BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam Dalam duni duniaa pend pendid idik ikan an,, peni penilai laian an meru merupa pakan kan bagi bagian an yang yang tidak tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar. Sistem penilaian yang baik akan mend mendor oron ong g guru guru meng menggu guna naka kan n strat strateg egii meng mengaj ajar ar yang yang lebi lebih h baik baik dan dan memotivasi anak untuk belajar lebih giat. Penilaian biasanya dimulai dengan kegiatan kegiatan pengukuran pengukuran.. Pengukura Pengukuran n ( measurement ) merupa merupakan kan cabang cabang ilmu ilmu stat statis isti tik ka
tera terapa pan n
yang ang
bert bertuj ujua uan n
untu ntuk
memba emban ngun gun
dasa dasarr-das -dasar ar
pengembangan tes yang lebih baik sehingga menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid, dan reliabel. Proses belajar mengajar dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan bersama. Dalam usaha untuk mencapai misi dan tujuan itu perlu diketahui apakah usaha yang dilaku dilakukan kan sudah sudah sesuai sesuai dengan dengan tujuan tujuan !ntuk !ntuk mengeta mengetahui hui apakah apakah tujuan tujuan pendidikan sudah tercapai perlu diadakan tes. Sebuah tes yang dapat baik sebagai alat pengukur harus dianalisis terlebih dahulu. Dalam menganalisis butir soal dalam tes harus memperhatikan daya se rap, tingkat kesukaran, daya beda, fungsi pengecoh, validitas dan reabilitas. "al tersebut dilakukan agar tes yang diberikan kepada sis#a sesuai dengan daya serap sis#a, tingkat kesukarannya, dan soal yang diberikan pun harus valid. Sehingga, tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
2.
Rumusan Masalah
$umusan masalah dalam makalah ini, yaitu% 1. &pakah yang dimaksud dengan analisis butir soal secara kualitatif dan kuantitatif 2. 'agaimana cara mengaplikasikan analisis butir soal secara kualitatif dan kuantitatif 3. &pa manfaat dari menganalisis butir soal
&nalisis 'utir Soal
3.
Tujuan
*ujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu% 1. +endes +endeskri kripsi psikan kan penger pengertian tian analisi analisiss butir butir soal soal secara secara kualita kualitatif tif dan kuantitatif. 2. +engaplikasikan analisis butir soal secara kualitatif dan kuantitatif. 3. +engetahui manfaat dari menganalisis butir soal.
&nalisis 'utir Soal
3.
Tujuan
*ujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu% 1. +endes +endeskri kripsi psikan kan penger pengertian tian analisi analisiss butir butir soal soal secara secara kualita kualitatif tif dan kuantitatif. 2. +engaplikasikan analisis butir soal secara kualitatif dan kuantitatif. 3. +engetahui manfaat dari menganalisis butir soal.
&nalisis 'utir Soal
BAB II PEMBAHASAN A. Analisis Butir Soal Seara !ualitati" #an !uantitati"
Pada Pada prin prinsi sipn pnya ya anal analisi isiss buti butirr soal soal secar secaraa kual kualita itatif tif dilak dilaksan sanaka akan n berdasarkan kaidah penulisan soal (tes tertulis, perbuatan, dan sikap). Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum soal digunakan atau diujikan. &spek yang diperhatikan di dalam penelaahan secara kualitatif ini adalah setiap soal ditelaah dari segi materi, konstruksi, bahasa atau budaya, dan kunci ja#aban atau pedoman penskorannya. Dalam menganalisis butir soal, terdapat dua teknik. te knik. aitu aitu teknik kualitatif dan teknik kuantitatif. 1.
Teknik Analisis Seara !ualitati" &da beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis butir soal secara kualitatif, diantaranya adalah teknik moderator dan teknik panel. Teknik mo#erator merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya terdapat
satu satu orang orang sebaga sebagaii peneng penengah. ah. 'erdas 'erdasark arkan an teknik teknik ini, ini, setiap setiap butir butir soal soal didiskusikan secara bersama-sama dengan beberapa ahli seperti guru yang mengajarkan materi, ahli materi, penyusun atau pengembang kurikulum, ahli penilaian, ahli bahasa, bahasa, berlatar belakang psikologi. psikologi. *eknik *eknik ini sangat sangat baik karena setiap butir soal dilihat dilihat secara secara bersamabersamasama sama berdas berdasark arkan an kaida kaidah h penuli penulisan sannya nya.. Di sampin samping g itu, itu, para para penel penelaah aah dipersilaka dipersilakan n mengomenta mengomentari ri berdasark berdasarkan an kompetensi kompetensinya nya masing-mas masing-masing. ing. Setiap komentar atau masukan dari peserta diskusi dicatat. Setiap butir soal dapat dituntaskan secara bersama-sama, perbaikannya seperti apa. amun, kelemahan teknik ini memiliki kelemahan karena memerlukan #aktu lama untuk rnendiskusikan setiap satu butir soal. *eknik *eknik berikutnya berikutnya adalah adalah Teknik Panel yakni suatu teknik menelaah butir soal berdasarkan kaidah penulisan butir soal. /aidah itu diantaranya materi, konstruksi, bahasa atau budaya, kebenaran kunci ja#aban atau
0 &nalisis 'utir Soal
pedoman penskoran. 1aranya beberapa penelaah diberikan butir-butir soal yang akan ditelaah, format penelaahan, dan pedoman penilaian atau penelaahan. Pada tahap a#al, semua orang yang terlibat dalam kegiatan penelaahan disamakan persepsinya, kemudian mereka berkerja sendirisendir sendirii di tempat tempat berbed berbeda. a. Para Para penelaa penelaah h dipersi dipersilak lakan an memper memperbai baiki ki langsung pada teks soal dan memberikan komentarnya serta memberikan nilai pada setiap butir soal dengan kriteria% soal baik, perlu diperbaiki, atau diganti. Dalam menganalisis menganalisis butir soal secara kualitatif, penggunaan penggunaan format penelaahan soal akan sangat membantu dan mempermudah prosedur pelaksanaannya. 2ormat penelaahan soal digunakan sebagai dasar untuk menganalisis setiap butir soal. 2ormat penelaahan soal yang dimaksud adalah format penelaahan butir soal% uraian, pilihan ganda, tes perbuatan dan instru instrumen men non-tes non-tes.. 'eriku 'erikutt disaji disajikan kan keempat keempat format format penelaa penelaahan han butir soal. 1.
