BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik dan juga peserta didik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern dan kritis. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Pendidikan merupakan hal yang paling penting untuk menuju kehidupan yang lebih baik, dan masalah sukses tidaknya pendidikan tidak lepas dari faktor pembawaan dan lingkungan. Pembawaan dan lingkungan merupakan hal yang tidak mudah untuk dijelaskan sehingga memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit
Dalam hal ini akan dipaparkan beberapa pendapat dari aliran-aliran filsafat modern, diantaranya aliran progresivisme, esensialisme, perenialisme, dan rekonstruksionisme
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diambil beberapa masalah yang akan dibahas antara lain:
Apa saja yang termasuk aliran filsafat pendidikan modern?
Apa itu kurikulum 2013?
Aliran filsafat pendidikan apa yang sesuai untuk menjelaskan kurikulum 2013?
TUJUAN
Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini, diantaranya:
Menjelaskan aliran yang tergabung dalam filsafat pendidikan modern.
Menjelaskan Kurikulum 2013.
Mengetahui aliran filsafat yang sesuai untuk menjelaskan Kurikulum 2013
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR DAN DEFINISI ALIRAN-ALIRAN MODERN PENDIDIKAN
Kemunculan filsafat modern sebetulnya seiring dengan zaman baru atau "renaisance" dalam Istilah Barat, sekitar abad 15 dan 16 di masa abad pertengahan. Renaisance berarti kelahiran kembali; yaitu usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik (Yunani-Romawi). yang paling penting dari masa ini adalah timbulnya ilmu pengetahuan Alam yang modern berdasarkan eksperimental dan matematis. Perintis jalan baru untuk perkembangan ilmiah modern adalah Leonardo Da Vinci (1452-1519), Nicolas Copernicus (1473-1543), Johanes Kepler (1571-1630) dan Galileo (1564-1643).
Bapak filsafat modern adalah Rene Descartes (1596-1650), bahkan setiap filosof modern merupakan pengikutnya. prinsip Cagito ergo sum (saya berfikir, maka saya ada) menjadi inspirasi pemikiran yang banyak melahirkan banyak philosophy-rasionalisme.
Filsafat modern sangat mengagungkan rasionalisme dan empirisme (materialisme). menurut Thomas Kuhn, keduanya adalah paradigma sains, tapi bagi John Dewey seorang filosof Amerika apabila rasionalisme dan empirisme dikawinkan dapat membuahkan pemikiran ilmiah modern. ini menjadi karakter dan stigma yang cukup kuat dalam istilah modernisasi sampai saat ini.
ALIRAN-ALIRAN MODERN PENDIDIKAN
Progresivisme
Aliran progresivisme mengakui dan berusaha mengembangkan asas progesivisme dalam sebuah realita kehidupan, agar manusia bisasurvive menghadapi semua tantangan hidup. Aliran progesivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia pendidikan saat ini. Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikan baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain (Ali, 1990: 146). Oleh karena itu, filsafat progesivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter.
Aliran ini berpendapat bahwa sekolah yang ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar. Karena sekolah adalah bagian dari masyarakat. Dan untuk itu, sekolah harus dapat mengupyakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekolah sekitar atau daerah di mana sekolah itu berada. Untuk dapat melestarikan usaha ini, sekolah harus menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada anak didik tentang apa yang menjadi karakteristik atau kekhususan daerah itu. Untuk itulah, fisafat progesivisme menghendaki sis pendidikan dengan bentuk belajar "sekolah sambil berbuat" alearning by doing.
Esensialisme
Aliran esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman Renaisance dengan cirri-cirinya yang berbeda dengan progesivisme. Dasar pijakan aliran ini lebih fleksibel dan terbuka untuk perubahan, toleran, dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensiliasme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang meberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Penganut aliran ini berpendapat bahwa belajar adalah menerima dan mengenal secara sungguh-sungguh nilai-nilai social angkatan baru yang timbul untuk ditambah, dikurangi dan diteruskan pada angkatan berikutnya.
Perenialisme
Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang. Perenialisme memberikan sumbangan yang berpengaruh baik teori maupun praktik bagi kebudayaan dan pendidikan zaman sekarang (Muhammad Noor Syam, 1986: 154). Dari pendapat ini diketahui bahwa perenialisme merupakan hasil pemikiran yang memberikan kemungkinan bagi sseorang untukk bersikap tegas dan lurus. Karena itulah, perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah arsah tujuan yang jelas merupakan tugas yang utama dari filsafat, khususnya filsafat pendidikan.
