Ternak lele dengan Drum Plastik
Menantang Kondisi ekonomi saat ini haruslah lebih ulet dan berani mencoba segala usaha yang mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya oleh kita. Saya juga tidak pernah memiliki cita cita menjadi peternak lele. Tetapi tidak ada salahnya bila kita mencoba usaha untuk menambah penghasilan melalui ternak lele. Dipilih ternak lele karena : 1. Biaya investasi murah 2. Lahan tidak perlu lebar 3. Hasil ternak dapat diharapkan Ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura
(Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Hewan yang di Amerika Serikat disebut Cat Fish ini benar-benar berpotensi memuaskan hobi memelihara binatang dan mendatangkan pemasukan tambahan bagi Anda. Kali ini saya menggunakan Drum Plastik P lastik bekas, yang mudah didapat di jln barito semarang, Kalo menggunakan Drum Galvanis lebih murah, tetapi mudah karatan. Drum plastik ukuran 200 liter dapat dibeli seharga Rp.200.000,Kemudian saya isi dengan tanah + pupuk kandang 0.5 kg Drum yang sudah saya isi tanah dan pupuk kandang saya diamkan 2 minggu, keluar jentik-jentik, dan jasad renik. Setelah itu saya masukan benih lele ukuran 7-10 cm, yang dapat dibeli seharga Rp.150,- per ekor. Drum saya isi 250 ekor bibit lele. Jangan kaget bila awal-awal hari ada yang mati. Setiap hari 3 kali diberi makan pelet. Setelah 3 bulan, lele akan tumbuh dengan ukuran 1 kg berisi 6 - 8 ekor. Saat ini 1 kg lele dibeli seharga Rp.10.500,1 Drum lele dapat menghasilkan 30 kg sehingga didapat Rp.315.00,-
Saya setiap seminggu sekali mengganti air, karena drum yang saya gunakan tidak
menggunakan filter air. Apabila terlambat dalam mengganti air, lele akan muncul ke permukaan. karena air keruh dan berbau amoniak, dapat menyebabkan ikan mati. Setelah dua bulan, tepatnya tgl 28 Desember 2008 saya bermaksud untuk mengganti air ternyata ada yang beberapa lele yang ukurannya besar :
anakku sangat senang melihatnya : Ihan bawa lele terbesar :Cara Baru Beternak Lele Menggunakan Drum Plastik Saturday, December 1, 2012 Ikan lele adalah salah satu jenis ikan konsumsi, yang sering kita jumpai dipasar-pasar atau swalayan. Ikan ini rasanya gurih sehingga banyak diminati oleh masyarakat, harganyapun juga tergolong terjangkau dibanding jenis ikan konsumsi lain. Hal ini karena juga dipengaruhi oleh mudahnya untuk membudidayakannya, karena pada dasarnya ikan ini kuat bertahan hidup walaupun kolam tidak menggunakan sirkulasi udara, sehingga lebih mudah dan lebih hemat. Terkadang sebagian dari kita ada yang berminat untuk berternak ikan lele, namun salah satu kendala yang ada adalah faktor biaya dan tempat untuk beternak. Namun ditengah jaman yang serba sulit ini kita dituntut untuk lebih kreatif agar bisa mencapai apa yang kita inginkan. Pada umumnya para peternak lele menggunakan kolam permanen, kolam terpal maupun bekas sawah sebagai media untuk peternakan. Namun jika anda ingin mencoba sesuatu yang lain, lebih hemat dan lebih praktis dalam berternak lele, anda juga bisa memanfaatkan drum plastik berukuran besar untuk berternak lele. Drum seperti ini pada umumnya bisa menampung hingga 200 liter dan cukup bisa diandalkan ketangguhannya dalam menahan air dan tentu saja lebih baik dari pada
terpal. Kelebihan lainnya adalah biaya investasi yang lebih terjangkau dan tidak memerlukan tempat yang luas.
Drum seperti ini bisa anda dapatkan dengan harga sekitar Rp.200.000 atau jika ingin lebih hemat belilah yang bekas namun masih bagus. Langkah-langkah yang bisa anda lakukan. 1. Isilah dasar drum tersebut dengan tanah dan pupuk kandang 0.5 kg, kemudian diamkanlah sekitar 2 minggu sampai keluar jentik-jentik. 2. Jika sudah masukan air sumur (jangan air ledeng yang mengandung kaporit) namun jangan terlalu penuh, untuk mencegah ikan lele naik dan melompat keluar. 3. Kemudian masukan benih lele ukuran 7-10 cm, dan satu drum plastik bisa memuat antara 200-250 benih. Jangan heran jika pada awal-awal hari ada yang mati, dan jika memang demikian benih lele yang mati segera ambil dan dibuang dari drum 4. Berilah makanan berupa pelet 3x sehari, namun jika sudah usia 2 bulan bisa berikan makanan lain sebagai tambahan seperti limbah usus ayam yang dipotong potong cukup sehari sekali. Jangan terlalu banyak atau harus habis termakan jangan sampai sisa, karena jika sisa akan membusuk dan menjadi sumber penyakit. 5. Gantilah air setiap seminggu sekali, disarankan tetap air sumur. Hal ini karena ini menggunakan drum dengan kapasitas air terbatas dan tanpa filter sehingga tingkat keasaman air akan meningkat lebih cepat. 6. Setelah dua bulan pilahlah ukuran ikan yang sama untuk setiap drum, karena pada umumnya pertumbuhan ikan akan berbeda-beda, ada yang lebih cepat beasar namun juga ada yang masih kecil. Yang besar jadikan satu dengan yang besar, yang kecil jadikan satu dengan yang kecil dalam satu ukuran supaya petumbuhan tetap baik. 7. Pada umumnya ikan lele akan panen dalam waktu 3 bulan, dan tiap satu kilo akan berisi 6 – 8 ekor, dan satu drum kira-kira akan menghasilkan hingga 30 KG.
