pera w a tm asa depa nku@blo blogsp gspot.com ot.com Free Download & Free Copy
Dapatkan Askep Lengkap Hanya Di :
pera w a tm asa depa nku@blo blogsp gspot.com ot.com Free Download & Free Copy Join with Us : Email : hendrit riyulia nto@gm ail .com Face book book : He ndri ndri Ty
Kunjungi d a n Dapatkan !! !!!! Kumpulan A skep Lengkap Lengkap Ha nya Di :
pera w a tm a sade pank u@blog blogspo spot.c t.c om Free Fr ee Do Dow w nl nload oad & Fr Free ee Co Copy py
Pembaca yang budiman, dimohon memberikan komentar, saran dan kritik yang membangun… Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua…Aminn
Dapat kan kemudahan dalam mencari askep, dengan bergabung menjadi member kami…Join kami…Join With Us
[email protected] | 1 Join With Us : Email :
[email protected] Facebook : Hendri Ty
pera w a tm asa depa nku@blo blogsp gspot.com ot.com Free Download & Free Copy
KUMPULAN ASUHAN KEPERAW K EPERAWATAN ATAN
Disusun Oleh : HENDRI TRI YULIANTO 101067 D3 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN 2012
[email protected] | 2 Join With Us : Email :
[email protected] Facebook : Hendri Ty
pera w a tm asa depa nku@blo blogsp gspot.com ot.com Free Download & Free Copy
LAPORAN PENDAHULUAN UROLITHIASIS
A. PENGERTIAN
Urolithiasis adalah adanya batu atau kulkulus dalam sistem urinarius atau saluran perkemihan,(Barbara M. Nettina, 2002). Ureterolithiasis adalah batu yang terdapat di ureter
B. ETIOLOGI
Penyebab secara pati belum diketahui (idiopatik), namun ada beberapa faktor precipitasi terbentuknya batu, yaitu : (R. Sjamsuhidajat, 2004) 1. Makanan yang banyak mengandung purin 2. Dehidrasi 3. Hiperparatiroidisme 4. Immobilisasi 5. Obstruksi kronik oleh o leh benda asing didalam traktus urinarius Menurut Soeparman, 2000 penyebab urolithiasis dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Faktor intrinsik a. herediter b. usia : 30 – 50 tahun c. pria tiga kali lebih banyak banyak dibandingkan dibanding kan wanita 2. Faktor ekstrinsik ekstrinsik a. faktor geografis : daerah berkapur
[email protected] | 3 1 Join With Us : Email :
[email protected] Facebook : Hendri Ty
pera w a tm asa depa nku@blo blogsp gspot.com ot.com Free Download & Free Copy
b. pemasukan cairan kurang dan peningkatan peningkat an kalsium, terutama terut ama berasal dari fastfood c. diet purin, oksalat, dan kalsium Teori pembentukan batu menurut menurut Mansjoer Mansjoer Arif, (2000) meliputi : 1. Teori inti (nukleus) : kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan kristal pada urin yang sudah mengalami supersaturasi. 2. Teori matr matriks iks : matrik organik yang berasal dari serum seru m atau protein- protein urin memberikan kemungkinan pengendapan kristal. 3.
Teori inhibitor kristalisasi : beberapa substansi dalam urin menghambat terjadinya kristalisasi, konsentrasi yang rendah atau absennya substansi ini memungkinkan memungkinkan terjadinya kristalisasi. Pembentukan batu membutuhkan supersaturasi dimana supersaturasi itu
tergantung pada PH urin, kekuatan ion, konsentrasi cairan, dan pembentukan kompleks : 1. Batu kalsium disebabkan oleh : a. Hiperkalsiuria absorptif : gangguan metabolisme yang menyebabkan absorsi
usus
yang
berlebihan
juga
pengaruh
vitamin
D
dan
hiperparatiroid. b. Hiperkalsiuria renalis : kebocoran pada ginjal. 2. Batu oksalat disebabkan oleh : a. Primer auto somal resesif. b. Ingesti, inhalasi : vitamin vitamin C, ethilen glycol, methoxyflurane, anestesi c. Hiperoksalouria entenik entenik : inflamasi saluran pencernaan, pencernaan, reseksi usus halus, bypass jejunoileal, sindrom malabsorpsi.
