ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN AMENORE
PROGRAM TRANSFER KELAS II.B
DISUSUN OLEH :
ARIF AL AMIN
2014727067
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam masa kanak-kanak ovarium boleh dikatakan masih dalam keadaan
istirahat, belum menunaikan faalnya dengan baik. Baru jika terjadi pubertas
( akil balig ), maka terjadilah perubahan-perubahan dalam ovarium yang
mengakibatkan pula perubahan-perubahan besar pada seluruh badan wanita
tersebut.
Pubertas tercapai pada umur 12-16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan,
bangsa, iklim, dan lingkungan.
Kejadian yang terpenting dalam pubertas ialah timbulnya haid yang pertama
kali (menarche ). Walaupun begitu menarche merupakan gejala pubertas yang
lambat. Paling awal terjadi pertumbuhan payudara ( thelarche ), kemudian
tumbuh rambut kemaluan ( pubarche ), disusul dengan tumbuhnya rambut di
ketiak. Setelah tu barulah terjadi menarche, dan sesudah itu haid datang
secara siklik.
Haid ( menstruasi ) adalah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda
bahwa alat kandungan menunaikan faalnya. Secara fisiologis menstruasi
adalah proses hormonal dalam tubuh wanita sebagai hasil dari pelepasan
ovum. Pelepasan itu terjadi ketika ovum yang ada di ovarium tidak dibuahi.
Amenore adalah absennya perdarahan menstruasi. Amenore normal terjadi pada
wanita prepubertal, kehamilan, dan postmenopause. Pada wanita usia
reproduktif, yang harus diperhatikan pertama kali dalam mendiagnosa
etiologi dari amenore adalah kehamilan. Apabila tidak ada kehamilan,
barulah kita harus mencari alternatif lain untuk mencari etiologi dari
amenore itu sendiri.
Amenore primer : Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder
normal atau 14 tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder; tidak
mendapatkan menstruasi Diagnosa yang terjadi pada amenore primer termasuk
diantaranya vaginal agenesis, sindroma insensitifitas androgen, sinroma
Turner. Diagnosa yang lain tergantung pada pemeriksaan yang lain.
B. TUJUAN
1. Memberikan informasi kepada pembaca apa itu amenore.
2. Memberikan informasi tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
amenore.
3. Menginformasikan kepada pembaca tentang gejala amenore.
4. Memberikan informasi kepada pembaca tentang cara penanganan amenore.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Amenore adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami
menstruasi,meskipun berdasarkan periode mentruasi seharusnya wanita
tersebut mengalami menstruasi. Amenore dapat diklasifikasikan menjadi 2
yaitu :
1. Amenore primer : Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual
sekunder normal atau 14 tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder,
tidak mendapatkan menstruasi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-
sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-
kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik.
2. Amenore sekunder : Ketika wanita yang pernah mendapatkan menstruasi,
tetapi kemudian berhenti setelah periode. Diagnosa yang terjadi pada
amenore primer termasuk diantaranya vaginal agenesis, sindroma
insensitifitas androgen, sinroma Turner. Diagnosa yang lain tergantung
pada pemeriksaan yang lain.
B. ETIOLOGI
1. Amenore Primer :
a. Kelainan kromosom
b. Masalah hipotalamus
c. Hipofisis
d. Kurangnya organ reproduksi
e. Struktural abnormal pada vagina
Disebut Hymen imperforata, yaitu selaput dara tidak berlubang. Sehingga
darah menstruasi terhambat untuk keluar. Biasanya keadaan ini diketahui
bila cewek sudah waktunya mens tetapi belum mendapatkannya. Dia mengeluh
sakit perut setiap bulan. Untuk mengatasi hal ini biasanya dioperasi untuk
melubangi selaput daranya.
Menstruasi anovulatoire, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak
mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim, hingga tidak terjadi haid
atau hanya sedikit. Kurangnya rangsangan hormon ini menyebabkan endometrium
tidak terbentuk dan keadaan ini menyebabkan cewek tidak mengalami masa
subur karena sel telur tidak terbentuk. Pengobatannya dengan terapi hormon.
