BETERNAK ITIK ALABIO
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah Pengantar Ilmu Peternakan
Disusun Oleh :
Annisa Nurhaliza (1514141016)
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ternak itik merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil telur dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Di Indonesia, itik umumnya diusahakan sebagai penghasil telur namun ada pula yang diusahakan sebagai penghasil daging. Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau di tempat-tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada pemeliharaan secara intensif.
Itik Alabio (Anas platyrhynchos Borneo) merupakan salah satu unggas lokal yang mempunyai keunggulan sebagai penghasil telur. Nama asing dari itik alabio adalah Indian Rinner. dulu dikenal dengan sebutan itik banar atau itik bujur. Pemberian nama itik alabio dilatar belakangi kebiasaan orang yang ingin membeli bibit itik di pasar Alabio (Rahardi dan Kastyanto, 1982).
Itik ini gemar bertelur, bahkan terkadang dalam satu hari mampu bertelur 2 kali.Usaha tani itik alabio telah dilakukan sejak lama di Kalimantan Selatan dan merupakan usaha pokok masyarakat terutama di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Pengembangan usaha ternak itik Alabio saat ini, tidak hanya dituntut dari aspek kuantitas produksi saja, melainkan peningkatan kualitasnya sehingga dapat bersaing dengan produk itik lainnya. Permintaan pasar akan produk itik (telur dan daging) akhir - akhir ini terus meningkat, seiring dengan meningkatnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi produk tersebut.
Permintaan produk yang meningkat, perlu diimbangi dengan penyediaan bibit itik yang berkualitas dalam jumlah besar dan berkelanjutan, untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi. Kebutuhan produksi bibit dalam jumlah besar, tidak dapat dipenuhi dengan pemeliharaan itik secara tradisional, melainkan harus dilakukan intensif.
Usaha ternak itik Alabio bukan hanya dipandang sekedar usaha sambilan, melainkan telah mengarah kepada cabang usaha pokok dengan orientasi komersial. Khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara, usaha beternak itik Alabio sudah menjurus kepada spesialisasi usaha, yaitu sebagai penghasil telur konsumsi, itik dara, telur tetas dan bibit/DOD.
1.2 Rumusan Masalah
Apa manfaat ternak bagi kehidupan manusia ?
Bagaimana perkambangan itik Alabio di Indonesia ?
Bagaimana cara beternak itik Alabio ?
Kandungan apa saja yang dimiliki telur dan daging dari itik Alabio ?
1.3 Tujuan
Mengenalkan itik Alabio di kalangan masyarakat lebih luas
Agar masyarakat tahu cara beternak itik Alabio
Masyarakat bisa memperoleh manfaat besar dari beternak itik Alabio
1.4 Metodologi
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan Studi Literatur dimana penulis melakukan pengumpulan data dengan membaca literatur-literatur serta sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Itik Alabio (Anas Plathycus Borneo)
Gambar 1. Itik Alabio (Anas Plathycus Borneo)
Itik Alabio merupakan keturunan dari itik mallard. Itik Alabio berasal dari Desa Marmar Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara - Kalimantan Selatan.