$ormat Penelaahan Butir Soal Bentuk Uraian
+ata +ata pelajar pelajaran an % /elas3s /elas3semes emester ter % Penelaah % o.
omor soal
&spek yang ditelaah
&
+ateri
Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk !raian) 'atasan pertanyaan dan ja#aban yang diharapkan sudah sesuai +ateri yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi) 6si materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas
0
4
0
4
5
...
4 &nalisis 'utir Soal
'
/onstruksi
+enggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut ja#aban uraian
&da petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
0
&da pedoman penskorannya
4
1
*abel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca 'ahasa3'udaya
$umusan kalimat komunikatif
'utir soal menggunakan bahasa 6ndonesia yang baku
0
*idak menggunakan kata3ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian
4
*idak menggunakan bahasa yang berlaku setempat3tabu
/eterangan% 'erilah tanda (7) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah8
2.
$ormat Penelaahan Butir Soal Bentuk Pilihan %an#a
+ata +ata pelajar pelajaran an % /elas3s /elas3semes emester ter % Penelaah % o.
omor soal
&spek yang ditelaah
&
+ateri
Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk pilihan ganda) +ateri yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)
0
4
5
...
5 &nalisis 'utir Soal
0
Pilihan ja#aban homogen dan logis
4
"anya ada satu ja#aban
'
/onstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas
$umusan pokok soal dan pilihan ja#aban merupakan pernyataan yang diperlukan saja
0
Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci ja#aban
4
Pokok soal bebas dan pernyataan yang bersifat negatif ganda
5
Pilihan ja#aban homogen dan logis ditinjau dari segi materi
9
:ambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi
;
Panjang pilihan ja#aban relatif sama
<
Pilihan ja#aban tidak menggunakan pernyataan =semua ja#aban di atas salah3benar= dan sejenisnya
>
Pilihan ja#aban yang berbentuk angka3#aktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya
?
'utir soal tidak bergantung pada ja#aban soal sebelumnya 'ahasa3'udaya
1
+enggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa 6ndonesia
+enggunakan bahasa yang komunikatif
0
*idak menggunakan bahasa yang berlaku setempat3tabu
4
Pilihan ja#aban tidak mengulang kata3kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian
9 &nalisis 'utir Soal
/eterangan% 'erilah tanda (7) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah8
3.
$ormat Penelaahan untuk Instrumen Per&uatan +ata pelajaran % /elas3semester % Penelaah %
o.
omor soal
&spek yang ditelaah
&
+ateri
Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan% kinerja, hasil karya, atau penugasan)
Pertanyaan dan ja#aban yang diharapkan sudah sesuai +ateri yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi) 6si materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas /onstruksi
0
4
'
+enggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut ja#aban perbuatan3praktik
&da petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
0
&da pedoman penskorannya
4
1
*abel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca 'ahasa3'udaya
$umusan kalimat komunikatif
'utir soal menggunakan bahasa 6ndonesia yang baku
0
4
5
...
; &nalisis 'utir Soal
3
*idak menggunakan kata3ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian
4
*idak menggunakan bahasa yang berlaku setempat3tabu
5
$umusan soal tidak mengandung kata atau ungkapan yang dapat menyinggung perasaan sis#a /eterangan% 'erilah tanda (7) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah8
4.
$ormat Penelaahan untuk Instrumen Non'Tes +ata pelajaran % /elas3semester % Penelaah %
o.
omor soal
&spek yang ditelaah
&
+ateri
Pernyataan3soal sudah sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi
&spek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai dengan tuntutan dalam kisi-kisi (misal untuk tes sikap% aspek koginisi, afeksi, atau konasi dan pernyataan positif atau negatifnya /onstruksi
'
Pernyataan dirumuskan dengan singkat (tidak melebihi ? kata) dan jelas
/alimatnya bebas dari pernyaatn yang tidak relevan objek yang dipersoalkan atau kalimatnya merupakan pernyataan yang diperlukan saja
0
/alimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda
0
4
5
...
< &nalisis 'utir Soal
4
/alimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu
5
/alimatnya bebas dari pernyataan faktual atau dapat diinterpretasikan sebagai fakta
9
/alimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau dikosongkan oleh hampir semua responden
;
Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap
<
/alimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti pasti seperti semua, selalu, kadang-kadang, tidak satu pun, tidak pernah
>
/alimatnya tidak banyak menggunakan kata hanya, sekedar, semata-mata 'ahasa3'udaya
1
'ahasa soal harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan sis#a atau responden
Soal menggunakan bahasa 6ndonesia baku
0
*idak menggunakan bahasa yang berlaku setempat3tabu
/eterangan% 'erilah tanda (7) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah8
2.
Analisis Butir Soal Seara !uantitati"
Penelaahan soal secara kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. &da dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif, yaitu pendekatan secara klasik dan modern. Analisis butir soal secara klasik
adalah proses penelaahan butir soal
melalui informasi dari ja#aban peserta didik tes guna meningkatkan mutu
> &nalisis 'utir Soal
butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik. /elebihan analisis butir soal secara klasik adalah murah, sederhana, familiar, dapat dilaksanakan sehari-hari dengan cepat menggunakan komputer, dan dapat menggunakan data dari beberapa peserta didik atau sampel kecil (+illman dan :reene, >>0% 05<). &nalisis jenis butir ini yang la@im digunakan dalam praktik di lapangan, terutama oleh guru disekolah. &spek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap butir soal ditelaah dari segi% tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, dan penyebaran pilihan ja#aban (untuk soal bentuk obyektif) atau fungsi pengecoh pada setiap pilihan ja#aban, reliabilitas dan validitas soal. 1.
*ingkat /esukaran *ingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menja#ab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. 6ndeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar ?,?? - ,?? (&iken (>>4% 99). Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki */A ?,?? artinya bah#a tidak ada sis#a yang menja#ab benar dan bila memiliki */A ,?? artinya bah#a sis#a menja#ab benar. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Pada prinsipnya, skor ratarata yang diperoleh peserta didik pada butir soal yang bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu. $umus ini dipergunakan untuk soal selected response item, yaitu (itko, >>9% 0?). *ingkat /esukaran (*/) A Jumlah siswa yang menjawab benar butir soal jumlah siswa yang mengikuti tes
? &nalisis 'utir Soal
&tau dengan menggunakan rumus%
PA P A proporsi (indeks kesukaran) ' A jumlah sis#a yang menja#ab benar A jumlah peserta tes *ingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan tujuan tes. +isalnya untuk keperluan ujian semester digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi atau sukar, dan untuk keperluan diagnostik biasanya digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah atau mudah. /lasifikasi tingkat kesulitan soal dapat menggunakan kriteria berikut% o $ange
*ingkat
/ategori
keputusan
/esukaran
?,;-,?
