantan. Parthenogenesis jarang terjadi pada hewan bertulang belakang atau vertebrata dan belum pernah terjadi pada spesies Rhacodactylus.
B. Mekanisme Parthenogenesis
Sebagaimana dijelaskan dalam pengertian di atas bahwa parthenogenesi merupakan suatu peroses perkembangbiakan Aseksual pada suatu mahluk hidup, yang mana individu betina tidak membutuhkan pembuahan dari pada hewan jantan, akan tetapi parthenogenesis hanya terjadi pada hewan-hewan tertentu yang biasanya berdasarkan faktor keturunan dan pola hidup. Sebagaimana terjadi pada seekor Komodo di suatu penakaran di LONDON/INGGRIS.
Komodo tersebut mampu memproduksi 4 butir telur awal tahun kemarin sedangkan komodo betina tadi ngga pernah 'berhubungan' dengan komodo jantan selama kurang lebih 2 tahun. Tapi komodo betina juga bisa menghasilkan telurnya melalui proses perkawinannya dengan komodo jantan, dalam arti melalui perkawinan yang normal-normal saja. Sekedar info, masa mengerami komodo berjangka waktu sekitar 7 hingga 9 bulan, Hampir sama kaya manusia ya?
Berdasarkan riset para ilmuwan, karena hewan-hewan ini di berada di penangkaran selama bertahun-tahun tanpa mendapat akses untuk berhubungan dengan pejantannya, mereka jadi bisa ber-reproduksi secara parthenogenetic. Tapi kemampuan untuk mereproduksi parthenogenetically ini jelas kemampuan turun temurun. Komodo betina mampu memanfaatkan kemampuannya untuk bereproduksi tanpa hubungan seksual ketika, misalnya aja, dia terdampar sendirian di sebuah pulau tanpa ada komodo jantan untuk membantunya berkembang biak.
Adapun Yang lebih menarik lagi, karena proses genetika ini, telur-telur komodo parthenogenetic bisa dipastikan akan selalu menetaskan bayi komodo yang berjenis kelamin jantan. Ini bisa dibuktikan dengan komodo betina yang memiliki satu kromosom W dan satu kromosom Z, sedangkan komodo jantan memiliki dua kromosom Z. Telur dari komodo betina membawa satu kromosom, baik kromosom Z atau W, dan ketika proses partenogenesis terjadi, baik kromosom Z atau W akan diduplikasi, hal ini menyebabkan telur jadi berkromosom WW atau ZZ. Telur berkromosom WW ngga bisa hidup, tetapi telur yang memiliki kromosom ZZ bisa berkembang dan ini berarti menghasilkan bayi komodo jantan.
Setelah melalui proses parthenogenesis, komodo betina yang diberi kesempatan kawin dengan komodo jantan juga akan bisa kembali menghasilkan telurnya melalui proses perkawinan yang normal dengan komodo jantan, dan bisa membangun sebuiah koloni baru. Para peneliti mengatakan untuk memastikan keragaman genetik Komodo yang dipelihara di penangkaran, kebun binatang mungkin harus menempatkan komodo jantan dan betina untuk menghindari reproduksi aseksual yang hanya menghasilkan bayi komodo jantan.
Mekanisme Parthenogenesis
F. PEMBUAHAN ABNORMAL
Setiap ovulasi tidak selalu diikuti oleh fertilisasi dan tidak semua fertilisasi meghasilkan individu normal. Kegagalan fertilisasi dimana proses fertilisasi tidak berlangsung dapat terjadi pada kasus-kasus intertilitas baik dari induk bet ina maupun pejantan atau asinkronisasi antara estrus (ovulasi) dengan proses kopulasi (inseminasi). Pada kasus kelainan fertilisasi dimana fertilisasi berlangsung akan tetapi zigot atau individu yang terbentuk mengalami kelainan dapat terjadi akibat proses fertilisasi yang normal dari sel gamet yang memiliki kelainan (seperti kejadian nondisjunction) atau proses fertilisasi itu sendiri berlangsung tidak normal(abnormal).
Contoh kelainan fertilisasi yang mungkin terjadi adalah :
1) Zigot Haploid
Zigot haploid adalah suatu perkembangan yang tidak sempurna dimana hanya salah satu dari sel gamet yang berperan dalam perkembangan berikutnya. Perkembangan lebih lanjut dari embrio haploid akan terhenti karena kegagaian in1plantasi.
