MAKSI – AM33 AM33 – P7 P7 – G6 G6
AKUNTANSI MANAJEMEN ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG
( Dosen Pengampu : Dr. Basuki HP, MBA, Msi, Ak )
MAGISTER AKUNTANSI ANGKATAN XXXIII FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO 2015
DAFTAR ISI Gambaran Umum Alokasi BIaya .....................................................................................................
1
Jenis – Jenis Departemen ...............................................................................................................
1
Jenis – Jenis Dasar Alokasi ..............................................................................................................
2
Tujuan Alokasi ................................................................................................................................
2
Mengalokasikan Biaya Suatu Departemen ke Departemen Lain ...................................................
3
Tarif Pembebanan Tunggal.............................................................................................................
3
Tarif Pembebanan Ganda...............................................................................................................
3
Membandingkan Biaya Aktual dengan yang Dianggarkan.............................................................
3
Memilih Metode Alokasi BIaya Departemen Pendukung ..............................................................
4
Metode Alokasi Langsung ..............................................................................................................
4
Metode Alokasi Berurutan .............................................................................................................
5
Metode Alokasi Timbal Balik ..........................................................................................................
5
Perbandingan Ketiga Metode.........................................................................................................
7
Tarif Overhead Departemen dan Perhitungan Harga Pokok Produk .............................................
7
Alokasi Biaya Patungan ..................................................................................................................
8
Metode Unit Fisik ...........................................................................................................................
8
Metode Nilai Penjualan Saat Pemisahan .......................................................................................
8
Metode Nilai Bersih yang Direalisasikan ........................................................................................
9
Produk Sampingan .........................................................................................................................
9
Daftar Pustaka ................................................................................................................................
10
BAB VII ALOKASI BIAYA DEPAERTEMEN PENDUKUNG I.
Gambaran Umum Alokasi Biaya Biaya – biaya yang memberikan manfaat bersama yang terjadi ketika sumber daya yang sama digunakan dalam dua output atau lebih baik itu produk atau jasa disebut sebagai biaya bersama (common costs). Pada bab ini akan berfokus pada biaya bersama di departemen dan produk. Contohnya, upah yang dibayarkan kepada petugas kebersihan di suatu pabrik merupakan biaya bersama semua produk yang diproduksi di pabrik tersebut, karena manfaat kebersihan dapat dirasaakan semua produk. 1. Jenis - Jenis Departemen Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua kategori departemen yaitu : Departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau jasa yang dijual pada pelanggan. Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang diproduksi. Contoh, departemen bahan baku, obat, pembutiran dan pengemasan. Departemen pendukung menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen produksi. Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau produk organisasi tersebut, misalnya: gudang, general affair , legal, marketing dan akunting. Pada Tabel 1 menunjukkan perbedaan departemen produksi dan pendukung pada perusahaan manufaktur ( feedmill ) dan jasa (Bank) PERUSAHAAN MANUFAKTUR : FEEDMILL Departemen Produksi Departemen Pendukung Bahan Baku Gudang General Affair Vitamin dan Obat Pembutiran Marketing Pengemasan Akunting Entry Data Proceses (EDP) Credit Control PERUSAHAAN JASA : PEMBIAYAAN Departemen Produksi Departemen Pendukung Networking Markeitng Legal Telesales Markeitng Operation Human Capital Entry Data Proceses (EDP) Collection Credit Analyst Tabel 1. Contoh Pembagian Departemen
ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG
Hal 1
