PENDAHULUAN
Latar Belakang
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara sintetis.
Indonesia termasuk salah satu negara penghasil minyak atsiri terbesar di dunia, dan minyak ini juga merupakan komoditi yang menghasilkan devisa negara. Oleh karena itu pada tahun-tahun terakhir ini, minyak atsiri mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah Indonesia. Salah satu minyak atsiri yang dihasilkan adalah minyak kenanga. Di pasar dunia minyak kenanga dari Indonesia dikenal dengan istilah Java Cananga Oil (Cananga odorata f. Macrophylla), banyak dimanfaatkan oleh industri kimia parfum.
Penguasaan teknologi penyulingan dan usaha budidaya kenanga seharusnya ditingkatkan, agar bisnis minyak kenanga mampu berkembang dalam hal kualitas maupun kuantitasnya guna mencukupi kebutuhan dunia dan mampu meningkatkan daya saing dengan pemasok dari negara lainnya. Karena fakta perkembangan bisnis ini cenderung menurun terlihat dari menurunnya market share minyak kenanga Indonesia di pasar dunia. Upaya pengembangan minyak kenanga dari segi ketersediaan bahan baku tanaman kenanga yang memiliki prospek pasar yang baik,
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu minyak kenanga secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut, yaitu jenis dan kualitas kenanga yang akan diambil minyaknya, metode penyulingan, jalannya proses penyulingan minyak kenanga, pengemasan serta penyimpanan minyak kenanga yang dihasilkan. Kualitas kenanga dipengaruhi oleh teknik budidaya, umur panen, proses pengeringan dan lamanya penyimpanan setelah pengeringan.
Dalam proses penyulingan minyak kenanga ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kesalahan dalam proses penyulingan tersebut seperti Letak tempat penyulingan jauh dari letak tempat pembudidayaan, hingga aroma hilang dijalan, Seringkali bunga yang masih hijau atau yang belum terlampau masak, dicincang sebelum proses penyulingan dilakukan. Sehingga aroma atau kandungan minyak yang terdapat didalamnya menguap, Penyulingan dilakukan secara langsunng, sehingga dapat menyebabkan ester yang terkandung pada bunga " ditahan " air, Karena pada proses penyulingan bunga kenanga berlangsung 3 – 4 hari, angka pada hari ke-2 dan berikutnya penyuling tidak teliti dalam mengisi air yang hendak diuapkan, Botol yang digunakan untuk menmpung minyak bukan botol berlehr panjang, melainkan botol berleher pendek, bahkan kaleng bekas sehingga minyaknya menguap.
Berdasarkan uraian tersebut Penyusun tertarik mengkaji hal ini dengan judul "PRODUKSI MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA" untuk menambah pemahaman dalam peningkatan produksi minyak atsiri terfokus minyak bunga kenanga yang diharapkan dapat meningkatkan devisa negara.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui cara memproduksi minyak atsiri bunga kenanga dengan rendemen yang besar dan sesuai dengan spesifikasi mutu yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
1.3 . Rumusan Masalah
Berlatar belakang dari hal tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
Metode penyulingan apa yang terbaik digunakan untuk mendapatkan rendemen minyak atsiri yang tinggi?
Apa yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan ekstrak minyak atsiri bunga kenanga yang memenuhi standar Nasional Indonesia (SNI)?
TINJAUAN PUSTAKA
Kenanga
Tanaman kenanga (Cananga odorata) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri. Menurut Burdock, dkk (2001) bunga kenanga (Cananga odorata) merupakan bunga yang berasal dari beberapa negara di Asia Tenggara khususnya Filipina, Thailand dan Indonesia. Bunga kenanga yang berasal dari Indonesia khususnya Jawa yaitu bunga kenanga spesies Cananga odorata forma macrophylla dapat menghasilkan minyak kenanga. Bunga kenanga yang berwarna kuning kehijauan dan kuning dapat menghasilkan minyak dengan kualitas yang baik.
Minyak kenanga adalah minyak yang diperoleh dari penyulingan bunga kenanga(Canangium odoratum Baill). Minyak kenanga banyak digunakan dalam industri flavor, parfum, kosmetika dan farmasi. Komponen utama minyak kenanga dari konsentrasi yang paling besar berturut-turut adalah adalah β-kariofilen, α-terpineol, benzil asetat dan benzil alkohol (Sastrohamidjojo, 2002).