Sumber : http://caraberternak.com/ternak-lele-di-drum/ You might also like:
Sukses budidaya belut dalam drum
-Â Belut adalah binatang yang memiliki
kandungan protein tinggi dan sangat baik jika dikonsumsi manusia. Belakangan ini belut sudah menjadi hidangan di restoran-restoran karena disamping kandungan proteinnya bagus buat tubuh, belut juga memiliki rasa yang enak. Belut merupakan binatang yang cukup unik, belut senang hidup pada lumpur atau campuran lumpur dan bahan organik yang berair. Dengan cara membenamkan diri di media lumpur tersebut belut dapat melakukan kehidupan, pemijahan, merawat anak dan pembesaran. Tidak punya lahan luas bukan halangan bagi kita untuk berkarya dan mendapatkan penghasilan. Anda bisa mendapatkan penghasilan baik untuk sampingan ataupun bisa dilakukan sebagai pekerjaan utama Anda di rumah dengan cara
mengikuti
kiat sukses
budi
daya
belut
dalam
drum.
Hal yang harus diketahui dan perlengkapan yang harus disiapkan antara lain :
A. PERLENGKAPAN
ÂÂÂ ÂÂÂ Â ÂÂ Â ÂÂ ÂÂÂ
Tong/drum, disarankan dari bahan plastik, supaya tidak berkarat. Paralon. Kawat kasa. Tandon penampungan air. Ember, serok, cangkul, baskom, jerigen dll.
B. PERSIAPAN DAN TEKNIK BUDIDAYA Sebelum memulai budidaya belut dalam drum/tong, dibutuhkan media pemeliharaan sebagai tempat belut berkembang biak, media pemeliharaan ini sangat penting mengingat keberhasilan budidaya yang kita lakukan sangat bergantung pada media pemeliharaan ini. Untuk media pembesaran hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. Drum drum yang digunakan sebaiknya tidak bocor dan berkarat, jika menggunakan drum/tong dari besi yang berkarat sebaiknya dibersihkan dahulu dari karat dan lakukan pengecatan ulang dan diamkan sampai kering dan tidak berbau cat lagi.
Cara merakit Drum/tong :
 Letakkan tong pada posisi mendatar, agar media menjadi lebih luas.  Buka bagian tengah drum/tong, sisakan 5 cm pada sisi kanan dan kiri.  Pasanglah tumpuan/ganjal supaya drum/tong tidak menggelinding, atau bergerak.  Buat saluran pembuangan dibawah drum, letaknya dapat disesuaikan dengan penampungan limbah pembuangan.  Buat peneduh, sehingga intensitas panas matahari tidak terlalu tinggi dan terkena langsung ke permukaan drum/tong, bahan bisa dibuat dengan memasang shading net/waring atau bisa juga dengan bahan yang murah dan mudah didapat lainnya.
2. Media Tanah Tanah yang digunakan sebaiknya tanah yang tidak berpasir, tidak terlalu liat serta masih memiliki kandungan hara, disarankan untuk menggunakan media tanah dari sawah, atau dapat pula menggunakan media tanah bekas pemeliharaan ikan lele. Untuk melakukan pematangan media tanah tahapan yang dilakukan yaitu :
ÂÂÂ ÂÂÂ ÂÂÂ ÂÂÂ
Masukkan tanah kedalam drum/tong hingga ketinggian 30–40 cm. Masukkan air hingga tanah becek namun tidak menggenang. Masukkan EM 4 sebanyak 4 botol kedalam tong. Aduk tanah sebanyak 2 kali sehari hingga tanah lembut dan gembur.
3. Media Instan Bokashi Media instan ini dibuat diluar drum/tong yang merupakan campuran bahan utama dan bahan campuran. Penggunaan 100 kg bahan akan menghasilkan 90 kg media instan bokashi. Setiap drum/tong ukuran 200 liter dibutuhkan 45 kg bokashi. Bahan utama terdiri atas :
   Â
ÂÂ ÂÂ ÂÂ ÂÂ
Jerami Padi (40%). Pupuk Kandang (30%). Bekatul/dedak (20%). Potongan batang pisang (10%).
Bahan campuran terdiri atas :
   EM4.    Air sumur.    Larutan 250 gram gula pasir untuk menghasilkan 1 liter larutan (molases.
Cara membuat Media Instan Bokashi :
Cacah jerami dan potongan batang pisang kemudian keringkan. Tanda bahan sudah kering adalah hancur ketika digenggam.
