Makalah Patologi Manusia DasrPage 9
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya sering menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan tindakan operasi. Dari hasil penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya pada pria
Hernia pada bayi dan anak dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh antara lain di pelipatan paha, umbilikus atau pusar, sekat rongga dada, dan perut (disebut diafragma) serta bagian-bagian lainnya. Yang umum terlihat langsung adalah hernia pada umbilicus atau pusar, serta pada pelipatan paha karena dapat langsung ke kantung buah pelir.
Hernia ingunal indirek merupakan hernia yang paling sering ditemukan yaitu sekitar 50% sedangkan hernia ingunal direk 25% dan hernia femoralis sekitar 15%. Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa 25% penduduk pria dan 2% penduduk wanita menderita hernia inguinal didalam hidupnya, dengan hernia inguinal indirek yang sering terjadi
Insidens hernia inguinal pada bayi dan anak-anak antara 1 dan 2%. Kemungkinan terjadi hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25% dan bilateral 15%. Kejadian hernia bilateral pada anak perempuan dibanding laki-laki sama (10%)
Hernia dapat terjadi akibat kelainnan kongenital maupun didapat. Pada anak- anak atau bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Pada orang dewasa adanya faktor pencetus terjadinya hernia antara lain kegemukan, beban berat, batuk-batuk kronik, asites, riwayat keluarga, dll. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu tindakan konservatif dan operatif. Peengobatan konservatif terbatas ppada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyanggah atau penunjang untuk memepertahankan isi herniayang telah direposisi. Sedangkan prinsip dasar operasi hernia pada anak adalah herniotomi
Rumusan masalah
Pegertian Hernia inguinalis
Epidemiologi penyakit Hernia inguinalis
Pathofisiologi penyakit Hernia inguinalis
Pengkajian Pasien Hernia inguinalis
Diagnosis banding penyakit Hernia inguinalis
Inti pengkajian Pasien Hernia inguinalis
Penatalaksanaan hernia inguinalis
Komplikasi hernia ingunialis
Tujuan
Untuk mengetahui Pegertian Hernia inguinalis
Untuk mengetahui Epidemiologi penyakit Hernia inguinalis
Untuk mengetahui Pathofisiologi penyakit Hernia inguinalis
Untuk mengetahui Pengkajian Pasien Hernia inguinalis
Untuk mengetahui Diagnosis banding penyakit Hernia inguinalis
Untuk mengetahui Inti pengkajian Pasien Hernia inguinalis
Untuk mengetahui Penatalaksanaan hernia inguinalis
Untuk mengetahui Komplikasi hernia ingunialis
BAB II
PEMBAHASAN
Pegertian Hernia inguinalis
Hernia inguinalis adalah protusio usus lewat kanalis inguinalis yang abnormal. Keadaan ini bisa congenital atau akuisita dan lebih sering ditemukan pada laki-laki .Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Ada Jenis Hernia Ingunialis
Hernia inguinalis indirek (lateral)
Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penutunan testis tersebut akan menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini sudah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun lebih dahulu maka kanalis kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia inguinalis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup namun karena lokus minoris resistensie maka pada keadaan yang menyebabkan peninggian tekanan intra abdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuista.
Gambar Hernia inguinalis indirek plasty
Hernia inguinalis direk (medialis)
Hernia inguinalis direk adalah hernia yang kantongnya menonjol langsung ke anterior melalui dinding posterior canalis inguinalis medial terhadap arteri vena epigastrika inferior. Pada hernia ini mempunyai conjoint tendo yang kuat, hernia ini tidak lebih hanya penonjolan umum dan tidak pernah sampai ke skrotum. Hernia ini sering ditemukan pada laki-laki terutama laki-laki yang sudah lanjut usia dan tidak pernah ditemukan pada wanita. Hernia direk sangat jarang bahkan tidak pernah mengalami strangulasi atau inkaserata. Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan hernia inguinalis direk adalah peninggian tekanan intraabdomen konik dan kelemahan otot dinding di trigonom Hasselbach, batuk yang kronik, kerja berat dan pada umumnya sering ditemukan pada perokok berat yang sudah mengalami kelemahan atau gangguan jaringan-jaringan penyokong atau penyangga dan kerusakan dari saraf ilioinguinalis biasanya pada pasien denga riwayat apendektomi. Gejala yang sering dirasakan penderita hernia ini adalah nyeri tumpul yang biasanya menjalar ke testis dan intensitas nyeri semakin meningkat apabila melakukan pekerjaan yang sangat berat
Gambar Hernia inguinalis direk (medialis)
Epidemiologi
Sebagian besar hernia inguinalis terjadi pada pria (90%). Sementara wanita memiliki resiko tiga kali lebih besar untuk mengalami hernia femoralis. Hernia indirek lebih banyak muncul pada sisi kanan. Alasannya adalah karena testis kiri lebih dulu turun dari retroperitonel ke skrotum dibanding testis kanan, sehingga obliterasi canalis inguinalis kanan terjadi lebih akhir. Pada kasus terjadinya hernia indirek kiri, 50% kasus akan disertai dengan hernia indirek kanan.