[email protected] | 4 Join With Us : Email :
[email protected] Facebook : Hendri Ty
pera w a tm asa depa nku@blo blogsp gspot.com ot.com Free Download & Free Copy
3. Batu asam urat disebabkan oleh : a. Makanan yang banyak mengandung purin. b. Pemberian sitostatik pada pengobatan neoplasma. c. Dehidrasi kronis.
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut R. Syamsul Hidayat dan Wim Dejong, (1997). Gejala dan tandanya tergantung pada lokasi batu, besarnya dan morfologinya. Walaupun demikian penyakit ini mempunyai tanda umum yaitu : 1. Hematuria (kencing darah). 2. Disuria Pada pasien dengan batu ureter terdapat rasa nyeri, sakit mendadak yang disebabkan batu yang lewat, rasa sakit berupa rasa pegal di CVA (Costovertebra Angle) atau kolik yang menjalar ke perut bawah sesuai lokasi batu dalam ureter. 3. Pancaran urine terganggu. Menurut R. Sjamsuhidajat, (2004) manifestasi klinis dari urolithiasis yaitu : 1. Nyeri pinggang pingga ng : lokasi lokasi batu di ginjal, diureter bagian atas. 2. Nyeri pinggang menjalar menjalar ke abdomen atau ke skrotum dan testis testis atau ke vulva : batu di ureter atau bledder. 3. Nyeri hebat (kolik) (kolik) biasanya intermiten tetapi sangat sangat berat : bila ureter spasme dan batu tidak dapat melaluinya.
[email protected] | 5 Join With Us : Email :
[email protected] Facebook : Hendri Ty
pera w a tm asa depa nku@blo blogsp gspot.com ot.com Free Download & Free Copy
4. Mual, muntah : timbul sebagai respon sympatis sympatis dan parasympatis parasympatis karena peristaltik dan spasme ureter. 5. Pucat, diaphoresis
D. PATHOFISIOLOGI
Mekanisme pembentukan batu ginjal atau urologi belum diketahui secara pasti. Berbagai faktor mempengaruhi proses pembentukan batu. Faktor utama yaitu supersaturasi filtrat. Faktor lain yaitu PH urine, stasis urine dan deficiensi faktor penghambat pembentuk batu. Batu terbentuk dari calsium, phospat, oxalat, asam urat, struvit dan kristal cystine. Dan yang paling banyak adalah batu calsium yaitu calsium phopat dan calsium oxalat . Batu asam urat dibentuk dari pengaruh metabolisme
purine, batu struvit terbentuk karena akibat dari ure splitting bacteri dan mengandung magnesium, phospat dan amonium. Batu cystine terbentuk dari crystal cystine sebagai akibat dari defek t ubulur renal. Ketika
filtrat
yang
harus
diekskresikan
semakin
meningkat
konsentrasinya, keadaanini sangat mendorong terjadinya keadaan supersaturasi. Contohnya sebagai efek immobilisasi yang lama dapat menyebabkan mobilisasi calsium dari tulang sehingga kadar serum kalsium meningkat yang berdampak terhadap beban yang harus diekskresikan. Jika intake cairan tidak adekuat akan terjadi supersaturasi dan akan terbentuk batu, lebih banyak batu kalsium. PH urine dapat meningkatkan atau melarutkan batu saluran kemih. Batu asam urat cenderung terbentuk pada keadaan urine yang asam. Batu struvit dan kalsium phosfat cenderung terbentuk pada keadaan urine yang alkali. Batu kalsium oxalat tidak dipengaruhi oleh PH urine.