Campuran cacahan bahan diatas dengan bahan pokok lain dan aduk hingga merata. Campurkan bahan campuran sedikit demi sedikit tapi tidak terlalu basah. Tutup media dengan karung goni atau terpal selama 4–7 hari. Bolak balik campuran agar tidak membusuk.
4. Mencampur Media point 1 dan 2
Masukkan media instan kedalam tong dan aduk hingga merata. Massukkan air kedalam drum/tong hingga ketinngian 5 cm dan diamkan hingga terdapat plankton dan cacing (sekitar 1 minggu) selama proses ini berlangsung drum/tong tidak perlu ditutup. Keluarkan air dari drum/ tong dan ganti dengan air baru dengan ketinggian yang sama. Massukkan tumbuhan air yang tidak terlalu besar sebanyak ¾ bagian dan ikan ikan kecil. Masukkan vetsin secukupnya sebagai perangsang nafsu makan belut dan diamkan selama 2 hari.
Yang perlu diperhatikan ketinggian seluruh media , kecuali tumbuhan air tidak lebih dari 50 cm. 5. Memasukkan bibit belut Setelah semua media budidaya tersebut siap tahapan selanjutnya menebarkan bibit belut. Bibit yang ditebar sebaiknya sebanyak 2 kg dengan jumlah bibit sebesar 80–100 ekor per kg. C. PEMELIHARAAN Pemeliharaan atau perawatan belut didalam tong drum/tong relatif lebih mudah karena pemantauan budidaya relatif kecil, namun demikian perawatan tetap harus diperhatikan, antara lain: 1. Pemberian Pakan Tidak ada aturan baku volume pemberian pakan, namun sebaiknya pakan diberikan 5% dari jumlah bibit yang ditebarkan. Pakan yang sebaiknya diberikan yaiyu cacing, kecebong, ikan ikan kecil , dan cacahan keong mas atau bekicot. Pemberian pakan diberikan pada hari ke 3 setelah bibit ditebar dalam drum/ tong. Pemberian pakandilakukan pada sore hari seperti kebiasaan belut dialam yang makan disore/malam hari. Untuk menekan biaya pemeliharaan sebaiknya pakan untuk belut dibudidayakan sendiri. 2. Pengaturan Air. Pengaturan air sangat diperlukan untuk membuang sisa makanan agar tidak menumpuk dan menimbulkan bibit penyakit. Pengaturan air ini dengan cara mengalirkan air bersih
kedalam drum/tong, sebaiknya air yang masuk berupa percikan air untuk melakukan ini digunakan pipa paralon sebagai media aliran. Sedangkan untuk saluran pembuangan dengan membuat lubang pada drum /tong dengan ketinggian 8 cm dari genangan air di media. Selain sebagai pengatur pembuangan sisa kotoran percikan air ini juga berfungsi sebagai penambah oksigen. 3. Perawatan Tanaman Air. Tanaman air ini digunakan sebagai penjaga kelembaban tempat budidaya dan juga menjaga belut dari kepanasan. 4. Pemberian EM4. EM4 berfungsi sebagai penetralisir sisa sisa pakan, selain itu juga berfungsi untuk mengurangi bau. EM4 diberikan2-3 kali sehari dengan dosis ½ sendok makan dilarutkan dalam 1 liter air. 5. Perawatan Sekitar Lokasi. Perawatan sekitar lokasi ini untuk menjaga tong dari tanaman liar, lumut, dan hama maupun predator pemangsa seperti ayam. D. PEMANENAN Pemanenan dilakukan setelah 3–4 bulan atau sesuai dengan ukuran permintaan dari pembeli, jika pembeli menginginkan ukuran lebih besar tentunya waktu panennya bisa lebih lama. Demikian artikel mengenai sukses budidaya belut dalam drum, semoga bermanfaat bagi anda yang ingin memulai usaha budidaya belut. Cara beternak belut di kolam dan drum
Cara beternak belut di kolam dan drum. Beternak atau budidaya belut saat ini mulai digemari seiring dengan banyaknya permintaan akan belut dan ketersediaan belut dipasar dari hasil penangkapan secara alami semakin sedikit. Beternak belut sebenarnya tidak begitu susah karena belut dapat dibudidayakan baik itu dalam kolam ataupun Cara
drum. beternak
belut
di
kolam
dan
drum
Cara Budidaya Belut didalam kolam adalah dengan cara membuat kolam sedangkan jika beternak dalam drum maka wadah untuk pemeliharaan yang digunakan adlah
srum itulah perbedaan keduanya sedangkan dalam tehnis budidaya sama saja. Perlu diingat bahwa belut akan cepat besar jika medianya cocok sehingga dalam budidaya belut dalam kolam dan drum media harus menjadi perhatian yang utama . Media yang baik untuk beternak belut di kolam dan drum adalah lumpur kering, kompos, jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Peletakkannya diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami disiramkan 1 liter mikroorganisma stater. Berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg. Karena belut tetap memerlukan air maka dalam beternak belut dalam kolam dan drum ini sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok
harus
menutupi
¾
besar
kolam.
