LAPORAN PENDAHULUAN ULKUS DIABETIKUM
A. Defin finisi isi
Diab Diabet etes es
meli melitu tuss
adal adalah ah
gang ganggu guan an
meta metabo boli lism smee
yang yang
dita ditand ndai ai
deng dengan an
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein protein yang disebabkan oleh penurunan penurunan sekresi sekresi insulin insulin atau penurunan sensitivitas sensitivitas insu insuli lin n
atau atau
kedu keduan any ya
dan dan
meny menyeb ebab abka kan n
komp kompli lika kasi si
kron kronis is
mikr mikriv ivas asku kula larr,
makrovaskular, dan neuropati. (Yuliana (Yuliana elin, 2009) 2 009) Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender dan ulkus adalahkematian jaringan yang luas dan disertai invasi kuman saproit. !danya kuman saproittersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejalaklinik dan perjalanan penyakit D" dengan neuropati perier, (!ndyagreeni, 20#0). Ulkus Ulkus kaki Diabet Diabetes es (U$D) (U$D) merupak merupakan an kompli komplikasi kasi yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan morbiditasakibat Diabetes "ellitus. Ulkus kaki Diabetes merupakan komplikasi serius akibat Diabetes(!ndyagreeni, 20#0). Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes "elllitus "elllitus sebagai sebabutama morbiditas, mortalitas serta ke%a%atan penderita Diabetes. $adar &D& yang tinggimemai tinggimemainkan nkan peranan peranan penting penting untuk terjadinya terjadinya Ulkus Uiabetik Uiabetik untuk terjadinya UlkusDiabetik melalui pembentukan plak atherosklerosis pada dinding pembuluh darah ('aidah200).
B. Etiol iologi ogi
"enurut melt*er dan +are (200# #22-), penyebab dari diabetes mellitus adalah #. Diab Diabet etes es ipe / a. akt aktor or gene geneti tik k b. aktor imunologi %. akt aktor or ling lingku kunn nnga gan n 2. Diab Diabet etes es ipe // a. Usia b. 1besitas %. i3a i3aya yatt kelu keluar arga ga d. $elo $elomp mpok ok gene geneti tik. k. aktor4akt aktor4aktor or yang berpengaruh berpengaruh atas terjadinya terjadinya ulkus diabetikum dibagi menjadi a%tor endogen dan ekstrogen.
#. aktor endogen a. 5enetik, metabolik b. !ngiopati diabetik %. 6europati diabetik 2. aktor ekstrogen a. rauma b. /neksi %. 1bat aktor utama yang berperan pada timbulnya ulkus Diabetikum adalah angipati, neuropati dan ineksi.adanya neuropati perier akan menyebabkan hilang atau menurunnya sensai nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atroi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulsestrasi pada kaki klien. !pabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakit pada tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. !danya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen serta antibiotika sehingga menyebabkan terjadinya luka yang sukar sembuh (&evin, #997) ineksi sering merupakan komplikasi yang menyertai Ulkus Diabetikum akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga aktor angipati dan ineksi berpengaruh terhadap penyembuhan Ulkus Diabetikum.(!skandar 200#).
C. Patofisiologi
"enurut melt*er dan +are (200#), patoisiologi dari diabetes melitus adalah #. Diabetes tipe / 8ada Diabetes tipe / terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel4sel beta pankreas telah dihan%urkan oleh proses autoimun. iperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan). :ika konsentrasi glukosa dalam darah %ukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut mun%ul dalam urin (5lukosuria). $etika glukosa yang berlebih dieksresikan dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran %airan dan elektrolit yang berlebihan. $eadaan ini dinamakan diuresis osmotik. ebagai akibat dari kehilangan %airan yang berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia).
Deisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. 8asien dapat mengalami peningkatan selera makan (poliagia) akibat menurunnya simpanan kalori. 5ejala lainnya men%akup kelelahan dan kelemahan.8roses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut turut menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi peme%ahan lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang merupakan produk samping peme%ahan lemak. +adan keton merupakan asam yang mengganggu keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan. $etoasidosis diabetik yang diakibatkannya dapat menyebabkan tandatanda dan gejala seperti nyeri abdominal, mual, muntah, hiperventilasi, napas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan kematian. 2. Diabetes tipe // 8ada Diabetes tipe // terdapat dua masalah yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. 6ormalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. ebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel. esistensi insulin pada diabetes tipe // disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak eekti untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. !kibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresi maka a3itan diabetes tipe // dapat berjalan tanpa terdeteksi. :ika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering bersiat ringan dan dapat men%akup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka yang lama sembuh, ineksi vagina atau pandangan yang kabur ( jika kadar glukosanya sangat tinggi). 8enyakit Diabetes membuat gangguan; komplikasi melalui kerusakan pada pembuluh darah di seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. 8enyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada pembuluh darah besar (makrovaskular) disebut makroangiopati,
dan
pada
pembuluh
darah
halus
(mikrovaskular)
disebut
mikroangiopati. Ulkus Diabetikum terdiri dari kavitas sentral biasanya lebih besar disbanding pintu masuknya, dikelilingi kalus keras dan tebal. !3alnya proses pembentukan ulkus berhubungan dengan hiperglikemia yang bereek terhadap sara perier, kolagen, keratin dan suplai vaskuler. Dengan adanya tekanan mekanik terbentuk keratin keras pada daerah kaki yang mengalami beban terbesar. 6europati sensoris perier memungkinkan terjadinya trauma berulang mengakibatkan terjadinya kerusakan jaringan diba3ah area kalus. elanjutnya terbentuk kavitas yang membesar dan akhirnya ruptur sampai permukaan kulit menimbulkan ulkus. !danya iskemia
dan penyembuhan luka abnormal manghalangi resolusi. "ikroorganisme yang masuk mengadakan kolonisasi didaerah ini. Drainase yang inadekuat menimbulkan %losed spa%e ine%tion. !khirnya sebagai konsekuensi sistem imun yang abnormal, bakteria sulit dibersihkan dan ineksi menyebar ke jaringan sekitarnya, (!nonim 2009).
D. Manifestasi Klinik 1. Diabetes ipe / a. hiperglikemia berpuasa . glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, poliagia !. keletihan dan kelemahan ". ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi, naas bau
buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian) #. Diabetes ipe // a. lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresi . gejala seringkali ringan men%akup keletihan, mudah tersinggung, poliuria,
polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, ineksi vaginal, penglihatan kabur !. komplikaasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular perier)
7. Ulkus Diabetikum Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas 3alaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal . 8roses mikroangipati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan se%ara akut emboli memberikan gejala klinis 8 yaitu a. Pain (nyeri) b. Paleness (kepu%atan) %. Paresthesia (kesemutan) d. Pulselessness (denyut nadi hilang) e. Paralysis (lumpuh). +ila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari ontaine a. tadium / asimptomatis atau gejala tidak khas (kesemutan). b. tadium // terjadi klaudikasio intermiten %. tadium /// timbul nyeri saat istitrahat.
d. tadium /< terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).melt*er dan +are (200# #220). $lasiikasi =agner (#9>7) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan,yaitu a. Derajat 0
idak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan
disertai kelainan bentuk kaki seperti ? claw,callus ?. b. Derajat /
Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
%. Derajat //
Ulkus dalam menembus tendon dan tulang
d. Derajat ///
Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
e. Derajat /<
Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selulitis. .
Derajat <
Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.