+udah
Ditolak3direvisi
?,0-?,;
Sedang
Diterima
0
?,?-?,0
Sulit
Ditolak3direvisi
*ingkat kesukaran butir soal memiliki kegunaan, yaitu kegunaan bagi guru dan kegunaan bagi pengujian dan pengajaran (itko, >>9% 0?-00). /egunaannya bagi guru adalah% () sebagai pengenalan konsep terhadap pembelajaran ulang dan memberi masukan kepada sis#a tentang hasil belajar mereka, () memperoleh informasi tentang penekanan kurikulum atau mencurigai terhadap butir soal yang bias. &dapun kegunaannya bagi pengujian dan pengajaran adalah% (a) pengenalan konsep yang diperlukan untuk
&nalisis 'utir Soal
diajarkan ulang, (b) tanda-tanda terhadap kelebihan dan kelemahan pada kurikulum sekolah, (c) memberi masukan kepada sis#a, (d) tanda-tanda kemungkinan adanya butir soal yang bias, (e) merakit tes yang memiliki ketepatan data soal. 1ontoh % *es formatif 6P&, ? soal bentuk pilihan ganda, option 4, dengan proporsi soal mudah, 9 soal sedang dan soal sukar, jumlah sis#a A ? orang.
Dalam mencari indeks kesukaran menggunakan rumus yang telah ditulis di atas% P A '3 A <3? P A ?,>? Dari contoh di atas diperoleh hasil, yaitu % soal nomor , 0, 4, 5, < dan >, terdapat kesesuaian antara judgement dengan hasil analisa, soal nomor yang di judgement mudah ternyata termasuk soal sedang, soal nomor 9 yang di judgement sedang ternyata termasuk soal mudah, soal nomor ; yang dijudgement sedang, ternyata termasuk sukar dan soal nomor ? yang dijudgement sukar, ternyata termasuk soal sedang. &tas dasar hasil di atas, soal yang harus diperbaiki adalah%
&nalisis 'utir Soal
Soal nomor , diturunkan ke dalam kategori mudah, Soal nomor 9, dinaikkan ke dalam kategori sedang, Soal nomor ; diturunkan ke dalam kategori sedang, Soal nomor ?, dinaikkan ke dalam kategori sukar.
2.
Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara sis#a yang menguasai materi yang ditanyakan dan sis#a yang belum menguasai materi yang diujikan. Daya pembeda butir soal memiliki manfaat berikut. Pertama untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya. 'erdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi atau ditolak. Kedua, untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing soal dapat mendeteksi atau membedakan kemampuan sis#a, yaitu sis#a yang telah memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru. &pabila suatu soal tidak dapat membedakan kedua kemampuan sis#a itu maka butir soal itu dapat dicurigai kemungkinannya% a) /unci ja#aban butir soal itu tidak tepat. b) 'utir soal itu memiliki atau lebih kunci ja#aban yang benar. c) /ompetensi yang diukur tidak jelas. d)Pengecoh tidak berfungsi. e)+ateri yang ditanyakan terlalu sulit, sehingga banyak sis#a yang menebak dan f) Sebagian besar sis#a yang memahami materi yang ditanyakan berpikir ada yang salah informasi dalam butir soalnya. !ntuk menentukan daya pembeda dibedakan menjadi kelompok kecil (kurang dari ?? orang) dan kelompok besar (?? orang ke atas).
1)
!ntuk kelompok kecil seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar, 5?B kelompok atas dan 5?B kelompok ba#ah.
0 &nalisis 'utir Soal
1ontoh% Sis#a
Skor
&
>
'
<
1
;
D
;
C
9
2
5
:
5
"
4
6
4
0
KELOMPOK ATAS (JA)
KELOMPOK A!A" (J)
Seluruh pengikut tes, dideretkan mulai dari skor teratas sampai terba#ah, lalu dibagi . 2)
!ntuk kelompok besar +engingat biaya dan #aktu untuk menganalisis, maka untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu ;B skor teratas sebagai kelompok atas ( &) dan ;B skor terba#ah sebagai kelompok ba#ah ( '). & A jumlah kelompok atas ' A jumlah kelompok ba#ah 1ontoh % > > < < < . . . -
;B sebagai &
4 &nalisis 'utir Soal
. . . . . .
;B sebagai '
?
$umus untuk menentukan daya pembeda (indeks diskriminasi) adalah% DA-
A-
Di mana, A jumlah peserta tes
& '
A banyaknya peserta kelompok atas A banyaknya peserta kelompok ba#ah
'& A banyaknya peserta kelompok atas yang menja#ab soal itu dengan benar '' A banyaknya peserta kelompok ba#ah yang menja#ab soal itu dengan benar P& A proporsi peserta kelompok atas yang menja#ab benar (ingat, P sebagai indeks kesukaran) P' A proporsi peserta kelompok ba#ah yang menja#ab benar "asil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar peserta tes yang sudah memahami materi yang diujikan dengan
5 &nalisis 'utir Soal
peserta tes yang belum atau tidak memahami materi yang diujikan. &dapun klasifikasinya adalah seperti berikut% D % ?,?? E ?,? FF jelek D % ?,? E ?,4? FF cukup D % ?,4? E ?,;? FF baik D % ?,;? E ,?? FF baik sekali D % negatif, semuanya tidak baik. adi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. 1ontoh Perhitungan Dari hasil analisis tes yang terdiri dari ? butir soal yang dikerjakan oleh ? orang sis#a, terdapat dalam tabel sebagai berikut% sis#a
kelompok
.ilai soal
Skor
0
4
5
9
;
<
> ?
sis#a
&
'
?
?
?
?
(
?
5
'
&
?
?
?
;
1
&
?
?
(
<
D
'
?
?
?
?
(
?
5
C
&
(
?
2
'
?
?
?
(
?
9
:
'
?
?
?
?
(
9
"
'
?
?
?
?
9
6
&
?
?
(
<
&
?
?
(
?
;
/
&
?
?
(
?
;
G
'
?
?
?
?
?
5
+
'
?
?
?
?
?
?
?
0
&
?
?
?
(
;
9 &nalisis 'utir Soal
H
&
?
>
P
'
?
?
?
?
?
?
?
0
I
&
?
?
<
$
&
?
?
<
S
'
?
?
?
?
9
*
'
?
?
?
?
9
5
umlah
< 9 9 5 ; ? ?