Kingdom : Animal
Phylum : chordata
Class : Aves
Ordo : Anferiformes
Famliy : Anatidae
Sub family : Anatinae
Genus : Anas
Spesies : Anas Plathycus Borneo
2.2 Karakteristik itik Alabio
Menurut standar SNI Itik Alabio Betina mempunyai ciri – ciri :
Postur tubuh tegak 700
Terdapat bulu putih membentuk garis mulai dari pangkal paruh sampai ke belakang kepala dan bulu kepala bagian atas berwarna cokelat
Paruh kuning sampai kuning jingga dengan bercak hitam pada bagian ujung
Kaki kuning jingga
Bulu leher bagian belakang cokelat
Bulu leher bagian depan putih
Bulu dada cokelat
Bulu perut dan punggung coklat bercak abu- abu
Bulu sayap sekunder biru kehijauan dan mengkilap
Bulu ekor cokelat bercak hitam
Pada umur 6 bulan dengan masa bertelur 8–10 per tahun
Produksi telurnya mencapai 275 butir/ekor/tahun dengan berat telur 56-70 gram/butir dengan warna kerabang telur berwarna hijau kelabu
Berat badan itik dewasa mencapai 1,60 kg
Menurut standar SNI Itik Alabio Jantan mempunyai ciri – ciri :
Postur tubuh tegak membentuk sudut 70o
Paruh kuning sampai kuning jingga dengan bercak hitam pada bagian ujung
Terdapat bulu putih membentuk garis mulai dari pangkal paruh sampai ke belakang kepala dan bulu kepala bagian atas berwarna hitam
Kaki kuning jingga
Bulu leher bagian depan putih
Bulu leher bagian belakang hitam
Bulu dada coklat kemerahan
Bulu punggung dan perut abu – abu dengan bercak cokelat
Bulu sayap sekunder bulu kehijauan dan mengkilap
Bulu ekor hitam dan melingkar ke atas
Berat badan itik dewasa 1.75 kg
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Manfaat ternak bagi kehidupan manusia
Ternak di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari kehidupan petani (kecuali ternak ayam yang dewasa ini sudah mulai berkembang, dan merupakan usaha peternakan yang dipelihara secara intensif). Sistem peternakan Indonesia yang bersifat small holder erat hubungannya dengan kepadatan penduduk. Konsentrasi populasi ternak yang tinggi terdapat di Jawa dimana hampir 60% ternak di Indonesia berada pada daerah hanya seluas 6% dari luas Indonesia. Dengan kepadatan penduduk itu menunjukkan pentingnya peranan ternak tersebut.
Ternak: hewan jinak yang dipelihara yang seluruh kehidupannya mencakup kandang, makanan, perkembangbiakan, kesehatan, pengelolaan dan pemanfaatannya diatur oleh manusia. Manfaat yang diambil oleh manusia berupa daging, susu, telur, wool, tenaga, pupuk, dan untuk media hiburan. Disamping hasil utama dari ternak juga diperoleh hasil ikutan yang tidak kalah artinya bagi kehidupan manusia. Seperti : kulit ternak bisa dijadikan bahan untuk sepatu, tas, dan lain-lain. Bulu, juga untuk sutlecock dan baju dngin. Tulang atau tanduk, untuk membuat tepung tulang dan bahan gelatin. Darah juga untuk tepung darah sebagai bahan makanan untuk ternak ayam. Pankreas (sapi, kerbau), setelah di ekstrak dihasilkan hormon indulin untuk mengobati diabetes insulin.
3.2 Perkembangan Itik Alabio di Indonesia
Keberadaan Itik Alabio di Kalimantan Selatan
Itik alabio adalah itik varietas Indonesia yang telah lama berkembang di Alabio di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan dan belum di ketahui asal usulnya. Yang jelas berasal dari itik liar, dan merupakan itik tipe petelur (Rasyaf, 1992). Kemungkinan itik alabio adalah hasil persilangan antara itik peking dengan itik lokal, hal ini terbukti adanya kemiripan seperti, sikap dan bentuk badan, bentuk leher, bentuk kepala, warna kaki dan paruh yang sama-sama kuning, akan tetapi ukuran itik alabio lebih kecil dari itik peking (Rahardi dan Kastyanto, 1982).
Secara tradisional, itik alabio dipelihara di daerah rawa yang banyak terdapat di Kalimantan Selatan dengan sistem pemeliharaan yang disebut sistem lanting. Di daerah rawa itulah itik alabio memperoleh pakan berupa keong air sebagai sumber protein dan sagu atau dedak sebagai sumber kalori.