Minyak atsiri, minyak mudah menguap, atau minyak terbang merupakan campuran dari senyawa yang berujud cairan atau padatan yang memiliki komposisi maupun titik didih yang beragam. Penyulingan dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan komponen – komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen – komponen senyawa tersebut. Proses penyulingan sangat penting diketahui oleh para penghasil minyak atsiri. Pada dasarnya terdapat dua jenis penyulingan,
Penyulingan suatu campuran yang berujud cairan yang tidak saling bercampur, hinggan membentuk dua fasa atau dua lapisan. Keadaan ini terkadi pada pemisahan minyak atsiri dengan uap air. Penyulingan dengan uap air sering disebut juga hidrodestilasi. Pengertian umum ini memberikan gambaran bahwa penyulingan dapat dilakukan dengan cara mendidihkan bahan tanaman atau minyak atsiri dengan air. Pada proses ini akan dihasilkan uap air yang dibutuhkan oleh alat penyuling. Uap air tersebut juga dapat dihasilkan dari alat pembangkit uap air yang terpisah.
Penyulingan suatu cairan yang tercampur sempurna hingga hanya membentuk satu fasa. Pada keadaan ini pemisahan minyak atsiri menjadi beberapa komponennya, sering disebut fraksinasi, tanpa menggunakan uap air.
2.2. Manfaat Bunga Kenanga
Bunga kenanga (Cananga odorata) merupakan salah satu tanaman yang bisa
digunakan sebagai obat tradisional. Dari sekian banyak tanaman yang berkhasiat sebagai penurun kolesterol, bunga kenanga diketahui mengandung saponin, flavonoid dan minyak atsiri (Katrin,1995).
Bunga kenanga yang beraroma wangi dan baunya yang khas dapat disuling menjadi parfum dan bahan kosmetika lainnya. Bahkan sejak dahulu telah dipergunakan sebagai pengharum tubuh, rambut, pakaian maupun ruangan. Bunga Kenanga juga dapat digunakan sebagai bunga tabur saat berziarah. Juga sering digunakan dalam berbagai upacara adat di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu bunga Kenanga ternyata juga telah dimanfaatkan sebagai tanaman obat yang mempunyai khasiat untuk obat pembersih sehabis melahirkan, obat sesak nafas dan bronkhitis, serta obat malaria.
Manfaat Bunga Kenanga
Khasiat
Cara Penggunaan
Malaria dan Asma
3 kuntum bunga kenanga yang sudah dikeringkan; diseduh dengan 1 gelas air panas dan ditutup rapat; disaring dan diminum secara teratur.
Sesak nafas
: 1/2 genggam bunga kenanga dan 1 1/2 sendok gula putih; direbus dengan 1 gelas air sampai mendidih hingga tinggal o,5 gelas; disaring dengan diminum; dilakukan secara rutin pagi dan sore.
Bronchitis
2 kuntum bunga kenanga; direbus dengan satu gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1/2 gelas; disaring dan diminum ; lakukan secara rutin pagi dan sore.
jamu sehat melahirkan
bunga kenanga yang masih muda,kayu rapet,pegatsih,kunci pepet,kunyit,jongrahab,jalawe, dan jakeling; semua bahan tersebut di tumbuk halus (dipipis), kemudian disedu dengan air panas; disaring dan diminum.
penyubur rambut
bunga secukupnya, diremas-remas hingga halus ,bunga yang sudah di remas tadi di balurkan ke seluruh rambut.
B. Kandungan kimia tanaman
Kulit batang kenanga menunjukan adanya alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan triterpenoid. Dalam abu ditemukan adanya kalium, kalsium, natrium dan magnesium, batangnya berwarna kelabu. Bunga kenanga dapat diambil minyak atsirinya, Kandungan kimia dalam bunga kenanga adalah benzoic, farnesol, geraniol, linalool, benzyl acetate, eugenol, safrol, cadinene dan pinene.
