2.2 Pembuatan Bioarang 2.2.1 Proses Pembuatan Bioarang Proses Proses pembri pembriket ketan an adalah adalah proses proses pengola pengolahan han yang yang mengala mengalami mi perlakua perlakuan n penggerusan, penggerusan, pencampuran pencampuran bahan baku, pencetakan pencetakan dan pengeringan pengeringan pada kondisi tertentu, sehingga diperoleh briket yangmempunyai bentuk, ukuran fisik, dan sifat kimia tertentu. Tujuan dari pembriketan adalah untuk meningkatkan kualitas bahan sebag sebagai ai baka bakar, r, memper mempermud mudah ah pena penang ngan anan an dan dan transp transpor orta tasi si serta serta mengu mengura rang ngii kehilangan bahan dalam bentuk debu pada proses pengangkutan. Skema atau diagram alir proses pembuatan briket bioarang dapat dilihat sebagai berikut: berikut:
Skema 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Bioarang
Jika dihasilkan dihasilkan briket bioarang yang hitam hitam dengan permukaan permukaan halus halus dan rata, dikarenakan pemakaian arang kayu yang ditumbuk sampai halus dan disaring. Tekstur briket yang dihasilkan dihasilkan homogen, tidak terdapat celah kosong kosong dikarenakan dikarenakan penekanan penekanan / penempaan penempaan yang yang baik. Larutan Larutan kanji kanji yang dipakai dipakai yaitu yaitu 10%. Fungsi Fungsi larutan larutan kanji pada pada pembuatan pembuatan briket yaitu untuk merekatkan partikel-partikel partikel-partikel zat dalam bahan baku pada proses pembuatan pembuatan briket. Semakin Semakin besar penambahan penambahan berat lem kanji dengan dengan berat
arang maka nilai kuat tekan yang dihasilkan semakin besar, demikian juga dengan ukuran partikel serbuk kayu terhadap kuat tekan, semakin kecil ukuran partikel serbuk kayu maka nilai kuat tekan yang dihasilkan semakin besar. Dan jika dilakukan uji nyala, briket sulit dinyalakan. Hal ini disebabkan oleh pencampuran formula larutan kanji yang kurang pas.
2.2.2 Karakteristik
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon, mempunyai nilai kalori yang tinggi, dan dapat menyala dalam waktu yang lama. Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa udara (pirolisis). Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari jasad hidup. Biomassa sebenarnya dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi panas untuk bahan bakar, tetapi kurang efisien. Nilai bakar biomassa hanya sekitar 3000 kal, sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000 kal.
Gambar. Briket Bioarang
Kualitas mutu briket yang dihasilkan briket dari Inggris dan Jepang dapat dilihat pada tabel berikut.
Sifat
Briket Arang Inggris
Briket Arang Jepang
Kadar Air
3.59
6
Kadar Abu
8.26
3-6
Nilai Kalor
7289.00
6000-7000
Syarat briket yang baik adalah: 1.
Permukaannya halus dan rata
2.
Tidak meninggalkan bekas hitam di tangan
3.
Mudah dinyalakan
4.
Tidak mengeluarkan asap
5.
Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
6.
Kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waktu lama
7.
Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu, laju pembakaran, dan suhu
pembakaran) yang baik. 8.
Tidak mengeluarkan bau, tidak beracun dan tidak berbahaya.(3)
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa (konvensional), antara lain: 1.
Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5.000 kalori. Beberapa nilai kalor dari beberapa jenis bahan bakar ditunjukkan oleh Tabel. 2.
Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau, sehingga bagi
masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi, sangat praktis menggunakan briket bioarang. 3.
Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan pengipasan
atau diberi udara. 4.
Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan bahan
kimia lain kecuali yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri. 5.
Peralatan yang digunakan juga sederhana, cukup dengan alat yang ada dibentuk
sesuai kebutuhan. 2.2.3 Jenis Perekat
Perekat merupakan suatu xat atau bahan yang memiliki kemampuan untuk mengikat dua bahan atau lebih. Untuk merekatkan partikel-partikel zat dalam bahan
baku pada proses pembuatan briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak. Berdasarkan fungsi dari perekat dan kualitasnya, pemilihan bahan perekat dapat dibagi sebagai berikut :
2.2.3.1 Berdasarkan sifat / bahan baku perekatan briket Adapun karakteristik bahan baku perekatan untuk pembuatan briket adalah sebagai berikut : a)
Memiliki gaya kohesi yang baik bila dicampur dengan semikokas atau
batu bara. b)
Mudah terbakar dan tidak berasap.
c)
Mudah didapat dalam jumlah banyak dan murah harganya.
d)
Tidak mengeluarkan bau, tidak beracun dan tidak berbahaya.
2.2.3.2 Berdasarkan jenis Jenis bahan baku yang umum dipakai sebagai perekat untuk pembuatan briket, yaitu : a) Perekat anorganik Perekat anorganik dapat menjaga ketahanan briket selama proses pembakaran sehingga dasar permeabilitas bahan bakar tidak terganggu. Perekat anorganik ini mempunyai kelemahan yaitu adanya tambahan abu yang berasal dari bahan perekat sehingga dapat menghambat pembakaran dan menurunkan nilai kalor. Contoh dari perekat anorganik antara lain semen, lempung, natrium silikat. b)
Perekat organik Perekat organik menghasilkan abu yang relatif sedikit setelah
pembakaran briket dan umumnya merupakan bahan perekat yang efektif. Contoh dari perekat organik di antaranya kanji, tar, aspal, amilum, molase dan parafin. (1) Clay (lempung)
Clay atau yang sering disebut lempung umumnya banyak digunakan sebagai bahan perekat briket. Jenis-jenis lempung yang dapat dipakai untuk pembuatan briket terdiri dari jenis lempung warna kemerah-merahan, kekuning-kuningan dan abu-abu. (2) Tapioka dan Caustic Soda Jenis tapioka beragam kualitasnya tergantung dari pemakaian. JenisCaustic Soda yang dipergunakan memiliki konsentrasi 98 % dan berbentuk Flake. Apabila dicampur dengan tapioka akan membentuk sebagai perekat. Dari jenis-jenis bahan perekat di atas, yang paling umum digunakan adalah bahan perekat kanji.
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Agar briket menghasilkan kualitas yang bagus sesuai dengan standar, adapun dalam pembuatan nya harus memperhatikan faktor-faktor sebaga berikut. 1.
Berat jenis bahan bakar atau berat jenis serbuk arang
2.
Kehalusan serbuk
3.
Suhu karbonisasi
4.
Tekanan pengempaan
5.
Pencampuran formula dengan briket.