Entri Pesanan Penjualan
Pengiriman
Penagihan
Penerimaan Kas
Fungsi Penjualan
Fungsi Kredit
Fungsi Gudang
Fungsi Pengiriman
Fungsi Penagihan
Fungsi Akuntansi
MAKALAH AUDITING II
SIKLUS PENDAPATAN
Oleh:
ADI RAMUS 201530001
AHMAD ALIM FITRA 201530002
INRIANI 201530015
LISMA YANTI 201530018
MILA 201530019
OKTAFIANI HASAN 201530029
AKUNTANSI A1
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH PALOPO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Makalah Auditing II mengenai "Siklus Pendapatan"
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,kami megharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna perbaikan dan penyempurnaan penulisan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pemerhati pendidikan pada umumnya, Serta merupakan wujud sebuah pengabdian kami kepada Allah SWT.
Palopo, 23 Februari 2018
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 LATAR BELAKANG 4
1.2 RUMUSAN MASALAH 5
1.3 TUJUAN 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
Konsep Dasar Siklus Pendapatan 6
Pengertian Siklus Pendapatan 6
Gambar. Rekening- rekening dalam siklus pendapatan 7
Tujuan Audit Siklus Pendapatan 7
Pengujian sebelum tanggal neraca 8
Sasaran Audit siklus pendapatan 8
Pengembangan Strategi Audit berdasar pemahaman bisnis & industry 9
Materialitas 9
Strategi audit mempertimbangkan: 9
Pertimbangan komponen komponen Pengendalian Internal 11
Aktivitas-aktivitas pengendalian dalam transaksi-transaksi 14
Mendapatkan pemahaman dan menetapkan risiko pengendalian 15
Pengujian substantif atas piutang usaha 16
Penentuan Risiko deteksi untuk pengujian detil 17
Gambar Korelasi komponen-komponen risiko asersi piutang usaha 17
Perancangann program audit, dalam siklus pendapatan 18
BAB III 22
PENUTUP 22
BAB IV 23
DAFTAR PUSTAKA 23
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secra wajar, sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Laporan keuangan merupakan kumpulan rekening-rekening tertentu yang disajikan dengan cara tertentu. Sebagai contoh, neraca atau laporan keuangan terdiri dari rekening rekening aktiva, rekening kewajiban rekening modal. Kelompok rekening aktiva terdiri atas kas, piutang usaha, persediaan, tanah, gedung, dan sebagainya. Demikian pula kelompok-kelompok yang sama. Untuk dapat memberikan pendapat tentang laporan keuangan secara keseluruhan, auditor harus memberikan seluruh rekening yang membentuk laporan keuangan yang bersangkutan. (Jusup, Al.Haryono 2002)
Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban manajemen kepada pihak di luar perusahaan atas posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan selama suatu periode tertentu (biasanya satu tahun). Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi dan praktik akuntansi yang lazim dalam dunia akuntansi. Standar akuntansi diterbitkan oleh profesi akuntan dengan nama Standar Akuntansi Keuangan. Standar akuntansi ini dijadikan acuan oleh semua pihak yang terkait dengan laporan keuangan. Agar pihak di luar perusahaan mempercayai laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, maka dibutuhkan jasa pihak ketiga yang bertugas untuk memeriksa dan menyatakan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi. Pihak ketiga ini biasa disebut Auditor Independen. Laporan keuangan dalam proses penyusunannya dilakukan dengan cara manual atau terkomputerisasi.(Sudarmadji 2012)
RUMUSAN MASALAH
Menjelaskan Konsep Siklus pendapatan
Menjelaskan pengujian sebelum tanggal neraca.
Menjelaskan sasaran audit siklus pendapatan
Menjelaskan penyusunan program audit siklus pendapatan
Menjelaskan dan menerapkan prosedur audit.
Menjelaskan penerapan pengujian saldo dan rekening pendapatan.
TUJUAN
Mengetahui Konsep Siklus pendapatan
Mengetahui pengujian sebelum tanggal neraca.
Mengetahui sasaran audit siklus pendapatan
Mengetahui penyusunan program audit siklus pendapatan
Mengetahui dan menerapkan prosedur audit.