2.3 Penyulingan Minyak Atsiri
Penyulingan adalah pemisahan komponen-komponen suatu campuran dari dua jenis zat atau lebih yang didasarkan atas perbedaan titik didih dari masing-masing zat tersebut (Guenter, 1952). Secara umum metode penyulingan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu penyulingan dengan air, penyulingan dengan menggunakan uap serta penyulingan dengan air dan uap air.
Penyulingan dengan air, metode ini bahan yang akan disuling berkontak langsung dengan air yang mendidih. Bahan baku disini dapat mengapung atau tenggelam, tergantung berat jenis bahan dan jumlah bahan yang akan disuling yang dimasukkan ke dalam ketel. Pemanasannya dapat dilakukan dengan menggunakan pemanasan langsung, mantel uap ataupun pipa uap dalam spiral yang terbuka dan berlubang. Cara kerja alat ini merupakan proses hidrodifusi yang bekerja sangat lamban. Agar lebih efektif bahan harus dirajang terlebih dahulu.
Ketel yang berisi bahan dan air, yang pengisiannya tidak terlalu penuh, dipanaskan dengan api langsung yang dilengkapi dengan mantel uap dan pipa uap melingkar. Jika air sudah mulai mendidih, kondensat akan mulai keluar melalui kondensor dan menetes ke dalam alat pemisah minyak yang terlebih dahulu diisi air. Kecepatan penyulingan dapat diatur melalui intensitas apinya. Juga harus sesuai dengan keadaan alat dan bahan yang akan disuling. Kecepatan hendaknya harus berada pada keadaan optimum untuk menghasilkan minyak atsiri yang berkualitas baik. Yang perlu diperhatikan adalah selama proses penyulingan berlangsung diusahakan ada penambahan air untuk menjaga agar bahan tidak terlalu panas dan pengisian bahan tidak terlalu penuh. Penyulingan ini sering disebut metode kohobasi.
Penyulingan bunga kenanga dan ylang-ylang dapat dilakukan secara penyulingan dengan air (direbus) atau penyulingan dengan air dan uap (dikukus). Pada penyulingan bunga ylang-ylang , minyak yang dihasilkan dipisahkan menjadi beberapa fraksi. Fraksi hasil penyulingan minyak ylang-ylang digolongkan menjadi empat jenis mutu yaitu fraksi ekstra (mutu terbaik), fraksi pertama, kedua dan ketiga. Penggolongan fraksi minyak ylang-ylang ini didasarkan pada berat jenis dan bilangan ester serta dilakukan berdasarkan lama penyulingan(Hobir. 1989)
Fraksi terbaik mempunyai bilangan ester dan berat jenis yang paling tinggi dan fraksi berikutnya mempunyai berat jenis dan bilangan ester yang makin kecil. Makin lama penyulingan persentase fraksi pertama (fraksi ester) makin rendah, sebaliknya fraksi terpen dan seskuiterpennya makin tinggi. Makin cepat penyulingan, persentase fraksi pertama makin banyak dan sedangkan fraksi terakhir (terpen dan seskuiterpen) makin rendah (Ketaren, S. 1985).Penyulingan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
1. Penyulingan dengan air
2. Penyulingan dengan air dan uap
3. penyulingan dengan uap (steam)
1. Penyulingan Dengan Air
Menyuling minyak atsiri dengan air merupakan cara yang tertua. Bangsa mesir dan india kuno telah melakukan penyulingan dengan air ini dan sampai sekarang pula masih dilakukan pertama oleh petani tradisional.
Prinsip kerja penyulingan dengan air adalah sebagai berikut : ketel penyulingan disisi air sampai volumenya sampai separuh, lalu dipanaskan. Sebelum air mendidih, bahan baku dimasukkan kedalam ketel penyulingan. Dengan demikian penguapan air dan minyak atsiri berlangsung bersamaan. Cara penyulingan seperti ini disebut : penyulingan langsung (direct distilation). Bahan baku yang digunakan biasanya bunga atau daun yang mudah bergerak didalam air dan tidak mudah rusak oleh panas uap air.
Penyulingan dengan cara sederhana ini sangat mudah dilakukan, dan tidak perlu modal banyak. Namun, kualitas minyak atsiri yang dihasilkan cukup rendah, kadar minyaknya sedikit, terkadang terjadi proses hidrolisis ester dan produk minyaknya bercampur dengan hasil sampingan.