Gambar. Contoh penyebab amenore sekunder
2. Penyebab Amenore Sekunder
a. Kehamilan
b. Kontrasepsi
c. Menyusui
d. Stres
e. Obat-obatan
f. Ketidakseimbangan hormone
g. Berat badan rendah
h. Olahraga berlebihan
i. Kerusakan tiroid
j. Masalah di jaringan rahim
k. Ketidakcukupan ovarium primer.
Gambar 1. Himen Imperforata
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :
a. Tidak terjadi haid
b. Produksi hormone estrogen dan progesterone menurun.
c. Nyeri kepala
d. Badan lemah
Tanda dan gejala tergantung dari penyebabnya :
a. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan
ditemukan tanda – tanda pubertas seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk
tubuh.
b. Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan
pembesaran perut.
c. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya
adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan
lembab.
d. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit,
dan lengan serta tungkai yang lurus.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore :
a. Sakit kepala
b. Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak
sedang menyusui )
c. Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
d. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
e. Vagina yang kering
f. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola
pria ), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara
D. PATOFISOLOGIS
Tidak adanya uterus, baik itu sebagai kelainan atau sebagai bagian dari
sindrom hemaprodit seperti testicular feminization, adalah penyebab utama
dari amenore primer. Testicular feminization disebabkan oleh kelainan
genetik. Klien dengan aminore primer yang diakibatkan oleh testicular
feminization menganggap dan menyampaikan dirinya sebagai wanita yang
normal, memiliki tubuh feminin. Vagina kadang – kadang tidak ada atau
mengalami kecacatan, tapi biasanya terdapat vagina. Vagina tersebut
berakhir sebagai kantong kosong dan tidak terdapat uterus. Gonad, yang
secara morfologi adalah testis berada di kanal inguinalis. Keadaan seperti
ini menyebabkan klien mengalami amenore yang permanen.
Amenore primer juga dapat diakibatkan oleh kelainan pada aksis hipotalamus-
hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana
terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya,
ketidakadekuatan hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium
untuk melepaskan estrogen dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen
dan progesteron akan menyebabkan tidak menebalnya endometrium karena tidak
ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal ini adalah tipe keterlambatan
pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior, seperti
adenoma pitiutari.
Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenore primer.
Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan
LH yang cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu
menghasilkan estrogen dan progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium
atau gonad tidak berespon terhadap rangsangan FSH dan LH dari hipofisis
anterior. Disgenesis gonad atau prematur menopause adalah penyebab yang
mungkin. Pada tes kromosom seorang individu yang masih muda dapat
menunjukkan adanya hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad
menyebabkan seorang wanita tidak pernah mengalami menstrausi dan tidak
memiliki tanda seks sekunder. Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak
berkembang dan hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat.
Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi hipotalamus-
hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-
ovarium dapat bekerja secara fungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja
disebabkan oleh adanya obstruksi terhadap aliran darah yang akan keluar
uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasi ovarium sperti
kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan amenora
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul maupun tes kehamilan harus dilakukan
untuk menjauhkan dari diagnosa kehamilan. Tes darah yang dapat dilakukan
untuk mengecek kadar hormon, antara lain:
1. Follicle stimulating hormone (FSH).
2. Luteinizing hormone (LH).
3. Prolactin hormone (hormon prolaktin).
4. Serum hormone (seperti kadar hormon testoteron).
5. Thyroid stimulating hormone (TSH).
Tes lain yang dapat dilakukan, meliputi:
1. Biopsi endometrium.
2. Tes genetik.
3. MRI.
4. CT scan.
F. PENATALAKSAN
Pengelolaan pada klien ini tergantung dari penyebab. Bila penyebab adalah
kemungkinan genetic, prognosa kesembuhan buruk. Menurut beberapa penelitian
dapat dilakukan terapi sulih hormone, namun fertilitas belum tentu dapat
dipertahankan.