'erdasarkan nama-nama sis#a dapat kita peroleh skor-skor sebagai berikut% &A 5
2A9
/A;
PA0
'A;
:A9
GA5
IA<
1A<
"A9
+A0
$A<
DA5
6A<
A;
SA9
C A ?
A;
HA>
*A9
Dari angka-angka yang belum teratur kemudian dibuat array (urutan penyebaran), dari skor yang paling tinggi ke skor yang paling rendah.
/elompok atas
/elompok ba#ah
?
9
>
9
<
9
<
9
<
9
<
5
;
5
;
5
;
0
;
0
? orang
? orang
&rray ini sekaligus menunjukkan adanya kelompok atas ( &) dan kelompok ba#ah ( ') dengan pemiliknya sebagai berikut%
; &nalisis 'utir Soal
/elompok atas (D&)
/elompok ba#ah (D')
'A;
&A 5
1A<
DA5
C A ?
2A9
6A<
:A9
DA;
"A9
/A;
GA5
. A ;
+A0
HA>
PA0
IA<
SA9
$A<
*A9
? orang
? orang
Perhatikan pada tabel analisis ? butir soal ? sis#a. Dibelakang nama sis#a dituliskan huruf & atau ' sebagai tanda kelompok. "al ini mempermudah menentukan ' & dan ''. '& A banyaknya sis#a yang menja#ab benar pada kelompok atas (&)
'' A banyaknya sis#a yang menja#ab benar pada kelompok ba#ah (') Sudah disebutkan di atas bah#a soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan antara anak pandai dengan anak bodoh, dilihat dari dapat dan tidaknya mengerjakan soal itu. +arilah kita perhatikan tabel analisis lagi, khusus untuk butir soal nomor . 1
Dari kelompok atas yang menja#ab betul < orang
2
Dan kelompok ba#ah yang menja#ab betul 0 orang
< &nalisis 'utir Soal
/ita terapkan dalam rumus indeks diskriminasi% & A ?
' A ? P& A ?,<
'& A <
P' A ?,0 '' A 0
+aka, D A P& - P' 1=
?,< E ?,0
2=
?,5
Dengan demikian, maka indeks diskriminasi untuk soal nomor adalah ?,5 (Daya pembeda baik, soal diterima). Sekarang kita perhatikan butir soal nomor <% & A ?
' A ? P& A ?,<
'& A <
P' A ?,> '' A >
+aka, D A P& - P' 1=
?,< E ?,>
2=
-?,
'utir soal ini jelek karena lebih banyak dija#ab benar oleh kelompok ba#ah dibandingkan dengan ja#aban benar dari kelompok atas. 6ni berarti bah#a untuk menja#ab soal dengan benar, dapat dilakukan dengan menebak.
3.
2ungsi pengecoh (distracter function) Pada saat membicarakan tes objektif bentuk multiple choice item tersebut untuk setiap butir item yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar telah dilengkapi dengan beberapa kemungkinan ja#ab, atau yang sering dikenal dengan istilah option atau alternatif. Hption atau alternatif itu jumlahnya berkisar antara 0 sampai dengan 5 buah, dan
> &nalisis 'utir Soal
dari kemungkinan-kemungkinan ja#aban yang terpasang pada setiap butir item itu, salah satu diantaranya adalah merupakan ja#aban betul (kunci ja#aban), sedangkan sisanya adalah merupakan ja#aban salah. a#aban-ja#aban salah itulah yang biasa dikenal dengan istilah distractor (pengecoh). 2ungsi pengecoh dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar peserta yang tidak memiliki kunci ja#aban (option) pada bentuk soal pilihan ganda. !ntuk soal pilihan ganda, alternatif ja#aban menurut kaidah harus homogen dan logis sehingga setiap pilihan ja#aban (opition) dapat berfungsi atau ada yang memilih. Setiap pengecoh dapat dikatakan berfungsi apabila ada yang memilih. Setiap pengecoh dapat dikatakan berfungsi apabila terpilih minimal sebanyak 5B dari jumlah peserta.untuk menghitungnya dapat digunakan rumus sebagai berikut% #
#
#
J ??B
#
#
+enganalisis fungsi distraktor sering dikenal dengan istilah lain, yaitu % menganalisis pola penyebaran ja#aban item. &dapun yang dimaksud dengan pola penyebaran ja#aban item adalah suatu pola yang dapat menggambarkan bagaimana testee menentukan pilihan ja#abnya terhadap kemungkinan-kemungkinan ja#ab yang telah dipasangkan pada setiap butir item. Suatu kemungkinan dapat terjadi, yaitu bah#a dari keseluruhan alternatif yang dipasang pada butir item tertentu, sama sekali tidak dipilih oleh testee. Dengan kata lain, testee menyatakan Kblangko. Pernyataan blangko ini sering dikenal dengan istilah omit dan biasa diberi lambang dengan huruf H. Sebagai tindak lanjut atas hasil penganalisaan terhadap fungsi distraktor tersebut maka distraktor yang sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik dapat dipakai lagi pada tes-tes yang akan datang, sedangkan distraktor yang belum dapat berfungsi dengan baik sebaiknya diperbaiki atau diganti dengan distraktor yang lain (&nas, ?%4?<).
? &nalisis 'utir Soal
1ontoh perhitungan% Dari analisis sebuah item, polanya diketahui sebagai berikut% Pilihan a#aban
&
'
1L
D
H
umlah
/elompok atas
5
;
5
0
?
0?
/elompok ba#ah
<
<
9
5
0
0?
umlah
0
5
<
0
9?
1 diberi tanda (L) adalah kunci ja#aban. Dari pola ja#aban soal ini dapat dicari% 1) P A 39? A ?,05 2) D A P& E P' A 530? - 930? A >30? A ?,0? 3) Distraktor % semua distraktornya sudah berfungsi dengan baik karena sudah dipilih oleh lebih dari 5B pengikut tes. 4) Dilihat dari segi omit (kolom paling kanan) adalah baik. Sebuah item dikatakan baik jika omitnya tidak lebih dari ?B pengikut tes. (5B dari pengikut tes A 5B J 9? orang A 0 orang) (?B dari pengikut tes A ?B J 9? orang A 9 orang) Sebenarnya ketentuan ini hanya berlaku untuk tes pilihan ganda dengan 5 alternatif dan P A ?,. *etapi demi praktisnya diberlakukan semua. 4.
$eliabilitas Skor *es $ealibilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen, reliabilitas tes berkenaan dengan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada #aktu yang sama pada #aktu atau kesempatan yang berbeda.
