FISIOTERAPI OLAHRAGA “BURSITIS”
NAMA ANGGOTA LUTFINANDA AMARI MAISA AINNURAHMAH MEGA KRESNA MILLA K PUTRI NAUFAN IRSYAD NIA NUR AULIA NIKKY NOVANNISA PERMATA CHAIRUNNISA PUTRI KARINA RAHMA AYUNI
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III JURUSAN FISIOTERAPI 2013‐2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Fisioterapi Olahraga. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami dan pihak-pihak yang telah membantu kelancaran pengerjaan makalah ini. Seperti kata pepatah bahwa “tak ada gading yang tak retak” maka demikian halnya dengan makalah ini yang tentu masih terdapat kesalahan dan kekurangan karena terbatasnya pengetahuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya, dan kami sendiri pada khususnya.
Bekasi, 16 Oktober 2014 Penyusun
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Definisi dari bursitis 1.2.2 Etiologi dari bursitis 1.2.3. Anatomi dan Fisiologi bursitis 1.2.4. Patofisiologi dari bursitis 1.2.5. Klasifikasi dari bursitis 1.2.6. Faktor resiko dari bursitis 1.2.7. Pemeriksaan pada bursitis 1.2.8 Pencegahan pada bursitis 1.3 Tujuan 1.4 Manfaat BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi 2.2 Etiologi 2.3 Anatomi dan Fisiologi 2.4 Patofisiologi 2.5 Klasifikasi Bursitis 2.6 Faktor Resiko 2.7 Pemeriksaan 2.8 Pencegahan BAB III PENUTUP
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kita terhanyut oleh euphoria oleh berbagai kompetisi dibeberapa cabang olahraga tak terkecuali olahraga bulutangkis. Olahraga bulutangkis memang menjadi salah satu olahraga yang digemari masyarakat Indonesia, dikarenakan olahraga bulutangkis memiliki prestasi yang cukup membanggakan di mata dunia. Selain itu Indonesia juga memiliki sumber daya atlet di cabang bulutangkis yang berbakat. Namun baik masyarakat maupun atlet itu sendiri kurang menyadari akan beberapa masalah yang mengancam dibalik olahraga tersebut. Cedera merupakan momok yang sangat ditakuti oleh siapapun terutama para atlet. Salah satu cedera yang sering menghampiri atlet adalah peradangan pada bursa. Bursa adalah kantong kecil berisi cairan yang terdapat disekitar sendi. Bursa mengandung cairan synovial yang memudahkan pergerakan normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi pergesekan ketika otot bergerak. Bursa terletak pada sisi yang mengalami gesekan, terutama ditempat dimana tendon atau otot melewati tulang. Dalam keadaan normal, sebuah bursa mengandung sangat sedikit cairan. Tetapi jika terluka, bursa akan meradang yang biasa disebut sebagai bursitis. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa definisi dari bursitis? 1.2.2 Apa etiologi dari bursitis? 1.2.3 Bagaimana anatomi dan fisiologi bursitis? 1.2.4. Bagaimana patofisiologi bursitis? 1.2.5. Bagaimana klasifikasi dari bursitis? 1.2.6. Apa factor resiko dari bursitis?
