KEPERAWATAN KOMUNITAS
DOKUMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
OLEH KELOMPOK 5
Ni Made Ayu Rahayuni
(P07120214001)
Ida Ayu Rika Kusumadewi
(P07120214002)
Nyoman Wita Wihayati
(P07120214006)
Ni Made Ayu Lisna Pratiwi
(P07120214009)
Ida Ayu Diah Nareswari Keniten
(P07120214039)
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
1
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-IV SEMESTER IV 2016 KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu” Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Dokumentasi Keperawatan Komunitas"mata kuliah Keperawatan Komunitas I di Politeknik Kesehatan Denpasar tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan motivasi berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu. Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini. “Om Santih, Santih, Santih, Om”
Denpasar, 16 Maret 2016
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
2
1.3 Tujuan
3
1.4 Manfaat
3
BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 KONSEP DASAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN
4
2.1.1
Tujuan Dokumentasi Keperawatan
4
2.1.2
Prinsip-prinsip dokumentasi Keperawatan
4
2.1.3
Proses Dokumentasi Keperawatan
5
2.2 KONSEP DASAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS 2.2.1 Langkah-Langkah Proses Keperawatan 2.2.2 Jenis Data 2.2.3 Sumber Data 2.2.4 Cara Pengumpulan Data
6 7 13 13 14
BAB 3 PENUTUP 3.1
Kesimpulan
22
3.2
Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
23
3
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dokumentasi Keperawatan Komunitas merupakan bagian dari pelaksanaan Asuhan keperawatan komunitasyang menggunakan proses keperawatan yang memiliki suatu nilai hukum yang sangat penting.Tanpa dokumentasi keperawatan maka semua implementasi keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat tidak mempunyai makna dalam hal tanggung jawab dan tanggung gugat. Dokumentasi keperawatan dapat dikatakan sebagai pegangan untuk para perawat dalam mempertanggung jawabkan dan membuktikan pekerjaannya atau tindakan yang perawat lakukan.oleh sebab itu ada beberapa kaidah atau aturan yang harus ditaati oleh perawat didalam melakukan pendokumentasian perawatan ( Setiyarini, 2010 ) Sejak tahun 70-an dokumentasi keperawatan menjadi sangat penting, dimana hal tersebut mencerminkan perubahan pada praktik keperawatan,hal ini berkaitan dengan kebutuhan suatu lembaga , dan pedoman hukum yang berlaku. Sejalan dengan pengelompokkan diagnosis yang berhubungan ( dignostic related groupings , DRG ), dokumentasi keperawatan semakin maju dan menjadi suatu mekanisme yang digunakan terhadap perawatan yang di berikan. Dengan berkembangnya proses keperawatan sebagai kerangka kerja para perawat untuk praktik keperawatan, dokumentasi juga berkembang menjadi penghubung yang esensial antara pemberian dan evaluasi perawatan ( Iyer PW , 2002 , hal 1 ) Dokumentasi keperawatan merupakan bukti otentik yang dituliskan dalam format yang sudah baku / sudah di sediakan dan harus di sertakan dengan tanda tangan dan nama perawat dengan jelas ( tidak menggunkan paraf ) dan harus menyatu dengan status rekam medis klien. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas memerlukan pendokumentasian mulai dari tahap pengkajian , penentuan diagnosa keperawatan ,intervensi , implementasi dan evaluasi keperawatan di mana semua itu harus di dokumentasikan. ( Setiyarini , 2010 ) Dokumentasi dilakukan setelah pelaksanaan disetiap tahap proses keperawatan keluarga dilakukan dan disesuaikan dengan waktu ( Effendi 1995 )
4
Dokumentasi asuhan keperawatan komunitas merupakan sarana komunikasi dari satu profesi keprofesi lain terkait status klien. Sebagai alat komunikasi , tulisan dalam dokumentasiharus jelas terbaca , tidak boleh memakai istilah atau singkatan – singkatan yangtidak jelas atau tidak lazim , juga berisi uraian yang jelas , tegas dan sistematis. Haltersebut dilakukan untuk menghindari disfungsi komunikasi ( komunikasi yang tidaksearah ). Dan efek samping atau dampak yang dapat timbul dari disfungsi komunikasi ini akanmembahayakan keselamatan klien. Profesi keperawatan saat ini merupakan profesi yang memiliki resiko hukum. Dimana kesalahan perawatan yang mengakibatkan kecacatan atau kematian bagi klien dapat menyeret perawat ke pengadilan. Karenanya ,segala aktifitas yang dilakukan terhadap klien harus di dokumentasikan dengan baik dan jelas. Tenaga perawat mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan , mempunyai peran penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan komunitas sesuai dengan standar yang sudah ada. ( KancilJogja 2010 , Jurnal ) Dokumentasi
