MAKALAH PLANKTONOLOGI (Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata)
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas tuga s Mata Kuliah Planktonologi
Disusun oleh : Kelompok 4 Helga Rachel
230210140014
Ria Natasia
230210140017
Fauzi Nugraha
230210140024
Donna Siti R
230210140032
Sandra Moerti
230210140042
Ali Akbar
230210140049
Alif Fathurrahman
230210140052
Maharani D S
230210140054
PRODI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJAJARAN
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor 40600
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan sehingga kami dapat menyel menyelesai esaikan kan penyusun penyusunan an makalah makalah Echinode Echinoderma rmata, ta, Mollus Mollusca, ca, Cirrip Cirripedi edia, a, dan Chorda Chordata ta ini dengan tepat waktu. Terimakasih pula kami haturkan pada dosen yang berkaitan dalam memberikan pengajaran tentang Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata. Harapan kami semoga makalah ini membantu membantu menambah menambah pengetahuan pengetahuan dan pengalaman pengalaman bagi para pembaca, sehingga sehingga kami dapat dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makala Makalah h ini kami kami akui masih masih banyak banyak kekura kekurangan ngan karena karena pengala pengalaman man yang kami kami miliki miliki sanga sangatt kurang kurang.. Oleh Oleh karena karena itu itu kami kami hara harapka pkan n kepad kepadaa para para pemb pembaca aca untu untuk k memb member erik ikan an masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Jatinangor, 14 Mei 2015
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah Istilah plankton plankton berasal dari kata Yunani yang berarti pengembara. pengembara. Plankton Plankton hidupnya meng mengapu apung ng atau atau mela melayan yang g dan dan daya daya gera gerakny knyaa terg tergant antung ung dari dari perg perger erak akan an arus arus atau atau pergerakan air. Plankton dibagi dalam dua golongan besar yaitu fitoplankton (plakton tumbuhan atau nabati) dan zooplankton (plankton hewani) (Arinardi et. al., al., 1994). Zooplan Zooplankto kton n atau atau plankt plankton on hewani hewani merupak merupakan an suatu suatu organi organisme sme yang yang berukur berukuran an kecil kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya sebagai hewan. Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan migras migrasii secara secara vertik vertikal al pada pada bebera beberapa pa lapisa lapisan n perair perairan, an, tetapi tetapi kekuata kekuatan n berenan berenang g mereka mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan dibandingkan dengan kuatnya kuatnya gerakan gerakan arus itu sendiri (Hutabarat (Hutabarat dan Evans, 1986). Berdasarkan siklus hidupnya zooplankton dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu sebagai meroplankton dan holoplankton banyak jenis hewan yang menghabiskan sebagian hidupn hidupnya ya sebagai sebagai plankt plankton, on, khususn khususnya ya pada pada tingka tingkatt larva. larva. Plankt Plankton on kelompo kelompok k ini disebut disebut meroplankton atau plankton sementara. Sedangkan holoplankton atau plankton tetap, yaitu biota yang sepanjang hidupnya sebagai plankton. (Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984; Arinardi et al .,1994, .,1994, 1996). 1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata? 2. Bagaimana ciri-ciri dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata? 3. Bagaimana reproduksi dar Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordatai? 4. Bagaimana klasifikasi dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata? 5. Dimana habitat dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata? 6. Apa peranan, manfaat, serta kerugian dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata. 2. Mengetahui ciri-ciri dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata. 3. Mengetahui reproduksi dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata. 4. Mengetahui klasifikasi dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata. 5. Mengetahui habitat dari Echinodermata, Mollusca, Cirripedia, dan Chordata. 6. Menge Mengeta tahu huii pera perana nan, n, manf manfaat aat,, serta serta kerug kerugia ian n dari dari Echi Echino noder derma mata ta,, Moll Mollusc usca, a, Cirripedia, dan Chordata.
BAB II ISI
2.1 Pengertian Mollusca
Moluska Moluska (filum (filum Mollus Mollusca, ca, dari dari bahasa Latin: molluscus = lunak) lunak) merupak merupakan an hewan triploblastik selomat selomataa yang bertub bertubuh uh lunak. lunak. Ke dalamn dalamnya ya termas termasuk uk semua semua hewan hewan lunak lunak dengan maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kiton, kerang-kerangan, kerang-kerangan, serta cumi-cumi cumi-cumi dan kerabatnya kerabatnya.. Mollusca telah berkembang di laut selama lebih dari 600 juta tahun tahun dan ada lebih lebih dari dari 100000 100000 spesies spesies mollus mollusca. ca. Filum Filum mollus mollusca ca termas termasuk uk siput siput kecil, kecil, cumi-c cumi-cumi umi,, gurita gurita,, kerang kerang,, tiram, tiram, dan cumi-cu cumi-cumi. mi. Mereka Mereka diangga dianggap p sebagai sebagai yang paling paling cerdas dari spesies invertabrat invertabrata. a. Studi tentang tentang mollusca disebut Malakologi. Malakologi. Ada empat kelas utama dalam filum mollusca yaitu, gastropoda, bivalvia, Cephalopoda dan Polyplacophora.
2.2 Ciri-ciri Mollusca
Moluska laut yang sering kita kenal sebagai jenis karang, keong, cumi -cumi umumya menjalani hidupnya sebagai plankton hanya pada awal kehidupan saja ,yakni ketika sebagai larva larva (sebag (sebagai ai meropl meroplankt ankton) on) setelah setelah dewasa dewasa meraka meraka hidup hidup di dasar dasar laut laut sebagai sebagai bentos bentos contohnya contohnya kerang. kerang. Mereka juga berenang aktif bebas sebagai nekton misalnya misalnya cumi-cumi, cumi-cumi, tetapi ada juga moluska yang seluruh hidupnya di jalani sebagai plankton (holoplankton) jumlah jenis memang relatif tidak banyak tetapi mereka merupakan komponen ekosistem yang mempunyai kontribusi di ekosistem laut. Moluska yang hidup sebagai holoplankton ini disebut disebut dengan dengan molusk moluskaa plankt plankton on atau atau moluska moluska pelagis. pelagis. Moluska Moluska yang paling paling banyak banyak di kenal kenal adalah adalah kelompo kelompok k keong keong pterop pteropodn odnama ama pterop pteropod od berasal berasal dari bahasa bahasa yunani yunani kuno “ptero” yang artinya “sayap” dan “poda” adalah kaki. Ada pula moluska plankton lain yang bentuknya aneh misalnya glaucus hewan ini bentuknya bagaikan daun pipih dengan tonjolan yang bercabang cabang. Mollus Mollusca ca adalah adalah hewan hewan bertub bertubuh uh lunak, lunak, tubuh mollusca tidak beruas-ruas beruas-ruas merupakan merupakan binatang triploblastik selomata. se lomata. Apabila Apa bila di d i potong p otong dua bagian, bersifat simetri bilateral.
Pada waktu berjalan Mollusca mengeluarkan lendir, yang berfungsi memudahkan saat berjalan. Kaki dipakai dalam beradaptasi untuk bertahan di substrat, menggali dan mengebor substrat atau melakukan pergerakan. Tubuh Mollusca terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kaki, massa viseral, dan mantel dapat berupa cangkang. Angota hewan ini mempunyai cangkang luar mengandung kapur (kalsium karbonat) yang dapat melindungi tubuhnya. Tetapi ada beberapa jenis yang tidak memiliki cangkang. Cangkang tersebut merupakan mantel, yaitu lapisan jaringan organ-organ viseral membentuk rongga. Mantel terletak pada insang atau paru-paru dan lubang saluran pencernaan. Sistem saraf Mollusca terdiri atas cincin syaraf yang melebar.Sistem pencernaan Mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Ukuran tubuh Mollusca bervariasi, ada yang berukuran beberapa milimeter hingga panjang 18 m. Bentuk tubuh Mollusca bervariasi, simetri bilateral, tertutup mantel yang menghasilkan cangkang atau tidak, ada pula yang berbentuk hampir bulat, atau silindris seperti cacing.
Ciri-ciri lain Mollusca : ● Meskipun terdapat perbedaan ciri tubuh, pada umumnya Mollusca memiliki tiga bagian utama yang sama, berupa kaki, massa visera, dan mantel. Kaki Mollusca berotot dan di bagian telapak kaki mengandung banyak lendir dan silia yang digunakan untuk
pergerakan. Massa visera mengandung organ-organ internal, seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Mantel merupakan lipatan jaringan yang menutupi massa visera dan berfungsi menyekresikan cangkang. ● Sistem pencernaan makanan Mollusca lengkap, terdiri atas mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Kecuali pada Pelecypoda, di dalam rongga mulut Mollusca terdapat radula (lidah parut). Radula terdiri atas tulang muda (odontophore) yang di atasnya
terdapat beberapa baris gigi kitin yang ujungnya mengarah ke dalam. Radula berfungsi untuk mengerok lumut, merumut, mengebor, dan menangkap mangsa. Anus terletak di tepi dorsal rongga mantel, di bagian posterior. Sisa pencernaan berupa pelet yang padat, sehingga tidak mencemari rongga mantel. ● Mollusca memiliki jantung yang terdiri atas dua serambi (aurikel) dan satu bilik (ventrikel). Mollusca memiliki peredaran darah terbuka, karena darah tidak beredar di dalam pembuluh darah tetapi di dalam sinus darah (rongga di antara sel-sel organ). Pigmen darah hemosianin yang larut dalam plasma darah mengandung Cu, bukan Fe; berwarna biru pucat bila mengandung oksigen dan tidak berwarna bila kekurangan oksigen. Alat pernapasan berupa sepasang insang atau lebih, yang disebut ktenidium , paru-paru , atau keduanya. Alat ekskresi berupa sepasang protonefridium .