Insiden rekurensi hernia pasca repair primer berkisar 2-10%. Hasil terbaik dapat dicapai dengan teknik Shouldice. Repair pada hernia rekuren, akan memiliki rekurensi yang lebih besar >20%. Teknik yang lebih dianjurkan untuk mencegah rekurensi lanjut adalah teknik Shouldice, atau dengan menggunkan mesh prostetik.
Pada bayi dan anak-anak hernia lebih sering terjadi pada anak dengan riwayat lahir prematur. Hernia inkarserata muncul pada 9%-20% kasus dan lebih sering muncul pada bayi yang berumur kurang dari enam bulan, umumnya dapat mengalami reduksi spontan dan harus segera dilakukan operasi repair elektif. Penelitian menunjukkan bahwa operasi elektif memiliki komplikasi lebih minimal dibandingkan dengan operasi emergensi, terutama pada bayi dengan berat lahir rendah. Operasi elektif harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya reinkarserata.
Pathofisiologi
Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah factor kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga pertu melalui kanalis inguinalis, faktor yang kedua adalah faktor yang dapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis ekstermus. Apabila hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum karena kanal inguinalis berisi tali sperma pada laki-laki, sehingga menyebakan hernia.
Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah sehingga aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia akan mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala illeus yaitu gejala abstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik. Isi hernia ini akan menjadi nekrosis.
Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltik usus yang bias menyebabkan konstipasi. Pada keadaan strangulate akan timbul gejala illeus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul lebih berat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah. (Manjoer, Arif, 2000 : 314 – 315, Syamsuhidayat, 1998 : 706).
Pengkajian Pasien
Pengkajian pasien meliputi :
Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien mengejar, menangis, berdiri, mual – mual, muntah. Bila adanya komplikasi ini menciptakan gejala klinis yang khas pada penderita Hernia ingunialis
Riwayat pekerjaan
Riwayat pekerjaan biasanya mengangkat benda berat, nyeri seperti tertusuk pisau yang akan semakin memburuk dengan adanya batuk dan bersin (Baradero, 2005).
Riwayat kesehatan lalu
Biasanya komplikasi dengan Hernia ingunialis akan mengalami penyakit kronis sebelumnya. Missal : adanya batuk kronis, gangguan proses kencing (BPH). Kontipasi kronis, ascites yang semuanya itu merupakan factor predis posisi meningkatnya tekanan intra abdominal.
Riwayat kesehatan sekarang
Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di selangkangan / di daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila penderita berdiri lama, menangis, mengejar waktu defekasi atau mengangkat benda berat dsb, sehingga ditemukan rasa nyeri pada benjolan tersebut. Selain itu juga di dapatkan adanya gejala lain seperti mual dan muntah akibat dari peningkatan tekanan intra abdominal.
Diagnosis banding
Hernia femoralis
Pada hernia inguinalis, leher hernia terletak diatas dan medial terhadap ujung ligamentum. Pada hernia femoralis, leher hernia terletak dibawah dan lateral terhadap ujung medial ligamentum inguinale dan tuberkulum pubikum
Nodes lymph inguinal
Saat Nodes lymph inguinal memungkinkan untuk muncul, mungkin penyakit ini hampir tidak bias di bedakan dari hernia femoral tapi penyakit ini biasanya berada di bawah ikatan sendi tulang inguinal
Hydrcele dari saluran nuck
Hydrcele dari saluran nuck ini muncul sebagai pembengkakan yang keras kista, dan tidak dapat di perkecil di lingkaran supefisial dari seseorang perempuan mudah dan sebuah kista yang menggantikan distal di sepanjang sendi tulang. Sebuah testis yang tidak sepenuhnya di turunkan yang berasal dari lingkaran eksternal, sebuah hernia biasanya muncul ( Dudle dan waxma 1998 )
Inti pengkajian
Pemeriksaan laboratorium meliputi analisah darah, untuk mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb faal hemostasis, dan jumlah lekosit. Dan analisah urin untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing.
Pemeriksaan penunjang meliputi foto thorax, untuk mengetahui keadaan dari jantung dan paru, dan pemeriksaan ECG, dilakukan pada pasien yang berusia 45 th.
Penatalaksanaan hernia inguinalis
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia strangulata kecuali pada anak-anak. Reposisi dilakukan secara bimanual dimana tangan kiri memegang isi hernia dengan membentuk corong dan tangan kanan mendorong isi hernia ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan yang tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkaserasi sering terjadi pada umur kurang dari dua tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi dibanding orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh karena cincin hernia pada anak-anak masih elastis dibanding dewasa. Reposisi dilakukan dengan cara menidurkan anak dengan pemberian sedativ dan kompres es di atas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil maka anak akan dipersiapkan untuk operasi berikutnya. Jika reposisi tidak berhasil dalam waktu enam jam maka harus dilakukan operasi sesegera mungkin.