2. Jenis – Jenis Dasar Alokasi Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung: oleh sebab itu, biaya departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi. Faktor-faktor penyebabnya adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi, yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian biaya departemen pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentivikasi faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik. Untuk mengilustrasikan jenis penggerak biaya yang digunakan, ambil contoh penggunaan listrik pada suatu perusahaan. Dasar alokasi yang logis untuk biaya listrik adalah penggunaan listrik yang dapat diukur dengan menggunakan meteran terpisah untuk tiap departemen atau jika meteran tidak ada jam mesin tiap departemen mungkin bisa digunakan. Terkadang pada kenyaataan di lapangan faktor penyebab yang mudah diukur tidak dapat ditemukan. Jika hal ini terjadi, akuntan mencari proxy (faktor yang mendekati) contoh, biaya bersama penyusutan luas pabrik mungkin dialokasikan ke departemen produksi berdasarkan luas ruang. 3. Tujuan Alokasi Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu. Tujuan – tujuan utama berikut telah diidentifikasikan oleh IMA (Institute of Management Accounting ) : 1. Memperoleh harga yang disepakati bersama, 2. Menghitung profibilitas lini produk, 3. Memperkirakan pengaruh ekonomi dari perencanaa pengendaliaan, 4. Menilai persediaan, 5. Memotivasi para manajer. Jika biaya tidak dialokasikan denga akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu tinggi, hingga mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi bisnis, sebaliknya, jika biaya terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini. Hal yang berhubungan dekat dengan penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba berbagai jasa, seseorang manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Tentu saja biaya yang akurat adalah hal yang penting untuk menentukan laba. Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya departemen pendukung tidak di alokasikan ke departemen produksi, para menejer dapat memperlakukan jasa ini seakan-akan jasa tersebut gratis. Tentu saja, pada kenyataanya, biaya marginal sebuah jasa lebih besar dari nol. Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manejer ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG
Hal 2
departemen produksi bertanggung jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu organisasi dapat memastikan bahwa para manejer akan menggunakan suatu jasa hingga manfaat marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya. Jadi, mengalokasikan biaya jasa membantu tiap departemen produksi memilih tingkat konsumsi yang benar. Manfaat lainnya adalah mendorong para manajer departemen produksi untuk mengawasi kinerja departemen pendukung. Karena biaya departemen pendukung mempengaruhi kinerja ekonomi dapaertemen produksi. Dalam menentukan cara alokasi biaya ke departemen pendukung, petunjuk biaya manfaat harus dipertimbangkan. Dengan kata lain, biaya untuk mengimplementasikan skema alokasi tertentu harus dibandingkan dengan manfaat yang didapat.
II. Mengalokasikan Biaya Suatu Departemen ke Departemen Lain Alokasi biaya departemen pendukung sering dialokasikan ke departemen lain melalui penggunaan tarif pembebanan, Macam – macam tarif pembebanan adalah : 1. Tarif Pembebanan Tunggal Penggunaan tarif tunggal mengakibatkan biaya tetap diperlakukan seakan-akan biaya tersebut merupakan biaya variabel. Kelemahan tarif pembebanan tunggal dapat menyamarkan berbagai faktor penyebab yang menimbulkan biaya total departemen pendukung. 2. Tarif Pembebanan Ganda Dengan tarif pembebanan ganda, setiap tarif pembebanan didasarkan pada jumlah yang sebenarnya yang ditimbulkan departemen pendukung sehingga perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dengan mempertimbangkan biaya dan mafaatnya. Contoh tarif pembebanan ganda pada departemen foto kopi adalah : 1. Tarif pertama adalah tarif variabel untuk tinta dan kertas. 2. Tarif kedua adalah tarif untuk biaya tetap sewa peralatan dan upah. 3. Membandingkan Biaya Aktual dengan yang Dianggarkan Prinsip umum evaluasi kinerja adalah para manajer seharusnya tidak bertanggungjawab atas biaya atau aktivitas yang tidak mereka kendalikan. Kemampuan mengendalikan biaya merupakan fakktor penting dalam evaluasi kinerja. Evaluasi ini biasanya diukur dengan membandingkan biaya aktual dengan biaya yang direncanakan. Jika biaya aktual melebihi biaya yang dianggarkan maka departemen tersebut mungkin beroperasi secara tidak efisien dengan perbedan antara dua biaya tersebut sebagai ukuran ketidakefisiensian. Jika biaya aktual lebih kecil dari biaya yang dianggarkan unit tersebut mungkin dioperasikan secara efisien.
ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG
Hal 3
Biaya aktual departemen pendukung tidak seharusnya dialokasikan pada departemen produksi karena dalam biaya tersebut tercakup efisiensi atau ketidakefisiensian yang dicapai departemen pendukung. Dalam sebuah pabrik manufaktur, alokasi biaya departemen pendukung yang dianggarkan ke departemen produksi akan mendahului perhitungan tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu.
Keputusan untuk memakai penggunaan yang dianggarkan atau penggunaan aktual bergantung pada tujuan alokasi. Untuk perhitungan harga pokok produk, alokasi dilakukan pada awal tahun dengan dasar penggunaan yang dianggarkan sehingga tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu dapat dihitung. Jika tujuannya adalah evaluasi kerja, alokasi dilakukan pada akhir periode dan didasarkan pada penggunaan aktual.
III. Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung 1. Metode Alokasi Langsung Metode langsung adalah metode yang paling sederhana dan paling langsung untuk mengalokasikan biaya departemen pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen produksi secara proporsional terhadap masing-masing departemen pengguna jasa. Biaya tetap juga dialokasikan langsung kepada departemen produksi, tetapi berdasarkan proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen produksi. Tabel 2 berikut merupakan data untuk mengilustrasikan metode alokasi.