yang lengkap dan akurat mengenai data klienakan
memudahkan perawat dan profesi lain dalam memantau efektifitas asuhan keperawatan komunitas. Dimana semua ini dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan komunitas pada klien , dan hal ini dapat di jadikan bukti mutu asuhan keperawatan komunitas. Dokumentasi Keperawatan sewaktu – waktu dapat di jadikan barang bukti di pengadilan jika terjadi suatu gugatan klien. Apabila mutu pendokumentasian asuhan keperawatan kurang baik , maka dapat terjadi resiko – resiko seperti kesalahan dalamkomunikasi , dalam perencanaan tindakan , dalam pengambilan tindakan dan lain –lain yang dapat mengakibatkan menurunnya mutu asuhan keperawatan komunitas. Maka dari itu sangat penting bagi perawat komunitas untuk dapat mengetahui sisitem pendokumentasian keperawatan komunitas.
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah pengertian dokumentasi keperawatan? 1.2.2 Apa sajakah tujuan dokumentasi keperawatan ?
5
1.2.3 Apa sajakah prinsip-prinsip dokumentasi keperawatan ? 1.2.4 Apa sajakah proses dokumentasi keperawatan? 1.2.5 Bagimanakah konsep dasar pendokumentasian keperawatan komunitas? 1.3 Tujuan Tujuan Umun : Mengetahui teknik pendokumentasian keperawatan komunitas yang sesuai standar. Tujuan Khusus : 1.3.1 Mengetahui pengertian dokumentasi keperawatan. 1.3.2 Mengetahui tujuan dokumentasi keperawatan . 1.3.3 Mengetahui prinsip-prinsip dokumentasi keperawatan . 1.3.4 Mengetahui proses dokumentasi keperawatan. 1.3.Mengetahui konsep dasar pendokumentasian keperawatan komunitas.
1.4 Manfaat Bagi Mahasiswa 1.4.1 Agar dapat menambah penegtahuan mahasiswa dalam pendokumentasian keperawatan kmunitas. 1.4.2 Agar dapat menjadi landasan atau dasar dalam menjalankan pendokumentasian keperawatan komunitas
6
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DASAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis / tipe, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien.
2.1.1 Tujuan Dokumentasi Keperawatan Tujuan dokumentasi keperawatan sebagai: a. Alat komunikasi anggota tim b. Biling keuangan c. Bahan pendidikan d. Sumber data dalam menyusun NCP e. Audit keperawatan f. Dokumen yang legal g. Informasi statistic h. Bahan penelitian
2.1.2 Prinsip-prinsip dokumentasi Keperawatan Aspek-aspek keakuratan data, brevity (ringkas) dan legibility (mudah dibaca). Hal yang pokok dalam prinsip-prinsip dokumentasi adalah : a. Dokumentasi harus dilakukan segera setelah pengkajian pertama dilakukan, demikian juga pada setiap langkah kegiatan keperawatan. b. Bila memungkinkan, catat setiap respon pasien/keluarganya tentang informasi / data yang penting tentang keadaannya. c. Pastikan kebenaran setiap data data yang akan dicatat. d. Data pasien harus objektif dan bukan merupakan penafsiran perawat, dalam hal ini perawat mencatat apa yang dilihat dari respon pasien pada saat merawat pasien mulai dari pengkajian sampai evaluasi.
7
e. Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi hal-hal sebagai berikut : adanya perubahan kondisi atau munculnya masalah baru, respon pasien terhadap bimbingan perawat. f. Harus dihindari dokumentais yang baku sebab sifat individu /Pasien adalah unik dan setiap pasien mempunyai masalah yang berbeda. g. Hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas dari setiap catatan yang dicatat, harus disepakati atas kebijaksanaan institut setempat h. Data harus ditulis secara syah dengan menggunakan tinta dan jangan menggunakan pinsil agar tidak mudah dihapus. i. Untuk merubah atau menutupi kesalahan apabila terjadi salah tulis, coret dan diganti dengan yang benar kemudian ditanda tangani. j. Untuk setiap kegiatan dokumentasi, cantumkan waktu tanda tangan dan nama jelas penulis. k. Wajib membaca setiap tulisan dari anggota lain kesehatan yang lain sebelum menulis data terakhir. l. Dokumentasi harus dibuat dengan tepat, jelas dan lengkap
2.1.3 Proses Dokumentasi Keperawatan Proses dokumentasi keperawatan mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Pengkajian 1.