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea yang
dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas maka diit dan olahraga adalah
terapinya, belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik
yang berlebih juga dapat membantu. Pembedahan atau insisi dilakukan pada
wanita yang mengalami Amenorrhea Primer.
Sedangkan pada Amenore tiroid atau disebabkan oleh gangguan hipofisis dapat
diobati dengan obat-obatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas klien
Nama Suami : Ny. M
Umur : 34 tahun
Suku/bangsa : jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah : Kebomas, Gresik.
Status perkawinan : Kawin
Usia saat kawin : 19 tahun.
Lama perkawinan : ± 5 tahun
B. Alasan datang/ keluhan
Ibu mengatakan ingin KB suntik 3 bulan, dengan keluhan tidak haid
(amenore)
C. Riwayat keluhan sekarang
ibu mengatakan sudah sejak 2 bulan yang lalu tidak haid, padahal sebelumnya
haid ibu normal seperti biasanya.
D. Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun, seperti penyakit
jantung, paru-paru, hipertensi, tumor payudara, tumor kandungan, DM,
pedarahan yang keluar dari kemaluan.
E. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit asma,
kuning, TBC, DM, Hep.B, hipertensi.
F. Riwayat menstruasi
Menarche : 15 thn
Lama haid : 7 hari
Jumlah : 1 pembalut penuh (ganti 2 x/hari)
Flour albus : tidak ada
Keluhan : tidak ada.
Sifat : merah segar, bau anyir, encer.
Tidak ada perdarahan diluar haid.
G. Riwayat seksual
Ibu mengatakan tidak ada gangguan selama melakukan hubungan seksual,
biasanya 2 hari sekalli.
H. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
"No "Anak ke "Type persalinan "
"1. Data Subjektif : "Kecemasan "Perubahan proses "
"Klien menanyakan " "kesehatan "
"tentang penyakitnya " " "
"Klien mengatakan baru " " "
"pertama kali mengalami " " "
"penyakit yang saat ini " " "
"diderita oleh klien " " "
"2.Data Objektif : " " "
"Klien cemas " " "
"Klien tegang " " "
"Klien meremas-remas " " "
"tangannya " " "
"Observasi vital sign : " " "
"TD = 140 / 80mmHg " " "
"ND = 90 x/m " " "
"RR = 16 x/mnt " " "
"Ds : "Kurang pengetahuan "Kuarngnya informasi "
"klien menggatakan tidak" "yang di berikan "
"tau apa itu amenore " " "
"klien menggatakan " " "
"bingung " " "
"Do : " " "
"klien tampak binggung " " "
"klien terlihat banyak " " "
"bertanya. " " "
"Ds:- "Gangguan body image "Biofisik, penyakit, "
"Do: " "dan perseptual. "
"Klien terlihat minder, " " "
"tidak percaya diri, " " "
"perasaan terisolasi, " " "
"interaksi berkurang. " " "
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap perkembangan,
perseptual, dan penyakit
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat
tentang penyakitnya (amenorrhea)
B. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
"Diagnosa "Tujuan dan Kriteria "Intervensi "
"Keperawatan "Hasil " "
"Ansietas "Setelah dilakukan "Kaji tingkat kecemasan : "
"berhubungan dengan "asuhan keperawatan "ringan, sedang, berat, panic "
"status kesehatan "selama .. x 24 jam "Berikan kenyamanan dan "
" "cemas klien dapat "ketentraman hati "
" "teratasi dengan "Beri dorongan pada klien "
" "kriteria hasil : "untuk mengungkapkan pikiran "
" "Cemas berkurang "dan perasaan untuk "
" "Tidak menunjukan "mengeksternalisasikan "
" "perilaku agresif "kecemasan "
