BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembunuhan dan Pemerkosaan anak bukan lagi hal baru yang terjadi di Indonesia. Sudah banyak kasus-kasus yang terungkap mengenai pembuhuhan ataupun pemerkosaan. Setiap tahunnya dua kasus ini terus meningkat, apalagi kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur yang kini marak terjadi, sangat membuat resah masyarakat Indonesia.
Kasus pembunuhan dan pemerkosaan dapat terjadi tanpa kita sadari, jika kita tidak mewaspadai diri. Di Indonesia yang merupakan negara yang mempunyai penduduk yang banyak serta pengangguran yang tak terkira. Itulah Indonesia dengan segala macam rupa masalah yang ada di dalam nya terutama masalah yang terjadi pada kehidupan masyarakatnya baik dari perilaku sampai kehidupan seksual nya. Kita harus mengetahui mulai dari apa penyebab seseorang melakukan hal menyimpang tersebut hingga sampa dampak apa yang terjadi jika seseorang terlibat dalam kasus penyimpangan seksual. Tetapi makalah ini saya tidak hanya untuk menganalisis kasus yang menimpa Almh. Yuyun, tetapi juga untuk memberikan informasi mengenai dampak dan upaya yang dapat kita lakukan.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan pembunuhan?
Apa yang dimaksud dengan pemerkosaan?
Apa kronologis dan penyebab kasus pembunuhan serta pemerkosaan yang menimpa Almh. Yuyun?
Bagaimana hukuman pidana yang didapatkan oleh pelaku dalam kasus pembunuhan dan pemerkosaan yang menimpa Almh. Yuyun?
Bagaimana upaya untuk melindungi anak-anak dari pelecehan seksual?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian dari pembunuhan
Untuk mengetahui pengertian dari pemerkosaan
Untuk mengetahui kronologis dan penyebab kasus pembunuhan serta pemerkosaan yang menimpa Almh. Yuyun
Untuk mengetahui hukuman pidana yang didapatkan oleh pelaku dalam kasus pembunuhan dan pemerkosaan yang menimpa Almh. Yuyun
Untuk mengetahui upaya dalam melindungi anak-anak dari pelecehan seksual
Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah studi kasus ini adalah agar kita senantiasa waspada dan menjaga diri dari kejahatan, terutama kejahatan pembunuhan dan pemerkosaan yang dapat terjadi di sekitar masyarakat kita.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembunuhan
Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum.Pembunuhan biasanya dilatarbelakangi oleh bermacam-macam motif, misalnya politik, kecemburuan, dendam, membela diri, dan sebagainya. Pembunuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling umum adalah dengan menggunakan senjata api atau senjata tajam. Pembunuhan dapat juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan peledak, seperti bom.
2.2 Pemerkosaan
Perkosaan (rape) berasal dari bahasa latin rapere yang berarti mencuri, memaksa, merampas, atau membawa pergi (Haryanto, 1997). Pada jaman dahulu perkosaan sering dilakukan untuk memperoleh seorang istri. Perkosaan adalah suatu usaha untuk melampiaskan nafsu seksual yang dilakukan oleh seorang laki-laki terhadap perempuan dengan cara yang dinilai melanggar menurut moral dan hukum (Wignjosoebroto dalam Prasetyo, 1997). Pendapat ini senada dengan definisi perkosaan menurut Rifka Annisa Women's Crisis Center, bahwa yang disebut dengan perkosaan adalah segala bentuk pemaksaan hubungan seksual.
Bentuk perkosaan tidak selalu persetubuhan, akan tetapi segala bentuk serangan atau pemaksaan yang melibatkan alat kelamin. Oral seks, anal seks (sodomi), perusakan alat kelamin perempuan dengan benda adalah juga perkosaan. Perkosaan juga dapat terjadi dalam sebuah pernikahan (Idrus, 1999). Menurut Warshaw (1994) definisi perkosaan pada sebagian besar negara memiliki pengertian adanya serangan seksual dari pihak laki-laki dengan menggunakan penisnya untuk melakukan penetrasi vagina terhadap korban. Penetrasi oleh pelaku tersebut dilakukan dengan melawan keinginan korban.