Mengumpulkan Data
2.
Validasi data
3.
Organisasi data
4.
Mencatat data
b. Diagnosa Keperawatan 1. Analisa data 2. Identifikasdi masalah 3. Formulasi diagnosa c. Perencanaan/Intervensi 1. Prioritas masalah 2. Menentukan tujuan 3. Memilih strategi keperawatan
8
4. Mengembangkan rencana keperawatan d. Pelaksanaan/implementasi 1. Melaksanakan intervensi keperawatan 2. Mendokumentasikan asuhan keperawatan 3. Memberikan laporan secara verbal 4. Mempertahankan rencana asuhan e. Evaluasi 1. Mengidentifikasikan kriteria hasil 2. Mengevaluasi pencapaian tujuan 3. Memodifikasi rencana keperawatan
2.2 KONSEP DASAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis. Selanjutnya menetapkan langkah proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (Wolf, Weitzel dan Fuerst, 1979). Jadi
proses
keperawatan
komunitas
adalah
metode
asuhan
keperawatan yang bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, kelompok atau masyarakat yang langkah – langkahnya dimulai dari (1) pengkajian : pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan. (Wahit, 2005). Proses keperawatan pada komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan. Dalam perawatan kesehatan komunitas keterlibatan kader kesehatan, tokoh – tokoh masyarakat formal dan informal sangat diperlukan dalam setiap tahap pelayanan keperawatan secara terpadu dan menyeluruh sehingga
9
masyarakat benar – benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan. Dalam melakukan proses keperawatan komunitas dokumentasi keperawatan menjadi hal yang sangat penting karena dokumentasi dapat dijadikan bukti dalam melakukan suatu tindakan. Dokumentasi keperawatan komunitas merupakan suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis / tipe, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien dalam ruang lingkup yang lebih luas yaitu komunitas. 2.2.1Langkah-Langkah Proses Keperawatan Banyak ahli yang mendefinisikan tentang langkah – langkah proses keperawatan diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Subdit Perawatan Kesehatan Masyarakat Depkes RI Membagi dalam empat tahap yaitu : (1) Identifikasi, (2) Pengumpulan data (3) Rencana dan kegiatan (4) serta Penilaian. 2. Freeman Sedangkan Freeman membagi dalam enam tahap yaitu : (1) Membina hubungan saling percaya dengan klien, (2) Pengkajian, (3) Penentuan tujuan bersama keluarga dan orang terdekat klien, (4) Merencanakan tindakan bersama klien, (5) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana, dan (6) Hasil evaluasi.
3. S.G Bailon Membagi menjadi empat tahap yaitu : (1) Pengkajian, (2) Perencanaan, (3) Implementasi, dan (4) Evaluasi. Dari pendapat – pendapat dari para ahli tersebut diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya langkah – langkah dalam proses keperawatan komunitasadalah : a.
Pengkajian
10
b.
Diagnosis Keperawatan
c.
Perencanaan
d.
Pelaksanaan
e.
