LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN VARISES VARISES ESOPHAGUS DI RUANG MELATI 1 RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
Tugas Mandiri Stase Praktek Keperawatan Keperawata n Anak
Disusun oleh ANISA NURI KURNIASARI 1!"#$%&'1"KU"1(#)'
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN *AKULT *AKULTAS AS KEDOKTERAN KEDOKTERA N UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA '%1!
VARISES ESOPHAGUS A. Pen+e,-in V,ises Eso/h+us Varises esophagus adalah pelebaran pembuluh darah dalam yang ada di dalam
kerongkongan makan (esophagus). Pelebaran ini dapat terjadi dalam bentuk yang keil hingga besar! bahkan hingga besarnya dapat peah menimbulkan perdarahan hebat. Perdarahan yang terjadi dapat dimuntahkan dengan warna hitam hingga merah segar dan darah dapat mengalir ke bawah (anus) sehingga timbul buang air besar hitam (melena).
"mumnya perdarahan S#$A termasuk penyakit gawat darurat yang memerlukan tindakan medik intensi% yang segera di rumah&sakit'puskesmas karena angka kematiannya yang tinggi! terutama pada perdarahan arises eso%agus yang dahulu berkisar antara * & +,-. Tingginya angka kematian pada perdarahan arises esophagus tergantung dari beberapa %aktor! antara lain • • •
Si%at dan lamanya perdarahan telah berlangsung. $eratnya penyakit sirosis hati yang mendasarinya. Tersedia tidaknya sarana diagnostik dan terapi di rumah /ematemesis adalah muntah darah dan melena adalah buang air besar berdarah
seperti aspal! umumnya disebabkan perdarahan saluran makan bagian atas (SM$A)
mulai dari eso%agus sampai duodenum. Penyehab&penyebab dari perdarahan saluran makan bagian atas antara lain •
Kelainan pada eso%agus arises! eso%agitis! ulkus! sindroma Mallory&0eiss!
•
keganasan. Kelainan pada lambung dan doudenum gastritis hemoragik! ulkus peptikum
• •
entrikuli dan duodeni! keganasan! polip. Penyakit darah leukemia! 12#! trombositopeni. Penyakit sistemik uremia. Varises eso%agus biasanya merupakan komplikasi sirosis. Sirosis adalah penyakit
yang ditandai dengan pembentukan jaringan parut di hati. Penyebabnya antara lain hepatitis $ dan #! atau konsumsi alkohol dalam julah besar. Penyakit lain yang dapat menyebabkan sirosis adalah tersumbatnya saluran empedu.
0. E-iolo+i
Varises eso%agus biasanya merupakan komplikasi sirosis. Sirosis adalah penyakit yang ditandai dengan pembentukan jaringan parut di hati. Penyebabnya antara lain hepatitis $ dan #! atau konsumsi alkohol dalam jumlah besar. Penyakit lain yang dapat menyebabkan sirosis adalah tersumbatnya saluran empedu.
. Mni2es-si Klinis
Keluhan yang ditimbulkan oleh arises eso%agus sendiri sebetulnya tidak ada. 3ang seringkali adalah! estela timbulnya per%orasi dan terjadi perdarahan yang masi%! yaitu hematemesis dan melena. 4adi yang dapat menimbulkan perdarahan sebagian besar arises berwarna kemerahan. Tanda&tanda perdarahan kadang&kadang adalah enselopati hepati. /ipoolemia dan hipotensi dapat terjadi bergantung pada jumlah dan keepatan kehilangan darah.
D. De,3- V,ises Eso+2us . Klsi2i4si 5+,5i
Menurut 1agradi! berdasarkan hasil pemeriksaan eso%agoskopi dengan 5der 6 /u%%ord eso%agoskop! maka arises eso%agus dapat dibagi dalam beberapa tingkatan! yaitu. Tingkat 7 1engan diameter 7&8 mm! terdapat pada submukosa! boleh dikata sukar dilihat penonjolan kedalam lumen. /anya dapat dilihat setelah dilakukan kompresi. Tingkat 8 Mempunyai diameter 8 6 9 mm! masih terdapat di submukosa! mulai terlihat penonjolan di mukosa tanpa kompresi. Tingkat 9 Mempunyai diameter 9 6 mm! panjang! dan sudah mulai terlihat berkelok&kelok! terlihat penonjolan sebagian dengan jelas pada mukosa lumen. Tingkat 1engan diameter 6 , mm! terlihat panjang berkelok 6 kelok. Sebagian besar dari arises terlihat nyata pada mukosa lumen. Tingkat , Mempunyai diameter lebih dari , mm! dengan jelas sebagian besar atau seluruh eso%agusnya terlihat penonjolan serta berkelok&keloknya arises.