● Sistem saraf berbentuk cincin saraf yang melingkari esofagus dengan beberapa pasang ganglion dan dua pasang benang saraf yang berhuhungan dengan kaki, mantel, dan organ-organ dalam. Alat indra berupa osfradium, mata, dan statosista. Osfradium berfungsi sebagai kemoreseptor. ● Kecuali untuk aplacophorans, kebanyakan moluska telah memiliki perkembangan kaki berotot dengan baik. Biasanya dilakukan dengan banyak cara, misalnya: gerak, menempel pada permukaan, menggali, penahan sedimen, berenang, dan menggenggam (dimodifikasi menjaditentakel pada gurita sehingga dapat memegang). Keragaman besar adaptasi kaki mencontohkan keragaman morfologi besar dari bentuk moluska. ● Sebuah lapisan jaringan epidermis yang disebut mantel mengelilingi tubuh moluska. Kelenjar khusus dalam mantel bertanggung jawab atas ekskresi ekstraseluler yang
membentuk struktur cangkang. Dalam semua kelompok molluscan cangkang diproduksi dalam lapisan (biasanya) kalsium karbonat,baik dalam kalsit atau bentuk aragonit. 2.3 Reproduksi Mollusca
Kedua bentuk reproduksi seksual sederhana dan sangat kompleks. Hewan ini
bersifat
diesius. Masing-masing jenis kelamin memiliki sepasang gonad. Telur terjadi pembuahan eksternal (kecuali sebagian milik kelas Cephalopoda), kadang-kadang dalam pemijahan (telur dalam jumlah besar dilepaskan ke air pada waktu yang sama). Mollusca adalah Protostomia, mereka mengalami pembelahan spiral dan memerlukan jenis kelamin terpisah untuk reproduksi. Beberapa dapat hermafrodit, misalnya siput karena gerakan lambat, mereka memiliki kemampuan untuk mengubah jenis kelamin. Setelah sel telur dibuahi, ia menjadi larva, yang motil (dapat bergerak aktif). Ini disebut larva trokofor . Kemudian ini memanjang dalam tahap perkembangan berikutnya disebut larva veliger. Larva mollusca paling mendasar adalah trokofor , yang planktonik dan memakan makanan partikel mengapung dengan menggunakan dua tali dari silia sekitar “ekuator” untuk menyapu makanan ke dalam mulut, yang menggunakan lebih silia untuk memasukkan mereka ke dalam
perut, dengan menggunakan silia lebih lanjut untuk membuang sisa-sisa yang tidak tercerna melalui anus. Jaringan baru tumbuh tumbuh pada pita dari mesoderm di bagian dalam, sehingga seberkas apikal dan anus didorong lebih lanjut saat binatang itu tumbuh. Akhirnya, larva tenggelam ke dasar laut dan bermetamorfosis menjadi bentuk dewasa.
2.4 Klasifikasi Mollusca
Terdapat sekitar 100.000 spesies Mollusca yang teridentifikasi. Berdasarkan bentuk tubuh, tipe kaki dan cangkangnya, filum Mollusca dibagi menjadi beberapa kelas, antara lain Polyplacophora, Pelecypoda (Lamellibranchiata, Bivalvia), Gastropoda, Scaphopoda, dan Cephalopoda. a. Polyplacophora
Polyplacophora dikenal dengan nama chiton. Tubuh berukuran panjang 3 mm – 40 cm, berbentuk lonjong, pipih dorsoventral, berwarna gelap, memiliki 8 keping cangkang pipih yang tersusun seperti genting. Polyplacophora tidak memiliki mata dan tentakel, namun memiliki radula yang besar, kaki lebar, dan datar, serta 6 – 88 pasang insang. Alat ekskresi
berupa
sepasang
nefridium
yang
besar.
Alat
indra
berupa
organ
subradulaaesthetes yang dapat dijulurkan untuk mendeteksi adanya makanan. Alat reproduksi bersifat gonokoris dan pembuahan terjadi di dalam tubuh atau di luar tubuh induk. Telur disimpan di dalam rongga mantel. Telur menetas menjadi larva trokofor yang berenang bebas, kemudian turun ke substrat dan mengalami metamorfosis menjadi anak chiton. Terdapat sekitar 800 spesies chiton yang teridentifikasi, antara lain Chiton sp., Chaetopleura, dan Lepidopleurus.
Klasifikasi Chiton magnificus : Kingdom : Animalia Phylum : Mollusca Class : Amphineura Ordo : Cryptochiton Family : Chitonidae Genus : Chiton Species : Chiton magnificus
b. Pelecypoda (Lamellibranchiata, Bivalvia)
Pelecypoda dikenal sebagai kerang, remis, tiram, kijing, atau scallop. Pelecypoda disebut juga Lamellibranchiata (Latin, lamella = lembaran,branchia = insang). Pelecypoda hidup bebas, komensalisme, atau parasit di laut pada daerah pasang surut dan di perairan air tawar. Pelecypoda tidak memiliki kepala. Tubuh Pelecypoda berbentuk pipih secara lateral dan ditutupi oleh sepasang cangkang. Puncak cangkang disebut umbo. Garis-garis melingkar di sekitar umbo menunjukan garis pertumbuhan cangkang. Tubuh Pelecypoda ada yang berukuran kecil 2 mm, ada pula yang berukuran besar hingga lebih dari 1 m, misalnya Tridacna (kerang raksasa).
Struktur anatomi Pelecypoda:
a. Mulut & esofagus
j. Ganglia serebral
b. Lambung
k. Kaki pipih (anterior)
c. Kelenjar pencernaan
l. Mantel
d. Usus
m. Otot aduktor, sebagai otot pengatur sistem
e. Anus
buka-tutup engsel yang dimiliki Pelecypoda.
f. Ginjal
n. Sifon inkuren (ventral)
g. Jantung
o. Sifon ekskuren (dorsal)
h. Aorta/arteri
p. Umbo dan ligamen sendi
i. Insang berlapis-lapis (Lamellibrachiata)
Ciri Pelecypoda :
● Cangkang Pelecypoda tersusun dari tiga lapisan, yaitu periostrakum (paling luar), prismatik (lapisan kapur di bagian tengah), dan nakreas (lapisan mutiara). Di bawah cangkang terdapat mantel berbentuk jaringan tipis dan lebar yang menutup seluruh tubuhnya. Di antara epitel mantel dan permukaan cangkang bagian dalam (nakreas) terdapat rongga berisi cairan ekstrapalial. Bila benda asing masuk ke rongga berisi cairan ekstrapalial, benda tersebut akan dilingkupi oleh cairan yang lama-kelamaan mengendap menjadi lapisan-lapisan mutiara. ● Makanan bersama air masuk melalui sifon air masuk (sifon inhalan). Air yang telah disaring oleh lembaran insang akan keluar melalui sifon air keluar (sifon ekshalan). Sisa makanan dibawa ke usus, ke rektum, kemudian dikeluarkan melalui sifon ekshalan. ● Pelecypoda memiliki peredaran darah terbuka. Alat indra terdapat di tepi mantel berupa tentakel pada sifon inhalan dan ekshalan, sepasangstatosista pada kakinya, oseli di sepanjang tepi mantel untuk mendeteksi cahaya, dan osfradium di dalam sifon ekshalan. ● Pelecypoda bereproduksi secara seksual, dengan gonokoris atau hermafrodit. Gamet dikeluarkan melalui sifon ekshalan. Pembuahan terjadi secara eksternal (di air) menghasilkan larva trokofor yang kemudian bermetamorfosis menjadi kerang muda. Terdapat sekitar 20.000 spesies Pelecypoda, antara lain kerang mutiara (Pinctada margaritzfera), kerang air tawar ( Anodonta), pengebor kayu, dikenal sebagai cacing kapal (Teredo), dan pengebor batu karang laut ( Lithophaga).
Klasifikasi Tridacna maxima : Kingdom : Animalia Phylum : Mollusca Class : Pelecypoda Ordo : Veneroida Family : Tridacnidae Genus : Tridacna Spesies : Tridacna maxima
c. Gastropoda
Gastropoda (Latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah Mollusca yang berjalan dengan menggunakan perutnya, dan dikenal sebagai siput ataukeong. Gastropoda hidup bebas di berbagai habitat (darat, perairan tawar dan laut) sebagai karnivor atau herbivor. Gastropoda herbivor memakan ganggang, rumput laut, tumbuhan air yang lunak atau yang membusuk. Gastropoda karnivor memakan cacing, ikan, atau kerang. Ada pula Gastropoda yang hidup endoparasit, misalnya Entoconcha yang hidup di dalam tubuh timun laut dan Stilifer yang hidup pada dinding tubuh bintang laut. Gastropoda yang hidup sebagai ektoparasit, misalnya Brachystoma yang mengisap darah kerang atau cacing Polychaeta. Pada umumnya Gastropoda memiliki cangkang berbentuk kerucut atau tabung yang melingkar seperti konde (gelung). Cangkang terdiri atas empat lapisan, yaitu periostrakum (lapisan terluar, berpigmen, mengandung zat tanduk conchiolin), prismatik (lapisan kalsium karbonat terluar, mengandung kalsit), lamela (lapisan kalsium karbonat tengah, mengandung aragonit), dan nakre (lapisan kalsium karbonat terdalam, berupa lembaran aragonit).