Bibit belut yang ingin diternakkan tersebut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakan sumber pakan tambahan untuk ternak belut nantinya secara alami seperti jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit belut yang akan diternakkan dimasukkan. Sifat kanibalisme dalam beternak belut di kolam dan drum yang dimiliki Monopterus albus itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan dalam budidaya belut tersebut tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m x 1 m, saya dapat memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya. Pakan yang diberikan agar budidaya belut haruslah segar dan hidup, seperti ikan
cetol, ikan impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk menambah nafsu makan dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi, ujar Ruslan. Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan belut yang dibudidayakan. Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanya anakan belut segera menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar
40
kg,
pelet
yang
diberikan
sekitar
2
kg.
Hama utama dalam budidaya belut di kolam dan drum adalah kehadiran hama seperti burung belibis, bebek, dan berang-berang perlu diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk jika kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat kondisi kolam rapi dan pengontrolan rutin sehari sekali, tutur
Ruslan.
Perlu diingat selain pakan, yang perlu diperhatikan dalam budidaya belut di kolam atau drum adalah kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi basa sering terjadi di kolam. Air basa akan tampak merah kecokelatan. Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan cepat mati. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi perubahan,
segera
beri
penetralisir.
Suhu air optimal untuk beternak belut perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak di daerah panas bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, perlu hujan buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Hanya dalam tempo
4
bulan
sudah
Baca Cara
siap
panen.
juga beternak
lele
di
: kolam
dan
terpal
Cara beternak jangkrik
Read more: http://konsultasisawit.blogspot.com/2011/08/cara-beternak-belut-dikolam-dan-drum.html#ixzz2cD24Ixb1 Beternak Belut atau Budidaya Belut merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi atas daging belut yang enak dan bergizi karena terbatasnya belut yang hidup secara alami di alam liar. Kali ini saya akan berbagi informasi tentang bagaimana cara Beternak Belut atau Budidaya Belut sebagai salah satu alternatif usaha sampingan. Beternak Belut atau Budidaya Belut merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi atas daging belut yang enak dan bergizi karena terbatasnya belut yang hidup secara alami di alam liar. Kali ini saya akan berbagi informasi tentang bagaimana cara Beternak Belut atau Budidaya Belut sebagai salah satu alternatif usaha sampingan.
Belut Hasil Budidaya yang dijual dipingir jalan Raja Desa Bulukarto Kabupaten Pringsewu – Lampung Keuntungan Budidaya Belut Bisnis Beternak Belut
atau Budidaya Belut bisa dilakukan sebagai usaha sampingan
yang menawarkan keuntungan yang cukup menjanjikan, belut juga dipasarkan ekspor ke beberapa negara. Dengan menekuni bisnis Beternak Belut atau Budidaya Belut banyak pemula yang belum mengetahui seluk beluk teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut sehingga kurang memberikan hasil yang memuaskan. Kendala Budidaya Belut
Ada beberapa kendala kasus yang sering ditemui dalam melakukan Beternak Belut atau Budidaya Belut, diantaranya permasalahan tersebut misalnya adalah belut tidak bisa besar, belut banyak yang mati dan lain-lain. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, perlu pengetahuan teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut yang cukup. Media Budidaya Belut
Media pemeliharaan untuk Beternak Belut atau Budidaya Belut bisa berupa kolam semen, kolam terpal dan bahkan drum bekas yang penting belut tidak lari keluar media. Ukuran kolam juga disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan tentunya ini
berkaitan pula dengan bibit belut yang akan di tebar. Selain itu kolam untuk Beternak Belut atau Budidaya Belut diupayakan menyerupai habitat aslinya, untuk membuat demikian media pada kolam diisi dengan tanah sawah atau lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos atau sekam/gabah padi yang sudah dibusukan, bisa juga dengan jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk orea dan pupuk NPK. Penempatan media tersebut di atas dilakukan dengan perbandingan:
1.
Lapisan pertama paling bawah jerami padi dengan tinggi/tebal 5 cm, ditaburkan secara merata pupuk orea 5 kg dan pupuk NPK 5 kg, untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm, apabila kolam nya lebih besar atau lebih kecil ukuran nya dari ukuran ini perbandingan pupuk di atas bisa menjadi acuan.
2.
Lapisan kedua tanah atau lumpur setinggi 5 cm.
3.
Lapisan ketiga pupuk kandang setinggi 5 cm.
4.
Lapisan keempat pupuk kompos setinggi 5 cm, untuk lapisan keempat tanah atau lumpur tinggi 5 cm.
5.
Lapisan kelima adalah lumpur cincangan batang pisang setinggi 10 cm.
6.
Lapisan keenam adalah tanah lumpur setinggi 10 cm.
7.
Lapisan ketujuh adalah air setinggi 10 cm dan di atas air ditanami secara merata tumbuhan enceng gondok sampai menutupi 3/4 permukaan kolam. Setelah semua media terisi didalam kolam diamkan media pemeliharaan tersebut selama 2 minggu agar seluruh media mengalami fermentasi dan setelah 2 minggu selesai proses fermentasi nya maka, benih atau bibit belut dapat dimasukkan ke kolam pemeliharaan tersebut. Memilih Bibit Belut
Selanjutnya untuk mengoptimalkan hasil panen Beternak Belut atau Budidaya Belut diperlukan teknik pemeliharaan bibit yang baik dan tepat sehingga memperoleh belut berkualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan up normal. Benih belut yang dipilih harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
•
Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus yaitu tidak ada luka bekas gigitan
•
Gerakan tubuh lincah dan agresif
•
Penampilannya sehat yang di ciri kan dari tubuhnya yang keras tidak lemas jika dipegang
•
Tubuhnya berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklat-coklatan dan usianya sekitar 2 bulan atau 4 bulan. Fakta seputar kehidupan belut.