6. Klsi2i4si Pl7e, 8 0,i94
Palmer dan $rik menilai bentuk! warna! tekanan dan panjangnya arises eso%agus serta membaginya dalam tingkat ,in+n! bila diameter arises eso%agus lebih keil dari 9 mm! tingkat se5n+ bila diameter arises eso%agus 9&: mm dan 6e,- bila diameter arises eso%agus lebih besar dari : mm. Selain itu diukur pula panjang dan tekanan dalam arises tersebut. Klasi%ikasi 6 klasi%ikasi ini bermaksud untuk memberikan gambaran yang seragam dari arises eso%agus! serta tanda 6 tanda yang erat hubungannnya dengan perdarahan arises ters ebut.
9. Klsi2i4si O7e5
7. $esarnya $esarnya arises eso%agus dibagi dalam derajat! yaitu 7) Penonjolan dalam dinding lumen yang minimal sekali 8) Penonjolan kedalam lumen sampai ; lumen dengan pengertian bahwa eso%agus dalam keadaan relaksasi yang maksimal. 9) Penonjolan kedalam lumen sampai setengahnya. ) Penonjolan kedalam lumen sampai lebih dari setengah dari lumen eso%agus.
8. $entuknya 1ibedakan 9 maam bentuk arises eso%agus! yaitu 7) Sederhana (simple)! ialah penonjolan mukosa yang berwarna kebiru& biruan dan berkelok&kelok dengan atau tanpa adanya kelainan pada mukosanya. 8) Penekanan (ongested)! ialah penonjolan mukosa yang berwarna merah tua disertai tanda pembengkakan mukosa dan dengan tanda&tanda perdarahan.
Gagal hepar sirosis kronis
9) Varises yang berdarah! ialah arises yang mengeluarkan darah segar karena adanya robekan pada permukaan arises tersebut.
Penyempitan vena hepatika oleh karena fbrosis hati, regenerasi noduler, dan kematian sel 9. Varises dengan Stigmata (tanda&tanda perdarahan)
2alah terdapatnya bekuan atau pigmen darah dipermukaan arises yang menandakan telah terjadi perdarahan.
arah yang menuju ke hati di ahlikan menjauhi hati (peningkatan resistensi terhadap aliran darah Klasi%ikasi
rbentuk saluranE.kolateral dalam submukosa esoagus dan rektum serta pada dinding abdomen an P-o2isiolo+i Pada gagal hepar sirosis kronis! kematian sel dalam hepar mengakibatkan peningkatan tekanan ena porta. Sebagai akibatnya terbentuk saluran kolateral dalam
tekanan porta submukosa eso%agusPeningkatan dan rektum serta padavena dinding abdomen anterior untuk mengalihkan darah menjauhi hepar. 1engan meningkatnya tekanan dalam ena ini! maka ena menjadi mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah disebut arises.
Vena menjadi mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah
Varises dapat peah! mengakibatkan perdarahan gastrointestinal masi%. Selanjutnya dapat mengakibatkan kehilangan darah tiba&tiba! penurunan arus balik ena ke
Varises esoagus, varises lambung, pelebaran venavena dinding perut! jantung! dan penurunan urah jantung. 4ika perdarahan menjadi berlebihan! maka akan mengakibatkan penurunan per%usi jaringan. 1alam berespon terhadap penurunan urah
jantung!
tubuh
melakukan
mekanisme
kompensasi
untuk
menoba
mempertahankan per%usi. Mekanisme ini merangsang tanda&tanda dan gejala&gejala kehilangan darah tiba-tiba penurunan curah jantung penurunan arus balik vena ke jantung utama yang terlihat pada saat pengkajian awal. 4ika olume darah tidak digantikan ! penurunan per%usi jaringan mengakibatkan dis%ungsi seluler. Sel&sel akan berubah
Syok hipovolemik
penurunan perfusi jaringan
menjadi metabolisme anaerob! dan terbentuk asam laktat. Penurunan aliran darah akan memberikan e%ek pada seluruh sistem tubuh! dan tanpa suplai oksigen yang menukupi sistem tersebut akan mengalami kegagalan.