2. Penyulingan Dengan Air Dan Uap
Penyulingan minyak atsiri dengan cara ini memang sedikit lebih maju dan produksi minyaknya relatif lebih baik. Prinsip kerja penyulingan ini adalah sebagai berikut : ketel penyulingan diisi air sampai batas saringan. Bahan baku diletakkan diatas saringan, sehingga tidak berhubungan langsung dengan air yang mendidih, tetapi akan berhubungan dengan uap air. Oleh karena itu cara penyulingan ini disebut : penyulingan tidak langsung (indirect distilation). Air yang menguap akan membawa partikel-partikel minyak atsiri dan dialirkan melalui pipa pelat pendingin, sehingga terjadi pengembunan dan uap air yang bercampur minyak atsiri tersebut akan mencair kembali. Selanjutnya dialirkan kealat pemisah untuk memisahkan minyak atsiri dan air.
Cara ini paling sering dilakukan oleh para petani atsiri dan alat-alatnya pun dapat dibuat sendiri oleh yang bersangkutan. Produk minyak yang dihasilkan cukup bagus, bahkan kalau pengerjaannya dilakukan dengan baik, produk minyaknya pun dapat masuk dalam kategori ekspor.
3. Penyulingan dengan uap ( Steam )
Penyulingan minyak atsiri secara langsung dengan uap memerlukan biaya yang cukup besar, karena harus disiapkan dua buah ketel, dan sebagian poralatan terbuat dari stainless steel (SS) atau mild steel (MS). Walaupun memerlukan biaya yang besar, namun kualitas minyak atsiri yang dihasilkan memang jauh lebih sempurna.
Prinsip kerja penyulingan seperti ini hampir sama dengan cara menyuling dengan air (indirect distilation), namun antara ketel uap dan ketel penyulingan harus terpisah. Ketel uap yang berisi air dipanaskan, lalu uapnya dialirkan ke ketel penyulingan yang berisi bahan baku. Partikel-partikel minyak pada bahan baku terbawa bersama uap dan dialirkan kealat pendingin. Di dalam alat pendingin itulah terjadi proses pengembunan, sehingga uap air yang bercampur minyak akan mengembun dan mencair kembali, selanjutnya, dialirkan kealat pemisah yang akan memisahkan minyak atsiri dari air(Hernani dan Risfaheri. 1989)
Cara ini biasanya dilakukan oleh perusahaan atau perorangan yang kaya, karena membutuhkan modal yang besar. Kualitas produk minyak atsiri yang dihasilkan jauh lebih sempurna dibandingkan dengan kedua cara lainnya, sehingga harga jual minyaknya pun lebih tinggi
Penyulingan minyak bunga kenanga
Minyak kenanga merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang memiliki aroma yang khas yaitu beraroma floral dan berwarna kuning muda hingga kuning tua. Pada umumnya minyak atsiri kenanga diperoleh dengan cara mengisolasi bunga kenanga melalui metode distilasi air, distilasi uap dan air dan distilasi uap. Minyak atsiri kenanga hasil distilasi uap bunga kenanga segar akan dihasilkan minyak dengan aroma yang kuat. Sehingga minyak kenanga hasil distilasi uap banyak digunakan dalam industri parfum.
Isolasi komponen minyak kenanga dari bunga kenanga dilakukan dengan metode distilasi uap dan menghasilkan rendemen sebesar 1,5 – 2,5%. Ferdiansyah, dkk melaporkan bahwa isolasi minyak kenanga menggunakan metode distilasi uap selama 8 jam, diperoleh rendemen sebesar 1,95% akan tetapi belum diketahui komponen kimia penyusun minyak atsiri kenanga secara lengkap. Megawati dan Saputra, melaporkan bahwa minyak atsiri kenanga yang dihasilkan melalui distilasi uap dan air bunga kenanga diperoleh rendemen minyak sebesar 0,936% sedangkan minyak atsiri kenanga yang dihasilkan melalui metode distilasi air diperoleh rendemen sebesar 0,41% dan 1,8% untuk rendemen yang diperoleh melalui metode ekstraksi superkritis fluida.