Belut mempunyai kelamin ganda pada kehidupannya, belut menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina, sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan dan karena sifat-sifat belut serupa itu, maka pada belut bisa mengalami masa kosong kelamin atau disebut banci. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri. Makanan Belut :
Secara alamiah belut memakan berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh dalam air seperti serangga, siput, dan juga cacing anak katak serta anak ikan. Jadi belut tergolong hewan karnivora yaitu ikan pemakan binatang lain. Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti antara lain protozoa atau hewan bersel satu, microcrustacean atau udang-udangan renik, invertebrata, microscopic atau hewan-hewan tak bertulang belakang yang keci-kecil sedangkan belut yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing, siput, berudu kodok dan benih-benih ikan yang masih lemah. Karena belut menyukai binatang hidup, maka tidak mudah belut mencari makanan. Untuk itu belut menyergap mangsanya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini dibuat dengan menggali lumpur baik ditepian perairan maupun ditengah sawah atau rawa. Lubang penyergap ini bergaris tengah 5 cm dan memanjang seperti terowongan bentuk lubang mula-mula tegak kebawah lalu membengkok dan mendatar.
Pemanenan Budidaya Belut
Untuk memanen belut diperlukan ketepatan waktu panen diperlukan wadah penampung juga perlu disiapkan untuk membawa belut hasil panen dilokasi penjualan. Belut siap panen untuk kebutuhan pasar lokal dari mulai penaburan benih sampai pemanenan minimal 3 bulan dengan jumlah per kg sekitar 20-30 ekor. Untuk pemenuhan kebutuhan pasar ekspor dari mulai penaburan benih minimal 8 bulan dengan jumlah per kg nya dibawah 7 ekor. Itulah berbagai tahapan dan teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut sebagai usaha sampingan, saya berharap informasi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta bahan referensi jika anda ingin mencoba usaha baru.
Read
more: http://panduanusaha.com/cara-beternak-belut-atau-budidaya-belut-
sebagai-usaha-sampingan/#ixzz2cD3hizZN
Belut Hasil Budidaya yang dijual dipingir jalan Raja Desa Bulukarto Kabupaten Pringsewu – Lampung Keuntungan Budidaya Belut
Bisnis Beternak Belut
atau Budidaya Belut bisa dilakukan sebagai usaha sampingan
yang menawarkan keuntungan yang cukup menjanjikan, belut juga dipasarkan ekspor ke beberapa negara. Dengan menekuni bisnis Beternak Belut atau Budidaya Belut banyak pemula yang belum mengetahui seluk beluk teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut sehingga kurang memberikan hasil yang memuaskan. Kendala Budidaya Belut
Ada beberapa kendala kasus yang sering ditemui dalam melakukan Beternak Belut atau Budidaya Belut, diantaranya permasalahan tersebut misalnya adalah belut tidak bisa besar, belut banyak yang mati dan lain-lain. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, perlu pengetahuan teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut yang cukup. Media Budidaya Belut
Media pemeliharaan untuk Beternak Belut atau Budidaya Belut bisa berupa kolam semen, kolam terpal dan bahkan drum bekas yang penting belut tidak lari keluar media. Ukuran kolam juga disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan tentunya ini berkaitan pula dengan bibit belut yang akan di tebar. Selain itu kolam untuk Beternak Belut atau Budidaya Belut diupayakan menyerupai habitat aslinya, untuk membuat demikian media pada kolam diisi dengan tanah sawah atau lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos atau sekam/gabah padi yang sudah dibusukan, bisa juga dengan jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk orea dan pupuk NPK. Penempatan media tersebut di atas dilakukan dengan perbandingan:
1.
Lapisan pertama paling bawah jerami padi dengan tinggi/tebal 5 cm, ditaburkan secara merata pupuk orea 5 kg dan pupuk NPK 5 kg, untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm, apabila kolam nya lebih besar atau lebih kecil ukuran nya dari ukuran ini perbandingan pupuk di atas bisa menjadi acuan.
2.
Lapisan kedua tanah atau lumpur setinggi 5 cm.
3.
Lapisan ketiga pupuk kandang setinggi 5 cm.
4.
Lapisan keempat pupuk kompos setinggi 5 cm, untuk lapisan keempat tanah atau lumpur tinggi 5 cm.
5.
Lapisan kelima adalah lumpur cincangan batang pisang setinggi 10 cm.
6.
Lapisan keenam adalah tanah lumpur setinggi 10 cm.
7.