E. Ko$%likasi
$omplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe D" digolongkan sebagai akut dan kronik 1. $omplikasi akut
$omplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek dari glukosa darah. a. ipoglikemia b. $etoasidosis diabeti% (D$!) %. sindrom hiperglikemik hiperosmolar non ketotik (16$). #. $omplikasi kronik
Umumnya terjadi #0 sampai # tahun setelah a3itan. a. "akrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner, vaskular perier dan vaskular selebral. b. "ikrovaskular (penyakit pembuluh darah ke%il), mengenai mata (retinopati) dan ginjal (neropati). $ontrol kadar glukosa darah untuk memperlambat atau menunda a3itan baik komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular. %. 8enyakit neuropati, mengenai sara sensorik4motorik dan autonomi serta menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki. d. Ulkus;gangren erdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain #) 5rade 0 tidak ada luka 2) 5rade / kerusakan hanya sampai padapermukaan kulit
7) 5rade // kerusakan kulit men%apai otot dan tulang -) 5rade ///
terjadi abses
) 5rade /<
5angren pada kaki bagian distal
@) 5rade <
5angren pada seluruh kaki dan tungkai
&. $omplikasi jangka panjang dari diabetes O'gan()a'ingan *g te'kena
+g te')a"i
Ko$%likasi
8embuluh darah
8lak aterosklerotik terbentuk A irkulasi yg jelek menyebabkan menyumbat arteri berukuran besar penyembuhan luka yg jelek A bisa atau sedang di jantung, otak, menyebabkan penyakit jantung, tungkai A penis. stroke, gangren kaki A tangan, Dinding pembuluh darah ke%il impoten A ineksi mengalami kerusakan sehingga pembuluh tidak dapat mentranser oksigen se%ara normal A mengalami kebo%oran
"ata
erjadi kerusakan pada pembuluh 5angguan penglihatan A pada darah ke%il retina akhirnya bisa terjadi kebutaan
5injal
B 8enebalan pembuluh darah ungsi ginjal ginjal 5agal ginjal B 8rotein bo%or ke dalam air kemih B Darah tidak disaring se%ara normal
ara
$erusakan sara karena glukosa B $elemahan tungkai yg terjadi tidak dimetabolisir se%ara normal se%ara tiba4tiba atau se%ara perlahan A karena aliran darah berkurang B +erkurangnya rasa, kesemutan A nyeri di tangan A kaki B $erusakan sara menahun
yg
buruk
istem sara otonom $erusakan pada sara yg B ekanan darah yg naik4turun mengendalikan tekanan darah A B $esulitan menelan A saluran pen%ernaan perubahan ungsi pen%ernaan disertai serangan diare $ulit
+erkurangnya aliran darah ke kulit B &uka, ineksi dalam (ulkus A hilangnya rasa yg menyebabkan diabetikum) %edera berulang B 8enyembuhan luka yg jelek
Darah
5angguan ungsi sel darah putih
"udah terkena ineksi, terutama ineksi saluran kemih A kulit
,. Penatalaksanaan
Usaha pera3atan dan pengobatan yang ditujukan terhadap ulkus antara lain
a. 8era3atan luka Dengan mengompreskan ulkus dengan larutan klorida atau larutan antisepti% ringan."isalnya rivanol dan larutan kalium permanganate # 00 mg dan penutupan ulkus dengan kassa steril. !lat4alat ortopedi yang se%aramekanik yang dapat merata tekanan tubuh terhadap kaki yang luka amputasi mungkin diperlukan untuk kasus D"."enurut melt*er dan +are (200# #22@). b. !ntibiotika atau kemoterapi. ujuan dari pemberian obat antibiotik untuk men%egah terjadinya ineksi pada luka. %. 8endidikan ujuan
dari
pendidikan
ini
adalah
supaya
pasien
dapat
mempelajari
keterampilandalam melakukan penatalaksanaan diabetes yang mandiri dan mampu menghindari komplikasi dari diabetes itu sendiri 8endidikan kesehatan pera3atan kaki #) iegene kaki a) Cu%i kaki setiap hari, keringkan sela4sela jari dengan %ara menekan,jangan digosok b) etelah kering diberi lotion untuk men%egah kering, bersisik dan gesekanyang %) d) e) )
berlebih 8otong kuku se%ara teratur dan susut kuku jangan dipotong 5unakan sepatu tumit rendah, kulit lunak dan tidak sempit 5unakan kaos kaki yang tipis dan hangat serta tidak sempit +ila terdapat %allus, hilangkan %allus yang berlebihan dengan %ara kakidirendam dalam air hangat sekitar #0 menit kemudian gosok dengan
handukatau dikikir jangan dikelupas. 2) !las kaki yang tepat 7) "en%egah trauma kaki -) +erhenti merokok ) egera bertindak jika ada masalah d. $ontrol nutrisi dan metaboli% aktor nutrisi merupakan salah satu aktor yang berperan dalam penyembuhan luka.!danya anemia dan hipoalbuminemia akan berpengaruh dalam proses penyembuhan. 8erlu memonitor b diatas #2 gram;dl dan pertahankan albumin diatas 7, gram;dl. Diet pada penderita D" dengan selulitis atau gangren diperlukan protein tinggi yaitu dengan komposisi protein 20, lemak 20 dan karbohidrat @0. /neksi atau inlamasi dapat mengakibatkan luktuasi kadar gula darah yang besar. 8embedahan dan pemberian antibiotika pada abses atau ineksi dapat membantu mengontrol gula darah. ebaliknya penderita dengan hiperglikemia yang tinggi, kemampuan mela3an ineksi turun sehingga kontrol gula darah yang baik harus diupayakan sebagai pera3atan pasien se%ara total.