Struktur Anatomi :
Kaki Gastropoda memiliki telapak yang datar dengan silia dan berbagai sel kelenjar yang menghasilkan lendir Gastropoda bernapas dengan insang sejati, insang sekunder, permukaan tubuh, atau paru-paru. Sistem pencernaan makanan lengkap. Pada radula terdapat gigi-gigi. Sistem peredaran darah terbuka dan jantung terdapat di dalam perikardium. Gastropoda memiliki sepasang ganglion otak dan benang saraf. Alat indra berupa mata (untuk mendeteksi cahaya) yang terdapat di pangkal tentakel, sepasang atau dua pasang tentakel (sebagai alat peraba), osfradiumsebagai kemoreseptor pada rongga mantel, dan statosista pada kaki. Alat ekskresi berupa sepasang protonefridium. Gastropoda bereproduksi secara seksual. Pada umumnya gonokoris atau diesis, artinya alat kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang berheda. Pembuahan terjadi secara eksternal atau internal. Telur dilindungi oleh semacam agar dan dikeluarkan secara berkelompok. Telur ada pula yang dilindungi albumin dan cangkang, serta dilekatkan pada substrat.
Terdapat sekitar 60.000 spesies Gastropoda, antara lain bekicot (Achatina), siput laut tanpa cangkang (Vaginula dan Chromodoris), dan siput air tawar ( Lymnaea). Klasifikasi Hypselodoris bullockii : Kingdom : Animalia Phylum : Mollusca Class : Gastropoda Ordo : Nudibranchia Family : Chromodorididae Genus : Hypselodoris Species : Hypselodoris bullockii
d. Scaphopoda
Scaphopoda disebut juga siput taring karena memiliki bentuk cangkang yang mirip gading gajah atau taring, berwarna putih atau kekuningan. Cangkang terbuka pada kedua ujungnya. Siput taring hidup membenamkan diri pada pasir atau lumpur di laut. Ukuran tubuh biasanya 3 – 6 cm. Ada pula Scaphopoda yang berukuran sekitar 4 mm, misalnya Cadulus mayori. Pada kepala terdapat mulut dan kaptakula yang berbentuk filamen untuk menangkap makanan. Scaphopoda memiliki rahang dan radula pada rongga mulutnya, namun tidak memiliki mata maupun tentakel. Sistem saraf ganglion tidak berpusat. Scaphopoda tidak memiliki insang, oleh karena itu pertukaran udara terjadi pada permukaan mantel, Sistem peredaran darah berupa sistem sinus darah karena Scaphopoda tidak memiliki jantung. Alat ekskresi, berupa sepasang nefridium. Reproduksi Scaphopoda terjadi secara seksual dan gonokoris. Pembuahan terjadi secara eksternal, menghasilkan larva trokofor yang berenang bebas, yang kemudian menjadi larva veliger dan bermetamorfosis hingga menjadi anak Scaphopoda. Terdapat sekitar 350 spesies Scaphopoda, antara lain Dentalium dan Cadulus mayori.
Klasifikasi Dentalium elephantinum : Kingdom : Animalia Phylum : Mollusca Class : Scaphopoda Ordo : Capotalium Family : Dentoidae Genus : Dentalium Species : Dentalium elephantinum
e. Cephalopoda
Cephalopoda (Yunani, kephale = kepala, podos = kaki) adalah Mollusca yang kakinya berada di kepala, dan dikenal sebagai cumi-cumi dan gurita. Semua Cephalopoda hidup di laut. Ukuran tubuh bervariasi, dan beberapa sentimeter hingga cumi-cumi raksasa berukuran panjang 20 m dan diameter 4 m. Cephalopoda tidak memiliki cangkang luar, kecuali Nautilus. Cangkang dalam tersusun dari zat tanduk, bersifat ringan dan transparan, yang disebut pen. Struktur anatomi Cephalopoda:
a. Tentakel pendek, untuk bergerak. b.
Tentakel
panjang,
untuk
k. Mantel
menangkap l. Jantung insang
mangsa.
m. Insang
c. Sucker
n. Rongga mantel
d. Mata
o. Kantung tinta, merupakan tempat tinta
e. Rahang
yang tintanya digunakan ketika diserang
f. Mulut radula
musuh
g. Faring & esofagus
menyemprotkan tinta menuju sifon.
h. Lambung
p. Sifon
i. Usus
q. Gonad
untuk
mengelabuinya
dengan
j. Pen, sebagai penyokong tubuh.
Pada umumnya Cephalopoda bergerak mundur, pergerakan mundur lebih cepat daripada pergerakan maju. Pergerakan terjadi dengan cara menarik (mengisap) air ke dalam rongga mantelnya, kemudian menyemburkan airnya keluar melalui corong (sifon atau funnel). Cephalopoda memiliki penglihatan yang tajam untuk mencari mangsa. Jumlah tangan maupun tentakel bervariasi. Nautilus memiliki 90 buah tentakel, cumi-cumi 10 buah (empat pasang tentakel dan satu pasang tangan), dan Octopus memiliki 8 tangan yang sama panjangnya. Sistem pencernaan Cephalopoda lengkap, mulai dan mulut, esofagus, lambung, sekum (usus buntu), usus, dan anus yang bermuara di rongga mantel. Cephalopoda memiliki dua macam kelenjar pencernaan, yaitu hati dan pankreas. Mulut dilengkapi oleh rahang dan radula. Cephalopoda bernapas dengan insang atau dengan seluruh tubuhnya. Sistem peredaran darah tertutup atau darah mengalir di dalam pembuluh. Cephalopoda memiliki jantung dan darah yang mengandung hemosianin. Alat ekskresi berupa nefridium. Sistem saraf berupa beberapa pasang ganglia yang memusat membentuk otak yang dilindungi oleh kapsul tulang rawan dan mengelilingi esofagus. Mat indra berupa mata yang berkembang baik dan statosista sebagai alat keseimbangan. Semua Cephalopoda, kecuali Nautilus, memiliki kantong tinta dengan saluran yang bermuara pada rektum dekat anus. Cairan tinta mengandung pigmen melanin, berwarna cokelat
atau hitam. Dalam keadaan bahaya, tinta dikeluarkan melalui anus dan keluar tubuh melalui corong (sifon), sehingga air di sekitarnya menjadi gelap. Kulit Cephalopoda mengandung kromatofor berwarna kuning, jingga, merah, biru, dan hitam. Sepia officinalis mampu mengubah warna tubuh menyesuaikan dengan warna lingkungan, seperti pada bunglon. Loligo vulgaris dalam keadaan tenang berwarna pucat, tetapi bila terganggu berubah menjadi gelap. Cephalopoda bereproduksi secara seksual dan gonokoris. Sperma terbungkus oleh kapsul yang disebut spermatofor. Telur mengandung banyak kuning telur berukuran 20 mm dengan jumlah yang bervariasi, antara 100 – 1.500 butir. Terdapat sekitar 650 spesies Cephalopoda, antara lain Nautilus pompilius, sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi ( Loligo), dan Octopus. Klasifikasi Loligo pealii :
Kingdom : Animalia Phylum : Mollusca Classis : Cephalopoda Sub classis : Dibranchia Ordo : Teuthoidea Familia : Loliginidae Genus : Loligo Species : Loligo pealii
2.5 Habitat Mollusca
Mollusca memiliki sifat kosmopolit, dimana hewan-hewan ini memiliki daerah persebaran yang sangat luas. Mollusca telah beradaptasi dengan habitat darat, laut dan air tawar di seluruh dunia, meskipun kebanyakan moluska adalah hewan laut.
2.6 Peranan dan Manfaat Mollusca
Karena bivalvia adalah penyaring makanan, mereka cenderung menumpuk polutan dan di banyak tempat mereka dikumpulkan dan dianalisis sebagai sarana untuk memantau pencemaran air sekaligus menjaga air tetap bersih. Selain itu peranan yang terpenting adalah
penyeimbang dari ekosistem laut. Moluska juga menyediakan nutrisi dan tempat berlindung bagi hewan lain. Moluska mungkin berguna sebagai indikator kebutuhan konservasi. Sebagai contoh, dalam sebuah studi yang dilakukan di Australia, serangga dan moluska yang ditemukan menjadi prediktor kuat dari prioritas konservasi untuk vertebrata pada suatu daerah. Peranan dalam kelautan :
Banyak cangkang keong pteropod yang berkapur akhirnya tenggelam dan mengendap didasar laut menjadi sedimen yang dapat membentuk lumpur dinamakan selut pteropod. Selut ini sering di jadikan objek kajian geologi dan lingkungan laut karena sebaranya banyak terkait dengan pergerakan arus maka beberapa jenis pteropod dapat dijadikan indikator arus janthina dapat menjadi indikator arus hangat, clionr dapat sebgai indikator air dingin dari
laut utara.