DEPARTEMEN PENDUKUNG
JENIS BIAYA Biaya langsung Aktivitas normal Jam penggunaan listrik Jam pemeliharaan
DEPARTEMEN PRODUKSI
SUMBER TENAGA PEMELIHARAAN PENGASAHAN PERAKITAN $250,000 $160,000 $100,000 $60,000 200.000
600.000 4.500
1.000
200.000 4.500
Tabel 2. Data untuk mengilustrasikan metode alokasi Dari data di atas maka kita akan melakukan alokasi biaya pendukung dengan metode langsung pada tabel 3 dan tabel 4 berikut : LANGKAH 1. MENGHITUNG RASIO ALOKASI Departemen Pendukung
600,000 Sumber Tenaga
(600.000 + 200.000) 200 (600.000 + 200.000) 4.5
Pemeliharaan
(4.500 + 4.500) 4.5 (4.500 + 4.500)
Pengasahan Perakitan
0,75
-
-
0,25
0,50
-
-
0,50
Tabel 3. Menghitung Rasio Alokasi – Alokasi Langsung
ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG
Hal 4
LANGKAH 2 ALOKASI BIAYA DEPARETEMEN PENDUKUNG MENGGUNAKAN RASIO ALOKASI Departemen Pendukung Departemen Produksi Jenis Biaya Sumber Tenaga Pemeliharaan Pengasahan Perakitan Biaya langsung $250,000 $160,000 $100,000 $60,000 Sumber Tenaga ($250,000) $0 $187,000 $62,500 Pemeliharaan $0 ($160,000) $80,000 $80,000 JUMLAH $0 $0 $367,000 $202,500
Tabel 4. Alokasi Biaya Departemen Pendukung –Alokasi Langsung 2. Metode Alokasi Berurutan Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara departemen pendukung telah terjadi. Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen pendukung. Alokasi biaya dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti prosedur penetapan peringkat yang ditentukan terlebih dahulu. Biasanya urutannya ditentukan dengan menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil. Pada tabel 5 dan tabel 6 ilustrasi metode alokasi berurutan. LANGKAH 1. MENGHITUNG RASIO ALOKASI Departemen Pendukung Pemeliharaan Pengasahan Perakitan 200,000 0,20 (200.000 + 600.000 + 200.000) 600,000 Sumber Tenaga 0,60 (200.000 + 600.000 + 200.000) 200,000 0,20 (200.000 + 600.000 + 200.000) 4,500 0,50 (4.500 + 4.500) Pemeliharaan 45,000 0,50 (4.500 + 4.500) Tabel 5. Menghitung Rasio Alokasi – Alokasi Berurutan
LANGKAH 2 ALOKASI BIAYA DEPARETEMEN PENDUKUNG MENGGUNAKAN RASIO ALOKASI Departemen Pendukung Departemen Produksi Jenis Biaya Sumber Tenaga Peme liharaan Pengerindaan Perakitan Biaya langsung $250,000 $160,000 $100,000 $60,000 Sumber Tenaga ($250,000) $50,000 $150,000 $50,000 Pemeliharaan $0 ($210,000) $105,000 $105,000 JUMLAH $0 $0 $355,000 $215,000
Tabel 6. Alokasi Biaya Departemen Pendukung – Alokasi Berurutan 3. Metode Alokasi Timbal Balik Metode ini mengakui semua interaksi di antara departemen pendukung. Menurut metode ini salah satu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain dalam menentukan total biaya setiap departemen pendukung dimana total biaya mencerminkan
ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG
Hal 5
interaksi antara departemen pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen produksi. Untuk menentukan biaya total departemen pendukung agar mencerminkan interaksi dengan departemen pendukung lainnya, suatu sistem persamaan liniear yang simultan harus dipecahkan, persamaan biaya total adalah : Biaya Total = Biaya Langsung + Biaya dialokasikan Contoh ilustrasi metode timbal balik dapat dilihat pada tabel 7.