Minyak hasil sulingan harus segera dipisahkan setelah suhunya menyamai suhu kamar. Jika tidak, minyak akan menimbulkan bau tengik. Minyak atau lemak akan mengeluarkan bau tengik bila terjadi oksidasi, yaitu akibat bercampurnya minyak/lemak, air, dan udara (Herlina dan Ginting, 2002).
Rendemen dan Lama Penyulingan
Rendemen adalah perbandingan antara minyak yang dihasilkan dengan bahan tumbuhan yang diolah. Besarnya rendemen yang dihasilkan antara jenis bahan yang satu berbeda dengan yang lainnya. Misalnya rendemen minyak sereh 0,8%, minyak kenanga 1,3%, dan nilam berkisar antara 2,5% sampai 4% untuk jenis Nilam Aceh. Jenis tumbuhan, varietas, tempat pembudidayaan, dan cara melaksanakan penyulingan sangat mempengaruhi hasil penyulingan.
Penyulingan dianggap selesai bila hasil sulingan yang ditampung tidak lagi mengeluarkan minyak. Waktu yang dibutuhkan untuk menyuling sangat tergantung pada jenis bahan yang disuling. Ada tumbuhan yang cepat melepaskan minyak, ada pula yang lambat. Contohnya, penyulingan minyak lada hanya memakan waktu satu jam, sereh selama tiga sampai empat jam, sedang minyak bunga kenanga memakan waktu lebih dari dua hari (Lutoni dan Rahmayati, 2002).
Metode penelitian
Bahan dan Alat yang digunakan
Pada proses distilasi minyak kenanga ini digunakan jenis Cananga odorata yang masih segar, Na2SO4, Air. Metode penyulingan yang digunakan adalah distilasi uap (steam distillation). Bunga kenanga didestilasi secara langsung dengan menggunakan steam dari bawah sebagai variabel pertama dan steam dari atas sebagai variabel kedua . Proses destilasi ini dilakukan selama 2, 4, 6, 8, dan 10 jam sehingga menghasilkan rendemen dan kualitas minyak kenanga yang baik.
Peralatan yang digunakan terdiri dari ketel suling, alat pendingin, alat pemisah, ketel uap (untuk menghasilkan steam jenuh) dan kompor. Semua material dari peralatan tersebut terbuat dari stainless steel
Prosedur Kerja
Prosedur penelitian diawali dengan menimbang bunga kenanga sesuai dengan variabel kemudian memasukkan kenanga yang telah ditimbang tersebut pada alat distilasi kemudian ditutup rapat. Selanjutnya mengisi ketel uap dengan air kemudian metutup valve pengisian air. Lalu menyalakan kompor untuk proses pemanasan ketel uap kemudian membuka valve. Menunggu sampai tetes pertama keluar dari kondensor selanjutnya menghitung waktu distilasi mulai tetes pertama keluar dari kondensor. Lalu menampung destilat dalam corong pemisah untuk segera dipisahkan lalu masukkan hasilnya ke tabung.
Kemudian menghentikan proses sesuai dengan waktu pengamatan yang ditentukan dan menambahkan Na2SO4 anhydrous ke dalam tabung reaksi yang berisi minyak untuk menghilangkan kadar airnya. Lalu mendiamkan minyak yang berada dalam tabung reaksi sampai jernih (Na2SO4 mengendap) kemudian menuangkan minyak ke dalam tabung reaksi yang lain sehingga minyak terpisah dari Na2SO4 dan air. Dan pada tahap akhir melakukan analisa terhadap minyak yang dihasilkan, meliputi analisa indeks bias, komposisi minyak kenanga ( caryophyllene), perhitungan rendemen (%), perhitungan massa jenis, dan penetapan bilangan asam.
PEMBAHASAN
Ekstraksi adalah metode pemisahan satu atau beberapa zat terlarut atau solut di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur.
Pada percobaan ekstraksi bunga kenanga kami menggunakan metode distilasi uap. Destilasi uap adalah ekstraksi zat kandungan menguap dari bahan dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial zat kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinyu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran menjadi destilat air bersama kandungan yang memisah sempurna atau sebagian.