2.7 Pengertian Echinodermata
Echinodermata adalah kelompok hewan avertebrata (tidak bertulang belakang) yang permukaan tubuhnya diselubungi oleh kulit yang berduri. Kata Echinodermata berasal dari bahasa Latin, yaitu echinus (duri) dan derma (kulit). Phylum Echinodermata
hanya
larva-larva
dari beberapa ordo yang termasuk
meroplankton. Ada larva yang bentuknya seperti larva Chordata, sehingga ada anggapan bahwa Chordata adalah keturunan Echinodermata. Genus-genus Echinodermata yang larva-larvanya merupakan meroplankton ialah Bipinaria, Brachiolarva dan Auricularia, yang ada pada waktunya akan mengendap semua pada dasar laut sebagai benthal-fauna (Sachlan, 1982). Semua Echinodermata melalui fase larva pelagik dalam perkembangannya. Sama seperi hewan lainnya lamanya menjadi larva pelagik tergantung pada telurnya, kurang baik atau sudah bagus (Newell dan Newell, 1977). Contoh genus dari filum Echinodermata antara lain: Echinopluteus, Ophiopluteus, dan Auricularia (Hutabarat dan Evans, 1986).
2.8 Ciri-ciri Echinodermata
1. Tubuh Echinoderamta terdiri dari 3 lapisan dan memiliki rongga tubuh atau disebut triploblastik selomata. 2. Bentuk tubuh simetri bilateral pada saat masih menjadi larva, dan pada saat dewasa bentuk tubuhnya simetri radial. 3. Kulit tubuh terdiri dari zat kitin. 4. Mempunyai ambulakral 5. Memiliki sistem penceranaan yang sempurna kecuali bintang laut yang tidak memiliki anus. 6. Tidak memiliki sistem ekskresi. 7. Perkembangbiakan terjadi secara seksual
2.9 Reproduksi Echinodermata
Phylum Echinodermata
hanya
larva-larva
dari beberapa ordo yang termasuk
meroplankton. Ada larva yang bentuknya seperti larva Chordata, sehingga ada anggapan bahwa Chordata adalah keturunan Echinodermata. Genus-genus Echinodermata yang larva-larvanya merupakan meroplankton ialah Bipinaria, Brachiolarva dan Auricularia, yang ada pada waktunya akan mengendap semua pada dasar laut sebagai benthal-fauna (Sachlan, 1982). Semua Echinodermata melalui fase larva pelagik dalam perkembangannya. Sama seperi hewan lainnya lamanya menjadi larva pelagik tergantung pada telurnya, kurang baik atau sudah bagus (Newell dan Newell, 1977). Reproduksi seksual melibatkan pembuahan eksternal telur oleh spermatozoa. Telur yang sudah dibuahi berkembang menjadi larva planktonik. Pada fase larva lah Echinodermata adalah meroplankton. Larva biasanya melalui dua tahap, yang disebut bipinnaria dan brachiolaria. Mereka bilateral simetris dan memiliki gabungan dari silia digunakan dalam berenang dan makan. Sebagai larva secara bertahap bermetamorfosis menjadi dewasa, reorganisasi kompleks dan degenerasi organ internal terjadi. Sisi kiri dari larva menjadi
permukaan lisan orang dewasa, yang menghadap ke bawah, dan sisi kanan menjadi permukaan aboral, yang menghadap ke atas. Larva menetap ke dasar laut dan mengadopsi khas dewasa simetri radial mereka.
2.10 Klasifikasi Echinodermata
Berdasarkan bentuk tubuhnya, Echinodermata diklasifikasikan menjadi beberapa kelas, yaitu sebagai berikut.
1. Kelas Asteroidea
Kelas Asteroidea disebut juga dengan bintang laut, memiliki bentuk seperti bintang dengan 5 lengan, duri-duri pendek dan tumpul, memiliki mulut dan anus, daya regenerasi sangat besar, dan alat gerak berupa kaki ambulakral. Nama larva pertamanya adalah Biphinnaria . Contohnya, Astrias vulgaris (bintang laut besar) dan Ctenodiscus (bintang laut lumpur).
Klasifikasi Pisaster ochraceous : Kingdom
: Animalia
Phylum
: Echinodermata
Class
: Asteroidea
Order
: Forcipulatida
Family
: Asteriidae
Genus
: Pisaster
Species
: Pisaster ochraceous
Bintang laut, atau asteroid, berkembang melalui beberapa tahap larva, termasuk brachiolaria ini larva dari seastar oker, Pisaster ochraceous. Reproduksi seksual terjadi pada akhir musim semi atau awal musim panas. Bila sudah siap untuk bereproduksi, gonad matang dapat mencapai hingga 40 persen dari berat badan hewan. Pemijahan terjadi di Puget Sound sekitar bulan Mei sampai Juli. Pembuahan terjadi di laut dan hasilnya berupa larva plankton.
2. Kelas Ophiuroidea
Kelas Ophiuroidea. Tubuhnya berbentuk cakram segi lima dengan lengan panjang yang berjumlah 5 buah. Alat gerak kaki ambulakral, memiliki mulut, tetapi tidak memiliki anus, contohnya, Ophiothix fragillis (bintang ular laut). Nama larvanya adalah Ophiopluteus .
Klasifikasi O. fragilis : Kingdom
: Animalia
Phylum
: Echinodermata
Subphylum
: Asterozoa
Class
: Ophiuroidea
Order
: Ophiurida
Family
: Ophiothricidae
Genus
: Ophiothrix
Species
: O. fragilis
3. Kelas Echinoidea
Kelas Echinoidea disebut juga dengan kelas landak laut, tubuh berbentuk bulatan, tidak berlengan, memiliki duri-duri (dari zat kapur) yang dapat digerakkan, sistem gerak dengan kaki ambulakral, beberapa spesies memiliki kelenjar racun pada duri-durinya, dan memiliki
saluran pencernaan yang komplet, yaitu mulut–anus, contohnya, Echinocardium cordatum (landak laut). Nama larvanya adalah Echinopluteus . Klasifikasi Echinocardium cordatum : Kingdom
: Animalia
Phylum
: Echinodermata
Subphylum
: Echinozoa
Class
: Echinoidea
Order
: Spatangoida
Family
: Loveniidae
Genus
: Echinocardium
Species
: Echinocardium cordatum
4. Kelas Holothuroidea
Kelas Holothuroidea. Tubuh berbentuk bulat panjang, memiliki osikula yang halus, hidup sesilis, memiliki mulut dan anus, dan di sekitar mulut terdapat tentakel yang dapat digerakkan (ditarik dan dijulurkan). Alat gerak kaki ambulakral, contohnya, Cucumari planci (teripang). Nama larvanya adalah Auricolaria . Klasifikasi Parastichopus californicus : Kingdom
: Animalia
Phylum
: Echinodermata
Class
: Holothuroidea
Order
: Aspidochirotida
Family
: Stichopodidae
Genus
: Parastichopus
Species
: Parastichopus californicus
Teripang, seperti larva Parastichopus californicus, memulai hidup sebagai larva planktonik di awal musim panas. Mereka berenang dengan gerakan meluncur, menggunakan silia, mirip dengan larva echinodermata lainnya.
5. Kelas Crinodea
Kelas Crinodea, tubuh berbentuk seperti bunga bakung, melekat di dasar laut, hidup di laut dalam dan memiliki daya regenerasi yang tinggi, contohnya, Antodon tanella. Nama larvanya Vitellaria atau juga Doliolaria .
2.11 Habitat Echinodermata
Habitat Echinodermata adalah Daerah beriklim tropis atau air asin kutub laut. Kecuali beberapa spesies yang menghuni perairan payau, semua echinodermata adalah organisme bentik yang ditemukan di lingkungan laut. Echinodermata menghuni kedalaman mulai dari perairan dangkal di garis pasang ke laut dalam. (Barnes, 1987; Brusca dan Brusca, 2003; University of Alabama Pusat Komunikasi dan Teknologi Pendidikan, 2000; Waggoner, 1999)
2.12 Peranan dan Manfaat Echinodermata
Dalam ekosistem laut hewan-hewan Echinodermata sangat membantu dalam proses biodegradasi sampah organik. Potongan bangkai makhluk hidup dalam laut (detritus) sangat disukai mentimun laut sebagai sumber makanan. Dengan demikian Echinodermata merupakan “pasukan pembersih” di ekosistem laut. Bintang laut adalah bagian penting dari ekosistem pantai. Dalam satu percobaan, bintang laut ( Pisaster ochraceous) telah dipindahkan dari suatu daerah. Bintang laut ini adalah predator dari banyak spesies kerang atau remis di lokasi itu. Dengan hilangnya bintang laut, diperkirakan bahwa kerang akan mencapai keragaman yang lebih besar. Sebaliknya, dengan predator puncak hilang, salah satu spesies tertentu dari kerang mendominasi dan ramai spesies lain mulai bepergian. Dalam hal ini, bintang laut ini dikenal sebagai "kunci" spesies,
yang merupakan binatang yang penting untuk menjaga keanekaragaman hayati suatu masyarakat. Seorang kerabat bintang laut, landak laut, merupakan bagian penting dari ekosistem rumput laut di mana berang-berang laut hidup. Fosilnya berperan dalam bidang biostratigrafi kelautan.