e. tres "ekanik 8erlu meminimalkan beban berat (3eight bearing) pada ulkus. "odiikasi 3eightbearing meliputi bedrest, memakai %rut%h, kursi roda, sepatu yang tertutup dan sepatukhusus. emua pasien yang istirahat ditempat tidur, tumit dan mata kaki harusdilindungi serta kedua tungkai harus diinspeksi tiap hari. al ini diperlukan karenakaki pasien sudah tidak peka lagi terhadap rasa nyeri, sehingga akan terjadi .
traumaberulang ditempat yang sama menyebabkan bakteri masuk pada tempat luka indakan +edah +erdasarkan berat ringannya penyakit menurut =agner maka tindakan pengobatanatau pembedahan dapat ditentukan sebagai berikut #) Derajat 0 pera3atan lokal se%ara khusus tidak ada. 2) Derajat / 4 < pengelolaan medik dan bedah minor
-. Diagnosa Ke%e'aatan
#. 6yeri akut b;d agen injuri isik 2. $etidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi *at4*at gi*i berhubungan dengan aktor biologis. 7. $erusakan integritas jaringan berhubungan dengan aktor mekanik perubahan sirkulasi, imobilitas dan penurunan sensabilitas (neuropati) -. $erusakan mobilitas isik berhubungan dengan tidak nyaman nyeri, intoleransi aktiitas, penurunan kekuatan otot . $urang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal (amiliar) dengan sumber inormasi. @. Dei%it sel %are b;d kelemahan, penyakitnya E. 8$ ipo ; iperglikemi >. 8$ /neksi
H. Inte'/ensi Ke%e'aatan No
Diagnosa
NOC
NIC
#
6yeri akut b;d etelah agen injuri isik asuhan
kepera3atan, #.
tingkat
klien
dilakukan Mana)e$en n*e'i 0
ken*a$anan
&akukan pegkajian nyeri se%ara
komprehensi
termasuk
lokasi,
meningkat, dan karakteristik, durasi, rekuensi, kualitas
dibuktikan dengan level dan ontro presipitasi. nyeri
2.
1bservasi
reaksi
nonverbal
dari
klien dapat melaporkan ketidaknyamanan. nyeri
pada
petugas, 7. 5unakan teknik komunikasi terapeutik
rekuensi ekspresi
nyeri, untuk mengetahui pengalaman nyeri klien 3ajah,
dan sebelumnya.
menyatakan
-.
$ontrol
ontro
lingkungan
yang
kenyamanan isik dan mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, psikologis, D #20;>0 pen%ahayaan, kebisingan. mmg,
6
@04#00 . $urangi ontro presipitasi nyeri.
F;mnt, #@420F;mnt
@. 8ilih dan lakukan penanganan nyeri
Cont'ol
(armakologis;non armakologis)..
n*e'i
dibuktikan dengan klien E.
!jarkan
teknik
non
armakologis
melaporkan gejala nyeri (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi dan %ontrol nyeri.
nyeri.. >. +erikan analgetik untuk mengurangi nyeri. 9.
Gvaluasi
tindakan
pengurang
nyeri;kontrol nyeri. #0.
$olaborasi dengan dokter bila
ada komplain tentang pemberian analgetik tidak berhasil. ##.