&nalisis 'utir Soal
+enurut :ronlun, ada empat faktor yang dapat mempengaruhi reliabilitas, yaitu % 1.
Panjang tes, yaitu banyaknya soal tes. &da kecenderungan, semakin panjang suatu tes akan lebih tinggi tingkat reliabilitas suatu tes, karena semakin banyak soal, maka akan semakin banyak sampel yang diukur dan proporsi ja#aban yang benar semakin semakin banyak, sehingga faktor tebakan akan semakin rendah.
2.
Sebaran skor, besarnya sebaran skor akan membuat tingkat reliabilitas menjadi lebih tinggi, /arena koefesien reliabilitas yang lebih besar diperoleh ketika peserta didik tetap pada posisi yang relative sama dalam satu kelompok pengujian ke pengujian berikutnya. Dengan kata lain, peluang selisih dari perubahan posisi dalam kelompok dapat memperbesar koefesien reliabilitas.
3.
*ingkat
kesukaran,
dalam penilaian
yang
menggunakan
pendekatan penilaian acuan norma, baik untuk soal yang mudah maupun sukar, cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang rendah. "al ini disebabkan antara hasil tes yang mudah dengan hasil tes yang sukar keduanya dalam satu sebaran skor yang terbatas. !ntuk tes yang mudah, skor akan berada dibagian atas dan akhir dari skala penilaian. 'agi kedua tes (mudah dan sukar), perbedaan antar peserta didik kecil sekali dan cenderung tidak dapat dipercaya. *ingkat kesukaran soal yang ideal untuk meningkatkan
koefesien
reliabilitas
adalah
soal
yang
menghasilkan sebaran skor berbentuk genta atau kurva normal. 4.
Hbjektivitas, menunjukkan skor tes kemampuan yang sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya. Peserta didik memperoleh hasil yang sama dalam mengerjakan suatu tes. ika peserta didik memiliki tingkat kemampuan yang
&nalisis 'utir Soal
sama, maka akan memperoleh hasil tes yang sama pada saat mengerjakan tes yang sama. Hbjektivitas prosedur tes yang tinggi akan memperoleh reliabilitas hasil tes yang tidak dipengaruhi oleh prosedur penskoran. /onsep reliabilitas mendasari kesalahan pengukuran yang mungkin terjadi pada suatu proses pengukuran atau pada nilai tunggal tertentu, sehingga menimbulkan perubahan pada susunan kelompoknya. +isalnya, guru mengetes peserta didik dengan instrumen tertentu dan mendapat nilai ;?. /emudian pada kesempatan yang berbeda dengan instrumen yang sama, guru melakukan tes kembali, ternyata peserta didik tersebut mendapat nilai ;5. &rtinya, tes tersebut tidak reliabel, karena terjadi kesalahan pengukuran.
*es
yang
reliabel
adalah
apabila
koefesien
reliabilitasnya tinggi dan kesalahan baku pengukurannya rendah. +enurut perhitungan product-moment dari Person, ada tiga macam reliabilitas, yaitu koefesien stabilitas, koefesien ekuivalen dan koefesien konsistensi internal. a(
!oe"esien Sta&ilitas enis reliabilitas yang menggunakan teknik test and retest , yaitu memberikan tes kepada sekelompok individu, kemudian diadakan pengulangan tes pada kelompok yang sama dengan #aktu yang berbeda. 1ara memperoleh koefesien stabilitas adalah dengan mengorelasikan hasil tes pertama dengan hasil tes kedua dari kelompok yang sama, tes yang sama, pada #aktu yang berbeda. ika antara #aktu tes pertama dengan tes yang kedua cukup lama, kemudian diadakan latihan-latihan tambahan, maka bisa jadi nilai tes yang kedua akan lebih besar daripada tes yang pertama. Sebaliknya, jika antara #aktu tes pertama dengan tes kedua relatif pendek, maka nilai tes kedua bisa jadi sama atau
0 &nalisis 'utir Soal
lebih besar daripada tes pertama karena soal dan ja#aban masih dapat diingat. /esalahan teknis ini dapat bersumber dari berbagai faktor, sehingga menyebabkan peserta didik mempunyai skor yang berbeda pada saat dua kali mengerjakan tes yang sama. 'isa saja perubahan skor yang terjadi bukan disebabkan perubahan hal yang diukur, tetapi memang karena situasi yang berbeda atau pengalaman dari peserta didik pada saat mengikuti tes yang pertama, sehingga ketika mengerjakan tes yang kedua, peserta didik lebih berhati-hati dan lebih baik hasilnya. /eunggulan teknik ini adalah dapat memperkecil kemungkinan masuknya sumber
kesalahan
yang
lain.
amun,
patut
juga
dipertimbangkan bah#a penggunaan kelompok yang sama dan tes yang sama dalam dua kali tes akan mempengaruhi hasil tes yang kedua, karena responden sudah memiliki pengalaman mengerjakan tes yang pertama. "al ini sekaligus menunjukan kelemahan teknik test and retest.
&(
!oe"esien ekui)alen ika mengorelasikan dua buah tes yang parallel pada kelompok dan #aktu yang sama. +etode yang digunakan untuk memperoleh
koefesien
ekuivalen
adalah
metode
dengan
menggunakan dua buah bentuk tes parallel or alternate-forms method. Syarat-syarat yang harus dipenuhi kedua tes parallel adalah criteria yang dipakai pada kedua tes sama., masing-masing tes dikonstruksikan tersendiri, jumlah item, isi, dan corak sama, tingkat kesukaran sama, petunjuk #aktu yang disediakan untuk mengerjakan tes dan contoh-contoh juga sama. /emungkinan kesalahan pada teknik ini bersumber dari derajat keseimbangan antara dua tes tersebut, serta kondisi tempat yang mungkin
4 &nalisis 'utir Soal
berbeda pada kelompok tes pertama dengan kelompok tes kedua, meskipun dilakukan pada #aktu yang sama.
(
!oe"esien konsistensi internal
$eliabilitas yang didapat dengan jalan mengorelasikan dua buah tes dari kelompok yang sama, tetapi diambil dari butir butir yang bernomor genap untuk tes yang pertama dan butir butir bernomor ganjil untuk tes yang kedua. *eknik ini sering disebut split-half method . Split berarti membelah dan half berarti setengah atau separuh. adi, split-half adalah tes yang dibagi
menjadi
dua
bagian
yang
sama,
kemudian
mengorelasikan butir soal yang bernomor ganjil dalam belahan pertama (M) dan yang bernomor genap dalam belahan kedua (). untuk membagi tes menjadi dua bagian dapat juga dilakukan dengan jalan mengambil nomor soal secara acak, tetapi jumlahnya tetap harus sama untuk masing-masing kelompok. Disamping itu, pembagian tes dapat juga dilakukan dengan cara setengah bagian pertama untuk kelompok pertama dan setengah lagi untuk kelompok kedua. !ntuk menghitung koefisien stabilitas, koefisien ekuivalen dan koefisien konsistensi internal dapat digunakan analisis korelasi
seperti
pada
pengujian
validitas.