2.13 Pengertian Cirripedia
Cirripedia berasal dari bahasa Latin yang berarti ”kaki bergulung” merupakan satu-satunya hewan kelompok Crustacea yang hidup sesil (selain Crustacea parasit) sehingga membentuk suatu kelompok yang sangat menyimpang dari kelompok-kelompok Crustacea lainnya. Selain itu, sebagian besar anggotanya bercangkang mirip Pelecypoda, sehingga pernah dianggap sebagai anggota filum Mollusca. Baru dalam tahun 1830, ketika stadium-stadium larvanya ditemukan, dapat diketahui hubungan antara teritip dengan hewan Crustacea lainnya, sehingga teritip kemudian dikeluarkan dari filum Mollusca. Hewan-hewan teritip semua hidup di laut, dua pertiga dari 900 jenis yang dikenal hidup bebas, melekatkan diri pada bebatuan, cangkang moluska, karang, kayu terapung, dan benda-benda lain. Beberapa jenis hidup komensal pada ikan paus, penyu, ikan dan hewan lain, sedangkan sejumlah besar lainnya parasitik.
2.14 Ciri-ciri Cirripedia
● Biasanya berwarna hitam, putih, kuning atau krem. ● Seluruh cirripedia merupakan makhluk laut. ● Beberapa spesies cirripedia berupa parasit. ● Berbeda dengan spesies yang hidup bebas, yang parasit memiliki tubuh yang tidak bersegmen, tanpa karapas atau kaki. Mereka bersifat sessile yaitu mereka menempel ke permukaan permukaan yang mereka jadikan itu sebagai pasangan pertama mereka sebagai antena. ● Tubuh dengan kepala dan dada yang ditutupi karapaks berebentuk cakram dan hidup di laut melekat pada batu atau benda lain. ● Cangkang cirripedia biasanya terdiri dari 6 kepingan.
● Kaki cirripedia dilengkapi bulu-bulu untuk membantunya memasukkan air ke cangkangnya sehingga mereka dapat makan. ● Barnacle atau cirripedia adalah filter feeder (suspension feeder). Ketika bayi cirripedia telah melekat pada suatu permukaan yang keras, maka lapisan tipis daging dan outer shell tumbuh pada permukaan tubuh cirripedia. ● Cangkang luar tersebut melindungi cirripedia dari predator. ● Sekali cirripedia melekat pada sesuatu biasanya dia akan berada di sana sepanjang hidupnya.
2.15 Reproduksi Cirripedia
Cirripedia non parasit umumnya hermafrodit, biasanya terjadi silang karena pada substrat yang cocok biasanya dihuni sejumlah besar jenis yang sama dan berdekatan. Telur dierami pada kantung telur dalam rongga mantel. Telur menetas menjadi larva nauplius.
Seekor tritip dapat menghasilkan lebih dari 13000 larva nauplius. Stadia nauplius sebanyak 6 instar, tidak makan, kemudian menjadi larva cypris yang mirip ostracoda. Tubuh larva cypris dibungkus 2 keping karapas, mempunyai sepasang mata majemuk, sessile dan 6 pasang apendik thorax. Pada tempat yang cocok, larva cypris akan menempel dengan menggunakan kelenjar perekat pada antena pertama, kemudian mengalami metamoforsa dengan memanjangnya cirri, melengkungkan tubuh dan mulai tumbuh rangka luar baru (keping cangkang) dibawah karapas larva cypris yang lama. Kutikula atau rangka luar yang melapisi bagian dalam rongga mantel dan menutupi apendik secara periodik mengalami molting sebagaimana halnya pada crustacea lain. Keping kapur atau cangkang dihasilkan oleh mantel, dan tidak diganti pada waktu molting, namun terus tumbuh menjadi besar dan tebal dengan adanya penambahan bahan-bahan (material) pada bagian tepinya. Zat perekat dihasilkan selama hidup, dan juga diadakan perbaikan pada bagian-bagian yang rusak. Zat perekat ini melekat dengan erat pada substrat. Molting pada tritip berlangsung seumur hidup. Teritip merupakan hewan hermaprodit. Tetapi mereka tidak membuahi dirinya sendiri. Mereka juga tidak melepaskan telur dan sperma ke dalam air pada saat bersamaan. Setelah terjadi pembuahan silang, telur akan dierami pada kantung telur yang terdapat dalam rongga mantel. Telur akan menetas menjadi larva naupilus. Larva ini berenang bebas. Ukurannya sekitar 500 mikron hingga 2mm. Pada sudut-sudut depan larva terdapat duri seperti tanduk. Larva naupilus tidak makan. Ia memiliki antena dan satu buah mata. Tubuhnya berbentuk perisai. Juga mengalami molting (pergantian kulit) beberapa kali. Pada tahap ini, sistem sarafnya mulai berkembang, yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan mangsa.
Fase Nauplius:
Kemudian larva naupilus berkembang menjadi larva cyprid. Pada tahap ini, larva mulai mencari dan menempel pada substrat yang cocok. Ketika menemukan substrat yang cocok, ia akan mengeluarkan lem dari kelenjar khusus di antenanya untuk menempelkan dirinya sebelum bermetamorfosis ke tahap dewasa. Setelah itu, ia akan membentuk struktur yang keras seperti cangkang mollusca. Bersifat fototropik negatif atau menjauhi cahaya. Larva ini menjelajahi permukaan substrat dengan merayap. Otak larva cyprid cukup kompleks. Ia memiliki sistem sensori ganda yang digunakan untuk mendeteksi tempat hidup yang sesuai.
Fase cyprid:
Setelah dewasa, tubuhnya bisa mencapai 7 cm. Untuk mencapai tahap dewasa, larva teritip membutuhkan waktu lebih dari enam bulan. Karapaks sudah menyatu dengan tubuhnya, sehingga hanya ada celah untuk jalan keluar masuk tentakel agar tetap bisa makan serta celah untuk penis.
Fase dewasa:
Predator teritip sangat banyak, seperti: cacing, siput, bintang laut, dan ikan. Selain itu, teririp tidak mampu bertahan hidup apabila ada limbah minyak. Mereka juga saling bersaing mendapatkan habitat yang layak bagi dirinya. Teritip mengandung protein yang tinggi sehingga ia bisa dijadikan sumber makanan bagi ikan-ikan. Fosilnya juga dapat dijadikan sebagai tempat hidup hewan-hewan kecil.
2.16 Klasifikasi Cirripedia
Cirripedia terdiri dari 3 superordo : Ordo 1. Thoracica Ordo ini terdiri dari teritip (barnacle) dan hidup di laut. Tubuhnya ditutupi oleh cangkang kapur. Ada enam pasang embelan dada bercabang dua. Teritip adalah hermafrodit, mereka tidak membuahi teiurnya sendiri tetapi menyampaikan spermanya kepada teritip lain terdekat melalui penisnya yang dapat dijulurkan sampai beberapa inci. Telur yang dibuahi menetas menjadi nauplius planktonik, setelah ganti kulit beberapa kali menjadi sipris (cypris) yang bercangkang dan mempunyai tetesan minyak dalam cangkang sehingga masih dapat mengapung di plankton. Ada dua bentuk umum, (a) cangkangnya dibangun langsung menempel pada substrat yang dinamakan teritip baran (acorn barnacle), contoh Bala-nuslty menempel dengan tangkai seperti kulit yang menempel pada substrat yang dinamakan teritip angsa atau teritip bertangkai (goose barnacle). Mereka pemakan menyaring (filter feeder). Cara makan dengan mem-buka cangkangnya dan mendepakkan kakinya untuk menangkap makanan. Mereka makan. plankton. Kelompok hewan ini banyak hidup di perairan pantai pada benda-benda melekat di bawah atau di atas permukaan laut atau pada benda-benda terapung.
Ordo 2. Acrothoracica Hewan parasit, tidak mempunyai cangkang kapur dan tubuhnya ditutupi oleh mantel besar. Contoh Alcippe lampas, jantan kecil, tak berkaki dan melekat pada betina, melubang ke dalam cangkang Natica yang berisi kelomang.
Ordo 3. Rhizocephala Hewan parasit, tidak ada embelan tubuh, saluran pencernaan, atau pun peruasan pada hewan dewasa; melekat dengan tangkai, dengan akar-akarnya menembus ke jaringan inangnya. Contohnya Sacculina (carcini), parasit pada Crustacea Decapoda yang mendegenerasi menjadi sebuah kantung melekat pada permukaan ventral antara dada dan abdomen.
2.17 Habitat Cirripedia
Cirripedia hidup sebagai parasit dan terdapat di air laut yang menempel pada batuan, gundukan tanah, kulit kerang-kerangan atau hampir semua permukaan benda padat yang dapat untuk berpegangan dengan erat. Kebiasaan hidup berbeda-beda mulai dari kehidupan betul-betul bebas, komensalisme, secara kebetulan sampai kepada parasitisme patogenik ekstrim.
