MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN JIWA HALUSINASI PENDENGARAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan. Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. (Menkes, 200! Menuru Menurutt Sekret Sekretaris aris "endra "endrall #aperte #apertemen men Keseha Kesehatan tan (Sekje (Sekjen n #epkes #epkes!, !, $. Syafii Syafii Ahmad, kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara terma termasu suk k %ndo %ndone nesia sia.. &ros &roses es glob globali alisa sasi si dan dan pesat pesatny nyaa kemaju kemajuan an tekno teknolo logi gi info inform rmasi asi memberikan dampak terhadap nilai'nilai sosial dan budaya pada masyarakat. #i sisi lain, tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk menyusuaikan dengan berbagai perubahan, serta mengelola konflik dan stres tersebut. ( #iktorat ina &elayanan Keperawatan dan &elayanan Medik #apertemen Kesehatan, 200)! Setiap saat dapat terjadi *0 juta orang diseluruh dunia terkena dampak permasalahan jiwa,
syaraf
maupun
perilaku
dan
jumlahnya
terus
meningkat.
&ada study terbaru +$ di -* negara menunjukkan bahwa pada negara'negara berkembang, sekitar sekitar )'/ )'/ kasus kasus ganggu gangguan an jiwa parah parah tidak tidak dapat dapat pengob pengobatan atan apapun apapun pada pada tahun tahun utama($ardian, 200/!. Masalah kesehatan jiwa merupakan masalah kesehatan masyarakat yang demikian tinggi dibandingkan dengan masalah kesehatan lain yang ada dimasyarakat. #ari #ari -0 juta juta popula populasi si orang orang dewasa dewasa %ndone %ndonesia, sia, berdas berdasark arkan an data data #eparte #epartemen men Kesehatan (#epkes!, ada -,)* juta orang mengalami gangguan mental emosional. Sedangkan * dari jumlah tersebut terlambat terlambat berobat berobat dan tidak tertangani tertangani akibat kurangnya kurangnya layanan untuk penyakit kejiwaan ini. Krisis ekonomi dunia yang semakin berat mendorong jumlah penderita gangguan jiwa di dunia, dan %ndonesia khususnya kian meningkat, diperkirakan seki sekita tarr 0 juta juta atau atau 2 2 dari dari juta juta pend pendud uduk uk %ndo %ndone nesi siaa meng mengal alam amii gang ganggu guan an jiwa jiwa (1urdwiyanti, 200/!.
erdasar kan data dari medial reord &3S dari makasar pro4insi sulawesi selatan menunjukan pasien halusinasi yang dirawat pada tiga tahun terakhir sebagai berikut5 pada tahun 200 jumlah pasien /)-0 dengan halusinasi sebanyak *6*0 orang (2!, tahun 200) jumlah pasien 72* dengan halusinasi sebanyak **60 orang (*7!, tahun 200/ ( januari' maret! jumlah pasien 227* dengan halusinasi sebanyak --2 orang. Agar perilaku kekerasan tidak terjadi pada klien halusinasi maka sangat di butuh kan asuhan keperawatan yang berkesinambungan. Akibat semakin kompleksnya persoalan hidup yang munul di tengah masyarakat, menyebabkan jumlah penderita gangguan jiwa di 3iau tiap tahunnya terus bertambah. Selama tahun 200) ini saja di 3iau telah menerima sebanyak /./)0 pasien gangguan jiwa. erdasarkan dari hasil anamnesa pada bulan no4ember 20-0 pada ruangan nuri yang mana jumlah pasien halusinasi sekitar 62 orang ()-,--! dari * pasien yang ada diruangan, di merpati 66 pasien halusinasi ()! dari ** pasien, di mawar ada 7 pasien halusinasi (*! dari 20 pasien, di hangtuah ada 2 pasien halusinasi (2/,)! dari ) pasien, di melati ada 22 pasien halusinasi (*,)0! dari 6* pasien. erdasarkan hal diatas, kami kelompok tertarik untuk menari serta membahas halusinasi dalam seminar kelompok yang sebagai salah satu syarat tugas untuk menyelesaikan praktek klinik di 3S" 8ampan &ekanbaru.
. Tujuan. -. 8ujuan 9mum 9ntuk mengetahui gambaran nyata tentang asuhan keperawatn jiwa pada klien dengan perubahan persepsi sensori 5 halusinasi pendengaran di ruang 1uri 3S" 8ampan &ekanbaru. 2. 8ujuan khusus a. Melakukan pengkajian pada klien dengan perubahan persepsi sensori5 halusinasi pendengaran b. Membuat diagnosa keperawatan pada klien perubahan persepsi sensori 5 halusinasi . Melakukan inter4ensi keperawatan kepada klien perubahan persepsi sensori5halusinasi pendengaran
d. Melakukan tiundakan keperawatan pada klien perubahan persepsi sensori 5 halusinasi pendengaran e. Menge4aluasi hasil tindakan keperawatan pada klien perubahan persepsi sensori5 halusinasi pendengaran f. &endokumentasian asuhan keperawatan pada klien dengan perubahan persepsi sensori 5 halusinasi pendengaran g. #apat membandingkan kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang penulis dapatka :. Ruang Lingku Ma!aala" 3uang lingkup ini dilakukan di 3umah Sakit jiwa 8ampan tahun 20-0. #imana pembuatan makalah ini yang akan dilihat sejauh mana halusinasi akan mempengaruhi sifat yang mal adaktif dan ara penanggulangan atau tindakan yang akan dilakukan untuk klien. Alasan pembuatan makalah ini karena halusinasi merupakan penyebab terbanyak pada gangguan jiwa di 3umah Sakit "iwa 8ampan. #ipilihnya halusinasi ini karena di 3S" 8ampan &ekanbaru &ro4insi 3iau salah satu tempat rujukan di daerah 3iau ini. Makalah ini dibuat berdasarkan hasil o4ser4asi terbanyak di 3S" 8ampan &ekanbaru. #. Met#$e Penga%&ilan Data #alam penyusunan makalah ini, kelompok menggunakan metode deskriptif, dimana kelompok hanya memaparkan data yang sesungguhnya pada kasus. 9ntuk menggali data, teknik yang digunakan berbagai maam di antara nya adalah 5 a. +awanara 5 penulis mengadakan wawanara pada klien di ruang nuri b. bser4asi 5 kelompok melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan seara langsung pada prilaku klien . Studi kepustakaan 5 kelompok mempelajari sumber'sumber pemeriksaan fisik yang dilakukan seara bertahap d. #ata sekunder 5 kelompok mengambil data dari status klien, atatan keperawatan untuk dianalisa sebagai data yang medukung masalah klien.
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. K#n!e Da!ar Pen'akit 1. Definisi
$alusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai suara berbiara mengenai klien sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut( kliat, 200 ! $alusinasi pendengaran adalah mendengar suara manusia, hewan, mesin, barang, kejadian alamiah dan musik dalam keaadan sadar tanpa adanya rangsangan apapun (maramis, 200!. $alusinasi pendengaran adalah persepsi sensorik yang keliru melibatkan pana indra pendengaran (isaa,2002!. 2. Etiologi
Menurut stuart ( 200)! faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah5 a. faktor predisposisi -! biologis abnormalitas perkambangan syaraf berhubungan dengan respon neorologis yang maladaftif baru mulai dipahami, ini ditunjukkan oleh penelitian'penelitian sebagai berikut5 a!
penelitian penitraan otak sudah menunjukan keterlibatan otak yang lebih luas dalam perkembangan ski;ofren
b! beberapa ;at kimia diotak seperti dopamin neorotransmiter yang berlebihan ! pembesaran 4entrikel dan penurunan massa kortikal menunjukan terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. 2! &sikolagis Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keaadan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien. 6! sosial budaya
kondisi ini mempengaruhi gangguan orientasi
realita seperti 5 kemiskinan, perang,
kerusuhan, benana alam dan kehidupan yang terisolasi
b. faktor presipitasi seara fisik klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. &enilaian indu4idu terhadap stressor dan maslah koping dapat mengindikasi kemungkinnan kekambuhan (kelliat,200!.
8anda dan gejala yang ditimbulkan pada indi4idu yang mengalami halusinasi dengar5 a. iara, senyum dan tertawa sendiri. b. Mengatakan mendengar suara. . Merusak diri sendiri = orang lain = lingkungan. d. 8idak dapat membedakan hal yang nyata dan hal yang tidak nyata. e. 8idak dapat mremusatkan konsentrasi = perhatian. f. &embiaraan kaau kadang tidak masuk akal. g. Sikap uriga dan bermusuhan. h. Menarik diri, menghindar dari orang lain. i. Sulit membuat keputusan. j. Ketakutan. k. Mudah tersinggung, jengkel, mudah marah. l. Menyalahkan diri sendiri = orang lain.
m. 8idak mampu melaksanakan asuhan mandiri 5 mandi, berpakaian. n. Muka merah kadang puat. o. >kspresi wajah tegang p. 8ekanan sdarah meningkat. ?. 1adi epat. r. anyak keringat.
4. Jenis halusinasi
menurut stuart (200)! halusinasi terdiri dari dua jenis5 a. pendengaran mendengar suara atau kebisingan, paling sering mendengar suara orang. Suara berbentuk kebinsingan yang kurang jelas sampai kata'kata yang jelas berbiara tentang klien, bahkan sampai ada perakapan lengkap antara dua orang yang mengalami halusinasi. &ikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan. b. penglihatan stimulus 4isual dalam bentuk kilatan ahaya, gambar geometris, gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks. ayangan biasa yang menyenangkan atau menakut ksn seperti melihat monster. .
penghidu
membaui bau'bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses umumnya bau'bauan yang tidak menyenang kan. $alusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang , atau dimensia. d.
&engeapan
Merasa mengeap rasa seperti rasa darah, urin atau feses. e.
perabaan
mengalami nyeri atau ketidak nyamanan tanpa stimulus yang jelas. 3asa tesentrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
f.
:enestetik
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di 4ena atau arteri, penernaan makanan atau pembentukan urine. g.
Kinistetik
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
5. Tahapan halusinasi
a. fase % 5 klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa bersalah dan takut serta menoba untuk berfokus pada pikiran yang menyenang kan untuk meredakan ansietas. #isini klien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakan lidah tanpa suara, pergerakan mata yang epat, diam dan asyik sendiri. b. fase %% 5 pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Klien mulai lepas kendali dan mungkin menoba untuk mengendalikan jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. #isini terjadi peningkatan tanda'tanda sistem saraf otonom akibat ansietas seperti peningkatan tanda'tanda 4ital (denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah!, asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi dengan realita. . fase %%% 5 klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut. #isni klien sukar berhubungan orang lain, berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi perintah dari orang lain dan berada dalam kondisi yang sangat menegangkan terutama jika akan berhubungan dengan orang lain. d.
fase %@ 5 pengalaman sensori menjadi menganam jika klien mengikuti perintah
halusinasi. #isini terjadi perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri, tidak mampu berespon lebih dari - orang. Kondisi klien sangat membahayakan. (. Rentang respon
$alusinasi merupakan salah satu respon maladatif indi4idu yang berada dalam rentang respon neurobiologi. a. pikiran logis 5 yaitu ide yang berjalan seara logis dan koheren.
b.
&ersepsi akurat 5 yaitu proses diterimanya rangsang melalui pana indra yang didahului oleh perhatian (attention! sehingga indi4idu sadar tentang sesuatu yang ada di dalam maupun diluar dirinya.
.
>mosi konsisten 5 yaitu manifestasi perasaan yang konsisten atau afek keluar di sertai banyak banyak komponen fisiologik dan biasanya berlangsung tidak lama.
d. &erilaku sesuai 5 perilaku indi4idu berupa tindakan nyata dalam penyelesaian masalah masih dapat diterima oleh norma'norma sosial dan budaya umum yang belaku. e.
$ubungan sosial harmonis 5 yaitu hubungan yang dinamis menyangkut hubungan antar indi4idu dan indi4idu, indi4idu dan kelompok dalam bentuk kerja s ama.
f.
&roses pikir kadang tergantung (ilusi!5 yaitu menifestasi dari persepsi implus eksternal melalui alat pana indra yang memproduksi gambaran sensorik pada area tertentu diotak kemudian diinterpretasi sesuai dengan kejadian yang telah dialami sebelumnya.
g.
>mosi berlebihan atau kurang 5 yaitu menisfatasi perasaan atau afek keluar berlebihan atau kurang.
h.
&erilaku atau tidak sesuai atau biasa 5 yaitu perilaku indi4idu berupa tindakan nyata dalam penyesuaian masalahnya tidak diterima oleh norma'norma sesial atau berbudaya umum yang berlaku.
i.
&erilaku aneh atau tidak biasa 5 perilaku indi4idu berupa tindakan nyata dalam menyelesaikan masalahnya tidak diterima oleh norma'norma sosial atau budaya umum yang berlaku.
j.
Menarik diri 5 yaitu perobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.
k. %solasi sosial 5 menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial dalam berinteraksi. erdasarkan rentang diatas diketahui bahwa halusinasi merupakan respon persepsi paling maladaptif.
"ika
klien
sehat,
persepsinya
akurat,
mampu
mengidentifikasi
dan
menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui pana indra (pendengaran, penglihatan,penghidu,pengeapan, dan perabaan!, sedangkan klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulul pana indra walaupun sebenarnya stimulas itu tidak ada.
).
pohon masalah
3isiko meniderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
&erubahan persepsi sensori 5 halusinasi
defisit perawatan diri
%solasi diri
sosial
5
kurang moti4asi
angguan konsep diri 5 $#3
B.A!u"an Keera*atan a. +akt#r re$i!#!i!i
-! faktor perkembangan telambat a!. 9sia bayi tidak terpenuhi kebutuhan makanan, minuman dan rasa aman b.! usia balita, tidak terpenuhi kebutuhan otonomi. .! usia sekolah mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan. 2! faktor komunikasi dalam keluarga a.! komunikasi peran ganda b.! tidak ada komunikasi .! tidak ada kehangatan d.! komunikasi dengan emosi berlebihan
menarik
e.! komunikasi tertutup f.! orang tua yang membandingkan anak'anaknya, orang tua yang otoritas dan komplik orang tua.
6!
a.
b.
.
&. +akt#r re!iita!i
-! Kesehatan 1utrisi dan tidur kurang, ketidakseimbangan irama sirkadian, kelelahan dan infeksi, obat'obatan, system syaraf pusat,kurangnya latihan dan hambatan untuk menjangkau pelayanan kesehatan.
2! Bingkungan Bingkungan sekitar yang memusuhi, masalah dalam rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup dalam melaksanakan pola aktifitas sehari'hari, sukar dalam berhubungan dengan orang lain, isolasi sosial, kurangnya dukungan sosial, tekanan kerja ( kurang tampil dalam berkerja!, stigmasasi, kemiskinan, kurangnya alat tranportasi dan ketidakmampuan mendapat pekerjaan.
6! Sikap Merasa tidak mampu( harga diri rendah!, putus asa ( tidak peraya diri!, merasa gagal ( kehilangan moto4asi menggunakan keterampilan diri !, kehilangan kendali diri ( demonstrasi!, merasa punya kekuatan berkelebihan,, merasa malang ( tidak mampu memenuhi kebutuhan spiritual !, bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun kebudayaan, rendahnya kemampuan sosialisasi, prilaku asertif, prilaku kekerasan, ketidak adekuatan pengobatan dan ketidakadekuatan penanganan gejala ,.
rilaku
respon prilaku klien terhadap halusinasi dapat berupa uriga, ketakutan, rasa tidak aman, gelisah, bingung, prilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan, biara inkoheren, biara sendiri, tidak dapat membedakan yang nyata dengan yang tidak nyata.&rilaku klien yang mengalami halusinasi sangat tergantung pada jenis halusinasinya, meliputi5 a.
%si halusinasi %ni dapat ditanyakan , suara apa yang didengar, apa saja yang dikatakan suara itu, jjika halusinasi auditorik. Apa bentuk bayangan yang dilihat oleh klien, jika halusinasi 4isual, bau apa yang terium, jika halusinasi penghidu, rasa apa yang dikeap jika halusinasi pengeap, dan apa yang diraskan dipermukaan tubuh jika halusinasii perabaan
b. +aktu dan frekuensi %ni dapat ditanyakan kepada klien kapan pengalaman halusinasi munul, berapa kali sehari, seminggu, sebulan pengalaman halusinasi itu munul. .
&enetus halusinasi &erawat perlu mengidentifikasi situasi yang dialami sebelum halusinasi munul. Selain itu perawat perlu juga bisa mengobser4asi apa yang dialami klien menjelang munulnya halusinasi untuk mem4alidasikan pernyataan klien.
d. 3espon klien
9ntuk menentukan sejauh mana halusinasi telah mempengaruhi klien, bisa dikaji dengan apa yang dilakukan klien saat mengalami halusinasi.
$.
Mekani!%e k#ing
-! regresi5 menjadi malas berakti4itas sehari'hari 2! proyeksi5 menjelaskan perubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain 6! menarik diri5 sulit memperayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal e.
Ma!ala" keera*atan
-!. &erubahan persepsi sensori5 halusinasi pendengaran 2!. 3isiko meniderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan 6!. isolasi sosial5 menarik diri *!. angguan konsep diri5 $#3 !. %ntoleransi akti4itas !. #ifisit perawatan diri +.
Diagn#!a Keera*atan
-!. perubahan persepsi sensori5 halusinasi 2!. 3isiko meniderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan 6!. isolasi sosial5 menarik diri *!. angguan konsep diri5 $#3 !. #efisit perawatan diri
g.
Inter-en!i Keera*atan $iagn#!a perubahan persepsi sensori halusinasi5 pendengaran
8ujuan umum5 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 minggu perubahan persepsi sensori5 halusinasi teratasi. 8ujuan khusus5 inter4ensi -!. ina hubungan saling peraya dengan klien dengan menggunakan komunikasi teraupetik yaitu sapa klien dengan ramah, baik seara 4erbal maupun non 4erabal. &erkenalkan nama
perawat, tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disenangi klien, buat kontrak dengan jelas tujukan sikap jujur dengan menepati janji setiap kali interaksi. 2!. Adakan kontak sering dan singkat seara bertahap 6!. bser4asi tingkah laku klien dan halusinasinya( halusinasi pendengaran !, *!. #iskuaikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadinya halusinasi !. #iskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut !. #iskusikan tentang dampak yang akan dialami bila klien menikmati halusinasinya )!. %dentifikas dengan klien ara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
' klien menyebutkan ara baru mengontrol halusinasi
%nter4ensi -!. #iskusikan ara yang digunakan klien
'klien dapat memilih dan memperagakan ara mengatasi halusinasinya5 -!. #iskkusikan ara baru mengontrol halusinasi
'klien melaksanakan ara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinya -!. antu klien memilih ara yang sudah dianjurkan dan dilatih untuk menobanya
'klien mengikuti terapi akti4itas kelompok -!. eri kesempatan klien untuk memilih ara mengontrol halusinasi 2!. &antau pelaksanaan ara yang dipilih jika berhasil beri pujian 6!. Anjurkan klien untuk mengikuti terapi akti4itas kelompok *!. uat kontrak yang jelas untuk pertamuan( waktu, tempat, dan topik!
'Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda gejala, prosos terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi -!. #iskusikan dengan keluarga 2!. #iskusikan klien tentang manfaat dan erugian jika tidak minum obat , nama, warna, dosis, ara, efek, terapi dan efek samping pengobatan
'klien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar -!. &antau kllien saat minum obat
'klien dapat menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
dengan
dokter -!. eri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar 2!. #iskusikan akibat berhenti minum obot tanpa konsultasi 6!. Anjurkan klien untuk konsultasi dengan dokter jika ingin berhenti minum obat
BAB / PENUTUP
A. KESIMPULAN &roses keperawatan merupakan metode ilmiah dalam menjalankan proses keperawatan dan menyelesaikan masalah seara sistematis yang digunakan oleh perawat dan peserta didik keperawatan. &enerapan keperawatan dapat meningkatkan otonomi, peraya diri, ara berfikir yang logis, ilmiah, sistematis dan memperlihatkan tanggung jawab dan tanggung gugat serta pengembangan diri perawat. #isamping itu klien dapat melaksanakan mutu pelayanan keperawatan yang baik khusus nya pada klien halusinasi, maka dapatdi ambil ksimpulan sebagai berikut5 -.
&engkajian yang dilaksanakan tidak banyak berbeda dengan pngkajian teoritis
maupun penulis tidak mendapat kesulitan dalam pengkajian klien. 2.
#alam usaha mengatasi masalah yang dihadapi klien penulis menyusun tindakan
keperawatan sesuai dengan teoritis begitu juga dengan S&. 6.
#alam pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan perenanaan dan
dapat dilaksanakan walaupun belum optimal. *.
&ada tahap e4aluasi terhadap tindakan keperawatan masalah yang dihadapi klien
tidak teratasi semua sesuai dengan masalah klien. . SARAN
-.
Mahasiswa. $endaknya mahasiswa=i dapat melakukan askep sesuai dengan tahapan'tahapan dari
protap dengan baik dan benar yang diperoleh selama masa pendidikan baik diakademik maupun dilapangan praktek. 2.
Keluarga.
Agar keluarga selalu memberikan moti4asi kepada klien dan juga perawatan gangguan persepsi sensori5halusinasi pendengaran dirumah. 6.
3uang rawat inap. Meningkatkan perlatan dan
pelayanan serta
pemberian
askep
yang dapat
meningkatkan proses penyembuhan kllien. DA0TAR PUSTAKA
#irektorat ina pelayanan keperawatan dan pelayanan medik departemen kesehatan,
200)
di
kutip
dari
http5==lensapropesi.blogspot.om=200/=--=halusinasi'
penglihatan'trisnawati.html diambil tanggal 0* no4ember 20-0
$awari,200-
dikutif
dari
http5==harnawatiaj.wordpress.om=200/=0*=-=askep'halusinasi
diambil tanggal 0* no4ember 20-0
%saas,2002
dikutip
dari
http5==harnawatiaj.wordpress.om=200/=0*=-=askep'halusinasi
diambil tanggal 0* no4ember 20-0
Keliat,200 dikutip dari http5==harnawatiaj.wordpress.om=200/=0*=-=askep'halusinasi di ambil tanggal 0* no4ember 20-0
Keliat, budi anna.(200! proses keperawatan kesehatan jiwa.jakarta5penerbit buku kedokteran >:
Maramis, 200 dikutip dari http5==lensapropesi.blogspot.om=200/=--=halusinasi'penglihatan' trisnawati.html diambil tanggal 0* no4ember 20-0
Menkes,200 dikutip dari http5==lensapropesi.blogspot.om=200/=--=halusinasi'penglihatan' trisnawati.html diambil tanggal 0* no4ember 20-0
#iktat &anduan &engkajian Keperawatan dan 8erapi Akti4itas Kelompok Sosialisasi &raktek Keperawatan "iwa Mahasiswa &rogram # %%% di 3S" 8ampan &ropinsi 3iau.
Marlyyn >. #oengos 3enana Asuhan Keperawatan psikiatri editor bahasa indonesia, Monia ester. "akarta5 >: 200