" " "Anjurkan distraksi seperti "
" " "nonton tv, dengarkan radio, "
" " "permainan untuk mengurangi "
" " "kecemasan. "
" " "Singkirkan stimulasi yang "
" " "berlebihan "
"Gangguan citra "Setelah diberikan "Gunakan pendekatan yang "
"tubuh berhubungan "asuhan keperawatan "menenangkan "
"dengan biofisik, "selama .. x 24 jam "Berikan informasi factual "
"tahap perkembangan,"klien diharapkan tidak "mengenai diagnosis, tindakan "
"perseptual, dan "mengalami gangguan "prognosis "
"penyakit "citra tubuh dengan "Dengarkan dengan penuh "
" "kriteria hasil : "perhatin "
" "Mengidentifikasi dan "Identifikasi tingkat "
" "mengungkapkan gejala "kecemasan "
" "cemas " "
" "Mengungkapkan tehnik " "
" "mengontrol cemas " "
"Kurang pengetahuan "Setelah dilakukan "Mengkaji tingkat pengetahuan "
"berhubungan dengan "asuhan keperawatan "klien tentang penyakit yang "
"kurang informasi "selama, klien mampu "dideritanya "
"yang didapat "menjelaskan penyakit "Memberikan pengajaran sesuai "
"tentang penyakitnya"dan mampu mengenal "dengan tingkat pemahaman "
"(amenorrhea) "penyakitnya dengan "klien "
" "kriteria hasil : "Memberikan informasi dari "
" "klien mengetahui "sumber-sumber yang akurat dan"
" "tentang penyakitnya "dapat dipertanggungjawabkan "
C. IMPLEMENTASI
"No "Diagnose "Tgl/Jam "Tindakan "
"Dx "Keperawatan " " "
"1 "Ansietas "24/03/2015 "Mengkaji tingkat kecemasan : "
" "berhubungan dengan"09,00.- 09,15 wib"kecemasan "
" "status kesehatan " "H : ringan "
" " " "Memberikan dorongan dan berikan "
" " " "waktu untuk mengungkapkan "
" " " "pikiran dan dengarkan semua "
" " " "keluhanya. "
" " " "R : klien tampak kooperatif "
" " " "Menjelaskan semua prosedur dan "
" " " "pengobatan "
" " " "R: klien menggatakan mengerti "
" " " "dengan apa yang dijelaskan "
" " " "Memberikan dorongan spiritual. "
" " " "R/H : klien kooperatif "
"2 "Gangguan citra "24/03/2015 "2. Mengkaji pandangan klien "
" "tubuh berhubungan "09,00.- 09,15 wib"terhadap penyakitnya "
" "dengan biofisik, " "H : klien mau menceritakan "
" "tahap " "tentang perasaannya "
" "perkembangan, " "R: klien mengatakan malu karna "
" "perseptual, dan " "penyakitnya tersebut "
" "penyakit " "Pukul 9:20 WIB "
" " " "Mengkaji derajat dukungan yang "
" " " "ada untuk klien "
" " " "H: Keluarga klien slalu "
" " " "mendukung dan memberi motivasi "
" " " "R: Klien merasa nyaman saat "
" " " "disamping keluarganya. "
" " " "Pukul 09:57WIB "
" " " "2. Memberi motivasi dan dukungan"
" " " "H: Klien terlihat senang saat "
" " " "di beri motivasi. "
" " " "R: klien mengatkan tidak malu "
" " " "lagi "
" " " "2. Mendiskusikan tentang masalah"
" " " "dan situasi yang membuat klien "
" " " "malu "
"3 "Kurang pengetahuan"24/03/2015 "Memberi pendidikan kesehatan "
" "berhubungan dengan"09,00.- 09,15 wib"tentang amenore "
" "kurang informasi " "Rh: klien mengatakan sudah mulai"
" "yang didapat " "tahu tentang amenore "
" "tentang " " "
" "penyakitnya " " "
" "(amenorrhea) " " "
D. EVALUASI
"No "Diagnosa keperawatan"Jam/ tgl "Evaluasi "
"Dx " " " "
"1 "Ansietas berhubungan"Selasa "S : "
" "dengan status "24-03-2015 "Klien mengatakan sudah mengerti "
" "kesehatan "10:00 "tentang penyakitnya "
" " " "Kilen mengatakan baru pertama kali "
" " " "mengalami penyakit yang saat ini "