Evaluasi atau penilaian Lima proses keperawatan inilah yang akan kita dokumentasikan
menjadi asuhan keparawatn komunitas. a. Pengkajian Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negative yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi promosi kesehatan. Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi program perawatan kesehatan komunitas serta program apa saja yang akan dikerjakan bersama–sama dalam komunitas tersebut. Pengkajian dilakukan dengan teknik survey atau sensus terhadap tiap responden / tiap keluarga, kemudian hasil pengkajian tersebut dituangkan kedalam tiap-tiap dimensi diatas dalam bentuk pengklasifikasian data/tabulasi data sehingga akan terlihat bagaimana distribusi datanya. Pada tahap pengkajian ini terdapat beberapa kegiatan yaitu mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah perioritas. Kumpulan individu/ keluarga di komunitas merupakan “Core“ dari asuhan keperawatan komunitas. Demografi, populasi, nilai- nilai, keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatannya, serta dipengaruhi pula oleh delapan sub sistem: fisik dan lingkungan perumahan, pendidikan , keselamatan dan transportasi, politik dan kebijakan pemerintah, kesehatan dan pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. 1) Pengumpulan data Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena itu data tersebut
11
harus akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah. Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi : a) Data Inti (1) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urban), keadaan
demografi,
struktur
politik,
distribusi
kekuatan
komunitas dan pola perubahan komunitas. (2) Data Demografi Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama dan komposisi keluarga. (3) Vital Statistik Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar, penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
b) Status Kesehatan Komunitas Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat: ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Adapaun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini : (1) Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
12
(2) Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh. (3) Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) : (a) ISPA (b) Penyakit asma (c) TBC paru (d) Penyakit kulit (e) Penyakit mata (f) Penyakit rheumatik (g) Penyakit jantung (h) Penyakit gangguan jiwa (i) Kelumpuhan (j) Penyakit menahun lainnya (4) Riwayat penyakit keluarga (5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari : (a) Pola pemenuhan nutrisi (b) Pola pemenuhan cairan elektrolit (c) Pola istirahat tidur (d) Pola eliminasi (e) Pola aktivitas gerak (f) Pola pemenuhan kebersihan diri (g) Status psikososial (h) Status pertumbuhan dan perkembangan (i) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan (j) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan (k) Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin. c) Data lingkungan fisik (1) Pemukiman
13
(a) Luas bangunan (b) Bentuk bangunan
:
rumah,
petak,
asrama, pavilion (c) Jenis bangunan
: permanen, semi permanen,
non permanen (d) Atap rumah
: genteng, seng, kayu,
asbes (e) Dinding
: tembok, kayu, bambu
(f) Lantai
: semen, keramik, tanah
(g) Ventilasi
: ± 15 – 20% dari luas
lantai (h) Pencahayaan
: kurang, baik
(i) Penerangan
: kurang, baik
(j) Kebersihan
: kurang, baik
(k) Pengaturan ruangan dan perabot
: kurang, baik
(l) Kelengkapan alat rumah tangga
: kurang, baik
(2) Sanitasi (a)
Penyediaan air bersih (MCK)
(b)
Penyediaan air minum
(c)
Pengelolaan
jamban
:
bagaimana
jenisnya,
berapa
jumlahnya dan bagaimana jarak dengan sumber air (d)
Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
(e)
Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah,
bagaimana
cara
pengelolaannya
:
dibakar,
ditimbun, atau cara lainnya (f)
Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
(g)
Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry
(3) Fasilitas (a)
Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain
(b)
Pekarangan
(c)
Sarana olahraga
(d)
Taman, lapangan
14
(e)
Ruang pertemuan
(f)
Sarana hiburan
(g)
Sarana ibadah
(4) Batas – batas wilayah Sebelah utara, barat, timur dan selatan (5) Kondisi geografis (6) Pelayanan kesehatan dan sosial meliputi pelayanan kesehatan dan fasilitas sosial (a) Pelayanan kesehatan i. Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader) ii. Jumlah kunjungan iii. Sistem rujukan (b) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan) i.
Lokasi
ii.
Kepemilikan
iii.
Kecukupan
(c) Ekonomi i.
Jenis pekerjaan
ii.
Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan
iii.
Jumlah engeluaran rata – rata tiap bulan
iv.
Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia
(7) Keamanan dan transportasi (a) Keamanan i. System keamanan lingkungan ii. Penanggulangan kebakaran iii. Penanggulangan bencana iv. Penanggulangan polusi, udara dan air tanah (8) Transportasi i.
Kondisi jalan
ii.
Jenis transportasi yang dimiliki
iii.
Sarana transportasi yang ada
15
(9)
Politik dan pemerintahan
(10) Sistem pengorganisasian (11) Sistem komunikasi (a) Sarana umum komunikasi (b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas (c) Cara penyebaran informasi (12) Pendidikan (a) Tingkat pendidikan komunitas (b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal) (13) Rekreasi (a) Kebiasaan rekreasi (b) Fasilitas tempat rekreasi
2.2.2 Jenis Data Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif. 1. Data subyektif Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan. 2. Data obyektif Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.
2.2.3 Sumber Data 1. Data primer Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian. 2. Data sekunder Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit, 2005).