Lapisan ketujuh adalah air setinggi 10 cm dan di atas air ditanami secara merata tumbuhan enceng gondok sampai menutupi 3/4 permukaan kolam. Setelah semua media terisi didalam kolam diamkan media pemeliharaan tersebut selama 2 minggu agar seluruh media mengalami fermentasi dan setelah 2 minggu selesai proses fermentasi nya maka, benih atau bibit belut dapat dimasukkan ke kolam pemeliharaan tersebut. Memilih Bibit Belut
Selanjutnya untuk mengoptimalkan hasil panen Beternak Belut atau Budidaya Belut diperlukan teknik pemeliharaan bibit yang baik dan tepat sehingga memperoleh belut berkualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan up normal. Benih belut yang dipilih harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : •
Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus yaitu tidak ada luka bekas gigitan
•
Gerakan tubuh lincah dan agresif
•
Penampilannya sehat yang di ciri kan dari tubuhnya yang keras tidak lemas jika dipegang
•
Tubuhnya berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklat-coklatan dan usianya sekitar 2 bulan atau 4 bulan. Fakta seputar kehidupan belut.
Belut mempunyai kelamin ganda pada kehidupannya, belut menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina, sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan dan karena sifat-sifat belut serupa itu, maka pada belut bisa mengalami masa kosong kelamin atau disebut banci. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri. Makanan Belut :
Secara alamiah belut memakan berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh dalam air seperti serangga, siput, dan juga cacing anak katak serta anak ikan. Jadi belut tergolong hewan karnivora yaitu ikan pemakan binatang lain. Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti antara lain protozoa atau hewan bersel satu, microcrustacean atau udang-udangan renik, invertebrata, microscopic atau hewan-hewan tak bertulang belakang yang keci-kecil sedangkan belut yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing, siput, berudu kodok dan benih-benih ikan yang masih lemah. Karena belut menyukai binatang hidup, maka tidak mudah belut mencari makanan. Untuk itu belut menyergap mangsanya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini dibuat dengan menggali lumpur baik ditepian perairan maupun ditengah sawah atau rawa. Lubang penyergap ini bergaris tengah 5 cm dan memanjang seperti terowongan bentuk lubang mula-mula tegak kebawah lalu membengkok dan mendatar. Pemanenan Budidaya Belut
Untuk memanen belut diperlukan ketepatan waktu panen diperlukan wadah penampung juga perlu disiapkan untuk membawa belut hasil panen dilokasi penjualan. Belut siap panen untuk kebutuhan pasar lokal dari mulai penaburan benih sampai pemanenan minimal 3 bulan dengan jumlah per kg sekitar 20-30 ekor. Untuk pemenuhan kebutuhan pasar ekspor dari mulai penaburan benih minimal 8 bulan dengan jumlah per kg nya dibawah 7 ekor. Itulah berbagai tahapan dan teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut sebagai usaha sampingan, saya berharap informasi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta bahan referensi jika anda ingin mencoba usaha baru.
Read
more: http://panduanusaha.com/cara-beternak-belut-atau-budidaya-belut-
sebagai-usaha-sampingan/#ixzz2cD3hizZN
Budidaya Belut dalam Tong Bagi Anda yang ingin budidaya belut tetapi tidak mempunyai lahan yang cukup, budidaya belut dalam tong adalah alternatif yang bisa Anda coba. Jenis drum yang dapat digunakan adalah drum seukuran drum bekas oli yang sering kita jumpai. Caranya adalah dengan melubangi sisi drum tersebut selebar +/- 30 cm secara memanjang dari atas ke bawah. Kemudian, drum yang sudah dilubangi sisinya tersebut direbahkan dengan posisi lubang di atas. Anda juga dapat menyambung drum-drum tersebut untuk mendapatkan kolam yang panjang. Tentu saja Anda harus mengelas sambungan drum agar drum tidak bocor saat diisi air.