" " " "diderita oleh klien "
" " " "O : "
" " " "Cemas (-) "
" " " "Klien lebih rileks "
" " " "Observasi vital sign :TD = 130 / "
" " " "60mmHg, ND = 88 x/mnt, RR = "
" " " "20 x/mnt "
" " " "Observasi vital sign : TD = 130 / 60"
" " " "mmhg, ND = 88x/mnt, RR = 20x/mnt "
" " " "A : Masalah teratasi "
" " " "P : Intervensi dihentikan "
"2 "Gangguan citra tubuh"Selasa " S: "
" "berhubungan dengan "24-03-2015 "Klien mengatakan malu karna "
" "biofisik, tahap "10:10 "tangannya patah. "
" "perkembangan, " "Klien mengatakan merasa senang saat "
" "perseptual, dan " "berada disamping keluarganya "
" "penyakit " "Klien mengatakan tidak malu lagi "
" " " "untuk bergaul. "
" " " "O "
" " " "Keluarga klien slalu mendukung klien"
" " " "Klien terlihat senang "
" " " "A : Masalah harga diri teratasi "
" " " "P : Intervensi dihentikan "
"3 "Kurang pengetahuan "Selasa " S : "
" "berhubungan dengan "24-03-2015 "klien mengatakan sekarang mengetahui"
" "kurang informasi "10:30 "tentang amenore "
" "yang didapat tentang" "O : "
" "penyakitnya " "klien tidak banyak bertanya lagi "
" "(amenorrhea) " "A : Masalah teratasi "
" " " "P : Intervensi di hentikan "
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Secara teori pengkajian dimulai dengan pengumpulan data, pengelompokan,
atau analisa data, dan perumusan diagnosa, pengkajian juga merupakan tahap
pertama dari proses keperawatan
Data yang dikumpulkan berupa: data dasar yaitu semua informasi tentang
klien mencakup : riwayat kesehatan, riwayat keluhan utama, riwayat
kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat psikososial dan
riwayat spiritual.
Berdasarkan hasil pengumpulan data pada kasus Ny.M didapatkan data bahwa.
1. Keadaan umum baik
2. Kesadaran kompos mentis
3. TTV: TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36,5 c
Rr : 20 x/mnt
BB : 46kg
4. Kepala
Inspeksi : Ibu tidak pusing,tidak sakit kepala, rambut bersih.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan abnormal
5. Muka
Inspeksi : Ibu tidak berjerawat, tidak ada flek-flek, tidak oedem,
tidak ada Hyperpigmentasi
6. Mata
Inspeksi : Conjungtiva merah muda, sclera putih, penglihatan
tidak
berkunang Kunang.
7. Mulut
Inspeksi : warna bibir merah muda, bibir lembab, tidak
sariawan.
8. Leher
Palpasi :Tidak ada pembesaran kelenjar lymphe, tidak ada
pembesaran kelenjar Thyroid, tidak ada bendungan vena
jugularis.
9. Dada
Inspeksi :Tidak ada tarikan rongga dada, payudara bersih,
konsistensi kenyal,
Auskultasi : Tidak terdengar ronchi dan wheezing.
10. Perut
Inspeksi : Perut tidak kembung, tidak mual, nafsu makan baik,
BAB lancar, tidak Ada luka bekas operasi.
11. Genetalia
Inspeksi : Tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada
pembesaran
kelenjar Bartholini.
12. Ekstremitas atas-bawah
Inspeksi : Tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada
pergerakan pada
tangan dan Kaki, reflek patella ka-ki +/+
Tidak ada kesenjangan yang didapatkan oleh peneliti antara data yang
didapatkan oleh peneliti melalui hasil pengkajian dengan teori tentang
gejala dan tanda pada klien dengan amenore, hanya saja format pengkajian
yang peneliti gunakan tidak mencakup seluruh aspek yang akan dinilai.
Misalnya saja untuk mengkaji integritas ego, neurosensori, dan
nyeri/kenyamanan.