"onitor penerimaan klien tentang
manajemen nyeri.
A"$inist'asi analgetik 0 .
#. Cek program pemberian analogetikH jenis, dosis, dan rekuensi. 2. Cek ri3ayat alergi.. 7.
entukan
analgetik
pilihan,
rute
pemberian dan dosis optimal. -. "onitor < sebelum dan sesudah pemberian analgetik. . +erikan analgetik tepat 3aktu terutama saat nyeri mun%ul. @. Gvaluasi eektiitas analgetik, tanda dan gejala eek samping.
2.
$etidakseimba ngan
nutrisi asuhan
kurang
dari klien
kebutuhan
dilakukan Mana)e$en Nt'isi kepera3atan, #. kaji pola makan klien menunjukan 2. $aji adanya alergi makanan.
stats nt'isi a"ekat
tubuh
7. $aji makanan yang disukai oleh klien.
bd dibuktikan dengan ++ -.
ketidakmampua n
etelah
$olaborasi
dg
ahli
gi*i
untuk
stabil tidak terjadi mal penyediaan nutrisi terpilih sesuai dengan
tubuh nutrisi, tingkat energi kebutuhan klien.
mengabsorbsi *at4*at
adekuat,
masukan . !njurkan klien untuk meningkatkan
gi*i nutrisi adekuat
asupan nutrisinya.
berhubungan
@.
dengan
mengandung %ukup serat untuk men%egah
aktor
biologis.
Yakinkan
diet
yang
dikonsumsi
konstipasi. E. +erikan inormasi tentang kebutuhan nutrisi dan pentingnya bagi tubuh klien. Monito' Nt'isi
#.
"onitor
++
setiap
hari
jika
memungkinkan. 2. "onitor respon klien terhadap situasi yang mengharuskan klien makan. 7. "onitor lingkungan selama makan. -. :ad3alkan pengobatan dan tindakan tidak bersamaan dengan 3aktu klien makan. . "onitor adanya mual muntah. @. "onitor adanya gangguan dalam proses mastikasi;input
makanan
misalnya
perdarahan, bengkak dsb. E. "onitor intake nutrisi dan kalori. 7.
$erusakan
etelah
integritas
asuhan
jaringan
dilakukan 2on" !a'e kepera3atan, #.
bd =ound
Catat
healing ukuran
dan
karakteristik kedalaman
aktor mekanik meningkat
klasiikasi pengaruh ul%ers
perubahan
dengan %riteria
2.
sirkulasi,
&uka menge%il dalam keluar
lukatentukan luka,
dan
Catat karakteristik %airan se%ret yang
imobilitas
dan ukuran dan peningkatan 7.
penurunan
granulasi jaringan
+ersihkan dengan %airan anti bakteri
-.
+ilas dengan %airan 6aCl 0,9
sensabilitas
.
&akukan nekrotomi $;8
(neuropati)
@.
&akukan tampon yang sesuai
E.
Dressing dengan kasa steril sesuai
kebutuhan >. 9.
&akukan pembalutan 8ertahankan tehnik dressing steril
ketika melakukan pera3atan luka #0. !mati setiap perubahan pada balutan ##. +andingkan dan %atat setiap adanya perubahan pada luka #2. +erikan posisi terhindar dari tekanan -..
$erusakan
etelah
dilakukan Te'a%i E3e'!ise 0 Pe'ge'akan sen"i
mobilitas isik !suhan
kepera3atan, #.
bd
teridentiikasi yang dialami
nyaman
tidak dapat
nyeri, "obility level
2.
8astikan keterbatasan gerak sendi
$olaborasi dengan isioterapi
intoleransi
:oint movement akti.
7.
aktiitas,
el %are!D&s
mempertahankan pergerakan sendi
penurunan
Dengan %riteria hasil
-.
kekuatan otot
#.
!ktivitas
8astikan
motivasi
isik pergerakan sendi .
2. 1" normal
sebelum diberikan latihan
7. "elaporkan perasaan @.
kemampuan
untuk
8astikan klien untuk mempertahankan
meningkat
peningkatan
klien
8astikan klien bebas dari nyeri
!njurkan 1" GFer%ise akti jadualH
kekuatan keteraturan, &atih 1" pasi. dalam E3e'!ise %'o$otion
bergerak
#.