16
2.2.4 Cara Pengumpulan Data 1.
Wawancara atau anamnesa Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan.
2.
Pengamatan Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosis keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan.
3.
Pemeriksaan fisik Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosis keperawatan dengan cara IPAP : I= yaitu melakukan pengamatan pada bagian tubuh pasien atau keluarga yang sakit P = yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara meraba pada bagian tubuh yang mengalami gangguan A= yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan bunyi tubuh tertentu dan biasanya perawat komunitas menggunakan stetoskop sebagai alat bantu untuk mendengarkan denyut jantung, bising usus, suara paru P= yaitu cara pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mengetukkan jari telunjuk atau alat hammer pada bagian tubuh yang diperiksa.
4.
Pengolahan Data
17
Setelah
data
diperoleh,
kegiatan
selanjutnya
adalah
pengolahan data dengan cara sebagai berikut: a. Klasifikasi data atau kategorisasi data Cara mengkategorikan data : a. Karakteristik demografi b. Karakteristik geografi c. Karakteristik sosial ekonomi d. Sumber dan pelayanan kesehatan (Anderson & Mc Farlene 1988. Community as Client) b. Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly c. Tabulasi data d. Interpretasi data
b. Diagnosa Keperawatan Komunitas Diagnosa
keperawatan
ditetapkan
berdasarkan
masalah
yang
ditentukan. Diagnose keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat yang baik yang nyata (actual ), dan yang mungkin akan terjadi (potensial). Diagnosa keperawatan menganut komponen utama yaitu : 1) Problem (masalah) : yang merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi. 2) Etiologi (penebab ) : menunjukan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan
yang
dapat
memberikan
arah
terhadap
intervensi
keperawatan. 3) Sign/symptom : informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosa.
Analisa data Analisa adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Tujuan analisis data : 1) Menetapkan kebutuhan community
18
2) Menetapkan kekuatan 3) Mengidentifikasi pola respon community 4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan 5) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah.
1) Perumusan Masalah Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi masyarakat. Semua masalah tersebut tidak mungkin dapat diatasi sekaligus, oleh karena itu diperlukan prioritas masalah. 2) Prioritas Masalah Dalam menentukan prioritas masalah keperawatan dan kesehatan masyarakat perlu mempertimbangkan berbagai factor sebagai criteria, diantaranya adalah : a) Pentingnya masalah untuk diatasi b) Perubahan positif pada komunitas jika masalah diatasi berat ringannya masalah c) Peningkatan kualitas hidup jika masalah diatasi tersediannya sumber daya masyarakat d) Ranking dari semua masalah Dari keempat factor criteria diatas sdiberi skor ata pemberian nilai agar mengetahui apakah prioritas masalah .
19
Prioritas diagnosis keperawatan (scoring dalam penentuan prioritas masalah) No 1
Kriteria
Skor
Pembenaran
Bagaimana pentingnya masalah untuk diatasi :
2
1
= rendah
1
= sedang
2
= tinggi
Perubahan positif pada komunitas jika masalah diatasi :
3
0
= tidak ada
1
= rendah
2
= sedang
3
= tinggi
Peningkatan kualitas hidup jika masalah diatasi:
4
0
= tidak ada
1
= rendah
2
= sedang
3
= tinggi
Ranking dari semua masalah (1-6) 1
= paling tidak penting
6
= sangat penting
Total skor
Untuk menegakan diagnosa keperawatan minimal harus mengandunng 2 komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal : a) Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah b) Sumber daya yang tersedia dimasyarakat c) Partisipasi dan peran serta masyarakat
20
Contoh : Tingginya angka kematian ibu berhubungan dengan kurangnya pelayanan antenatal ditandai dengan rendahnya tingkat pengatahuan dan social ekonomi keluarga, anemia dan kebiasaan kawin muda.