1.2.7. Bagaimana pemeriksaan pada bursitis? 1.2.8 Bagaimana pencegahan dari bursitis? 1.3 Tujuan 1.3.1. Untuk mengetahui definisi dari bursitis. 1.3.2. Untuk mengetahui etiologi dari bursitis. 1.3.3. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi bursitis. 1.3.4. Untuk mengetahui patofisiologi dari bursitis. 1.3.5. Untuk mengetahui klasifikasi dari bursitis. 1.3.6. Untuk mengetahui factor resiko dari bursitis. 1.3.7. Untuk mengetahui pemeriksaan pada bursitis. 1.3.8 Untuk mengetahui pencegahan pada bursitis. 1.4 Manfaat Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan memberikan manfaat kepada semua pihak khususnya kepada Mahasiswa Fisioterapi untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang masalah bursitis.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Bursitis secara umum didefinisikan peradangan dari satu atau lebih pada bursa (kantung kecil) yg mengandung cairan sinovial di dalam tubuh yg disertai nyeri. Cairan sinovial berfungsi untuk memudahkan pergerakan normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan. Pada keadaan normal bursa mengandung sangat sedikit cairan, tetapi jika terluka bursa akan meradang dan terisi banyak cairan menyebabkan oedem. Peradangan pada bursa ini biasanya disebabkan karena trauma langsung setempat, overuse, infeksi, ruptur ligamen atau otot atau merupakan kelanjutan dari tendinitis. Trauma langsung pada bursa (akibat jatuh atau dipukul) dapat menyebabkan desintegrasi sel‐sel darah dan jaringan yang akhirnya timbul perdangan pada bursa. Overuse yang menyebabkan trauma ringan berulang pada bursa sehingga timbul peradangan pada bursa. Ruptur yg lama kelamaan, akan melebar kemudian terjadi peradangan pada otot, karena letak bursa yang dekat dengan otot maka inflamasi pada bursa biasanya terjadi akibat inflamasi tendon otot yang juga terdapat dalam ruang sekitar bursa. Adanya tendinitis menghasilkan gangguan vaskularisasi dan menekan bursa mempengaruhi bursa, sehingga bursa juga akan mengalami peradangan. 2.2 Etiologi Penyebab utama bursitis adalah cedera ringan yang berulang. Secara anatomi letak bursa dekat dengan persendian, hal itulah yang memicu terjadinya gerakan dan gesekan berulang pada bursa. Pergerakan dan pergeseran yang berulang‐ulang dapat menyebabkan bursitis akibat gesekan dimana dinding bursa menebal dan dapat terjadi efusi pada bursa.
Selain itu ada beberapa faktor lain yang menjadi penyebab bursitis, diantaranya : a. Trauma b.
Terkilir
c. Pergeseran sendi yang berlebihan d.
Penggunaan sebagian anggota tubuh
e. Cidera f. Penyakit gout g. Rheumatoid arthritis h.
Lutut yang sering bertumpu di lantai
2.3 Anatomi dan Fisiologi
2.4 Patofisiologi Anatomi bursa yang letaknya dekat dengan sendi‐sendi terutama tempat dimana otot melewati tulang memungkinkan adanya gerakan secara terus menerus dan berulang. Bursa yang berisi cairan synovial meradang sehingga lebih banyak cairan yang diproduksi. Respon peradangan yang terjadi pada bursa akan meningkatkan penipisan pada synovial. Jaringan granulasi dan fibrotic terbentuk, kemudian memberikan manifestasi pada bursa yaitu terisi cairan yang kaya akan fibrin atau bisa berupa darah. Akibatnya bursa membengkak, terkadang terkumpul sisa kalsium. 2.5 Klasifikasi Bursitis Berdasarkan waktu, bursitis dibagi menjadi 2 yaitu: a. Bursitis akut ‐
Terjadinya mendadak
‐
Jika disentuh dan digerakkan akan timbul nyeri di daerah yang meradang
‐
Kulit di atas bursa tampak kemerahan dan membengkak
‐
Bursitis yang disebabkan oleh gout menyebabkan nyeri yang luar biasa
b. Bursitis kronik ‐
Merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau karena cidera yang berulang. Pada akhirnya dinding bursa akan menebal dan di dalamnya terdapat endapan kalsium padat yang menyerupai kapur. Bursa yang telah mengalami kerusakan sangat peka terhadap peradangan tambahan. Nyeri menahun dan pembengkakan bisa membatasi pergerakan, sehingga otot megalami atrofi dan kelemahan. Serangan kronis berlangsung beberapa hari dan sampai beberapa minggu serta sering kambuh
Berdasarkan lokasi bursa yang sering terkena yaitu : a. Bursa sub acromial dan bursa deltoid pada bahu, inflamasi pada bursa ini men9mbulkan perasaan nyeri akut serta pergerakan yang terbatas terutama gerakan abduksi pada sendi bahu, dan nyeri menetap pada insersio deltoid terutama pada malam hari.