/husus
bagi
perhitungan koefisien konsistensi internal, korelasi tersebut baru sebagian dari seluruh tes. !ntuk memperoleh angka koefisien korelasi secara menyeluruh dari tes tersebut harus dihitung dari nomor-nomor kedua tes itu dengan rumus Spearman 'ro#n. $ %&$ A %' ( %) %&$
/eterangan % r % korelasi
5 &nalisis 'utir Soal
n % panjang tes yang selalu sama dengan karena seluruh tes A JN 1ontoh % ? orang peserta didik dites dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (6P&) dan ilmu pengetahuan sosial (6PS). umlah soal masingmasing lima buah. Dua buah nomor genap diambil dari hasil tes 6P& dan tiga buah nomor ganjil diambil dari hasil tes 6PS. Data diperoleh sebagai berikut % ilai ? orang Peserta Didik Dalam +ata Pelajaran 6P& dan6PS Skor 6P& o.
ama
Skor 6PS o. :anjil (,0 dan 5)
:enap ( dan 4)
&
<
9
<
;
?
'
;
;
9
;
5
1
5
9
9
9
9
D
<
9
;
9
>
C
5
9
5
5
5
2
4
;
4
9
9
:
5
>
;
5
5
"
;
5
<
5
4
6
;
<
4
>
;
>
5
>
>
4
Perhitungan /oefisien /onsistensi 6nternal M
J
y
J
4
5
O
O9
4
<
O
<
4
y
Jy
09
9
-
-
-
-
4
O
O0
>
0
5
-
-4
4
9
<
9 &nalisis 'utir Soal
9
-
-0
4
>
9
4
;
O
-
4
-
;
-
-
4
5
?
O
O
4
4
O
O0
>
0
0?
>?
>?
>
M
bar M bar
A 0
A>
*
0(*
$
) (*
$+
A
A
$+
A
$+
A ,-./
$
)
0($$)(+,)
0%+1,
22-/,
!ntuk menghitung seluruh tes itu, dapat digunakan rumus spearman bro#n sebagai berikut % $
A
%&$
A
($)(,-./)
%'( %) %&$
%'($%)(,&./)
%-3,
A ,-414
%-./
Disamping itu, dapat pula digunakan teknik kuder-richardson (dua orang ahli psikometri yang merumuskan persamaan untuk mencari reliabilitas) yang lebih populer dengan istilah /$ ?. Salah satu /r ? adalah sebagai berikut % $
(
)
$
%
1ontoh % ? orang peserta didik di tes dengan ? butir soal bentuk objektif. "asil perhitungan adalah sebagai berikut % ama omor Soal
M
M
0
4
5
9
;
<
>
?
&
?
?
?
;
4>
'
?
?
<
94
1
?
>
<
D
?
?
?
?
9
09
C
?
?
?
;
4>
; &nalisis 'utir Soal
2
?
?
?
?
?
5
5
:
?
?
?
?
9
09
"
?
?
?
;
4>
6
?
?
?
?
?
?
4
9
?
?
?
?
?
?
?
0
>
;
;
<
9
9
4
5
9
9
;
9
44
P
?,; ?,; ?,< ?,9 ?,9 ?,4 ?,5 ?,9 ?,9
?,;
I
?,0 ?,0 ?, ?,4 ?,4 ?,9 ?,5 ?,4 ?,4
?,0
p.
?, ?, ?, ?,
?, ?, ?, ?, ?,
?,
4
9
4
4
5
4
4
/eterangan % p A proporsi peserta didik yangmenja#ab soal betul dari suatu butir soal A - p * $ (* )$
$
%, (2%2)(.$)$
A
( %)
2%2,3122
A
%,(%,%)
$+.
A
+,
+,
A
0,<< k A? (jumlah butir soal) * & $-$2 $
$,
%,
(
)
3-$$1 $-$2
(
)
$
%
%, %
3-$11
%-%% (,-3%1) ,-3/
*eknik /uder-$ichardson biasanya digunakan jika suatu instrumen mengukur satu gejala psikologis atau perilaku yang sama. &rtinya, tes tersebut dapat dikatakan reliabel bilaterbukti ada konsistensi ja#aban antara soal yang satu dengan soal yang lain. ika sifat dan tingkatan homoginitas antar soal tidak terpenuhi,makates tersebut dianggap mengukur lebih dari satu variabel. ika dalam suatu testerdapat lebih dari satu skala pengukuran atau mengukur lebih darisatuvariabel.jika
< &nalisis 'utir Soal
dalam suatu tes terdapat lebih dari satu skala pengukuran atau mengukur lebih dari satu variabel dan setiap variabel memiliki beberapa aspek, maka pengecekan reliabilitasdilakukan terhadap masing-masing skala pengukuran. *eknikini lebih cocok untuk tes yang menggunakan soal dua pilihan dengan salah satu ja#aban benar. *eknik lain yang biasa digunakan untukmenguji konsistensi internal dari suatu tes adalah 1ronbachQs &lpha atau koefisien alpha. Perbedaannya dengan teknik /uder- $ichardson adalah teknik ini tidak hanya digunakan untuk tes dengan dua pilihan saja, tetapi penerapannya
lebih
luas,
seperti
menguji
reliabilitas
skala
pengukuran sikap dengan tiga, lima atau tujuh pilihan. &dapun rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien alpha adalah % *
(%
) $
%
/eterangan % $ A jumlah butir soal $ $
A varian butir soal
Avarianskor total
!ntuk butir soal yang bersifat dikotomi seperti pilihan-ganda. 7arian butir soal diperoleh dengan rumus% $
/eterangan % Pi adalah tingkat kesukaran soal dan i adalah (- )
5.
7aliditas tes 7aliditas merupakan syarat yang penting dalam suatu alat evaluasi. 7aliditas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau shahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi
ukurnya.