disungsi seluler
"engalami kegagalan organ
#ematian
*. Pe7e,i4sn Penun3n+ Tidak ada persiapan khusus pada pasien yang akan di lakukan pemeriksaan
diagnosti! akan tetapi pada pemeriksaan endoskopi biasanya pasien di puasakan dan lambung dikosongkan.. 1. L6o,-o,iu7 •
/itung darah lengkap penurunan /b! /t! peningkatan leukosit
•
5lektrolit penurunan kalium serum> peningkatan natrium! glukosa serum dan laktat.
•
Pro%il hematologi perpanjangan masa protrombin! tromboplastin
•
?as darah arteri alkalosis respiratori! hipoksemia.
'. Pe7e,i4sn R5iolo+is
•
1ilakukan dengan pemeriksaan esopagogram untuk daerah esopagus dan double contrast untuk lambung dan duodenum.
•
Pemeriksaan tsb dilakukan pada berbagai posisi terutama pada 7'9 distal esopagus! kardia dan %undus lambung untuk menari ada tidaknya arises! sedini mungkin setelah hematemisis berhenti.
#. Pe7e,i4sn En5os4o/i •
"ntuk menentukan asal dan sumber perdarahan
•
Keuntungan lain dapat diambil %oto! aspirasi airan dan biopsi untuk pemeriksaan sitopatologik
•
1ilakukan sedini mungkin setelah hematemisis berhenti.
•
Pemeriksaan eso%agogastroduodenoskopi merupakan pemeriksaan penunjang yang paling penting karena dapat memastikan diagnosis peahnya arises eso%agus atau penyebab perdarahan lainnya dari eso%agus! lambung dan duodenum. Penyebab perdarahan dapat disebabkan oleh satu atau lebih penyebab!
sehingga
dengan
diketahui
pasti
penyebabnya
maka
penatalaksanaan dapat lebih optimal. "ntuk rumah sakit&rumah sakit di daerah yang belum memiliki %asilitas endoskopi saluran erna dapat memakai modalitas
lain
yaitu
roentgen
oeso%agus&lambung&duodenum
(
walaupun tidak begitu sensiti%. •
Sebelum endoskop dimasukkan melalui mulut! penderita biasanya dipuasakan terlebih dahulu selama beberapa jam. Makanan di dalam lambung bisa menghalangi pandangan dokter dan bisa dimuntahkan selama pemeriksaan dilakukan. Sebelum endoskop dimasukkan ke dalam rektum dan kolon! penderita biasanya menelan obat penahar dan enema untuk mengosongkan usus besar.
G. Pen-l4snn
Penatalaksanaan perdarahan saluran erna bagian atas dapat dibagi atas 1. Pen-l4snn 4ol6o,-i2
2nterensi awal menakup langkah a) kaji keparahan perdarahan! b) gantikan airan dan produk darah untuk mengatasi shok! •
Pasang akses intraena dengan kanul berdiameter besar
•
@akukan penggantian airan intraena @ atau Bormal saline
•
Kaji terus tanda&tanda ital saat airan diganti
•
4ika kehilangan airan C 7,** ml membutuhkan penggantian darah selain airan. "ntuk itu periksa gol darah dan cross-matc. Kadang digunakan obat asoakti% sampai airan seimbang untuk mempertahankan tekanan darah dan per%usi organ ital! seperti dopamin! epineprin dan nore%ineprin untuk menstabilkan pasien sampai dilakukan perawatan de%initi%.
) tegakan diagnosa penyebab perdarahan dan
1iagnosis penyebab perdarahan saluran erna bagian atas di lakukan dengan melakukan anamnesis yang teliti! pemeriksaan %isis yang baik dan
teliti
serta
pemeriksaan
penunjang
berupa
pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan eso%agogastro&uoenoskopi. Anamnesis dilakukan bila hemodinamik pasien telah stabil dan memungkinkan! sehingga tidak mengganggu pengobatan emergensi yang harus dilakukan
Pemasangan selang nasogastrik utuk mengkaji tingkat perdarahan (tetapi kontroersial)
Pemeriksaan barium (double contrast untuk lambung dan duodenum). Pemeriksaan tsb dilakukan pada berbagai posisi terutama pada 7'9 distal esopagus! kardia dan %undus lambung untuk menari ada tidaknya arises! sedini mungkin setelah hematemisis berhenti.
Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan yaitu pemeriksaan darah rutin berupa hemoglobin! hematokrit! leukosit! trombosit! pemeriksaan hemostasis lengkap untuk mengetahui adanya kelainan hemostasis! pemeriksaan %ungsi hati untuk menunjang adanya sirosis hati! pemeriksaan %ungsi ginjal untuk menyingkirkan adanya penyakit gagal ginjal kronis! pemeriksaan adanya in%eksi /eliobater pylori dan lain&lain.
"ntuk
memonitor
perdarahan
dapat
dilakukan
pemeriksaan
hemoglobin! hematokrit trombosit seara berkala tiap : jam dan memasang selang nasogastrik dengan pembilasan tiap : jam. d) renanakan dan laksanakan perawatan de%initi%.
'. Pen-l4snn u7u7"su/o,-i2
Penatalaksanaan ini memperbaiki keadaan umum dan tanda ital. 3ang paling penting pada pasien perdarahan S#$A adalah memberikan resusitasi pada waktu pertama kali datang ke rumah sakit. Kita harus seepatnya memasang in%us untuk pemberian airan kristaloid (seperti Ba#@ *.D- dan lainnya) ataupun koloid ( plasma expander ) sambil menunggu darah dengan'tanpa komponen darah lainnya bila diperlukan. Selang nasogastrik perlu dipasang untuk memonitor apakah perdarahan memang berasal dari S#$A dan apakah masih akti% berdarah atau tidak dengan melakukan bilasan lambung tiap : jam sampai jernih. Pasien harus diperiksa darah peri%er (hemoglobin! hematokrit! leukosit dan trombosit) tiap : jam untuk memonitor akti%itas perdarahan. Sebaiknya bila diurigai
adanya
kelainan
pembekuan
darah
seperti Disseminated
Intravascular Coagullation ( 12#) dan lainnya! harus dilakukan pemeriksaan pembekuan darah
seperti
masa
perdarahan!
masa
pembekuan! masa
protrombin! APTT! masa trombin! $urr #ell! 1 dimmer dan lainnya. $ila terdapat kelainan pembekuan darah harus diobati sesuai kelainannya. Pada penderita dengan hipertensi portal dimana perdarahan disebabkan peahnya arises eso%agus dapat diberikan obat somatostatin atau oktreotide. Pada perdarahan non arises yang masi%! dapat juga diberikan somatostatin atau oktroetide tetapi jangka pendek 7&8 hari saja. Pada prinsipnya! urutan penatalaksanaan perdarahan S#$A dapat mengikuti anjuran algoritme penatalaksanaan dari Konsensus Basional 2ndonesia atau Palmer atau Triadapa%ilopoulos. Selain pengobatan pada pasien perdarahan perlu diperhatikan pemberian nutrisi yang optimal sesegera mungkin bila pasien sudah tidak perlu dipuasakan lagi! dan mengobati kelainan kejiwaan'psikis bila ada dan memberikan edukasi mengenai penyakit pada pasien dan keluarga misal memberi tahu mengenai penyebab perdarahan dan bagaimana ara&ara penegahaan agar tidak mengalami perdarahan lagi. #. Pen-l4snn 4husus
Penatalaksanaan
khusus
merupakan
penatalaksanaan
hemostatik
perendoskopik atau terapi embolisasi arteri. Terapi hemostatik perendoskopik yang diberikan pada peah arises eso%agus yaitu
Tindakan skleroterapi arises perendoskopik (ST5) dan ligasi arises perendoskopik (@V5). Pada perdarahan karena kelainan non arises! dilakukan suntikan adrenalin di sekitar tukak atau lesi dan dapat dilanjutkan dengan suntikan etoksi&sklerol atau obat %ibrinogen&trombin atau dilakukan terapi koagulasi listrik atau koagulasi dengan heat probe atau terapi laser! atau koagulasi dengan bipolar probe atau yang paling baik yaitu hemostatik dengan terapi metal clip. $ila pengobatan konserati%! hemostatik endoskopik gagal atau kelainan berasal dari usus halus dimana skop tak dapat masuk dapat dilakukan terapi embolisasi arteri yang memperdarahi daerah ulkus. Terapi ini dilakukan oleh dokter spesialis radiologi interensional. ). Pen-l4snn 5e2ini-i2
7) Te,/i En5os4o2i •
Skleroterapi! menggunakan pensklerosis natrium morrhuate atau natrium tetradesil sul%at. Agen ini melukai endotel menyebabkan nekrosis dan akhirnya mengakibatkan sklerosis pembuluh yang berdarah.