Mengetahui penerapan pengujian saldo dan rekening pendapatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Dasar Siklus Pendapatan
Pengertian Siklus Pendapatan
Siklus Pendapatan adalah sutu perusahaan terdiri atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan barang atau jasa dengan pelanggan, dan kegiatan-kegiatan yanng berkaitan dengan penerimaan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda mempunyai sumber pendapatan yang berbeda-beda. Sebagai contoh dalam bentuk hasil penjualan barang atau produk; dokter pengacara;dan notaris memperoleh pendapatan berupa uang jasa; bioskop dan gedung pertunjukkan memperoleh pendapatan dalam bentuk hasil penjualan karcis tempat duduk; sedangkan pendapatn bank dan lembaga keuangan adalah berupa bunga deviden.
Jusup, Al Haryono (2002).
Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan adalah serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan tersebut (Romney dan Steinbart, 2003:5)
Kegiatan bisnis dalam siklus pendapatan meliputi menerima pesanan pelanggan, mengirim pesanan, menerima uang tunai, menyimpan tanda terima tunai, menyesuaikan akun pelanggan. Siklus pendapatan terdiri dari berbagai sistem akuntansi seperti sistem penjualan tunai, sistem penjualan kredit, sistem retur penjualan dan sistem penghapusan piutang. Tiga fungsi dasar SIA dalam siklus pendapatan, antara lain (Romney dan Steinbart, 2003:7)
1. Mendapatkan dan memproses data mengenai berbagai aktivitas bisnis.
2. Menyimpan dan mengatur data tersebut untuk mendukung pengambilan keputusan.
3. Memberikan pengawasan untuk memastikan kehandalan data serta menjaga sumber
daya organisasi.
(Sudarmadji 2012)
Gambar. Rekening- rekening dalam siklus pendapatan
Transaksi Pendapatan
Debet
Kredit
Penjualan Kredit
Piutang usaha
Harga pokok penjualan
Penjualan
Persediaan
Penerimaan Kas
Kas
Potongan Penjualan
Piutang usaha
Retur Penjualan dan Potongan lain
Retur Penjualan dan Potongan lain
Piutang usaha
Pencadangan kerugian Piutang
Kerugian piutang
Cadangan kerugian piutang
Penghapusan piutang
Cadangan kerugian piutang
Piutang Usaha
Tujuan Audit Siklus Pendapatan
Tujuan audit atas siklus pendapatan adalah menyangkut usaha untuk mendapatkan bukti kompeten yang cukup tentang aseri-asersi laporan keuangan yang signifikan yang berhubungan dengan transaksi – transaksi dan saldo- saldo yang dipengaruhi oleh siklus pendapatan. Untuk mencapai setiap tujuan audit tersebut, auditor menerapkan berbagai sisi perencanaan audit dan metodologi pengujian audit .
Pengujian sebelum tanggal neraca
04 Sebelum menerapkan pengujian substantif utama atas rincian akun aktiva atau kewajiban pada tanggal interim, auditor harus menentukan kesulitan dalam pengendalian atas kenaikan risiko audit. Paragraf 05 sampai dengan 07 membahas pertimbangan yang mempengaruhi pengukuran tersebut. Di samping itu, auditor harus mempertimbangkan biaya pengujian substantif yang diperlukan untuk sisa periode sedemikian rupa sehingga memberikan tingkat keyakinan memadai atas audit pada tanggal neraca. Penerapan pengujian substantif utama atas rincian akun aktiva atau kewajiban pada tanggal interim mungkin tidak cost-effective jika pengujian substantif untuk mengungkapkan sisa periode tidak dapat dibatasi karena tingkat risiko pengendalian yang ditentukan. (sumber SA seksi 313)
Sasaran Audit siklus pendapatan
Keberadaan atau Keterjadian (yang di catatan dan di laporan bukan sesuatu yang fiktif)
Kelengkapan (yang ada/terjadi dicatat dan dilaporkan semua)
Kepemilikan dan Kewajiban (kekayaan dan hutang yang ada dan yang tercatat merupakan milik atau kewajiban entitas)
Penilaian dan Pengalokasian (metode penilaian dan alokasi sesuai dengan PABU)
Penyajian dan Pengungkapan (klasifikasi dan pengungkapan sesuai dengan PABU)
Pengembangan Strategi Audit berdasar pemahaman bisnis & industry
Ekspektasi total pendapatan berdasar kapasitas, pasar, dan klien
Ekspektasi margin kotor berdasar pangsa pasar dan keunggugulan bersaing
Ekspekstasi piutang neto berdasar rerata periode penagihan klien dan industri
Ekspektasi biaya terkait seperti:
Harga pokok penjualan
Biaya penjualan
Sugiarto Auditing 2 http://slideplayer.info/slide/2964550/
Materialitas
Frekuensi transaksi pendapatan tinggi
Jumlah pendapatan besar
Piutang Usaha
Penerimaan kas dari piutang
Jumlahnya relatif material, sehingga pendapatan sering dijadikan sebagai dasar untuk menentukan jumlah yang material.
