19
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Filsafat pendidikan sebagai salah satu acuan untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia. Karena dalam memperlajari Filsafat Pendidikan Kita lebih tahu dasar-dasar pendidikan. Dengan mempelajarinya maka generasi yang akan datang akan lebih memahami tentang pendidikan dan aliran filsafat pendidikan, supaya kita dapat mengambil hikmah pembelajaran dari aliran-aliran filsafat pendidikan tersebut.
RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat pendidikan progresivisme?
Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat pendidikan perennialisme?
Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat pendidikan esensialisme?
Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat pendidikan idealisme?
Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat pendidikan realisme?
Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat pendidikan rekonstruksionisme?
Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat pendidikan materialisme?
Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaiman prinsip dari aliran filsafat pendidikan eksistensialisme?
Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat pendidikan pragmatisme?
TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan progresivisme
Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan perennialisme
Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan esensialisme
Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan idealisme
Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan realisme
Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan rekonstruksionisme
Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan materialisme
Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan eksistensialisme
Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan pragmatisme
BAB II PEMBAHASAN
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
ALIRAN FILSAFAT PROGRESIVISME
DEFINISI ALIRAN FILSAFAT PROGRESIVISME
Progresivisme merupakan filsafat yang dimulai pada tahun 1918. Filsafat ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini tidak mungkin benar di masa mendatang. Karenanya, cara terbaik mempersiapkan para siswa untuk suatu masa depan yang tidak diketahui adalah membekali mereka dengan strategi-strategi pemecahan masalah yang memungkinkan mereka mengatasi tantangan-tantangan baru dalam kehidupan dan untuk menemukan kebenaran-kebenaran yang relevan pada saat ini. Melalui analisis diri dan refleksi yang berkelanjutan, individu dapat mengidentifikasi nilai-nilai yang tepat dalam waktu yang dekat. Progresivisme didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus berpusat pada anak (child-centered) bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
Progresifisme melancarkan suatu gerakan untuk perubahan sosial dan budaya dengan penekanan pada perkembangan individual dan mencakup cita-cita seperti :
Cooperation ,yaitu kerja sama dalam berbagai aspek kehidupan.
Sharing ,yaitu berbagi peran dan turut ambil bagian dalam berbagai kegiatan.
Adjustment ,yaitu fleksibel untuk dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi.
TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT PROGRESIVISME
Beberapa tokoh dalam aliran ini: George Axtelle, William O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff
William James ( 1842-1910 )
John Dewey ( 1859-1952 )
Teori Dewey tentang sekolah adalah progresivisme yang lebih menekankan kepada anak didik dan minatnya dari pada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Cild Centered Curiculum", dan "Cild Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas.
PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT PROGRESIVISME
Adapun prinsipnya yaitu:
Proses pendidikan berawal dan berakhir pada anak.
Subjek didik adalah aktif, bukan pasif.
Peran guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing, ataupengarah.
Sekolah adalah masyarakat kecil dari masyarakat besar.
Sekolah harus kooperatif dan demokratif
Aktivitas lebih focus pada pemecahan masalah, bukan untuk pengajaran materi kajian.
ALIRAN FILSAFAT PERENNIALISME
DEFINISI ALIRAN FILSAFAT PERENNIALISME
Perenialisme merupakan suatu aliran filsafat pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekal, atau selalu. Dari makna yang terkandung dalam kata itu aliran perenialisme mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang kepada nilai-nilai dan norma yang bersifat kekal abadi. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu kembali kepada kebudayaan masa lampau, "regressive road to culture". Oleh sebab itu Perennialisme memandang penting peranan pendidikan dalam proses mengembalikan keadaan manusia zaman modern ini kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal dan yang telah terpuji ketangguhannya. Perennialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang.
Pola dasar pendidikan perennialisme hanya dibatasi pada prinsip-prinsip umum dari teori dan praktek pendidikan yang dilaksanakan oleh penganut Perennialisme. Tujuan dari pendidikan, menurut pemikir perenialis, adalah memastikan bahwa para siswa memperoleh pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau gagasan-gagasan besar yang tidak berubah.
TOKOH-TOKOH ALIRAN PERENIALISME
Tokoh-tokoh aliran perenialisme seperti Plato(427-347 SM), Aristoteles (384-322 SM), St. Thomas Aquinas.
PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT PERENNIALISME
Prinsip-prinsip umum ideal yang di maksud dalam aliran filsafat perenialisme berhubungan dengan nilai ilmu pengetahuan, realita dan moral yang mempunyai peranan penting dan memegang kunci bagi keberhasilan pembangunan kebudayaan saat ini. aliran ini memandang penting peranan pendidikan dalam hal mengembalikan kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal dan telah teruji kehebatannya ketika menahan arus keterbelakangan budaya. Dengan demikian, peranan pendidik/guru bagi perenialisme adalah mengajar dalam arti memberi bantuan kepada anak didik untuk dapat berfikir jelas dan mampu mengembangkan potensi-potensi yg ada pada diri anak didik.
FILSAFAT PENDIDIKAN ALIRAN ESENSIALISME
DEFINISI FILSAFAT PENDIDIKAN ALIRAN ESENSIALISME
Awalnya, esensialisme merupakan suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik pada trand-trend progresif di sekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa pergerakan progresif telah merusak standar-standar intelektual dan moral di antara kaum muda. Esensialisme yang muncul pada zaman Renaissance tersebut memiliki ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme. Esensialisme menolak pandangan progresifisme yang mengakui adanya sifat realitas yang serba berubah, fleksibel, partikular dan bahwa nilai-nilai itu relatif. Menurut esensialisme landasan semacam itu kurang tepat untuk pendidikan, sebab dapat menimbulkan pandangan pendidikan yang berubah-ubah, pelaksanaan yang tidak stabil dan tidak menentu ,bahkan dapat menimbulkan kehilangan arah pendidikan. Karena itu,menurut esensialisme pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan. Agar dapat terpenuhi maksud tersebut nilai-nilai itu perlu dipilih yang mempunyai tata yang jelas dan yang telah diuji oleh waktu. Nilai-nilai yang dapat memenuhi adalah yang berasal dari kebudayaan dan filsafat yang korelatif selama empat abad belakangan ini dengan perhitungan zaman renaisans, sebagai pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep pikiran yang disebut esensialisme.
Esensialisme didukung atau dilandasi oleh filsafat idealisme dan realisme. Idealisme dan realisme secara bersama-sama mendukung esensialisme,tetapi tidak lebur menjadi satu,masing-masing aliran tidak melepaskan sifat utama masing-masing.
Aliran filsafat esensialisme adalah aliran filsafat pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Aliran ini ingin mengembalikan kepada kebudayaan-kebudayaan lama yang warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikannya bagi kehidupan manusia.
Esensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah kepada keduniawian, serba ilmiah dan materialistic. Esensialisme berusaha mencari dan mempertahankan hal-hal yang esensial yaitu sesuatu yang bersifat inti atau hakikat fundamental,atau unsur mutlak yang menentukan keberadaan sesuatu.
Menurut esensialisme,yang esensial tersebut harus diwariskan kepada generasi muda agar dapat bertahan dari waktu ke waktu karena itu esensialisme tergolong tradisionalisme. Tujuan pendidikan aliran ini adalah untuk meneruskan warisan budaya dan warisan sejarah melalui pengetahuan inti yang terakulmulasi dan telah bertahan dalam kurun waktu yang lama, serta merupakan suatu kehidupan yang telah teruji oleh waktu dan dikenal oleh semua orang.
Menurut William C. Bagley ciri-ciri filsafat pendidikan esensialisme adalah sebagai berikut :
Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering timbul dari upaya-upaya belajar awal yang memikkat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam diri siswa.
Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang dewasa melekat dalam masa balita yang panjang atau ketergantungan yang khusus pada spesies mansia.
Oleh karena kamampuan untunk kedisiplinan diri harus menjad tujuan pendidikan.
Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh dan kuat tentang pedidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya memberikan sebuah teri lemah.
TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT ESENSIALISME
Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa orang pelopornya, seperti William C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kandell, Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770 – 1831), George Santayana.
Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan adanya sintesa antara ilmu pengetahuan dan agama menjadi suatu pemahaman yang menggunakan landasan spiritual. Sedangkan, George Santayana memadukan antara aliran idealisme dan aliran realisme dalam suatu sintesa dengan mengatakan bahwa nilai itu tidak dapat ditandai dengan suatu konsep tunggal, karena minat, perhatian dan pengalaman seseorang menentukan adanya kualitas tertentu. Walaupun idealisme menjunjung asas otoriter atau nilai-nilai, namun juga tetap mengakui bahwa pribadi secara aktif bersifat menentukan nilai-nilai itu atas dirinya sendiri.
PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT ESENSIALISME
Prinsip – prinsip filsafat pendidikan aliran Esensialisme antara lain :
Belajar pada dasarnya melibatkan kerja keras dan dapat menimbulkan keseganan dan menekankan pentingnya prinsip disiplin.
Inisiatif dalam pendidikan harus ditekankan pada pendidik bukan pada anak didik.
Inti dari proses pendidikan adalah asimilasi dari subjek materi yang telah ditentukan.
Sekolah harus mempertahankan metode-metode tradisional yang bertautan dengan disiplin mental.
Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum, karena dianggap tuntunan demokrasi yang nyata. Pendidikan yg berjiwakan esensialisme terpusat pada guru atau pendidik
ALIRAN FILSAFAT IDEALISME
DEFINISI ALIRAN FILSAFAT IDEALISME
Idealisme termasuk aliran filsafat pada abad modern. Idealisme berasal dari bahasa Inggris yaitu Idealism dan kadang juga dipakai istilahnya mentalism atau imaterialisme. Istilah ini pertama kali digunakan secara filosofis oleh Leibnez pada mula awal abad ke-18. Idealisme diambil dari kata ide yakni sesuatu yang hadir dalam jiwa. Idealisme dapat diartikan sebagai suatu paham atau aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan roh.
Beberapa pengertian Idealisme :
Adanya suatu teori bahwa alam semesta beserta isinya adalah suatu penjelmaan pikiran.
Untuk menyakan eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan aktivitas-aktivitas pikiran.
Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala psikis seperti pikiran-pikiran, diri, roh, ide-ide, pemikiran mutlak dan lain sebagainya dan bukan berkenaan dengan materi.
Seluruh realitas sangat bersifat mental (spiritual, psikis). Materi dalam bentuk fisik tidak ada.
Hanya ada aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran yang ada. Dunia eksternal tidak bersifat fisik.
Inti dari Idealisme adalah suatu penekanan pada realitas ide gagasan, pemikiran, akal-pikir atau kedirian daripada sebagai suatu penekanan pada objek-objek dan daya-daya material. Idealisme menekankan akal pikir sebagai hal dasar atau lebih dulu ada bagi materi dan bahkan menganggap bahwa akal pikir adalah sesuatu yang nyata, sedangkan materi adalah akibat yang ditimbulkan oleh akal-pikir atau jiwa (mind). Hal itu sangat berlawanan dengan materialisme yang berpendapat bahwa materi adalah nyata ada, sedangkan akal-pikir (mind) adalah sebuah fenomena pengiring.
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Pada hakikatnya nilai itu tetap. Nilai tidak diciptakan manusia, melainkan merupakan bagian dari alam semesta.
TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT IDEALISME
Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah Plato (477 -347 SM), Immanuel Kant (1724 -1804), Pascal (1623-1662), J. G. Fichte (1762-1914 M.), F. W. S. Schelling (1775-1854 M.), G. W. F. Hegel (1770-1031 M.) Menurut Plato tentang teori pengetahuan, idealisme mengemukakan pandangan bahwa pengetahuan yang diperoleh melallui indera tidak pasti dan tidak lengkap, karena dunia hanyalah merupakan hasil akal belaka, karena akal dapat membedakan bentuk spiritual murni dan benda-benda diluar penjelmaan material. Sedangkan Menurut Hegel, dunia adalah roh, yang mengungkapkan diri dalam alam, dengan maksud agar roh tersebut sadar akan dirinya sendiri. Hakikat roh dapat berupa ide atau pikiran. Mereka dapat mewakili pandangan idealisme.
PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT IDEALISME
Prinsip yang mendasari pengetahuan idealisme adalah rasionalisme mengemukakan bahwa indra kita hanya memberikan materi mentah bagi pengetahuan. Pengetahuan tidak ditemukan dari pengalaman indra , melainkan dari konsepsi, dalam prinsip-prinsip sebagai hasil aktivitas Berpandangan bahwa nilai itu absolut. Tidak berubah darijiwa generasi ke generasi. Pada hakikatnya nilai itu tetap. Contohnya : hukum moral à kewajiban manusia manusia untuk berlaku jujur, adil, ikhlas, pemaaf, kasih sayang sesama manusia dimanapun berada.
Implikasi filsafat idealisme dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
Tujuan, untuk membentuk karakter, mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial.