2.18 Peranan, Manfaat, dan Kerugian Cirripedia
● Tritip non parasit dewasa merupakan pengganggu bagi manusia karena mengganggu lunas kapal, pelampung dan tiang-tiang dilaut. Larva cypris mulai menempel pada waktu kapal berada diperairan pantai. Populasi tritip yang padat pada lunas kapal dapat mengurangi kecepatan kapal sampai 30 %, yang berarti pemborosan bahan bakar dan waktu.. ● Berbeda dengan yang dewasa, melimpahnya larva nauplius dan cypris yang berenang bebas sebagai meroplankton merupakan sumber makanan bagi hewan pemakan plankton. ● Parasit jenis Rhizocephala dapat merugikan peternakan (usaha budidaya) udang dan kepiting.
2.19 Pengertian Chordata
Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu tali sumbu tubuh syaraf belakang dengan rangka. Ukuran chordata beragam ada yang besar dan ada yang kecil dengan otak yang terlindung tengkorak untuk berfikir. Contoh chordata adalah manusia, cacing acorn, ikan lancet, ikan paus pembunuh, katak, burung puyuh, kalkun, lemur, beruk, macan, kucing, dan lain sebagainya. Sifat yang ada pada hewan-hewan yang dimasukkan ke dalam phylum ialah: 1. Adanya chorda dorsalis, pada keadaan embrio, larva atau seumur hidup, chorda dorsalis terjadi dari entoderm primer. 2. Pada dinding pharynx ada sulci pada keadaan embrio, atau lubang-lubang pada keadaan larva atau seumur hidup. Lubang-lubang ini ialah celah-celah insang. 3. Di dalam pusat susunan saraf ada rongga, seumur hidup atau hanya pada keadaan larva. Rongga ini disebut neuroceia
2.20 Ciri-ciri Chordata
Adapun karakteristik atau ciri–ciri umum filum Chordata secara terperinci adalah: 1. Adanya sefalisasi 2. Tubuh simetris bilateral 3. Tubuh bersegmen-segmen 4. Kondisi triploblastic, selom berkembang biak 5. Segmentasi yang bersifat metameri 6. Adanya notochord (corda dorsalis) yaitu struktur penyokong pertama tubuh Chordata 7. Adanya sebuah tabung korda saraf yang terletak dorsal dari notochord 8. Adanya celah-celah insang faringeal 9. Fertilisasi internal atau eksternal dan secara seksual alat kelamin jantan. Berupa penis dan alat kelamin betina berupa vagina. 10. Alat pencernaan lengkap mulai dari mulut, esofagus, faring, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus.
11.
Alat pernapasan berupa insang bagi yang hidup di air, dan paru-paru bagi yang
hidup di darat dan Sistem peredaran tertutup
Chordata memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan filum yang lain. Ciri-ciri tersebut antara lain : ● Memiliki Notokord /Korda Dorsalis, yaitu kerangka berbentuk batangan keras tetapi lentur. Notokord terletak di antara saluran pencernaan dan tali saraf, memanjang sepanjang tubuh membentuk sumbu kerangka. ● Memiliki tali saraf tunggal, dimana terdapat ujung anterior yang membesar berupa otak ● Memiliki ekor yang memanjang ke arah posterior terhadap anus ● Memiliki celah faring ● Pada suatu tingkat perkembangannya, memiliki pasangan celah insang. Insang merupakan deviat (diturunkan) dari faring. Dengan adanya celah insang, maka air yang masuk melalui mulut dapat dikeluarkan melalui insang. ● Bentuk tubuh simetri bilateral ● Mempunyai coelom ● Mesoderm yang merupakan dinding selom berasal dari entoderm primer, sehingga Chordata termasuk enterodermata ● Semua hewan yang tergolong vertebrata memiliki rangkaian tulang kecil (vertebra) yang memanjang pada bagian dorsal dari kepala hingga ekor. Rangkaian vertebra yang disebut tulang punggung ini membentuk sumbu kerangka menggantikan notokord. Tulang punggung berfungsi sebagai penyokong tubuh serta melindungi tali saraf.
2.21 Reproduksi Chordata
Chordata Memiliki Kelamin yang terpisah (gonokris), tetapi ada pula yang bersifat hermaprodit. Reproduksi secara seksual dan aseksual. Chordata melakukan reproduksi seksual dengan membentuk sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Fertilisasi dapat berlangsung secara internal atau eksternal. Reproduksi aseksual dengan tunas (budding).
2.22 Klasifikasi Chordata
Phylum chordata ini dibagi atas 4 sub phylum yaitu: 1. Subfilum Hemichordata
Subfilum Hemichordata ( Hemi = setengah): notokorda pendek, di sebelah anterior. Jaringan saraf dalam epidermis. Celah insang banyak (Enteropneusta). Celah insang 2 atau tak ada (Pterobranchia). Hidup dalam koloni, dengan kulit berkitin. Contoh: Graptozoa sp dan Balanoglossus sp Organisme yang termasuk Hemichordata hidup didasar laut yang berpasir atau berlumpur.
Kedudukan Hemichordata dalam phylum Chordata sulit untuk
dibedakan, karena dalam sub phylum ini terdapat beberapa jenis binatang yang mempunyai bentuk seperti cacing, oleh karena ini dan lain faktor, hemichordates diperlakukan sebagai famili dari echinodermata dan chordata. Subfilum Hemichordata memiliki beberapa ciri-ciri atau karakteristik umum yaitu: 1) Memiliki tubuh yang berukuran kecil 2) Hewan bertubuh lunak 3) Habitatnya hidup di dasar laut yang berpasir atau berlumpur 4) Memiliki celah insang yang berpasangan 5) Organ reproduksi diosius 6) Jaringan saraf dorsal serta ventral 7) Hidup berkoloni 8) Memiliki notokorda pendek di sebelah anterior Badannya lunak dan berbentuk silinder seperti cacing. Dataran badan dilapisi epidermis yang terdiri atas satu lapis sel yang mempunyai cilia. Pada badan dapat dibedakan: a. Proboscis, yang berbentuk seperti conus b. Collare, yang berbentuk sebagai leher baju dan menglilingi colum dan basis proboscis. c. Truncus, yang panjang agak pipih
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Hemichordata
Class
: Enteropneusta
Family
: Ptychoderidae
Genus
: Balanoglossus
Species
: Balanoglossus carnosus
2. Subfilum Urochordata (Tunicata)
Subfilum Urochordata (Oura = ekor): larvanya kecil seperti berudu, notochord dan nervecord terdapat di daerah ekor, hewan dewasa transparan, tanpa notochord berbentuk tubular, globular, atau tidak beraturan, tubuh diselubungi testa, tanpa rongga tubuh, organ reproduksi umumnya berumah dua dan ada yang hermafrodit. Contoh: Appendicularis sp dan Ascidia intestinalis. Subfilum Urochordata memiliki beberapa ciri-ciri atau karakteristik umum yaitu: 1. Habitatnya hidup di daerah tropis, terutama daerah perairan pantai yang dangkal, seperti: di laut
2. Reproduksi secara seksual, dan beberapa secara aseksual dengan tunas 3. Hidup berkoloni 4. Memiliki celah insang 5. Urochordata bertubuh pendek 6. Urochordata dewasa tidak memiliki notochord ataupun cekungan nervechord
Subfilum Urochordata dibagi menjadi 3 kelas, yakni : 1. Kelas Ascidiacea Ciri-Ciri : -
Ada berbagai bentuk
-
Tiap hewan memiliki tunica sendiri atau beberapa hewan mempunyai bersama satu tunica.
-
Biasanya melekat setelah metamorphosis retrogressif.
-
Banyak stigmata.
-
Atrium bermuara di sebelah dorsal.
-
Tunica tetap.
-
Tidak ada stolon, atau stolon sederhana.
Contoh : Botryllus violaceus Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Ascidiacea
Order
: Stolidobranchia
Family
: Styelidae
Subfamily
: Botryllinae
Genus
: Botryllus
Species
: B. Violaceus
Cara Bereproduksi:
Fertilisasi berlangsung extern. Pembelahan terjadi sampai terjadi bentuk blastula. Bentuk blastula ialah pipih dengan sel-sel, yang membentuk ectoderm yang agak cembung di atas dan sel-sel
yang embentuk entoderm yang agak cekung di bawah. Sel-sel ectoderm
memperbanyak diri lebih cepat, sehingga mereka lebih kecil. Bentuk gastrula terjadi kebanyakan dengan cara invanigasi epibolis. Pada cara ini sel-sel ectoderm terus memperbanyak diri lebih cepat, sehingga entoderm makin lama makin cekung dan ectoderm meluas menutupi entoderm. Blastocela menghilang dengan mendalamnya cekung terjadilah bentuk gastrula dengan archenteron dan gastoporus. Gastoporus kemudian mengecil dan terletak pada ujung caudal sebelah dorsal atau atas. Embryo kemudian memanjang, sebelah atau lebih mendata, padahal sebelah bawah atau ventral tetap cembung. Pada tahap metamorphosis, jumlah stigmata (lubang insang) bertambah, ekor serta chordata dorsalis dan bagian caudal medulla spinalis menghilang. Bangunan-bangunan yang dipandang mata dan otocyt serta kandungan alat indera menghilang, bagian cranial medulla spinalis menjadi suatu ganglion dan dan gonades serta saluran mereka terjadi antara ventriculus dan intestenum dari mesoderm. Bagian tubuh antara bagian yang melekat dan mulut tumbuh cepat sehingga tubuh memutar mencapai 1800 dengan mulut dan lubang atrial terdapat pada ujung yang bebas. Akhirnya papillae adhesivae menghilang dan seluruh tubuh dikelilingi oleh tunica.