Pemakaian bantalan atau penyangga hanya bertujuan agar menahan hernia yang sudah direposisi dan tidak pernah menyembuh dan harus dipakai seumur hidup. Cara ini mempunyai komplikasi antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut di daerah yang ditekan sedangkan strangulasi tentang mengacam. Pada anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali sperma yang mengandung pembuluh darah testis.
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip pengobatan hernia adalah herniotomi dan hernioplasti. Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian direposisi, Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong. Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik dalam mencegah residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenalnya berbagai metode hernioplastik seperti memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia tranversa, dan menjahitkan pertemuan m. tranversus abdominis internus dan m. internus abdominis yang dikenal dengan cojoint tendon ke ligamentum inguinal poupart menurut metode basinni atau menjahit fasia tranversa, m.tranversa abdominis, m.oblikus internus ke ligamentum cooper pada Mc Vay.
Teknik herniorafi yang dilakukan oleh basinni adalah setelah diseksi kanalis inguinalis, dilakukan rekontruksi lipat paha dengan cara mengaproksimasi muskulus oblikus internus, muskulus tranversus abdominis dan fasia tranversalis dengan traktus iliopubik dan ligamentum inguinale, teknik ini dapat digunakan pada hernia direk maupun hernia inderek.
Kelemahan teknik Basinni dan teknik lain yang berupa variasi teknik herniotomi Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot yang dijahit. Untuk mengatasi masalah ini pada tahun delapan puluhan dipopulerkan pendekatan operasi bebas regangan. Pada teknik itu digunakan protesis mesh untuk memperkuat fasia tranversalis yang membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa menjahit dasar otot-otot ke inguinal.
Gambar Teknik Bassini Plasty
Komplikasi
Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini disebut hernia inguinalis ireponibilis. Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang tersering menyebabkan keadaan ireponibilis adalah omentum, karena mudah melekat pada dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi lemak. Usus besar lebih sering menyebabkan ireponibilis daripada usus halus.
Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk. Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan gangguan vaskular (proses strangulasi). Keadaan ini disebut hernia inguinalis strangulata. Pada keadaan strangulata akan timbul gejala ileus, yaitu perut kembung, muntah, dan obstipasi. Pada strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah, dan pasien menjadi gelisah
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hernia inguinalis adalah protusio usus lewat kanalis inguinalis yang abnormal. Keadaan ini bisa congenital atau akuisita dan lebih sering ditemukan pada laki-laki Penyakit ini terbagi atas dua yaitu Hernia inguinalis indirek (lateral),dan Hernia inguinalis direk (medialis)
Epidemiologi, Sebagian besar hernia inguinalis terjadi pada pria (90%). Sementara wanita memiliki resiko tiga kali lebih besar untuk mengalami hernia femoralis. Hernia indirek lebih banyak muncul pada sisi kanan. Alasannya adalah karena testis kiri lebih dulu turun dari retroperitonel ke skrotum dibanding testis kanan, sehingga obliterasi canalis inguinalis kanan terjadi lebih akhir. Pada kasus terjadinya hernia indirek kiri, 50% kasus akan disertai dengan hernia indirek kanan.
Pathofisiologi, Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah factor kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga pertu melalui kanalis inguinalis, faktor yang kedua adalah faktor yang dapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis ekstermus
Pengkajian pasien meliputi :
Keluhan utama
Riwayat pekerjaan
Riwayat kesehatan lalu
Riwayat kesehatan sekarang
Diagnose banding:
Hernia femoralis
Nodes lymph inguinal
Hydrcele dari saluran nuck
Inti pengkajian berupa Pemeriksaan laboratorium meliputi analisah darah, untuk mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb faal hemostasis, dan jumlah lekosit. Dan analisah urin untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing.dan Pemeriksaan penunjang meliputi foto thorax, untuk mengetahui keadaan dari jantung dan paru, dan pemeriksaan ECG, dilakukan pada pasien yang berusia 45 th.
Penatalaksanaan hernia inguinalis, Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi dan Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional.
Komplikasi berupa terjadinya perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini disebut hernia inguinalis ireponibilis dan komplikasi lainnya berupa terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk. Keadaan ini disebut hernia inguinalis strangulate.
Saran
Dari pembahasan makalah diatas salah satu penyebab terjadinya hernia ingunialis karena paktor pekerjaan yang berat serta penyakit kronis seperti batuk yang bekepanjanga, oleh kerna itu penulis menyarankan agar pekerjaan yang berat-berat sebisa mungkin di hindari dan jika mempunyai penyakit kronik ( batuk ) sesegera mungkin di obati
DAFTAR FUSTAKA
Prakrama Chandrasoma dan clive R, Taylor. Patologi anatomi. Edisi 2, Jakarta : EGC.
Brunner dan suddarth. Buku ajar keperawatan medical bedah. Edisi 8, Jakarta: EGC, 2001
Sabiston. Hernia dalam Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta : EGC. 1994.228-245.
https://id.scribd.com/doc/93160982/Hernia-Inguinalis
https://herrysetyayudha.wordpress.com/tag/hernia-direct/