Kurikulum, pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan dan pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan.
Metode, diutamakan metode dialektika (saling mengaitkan ilmu yang satu dengan yang lain), tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.
Peserta didik bebas untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan dasarnya.
Pendidik bertanggungjawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan melalui kerja sama dengan alam.
ALIRAN FILSAFAT REALISME
DEFINISI ALIRAN FILSAFAT REALISME
Memasuki abad ke-20, realisme muncul. Real berarti yang aktual atau yang ada, kata tersebut menunjuk kepada benda-benda atau kejadian-kejadian yang sungguh-sungguh, artinya yang bukan sekadar khayalan atau apa yang ada dalam pikiran. Real menunjukkan apa yang ada. Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme berbeda dengan materialisme dan idealisme yang bersifat monistis. Realisme berpendapat bahwa hakikat realitas ialah terdiri ataas dunia fisik dan dunia rahani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subyek yang menyadari dan mengatahui disatu pihak, dan dipihak lainnya adalah adanya realita diluar manusia, yang dapat dijadikan sebagai objek pengetahuan manusiaImplikasinya Realisme dalam pendidikan adalah kebutuhan dasar dan hak yang mendasar bagi manusia dan kewajiban penting bagi semua masyarakat untuk memastikan bahwa semua anak-anak dilahirkan dengan pendidikan yang baik.
TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT REALISME
Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos Comenius, Santo Thomas Aquinas, Rene Descartes, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill.
PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT REALISME
Pada prinsip dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang hakikat wujud/realitas/ontologi secara dualitas, terdiri atas dunia fisik dan rohani
Implikasi pendidikan realisme :
Tujuan Pendidikan : Penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial
Kedudukan siswa :
Dalam hal pelajaran, menguasai pengetahuan yang handal, dapat dipercaya. Dalam hal disiplin, peraturan yang baik adalah esensial untuk belajar. Disiplin mental dan moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.
Peranan guru :
Menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar, dan dengan keras menuntut prestasi dari siswa
Kurikulum :
Kurikulum komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna. Berisikan pengetahuan liberal dan pengetahuan praktis.
Metode :
Belajar tergantung pada pengalaman, baik langsung atau tidak langsung. Metode penyampaian harus logis dan psikologis. Metode Conditioning (SR) merupakan metode utama bagi realisme sebagai pengikut behaviorisme.
ALIRAN FILSAFAT REKONSTRUKSIONISME
DEFINISI ALIRAN FILSAFAT REKONSTRUKSIONISME
Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme. Gerakan ini lahir didasari atas suatu tanggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada pada saat sekarang.
Rekonstruksionisme berasal dari kata reconstruct, yaitu gabungan dari kata re- yang artinya kembali dan construct yang artinya membangun atau menyusun. Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.
Pada prinsipnya, aliran rekonstruksionisme banyak yang sepaham dengan aliran perenialisme, yang dikhususkan kepada keprihatinan para rekonstruksionis terhadap kehidupan manusia modern atau dengan kata lain menyebutkan adanya krisis kebudayaan modern. Kedua aliran tersebut berpandangan bahwa kehidupan manusia modern telah banyak mengalami kebobrokan, kerusakan, kebingungan, dan tidak menentunya prinsip manusia, sehingga manusia modern sudah banyak kehilangan jati diri mereka. Bedanya kedua aliran ini, jika aliran perenialisme berpandangan bahwa kebobrokan kehidupan manusia modern dapat diatasi dengan cara kembali ke dalam kehidupan yang masih menjunjung tinggi kebudayaan dan peradaban masa lampau, karena kaum perenialis berpandangan bahwa pola perkembangan kebudayaan sepanjang zaman adalah sebagai pengulangan dari apa yang ada dalam masa sebelumnya, sehingga perenialisme sering disebut juga dengan istilah tradisionalisme. Sementara, aliran rekonstruksionisme berusaha membina konsensus yang paling luas dan mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia.
TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT REKONSTRUKSIONISME
Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, yang memiliki keinginan yaitu ingin membangun masyarakat yang baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini antara lain adalah Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg. Menurut, Caroline Pratt mengungkapkan ide-ide dari Friedrich Froebel tentang sesuatu yang dapat memberikan anak-anak kesempatan untuk mewakili dunia mereka. Dia merancang unit blok yang menjadi bahan dasar di sekolah-sekolah di seluruh Amerika Serikat.
C. PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT REKONSTRUKSIONISME
Prinsip-Prinsip dalam Aliran Rekonstruksionisme :
Memberikan kesempatan pendidikan yang sama kepada setiap anak, tanpa membedakan Ras, kepercayaan, atau latar belakang ekonomi.
Memberikan "pendidikan tinggi" –latihan akademik, professional, dan teknikal– kepada setiap mahasiswanya untuk dapat menyerap dan menggunakan ilmu dan teknologi yang diajarkan.
Membuat sekolah-sekolah Amerika menjadi berperanan sangat penting sebagai satu bagian dari kehidupan nasional kita.
Menyusun sebuah program pemuda untuk usia 17-23 tahun untuk membawa mereka dan sekolah aktif menuju pada berpartisipasi dalam masyarakat orang dewasa.
Mengusahakan penggunaan penuh dari perlengkapan sekolah dalam waktu di luar sekolah untuk pertemuan-pertemuan pemuda, kegiatan-kegiatan masyarakat pendidikan orang dewasa.
Bekerjasama penuh dengan semua lembaga masyarakat dan lembaga sosial menuju sebuah masyarakat demokratis yang sesungguhnya, tetapi dalam waktu yang bersamaan menjaga pendidikan yang bebas dari kekuasaan suatu kelompok atau kepentingan tertentu.
Terus memperluas penelitian dan eksperimentasi pendidikan.
Mengajak pemimpin-pemimpin masyarakat untuk menjadikan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat dan masyarakat menjadi bagian dari sekolah.
ALIRAN FILSAFAT MATERIALISME
DEFINISI ALIRAN FILSAFAT MATERIALISME
Materialisme adalah salah satu paham filsafat yang banyak dianut oleh para filosof, seperti Demokritus, Thales, Anaximanoros dan Horaklitos. Paham ini menganggap bahwa materi berada di atas segala-galanya. Ketika paham ini pertama muncul, paham tersebut tidak mendapat banyak perhatian karena banyak ahli filsafat yang menganggap bahwa paham ini aneh dan mustahil. Namun pada sekitar abad 19 paham materialisme ini tumbuh subur di Barat karena sudah banyak para filosof yang menganut paham tersebut.
Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan rohani, bukan spiritual, atau supranatural. Filsafat materialisme memandang bahwa materi lebih dahulu ada sedangkan ide atau pikiran timbul setelah melihat materi. Dengan kata lain materialisme mengakui bahwa materi menentukan ide, bukan ide menentukan materi. Contoh: karena meja atau kursi secara objektif ada, maka orang berpikir tentang meja dan kursi. Bisakah seseorang memikirkan meja atau kursi sebelum benda yang berbentuk meja dan kursi belum atau tidak ada.
Ciri-ciri filsafat materialisme
Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi
Tidak meyakini adanya alam ghaib
Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu
Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum
Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.
Variasi aliran filsafat materialisme
Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu :
Filsafat Materialisme Dialektika
Materialisme dialektika adalah materialisme yang memandang segala sesuatu selalu berkembang sesuai dengan hukum-hukum dialektika: hukum saling hubungan dan perkembangan gejala-gejala yang berlaku secara objektif di dalam dunia semesta. Pikiran-pikiran materialisme dialektika inipun dapat kita jumpai dalam kehidupan misalnya, "bumi berputar terus, ada siang ada malam", "habis gelap timbullah terang", "patah tumbuh hilang berganti" dsb. Semua pikiran ini menunjukkan bahwa dunia dan kehidupan kita senantiasa berkembang.
Filsafat Materialisme Metafisik
Materialisme metafisik, yang memandang dunia secara sepotong-sepotong atau dikotak-kotak, tidak menyeluruh dan statis. Pikiran-pikiran materialisme metafisik ini misalnya: "sekali maling tetap maling", memandang orang sudah ditakdirkan, tidak bisa berubah.
TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT MATERIALISME
Tokoh-tokoh aliran ini adalah:
Thales (625-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah air.
Anaximandros (610-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah apeiron, yaitu unsur yang tak terbatas.
Anaximenes (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah udara.
Heraklitos (540-475 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah api.
Demokritus (460-360 SM) berpendapat bahwa hakikat alam adalah atom-atom yang amat banyak dan halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian alam semesta.
PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT MATERIALISME
Prinsip materialisme yang didasarkan pada suatu asumsi bahwa realitas yaitu :
Apa yang dikatakan jiwa ( mind ) dan segala kegiatannya ( berfikir, memahami ) adalah merupakan suatu gerakan yang kompleks dari otak, sistem urat saraf, atau organ-organ jasmani yang lainnya.
Apa yang disebut dengan nilai dan cita-cita, makna dan tujuan hidup, keindahan dan kesenangan, serta kebebasan hanyalah sekedar nama-nama atau semboyan.
Menurut Power (1982), implikasi aliran filsafat pendidikan materialisme, sebagai berikut:
Temanya yaitu manusia yang baik dan efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol secara ilmiah dan seksama.
Tujuan pendidikan merupakan perubahan perilaku, mempersiapkan manusia sesuai dengan kapasitasnya, untuk tanggung jawab hidup sosial dan pribadi yang kompleks.
Isi kurikulum pendidikan yang mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu berhubungan dengan sasaran perilaku.
Metode, semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SR conditioning), operant condisioning, reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetisi.
Kedudukan siswa tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk hidup, mereka dituntut untuk belajar.
Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan, guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa.
ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME
DEFINISI ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME
Eksistensialisme hampir sepenuhnya merupakan produk abad XX. Kata "eksistensi" berasal dari bahasa Latin yaitu "Existere ", kata "Ex" yang berarti keluar dan kata "Sitere" yang berarti membuat berdiri. Jadi eksistensialisme berarti apa yang ada, apa yang memiliki aktualitas, apa saja yang dialami. Hal itu berarti, eksistensialisme adalah aliran filsafat yang melukiskan dan mendiagnosa kedudukan manusia yang sulit. Titik sentralnya adalah manusia.
Eksistensialisme juga merupakan suatu reaksi terhadap materialisme dan idealisme. Pendapat materialisme terhadap manusia adalah manusia merupakan benda dunia, manusia adalah materi, dan manusia adalah sesuatu yang ada tanpa menjadi subyek. Sedangkan pandangan manusia menurut idealisme manusia hanya sebagai subyek atau hanya sebagai suatu kesadaran.
Filsafat pendidikan Eksistensialisme berpendapat bahwa kenyataan atau kebenaran adalah eksistensi atau adanya individu manusia itu sendiri. Adanya manusia di dunia ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap karena ada manusia. Manusia adalah bebas. Akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh keputusan dan komitmennya sendiri. sehingga dapat dikatakan eksistensialisme adalah aliran yang berpendirian (pada umumnya) bahwa filsafat harus bertitik tolak pada manusia yang kongrit, yaitu manusia sebagai existensi itu mendahului essensi yang merupakan suatu penolakan terhadap suatu pemikiran abstrak, tidak logic atau tidak ilmiyah.
Berbicara tentang nilai, eksistensialisme menekankan kebebasan terhadap tindakan. Tetapi seseorang harus mampu menciptakan tujuannya. Apabila seseorang menerima tujuan kelompok, ia harus menjadikan tujuan tersebut menjadi miliknya. Dengan ketentuan bahwa setiap situasi tujuan tersebut merupakan tujuan yang harus dicapai. Jadi tujuan itu diperoleh dalam situasi.
Intinya, aliran eksistensialisme ini berkeyakinan bahwa segala sesuatu dimulai dari pengalaman pribadi, kenyakinan yang tumbuh dari dirinya dan kemampuan serta keluasaan jalan untuk mencapai keinginan hidupnya. Titik sentralnya manusia itu sendiri.
TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME
Istilah Eksistensialisme pertarna kali dikemukakan oleh ahli filsafat Jerman yaitu Martin Heidegger pada tahun 1889-1976. Munculnya eksistensialisme berawal dari filsafat Kiekegaard dan Neitchze. Tokoh-tokoh lainnya yang terkenal diantaranya Martin Buber, Martin Heideger, Jean Paul Satre, Karl Jasper, Gabril Marsel, Paul Tillich.
PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME
Prinsip-prinsip Aliran Filsafat Eksistensialisme adalah sebagai berikut:
Aliran ini tidak mementingkan metafisika.
Kebenaran lebih bersifat eksistensial daripada proporsional atau faktual.
Aliran ini memandang individu dalam keadaan tunggal selama hidupnya dan individu hanya mengenai dirinya dalam interaksi dirinya sendiri dalam kehidupan.
Jiwa aliran ini mengutamakan manusia, memperkembangkan eksistensi pribadinya atas alasan bahwa manusia akan mati.