2. Kelas Thaliacea Contoh spesies : Dolioletta miribilis
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Thaliacea
Order
: Doliolida
Family
: Doliolidae
Genus
: Dolioletta
Species
: Dolioletta miribilis
Anatomi :
Cara Bereproduksi :
Thaliaceans memiliki siklus hidup yang kompleks . Telur Doliolid menetas menjadi larva kecebong , yang merupakan tahap larva umum untuk urochordates lainnya . Pada fase larva kecebong inilah Thaliaceans merupakan meroplankton di laut. Kecebong ini kemudian berkembang menjadi sebuah oozoid , yang mereproduksi secara aseksual dengan tunas untuk menghasilkan sejumlah blastozoids , yang membentuk rantai panjang dan dilepaskan pada usia 222 hari. Pada awalnya blastozoid ini semuanya hanya memiliki alat reproduksi wanita
namun semakin lama semuanya mulai mengembangkan alat reproduksi pria, hanya saja proses ini berhenti ketika terjadi ketika mereka dibuahi, hal ini untuk mencegah pembuahan sendiri. Individu dari blastozoids maka bereproduksi secara seksual untuk menghasilkan telur dan generasi berikutnya oozoids . Berikut gambar larva dari Thaliacea:
3. Kelas Larvacea (Appendicularia) Contoh : Oikopleura (Vexillaria) dioica
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Appendicularia
Order
: Copelata
Family
: Oikopleuridae
Genus
: Oikopleura (Vexillaria)
Species
: Oikopleura (Vexillaria) dioica
Cara Bereproduksi :
Reproduksi seksual pada Oikopleura terjadi dengan pelepasan sperma melalui saluran kecil dan pecahnya dinding tubuh untuk melepaskan telur. Setelah telur menetas, Oikopleura ini
menjadi
larva kecebong, pada tahap inilah dirinya sebagai
meroplankton. Kemudian larva ini berkembang jadi dewasa. Semua larvaceans adalah hermaprodit, tetapi pembuahan diri tidak terjadi. Oikopleura segera mati setelah bereproduksi.
3. Subfilum Chepalochordata
Subfilum Cephalochordata (Chepale = kepala): tubuh tidak bersegmen, pipih seperti ikan, tanpa testa, epidermis hanya satu lapis, tanpa sisik, notochord dan nervecord terdapat di sepanjang tubuh dan tetap sampai stadium dewasa, organ reproduksi diosius, gonad berjumlah 26 pasang atau tidak berpasangan, memiliki endostil, hidup tersebar di perairan pantai dan celah insang banyak (Leptocardii). Contoh: Amphioxus lanceolatus dan Amphioxides sp.
Subfilum Cephalochordata memiliki beberapa ciri-ciri atau karakteristik umum yaitu: 1.) Bentuk tubuh mirip bentuk ikan 2.) Tidak memiliki sirip atau kepala yang jelas 3.) Kelamin terpisah 4.) Fertilisasi eksternal 5.) Memiliki celah insang faringeal 6.) Tubuh ramping bersegmen 7.) Notokorda dan korda saraf memanjang sepanjang tubuh 8.) Habitat hidup di perairan dangkal ,tubuh tidak bersegmen, pipih seperti ikan Contoh Spesies : Amphioxides sp
Class: Cephalochordata Ordo : Amphioxidia Famili : Amphioxididiae Genus : Amphioxides Spesies : Amphioxides sp.
Anatomi :
Cara bereproduksi :
Fertilisasi berlangsung extern. Pembelahan melalui meridional, kemudian sampir equatorial, sehingga terjadi micromer dan macromer dan terjadi bentuk morula. Kemudian terjadi bentuk blastula disusul oleh bentuk glastula. Bentuk glastrula terjadi oleh karena adanya invaginasi secara epiboli. Bentuk gastrula semula berbentuk seperti piring, tetapi kemudian archenteron mendalam dan gastoporus mengecil dan terdapat pada ujung yang akan menjadi ujung caudal, di datran yang akan menjdi dataran dorsal. Dataran ini mendatar padahal dataran yang akan menjadi dataran ventral tetap melengkung. Pada sel-sel ectoderm terdapat cilia.
Kemudian terbentuklah larva tunicate, larva ini mirip dengan bentuk dewasanya hanya saja ada perbedaan yang khas yaitu bentuknya yang tidak simetris (celah insang di satu sisi tumbuh terlebih dahulu), ukurannya lebih kecil, struktur tubuh yang lebih sederhana dan tidak memiliki atrium. Pada tahap larva ini, Cephalochordata merupakan meroplankton, dimana sebagaian besar dari fase ini digunakan untuk makan di perairan terbuka namun larva ini terkadang dapat ditemukan di dasar laut. Kemudian larva ini berkembang menjadi dewasa, dimana seperti halnya pada Urochordata, ectoderm di sebelah dorsal, cranial dan gastropopus, menjadi lamina medullaris. Berikut
adalah
gambar
larva
tunicate Cephalochordata
yang merupakan
meroplankton beserta strukturnya:
4. Subfilum Vertebrata
Filum Chordata merupakan salah satu dari tiga filum hewan yang terbanyak anggota jenis hewannya saat ini. Keadaan ini disebabkan oleh adanya filum vertebrata. Kebanyakan hewan yang kita kenal termasuk di dalam subfilum ini, misalnya : ikan, katak, ular, burung, dan mamalia Ciri khas vertebrata yaitu :
1. Pada tingkat dewasa, korda dorsalisnya diganti oleh tulang punggung (kolumna vertebralis) yang tersusun dari tulang biasa. Di sebelah dorsal tulang punggung terdapat tulang sumsung punggung. 2. Otak terdapat pada bagian anterior sumsum punggung. Otak dilindungi oleh tulang tengkorak. Subfilum ini dibagi atas dua superkelas (induk kelas), yaitu kelas Pisces dan kelas Tetrapoda. ● Superkelas Pisces
1. Kelas Agnatha
Hewan yang tergolong agnatha berbadan panjang dan ramping seperti belut serta tidak memiliki rahang. Contoh di kelas ini adalah Cephalospidomorphi (lamprey) dan Kelas Mycini (hagfish). Lamprey hidup diperairan tawar dan laut. Hewan ini mengambil makanan dengan cara mengaitkan mulutnya yang bergigi ke sisi tubuh ikan dan menghisap darahnya. Larvanya memakan partikel di air. Larva lamprey hidup di perairan tawar. Hagfish hanya hidup di air laut. Hewan ini tidak memiliki tahapan larva. Mulut hagfish tidak bergigi, namun memiliki tentakel peraba. Makanannya adalah ikan mati yang kemudian di hisap darahnya dan cacing laut. Kelas ini memiliki 2 subkelas yaitu Cyclostomata dan Ostracodermi. Contoh:
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Cephalaspidomorphi
Order
: Petromizontiformes
Family
: Petromizontidae
Genus
: Lethenteron
Species
: Lethenteron sp. (Lamprey)
Larva dari lamprey disebut ammocoetes, larva ini memiliki toleransi yang rendah terhadap suhu yang tinggi, hal ini menjelaskan bahwa spesies lamprey tidak dapat ditemukan di perairan tropis.
2. Kelas Osteichthyes
Kerangka tubuh tersusun atas tulang keras (Osteon) sisik tipe ganoid dan sikloid , namun ada beberapa spesies yang tidak bersisik. Tubuh berbentuk torpedo atau gelondong. Hal ini memudahkannya bergerak dalam air. Mulut terdapat pada ujung muka moncong. Memiliki lubang hidung di Moncong atas. Mata terletak di lateral tanpa kelopak. Ekor bertipe homocercal , artinya ekor memiliki bagian yang sama ( Simetris ) antara bagian atas dan bawah. Osteichthyes memiliki insang yang tertutup oleh Operculum. Beberapa jenis Osteichthyes memiliki insang yang berbentuk seperti paru-paru misalnya pada Diphnoi Ciri-ciri lainnya : ● Memiliki endoskeleton dengan matriks kalsium fosfat yang keras. ● Permukaan tubuh ditutupi sisik sikloid (garis-garis konsentris) dan stenoid (seperti gerigi). ● Memiliki kelenjar pada kulit untuk mensekresikan mukus sehingga kulit licin (adaptasi untuk mengurangi gesekan saat berenang). ● Memiliki gelembung renang, kantong udara yang membantu ikan untuk mengambang. ● Bernafas dengan insang, yaitu dengan melewatkan air melalui insangnya yang tertutupi operkulum. Air masuk ke dalam mulut – faring – dan keluar diantara celah insang. ● Merupakan hewan ovipar dengan pembuahan secara eksternal.