Alokasi materialitas pada piutang
Risiko salahsaji tinggi
Biaya prosedur audit tinggi (konfirmasi)
Menyebabkan tolerable misstatementnya relatif rendah
Sugiarto Auditing 2 http://slideplayer.info/slide/2964550/
Strategi audit mempertimbangkan:
Risiko bawaan
Tekanan untuk melebihsajikan pendapatan
Tekanan untuk melebihsajikan kas dan piutang usaha
Tekanan untuk mengurang sajikan kerugian piutang
Faktor lain yang berpengaruh atas salah saji pada asersi siklus pendapatan:
Volume transaksi penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan tinggi
Waktu dan jumlah piutang yang harus diakui sering membingungkan
Anjak piutang (factoring) dan penggadain piutang (cessie) sering salah klasifikasi
Piutang lancar dan tidak lancar sulit ditaksir kolektibilitasnya
Transaksi penerimaan kas mudah disalahgunakan
Transaksi penyesuaian penjualan dapat dipakai untuk menyembunyikan penggelapan
Sugiarto Auditing 2 http://slideplayer.info/slide/2964550/
Risiko prosedur Analitis
Bagian dari risiko deteksi
Efektivitas tergantung pada pengetahuan auditor atas bisnis dan industri
Juga efektif untuk mengidentifikasi issues dalam memberikan pelayanan value-added
Langkah-langkah prosedur analitik
Memahami total pendapatan dengan menggunakan informasi kapasitas & pasar klien
Pendapatan per jam karyawan pabrik
Pendapatan per mesin
Pendapatan per meter persegi
Pendapatan dibandingkan dg tingkat hunian
Pendapatan per mahasiswa
Peka terhadap trend penjualan produk klien
Memahami pangsa pasar klien
Menilai perputaran piutang usaha atau hari rata-rata pengumpulan piutang usaha
Prosedur Analitik lain:
Perputaran Penjualan -> Sales/TA
Trend gross margin dg trend market share
Estimasi AR berdasar volume penjualan, harga, dan periode koleksi masa lalu
Pembandingan AR dg anggarannya
Biaya kerugian piutang dg penjualan kredit neto
Biaya kerugian piutang dg piutang yang dihapus
Prosedur Analitik yang biasa digunakan dalam audit siklus pendapatan:
Sales to capacity
Market share
Sales to total assets
AR Growth to Sales Growth
AR Turn Days
Uncollectable Account Expense to Net Credit Sales
Un collectable Account Expense to AR write-off
New product revenues to Total Revenues
Sugiarto Auditing 2 http://slideplayer.info/slide/2964550/
Pertimbangan komponen komponen Pengendalian Internal
Lingkungan Pengendalian
Uncollectable Account Expense to Net Credit Sales
Un collectable Account Expense to AR write-off
New product revenues to Total Revenues
Kebijakan dan praktik SDM
Uang jaminan karyawan
Penilaian atas kejujuran dan integritas calon karyawan
Penilaian Risiko
cepat terhadap akuntansi dan pelaporan
Perubahan personalia Sumber baru pendapatan
Standar akuntansi baru
Pengaruh pertumbuhan
Sugiarto Auditing 2 http://slideplayer.info/slide/2964550/
Sistem Akuntansi
Bagaimana penjualan dimulai
Bagaimana barang dan jasa dikirim
Bagaimana piutang dicatat
Bagaimana kas diterima
Bagaimana penyesuaian penjualan dilakukan
Sugiarto Auditing 2 http://slideplayer.info/slide/2964550/
Monitoring
Cari informasi yang terkait, kalau ada:
1. Kesalahan penagihan
2. Ketidak sepakatan kebijakan pengakuan pendapatan atau pengendalian internal
3. Reportable condition dari auditor sebelumnya
Sugiarto Auditing 2 http://slideplayer.info/slide/2964550/
Menurut Romney dan Steinbart, terdapat empat aktivitas bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan, yaitu (Romney dan Steinbart, 2003:7):
Siklus pendapatan memiliki beberapa fungsi yang terkait, antara lain (Mulyadi, 2001:462):
Dokumen yang digunakan dalam Siklus Pendapatan, antara lain:
1. Surat Order Pengiriman, dengan tembusan:
a. Surat Order Pengiriman
b. Tembusan Kredit (credit copy)
c. Surat Pengakuan (acknowledgementcopy)
d. Surat Muat (bill of lading)
e. Slip Pembungkus
f. Tembusan Gudang
g. Arsip Pengendalian Pengiriman (sales order follow-up copy)
h. Arsip Indeks Silang (cross-index file copy)