Distilasi merupakan proses pemisahan komponen-komponen antara dua atau lebih jenis zat yang memiliki karakteristik berbeda dalam suatu campuran. Pemisahan terjadi oleh penguapan salah satu komponen dari campuran. Hal ini membuktikan bahwa beberapa komponen lebih cepat menguap dari komponen yang lain atau bahwa setiap zat memiliki titik didih yang berbeda.
Kegunaan destilasi atau penyulingan larutan ialah untuk memisahkan atau memurnikan zat terlarut dari campuran zat pelarut. Pada proses distilasi, bahan yang akan dipisahkan dimasukkan kedalam tabung destilan (erlemeyer). Pendidihan terus dilakukan hingga sejumlah komponen yang mudah menguap terpisahkan, kemudian zat destilan akan menguap melalui pipa penghubung yang selanjutnya didinginkan didalam pipa pendingin (kondensor) sehingga hasil destilat ditampung dalam tempat penampung distilat.
Apabila dalam proses distilasi sudah tidak terjadi penambahan produk distilan, yaitu ketika bahan dalam kondensor tidak menetes, maka proses distilasi telah berakhir. Bahan yang didistilasi bersifat mudah menguap atau volatil, seperti : cengkeh, daun kayu putih, bunga kenanga, rempah-rempah dan sebagainya. Pada praktikum distilasi yang kami lakukan ini, bahan yang digunakan adalah bunga kenanga.
Dalam percobaan ini minyak kenanga lebih cepat menguap (650C) daripada air (1000C). Distilasi pada praktikum ini memakai larutan bunga kenanga yang terdiri dari 120 gram cengkeh ditambah 480 ml air. Diatilasi dimulai pukul 14.15 WIB dan selesai pukul 16.15 WIB sehingga diperoleh waktu proses distilasi selama 2 jam (120 menit). Hasil akhir yang diperoleh adalah air dan minyak bunga kenanga.
Selanjutnya pada proses pemisahan hasil destilasi tujuannya adalah untuk mendapatkan minyak bunga kenanga dengan cara memisahkan antara air dengan minyak kenanga pada larutan bunga kenanga dengan mencampurkan pelarut organik. Dalam percobaan kami menggunakan pelarut n-heksana 5 ml dimasukan ke dalam 10 ml larutan bunga kenanga hasil destilasi. Kemudian dikocok terlihat di dalam corong pisah larutan tersebut terbagi menjadi dua, yaitu :
1). Lapisan atas adalah minyak atsiri atau minyak kenanga
2). Lapisan bawah adalah air
Dengan memutar keran pada corong pisah tersebut untuk mengeluarkan airnya sedikit demi sedikit sampai batas habis air yang menyentuh minyak barulah kita mendapatkan minyak atsiri atau minyak kenanga itu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses distilasi :
1). Bahan baku yang digunakan dan alat distilasi itu sendiri. Bahan yang digunakan sangat berpengaruh dalam proses distilasi, karena bahan tersebut haruslah bahan-bahan tertentu yang memilliki aroma/bau dan mengandung minyak.
2). Bobot produk awal, volume air untuk melarutkan zat yang terkandung pada bahan dan lama destilasi. Semakin banyak produk awal yang digunakan dalam distilasi, maka semakin banyak volume produk distilasi yang dihasilkan. Semakin meningkatnya suhu pada saat pendidihan, maka proses distilasi semakin cepat.
3). Alat distilasi. Apabila alat destilasi itu sederhana (terutama pada kondensornya) maka memerlukan waktu yang lama untuk proses distilasi sedangkan untuk alat distilasi yang modern (terutama pada kondensornya) memerlukan waktu yang lebih cepat.
Selain faktor-faktor di atas, yang perlu diperhatikan beberapa hal saat proses distilasi berlangsung, yaitu :
1). Pada awal proses distilasi, dipastikan semua alat terpasang dengan benar. Karet penutup erlenmeyer diusahakan benar-benar rapat. Apabila karet terlalu longgar (kurang rapat), akan menyebabkan komponen produk menguap keluar sehingga mengurangi rendemen hasil destilat, namun apabila terlalu rapat maka jika terkena pemanasan terlalu lama dapat menyebabkan erlenmeyer pecah karena terkena tekanan uap.