Aliran ini berpendapat bahwa Tugas utama pendidiakn adalah mempersiapkan anak didik kea rah kematangan. Matang dalam arti hiodup akalnya. Jadi, akl inilah yang perlu mendapat tuntunan kea rah kematangan tersebut. Sekolah rendah memberikan pendidikan dan pengetahuan serba dasar. Dengan pengetahuan yang tradisional seperti membaca, menulis, dan berhitung, anak didik memperoleh dasar penting bagi pengetahuan-pengetahuan yang lain.
Sekolah, sebagai tempat utama dalam pendidikan, mempesiapkan anak didik ke arah kematangan akal dengan memberikan pengetahuan. Sedangkan tugas utama guru adalah memberikan pendidikan dan pengajaran (pengetahuan) kepada anak didik. Dengan kata lain, keberhasilan anak dalam nidang akalnya sangat tergantung kepada guru, dalam arti orang yang telah mendidik dan mengajarkan
Rekonstruksionisme
Kata Rekonstruksionisme bersal dari bahasa Inggris reconstruct, yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu berawal dari krisis kebudayaan modern. Menurut Muhammad Noor Syam (1985: 340), kedua aliran tersebut memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempumyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan, dan kesimpangsiuran.
Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia. Karenanya, pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat melalui pendidikan yang tepat akan membina kembali manusia dengan nilai dan norma yang benar pula demi generasi yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.
Di samping itu, aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur dan diperintah oleh rakyat secara demokratis, bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Cita-cita demokrasi yang sesungguhnya tidak hanya teori, tetapi mesti diwujudkan menjadi kenyataan, sehingga mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit,, keturunan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan.
KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya di tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun 2015 telah diterapkan di seluruh jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.
Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, menyatakan menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 bagi sekolah-sekolah yang baru melaksanakan kurikulum ini selama satu semester pada tanggal 5 Desember 2014.
Beberapa aspek yang terkandung dalam kurikulum 2013 tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
Pengetahuan
Untuk aspek pengetahuan pada kurikulum 2013, masih serupa dengan aspek di kurikulum yang sebelumnya, yakni masih pada penekanan pada tingkat pemahaman siswa dalam hal pelajaran. Nilai dari aspek pengetahuan bisa diperolehjuga dari Ulangan Harian, Ujian Tengah/Akhir Semester, dan Ujian Kenaikan Kelas. Pada kurikulum 2013 tersebut, pengetahuan bukanlah aspek utama seperti pada kurikulum-kurikulum yang dilaksanakan sebelumnya.
Keterampilan
Keterampilan merupakan aspek baru yang dimasukkan dalam kurikulum di Indonesia. Keterampilan merupakan upaya penekanan pada bidang skill atau kemampuan. Misalnya adalah kemampuan untuk mengemukakan opini pendapat, berdiksusi/bermusyawarah, membuat berkas laporan, serta melakukan presentasi. Aspek Keterampilansendiri merupakan salah satu aspek yang cukup penting karena jika hanya dengan pengetahuan, maka siswa tidak akan dapat menyalurkan pengetahuan yang dimiliki sehingga hanya menjadi teori semata.
Sikap
Aspek sikap tersebut merupakan aspek tersulit untuk dilakukan penilaian. Sikap meliputi perangai sopan santun, adab dalam belajar, sosial, absensi,dan agama. Kesulitan penilaian dalam aspek ini banyak disebabkan karena guru tidak setiap saat mampu mengawasi siswa-siswinya. Sehingga penilaian yang dilakukan tidak begitu efektif.
Sementara untuk buku Laporan Belajar atau Rapor pada Kurikulum 2013 tersebut ditulis berdasarkan pada Interval serta dihapuskannya sistem ranking yang sebelumnya ada pada kurikulum. Hal ini dilakukan untuk meredam persaingan antar peserta didik. Upaya penilaian pada Rapor di kurikulum 2013 tersebut dibagi ke dalam 3 kolom yaitu Pengetahuan, Keterampilan, danjuga Sikap. Setiap kolom nilai tersebut (Pengetahuan dan Keterampilan) dibagi lagi menjadi 2bagian kolom yaitu kolom angka dan juga kolom huruf, dimana setiap kolom diisi menggunakan system nilai interval.