•
5ndoskopi tamponade termal menakup probe pemanas! %otokoagulasi laser dan elektrokoagulasi.
8) 0ils L76un+ •
1ilakukan selama periode perdarahan akut (kontroersial! karena mengganggu mekanisme pembekuan normal. Sebagian lain meyakini lambung dapat membantu membersihkan darah dalam lambung! membantu mendiagnosis penyebab perdarahan selama endosko%i)
•
4ika dinstruksikan bilas lambung maka 7***&8*** ml air atau normal salin steril dalam suhu kamar dimasukan dengan menggunakan B?T. Kemudian dikeluarkan kembali dengan spuit atau dipasang sution sampai sekresi lambung jernih.
•
$ilas lambung pakai es tidak dianjurkan karena mengakibatkan perdarahan
•
2rigasi lambung dengan airan normal saline learterenol agar menimbulkan asokontriksi. Setelah diabsorbsi lambung obat dikirim melalui sistem ena porta ke hepar dimana metabolisme terjadi! sehingga reaksi sistemik dapat diegah. Pengeneran biasanya menggunakan 8 ampul dalam 7*** ml larutan.
•
Pasien berresiko mengalami apsirasi lambung karena pemasangan B?T dan peningkatan tekanan intragastrik karena darah atau airan yang digunakan untuk membilas. Pemantauan distensi lambung dan membaringkan pasien dengan kepala ditinggikan penting untuk menegah re%luk isi lambung. $ila posisi tersebut kontraindikasi! maka diganti posisi dekubitus lateral kananEmemudahkan mengalirnya isi lambung melewati pilorus.
9) Pe76e,in Pi-,esin •
1ilakukan bila dengan bilas lambung atau skleroterapi tidak menolong! maka diberikan asopresin (Pitresin) intraena.
•
•
1osis *!8&*!: unit permenit. Karena asokontsriktor maka harus diin%uskan melalui aliran pusat.
•
/ati&hati karena dapat terjadi hipersensiti%
•
Mempengaruhi output urine karena si%at antidiuretiknya.
) Men+u,n+i As7 L76un+ •
Turunkan keasaman sekresi lambung! dengan obat histamin (/8) antagonistik! ontoh simetidin (tagamet)! ranitidin hidrokloride (Fanta) dan %amotidin (pepid)
•
1osis tunggal dapat menurunkan sekresi asam selama hampir , jam.
•
anitidin i ,* mg diairkan ,* ml 1,0 setiap : jam. Simetidin i 9** mg diairkan dalam dosis intermiten 9** mg diairkan dalam ,* mg 1,0 setiap : jam atau sebagai in%us intraena kontinu ,* mg'jam. /asil terbaik diapai jika p/ lambung dapat dipertahankan.
•
Antasid juga biasanya diberikan
,) Me7/e,6i4i S--us Hi/o4o+ulsi •
Pemberian itamin K dalam bentuk %itonadion (aGuaMephyton) 7* mg im atau i dengan lambat untuk mengembalikan masa protrombin menjadi normal.
•
1apat pula diberikan plasma segar beku.
:) 0lon T7/on5e Terdapat bermaam balon tamponade antara lain Tube Sangstaken& $lakemore! Minnesota! atau @inton&Bahlas. Alat ini untuk mengontrol perdaraghan ?2 bagian atas karena arises esophagus. Tube Sangstaken& $lakemore mengandung 9 lumen a) balon gastrik yang dapat diin%lasikan dengan 7**&8** m@ udara b) balon esopagus yang dapat diin%lasikan dengan * mm /g (menggunakan spigmomanometer) dan lumen ) untuk mengaspirasi isi lambung. Tube Minnesota! mempunyai lumen tambahan dan mempunyai lubang untuk menghisap sekresi paring. Sedangkan tube @inton&Bahlas terdiri hanya satu balon gaster yang dapat diin%lasikan dengan ,**&:** m@ udara. Terdapat beberapa lubang'bagian yang terbuka baik pada bagian esophagus maupun lambung untuk mengaspirasi sekresi dan darah. •
Tube'slenag Sangstaken&$lakemore setelah dipasang didalam lambung dikembangkan dengan udara tidak lebih dari ,* ml
•
Kemudian selang ditarik perlahan sampai balon lambung pas terkait pada kardia lambung.