c. Perencanaan ( intervensi) Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa keperawatan dan harus mencakup : 1) Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai Kriteria rumusan tujuan : a) Berfokus kepada masyarakat b) Jelas dan singkat c) Dapat diukur dan diobservasi d) Realistic e) Waktu relative dibatasi (jangka pendek, menengah dan panjang) f) Melibatkan peran serta masyarakat 2) Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan Langkah-langkah dalam perencanaan kesehatan masyarakat : a) Identifikasi alternative tindakan keperawatan b) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan c) Melibatkan peran serta masyarakat dalam rumusan perencanaan (musyawarah masyarakat desa, lokakarya mini) d) Perimbangan sumber daya masyarakat dan pasilitas yang tersedia e) Tindaka yang akan dilakukan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat f) Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai g) Tindakan haus bersifat realistis h) Disusun secara berurutan i)
Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
j) Memakai kata kerja yang tepat k) Dapat dimodifikasi l) Bersifat spesifik :
21
(1) Siapa yang akan melakukan (2) Apa yang dilakukakn (3) Dimana dilakukan (4) Kapan dilakukan (5) Bagaimana dilakukan (6) Frekuensi dilakukan Contoh rencana tindakan. a) Memberikan
penyuluhan
kesehatan
masyarakat
dengan
topic
“hubungan sampah dengan kesehatan masyarakat” sebanyak 4 kali setiap hari minggu dibalai desa b) Pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat formal dan informal untuk menggalang dukungan.
d. Pelaksanaan (implementasi) Pelaksanaan
merupakan
tahap
realisasi
dari
rencana
asuhan
keperawatan yang telah disusun. Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas : 1) Inovatif Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa. 2) Integrated Perawat kesehtan masyarakat harus mampu bekerja sama dengan sesame profesi, tim kesehtan lain, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berdasarkan azaz kemitraan. 3) Rasional Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun. 4) Mampu dan mandiri
22
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten 5) Ugem Perawat
kesehatan
masyarakat
harus
yakin
dan
percaya
atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi focus adalah program kesehatan komunitas dengan strategi komuniti organisasi dan parthnerships in community. (Model for nursing parthnerships).
Prinsip lain yang perlu diperhatikan : 1) Berdasarkan respon masyarakat 2) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat 3) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri serta lingkungannya 4) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit 5) Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat secara esensial 6) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat 7) Melibatkan partispasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan perawatan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan : 1) Keterpaduan antara biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan prasarana dengan pelayanan kesehatan maupun sektor lainnya 2) Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader, dan tokoh masyarakat dalam rangka alih peran 3) Tindakan keperawatan yang dilakukan di catat dan didokumentasikan.
e. Evaluasi
23
Evaluasi
merupakan
penilaian
terhadap
program
yang
telah
dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikann dasar unttuk memodifikasi rencana berikutnya. Evaluasi proses dan evaluasi hasil sedangkan focus dari evaluasi pelaksanaan asuhann keperawatan komunitas adalah : 1. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan 2. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran staf, atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta 3. Efisiensi
biaya.
Bagaimanakah
pencarian
sumber
dana
dan
penggunannya serta keuntungan program. 4. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
24
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan Jadi proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, kelompok atau masyarakat yang langkah – langkahnya dimulai dari pengkajian hingga evaluasi. Proses keperawatan pada komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan. Dalam perawatan kesehatan komunitas keterlibatan kader kesehatan, tokoh – tokoh masyarakat formal dan informal sangat diperlukan dalam setiap tahap pelayanan keperawatan secara terpadu dan menyeluruh sehingga masyarakat benar – benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan. Dalam
melakukan
proses
keperawatan
komunitas
dokumentasi
keperawatan menjadi hal yang sangat penting karena dokumentasi dapat dijadikan bukti dalam melakukan suatu tindakan. Dokumentasi keperawatan komunitas merupakan suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis / tipe, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien dalam ruang lingkup yang lebih luas yaitu komunitas.
3. 2 Saran Dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari kesalahan, kamimeminta saran masukan untuk dapat memerbaiki makalh kami berikutnya, serta dengan dibuatnya makalah ini agar dapat menerapkan teori pendokumentasian asuhan keperawatan.
25
26
DAFTAR PUSTAKA Anderson, Elizabeth T, dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik, edisi 3. Jakarta : EGC Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : FK UI Gosyen Publishing Gunawijaya, J. 2010. Kuliah Umum tentang Budaya dan Perspektif H.Zaidin Ali,MBA,MM,2009,Dasar-Dasar Dokumentasi Keperawatan,Jakarta :EGC Leininger, M dan McFarland. M.R. 2002. Transkultural Nursing : Concepts, Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori. Jakarta Sagung seto Nursalam,2009,Proses dan Dokumentasi Keperawatan,Jakarta: Salemba Medika
27