2). Suhu pemanasan dan penambahan air (pelarut) pada bahan diatur sedemikian rupa sehingga produk menguap dengan sempurna. Apabila suhu kurang (terlalu rendah) dan airnya kurang, maka komponen yang terekstrak dari bahan kurang maksimal, namun jika suhu terlalu tinggi akan menyebabkan penguapan cepat berakhir dan bahan juga terekstrak kurang sempurna karena produk cepat kering bahkan dapat menyebabkan kegosongan. Jika penambahan airnya terlalu banyak, akan menyebabkan luapan pada erlenmeyer.
3). Vaselin digunakan pada alat distilasi agar uap bunga kenanga murni tidak keluar dari rangkaian alat dan tekanan uap dalam alat tidak keluar atau stabil. Tujuan di pasangnya pipa penghubung pada alat distilasi untuk menyalurkan hasil distilat ke alat penampung air dan minyak.
4). Kondensor dipasang sebagai pendingin air uap minyak murni. Oleh sebab itu proses pendingin menjadi efektif. Pada percobaan ini kondensor yang digunakan adalah kondesor spiral, dimana didalamnya di pasang pipa kecil yang dibentuk spiral. Ujung pipa yang satu di hubungkan dengan pipa penghubung sedangkan ujung yang lain di hubungkan dengan alat penampung dan pemisah cairan distilasi. Pada dinding dari silinder tersebut juga terdapat lubang pemasukan air pendingin dari alat penampungan air dan lubang pengeluaran air pendingin.
5). Berakhirnya proses distilasi ditandai dengan tidak menetesnya lagi bahan dari pipa.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Memisahkan campuran dua larutan berdasarkan perbedaan titik didih pada proses ekstraksi ini dapat dilakukan salah satunya dengan destilasi uap. Distilasi merupakan proses pemisahan komponen-komponen antara dua atau lebih jenis zat yang memiliki karakteristik berbeda dalam suatu campuran. Pemisahan terjadi oleh penguapan salah satu komponen dari campuran. Hal ini membuktikan bahwa beberapa komponen lebih cepat menguap (volatil) dari komponen yang lain yang sukar menguap (non volatil) atau bahwa setiap zat memiliki titik didih yang berbeda. Kegunaan destilasi atau penyulingan larutan ialah untuk memisahkan atau memurnikan zat terlarut dari campuran zat pelarut.
Bahan yang digunakan pada distilasi adalah bahan yang bersifat volatil, pada penelitian ini bahan yang digunakan adalah bunga kenanga. Dalam percobaan ini minyak kenanga lebih cepat menguap (650C) daripada air (1000C).
Semakin lama waktu penyulingan maka volume yang diperoleh semakin besar, sampai lama penyulingan tertentu volume ini tidak akan bertambah.
Penentuan jumlah rendemen (%) minyak kenanga hasil penyulingan sangat bergantung pada jumlah volume destilat, berat jenis, dan massa minyak kenanga yang dihasilkan. Makin banyaknya volume destilat minyak kenanga yang diperoleh, maka makin besar pula jumlah rendemen (%) minyak kenanga tersebut, sebaliknya makin kecilnya volume destilat minyak kenanga yang dihasilan pada destilasi bunga kenanga, maka makin kecil pula jumlah rendemen (%) minyak kenanga tersebut.
5.2. SARAN
Mengingat bunga kenanga termasuk salah satu komoditas yang terbatas atau jarang dijumpai maka sebaiknya perlu dilakukan penyulingan dengan uap terhadap bunga ini supaya mendapatkan nilai tambah dengan peningkatan nilai jual yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.Soebagio, dkk.2003.COMMON TEXTBOOK "KIMIA ANALITIK III".Technical Cooperation Project for Development of Science and Mathematics.IMSTEP
Burdock, George A., and I. G. Carabin, 2001, Safety Assessment of Ylang-ylang
(Cananga spp.) as a Food Ingredient, Vero Beach FL 32960, USA.
Anonim. 2008. Bunga Kenanga.http://task-list.blogspot.com/2008/04/data-percobaan-jumlah-bahan-rimpang.html. Diakses tanggal 13 Oktober 2014.
Anonim. 2010. Minyak Atsiri.http://www.apoteker.info/Topik%20Khusus/minyak_atsiri.htm. Diakses tanggal 13 Oktober 2014.