+antu identiikasi program latihan
-. $lien bisa melakukan yang sesuai aktivitas
2.
. $ebersihan diri klien
klien mengenai latihan yang tepat
terpenuhi dibantu
Diskusikan dan instruksikan pada
3alaupun E3e'!ise te'a%i a$lasi oleh pera3at #.
atau keluarga
!njurkan dan +antu klien duduk di
tempat tidur sesuai toleransi 2.
!tur posisi setiap 2 jam atau sesuai
toleransi 7.
asilitasi penggunaan alat +antu
Self !a'e assistan!e0 Bat4ing(4*giene5 "'essing5 fee"ing an" toileting.
#.
Dorong keluarga untuk berpartisipasi
untuk kegiatan mandi dan kebersihan diri, berpakaian, makan dan toileting klien 2.
+erikan bantuan kebutuhan sehari I
hari sampai klien dapat mera3at se%ara mandiri 7.
"onitor kebersihan kuku, kulit,
berpakaian
,
dietnya
dan
pola
eliminasinya. -.
"onitor kemampuan pera3atan diri
klien dalam memenuhi kebutuhan sehari4 hari .
Dorong klien melakukan aktivitas
normal keseharian sesuai kemampuan .
@. 8romosi aktivitas sesuai usia dilakukan Tea!4ing 0 Dissease P'o!ess
$urang
etelah
pengetahuan
asuhan
tentang
pengetahuan
penyakit
kepera3atan, #.
klien keluarga tentang proses penyakit
dan meningkat.
pera3atan nya
Knole"ge
$aji tingkat pengetahuan klien dan
2. 0
:elaskan
tentang
patoisiologi
Illness penyakit, tanda dan gejala serta penyebab
Ca'e dg kriteria
yang mungkin
# ahu Diitnya
7.
2 8roses penyakit
klien
7 $onservasi energi
-.
- $ontrol ineksi
yang berarti dengan inormasi tentang
8engobatan
perkembangan klien
@
!ktivitas
yang .
ediakan inormasi tentang kondisi
iapkan keluarga atau orang4orang
ediakan inormasi tentang diagnosa
dianjurkan
klien
E 8rosedur pengobatan
@.
Diskusikan perubahan gaya hidup
>
egimen;aturan yang mungkin diperlukan untuk men%egah
pengobatan 9
komplikasi di masa yang akan datang dan
umber4sumber atau kontrol proses penyakit
kesehatan
E.
Diskusikan tentang pilihan tentang
#0
terapi atau pengobatan
"anajemen penyakit
>.
:elaskan
alasan
dilaksanakannya
tindakan atau terapi 9.
Dorong klien untuk menggali pilihan4
pilihan atau memperoleh alternati pilihan #0. 5ambarkan komplikasi yang mungkin terjadi ##. !njurkan klien untuk men%egah eek samping dari penyakit #2. 5ali sumber4sumber atau dukungan yang ada #7. !njurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang mun%ul pada petugas kesehatan @.
Deisit sel %are
#-. kolaborasi dg tim yang lain. dilakukan Bantan %e'aatan "i'i
etelah asuhan
kepera3atan, #. "onitor kemampuan pasien terhadap
klien mampu 8era3atan pera3atan diri diri
2. "onitor kebutuhan
akan personal
el %are !%tivity Daly hygiene, berpakaian, toileting dan makan &iving (!D&) dengan 7. +eri bantuan sampai klien mempunyai indi%ator B
kemapuan untuk mera3at diri
8asien
dapat -.
+antu
klien
melakukan
aktivitas kebutuhannya.
sehari4hari
(makan, .
!njurkan
berpakaian, kebersihan, aktivitas toileting, ambulasi) B
$ebersihan
pasien terpenuhi
klien
dalam
memenuhi
untuk
melakukan
sehari4hari
sesuai
kemampuannya diri @. 8ertahankan aktivitas pera3atan diri se%ara rutin E. Gvaluasi kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari4hari.