'eberapa
kriteria
dipilih
$
untuk
memperlihatkan keefektifan terhadap peramalan performance yang akan datang (yang akan terjadi), kriteria yang lain untuk menunjukkan status yang muncul, kriteria yang lain lagi untuk menimbulkan sifat-
> &nalisis 'utir Soal
sifat yang representatif dari luasnya isi atau tingkah laku, dan kriteria yang lain lagi untuk (melengkapi) penyediaan data atau untuk menunjang atau menolak beberapa teori psikologis. Sebagaimana dikemukakan oleh Scarvia '. &nderson dalam bukunya KCncyclopedia of Cducational Cvaluation‖ disebutkan bah#a K & test is valid it measure #hat it purpose to measure‖ (sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur). 7aliditas suatu instrumen evaluasi, tidak lain adalah derajat yang menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. 7aliditas suatu instrumen evaluasi mempunyai beberapa makna penting di antaranya sebagai berikut% 1.
7aliditas berhubungan dengan ketepatan interpretasi hasil tes atau instrumen evaluasi untuk grup individual dan bukan instrumen itu sendiri.
2.
7aliditas diartikan sebagai derajat yang menunjukkan kategori yang bisa mencakup kategori rendah,menengah, dan tinggi.
3.
Prinsip suatu tes valid, tidak universal. 7aliditas suatu tes yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah bah#a ia hanya valid untuk suatu tujuan tertentu saja. *es valid untuk bidang studi metrologi industri belum tentu valid untuk bidang yang lain
misalnya bidang mekanika teknik. 7aliditas suatu alat evaluasi, bukanlah merupakan ciri yang absolut atau mutlak. Suatu tes dapat memiliki validitas yang tinggi , sedang, rendah, tergantung kepada tujuannya. Secara metodologis, validitas suatu tes dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), validitas konkuren (concurrent validity), dan validitas prediksi ( predictive validity). 1.
*ali#itas Isi
7aliditas isi artinya ketepatan daripada suatu tes dilihat dari segi isi tersebut. Suatu tes hasil belajar dikatakan valid, apabila
0? &nalisis 'utir Soal
materi tes tersebut benar-benar merupakan bahan-bahan yang representatif terhadap bahan-bahan pelajaran yang diberikan. !ntuk mendapatkan validitas isi memerlukan dua aspek penting, yaitu valid isi dam valid teknik sampling. 7alid isi mencakup khususnya, hal-hal yang berkaitan dengan apakah item-item evaluasi menggambarkan pengukuran dalam cakupan yang ingin diukur. Sedangkan valid teknik sampling pada umumnya berkaitan dengan bagaimanakah baiknya suatu sample item tes mempresentasikan total cakupan isi. Hleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas ini sering disebut validitas kurikuler. 7aliditas isi dapat diusahakan tercapainya
sejak penyusunan dengan
memerinci
materi
kurikulum atau materi buku pelajaran. +isalnya untuk sis#a kelas 6 S+! akan diberikan tes +atematika, maka item-itemnya harus diambil dari materi pelajaran kelas 6, apabila kita sisipkan dan item-item yang diambil dari materi pelajaran kelas 666 maka tes tersebut sudah tidak valid lagi. 7aliditas
isi
pada
umumnya
ditentukan
melalui
pertimbangan para ahli. *idak ada formula matematis untuk menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukkan secara pasti. &kan tetapi, untuk memberikan gambaran bagaimana suatu tes divalidasi dengan menggunakan validitas isi, pertimbangan ahli tersebut dilakukan dengan cara seperti berikut. Pertama, para ahli diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak divalidasi. /emudian mereka diminta untuk mengoreksi interpretasi item-item yang telah dibuat. Pada akhir perbaikan,
mereka
juga
diminta
untuk
memberikan
pertimbanga-pertimbangan tentang bagaimana baik interpretasi tes evaluasi tersebut menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur. Pertimbangan ahli tersebut biasanya juga menyangkut, apakah semua aspek yang hendak diukur telah dicakup melalui
0 &nalisis 'utir Soal
interpretasi item pertanyaan dalam tes. &tau dengan kata lain perbandinga dibuat antara apa yang harus dimasukkan dengan apa yang ingin diukur yang telah direfleksikan menjadi tujuan tes.
&.
*ali#itas !onstruk 7alidasi konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur sebuah konstruk sementara. !ntuk menentukan adanya validitas konstruk suatu tes dikorelasikan dengan suatu konsepsi atau teori, item-item dalam tes itu harus sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan dalam konsepsi tadi, yaitu konsepsi tentang obyek yang akan dites. !ntuk mengetahui apakah suatu tes memenuhi syarat-syarat validitas konstruksi atau tidak maka kita harus membandingkan susunan tersebut telah memenuhi syaratsyarat penyusunan tes maka berarti tes tersebut memenuhi syarat validitas
konstruksi,
apabila
tidak
memenuhi
syarat-syarat
penyusunan tes berarti tidak memenuhi validitas konstruksi. Proses melakukan validasi konstruk dapat dilakukan dengan cara melibatkan hipotesis testing yang dideduksi dari teori yang menyangkut dengan konstruk yang relevan. +isalnya jika suatu teori kecemasan menyatakan bah#a seseorang yang memiliki kecemasan yang lebih tinggi akan bekerja lebih lama dalam menyelesaikan suatu problem, dibanding dengan orang yang memiliki tingkat kecemasan rendah. ika terjadi orang yang cemasnya tinggi ternyata kemudian bekerja sebaliknya yaitu lebih cepat, ini bukan berarti bah#a tes yang sudah baku tadi berarti tidak mengukur kecemasan orang. &tau dengan kata lain hipotesis yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dengan kecemasan tinggi tidak benar. Dari kasus tersebut mengindikasikan bah#a konstruksi yang berhubungan dengan orang yang memiliki kecemasan tinggi memerlukan kajian ulang, guna mengadakan koreksi dan penyesuaian kembali.
0 &nalisis 'utir Soal
3.
*ali#itas !onkuren
ika hasil suatu tes mempunyai korelasi yang tinggi dengan hasil dari suatu alat pengukur lain terhadap bidang yang sama pada #aktu yang sama pula, maka tes itu dikatakan memiliki konkuren validity. 7aliditas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. ika istilah Ksesuai tentu ada dua hal yang dipasangkan dalam hal ini hasil tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada.
1ara-cara membuat tes dengan validitas konkruen dapat dilakukan dengan beberapa langkah seperti berikut. 1.
&dministrasi tes yang baru yang dilakukan terhadap grup atau anggota kelompok
2.
1atat tes baku yang ada termasuk berapa koefisien validitasnya jika ada
3.