● Contoh : Sebastes melanops (rockfish), Hippocampus sp (kuda laut), Scomber scombrus (ikan tuna), dan sebagainya. Kelas ini dibagi menjadi 2 subkelas yaitu Actinopterygii (ray finned fishes) dan Sarcopterygii (fleshy finned fishes). Contoh: Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Actinopterygii
Order
: Scorpaeniformes
Family
: Sebastidae
Genus
: Sebastes
Species
: Sebastes melanops (Black Rockfish)
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Actinopterygii
Order
: Saccopharyngiformes
Family
: Eupharyngidae
Genus
: Eupharynx
Species
: Eupharynx pelecanoides
(Pelican Eeel)
3. Kelas Chondrichthyes (ikan bertulang rawan)
Kelas Chondrichthyes memiliki kerangka tubuh yang tersusun atas Kartilago ( Tulang rawan ) sehingga lebih di kenal dengan ikan bertulang rawan ( chondrichthyes ), sisik bertipe plakoid, sebagian besar hidup di perairan laut sebagai pemangsa / predator. Pencernaan makanan sempurna terdiri atas mulut ( terdapat gigi yang sebenarnya sisik plakoid ), usus, dan anus. Hewan ini memiliki rahang atas dan bawah. Ciri khas lainnya pada Chonrichthyes adalah : 1. Mulut yang berahang kuat terletak di bagian bawah tubuh 2. Celah insang berjumlah lima, meskipun ada yang berjumlah tiga, enam, atau tujuh celah insang 3. Kulit ulet dan kasar bergigi karena adanya sisik gelakoid 4. Adanya sepasang pendekep (klasper) pada hewan jantan yang berfungsi untuk menyalurkan sperma ke kloaka betina 5. Usus pendek dan lebar berisi membran ulir untuk menyerap makanan lebih lama 6. Hati berukuran sangat besar untuk membantu pencernaan makanan 7. Fertilisasi terjadi secara internal
8. Bersifat ovipar, yaitu mengeluarkan telur hasil fertilisasi, atau ovovivipar yaitu membawa telur hasil fertilisasi di dalam saluran telur selama perkembangannya hingga menetas Kelas ini dibagi menjadi 2 subkelas yaitu: Elasmobranchii (hiu dan pari) dan Holochepali. Contoh: Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Chondrichthyes
Subclass
: Elasmobranchii
Order
: Lamniformes
Family
: Lamnidae
Genus
: Carcharodon
Species
: Carcharodon carcharias (White
Shark)
Cara Reproduksi Superkelas Pisces:
Ichtioplankton diambil dari bahasa Yunani (ikhtio = ikan
dan
planktos
=
yang
melayang),
mereka
merupakan telur dan larva dari ikan. Biasanya mereka dapat ditemukan di kolom air yang terkena sinar matahari atau berada pada kedalaman kurang dari 200 meter. Ichtioplankton
adalah
planktonik, dimana
mereka tidak dapat berenang sesuai kehendaknya namun melayang terbawa oleh arus. Telur ikan tidak dapat berenang sama sekali dan jelas planktonik. Kemudian telur menetas dan menjadi larva. Larva ini juga adalah plankton namun pada lava stadium awal larva dapat berenang walaupun dengan kemampuan yang buruk, pada larva tahap selanjutnya kemampuan
renang larva ini membaik. Pada tahap telur dan larva lah ikan merupakan meroplankton. Hanya saja larva ikan adalah zooplankton dimana ia memakan plankton yang lebih kecil sedangkan telur ikan memiliki persediaan makanannya sendiri, namun persamaannya adalah mereka dimakan oleh hewan yang lebih besar. Selanjutnya mereka berkembang menjadi ikan kecil dan dilanjutkan hingga menjadi ikan dewasa.
● Kelas Tetrapoda (Tidak termasuk dalam kajian) 1. Kelas Amphibia, contohnya adalah salamander dan katak. 2. Kelas Reptilia, contohnya adalah ular dan buaya. 3. Kelas Aves, contohnya adalah burung. 4. Kelas Mamalia, contohnya adalah lumba-lumba dan gorilla.
2.23 Habitat Chordata
Anggota Chordata dapat hidup di lingkungan perairan jika mereka adalah ikan invertebrata atau di lingkungan tanah jika mereka vertebrata. Mereka termasuk hewan laut, amfibi, burung, reptil dan mamalia.
2.24 Peranan dan Manfaat Chordata
Urochordata dan Cephalochordata berperan dalam menjaga air tetap bersih, dimana makanan utama tunicates adalah plankton dan detritus. Air laut masuk ke dalam tubuhnya melalui siphon masuk (incurrent siphon). Bahan tersuspensi dalam air ini disarin dengan jaring lendir (celah faring) dan dilewatkan ke dalam usus dengan bantuan dari gerakan silia. Anus dikosongkan melalui siphon excurrent dan menyisakan limbah dan air. Superkelas Pisces memegang peranan penting dalam keseimbangan ekosistem laut. Contohnya hiu. Hiu menjaga keseimbangan rantai makanan, ketika hiu punah maka ikan karnivor akan bertambah sehingga ikan herbivor akan berkurang jumalahnya dan pertumbuhan alga tidak terkontrol sehingga mengganggu kesehatan karang. Hiu menjaga populasi buruannya tetap sehat, karena hiu memangsa yang sakit dan lemah dari populasi mangsanya sehingga
mencegah terjadinya persebaran penyakit dan mencegah terjangkitnya populasi lain sehingga ekosistempun hancur. Memangsa yang terlemah juga memperkuat gen terbaik populasi mangsanya, karena ikan yang terbesar, tersehat, dan terkuat umumnya akan mengasilkan keturunan yang serupa. Hiu juga menjaga kesehatan lamun dan habitat vital lain, contohnya pada penelitian di Hawaii membuktikan keberadaan Hiu Macan berpengaruh pada kesehatan dari pertumbuhan lamun, hal ini dikarenakan penyu yang merupakan mangsa Hiu Macan mengonsumsi lamun, dengan tidak adanya Hiu Macan maka penyu ini akan menghabiskan waktunya untuk mengonsumsi lamun yang kaya nutrisi yang lama kelamaan akan habis dan menghancurkan ekosistem, namun hal lain terjadi ketika ada Hiu Macan berada di sekitar habitat lamun tersebut.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
1. Moluska ialah hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak Moluska laut yang sering kita kenal sebagai jenis karang, keong, cumi -cumi umumya menjalani hidupnya sebagai plankton hanya pada awal kehidupan saja, yakni ketika sebagai larva (sebagai meroplankton) setelah dewasa meraka hidup di dasar laut sebagai bentos. Ada empat kelas utama dalam filum mollusca yaitu, gastropoda, bivalvia, Cephalopoda dan Polyplacophora. 2. Echinodermata adalah kelompok hewan avertebrata (tidak bertulang belakang) yang permukaan tubuhnya diselubungi oleh kulit yang berduri. Beberapa ordo memiliki larva yang termasuk meroplankton. Ada larva yang bentuknya seperti larva Chordata, sehingga ada anggapan bahwa Chordata adalah keturunan Echinodermata. Berdasarkan bentuk tubuhnya,
Echinodermata
diklasifikasikan
menjadi beberapa
kelas yaitu Kelas
Asteroidea, Kelas Ophiuroidea, Kelas Holothuroidea, Kelas Crinodea, dan Kelas Echinoidea 3. Seluruh cirripedia merupakan makhluk laut, sebagian besar spesies cirripedia berupa parasit. Berbeda dengan spesies yang hidup bebas, yang parasit memiliki tubuh yang tidak bersegmen, tanpa karapas atau kaki. 4. Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu tali sumbu tubuh syaraf belakang dengan rangka. Phylum chordata ini dibagi atas 4 sub phylum yaitu, Subfilum Hemichordata, Subfilum Urochordata (Tunicata), Subfilum Chepalochordata, dan Subfilum Vertebrata.
DAFTAR PUSTAKA
❖ Loeb,
VJ & Santora, JA 2012, ‘Population dynamics of Salpa thompsoni near the
Antarctic Peninsula: Growth rates and interannual variations in reproductive activity (1993-2009)’, Progress in Oceanography, vol. 96, no. 1, pp. 93-107. ❖
Angga,
Sopiana.
2015.
Pengertian
Mollusca.
http://www.sridianti.com/pengertian-mollusca.html diakses pada tanggal 14 mei 2015 pukul 23.40 WIB ❖ Anonim. Barnacle.
http://a-z-animals.com/animals/barnacle/ diakses pada tanggal 16 Mei
2015 pukul 10.09 WIB ❖
Anonim.
2004.
Biostratigraphy.
Harvard
College.
http://www.mcz.harvard.edu/Departments/InvertPaleo/Trenton/Intro/GeologyPage/Sedim entary%20Geology/biostrat.htm diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 10.45 WIB ❖ Anonim.
Echinoderms.
http://www.biologycorner.com/worksheets/articles/echinoderms.html
diakses
pada
tanggal 15 Mei 2015 pukul 10.35 WIB ❖
Anonim.
2013. Blue Dorid Nudibranchs, Hypselodoris bullockii.
MarineBio
Conservation Society. Web. http://marinebio.org/species.asp?id=30 diakses pada tanggal 16 Mei 2015 pukul 9.24 WIB ❖
Aulia,
Citra.
2014.
Klasifikasi
Mollusca.
http://www.sridianti.com/klasifikasi-mollusca.html diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 9.47 WIB ❖
Luoni, Ottavio. 2012. I Crinoidi. Italia. http://www.biologiamarina.eu/Crinoidi.html diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 12.00 WIB
❖ Myers,
P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey. 2015.
Sebastes melanops. University of Michigaan:The Animal Diversity Web (online). http://animaldiversity.org/accounts/Sebastes_melanops/classification/ tanggal 18 Mei 2015 9.48
diakses
pada