Tindakan tersebut dilakukan dengan adanya pemaksaan ataupun menunjukkan kekuasaan pada saat korban tidak dapat memberikan persetujuan baik secara fisik maupun secara mental. Beberapa negara menambahkan adanya pemaksaan hubungan seksual secara anal dan oral ke dalam definisi perkosaan, bahkan beberapa negara telah menggunakan bahasa yang sensitif gender guna memperluas penerapan hukum perkosaan. Di dalam Pasal 285 KUHP disebutkan bahwa:
"Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun".
Berdasarkan unsur-unsur yang terkandung dalam definisi perkosaan Black's Law Dictionary (dalam Ekotama, Pudjiarto, dan Widiartana 2001), makna perkosaan dapat diartikan ke dalam tiga bentuk:
1. Perkosaan adalah suatu hubungan yang dilarang dengan seorang wanita tanpa persetujuannya. Berdasarkan kalimat ini ada unsur yang dominan, yaitu: hubungan kelamin yang dilarang dengan seorang wanita dan tanpa persetujuan wanita tersebut.
2. Perkosaan adalah persetubuhan yang tidak sah oleh seorang pria terhadap seorang wanita yang dilakukan dengan paksaan dan bertentangan dengan kehendak wanita yang bersangkutan. Pada kalimat ini terdapat unsur- unsur yang lebih lengkap, yaitu meliputi persetubuhan yang tidak sah, seorang pria, terhadap seorang wanita, dilakukan dengan paksaan dan bertentangan dengan kehendak wanita tersebut.
3. Perkosaan adalah perbuatan hubungan kelamin yang dilakukan oleh seorang pria terhadap seorang wanita bukan istrinya dan tanpa persetujuannya, dilakukan ketika wanita tersebut ketakutan atau di bawah kondisi ancaman lainnya. Definisi hampir sama dengan yang tertera pada KUHP pasal 285.
Pada kasus perkosaan seringkali disebutkan bahwa korban perkosaan adalah perempuan. Secara umum memang perempuan yang banyak menjadi korban perkosaan. Mereka dapat dipaksa untuk melakukan hubungan seksual meskipun tidak menghendaki hal tersebut. Apabila mengacu pada KUHP, maka laki- laki tidak dapat menjadi korban perkosaan karena pada saat laki-laki dapat melakukan hubungan seksual berarti ia dapat merasakan rangsangan yang diterima oleh tub uhnya dan direspon oleh alat kelaminnya (Koesnadi, 1992). Akan tetapi pada kenyataannya ada pula laki- laki yang menjadi korban perkosaan baik secara oral maupun anal.
2.3 Kronologis dan Penyebab Kasus Pembunuhan serta Pemerkosaan yang Menimpa Almh. Yuyun
2.3.1 Kronologis Kasus Pembunuhan serta Pemerkosaan yang Menimpa Almh. Yuyun
Kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Yuyun (14), warga Desa Kasie Kasubun, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu terus disorot publik. Namun, kronologi kejadian memilukan itu belum diurai secara gamblang.
LSM Cahaya Perempuan WCC Bengkulu yang menjadi pemantau kasus tersebut membeberkan kronologi kejadian yang menimpa bocah berusia 14 tahun itu. Menurut Koordinator Divisi Pelayanan Perempuan WCC Desi Wahyuni, Yuyun pada hari kejadian, Sabtu, 2 April 2016, pulang sekolah sekitar pukul 13.30 WIB.
Ia pulang dengan membawa alas meja dan bendera merah putih untuk dicuci sebagai persiapan upacara bendera Senin. Jarak antara sekolah ke rumah korban sejauh 1,5 kilometer melewati kebun karet milik warga. Saat berjalan, ia berpapasan dengan 14 pelaku atas nama Dedi Indra Muda (19), Tomi Wijaya (19), DA (17), Suket (19), Bobi (20), Faisal Edo (19), Zainal (23), Febriansyah Syahputra (18), Sulaiman (18), AI (18), EK (16) dan SU (16).
Dua nama terakhir adalah kakak kelas korban. Salah satunya bernama EK sudah keluar dan tidak bersekolah lagi di SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding, sedangkan dua nama lain, yaitu BE dan CH, masih diburu polisi.
Para pelaku yang melihat Yuyun langsung mencegat dan menyekap Yuyun. Kepala Yuyun dipukuli kayu, kaki dan tangannya diikat, leher dicekik, kemudian dicabuli secara bergiliran. Para pelaku lalu mengikat dan membuang tubuh korban ke jurang sedalam 5 meter dan menutupinya dengan dedaunan dalam kondisi telanjang. Hasil visum menyebutkan Yuyun sudah meninggal saat pemerkosaan berlangsung.