2. Faktur Penjualan, dengan tembusan:
a. Faktur Penjualan
b. Tembusan Piutang
c. Tembusan Jurnal Penjualan
d. Tembusan Analisis
e. Tembusan Wiraniaga
3. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
4. Buku Memorial.
Aktivitas-aktivitas pengendalian dalam transaksi-transaksi
Aktivitas Pengendalian: Penjualan Kredit
Cara penjualan : Langsung,Fax,Telepon,dan lewat pos dan EDI
Dokumen dan catatan: Customer order,Sales Order,Shipping Document.Sales Invoice,Authorized price list,Sales transaction file,Sales journal,AR master file,Customer Master file,Customer monthly statement
Aktivitas Pengendalian: Penerimaan Kas
Penerimaan kas berasal dari: Transaksi pendapatan ,Pinjaman jangka pendek atau jangka panjang ,Penerbitan (emisi) modal saham , Penjualan efek, investasi jangka panjang, dan aktiva lain
Cash receipt transaction file
Cash Receipt Journal
Adapun fungsinya sebagai
Penerimaan Kas Masuk : Penerimaan langsung (cash register)dan Via pos (lockbox system)
Penyetoran Kas Ke Bank : Secara utuh dan setiap hari
Pencatatan Penerimaan
Aktivitas Pengendalian: Transaksi Penyesuaian Penjualan
Pemberian diskon tunai
Pemberian retur dan rabat penjualan
Penentuan jumlah piutang tak tertagih
Aktivitas Pengendalian: Transaksi Penyesuaian Penjualan
Pemberian diskon tunai
Pemberian retur dan rabat penjualan
Penentuan jumlah piutang tak tertagih
Sugiarto Auditing 2 http://slideplayer.info/slide/2964550/
Mendapatkan pemahaman dan menetapkan risiko pengendalian
Tanggungjawab auditor dan metodologi untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan kedua atas transaksi penerimaan kas. Kebanyakan prosedur pengendalian dalam pengolahan penerimaan kas dilakukan secara manual dibandingkan dengan prosedur pengendalian yang dilakukan melalui komputer. Auditor biasanya menggunakan prosedur pengajuan pertanyaan, observasi, dan inspeksi dokumen untuk mendapatkan bukti bahwa prosedur-prosedur pengendalian manual telah berfungsi secara efektif.
Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti tentang efektifitas rancangan dan pengoperasian sistem pengendalian intern perusahaan. Risiko bawaan yang melekat pada transaksi penerimaan kas cukup tingi karena adanya kemungkinan karyawan melakukan kecurangan melalui penggelapan penerimaan kas, apabila prosedur analitis menunujukkan kenaikan dalam jumlah hari piutang, salah satu kemungkinan penyebab sang bisa menjelaskan hal tersebut adalah penggelapan kas. Sehubungan dengan risiko bawaan berupa penggelapan kas, dan dampak dari transaksi penerimaan kas terhadap piutang, auditor seringkali melakukan pengujian pengendalian terhadap penerimaan kas.
Apabila auditor merencanakan untuk menetapkan risiko pengendalian pada tingkat rendah, auditor harus memperluas pengujian efektivitas yang mencakup inspeksi dokumen dan melakukan pengerjaan ulang atsa pengendalian-pengendalian manual. Sebagai contoh, auditor perlu meningkatkan lingkup inspeksi dokumen yang menunujukkan bahwa penerimaan kas cocol dengan pengantar pembayaran dan melakukan ulang pengendalian manual tersebut.
Pengujian substantif atas piutang usaha
Piutang mencakup semua tagihan kepada para pelanggan, karyawan, dan perusahaan afiliasi yang timbul dari penjualan secara kredit, transaksi wesel , pemberian pinjaman, dan bunga yang masih akan diterima. Dalam bab ini pembahasan akan difokuskan pada piutang bruto kepada para pelanggan yang timbul dari transaksi penjualan secara kredit dan rekenig kontra yang bersangkutan yaitu cadangan kerugian piutang. Untuk merancang pengujian susbstantif atas rekening – rekening ini, auditor pertama-tama harus menetapkan tingkat risiko pengujian detil yang bisa diterima.