Penting untuk Anda ketahui dalam budidaya belut, bahwa sebelum drum diisi air, drum harus dicat terlebih dahulu agar terhindar dari karat saat terisi air. Baru setelah catnya kering, drum diisi dengan lumpur dengan sampai dengan ketebalan +/- 50 cm. Kemudian drum dapat diisi air sampai permukaan air kurang lebih 5 – 10 cm di atas lumpur. Langkah selanjutnya adalah mengkondisikan kolam drum agar seperti habitat belut sebenarnya. Caranya dengan menanami eceng gondok di dalam kolam drum. Eceng gondok ini juga berfungsi untuk memproduksi oksigen bagi belut yang Anda pelihara di dalam drum. Sebagai acuan, jumlah ideal eceng gondok dalam drum adalah kurang lebih 30% dari luas permukaan air di dalam drum. Temperatur yang terlalu panas tidak baik dalam pembudidayaan belut. Oleh karenanya, drum sebaiknya tidak diletakkan di tempat yang langsung terkena sinar
matahari. Jika Anda memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka besar kemungkinan budidaya belut dalam drum akan memberikan hasil yang memuaskan buat Anda. Jangan lupa bahwa prospek budidaya belut sangat baik untuk keadaan pasar saat ini. Selain budidaya belut dalam lumpur, Anda juga dapat mempelajari budidaya belut tanpa lumpur. Tentu saja dengan cara yang sedikit berbeda dari yang diterangkan di atas. KOLAM BUDIDAYA BELUT Untuk budidaya belut, Anda harus mengetahui terlebih dahulu kolam yang bait untuk belut dapat tumbuh. Secara garis besar, teknik budidaya belut tidaklah terlalu sulit. Kolam tempat budidaya ikan belut harus selalu mendapat sirkulasi air yang terus menerus, walaupun debit airnya kecil. Yang penting, usahakan selalu ada air yang masuk dan ada pula air yang keluar. Dengan selalu adanya sirkulasi air, maka kandungan oksigen dalam air kolam selalu terjaga. Selain itu, sirkulasi air yang terus menerus akan menjaga kondisi air kolam agar tidak cepat keruh. Jika tidak ada sirkulasi air, maka kolam belut akan menjadi kotor dalam waktu 2 sampai 3 hari. Tentu saja hal ini akan merepotkan Anda untuk membersihkannya. Kolam budi daya belut pada dasarnya dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu: 1. kolam induk belut (kolam untuk mendapatkan benih belut) 2. kolam untuk benih belut (ukuran belut 1 s/d 2 cm) 3. kolam belut tanggung (ukuran belut 3 s/d 5 cm) 4. kolam pertumbuhan / pembesaran untuk konsumsi, yang terbagi lagi menjadi 2 tahap: Tahap ukuran 5 s/d 8 cm sampai membesar menjadi 15 s/d 20 cm, dan selanjutnya tahap ukuran 15 s/d 20 cm sampai membesar menjadi ukuran 30 s/d 40 cm yang siap untuk dipanen
Umumnya kolam-kolam tersebut adalah sama, namun hanya ukuran dan kapasitasnya saja yang berbeda bergantung pada daya tampungnya. Biasanya kolam induk belut dapat diisi oleh 6 ekor belut / m2. Kolam benih belut dapat diisi oleh kurang lebih 500 ekor belut / m2. Kolam belut tanggung dapat diisi 250 ekor belut / m2. Sedangkan kolam pertumbuhan tahap pertama dapat diisi 100 ekor belut / m2 dan tahap kedua atau tahap akhir dapat diisi 50 ekor belut / m2. Waktu pemeliharan atau budidaya belut sendiri dapat dikategorikan sebagai berikut; dari bibit belut sampai menjadi belut tanggung kurang lebih membutuhkan waktu satu bulan (sampai ukuran +/- 5 cm). Kemudian belut tanggung ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 s/d 4 bulan sampai menjadi ukuran +/- 30 cm yang siap untuk dikonsumsi, jika Anda menerapkan tehnik budidaya belut yang benar. Namun demikian, Anda tidak perlu khawatir, karena pada dasarnya cara budidaya belut adalah relatif mudah untuk dipelajari.
CARA MEMBERI PAKAN DALAM BUDIDAYA BELUT
Dalam budidaya belut, cara memberikan pakan yang benar adalah hal yang wajib diperhatikan. Karena jika tidak, belut yang Anda ternak tidak akan dapat berkembang dengan baik. Pemberian pakan dalam budi daya ikan belut cukup dilakukan satu kali dalam sehari. Hal ini yang membuat budidaya belut relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan budidaya lele atau ternak ikan lainnya. Waktu yang baik dalam pemberian pakan belut adalah di waktu sore hari. Mengapa sore hari? Karena belut adalah binatang nocturnal, atau binatang yang mencari makan di malam hari. Terutama jika Anda melakukan budidaya belut sawah. Jenis pakan yang baik bagi belut adalah cacing sutra, bekicot, ikan kecil, atau keong emas. Anda dapat campurkan pelet pada pakan belut tersebut dengan campuran satu berbanding satu. Sebagai contoh, jika Anda memberikan 1 kg bekicot, maka Anda
dapat mencapurkannya dengan 1 kg pelet. Sesuaikan jumlah pakan yang Anda berikan dengan jumlah belut yang Anda pelihara. Satu hal penting yang Anda harus ketahui adalah sifat kanibalisme belut. Di saat belut mengalami perubahan kelamin, maka belut cenderung menjadi hewan kanibal atau pemakan sesamanya. Oleh karenanya, pemberian pakan harus tepat waktu dan cukup jumlahnya. Terlebih lagi jika Anda memilih budidaya belut super, maka jumlah pakan yang diberikan pun harus lebih banyak dibanding budidaya belut parung, atau budidaya belut lainnya. Ada baiknya jika Anda juga mengikuti pelatihan budidaya belut yang mungkin diselenggarakan oleh dinas peternakan di kota Anda. Dengan mengetahui cara budidaya belut air bersih yang benar, maka hasil yang Anda dapatkan juga akan maksimal.