Pada Minggu, 3 April, kedua orangtua korban pulang dari ladang dan langsung bergabung dengan warga melakukan pencarian. Hingga malam hari, korban belum ditemukan. Malam itu juga, keluarga bersama warga menggelar yasinan di rumah orangtua siswi kelas VIII itu.
Pada Senin, 4 April, pukul 13.00 WIB, mayat korban ditemukan pertama kali oleh DA (45) dalam kodisi telanjang, tertutup daun pakis. Posisi badan menelungkup dan tangan terikat tali dari atas hingga ke bawah paha. Saat ditemukan, terdapat lebam bekas pukulan pada muka dan tanda kekerasan pada kemaluan korban.
2.3.2 Penyebab Kasus Pembunuhan serta Pemerkosaan yang Menimpa Almh. Yuyun
Setelah diselidiki lebih lanjut, penyebab ke-14 pelaku yang sebagian besar masih dibawah umur tersebut sebelumnya melakukan pesta tuak. Mereka berpesta dengan meminum tuak sebelum melancarkan hasrat seksualnya. Seperti kita ketahui, tuak adalah minuman beralkohol yang menyebabkan mabuk jika dikonsumsi terlalu banyak. Tak hanya itu, ke-14 pelaku tersebut mengaku kerap dan 'hobi' menonton video dewasa.
2.4 Hukuman Pidana yang Didapatkan Oleh Pelaku Kasus Pembunuhan dan Pemerkosaan Yang Menimpa Almh. Yuyun
Salah seorang dari enam terdakwa kasus pemerkosaan sekaligus pembunuhan siswi SMP bernama Yuyun dijatuhi hukuman mati oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Curup, Provinsi Bengkulu, Kamis (29/09). Dalam putusannya, majelis hakim menyatakan Zainal alias Bos terbukti memerkosa dan membunuh Yuyun. Dasar hukum yang digunakan untuk menjerat pria berusia 23 tahun ini adalah Pasal 340 KUHP juncto Pasal 55 KUHP, Pasal 80 Ayat (3) dan Pasal 81 Ayat (1) juncto Pasal 76 huruf D Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Vonis yang dijatuhkan majelis hakim sama dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum, Arlya Noviana Adam. "Ya, itu sudah sesuai tuntutan," kata Arlya usai sidang, sebagaimana dikutip wartawan di Bengkulu, Rika Kurnia Ningsih.
Selain Zainal, empat terdakwa, yakni Suket (19), Faisal (19), Bobi alias Tobi (20), dan Dedi dijatuhi hukuman 20 tahun penjara dan denda sebesar Rp2 miliar. Mereka terbukti secara sah dan meyakinkan telah memerkosa serta membunuh Yuyun. Seorang terdakwa lainnya sebenarnya juga dituntut dengan pasal-pasal serupa. Namun, karena dia masih berusia 13 tahun, hakim Heny Faridha memutuskan untuk menjatuhkan hukuman rehabilitasi dan pelatihan kerja di Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (LPKS) Marsudi Putra Jakarta Timur selama satu tahun.
Kasus ini bermula ketika Yuyun, seorang siswi SMP Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menghilang pada awal April lalu. Tiga hari berselang, dia ditemukan tanpa nyawa dengan tulang pinggang patah dan luka-luka di tubuhnya.
Pada Mei lalu, sebanyak tujuh orang diajukan ke pengadilan dan dijatuhi vonis hukuman penjara selama 10 tahun dengan pelatihan kerja selama enam bulan.
Kini, dengan dijatuhinya hukuman terhadap enam orang, hampir seluruh tersangka awal telah divonis. Adapun seorang tersangka bernama Firman masih buron. Meski sempat sepi dari publikasi, kasus ini menimbulkan reaksi dari masyarakat. Sebagian besar menuntut pelakunya kasus tersebut dihukum mati. Bahkan Presiden Joko Widodo melalui Twitter juga mengungkap duka atas meninggalnya Yuyun, "Kita semua berduka atas kepergian YY yang tragis. Tangkap & hukum pelaku seberat-beratnya. Perempuan & anak2 harus dilindungi dari kekerasan."
Beberapa pekan setelah kasus ini bergulir, Presiden Jokowi menerbitkan Perppu nomor 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 2 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Di dalam Perppu itu, memuat beragam hukuman, termasuk kebiri kimia.