Penentuan Risiko deteksi untuk pengujian detil
Penetapan risiko pengendalian untuk asersi-asersi piutang usaha tergantung pada penetapan risiko pengendalian untuk kelompok transaksi tersebut yang berkaitan dengan siklus pendapatan seperti (penjualan kredit, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan) yang berpengaruh pada transaksi piutang usaha. Penetapan-penetapan untuk asersi kelompok transaski berpengaruh terhadap asersi-asersi saldo rekening. Yang sama untuk rekening yang sama untuk rekening yang dipengaruhi oleh transaksi dengan satu perkecualian berikut:penetapan risiko pengendalian untuk asersi keberadaan atau keterjadiaan dan asersi kelengkapan untuk satu kelompok transaksi yang menyebabkan berkurangnya saldo rekening berpengaruh terhadap penetapan untuk asersi- asersi rekening lawannya.
Gambar Korelasi komponen-komponen risiko asersi piutang usaha
Komponen Risiko
Keberadaan atau keterjadiaan
kelengkapan
Hak dan kewajiban
Penilaian atau pengalokasian
Penyajian atau pengungkapan
Risiko audit
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Risiko Bawaan
Maksimum
Moderat
Moderat
Maksimu
Moderat
Risiko prosedur
Moderat
Rendah
Moderat
Moderat
Tinggi
Risiko pengendalian transaksi penjualan kredit
Rendah
Moderat
Moderat
Rendah
Moderat
Risiko pengendalian transaksi penerimaan kas
Rendah
Moderat
Moderat
Rendah
Rendah
Risiko pengendalian transaksi penyesuaian penjualan
Moderat
Moderat
Moderat
rendah
Moderat
Risiko pengendalian penggabungan
Moderat
Moderat
Moderat
Rendah
Moderat
Risiko pengujian Detil bisa diterima
Moderat
Rendah
Rendah
Moderat
Moderat
Perancangann program audit, dalam siklus pendapatan
Langkah berikutnya adalah menyelesaikan program audit untuk mencapai tujuan khusus audit bagi setiap kategori aseri saldo rekening..
Prosedur – prosedur Awal
Dalam prosedur awal,auditor diharuskan untuk mendapatkan pemahaman bisnis dan industri klien serta perlu dipahami mengenai kebijakan pengakuan pendapatan, serta pemicu-pemicu ekonomi pada perusahaan yang mendorong terjadinya pendapatan dan laba kotor . auditor juga harus memahami standar termin perdaganagan, pengalaman klien dalam pengumpulan piutang, aspek musiman pada bidang usaha yang bersangkutan, dan luasnya konsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu.
Salah satu prosedur awal yang penting dalam memeriksa piutang usaha dan rekening cadangan kerugian piutang yang bersangkutan adalah melakukan penelusuran saldo awal tahun yang diperiksa saldo awal tahun akhir per audit dalam kertas kerja tahun lalu (jika tahun lalu di audit), selanjutnya aktivitas selama periode direview dengan memusatkan perhatian pada pendebetan atau pengkreditan yang besar jumlahnya atau tidak biasa, yang membutuhkan penyelidikan khusus. (Jusup,Al Haryono 2002)
Prosedur-prosedur yang berguna untuk menguji apakah semua penerimaan tunai dicatat telah disimpan di dalam rekening bank adalah bukti penerimaan uang tunai. Di dalam tes ini, total penerimaan uang tunai dicatat didalam jurnal penerimaan uang tunai untuk periode tertentu, seperti untuk satu bulan, akan dicocokkan dengan simpanan di bank pada periode yang sama. (Arens 2007)
Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas dan dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapakan bagi penerimaan kas.(Arens 2006).
Prosedur Analitis
Sasaran yang ingin dicapai auditor dengan prosedur ini adalah untuk memperkirakan besarnya saldo piutang usaha, perbandingan antara piutang dengan penjualan, dan laba kotor perusahaan. Prosedur ini dilaksanakan pada akhir penyelesaian penugasan untuk mendapatkan keyakinan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian detil konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporakan dalam laporan keuangan.
(Jusup,Al Haryono 2002)
Pengujian detil transaksi
Pengujian pengujian detil tertentu bisa dilaksanakan pada periode interim yang dilakukan sambil auditor melakukan pengujian bertujuan ganda. (Jusup,Al Haryono 2002).
Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutan usaha kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih. Lebih lanjut jika hasil pengujian tidak memuaskan, auditor harus melakukan pengujian substantif tambahan atas penjualan, retur dan pengurangan penjualan, penghapusan piutang tak tertagih, dan pemrosesan penerimaan kas.
Pada tahap penyelesaian pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, auditor harus menganalisis setiap pengecualian, baik dalam audit perusahan publik maupun nonpublik, untuk menentukan penyebab dan implikasi dari pengecualian itu terhadap penilaian risiko deteksi yang didukung dan pengujian substantif terkait yang tersisa.
.(Arens 2007)
Pengujian detil saldo
Pengujian substantif untuk piutang usaha yang termasuk dalam kategori ini terbagi menjadi 2 hal yaitu:
Konfirmasi piutang usaha dan prosedur-prosedur tindak lanjut.
Prosedur-prosedur untuk menilai kecukupan rekening-rekening cadangan kerugian piutang. (Jusup,Al Haryono 2002).
Konfirmasi piutang usaha adalah komunikasi tertulis secara langsung antara masing – masing debitur(pelanggan) dengan auditor. Konfirmasi piutang usaha di bagi atas konfirmasi positif dan konfirmasi negatif
Prosedur audit berlaku umum konfirmasi piutang usaha merupakan prosedur audit yang berlaku umum. SA 330.04 (PSA No. 07) menyatakan bahwa pada umumnya dianggap bahwa bukti yang diperoleh dari pihak ketiga akan memberikan bukti yang bermutu lebih tinggi kepada auditor dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam satuan usaha yang di audit. Oleh karean itu terdapat anggpana bahwa auditor akan meminta konfirmasi piutang dalam suatu audit.
Menilai atau mengevaluasi Kecukupan cadangan Kerugian Piutang meliputi:
(1)Penggunaan perangkat lunak audit digenralisasi untuk menjumlahkan vertikal dan horisontal daftar umur piutang dan mencocokkan jumlah totalnya dengan saldo buku besar. (2) Pengujian umur atas jumlah jumlah yang tercantum pada kelompk umur dalam daftar piutang (3) Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan kolektibilitas untuk rekening rekening yang telah berlalu, misalnya dengan membaca korespondensi dengan pelanggan.(4) menetapkan kewajaran presnetase yang digunakan untuk menghitung komponen cadangan yang diperlukan untuk setiap kelompok unur dan kecukupan cadangan sebagia keseluruhan. (5) Penilaian atas estimasi kerugian piutang pada waktu lalu dengan pengalaman kemudian dan manfaat dan pengalaman di masa lalu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Siklus pendapatan suatu perusahaan meliputi kegiatan kegiatan yang bersangkutan dengan transaksi transaksi penjualan , penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan. Transaksi-transaksi tersebut berpengaruh terhadap sejumlah rekening signifikan dalam laporan keuangan, termasuk di dalamnya adalah kas, piutang, usaha, persediaan, dan penjualan. Pada kebanyakan perusahaan, siklus pendapatan sangat vital, tetapi praktik bisnis dan pemicu ekonomisnya sangat berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya.
Pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha merupakan langkah pertama yang penting dalam mengembangkan strategi audit. Banyaknya aktivitas dalam audit mengakibatkan timbulnya risiko bawaan yang tinggi untuk berbagai asersi signifikan laporan keuangan seperti misalnya sersi keberadaan atau ketejadiaan piutang usaha. Oleh karena itu, banyak perusahaan berusaha untuk memiliki sistem pengendalian intern yang kuat di bidang ini mencegah atau mendeteksi salah saji. (Jusup, Al Haryono 2002)
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmadji, Linda Christiani. 2012. "Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi." Peranan Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Kinerja Unit Bisnis Dalam Berbagai Tingkatan Kompetisi Pasar Linda 1(4): 49–55.
Elder, Randal J., Beasley, Mark S. Dan Arens, Alvin A. (2006). "Auditing and jasa assurance: pendekatan terintegrasi". 12 th edition. Jakarta
Jusup, Al. Haryono (2002). Auditing (Pengauditan), Buku II Cetakan Pertama, Yogyakarta: STIE YKPN.
Arens, Alvin A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2007. Auditing dan Pelayanan Verifikasi : Pendekatan Terpadu. PT. Indeks : Jakarta.
Sugiarto Auditing 2 http://slideplayer.info/slide/2964550/