JENIS BIAYA
Biaya langsung Aktivitas normal Jam penggunaan listrik Jam pemeliharaan Rasio Alokasi
Sumber Tenaga Pemeliharaan
DEPARTEMEN PENDUKUNG Sumber Tenaga Pemeliharaan
DEPARTEMEN PRODUKSI Pengasahan
Perakitan
$250
$100
$100,000
$60,000
0 1,000
200,000 0
600,000 4,500
200,000 4,500
PROPORSI OUTPUT YANG DIGUNAKAN OLEH DEPARTEMEN Sumber Tenaga Pemeliharaan
0,10
0,20 -
Pengasahan
Perakitan
0,60 0,45
0,20 0,45
Tabel 7. Data untuk mengilustrasikan metode timbal balik Persamaan untuk mencari Nilai Sumber Tenaga (P) dan Pemeliharaan (M) dapat dilihat pada tabel 8 berikut :
Total Biaya Departemen Pendukung = Biaya Langsung + Biaya yang Dialokasikan Sumber Tenaga (P) Pemeliharaan (M) M M M - 0,02 M 0,98 M M Pemeliharaan (M) Sumber Tenaga (P) Sumber Tenaga (P)
= $ 250.000 + 0,10 M = $ 160.000 + 0,20 P = $ 160.000 + 0,20 ($ 250.000 + 0,10 M) = $ 160.000 + $ 50.000 + 0,02 M = $ 160.000 + $ 50.000 = Rp210.000 = $ 210.000 : 0,98 = $214.286 = $ 250.000 + 0,10 M = $ 250.000 + 0,10 ($ 214.286) = $271.429
Tabel 8. Persamaan untuk Sumber Tenaga (P) dan Pemeliharaan (M) Alokasi Departemen Produksi. Setelah total biaya setiap departemen pendukung diketahui, alokasi kedepartemen produksi dapat diketahui. Alokasi ini, berdasarkan proporsi output yang digunakan oleh setiap departemen produksi. Total biaya yang dialokasikan kedepartemen produksi (dari listrik dan pemeliharaan) sama dengan $410.000, yaitu total biaya langsung dari dua depatemen pendukung ($250.000 + $160.000).
ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG
Hal 6
LANGKAH 2 ALOKASI BIAYA DEPARETEMEN PENDUKUNG MENGGUNAKAN RASIO ALOKASI Departemen Pendukung Departemen Produksi Jenis Biaya Listrik Pemeliharaan Pengerindaan Perakitan Biaya langsung $250,000 $160,000 $100,000 $60,000 Dep. Listrik ($271,429) $54,286 $162,857 $54,286 Dep. Pemeliharaan $21,429 ($214,286) $96,429 $96,429 JUMLAH $0 $0 $359,286 $210,715
Tabel 9. Alokasi Biaya Departemen Pendukung – Metode Timbal Balik 4. Perbandingan Ketiga Metode Perbandingan antara metode alokasi langsung, alokasi berurutan dan alokasi timbal balik dapat dilihat pada tabel 10 berikut :
Alokasi Biaya
Metode Langsung Metode Berurutan Metode Timbal Balik Pengasahan Perakitan Pengasahan Perakitan Pengasahan Perakitan $100,000 $60,000 $100,000 $60,000 $100,000 $60,000
Biaya langsung Dialokasikan dari departemen $187,500 sumber tenaga Dialokasikan dari departemen $80,000 pemeliharaan TOTAL BIAYA $367,500
$62,500
$150,000
$50,000
$162,857
$4,286
$80,000
$105,000
$105,000
$96,429
$96,429
$202,500
$355,000
$215,000
$359,286
$160,715
Tabel 10. Perbandingan Metode Alokasi Langsung, Berurutan dan Timbal Balik
IV. Tarif Overhead Departemen dan Perhitungan Harga Pokok Produk Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang dialokasikan ke biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen produksi dan membaginya dengan beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin. Misalnya dari contoh alokasi berurutan total biaya overhead departemen pengesahan adalah $355.000, dan asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar untuk pembebanan overhead ke produk dengan aktivitas normal sebesar 71.000 jam mesin, maka tarif biaya overhead departemen pengesahan adalah : 1. Tarif Overhead Pengesahan, Tarif Overhead Pengesahan = $355.000 / 71.000 Jam Mesin
$5 per jam mesin.
2. Tarif Overhead Perakitan, Tarif Overhead Perakitan = $215.000 / 107.500 Jam TKL
$2
per jam TKL.
Dengan menggunakan tarif – tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai gambaran, anggaplah bahwa suatu produk membutuhkan dua jam mesin pengasahan dan satu jam perakitan untuk satu unit yang diproduksi. Biaya overhead yang dibebankan ke satu unit produk ini menjadi $ 12 [ (2 X $ 5) + (1X $ 2)]. Jika produk yang sama menggunakan bahan baku senilai $ 15 dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengesahan dan Perakitan), maka biaya total per unit adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).
ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG
Hal 7
V. Alokasi Biaya Patungan Produk patungan ( joint product ) adalah dua atau lebih produk yang diproduksi secara simultan dengan proses yang sama hingga pada titik pemisahan (split-off point ). Ada tiga metode akuntansi yang digunakan dalam perhitungan produk patungan, yaitu : 1. Metode Unit Fisik Biaya patungan didistribusikan ke produk berdasarkan unit fisik. Ukuran fisik ini bisa dinyatakan dalam unit, seperti pon, ton, gallon, kaki persegi, berat atom atau suhu. Sebagai Contoh : Perusahaan penggergajian kayu memproses kayu menjadi empat kelas dengan luas total 3.000.000 kaki persegi dengan biaya patungan $186.000. Rincian empat kelas kayu yang diproduksi perusahaan adalah sebagai berikut : Pertama dan Kedua
450.000 kaki persegi
Umum Nomor 1
1.200.000 kaki persegi
Umum Nomor 2
600.000 kaki persegi
Umum Nomor 3
750.000 kaki persegi
TOTAL
3.000.000 Kaki Persegi
Alokasi biaya patungan pada masing – masing kelas kayu dapat dilihat pada tabel 11
KAYU YANG DIPRODUKSI UNIT %UNIT ALOKASI BIAYA Pertama dan Kedua 450,000 15% $27,900 Umum nomor 1 1,200,000 40% $74,400 Umum Nomor 2 600,000 20% $37,200 Umum nomor 3 750,000 25% $46,500 JUMLAH 3,000,000 100% $186,000 Tabel 11. Alokasi Biaya Patungan Metode Unit Fisik 2. Metode Nilai Penjualan Saat Pemisahan Mengalokasikan biaya patungan berdasarkan proporsi setiap produk pada nilai penjualan saat titik pemisahan. Berdasarkan metode ini, semakin tinggi nilai pasar, semakin besar bagian dari biaya patungan yang dibebankan terhadap produk tersebut Dengan menggunakan contoh yang sama, yaitu pada biaya pengergajian kayu dapat diketahui alokasi biaya patungan menggunakan metode Nilai penjualan saat pemisahan pada tabel 12 berikut : KAYU YANG DIPRODUKSI Pertama dan Kedua Umum nomor 1 Umum Nomor 2 Umum nomor 3 JUMLAH
UNIT 450,000 1,200,000 600,000 750,000 3,000,000
HARGA
NILAI PENJUALAN
SAAT PEMISAHAN SAAT PEMISAHAN $300 $135,000 $200 $240,000 $121 $72,600 $70 $52,500 $691 $500,100
%UNIT ALOKASI BIAYA 26.99% 47.99% 14.52% 10.50% 100.00%
$50,201 $89,261 $27,007 $19,530 $185,999
Tabel 12. Alokasi Biaya Patungan Metode Nilai Penjualan Saat Pemisahan
ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG
Hal 8
3. Metode Nilai Bersih yang Direalisasikan Ketika nilai pasar digunakan untuk mengalokasikan biaya patungan, kita menggunakan menggunakan nilai pasar saat titik pemisahan. Akan tetapi, harga pasar untuk produk tertentu terkadang tidak ada yang tersedia saat titik pemisahan. Dalam hal ini, metode nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value method ) bisa digunakan. Pertama, Tentukan nilai penjualan hipotesis untuk setiap produk bersama dengan pengurangan semua biaya pemrosesan yang bisa dipisahkan dari nilai pasar akhir. Hal ini akan memperkirakan nilai penjualan saat pemisahan. Kemudian, metode nilai bersih yang dapat direalisasikan bisa digunakan untuk memproratakan berdasarkan bagian dari setiap produk atas nilai penjualan hipotesis. Contoh perhitungan dengan metode ini dapat dilihat pada tabel 13 berikut : PRODUK HARGA Alpha Beta
$5.00 $4.00
BIAYA PEMPROSESAN HARGA PASAR LANJUTAN HIPOTESIS $1.00 $4.00 $2.00 $2.00 JUMLAH
HARGA PASAR Alokasi Biaya HIPOTESIS 1,000 $4,000.00 $2,300.00 3,000 $6,000.00 $3,450.00 4,000 $10,000.00 $5,750.00 Unit
Tabel 13. Alokasi Biaya Patungan Metode Nilai Bersih yang Direalisasikan
VI. Produk Sampingan Produk sampingan (by product ) memiliki nilai penjualan yang relatif kurang signifikan. Produk sampingan umumnya tidak dialokasikan ke biaya produk patungan. Penjualan produk sampingan dimasukkan dalam “pendapatan lain-lain” pada laporan laba rugi atau diperlakukan sebagai
kredit untuk Barang dalam Proses dari produk utama.
ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG
Hal 9
DAFTAR PUSTAKA Hansen, Don R., Mowen, Maryanne M., Managerial Accounting, Edisi Delapan (8), Jakarta : Salemba Empat, 2011.
ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG
Hal 10