2.5 Upaya Untuk Melindungi Anak-Anak Dari Pelecehan Seksual
Sebagian besar pembunuhan yang marak terjadi disekitar kita sering diawali dengan pemerkosaan. Jika sudah marak-maraknya kasus pemerkosaan yang pastinya didasari dengan pelecehan, bukan berarti kita tidak dapat mencegahnya. Ada beberapa hal upaya untuk melindungi anak-anak dari pelecehan seksual, yakni :
1. Tidak ada rahasia
Dorong anak untuk memberitahukan tentang hal-hal yang terjadi kepada mereka yang membuat mereka merasa takut, sedih atau tidak nyaman. Jika anak-anak memiliki garis komunikasi yang terbuka, mereka akan cenderung mengingatkan Anda untuk sesuatu yang mencurigakan sebelum menjadi masalah.
2. Jangan menempelkan papan nama di pakaian atau aksesori anak
Jangan pernah meberi isyarat tentang nama si kecil, karena bisa saja anak Anda tertipu dan menerima bujuk rayunya. Jika orang asing datang menghampiri anak Anda dan membujuknya sambil menyebut namanya. Misalnya, "Jenny, mama kamu mengatakan pada saya untuk mengantarkan kamu pulang." Kalimat ini bisa saja dipercaya si kecil yang termakan ajakannya.
3. Ajarkan anak bagian tubuh mereka
Ini akan membuat mereka lebih nyaman jika harus bercerita tentang sentuhan yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Beritahu anak, ada beberapa bagian tubuh yang tidak boleh dilihat atau disentuh orang lain. Selain itu, berikan juga aturan apa yang harus diperbuat jika ada seseorang yang menyentuh bagian tubuh tersebut. Misalkan, berteriak atau memberitahu Anda atau guru.
4. Praktekkan lewat skenario
Katakan pada si kecil, "Apa yang akan kamu lakukan jika seseorang menawarkan hadiah dan makanan?" Bantulah anak untuk meberikan jawaban yang tepat, dengan menjawab 'Tidak'. Atau, bisa juga mendorong anak-anak untuk menjauh atau melarikan diri dari situasi ini.
5. Ajari anak mengenal nama, alamat dan nomor telepon pada usia dini
Ajarkan anak untuk menghapal nama, alamat dan nomor telepon. Beritahu juga pada si kecil, bila terpisah dari orangtua atau guru, ajarkan mereka memberitahu alamat dan nomor telepon Anda pada petugas keamanan.
6. Menyiapkan anak saat terpisah dengan orangtua
Ajarkan anak untuk menemukan petugas keamanan atau petugas toko saat mereka terpisah dari Anda. Hal ini sangat membantu mereka mendapatkan pertolongan. Ada baiknya Anda juga memberitahu anak tempat-tempat mencari pertolongan, misalnya pos keamanan atau pusat informasi.
7. Keamanan internet
Program software keamanan pada komputer sehingga Anda bisa memilih situs-situs yang tepat untuk si kecil. Selain itu, jika si kecil sudah hobi berselancar di situs jejaring, ajarkan mereka agar tidak memberikan data pribadi, misalnya alamat, dan nomor telepon, di akun mereka.
8. Biarkan anak-anak memutuskan sendiri cara mengungkapkan kasih sayang.
Anak-anak seharusnya tidak dipaksa untuk memeluk atau mencium jika mereka tidak nyaman. Meskipun hal ini mungkin mengecewakan Anda, dengan melakukan hal ini, Anda akan memberdayakan anak untuk bisa mengatakan 'Tidak' saat mereka merasa tidak nyaman.
9. Ajari si kecil bahwa orang dewasa tak perlu meminta bantuan anak-anak
Predator menggunakan trik untuk membujuk anak-anak, misalnya, meminta mereka untuk membantu menemukan hewan peliharaan yang hilang, memberikan arah, atau membantu membawa sesuatu. Ketika Anda duduk berbicara dengan anak Anda, gunakan contoh-contoh ini sebagai bagian dari skenario untuk memperkuat pelajaran tentang keselamatan.
10. Mengajar anak-anak tentang sistem pertemanan
Anak-anak harus belajar lebih aman bersama teman terpercaya daripada sendirian. Mendorong anak untuk mempercayai perasaan mereka, jika sesuatu tidak merasa benar, mereka harus bisa menjauh dan memberitahu Anda tentang hal itu segera.