b. Bunion bursitis yaitu pembengkakan yang mengeras pada permukaan metacarpophalangeal. Penanggulangannya dengan aspirasi cairan pada bagian yang membengkak. c. Bursitis achiles yang terdapat pada perlekatan tendon Achilles dengan tulang calcaneus dan diantara bursa tersebut dan kulit. Menimbulkan rasa byeri di bagian tersebut terutama pada calcaneus posterior. d. Heel spur bursitis. Menimbulkan rasa nyeri pada daerah tumit. e. Anserine bursitis sering disalah tafsirkan sebagai osteoarthritis karena dijumpai pada wanita tua bertubuh gemuk, yaitu berupa rasa nyeri, tegang dan kadang‐kadang membengkak dan terasa panas di daerah lutut bagian medial inferior. f. Bursitis olecranon terdapat pada puncak siku. Hal ini sering terjadi pada posisi dengna menggunakan siku atau sering tiarap. Walaupun inflamasinya jelas, tetapi kadang rasa nyeri hanya minimal. Juga dapat timbul pada rheumatoid arthritis, gout, akibat trauma dan infeksi. Pencegahan dilakukan dengan memakai alas karet busa untuk protektif 2.6 Faktor Resiko a. Stres cedera (berlebihan) berulang‐ulang. Hal ini dapat terjadi ketika berjalan, memanjat tangga, bersepeda, atau berdiri untuk jangka waktu yang panjang. b. Hip cedera. Cedera ke titik pinggul dapat terjadi ketika jatuh ke pinggul, pinggul bertemu di tepi meja, atau berbaring pada satu sisi tubuh untuk jangka waktu yang lama. c. Spine penyakit. Ini termasuk skoliosis, arthritis tulang belakang (bawah) lumbal, dan masalah tulang lainnya. d. Kaki panjang ketidaksetaraan. Ketika satu kaki lebih pendek dari yang lain oleh lebih dari satu inci atau lebih, hal itu mempengaruhi cara Anda berjalan dan dapat menyebabkan iritasi bursa pinggul. e. Rheumatoid arthritis. Hal ini membuat bursa semakin besar kemungkinan untuk menjadi meradang. f. Bedah Sebelumnya operasi. Sekitar panggul atau implan prostetik di pinggul dapat
mengiritasi bursae dan menyebabkan radang kandung lendir. g. Tulang taji atau deposito kalsium. Ini dapat berkembang dalam tendon yang melekat pada trokanter mayor itu. Mereka dapat mengiritasi bursa dan menyebabkan peradangan. h. Usia , Ketika beranjak tua, sendi Anda menjadi lebih stres. Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa Anda akan dapat meningkatkan nyeri sendi terkait. Jadi, Terjadinya bursitis menjadi lebih umum seiring dengan kondisi penuaan seseorang. i.
Komplikasi 1. Terjadinya Bursitis kronis. 2. Terlalu banyak suntikan steroid selama waktu singkat dapat menyebabkan cedera pada tendon sekitarnya.
2.7 Pemeriksaan ‐
Labolatorium : blood test untuk menggambarkan adanya inflamasi dengan hasil lab adanya peningkatan LED dan CRP
‐
X‐ray sinar x pada sendi untuk melihat adanya cairan berlebih pada sendi ataupun perubahan struktur sendi dan luas daerah yang terkena
‐
Fisioterapi :
Anamnase : KU, riwayat perjalanan penyakit, penyakit dahulu
Inspeksi (look): terlihat pembengkakan dan kemerahan pada bagian bursa yang mengalami peradangan.
Palpasi
: suhu oedem hangat dan nyeri tekan
PFGD
: penurunan ROM
2.8 Pencegahan Meskipun tidak semua jenis bursitis dapat dicegah, mengurangi risiko dan keparahan kekambuhan dengan mengubah cara Anda melakukan tugas‐tugas tertentu. Contohnya: • Gunakan bantalan berlutut. Gunakan beberapa jenis padding (bantalan) untuk mengurangi tekanan pada lutut jika pekerjaan atau hobi membutuhkan banyak posisi berlutut.
• Angkat dengan benar. Tekuk lutut ketika mengangkat sutu benda. Kegagalan untuk melakukannya akan menempatkan tekanan ekstra pada bursae di pinggul. • Gunakan roda untuk beban berat. Membawa beban berat dapat menempatkan tekanan berlebih pada bursae di bahu anda. Gunakan gerobak beroda sebagai gantinya • Ambil waktu istirahat. Lakungan selingan untuk tugas berulang dengan istirahat atau kegiatan lainnya. • Berjalan‐jalan. Cobalah untuk tidak duduk dalam satu posisi terlalu lama, terutama pada permukaan yang keras, karena hal ini menempatkan tekanan pada bursae di pinggul dan bokong. • Menjaga berat badan yang sehat. Kelebihan berat badan menempatkan lebih banyak stres pada sendi. • Latihan. Latihan untuk memperkuat otot‐otot dapat membantu melindungi sendi yang terkena.
PENUTUP Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas atau kurang di mengerti. Kami berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami, para pembaca khususnya pada kami.
Jakarta, 16 Oktober 2014