•
Setelah
dipastikan
letaknya
tepat
(menggunakan
pemeriksaan
radiogra%i)! balon lambung dpat dikembangkan dengan 7**&8** m@ udara. •
Kemudian selang dibagian luar ditraksi dan di%iksasi.
•
4ika perdarahan berlanjut balon esopagus dapat dikembangkan dengan tekanan 8,* * mm /g (menggunakan spigmomanometer) dan dipertahankan dalam 8&+ jam. 4ika lebih lama depat menyebabkan edema! esopagitis! ulserasi atau per%orasi esopagus. /al yang penting dilakukan saat menggunakan balon ini adalah obserasi konstan dan perawatan ermat! dengan mengidenti%ikasi
ketiga ostium selang! diberi label dengan tepat dan diperiksa kepatenannya sebelum dipasang. !. Pen-l4snn 6e5h
Penatalaksanaan bedah'operati% merupakan penatalaksanaan yang ukup penting bila penatalaksanaan konserati% dan khusus gagal atau memang sudah ada komplikasi yang merupakan indikasi pembedahan. $iasanya pembedahan dilakukan bila pasien masuk dalam a.
Keadaan gawat 2 sampai 22
b. Komplikasi stenosis pilorus&duodenum! per%orasi! tukak duodenum re%rakter Pengertian gawat 2 adalah bila perdarahan S#$A dalam + jam pertama membutuhkan darah untuk trans%usi sebanyak 8 liter! sedangkan gawat 22 adalah bila dalam 8 jam pertama setelah gawat 2 pasien masih membutuhkan darah untuk trans%usi sebanyak 8 liter.
ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pen+43in . An7nesis •
iwayat penyakit dahulu
•
Pada perdarahan karena peahnya arises esophgaus! tidak ditemukan keluhan nyeri atau pedih di daerah epigastrium
•
Tanda&gejala hematemesis timbul mendadak
•
Tanyakan prakiraan jumlah darah misalnya satu gelas! dua gelas atau lainnya.
6. Pe7e,i4sn *isi4 •
Keadaan umum
•
Kesadaran
•
Badi! tekanan darah
•
Tanda&tanda anemia
•
?ejala hipoolemia
•
Tanda&tanda hipertensi portal dan sirosis hati spider nei! ginekomasti! eritema palmaris! apit medusae! adanya kolateral! asites! hepatosplenomegali dan edema tungkai.
'. Mslh Ke/e,:-n •
1e%isit olume airan
•
Syok /ipoolemi
•
Penurunan urah jantung
•
Penurunan per%usi jaringan
#. Di+nos Ke/e,:-n P,io,i-s
7) Kekurangan olume airan berhubungan dengan kehilangan darah akut 8) Penurunan urah jantung berhubungan dengan perdarahan gastrointestinal masi% ). In-e,;ensi Ke/e,:-n
1iagnosa 7 Kekurangan olume airan berhubungan dengan kehilangan darah akut. B<# Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 9H8 jam! kekurangan olume airan pasien teratasi. Kriteria hasil •
Muntah darah berkurang
•
Tanda&tanda ital dalam batas normal
•
Pasien menunjukkan respon kesadaran yang baik
•
Konjungtia merah terang
•
Slera normal ( putih)
•
Kulit kembali normal
•
K" baik
2nterensi Mandiri 7. #atat karakteristik muntah 8. Awasi tanda ital bandingkan
asional Mandiri 7. Membantu dalam membedakan penyebab distress
gaster.
1arah
merah
erah
dengan hasil normal pasien atau
menunjukkan adanya perdarahan arterial
sebelumnya.
akut! mungkin karena ulkus gaster! darah
9. #atat respon %isiologis indiidual pasien
terhadap
perdarahan
perubahan mental! kelemahan! gelisah!
merah
gelap
mungkin
darah
lama
( tertahan dalam usus ) atau perdarahan ena dari arises
ansietas!puat!