Dan dalam kurun waktu beberapa tahun dari tahun 2000-2005, jumlah populasi itik semakin bertambah. Dibuktikan dengan tabel yang merupakan hasil laporan tahunan Dinas Peternakan Kalimantan Selatan.
Tabel 1. Perkembangan Populasi Itik Alabio di Kalimantan Selatan ( BPS, 2006)
Tahun
Populasi (ekor)
Peningkatan (%)
2000
2. 276 277
-
2001
2. 454 150
7,81
2002
2. 649 321
7,95
2003
2. 748 628
3,75
2004
2. 925 664
6,44
2005
3. 487 002
16,09
3.3 Cara beternak Itik Alabio
Persyaratan Lokasi
Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.
Pedoman Teknis Budidaya
1. Persiapan Sarana dan Peralatan
Pemilihan Lahan
Carilah lahan yang luas, jauh dari pemukiman, agar bau kotoran ternak tidak menggangu lingkungan sekitar.
Pembuatan Kandang
Ukuran kandang 4mx12m = 48m2
Kandang tersebut dapat menampung 400 ekor itik alabio petelur
Sediakan tempat pakan pada kandang
Pembuatan tempat bertelur. Tempat bertelur terbuat dari kayu yang berbentuk kotak dan diisi denan ampas padi
Penyiapan Bibit
Perbandingan itik jantan dan betina adalah 1 itik jantan : 10 itik betina. Itik jantan tidak perlu banyak, karena telur yang dihasilkan hanya untuk dikonsumsi, bukan untuk diternak/ ditetaskan.
Pemeliharaan dan Pembesaran Itik Alabio
Pada masa pembesaran anakan itik hanya diberi makan pakan buatan/ voer sampai umur 6 bulan. Pemberian pakan pada umur dibawah 6 bulan tersebut pakan tidak boleh sampai kosong, pakan harus selalu ada dalam kandang. Setelah anakan berumur lebuh dari 6 bulan, ganti pakan dengan Dedak yang dicampur dengan sagu dengan perbandingan 1:1.
Pemberian Pakan itik alabio bisa dilakukan 4 Kali sehari, yaitu :
Pukul 07.00 WIB
Pukul 11.00 WIB
Pukul 14.00 WIB
Pukul 17.00 WIB
Syarat pakan ternak baik untuk Itik Alabio adalah sebagai berikut ini :
Ransum disusun dari bahan-bahan makanan yang mengandung gizi lengkap seperti protein, lemak, serat kasar, vitamin, dan mineral. Susunlah dari beberapa jenis bahan makanan, semakin banyak ragamnya semakin baik, terutama dari sumber protein hewani.
Setiap bahan makanan digiling halus, kemudian dipadatkan dalam bentuk pil atau butiran. Bahan yang bisa digunakan untuk pakan itik adalah dedak, jagung, bungkil kedelai, bungkil kelapa, ikan, bekicot, remis, tepung tulang, kepala atau kulit udang, dan lain-lain.
Jumlah pemberian dan kadar protein di sesuaikan dengan umur pertumbuhan dan produksi telur.
Tempat makan harus dicegah jangan sampai tercecer atau tercemar jamur. Harus selalu bersih dan kering.
Sesuaikan jumlah tempat makanan dan minuman dengan jumlah itik.
Panen Telur Itik Alabio
Panen telur dilakukan setiap hari, setiap 100 itik rata-rata menghasilkan ±90 butir telur per harinya.'
Masa produktif Itik Alabio
Usia produktif itik alabio sampai 3 tahun. Setelah berumur 6 bulan itik alabio mulai bertelur. Masa bertelur itik alabio terbagi manjadi 3 tahap, yaitu :
Masa bertelur Pertama tersebut selama 9 bulan, dilanjutkan dengan masa non produktif 3 bulan.
Masa bertelur Kedua tersebut selama 7 bulan, dilanjutkan dengan masa non produktif 3 bulan.
Masa bertelur Pertama tersebut selama 5 bulan, dimasa ini itik alabio tidak produktif lagi.