Sebab dari data hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan data – data yang
termasuk dalam lingkup aspek integritas ego, neurosensori dan yang
menunjang terhadap masaalah keperawatan yaitu kecemasan, kurang pengetahuan
dan gangguan body image
B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan analisa data yang penulis lakukan dengan kasus dispesia pada
Ny.M didapatkan diagnosa keperawatan :
d. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap perkembangan,
perseptual, dan penyakit
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat
tentang penyakitnya (amenorrhea)
Dari ketiga diagnosis keperawatan yang didapatkan peneliti setelah peneliti
melakukan analisa terhadap data objektif dan data subjektif diagnose yang
didapatkan oleh peneliti dari hasil pengkajian tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus.
C. Intervensi
Dalam intervensi tidak didapatkan adanya kesenjangan antara intervesi yang
ada dalam teori dan intervensi yang penulis terapkan dalam praktek.
Alasannya karena semua intervensi yang ada dalam teori telah diterapkan
dalam praktek klinik dilapangan.
D. Implementasi
Pelaksanaan rencana keperawatan mengacu pada rencana yang telah ditetapkan
dalam teori. Namun penulis tidak dapat melaksanakan semua rencana yang ada
dalam teori tapi dapat melaksanakan semua rencana sesuai dengan diagnosa
keperawatan pada Ny.M dengan kasus amenore diruang Teratai Interna RSU
Mokopido Tolitoli.
Pada tahap pelaksanaan ini dalam memberikan asuhan keperawatan penulis
tidak sepenuhnya berada diruangan selama 24 jam. Maka selama penulis tidak
berada diruangan perawatan dilanjutkan oleh perawat yang ada diruangan.
Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam memberikan asuhan keperawatan
pada Ny.M dengan kasus amenore diruang Teratai Interna RSU Mokopido
Tolitoli adalah tidak terpantaunya perawatan secara kontinue yang penulis
rawat, karena tidak sebandingnya jumlah perawat diruangan dengan klien
yang dirawat.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Dalam melaksanakan
evaluasi, penulis menggunakan evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan. Sedangkan
evaluasi hasil dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan yang
telah ditentukan.
Evaluasi yang penulis lakukan pada asuhan keperawatan Ny.M dengan kasus
amenore dilakukan dengan pendekatan SOAP dan didokumentasikan pada catatan
perkembangan.
Dari hasil pelaksanaan tindakan keperawatan yang diamati melalui catatan
perkembangan selama tiga hari, maka hasil yang diperoleh adalah pada
tanggal 24 maret 2015 untuk diagnose pertama, kedua dan ketiga masalah
teratasi semua.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Amenore adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi,
meskipun berdasarkan periode mentruasi seharusnya wanita tersebut mengalami
menstruasi. Amenore dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : Amenore primer
: Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder normal atau 14
tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder; tidak mendapatkan
menstruasi. Dan amenore sekunder : Ketika wanita yang pernah mendapatkan
menstruasi, tidak mendapatkan menstruasi.
B. SARAN
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas diharapkan pembaca dapat
memahami benar apa itu amenore,mengenali tanda dan gejala, serta
penatalaksanaan medis supaya angka kejadian yang disebabkan karena amenore
dapat ditekan/dicegah.
DAFTAR PUSTAKA
Hamilto Persis Mary, Dasar-Dasar Keprawatan Maternitas, Edisi – 6, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1995.
Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidanan Kandungan dan Keluarga Berencana,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.
Lynda Jual Capertino, Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 1998.
Maryanti, Dwi. 2009. "Kesehatan Reproduksi". Yogyakarta: Nuha Medika
Prawirohardjo Sarwono, Prof, Dr, DSOG, Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
NAMA : ARIF AL-AMIN
NPM : 2014727067
SOAL-SOAL : SISTEM REPRODUKSI
1. Sebutkan 2 kelainan menstruasi
1. Hipermenorea.
2. Polimenora
3. Hipomenora.
4. Amenorea
2. Endrometritis kronika dapat ditemukan pada?
1. Pada tuberkulosis
2. Pada polip uterus dengan infeksi
3. Pada tumor ganas uterus
4. 1,2,3 benar semua.