>. +erikan reinor%ement atas usaha yang dilakukan dalam melakukan pera3atan E.
8$
ipo
iperglikemi
diri sehari hari. dilakukan Manage$en Hi%oglike$ia
; etelah asuhan
kepera3atan, #.
diharapkan akan
"onitor tingkat gula darah sesuai
pera3at indikasi
menangani
dan 2.
"onitor
tanda
dan
gejala
meminimalkan episode hipoglikemi H kadar gula darah J E0 hipo ; hiperglikemia
mg;dl,
kulit
dingin,
lembab
pu%at,
ta%hikardi, peka rangsang, gelisah, tidak sadar , bingung, ngantuk. 7.
:ika klien dapat menelan berikan jus
jeruk ; sejenis jahe setiap # menit sampai kadar gula darah K @9 mg;dl -.
+erikan glukosa 0 dalam /<
sesuai protokol .
$;8 kolaborasi dengan ahli gi*i untuk
dietnya.
Manage$en Hi%e'glike$ia
#. 2.
"onitor 5D sesuai indikasi "onitor tanda dan gejala diabetik
ketoasidosis H gula darah K 700 mg;dl, pernaasan
bau
aseton,
sakit
kepala,
pernaasan kusmaul, anoreksia, mual dan muntah, ta%hikardi, D rendah, polyuria, polidypsia,poliphagia,
keletihan,
pandangan kabur atau kadar 6a,$,8omenurun. 7.
"onitor v;s D dan nadi sesuai
indikasi -.
+erikan insulin sesuai order
.
8ertahankan akses /<
@.
+erikan /< luids sesuai kebutuhan
E.
$onsultasi dengan dokter jika tanda
dan gejala iperglikemia menetap atau memburuk >.
Dampingi; +antu ambulasi jika terjadi
hipotensi 9.
+atasi latihan ketika gula darah K20
mg;dl khususnya adanya keton pada urine #0.
8antau
jantung
dan
sirkulasi
( rekuensi A irama, 3arna kulit, 3aktu pengisian kapiler, nadi perier dan kalium ##. !njurkan banyak minum "onitor >.
8$ /neksi
etelah asuhan
status
%airan
/;1
sesuai
kebutuhan dilakukan #. 8antau tanda dan gejala ineksi primer kepera3atan, A sekunder
pera3at menangani
akan 2. +ersihkan lingkungan setelah dipakai ; pasien lain.
mengurangi komplikasi 7. +atasi pengunjung bila perlu. deesiensi imun
-.
/ntruksikan kepada keluarga untuk
men%u%i
tangan
saat
kontak
dan
sesudahnya. .
5unakan sabun anti miroba untuk
men%u%i tangan. @.
&akukan %u%i tangan sebelum dan
sesudah tindakan kepera3atan. E.
5unakan baju dan sarung tangan
sebagai alat pelindung. >.
8ertahankan teknik aseptik untuk
setiap tindakan. 9.
&akukan pera3atan luka dan dresing
inus setiap hari. #0. !mati keadaan luka dan sekitarnya dari tanda I tanda meluasnya ineksi ##. ingkatkan intake nutrisi.dan %airan #2. +erikan antibiotik sesuai program. #7. "onitor hitung granulosit dan =+C.
#-. !mbil kultur jika perlu dan laporkan bila hasilnya positip. #. Dorong istirahat yang %ukup. #@. Dorong peningkatan mobilitas dan latihan. #E. !jarkan keluarga;klien tentang tanda dan gejala ineksi.
("enurut melt*er dan +are, 200#)
D!! 8U!$!
+runner A uddart, 2002, Buku Ajar eperawatan !edikal Bedah,
, 8enerbit 5C, :akarta. 6!6D!, 20#2, Diagnosis eperawatan "A"DA # Definisi dan lasifikasi. 6!6D!, 20#. Aplikasi Asuhan eperawatan Berdasarkan Diagnosa !edis dan "anda "ic$ "oc. :ogja "eadia%tion :ogja. melt*er, . (2002). Buku Ajar eperawatan !edikal Bedah. :akarta +uku $edokteran G5C.
http;;dokumen.tips http;;lpkepera3atan.blogspot.%o.id