Maka untuk mensiasati agar tetap dalam kondisi menguntungkan, itik alabio yang tidak produktif lagi tersebut diberi makan dengan intensitas yang tinggi sampai gemuk, setelah gemuk kemudian dijual atau dengan kata lain diafkir, yang hasil dari penjualan tersebut digunakan untuk membeli bibit itik alabio kembali.
Mengenal Hama dan Penyakit pada itik alabio
Jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
Penyakit Duck Cholera
Penyebab : bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
Pengendalian : sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
Penyakit Salmonellosis
Penyebab : bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian : sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
3.4 Kandungan Gizi Telur Itik Alabio
Bahan makanan telur mempunyai beberapa kelebihan, telur mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh. Telur itik, protein lebih banyak terdapat pada bagian kunign telur sebanyak 17%, sedangkan pada putihnya 11%. Protein telur terdiri dari ovalbumin (putih telur) dan ovavitelin (kuning telur). Protein telur mengandung semua asam amina esensial yang dibutuhkan tubuh.
Suatu penelitian dengan percobaan diketahui bahwa telur mempunyai kandungan nilai keguaan protein (Net Protein Utilization) 100% dibandingkan dengan daging ayam 80% dan susu %. Lemak dalam telur berbentuk emulsi (bergabung dengan air), sehingga menjadi lebih mudah dicerna oleh bayi, anak-anak, maupun lanjut usia.
3.5 Kandungan Daging Itik Alabio
Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya.
Banyaknya Daging Bebek yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Daging Bebek yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 60 %
Jumlah Kandungan Energi Daging Bebek = 326 kkal
Jumlah Kandungan Protein Daging Bebek = 16 gr
Jumlah Kandungan Lemak Daging Bebek = 28,6 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Daging Bebek = 0 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Daging Bebek = 15 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Daging Bebek = 188 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Daging Bebek = 2 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Daging Bebek = 900 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Daging Bebek = 0,1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Daging Bebek = 0 mg
BAB IV
KESIMPULAN
Itik Alabio (Anas platyrhynchos Borneo) merupakan salah satu unggas lokal yang mempunyai keunggulan sebagai penghasil telur. Nama asing dari itik alabio adalah Indian Rinner. Itik ini gemar bertelur, bahkan terkadang dalam satu hari mampu bertelur 2 kali.Usaha tani itik alabio telah dilakukan sejak lama di Kalimantan Selatan dan merupakan usaha pokok masyarakat terutama di Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Ciri – ciri Itik Alabio Pada umumnya
Postur tubuh tegak membentuk sudut 700
Jantan : Berwarna cokelat gelap, bulu suri sayap hijau kebiruan.
Betina : Cokelat kuning keabuan, bintik putih diseluruh badan.
Warna Paruh dan kaki berwarna kuning terang.
Jantan dan betina ada garis putih diatas mata seperti alis.
Berat badan bobot badan betina umur 6 bulan 1,60 kg dan jantan 1,75 kg.
Telur dan daging itik Alabio merupakan komoditi yang dapat memberikan keuntungan besar. Kebutuhan akan telur dan daging pasar internasional sangat besar dan masih tidak seimbang daro persediaan yang ada. Hal ini dapat dilihat bahwa baru dua negara Thailand dan Malaysia yang menjadi negara pengekspor terbesar saat ini budidaya itik masih merupakan komoditi yang menjanjikan untuk dikembangkan secara intensif.
DAFTAR PUSTAKA
http://fhujey.blogspot.co.id/
http://www.agrobisnisinfo.com/2015/06/cara-budidaya-itik-alabio-untuk.html
http://marisukses.com/keunggulan-jenis-itik-petelur-mojosari-dan-alabio/
http://riise-aeza.blogspot.co.id/2012/06/budidaya-itik-alabio.html
Salim Hasbi M.2005, Beternak iti Alabio, Adicita Karya Nusa