Implementasi aliran eksistensialisme tehadap pendidikan antara lain sebagai berikut:
Aliran ini mengutamakan perorangan/ individu.
Memandang individu dalam keadaan tunggal selama hidupnya.
Aliran filsafat ini percaya akan kemampuan ilmu untuk memecahkan semua persoalannya.
Aliran ini memabatasi murid-murinya dengan buku-buku yang ditetapkan saja.
Aliran ini tidak menghendaki adanya aturan-aturan pendidikan dalam segala bentuk.
ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
DEFINISI ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan, perbuatan. Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Aliran ini bersedia menerima segala sesuatu, asal saja hanya membawa akibat praktis. Pengalaman-pengalaman pribadi, kebenaran mistis semua bisa diterima sebagai kebenaran dan dasar tindakan asalkan membawa akibat yang praktis yang bermanfaat. Dengan demikian, patokan pragmatisme adalah "manfaat bagi hidup praktis".
Pragmatisme berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah, apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak mutlak. Mungkin sesuatu konsep atau peraturan sama sekali tidak memberikan kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi terbukti berguna bagi masyarakat yang lain. Maka konsep itu dinyatakan benar oleh masyarakat yang kedua. Pendiri filsafat pragmatisme ini adalah Charles Sandre Peirce (1893-1914), Wiliam James (1842-1910), dan John Dewey (1859-1952). Pragmatisme yakin bahwa akal manusia aktif dan selalu ingin meneliti, tidak pasif dan tidak begitu saja menerima pandangan tertentu sebelum dibuktikan kebenarannya secara empiris. Pikiran (rasio) tidak bertentangan dan tidak terpisah dari dunia, melainkan merupakan bagian dari dunia.
Pragmatisme mengemukakan pandangannya tentang nilai, bahwa nilai itu relatif. Kaidah-kaidah moral dan etik tidak tetap, melainkan selalu berubah, seperti perubahan kebudayaan, masyarakat, dan lingkungannya. Pragmatisme menyarankan untuk menguji kualitas nilai dengan cara yang sama seperti kita menguji kebenaran pengetahuan dengan metode empiris.
TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami. Beberapa tokoh yang menganut filsafat ini adalah: Charles Sandre Peirce, Wiliam James, John Dewey, Heracleitos.
PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
Filsafat pragmatisme di dalam pembelajaran lebih menekankan kapada metoda dan pendirian dari pada kepada doktrin filsafat yang sistematis, yaitu metoda penyelidikan eksperimental yang biasanya dipakai dalam segala bidang pengalaman. Ada beberapa konsep dalam filsafat pragmatisme dan salah satunya adalah konsep realitas yang merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Dalam filsafat pragmatisme manusia dipandang sebagai makhluk fisik sebagai hasil/evolusi biologis, sosial dan psikologis karena manusia dalam keadaan yang terus berkembang. Dari konsep ini, penerapan filsafat pragmatisme dalam pembelajaran mempunyai tujuan, salah satunya untuk mengajarkan kepada para siswa agar mereka dapat memahami kondisi disekitarnya/dilingkungannya dan dari situlah siswa diharap dapat memahami, mengerti dan dapat menyaring mana yang baik dan mana yang buruk untuk diri mereka dari pengaruh lingkungan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
www.filsafatpendidikan.com
http://abumaimunah.files.wordpress.com/2012/11/filsafat-pendidikan.pdf
http://www.filsafatpendidikan.com/wp-content/uploads/2011/12/esensialisme-dan-perenialisme.pdf
https://docs.google.com/presentation/d/1Zcssm0N6VxtBN6rGrAWcr_UWqBKXNQzNT3nCUhvw4xM/embed#slide=id.i78
http://andikamandum.files.wordpress.com/2012/06/perenialisme-dan-esensialisme.pdf
http://haedarakib.files.wordpress.com/2012/01/filsafat-dan-filsafat-pendidikan1.pdf
http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/ALIRANPENDIDIKANPR_MuhammadNasrudinRosid_8805.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Prof.%20Dr.%20Ajat%20Sudrajat,%20M.Ag./BAB%20%203%20-%20FILSAFAT%20IDEALISME%20DAN%20REALISME.pdf
https://www.facebook.com/notes/syahrur-romadlon/aliran-filsafat-konstruktivisme-dan-implikasinya-dalam-pendidikan/589519571058689