Gambar 1. Rapor Kurikulum 2013
ALIRAN UNTUK MENJELASKAN KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013 lebih mengacu kepada aliran filsafat klasik yaitu aliran konstruktivisme. Konstruktivisme menekankan perkembangan dan konsep dan pengertian yang lebih mandalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa. Jika seseorang tidak aktif membangun pengetahuannya, meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang pengetahuannya.Penerapan pendidikan dengan pola konstruktivisme diwujudkan dengan mengajak siswa secara aktif membangun konsep-konsep kognitif. Guru tidak sekedar memberi, namun siswa mencari secara aktif, dan mengembangkannya.
Ciri-ciri konstruktivisme dalam pembelajaran:
Siswa aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
Siswa membina sendiri pengetahuan
Proses pembinaan pengetahuan pada siswa melalui proses saling mempengaruhi antara pembelajaran yang terdahulu dengan pembelajaran yang terbaru
Membandingkan informasi baru dengan pemahaman yang sudah ada
Ketidak-seimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama
Bahan pengajaran dikaitkan dengan pengalaman siswa untuk menarik minat belajarnya
Pembelajaran konstruktivisme sebaiknya melibatkan guru yang konstruktif pula. Guru tidak hanya memberi pengetahuan kepada siswa, tetapi guru membantu siswa membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya, dengan memberikan kesempatan siswa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri. Guru memberikan kepada siswa anak tangga untuk membawa siswa kepada pemahaman yang lebih tinggi dan siswa harus memanjat sendirianak tangga tersebut.
Guru yang konstruktivisme memiliki ciri- ciri:
Mendukung dan menerima inisiatif dan otonomi siswa.
Mencari tahu tentang pengertian siswa akan konsep yang diberikan sebelum membagi pengertian mereka akan konsep tersebut.
Mendukung siswa untuk terlibat dalam dialog, baik dengan guru atau sesama siswa.
Memberikan pertanyaan terbuka untuk mendorong siswa bertanya.
Mencari perluasan dari tanggapan siswa.
Mengajak siswa terlibat dalam pengalaman yang mungkin bertentangan dengan hipotesa awal mereka dan kemudian mendorongnya untuk diskusi.
Memberi waktu bagi siswa untuk membentuk hubungan dan menciptakan metafora atau perumpamaan
Mengembangkan keinginan dari siswa dengan sering menggunakan model lingkaran belajar atau siklus belajar.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia,karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orangtuanya. Dari pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa aliran yang sesuai untuk menjelaskan konsep Kurikulum 2013 adalah aliran konstruktivisme dimana aliran ini akan menciptakan pengalaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam konteks nyata yang mendorong siswa untuk berfikir dan berfikir ulang lalu mendemonstrasikan hasil pemikirannya.
Pembelajaran yang berorientasi pada permasalahan yang ada di lingkungan, dan selalu mengikuti perkembangan, akan memperluas pandangan siswa, sehingga pengetahuannya tidak terbatas pada apa yang didapat di kelas. Pengetahuannya berkembang sesuai tuntutan zaman, sehingga pada saatnya nanti harus bekerja, aplikasi ilmunya sesuai dengan apa yang diperlukan saat itu.
SARAN
Dalam pembuatan makalah ini penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga mengenai aliran filsafat modern, dan kurikulum 2013. Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini tak lepas dari kesalahan. Oleh karenanya, penulis sangat membuka apabila ada yang ingin menyampaikan saran demi memperbaiki penulisan makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar
https://www.google.com/search?q=rapor+kurikulum+2013&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=DDP5VKPKDIGRuATu3YHQCg&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1366&bih=629#imgrc=ILKd67C3jCCAzM%253A%3Bt0uxInYYGiprWM%3Bhttps%253A%252F%252Ffatkoer.files.wordpress.com%252F2013%252F10%252Frapor-smp.png%3Bhttps%253A%25 2F%252Ffatkoer.wordpress.com%252F2013%252F10%252F20%252Fsistem-penilaian-kurikulum-2013-jenjangsmp%252F%3B545%3B511
Web
Wikipedia. 2015. Kurikulum 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/ Kurikulum_2013. Diakses pada : 5 Maret 2015
Burhanudin, Afid. 2013. Aliran – Aliran Klasik Pendidikan. https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/26/aliran-aliran-klasik-pendidikan-2/. Diakses pada : 5 Maret 2015.
Molle, Julian Errick. Apa Itu Kurikulum 2013 ?. http://www.gubuginformasi.com/2014/04/apa-itu-kurikulum-2013.html. Diakses pada : 5 Maret 2015
Murhadi. 2012. Aliran Filsafat Pendidikan Modern. http://www.muhardi.com/2012/10/25/aliran-filsafat-pendidikan-modern/.Diakses pada : 5 Maret 2015.
11