3. Diagnosa apa saja yang mungkin muncul pada seseorang dengan infeksi
sistem reproduksi
1. Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada sistem reproduksi
2. Resiko terhadap infeksi b/d kontak mikrooranisme
3. Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual
4. kurang pengetahuan b/d kurang informasi mengenai penyakit prognosis
dan kebutuhan pengobatan
4. Gejala apa yang tersering terjadi pada endometritis
1. Nyeri panggul
2. Nyeri senggama
3. Nyeri saat kencing
4. Nyeri Haid
5. Seorang ibu N berusia 30 tahun datang kesebuah poli klinik di RS X
dengan keluhan sudah 3 bulan tidak haid berturut-turut setelah di
periksa dan dianamnesa oleh petugas kesehatan bahwa ibu N
menderita......tipe?
a.amenore primer
b. amenore sekunder
c. oligomenorea
d. polimenorea
6. Tehnik pemantauan kesejahteraan janin
1. observasi gerak janin
2. auskultasi :leanec, doppler
3. USG
4. CT scan
7. Posisi tidur miring ke kiri, pemantauan dilakukan 12 jam (09:00-21:00)
dan waktu yang diperlukan untuk mencapai 10 gerakan, jika dalam 12 jam
tidak mencapai 10 gerakan bawa ke RS. Observasi tersebut merupakan
cara observasi
a. cara sadovsky
b. cara cardiff
c. USG
d. NTG
8. Indikasi dari pemeriksaan Electronic Fetal Monitoring adalah
1. kehamilan resiko tinggi
2. induksi persalinan
3. persalinan premature
4. FRH abnormal
9. Apa yang dimaksud dengan deselerasi dini pada pemeriksaan EFM
1. kompresi kepala pada jalan lahir
2. konfigurasi FRH tidak ritmik dan konsiten
3. penurunan DJJ dimulai saat kontraksi dan kembali kebasal setelah
kontraksi berakhir
4. disebabkan oleh kompresi tali pusat atau plasenta
10. Observasi gerak janin dapat dilakukan dua cara
1. USG
2. Cardiff
3. Auskultasi : leanec, doppler
4. Sadovsky
11. Sebutkan macam-macam bentuk KDRT
1. kekerasan fisik
2. kekerasan psikis
3. emosional
4. sexual
12. teori penyebab KDRT menurut Humphrey & Campbell
1.struktur sosial
2. sikap budaya
3. penggunaan alkohol
4. teori psikologi : frustration-aggresion theory
13. Tipe suami pengontrol, protektor, konsep diri kurang baik, bersikap
resmi/serius adalah tipe pelaku KDRT menurut?
a. elbow
b. Humphre
c. Campbell
d. wiliams
14. Beberapa alasan penyebab korban tidak melapor
1. tekanan financial
2. khwatir dampak pada anak
3. takut adanya pembalasan atau ancaman
4. BSSD
15. Apa saja peran tenaga kesehatan dalam menangani kasus KDRT
1. anamnesa terarah
2. temukan tanda kekerasan
3. dokumentasi temuan
4. kolaborasi penyelesaian masalah dengan pihak terkait
16. Syarat KB alamiah
1. ibu haid teratur
2. tahu dan dapat menghitung kapan waktu suburnya
3. displin
4. Benar semua.
17. Yang seharusnya tidak menggunakan KB alamiah adalah
1.ibu resiko tinggi untuk hamil.
2. siklus haid teratur
3. siklus haid tidak teratur.
4. disiplin
18. Macam-macam keuntungan dari AKDR
1. perubahan siklus haid
2. tidak ada efek hormonal.
3. saat haid lebih sakit
4. tidak mempengaruhi hubungan sex.
19. Kerugian dari AKDR, kecuali.
a. tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI
b. haid lebih lama dan banyak
c. saat haid lebih sakit
d. kram perut
20. Masalah yang sering muncul pada saat pemasangan dan pencabutan
1. infeksi
2. perdarahan
3. kesalahan saat pemasangan bisa menyulitkan saat pencabutan
4. nyeri hebat