Prospek Budidaya Belut
Prospek budidaya belut sungguh sangat cerah. Jika dilihat dari trend permintaan pasar untuk belut yang selalu meningkat, dengan mudah dapat diprediksikan bahwa peluang bisnis ini cukup menjanjikan bagi para pengusaha kecil dan menengah, bahkan bagi para pemula yang hanya mempunyai modal usaha yang relatif kecil! Misalnya dengan ternak belut air bersih, atau mungkin budidaya belut parung, atau bahkan budidaya belut dalam tong sekalipun, Anda akan mendapatkan prospek keuntungan yang cukup baik, sehingga peluang bisnis ini adalah peluang bisnis yang patut untuk ditekuni. Dilihat dari jumlah pemasok belut, bisa dikatakan bahwa jumlahnya tidak terlalu banyak. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa tingkat persaingan budi daya belut pun masih relatif rendah. Dengan permintaan pasar saat ini yang tinggi, Anda bisa simpulkan sendiri bahwa budi daya ikan belut mempunyai prospek yang baik. Namun demikian, sayangnya pelatihan budidaya belut yang diadakan pemerintah
masih belum terlalu banyak, sehingga Anda harus mencari sendiri sumber informasi dan teknik budidaya belut. Masalah permodalan pun bukan menjadi masalah utama dalam budidaya belut. Ini dikarenakan modal yang dibutuhkan dalam budidaya ini relatif murah. Anda pun dapat memanfaatkan pekarangan rumah Anda dalam budidaya ini. Ruang yang dibutuhkan pun relatif kecil, bahkan Anda juga dapat memulai budidaya belut dalam tong jika Anda tidak mempunyai pekarangan rumah yang luas. Alternatif lainnya adalah dengan memanfaatkan sawah. Dengan budidaya belut sawah, para petani dapat meraih kentungan ganda, yaitu hasil panen dari sawah dan hasil panen dari budi daya belut. Asumsi 1. Tong atau drum yang digunakan bervolume 200 liter sebanyak 20 buah. 2. Lama setiap periode pemeliharaan 4 bulan. Namun, tidak menutup kemungkinan jika periode pemeliharaan bisa lebih cepat menjadi 3 bulan. 3. Tong atau deum dapat digunakan selama 4 tahun (12 Periode pemeliharaan) 4. Cat Minyak, Pipa PVC dan perlengkapan pendukung dapat digunakan selama 4 tahun 5. Padat tebar bibit 2 kg per drum, menggunakan bibit berjumlah 80-100 ekor per kg. Jadi kepadatan maksimal tong 200 ekor bibit. 6. Kegiatan budi daya dilakukan sendiri oleh pembudidaya, hanya proses penyiapan tong dan pembuatan media yang menggunakan tenaga kerja borongan. 7. Media yang digunakan adalah campuran tanah yang dimatangkan dengan media instan bokashi. 8. Pakan utama yang dibudidayakan sendiri, sehingga menekan biaya pakan. Analisis Usaha Biaya investasi - Tong atau drum 20 buah @ Rp100.000......................Rp 2.000.000 - Cat minyak 7 kaleng @ Rp8.000...................................Rp 56.000
- Pipa PVC 2 inchi 3 batang @ Rp30.000.......................Rp 90.000 - Perlengkapan pendukung (ember, cangkul, serok, baskom, Was, dan jeriken)......Rp 200.000 - Upah pembuatan tong (borongan..................................Rp 100.000 Total investasi.....................................................................Rp2.446.000
Biaya operasional per periode pemeliharaan — Biaya Tetap Penyusutan tong atau drum Rp2.000.000 : 12 ............Rp 167.000 Penyusutan cat Rp56.000 : 12 ........................................Rp 4.700 Penyusutan pipa PVC Rp90.000 : 12............................. Rp 7.500 Penyusutan peralatan pendukung Rp200.000 : 12...... Rp 16.700 Penyusutan upah persiapan drum Rp100.000: 12........ Rp 8.400 total biaya tetap.................................................................... Rp 204.300
— Biaya Tidak Tetap Bibit belut 40 kg x Rp40.000/kg.................................................... Rp 1.600.000 Pelet, cacing, dan ikan-ikanan kecil 474 kg x Rp3.000/kg.......... Rp 1.422.000 EM4 4,5 botol x Rp , 25.000/ botol................................................. Rp 112.500 Jerami padi 4 ikat x Rp5.000/ikat.................................................. Rp 20.000 Batang pisang 10 batang x Rp1.000/batang.................................. Rp 10.000 Bekatul atau dedak 67 kg x Rp2.000/kg......................................... Rp 134.000 Pupuk kandang 4 karung x Rp6.000/karung................................. Rp 24.000 Gula 0,25 kg x Rp6.000/kg............................................................... Rp 1.500 HSC (Humic Substance Complex) 1 botol......................................... Rp 90.000 Tenaga pembuatan media................................................................... Rp 50.000 Total biaya tidaktetap.......................................................................... Rp3.464.000
— Total Biaya Operasional Total biaya operasional = Total Biaya Tetap + Total Biaya Tidak Tetap = Rp204.300 + Rp3.464.000 = Rp3.668.300 3. Penerimaan per Periode Penjualan hasil panen 400 kg x Rp25.000/kg = Rp10.000.000 4. Keuntungan Keuntungan = Total penerimaan - total biaya operasional = Rp10.000.000 - Rp3.668.300 = Rp6.331.700 5. Pay Back Period Pay back period adalah waktu titik batik modal atau titik impas, yaitu perbandingan antara total investasi dengan keuntungan yang diperoleh. Pay back period = (Total investasi : keuntungan) x 1 bulan = (Rp2.446.000 : Rp6.331.700) x 1 bulan = 0,4 bulan
Sumber : D