Androgenesis
Keadaan dimana terjadi fertilisasi, tetapi hanya pronukleus jantan yang berperan pada proses perkembangan selanjutnya tanpa diikuti oleh perkembangan pronukleus betina. Oleh karena itu, embrio yang dihasilkan hanya memiliki unsur genetik tetua jantan (embrio jantan haploid).
Ginogenesis
Kejadian fertilisasi dimana embrio yang terbentuk hanya dari pronukleus betinatanpa diikuti oleh perkembangan pronukleus jantan. Embrio yang dihasilkan dari keadaan tersebut hanya memiliki unsur genetik dari induk bet ina (embrio betina haploid).
2) Zigot Poliploidi
Poliploid adalah keadaan dimana jumlah kromosom embrio hasil fertiiisasi berjumlah 3n (Triploid), 4n (Tetraploid) atau lebih. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat kejadian:
Kejadian Polispermia, dimana satu sel telur dibuahi oleh dua atau lebih spermatozoa,
Kejadian kariokinesis (proses pembelahan inti sel) tanpa disertai sitokinesis, (proses pemisahan sitoplasma) sehingga sel telur memiliki inti lebih dari satu.
3) Embrio Partenogenesis
Perkembangan embrio yang terbemuk tanpa peran sedikitpun dari sperrnstozoa, dimana oosit dapat berkembang karena aktivasi selain dari pada spermatozoa.
Seperti pada embrio ginogenetik, embrio partenogenetik hanya mempunyai unsur genetik dari betina (bisa haploid alau diploid). Dalam perkembangan teknologi kultur in vitro, kejadian embrio partenogenetik dapat diupayakan melalui aktivasi oosit denganmenggunakan bahan kimia (etanol), aliran lislrik ataupun proses maturasi diperpanjang (over IIIaturation). Untuk memperoleh embrio parthenogenesis yang diploid maka proses pelepasan benda kutub II dihambat schingga sel telur yang teraktivasi telap akan memiliki kromosom 2n.
KESIMPULAN
- Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan inti sel telur (ovum) dengan inti Sel spermatozoa membentuk makhluk hidup baru yang disebut zigot.
- Fertilisasi dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a) Fertilisasi eksternal (khas pada hewan-hewan akuatik): gamet-gametnya dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum fertilisasi.
b) Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan kehidupan di darat): spermadimasukkan ke dalam daerah reproduksi betina yang kemudian disusul dengan fertilisasi.
- Perjalanan Gamet ke tempat pembuahan sperma terbagi menjadi 3 yaitu : Dalam tubuh jantan,Diluar Tubuh Jantan dan Dalam tubuh betina.
- Partenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual di mana betina memproduksi sel telur yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi.
- Kegagalan fertilisasi dimana proses fertilisasi tidak berlangsung dapat terjadi pada kasus-kasus intertilitas baik dari induk bet ina maupun pejantan atau asinkronisasi antara estrus (ovulasi) dengan proses kopulasi (inseminasi).
DAFTAR PUSTAKA
Suryo. 1996. Genetika.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan TInggi. Proyek Pendidkan Tenaga Guru.
Anonymous, 2008. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuahan. pada tanggal 27 mei 2008.
Kimbal, I.W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga
Toegono. 1997. Genetika I. Surakarta: Sebelas Maret Univesity Press.
Abercrombie, M, dkk. 1993. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Erlangga
http:// fertilisasiintrnal.blogspot.com/2011/08/fertilisasi.html
" MAKALAH"
(Shycophyta,Chyanophyta dan Oomycota)
"UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT PENILAIAN PADA MATA KULIAH PERKEMBANGAN HEWAN"
Disusun Oleh :
1. Treysia Timbuleng ( NIM ; 12 315 893)
2. Kristin Bidara (NIM :
KELAS E
"KELOMPOK IV"
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PENDIDIKAN BIOLOGI
2014
"DAFTAR ISI"
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Maksud danTujuan Pembahasan
1.4 Metode Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fertilisasi
2.1.1 Macam-macam Fertilisasi
2.1.2 Fungsi Utama Fertilisasi
2.1.3 Tahap-tahap Fertilisasi
2.1.4 Perjalanan Gamet Ke Tempat Pembuahan
2.1.5 Pembentukan Zigot
2.1.6 Partenogenesis
2.1.7 Pembuahan Abnormal
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA