1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Di dunia ini tidak ada yang abadi, semuanya berubah dan satusatunya yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Begitu pun pada Perkembangan teknologi semakin lama semakin pesat. Hal ini mengakibatkan semakin cepatnya perkembangan pemikiran peserta didik terutama peserta didik di Indonesia. Perkembangan pesat dari teknologi ini juga berdampak pada kualitas pendidikan yang diberikan oleh guru kepada para peserta didik yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi pendidikan juga sudah tidak mendukung lagi. Nasib suatu komunitas atau suatu bangsa di masa depan sangat bergantung pada kontribusinya pendidikan. Kualitas pendidikan menentukan me nentukan Negara Indonesia dimata dunia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui sistem pendidikan antara lain dilakukan melalui proses pendidikan yang terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien, sehingga diharapkan setiap individu individu diberi kesempatan untuk
mengembangkan semua potensi potensi
pribadinya. Oleh karena itu kurikulum di Indonesia juga sudah kesekian kali diubah
untuk
menyesuaikan
perkembangan
pendidikan
dengan
perkembangan teknologi dan perkembangan peserta didik. Terakhir kali digunakan kurikilum 2013, dalam hal ini penulis akan membahas tentang Analisis masalah pendidikan di Indonesia yaitu kurikulum 2013 dalam sudut padang aliran Filsafat Progresivisme. B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Aliran Progresivisme ? 2. Bagaimana proses dari Kurikulum 2013 ? 3. Apa saja masalah pada Kurikulum 2013 ? 4. Bagaimana solusi dari permasalahan kurikulum 2013 ?
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu aliran Progresivisme. 2. Untuk mengetahui bagaimana proses dari kurikulum 2013. 3. Untuk mengetahui masalah yang ada pada kurikulum 2013. 4. Untuk mengetahui solusi dari masalah pada kurikulum 2013.
3
BAB II PEMBAHASAN A. KAJIAN TEORI
1. ALIRAN PROGRESSIVISME Progressivisme pengetahuan
dan
mempunyai
kepercayaan
konsep
bahwa
yang
manusia
didasari itu
oleh
mempunyai
kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi masalah yang menekan atau mengecam adanya manusia itu sendiri. Aliran Progressivisme
mengakui
dan
berusaha
mengembangakan
asas
Progressivisme dalam semua realitas, terutama dalam kehidupan adalah tetap survive terhadap semua tantangan hidup manusia, harus praktis dalam melihat segala sesuatu dari segi keagungannya. Berhubungan dengan itu progressivisme kurang menyetujui adanya pendidikan yang bercorak otoriter, baik yang timbul pada zaman dahulu maupun pada zaman sekarang. (https://van88.wordpress.com) Oleh karena itu kemajuan atau progress ini menjadi inti perhatian progressivisme, maka, beberapa ilmu pengetahuan yang mampu
menumbuhkan
merupakan
kemajuan
bagian-bagian
utama
dipandang dari
oleh
progresivisme
kebudayaan.
Progresivisme
dinamakan instrumentalisme, karena aliran ini beranggapan bahwa kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup, kesejahteraan, mengembangkan kepribadian manusia. Dinamakan eksperimentalisme, karena aliran tersebut menyadari dan mempraktekkan asa eksperimen yang merupakan untuk menguji kebenaran suatu teori. Sedangkan dinamakan environmetalisme karena aliran ini menganggap lingkungan hidup
itu
mempengaruhi
pembinaan
kepribadian.
(https://van88.wordpress.com) Progresivisme yang lahir sekitar abad ke-20 merupakan filsafat yang bermuara pada aliran filsafat pragmatisme yang diperkenalkan oleh William James (1842-1910) dan John Dewey (1859- 1952), yang
4
menitikberatkan
pada
segi
manfaat
bagi
hidup
praktis.
(https://van88.wordpress.com) Filsafat progressivisme telah memberikan kontribusi yang besar di dunia pendidikan, dimana telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada peserta didik. Anak didik diberikan kebebasan secara fisik maupun cara berfikir, guna mengembangakan bakat, kreatifitas dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. Berdasarkan pandangan di atas maka sangat jelas sekali bahwa filsafat progressivisme bermaksud menjadikan anak didik yang memiliki kualitas dan terus maju sebagai generasi yang akan menjawab tantangan zaman peradaban baru. (https://van88.wordpress.com) 2. KURIKULUM 2013 Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan. Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis (dokumen) dan kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam
dimensi
sebagai
rencana
tertulis,
kurikulum
harus
mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
5
a) Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; b) Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; c) Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kurikulum ini menekankan tentang pemahaman tentang apa yang dialami peserta didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh karena itu proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan. Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut: a) Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata pelajaran. b) Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. c) Model
kurikulum
pengembangan
berbasis
kompetensi
kompetensi berupa
sikap,
ditandai
oleh
pengetahuan,
keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. d) Kurikulum
didasarkan
pada
prinsip
bahwa
setiap
sikap,
keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning ) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi. e) Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. f) Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya.
6
g) Kurikulum
harus
tanggap
terhadap
perkembangan
ilmu
pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. h) Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan . i) Kurikulum
diarahkan
kepada
proses
pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. j) Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. k) Penilaian
hasil
belajar
ditujukan
untuk
mengetahui
dan
memperbaiki pencapaian kompetensi. Strategi Implementasi Kurikulum terdiri atas: a) Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu: 1) Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X 2) Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI 3) Juli 2015: kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII b) Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 – 2015 c) Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012 – 2014 d) Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan Januari – Desember 2013 e) Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016 (http://hidayatulfitriya.blogspot.co.id/2014/02/sejarah-kurikulumdi-indonesia-1945-2013)
7
Keunggulan kurikulum 2013 : 1. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah. 2. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain. 3. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi. 4. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. 5. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. 6. Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan. 7. Hal yang paling menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. 8. Standar
penilaian
mengarahkan
kepada
penilaian
berbasis
kompetensi seperti sikap, keterampilan dan pengetahuan secara proporsional. 9. Mengharuskan adanya remediasi secara berkala. 10. Sifat pembelajaran sangat kontekstual. 11. Meningkatkan
motivasi
mengajar
dengan
meningkatkan
kompetensi profesi, pedagogi, sosial dan personal. 12. Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (buku induk). 13. Guru berperan sebagai fasilitator. 14. Diharapkan kreatifitas guru akan semakin meningkat.
8
15. Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku, dimana buku sudah disiapkan dari pusat. 16. Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari pusat dan memperoleh koordinasi dan supervise dari daerah. 17. Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual dengan metode pembelajaran yang lebih bervariasi. 18. Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi. 19. Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama dalam kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan lain-lain. Kelemahan kurikulum 2013 : 1. Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru. 2. Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigm guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif. 3. Kurangnya
pemahaman
guru
dengan
konsep
pendekatan
scientific. 4. Kurangnya keterampilan guru merancang RPP. 5. Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik. 6. Tugas menganalisis SKL, KI, KD buku siswa dan buku guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat dalam kasus ini.
9
7. Tidak
pernahnya
guru
dilibatkan
langsung
dalam
proses
pengembangan kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama. 8. Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013 karena UN masih menjadi factor penghambat. 9. Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang dia ampu. 10. Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama. 11. Timbulnya kecemasan khususnya guru mata pelajaran yang dihapus yaitu KPPI, IPA dan Kewirausahaan dan terancam sertifikasiya dicabut. 12. Sebagian
besar
guru
masih
terbiasa
menggunakan
cara
konvensional. 13. Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas. 14. Guru tidak siap dengan perubahan. 15. Kurangnya kemampaun guru dalam proses penilaian sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara holistic. 16. Kreatifitas dalam pengembangan silabus berkurang. 17. Otonomi sekolah dalam pengembangan kurikulum berkurang. 18. Sekolah tidak mandiri dalam menyikapi kurikulum 19. Tingkat keaktifan siswa belum merata. 20. KBM umumnya saat ini masih konvensional. 21. Belum semua guru memahami sistem penilaian sikap dan ketrampilan. 22. Menambah beban kerja guru.
10
23. Pramuka menjadi beban bagi siswa yang tidak menyukai Pramuka,
sehingga
ada
unsur
keterpaksaan.
(https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2014/04/27/perihalkeunggulan-dan-kelemahan-kurikulum-2013/ ) B. ANALISIS MASALAH
Berdasarkan penjelasan pada kajian teori diatas bahwa Kurikulum 2013 menggunakan landasan filosofis salah satunya dari aliran filsafat progresivisme, hal ini dapat dilihat dari strategi pembelajaran yang menggunakan student
center. Dalam
aliran
filsafat
Progresivisme
menekankan kepada kebebasan kepada peserta didik. Anak didik diberikan kebebasan secara fisik maupun cara berfikir, guna mengembangkan bakat, kreatifitas dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. Namun disisi lain masih ada kelemahan pada kurikulum 2013 yang menjadi muara sebuah permasalahan. Menurut Daoed Joefoef (2001: 210225), mencatat permasalahan internal pendidikan meliputi permasalahan permasalahan yang berhubungan dengan strategi pembelajaran, peran guru, dan kurikulum. Selain ketiga permasalahan tersebut sebenarnya masih ada jumlah permasalahan lain, seperti permasalahan yang berhubungan dengan sistem kelembagaan, sarana dan prasarana, manajemen, anggaran operasional, dan
peserta
didik.
(https://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-
pendidikan/permasalahan-pendidikan-masa-kini/ ) Namun
disini
penulis
akan membahas
permasalahan
pada
kurikulum 2013 diantaranya yang berhubungan dengan peran guru, peserta didik (siswa), dan sarana & prasarana. 1. Peran guru Pada kurikulum 2013 masih banyak peran guru yang belum maksimal. Peran tersebut berkaitan dengan proses dalam pembelajaran seperti : a) Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas,
11
padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru. b) Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini. Karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif. c) Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific. d) Kurangnya keterampilan guru merancang RPP. e) Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik. f) Tugas menganalisis SKL, KI, KD buku siswa dan buku guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat dalam kasus ini. g) Timbulnya kecemasan khususnya guru mata pelajaran yang dihapus yaitu
KPPI,
IPA,
TIK,
dan
Kewirausahaan
dan
terancam
sertifikasinya dicabut. h) Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas. i) Sebagian besar guru masih terbiasa menggunakan cara konvensional. j) Kurangnya kemampuan guru dalam proses penilaian sikap, ketrampilan, dan pengetahuan secara holistic. k) Guru masih belum mampu dalam Sistem penilaian rapor siswa yang menggunakan berbentuk kalimat(kontekstual) bukan angka. 2. Peserta didik (siswa) Tidak jauh beda dengan guru, pada siswa juga terdapat masalah terkait kurikulum 2013 diantaranya : a) Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan
12
guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang dia ampu. b) Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama. c) Pramuka menjadi beban bagi siswa yang tidak menyukai Pramuka, sehingga ada unsur keterpaksaan. d) Tingkat keaktifan siswa belum merata. e) Kurangnya kemampuan guru berperan dalam model pembelajaran student center mengakibatkan siswa menjadi tidak terkontrol dan cenderung hiperaktif. 3. Sarana & prasarana a) Belum semua sekolah memiliki fasilitas berbasis teknologi informasi seperti komputer sebagaimana dalam kurikulum 2013 TIK dijadikan sebagai media pembelajaran. b) Belum semua sekolah tersalurkan buku siswa dan buku guru. C. SOLUSI
Supaya bisa teratasi masalah-masalah pendidikan berkaitan dengan kurikulum 2013 maka dibutuhkan sebuah solusi. Solusi tersebut penulis rangkum secara komprehensif baik masalah tentang peran guru, peserta didik(siswa) maupun saran & prasarana. Berikut solusinya : 1. Dibutuhkan pelatihan, penataran, seminar dan pendampingan terhadap guru dalam menjalankan kurikulum 2013. 2. Apabila guru telah mendapatkan pelatihan, penataran maupun seminar dan pendampingan, maka guru telah memiliki bekal baik itu pengetahuan sehingga guru bisa berkreativitas dan bisa memotivasi serta meningkatkan keaktifan peserta didik(siswa). 3. Pemerintah pusat harus jeli dan betul-betul bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam hal penyaluran buku siswa dan buku guru serta sarana & prasarana lainnya yang mendukung kegiatan kurikulum 2013.
13
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
Di dunia ini tidak ada yang abadi, semuanya berubah dan satusatunya yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Termasuk kurikulum pendidikan, sejak Indonesia merdeka tahun 1945-2013 sudah 10 kali ganti kurikulum dan yang terakhir yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta
penyelenggaraan
pembelajaran
yang
didasarkan
pada
Standar
Kompetensi Lulusan. Ada banyak kelebihan dan kelemahan pada kurikulum 2013. Kelemahan ini merupakan muara dari permasalahan diantaranya yang berhubungan dengan peran guru, peserta didik(siswa) dan sarana & prasarana. Kemudian solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut adalah diadakannya pelatihan, penataran, seminar dan pendampingan. B. SARAN
Diharapkan melalui makalah ini mahasiswa khususnya program studi kependidikan memahami kurikulum 2013, supaya saat dilapangan nanti tidak ada kecanggungan maupun keraguan dalam menerapkannya. Disamping itu untuk pemerintah juga harus terus mengkaji ulang terhadap implementasi kurikulm 2013 ini dengan tujuan untuk penyempurnaan sistem pendidikan di Indonesia demi mencapai tujuan seperti yang tercantum dalam UUD 1945.
14
Daftar pustaka :
Zen, Zelhendri. 2014. Filsafat Pendidikan. Padang : Sukabina Press https://van88.wordpress.com/ diakses pada 2 Mei 2016 pukul 15.04 http://hidayatulfitriya.blogspot.co.id diakses pada 09 Mei 2016 pukul 07.00 https://ahmadbinhanbal.wordpress.com diakses pada 2 Mei 2016 pukul 15.15