8. Perubahan T1 dan nadi dapat di gunakan
berkeringat! takipnea! perubahan
untuk perkiraan kasar kehilangan darah. (
suhu
missal T1 J D* mm /g dan nadi C 77* di
. Awasi masukan dan haluaran dan hubungkan dengan perubahan
duga 8,- penurunan olume atau kurang lebih 7***ml)
berat badan. "kur kehilangan
9. Simtomatologi
darah ' airan melalui muntah!
mengukur
penghisapan gaster' laase! dan
perdarahan. Memburuknya gejala dapat
de%ekasi
menunjukkan
Kolaborati%
dapat
berat'
berguna
lamanya
perdarahan
dalam episode
atau
tidak
adekuatnya penggantian airan
,. $erikan airan 'darah
sesuai
indikasi
. Memberikan pedoman untuk penggantian airan.
:. Awasi pemeriksaan laboratorium Kolaborati% /b! /t! jumlah sel darah merah I. $erikan indikasi.Misal
obat
sesuai
,. Penggantian derajat
airan
tergantung
hipoolemia
dan
pada
lamanya
Simetidin
perdarahan ( akut atau kronis). Tambahan
( Tagamet)! ranitidine ( Fanta)!
olume albumin dapat diin%uskan sampai
%amotidine ( Pepid)! niFatidin!
golongan darah dan penookan silang
( aHid)
dapat diselesaikan dan trans%use darah dimulai :. Alat
untuk
menentukkan
penggantian
darah
dan
kebutuhan mengawasi
kee%ekti%an terapi I. Penghambat histamine /8 menurunkan produksi asam gaster! meningkatkan Ph gaster! dan menurunkan iritasi pada mukosa
gaster
penyembuhan pembentukan lesi.
penting juga
untuk
penegahan
1iagnosa 8 Penurunan urah jantung berhubungan dengan perdarahan gastrointestinal masi% B<# Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 9H 8 jam! pasien menunjukkan perbaikan per%usi jaringan Kriteria hasil & Muntah darah berkurang & Tanda&tanda ital dalam baras normal & kulit kembali normal ( tidak puat) & Konjungtia merah terang 2nterensi Mandiri 7. Selidiki
asional Mandiri perubahan
tingkat
7. Perubahan
dapat
menunjukkan
kesadaran! keluhan pusing atau sakit
ketidakadekuatan
kepala
sebagai akibat tekanan darah arterial.
8. Auskultasi
nadi
apial.
Awasi
per%usi
serebral
#atatan perubahan sensori dapat juga
keepatan jantung ' irama bila 5K?
menunjukkan
kontinu ada.
ammonia' ense%alopati hepati pada
9. Kaji kulit terhadap dingin! puat! berkeringat!
pengisian
kapiler
peningkatan
kadar
pasien dengan penyakit hati 8. Perubahan
disritmia
dan
iskemia
lambat! dan nadi peri%er lemah
dapat terjadi sebagai akibat hipotensi!
. #atat haluaran urin dan berat jenis
hipoksia! asidosis! ketidakseimbangan
Kolaborati% ,. $erikan oksigen tambahan sesuai indikasi :. Awasi ?1A I. $erikan airan 2V sesuai indikasi
elektrolit! atau pendinginan dekat area jantung bila laase air dingin di gunakan untuk mengontrol darah 9. Vasokonstriksi adalah respon simpatis terhadap penurunan olume sirkulasi dan atau dapat terjadi sebagai e%ek samping pemberian asopressin. . Penurunan per%usi sistemik dapat menyebabkan iskemia' gagal ginjal di mani%estasikan keluaran urine. Kolaborati%
dengan
penurunan
,. Mengobati hipoksemia dan asidosis laktat selama perdarahan akut :. Mengidenti%ikasi
hipoksemia!
kee%ekti%an' kebutuhan untuk terapi I. Mempertahankan
olume
sirkulasi
dan per%usi. #atatan penggunaan ringer laktat di kontraindikaasikan pada
adanya
gagal
hati
karena
metabolisme laktat terganggu dan asidosis laktat dapat terjadi
DA*TAR PUSTAKA
$runner! Suddarth. 8**:. Keperawatan Medikal Bedah !olume ". 4akarta 5?# Sabiston. 7DD. Buku #$ar Bedah Bagian ". 4akarta 5?#. 0ilson! lorraine. 8**:. %ato&isiolo&i !olume ' disi ) . 4akarta. 5?#