[email protected] | 6 Join With Us : Email :
[email protected] Facebook : Hendri Ty
pera w a tm asa depa nku@blo blogsp gspot.com ot.com Free Download & Free Copy
Batu dibentuk di ginjal dan menuju ureter dan turun kedalam vesika urinaria. Sering kali batu tersangkut di sudut uretepelvie ataupun dilekukkan uretero
visikal.
Bila
batu
menyumbat
dan
menghambat
aliran
urine
menyebabkan dilatasi ureter sehingga terjadi keadaan hidroureter. Rasa nyeri karena spasme ureter terasa sangat berat dan seperti diremes atau ditusuk dan dapat menyebabkan shock. Dapat juga klien mengalami hematuria karena kerusakan lapisan urethelial. Jika obstruksi tidak segera diatasi atau dihilangkan, urin stasis dapat menyebabkan infeksi dan secara bertahap mengganggu fungsi ginjal
pada
bagian
yang
dipengaruhi.
Obstruksi
terus
menerus
dapat
menyebabkan menyebabkan hidroneprosis at au pembesaran ginjal.
[email protected] | 7 Join With Us : Email :
[email protected] Facebook : Hendri Ty
pera w a tm asa depa nku@blo blogsp gspot.com ot.com Free Download & Free Copy
E. PATHWAY
Diet
Purin
ISK
Hiper Paratioroid
Immobilitas
Asam urat memingkat
Bakteri Pemecah urea
Hiperkalsemia Hiperkalse mia
Kristalisasi asam urat
Sedimen dan kristalisasi
Reabsobsi calsium di ginjal
BATU
Gesekan
Osteoclast Osteoclast
Reabsobsi Reabsobsi air meningkat
Pemekatan Pemekatan urin menungkat menungkat
Kalsifikasi Kalsifikas i
Sedimen
Obstruksi Kandung kemih
Terapi pembedahan Insisi
Inflamasi
Dehidrasi
Pendarahan
Retensi urin
Sensitivitas Sensitivitas syaraf meningkat
Kerusakan Ujung syaraf
Refluk Terputusnya kontinuitas jaringan
Risiko defisit Volume cairan
Nyeri
Hidroneprosis Nyeri Gangguan aktivitas
Gagal ginjal Port deentri kuman Gangguan Eliminasi BAK Resti Infeksi
(Price, Silvia Anderson,1995 Fisiologi Proses-Proses Penyakit, Penyakit, E4, EGC Jakarta)
[email protected] | 8 Join With Us : Email :
[email protected] Facebook : Hendri Ty
pera w a tm asa depa nku@blo blogsp gspot.com ot.com Free Download & Free Copy
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Harwono Sapto dan Susanto Fitri (2002) pemeriksaan diagnostik utuk pasien ureterolithiasis meliputi : 1. Pemeriksaan laboratorium laboratorium dilakukan dengan analisis analisis urine yang dilakukan dilakukan meliputi : a. Berat jenis urine atau analisa urine : sering ada sel darah merah, putih, crystal, perubahan PH, kultur sering ada bakteri. Urine 24 jam study : sering terjadi peningkatan kadar kalsium, phospat, asam urat, oxalat atau at au cystine. b. Darah : kadar kalsium, kalsium, protein, elektrolit, asam urat, phospat, phospat, BUN, creatinin dan sel darah putih terjadi peningkatan. 2. Foto Rontgen a. BNO (Buiknier Overziecht / Plan Foto Abdomen) Abdomen) Pemeriksaan ini digunakan dalam saluran kemih juga menentukan besar, macam dan lokasi batu. b. IVP (Intro Vena Pyelographic) Dari pemeriksaan ini dapat diketahui struktur dan fungsi dari sistim ginjal, ureter dan buli-buli, kandung kemih. c. CT Scan Pemeriksaan ini dilakukan apabila kedua pemeriksaan yang lainnya belum diketahui batu, macam maupun lokasi batu, CT Scan tampak adanya batu atau massa.
