SMF/BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
CASE REFERAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
OKTOBER 2017
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
AMENORE PRIMER
Disusun Oleh :
Siegfrid Claudio Antonio Manoeroe 1208015006
Pembimbing Klinik : dr. Laurens David Paulus, Sp.OG (K).Onk
DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK SMF/ BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA RSUD PROF. DR.W.Z. JOHANNES KUPANG 2017
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan kasus ini diajukan oleh : Nama
: Siegfrid Claudio Antonio Manoeroe
NIM
: 1208015006
Bagian
: Obstetri dan Ginekologi RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang
Laporan kasus ini disusun dan dilaporkan
dalam rangka rangka memenuhi salah satu satu
persyaratan yang diperlukan untuk mengikuti ujian OSCE di bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang
Pembimbing Klinik
1. dr. Laurens David Paulus, Sp.OG. (K). Onk Pembimbing Klinik
Ditetapkan di
: Kupang
Waktu
: ....... Oktober 2017
1. ………………….
BAB I PENDAHULUAN Secara berkala, fungsi seksual wanita berada di bawah kendali hormon. Tanda yang khas untuk suatu siklus haid adalah timbulnya perdarahan melalui vagina setiap bulan pada seorang wanita. Perdarahan ini terjadi akibat rangsangan hormonal secara siklik terhadap endometrium.1,2,3,4 Amenorea dapat dibagi dalam dua bentuk, yaitu: 1. Amenorea fisiologik Amenorea yang terdapat pada masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa laktasi dan sesudah menopause. 2. Amenorea patologik Lazimnya diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Amenorea primer, apabila seorang wanita berumur 16 tahun ke atas belum pernah dapat haid; sedang pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid, tetapi kemudian tidak dapat lagi. Amenorea primer merupakan suatu keadaan dimana tidak terjadi menstruasi pada wanita yang berusia 16 tahun ke atas dengan karaktersitik seksual sekunder normal, atau umur 14 tahun ke atas tanpa adanya perkembangan 1,2,6
karakteristik seksual sekunder.
Penyebab tidak terjadinya haid dapat berupa gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium), dan vagina. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik. Istilah kriptomenorea menunjuk kepada keadaan dimana tidak tampak adanya haid karena darah tidak keluar berhubung ada yang menghalangi, misalnya pada ginatresia himenalis, penutupan kanalis servikalis, dan lain-lain.3,4 Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche (menarche)) bervariasi lebar, yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan umum. Penulisan laporan kasus ini adalah bertujuan untuk memperoleh alur
pemikiran dalam menghadapi kasus-kasus amenorea primer, sehingga bisa diambil tindakan secara tepat dan efisien.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Sekarang diketahui bahwa dalam proses ovulasi, yang memegang peranan penting adalah hubungan hipotalamus, axis). Menurut teori hipofisis, dan ovarium (hypothalamic-pituitary-ovarium axis). neurohumoral yang dianut sekarang, hipotalamus mengawasi sekresi hormon gonadotropin oleh adenohipofisis melalui sekresi neurohormon yang disalurkan ke sel-sel adenohipofisis lewat sirkulasi portal yang khusus. Hipotalamus menghasilkan faktor yang telah dapat diisolasi dan disebut Gonadotropin
R elea leasing si ng H or mone (GnRH) karena dapat merangsang pelepasan Lutenizing H ormone ormone (LH) dan F ollicle lli cle Stim Sti mulating ulating H or mone (FSH) dari hipofisis. 1,2,4 Penyelidikan pada hewan menunjukkan bahwa pada hipotalamus terdapat dua pusat, yaitu pusat tonik dibagian belakang hipotalamus di daerah nukleus arkuatus, dan pusat siklik di bagian depan hipotalamus di daerah suprakiasmatik. Pusat siklik mengawasi lonjakan LH (LH-surge) pada pertengahan siklus haid yang menyebabkan terjadinya ovulasi. Mekanisme kerjanya juga belum jelas benar.4 Siklus haid normal dapat dipahami dengan baik dengan membaginya atas dua fase dan satu saat, yaitu fase folikuler, saat ovulasi , dan fase luteal . Perubahan perubahan kadar hormon sepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme feedback ) antara hormon steroid dan hormon gonadotropin. umpan balik ( feedback Estrogen menyebabkan umpan balik negatif terhadap FSH, sedangkan terhadap LH, estrogen menyebabkan umpan balik negatif jika kadarnya rendah, dan umpan balik positif jika kadarnya tinggi. Tempat utama umpan balik terhadap hormon gonadotropin ini mungkin pada hipotalamus.1,2,4 Tidak lama setelah haid mulai, pada fase folikular dini, beberapa folikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat. Meningkatnya FSH ini disebabkan oleh regresi korpus luteum, sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya folikel, produksi estrogen meningkat, dan ini menekan produksi FSH; folikel yang akan berovulasi melindungi dirinya sendiri terhadap