"ubungkan atau korelasikan dua tes skor tersebut "asil yang dicapai atau koefisien validitas yang muncul
menunjukkan derajat hubungan validitas tes yang baru. jika koefisien tinggi, berarti tes yang baru tersebut mempunyai validitas konkruen yang baik. Sebaliknya, tes yang baru dikatakan mempunyai validitas konkruen yang jelek, apabila koefisien yang dihasilkan rendah. *es mental merupakan contoh nyata terapan suatu tes pembeda (validitas konkruen yang melibatkan penentuan tes ) yang sering ditemui dalam kasus psikologi. ika hasil skor suatu tes dapat digunakan degan cara benar untu mengklarifikasi orang yang satu dengan orang lainnya, maka validitas konkruen tes tersebut memiliki daya pembeda yang baik.
00 &nalisis 'utir Soal
#.
*ali#itas Pre#iksi
+emprediksi
artinya
meramal,
dan
meramal
selalu
mengenai hal yang akan datang jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan mendatang. enis validitas ini menunjukkan kenyataan jika ujian yang dimaksud dihubungkan dengan kriteria-kriteria tentang hasil karya atau kesuksesan di masa depan. Demikianlah jika suatu tes bakat skolastik diberikan pada sis#a-sis#a S+! dikorelasikan dengan prestasi mereka di perguruan tinggi, maka kenyataan yang diperoleh itu akan menunjukkan validitas prediksi. 6nstrumen validitas prediksi mungkin bervariasi bentuknya tergantung beberapa faktor misalnya kurikulum yang digunakan, buku pegangan yang dipakai, intensitas mengajar dan letak geografis atau daerah sekolah. ang perlu diperhatikan saat melakukan tes validasi ini yaitu perlu memperhatikan proses dan cara membandingkan instrumen yang divalidasi dengan tes yang dibakukan. Perlu disadari bah#a skor tes yang dihasilkan juga memiliki sifat ketidak sempurnaan. /etika kriteria telah diidentifikasi dan ditentukan, prosedur selanjutnya adalah menentukan validitas prediksi suatu tes dengan cara seperti berikut. 1)
'uat item tes sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
2)
*entukan kelompok yang dijadikan subyek dalam pilot Study
3)
6dentifikasi kriterion prediksi yang hendak dicapai
4)
*unggu sampai tingkah laku yang diprediksi atau variabel kriteria muncul dan terpenuhi dalam kelompok yang telah ditentukan
5)
1apai ukuran-ukuran kriteria tertentu
6)
/orelasikan dua set skor yang dihasilkan
04 &nalisis 'utir Soal
You're Reading a Preview Unlock full access with a free trial.
Download With Free Trial
You're Reading a Preview Unlock full access with a free trial.
Download With Free Trial
You're Reading a Preview Unlock full access with a free trial.
Download With Free Trial
You're Reading a Preview Unlock full access with a free trial.
Download With Free Trial
You're Reading a Preview Unlock full access with a free trial.
Download With Free Trial
D
o
M 5
<
$J <
$y ;,5
D ?,5
?,5
;
<
0,5
,5
4
0
<
;
,5
4,5
-0
>
4
5
5
<
>,5
-,5
,5
5
9
;
5,5
4,5
9
;
;
0,5
4,5
-
;
4
5
?
>,5
?,5
?,5
<
5
;
<
4,5
0,5
,5
>
<
<
,5
,5
?
?
?
9
9
5,5
;,5
-
4 04
.5
rA?,;> 3.
$
( $ %)
. (32)
A-
%, (%,$ %)
$,2
A-
++,
*eknik Diagram Pencar Scatter Dia!ram)
/orelasi ini dapat digunakan apabila data berbentuk nominal.
A E ?,?9 A
kedua variabel 06 8 $$ (8 $) 7 6 8 $ (8 ) 7
1ontoh %
$umus % r A +&*C+& *6/&
589 )
(8
)(8
4? &nalisis 'utir Soal
You're Reading a Preview Unlock full access with a free trial.
Download With Free Trial
You're Reading a Preview Unlock full access with a free trial.
Download With Free Trial
You're Reading a Preview Unlock full access with a free trial.
Download With Free Trial
BAB III PENUTUP
1. !esim+ulan 1 &nalisis butir soal secara kualitatif dilaksanakan berdasarkan kaidah penulisan soal (tes tertulis, perbuatan, dan sikap). &da beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis butir soal secara kualitatif, diantaranya adalah teknik moderator dan teknik panel. 1) Teknik mo#erator merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya terdapat satu orang sebagai penengah. 2) Teknik Panel yakni suatu teknik menelaah butir soal berdasarkan kaidah penulisan butir soal. 2 &nalisis butir soal secara kuantitatif adalah analisis butir soal didasarkan pada data empirik. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. &da dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif, yaitu% 1.
Analisis butir soal secara klasik
adalah proses penelaahan butir
soal melalui informasi dari ja#aban peserta didik tes guna meningkatkan mutu butir
soal
yang
bersangkutan dengan
menggunakan teori tes klasik. &spek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap butir soal ditelaah dari segi% tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, dan penyebaran pilihan ja#aban (untuk soal bentuk obyektif) atau fungsi pengecoh pada setiap pilihan ja#aban, reliabilitas dan validitas soal. 2.
Analisis butir secara modern
yaitu penelaahan butir soal dengan
menggunakan 6tem $esponse *heory (6$*) atau teori ja#aban butir soal. *eori ini merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menja#ab benar suatu scal dengan kemampuan sis#a. ama lain 6$* adalah latent trait theory (G**), atau characteristics curve theory (611).
2 +anfaat menganalisis butir soal, yaitu% 1.
+enentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi dengan baik,
44 &nalisis 'utir Soal
2.
+eningkatkan butir soal melalui tiga komponen analisis yaitu tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh soal,
3.
+eningkatkan validitas soal dan reliabilitas, dan
4.
+erevisi soal yang tidak relevan dengan materi yang diajarkan, ditandai dengan banyaknya anak yang tidak dapat menja#ab butir soal tertentu.
2. Saran /etika kita menjadi pengajar dan pendidik, sebaiknya dalam penyusunan instrument tes, seperti soal tes hendaknya disesuaikan dengan kriteria penyusunan soal yang baik dan benar. Dimana, tingkat kesukarannya diperhatikan, daya pembeda disesuaikan, pengecoh soal berfungsi dengan baik. Dan juga ketika diuji dengan validitas maupun realibilitas sesuai dengan kualitas dan metode pembelajaran yang menjunjung tinggi cita-cita guru 6ndonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
45 &nalisis 'utir Soal