G. PENATALAKSANAAN
[email protected] | 9 Join With Us : Email :
[email protected] Facebook : Hendri Ty
pera w a tm asa depa nku@blo blogsp gspot.com ot.com Free Download & Free Copy
Menurut
Masjoer,
Arif
(2000),
penatalaksanaan
pada
pasien
ureterolithiasis dapat dilakukan dengan cara : 1. Tujuan pengelolaan pengelolaa n batu saluran saluran kemih adalah : a. Menentukan Menentuk an dengan tepat adanya batu, lokasi lokasi dan besarnya besarnya batu. b. Menentukan adanya akibat-akibat batu saluran kemih : rasa nyeri, gangguan ginjal, infeksi.. c. Menghilangkan obstruksi,rasa nyeri dan infeksi. d. Menganalisa batu dan mencari latar belakang belakang terjadinya ter jadinya batu. 2. Tindakan : a. Pemberian analgesik, pemberian antibiotik. b. Pengatur diit, sesuai dengan hasil analisa batu c. Mengangkat batu batu dengan cara : Operasi : Nephrostomy, Pyelolithotomy, Neprhrolithotomy, Cystotomi, Extracorporeal Shock Wave Lithotomy.
H. KOMPLIKASI
Menurut Barbara Engram, (1999) komplikasi dari batu ginjal adalah : 1. Obstruksi Obstr uksi ginjal, ginja l, yang yang dapat menimbulkan kerusakan permanen bila tidak teratasi 2. Perdarahan 3. Infeksi
[email protected] | 10 Join With Us : Email :
[email protected] Facebook : Hendri Ty
pera w a tm asa depa nku@blo blogsp gspot.com ot.com Free Download & Free Copy
I. FOKUS PENGKAJIAN
Menurut Doenges, Marilym E, (1999) data dasar pengkajian pasien dengan post operasai ureterolithiasis dengan perpaduan diagnosa keperawatan Nanda (2005 - 2006) meliputi : 1. Data Subyektif : a. Apakah pasien mengeluh nyeri b. Apakah ada tanda – tanda infeksi c. Adakah gangguan atau kerusakan mobilitas mobilita s fisik 2. Data Obyektif : Data obyektif pasien post ureterolithiasis meliputi : a. Pengkajian tentang nyeri. i.
Kaji nyeri (PQRST) - P : provokatif provokatif : faktor yang yang memperberat memperberat atau memperingan memperingan nyeri nyeri - Q : quality quality
: nyeri tajam, tumpul, atau merobek
- R : region
: daerah perjalanan
- S : saverity saverity
: skala nyeri, intensitas nyeri
- T : time
: lamanya nyeri
ii. Kaji tingkah laku pasien - perilaku berhati-hati - fokus pada diri sendiri - penyempitan fokus - menarik diri dari kontak sosial - perilaku distraksi : merintih, menangis menangis - koping nyeri : mata sayup, gerak kacau b. Pengkajian tentang risiko infeksi. infeksi.
[email protected] | 11 Join With Us : Email :
[email protected] Facebook : Hendri Ty
pera w a tm asa depa nku@blo blogsp gspot.com ot.com Free Download & Free Copy
i.
kaji keadaan luka pada pembedahan
ii. kaji tanda-tanda infeksi infeksi : rubor, kalor, kalor, dolor, dolor, tumor, fungsiolesia fungsiolesia iii. kaji jahitan jahitan , lokasi lokasi c. Pengkajian tentang gangguan atau kerusakan mobilitas fisik i.
kaji tingkat kemandirian pasien atau aktivitas toleransi : makan, mandi, toileting, memakai alat pakaian
ii. Kaji sistim musculoskeletal : kekuatan otot, ketegangan otot iii. Kaji sistim kardiovaskuler : tekanan darah, nadi iv. Kaji postur tubuh : saat tidur t idur atau berbaring, duduk, berdiri J. FOKUS INTERVENSI
Diagnosa keperawatan pada pasien ureterolithiasis, meliputi : 1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik : post operasi (pembedahan) (pembedaha n) a. Observasi tingkat nyeri nyeri (intensitas, (intensitas, frekuensi, frekuensi, lokasi) lokasi) Rasionalisasi menentukan tingkat nyeri pasien b. Observasi vital sign setiap 4 – 6 jam Rasionalisasi mengetahui perkembangan vital sign yang berhubungan dengan keluhan nyeri c. Memberikan Member ikan posisi pasien dengan nyaman Rasionalisasi mengurangi rasa nyeri c. Latih relaksasi nafas dalam Rasionalisasi memberikan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri e. Memberikan Member ikan lingkungan lingkunga n yang nyaman dan tenang Rasionalisasi agar klien merasa tenang dan nyaman f. Kolaborasi dengan tim medis medis untuk pembe pemberian rian analgesik analgesik Rasionalisasi mengurangi dan menghilangkan nyeri
[email protected] | 12 Join With Us : Email :
[email protected] Facebook : Hendri Ty
pera w a tm asa depa nku@blo blogsp gspot.com ot.com Free Download & Free Copy
2. Risiko tinggi tinggi infeksi berhubungan berhubungan dengan prosedur prosedur infasiv infasiv (pembedahan). (pembedahan). a. Monitor vital vital sign setiap 5 – 6 jam jam Rasionalisasi mengetahui perkembangan vital sign b. Monitor tanda dan gejala infeksi Rasionalisasi mengetahui adanya tanda-tanda infeksi c. Memberikan perawatan kulit pada daerah yang yang berisiko berisiko infeksi Rasionalisasi mengurangi terjadinya infeksi d. Dorong Doro ng asupan nutrisi dan cairan caira n yang cukup Rasionalisasi membantu daya tahan tubuh, untuk mengurangi terjadi infeksi e. Menjelaskan Menjelaska n tanda-tanda tanda-t anda infeksi dan pencegahannya pencegahan nya Rasionalisasi memberikan pengetahuan pasien tentang infeksi f. Kolaborasi dengan medis untuk pemeriks pemeriksaan aan darah, kultur Rasionalisasi untuk mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium g. Laksanakan pemberian obat antibiotika antibiotika sesuai program Rasionalisasi membantu mengurangi terjadinya infeksi 3. Kerusakan mobilitas mobilitas fisik berhubungan berhubungan dengan pengobatan pengobatan post operasi. a. Observasi keadaan umum pasien Rasionalisasi mengetahui perkembangan keadaan pasien b. Mengobservasi Mengobservasi tingkat kekuatan otot Rasionalisasi mengetahui tingkat kekuatan otot c. Mengajarkan rentang gerak Rasionalisasi untuk mendapatkan kembali tingkat aktivitas fisik d. Mengajarkan Mengajarka n tehnik relaksasi dengan melakukan message, message, perawatan kulit dan pertahankan alat tenun t enun bersih dan kering
[email protected] | 13 Join With Us : Email :
[email protected] Facebook : Hendri Ty
pera w a tm asa depa nku@blo blogsp gspot.com ot.com Free Download & Free Copy
Rasionalisasi mengurangi ketegangan atau kelemahan oto, juga untuk mengurangi sakit e. Atur posisi posisi tidur pasiendan pasiendan rubah rubah posisi secara teratur Rasionalisasi tidak terjadi komplikasi ko mplikasi decubitus f. Kolaborasi dengan fisioterapi dalam terapi fisik Rasionalisasi membantu klien kearah penyembuhan
[email protected] | 14 Join With Us : Email :
[email protected] Facebook : Hendri Ty