Case Report Session
ULKUS DIABETIKUM
Oleh : Maya Fathurrahmi 1210312005
Pree!t"r: #r$ #r$ %i#&a' %i #&a' Mu(htar Mu(h tar)) S!B S! B
BA*IA+ ILMU BEDA, FAKULT AKULTAS KEDOKTE%A+ KEDOKTE%A + U+I-E%SITAS A+DALAS %SUD D%$ AD+AA+ .D PA/AKUMBU, 201
BAB 1 PE+DA,ULUA+
Diabet Diabetes es melitu melituss adalah adalah penyak penyakit it metabo metabolis lisme me yang yang merupa merupakan kan suatu suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar gluk glukos osaa dara darah h di atas atas nila nilaii norm normal al.. Peny Penyak akit it ini ini dise diseba babk bkan an gang ganggu guan an metabo metabolis lisme me glukos glukosaa akibat akibat kekura kekuranga ngan n insuli insulin n baik baik secara secara absolu absolutt maupun maupun relatif.1 Di Indonesia, berdasarkan laporan Riskesdas 200 yang dikeluarkan oleh !adan Penelitian dan Pengembangan "esehatan Departemen "esehatan, Republik Indo Indone nesia sia,, pre# pre#al alen ensi si nasi nasion onal al peny penyak akit it D$ adal adalah ah 1,1% 1,1% dan dan meng mengal alam amii peningkatan menjadi 1,&% pada tahun 201'. 1, 2 Indonesia kini telah menduduki rangking keempat jumlah penyandang D$ terbanyak setelah (merika )erikat, *hina *hina dan India. India. !erdasar !erdasarkan kan data data dari dari !adan !adan Pusat Pusat )tatist )tatistik ik +!P) +!P) jumlah jumlah penyadang diabetes pada tahun 200' sebanyak 1', juta orang dan berdasarkan pola pertambahan penduduk diperkirakan pada 20'0 akan ada 20,1 juta penyandang D$ dengan tingkat pre#alensi 1-, persen untuk daerah urban dan ,2 persen persen di rural. rural. rgan rganisas isasii "eseha "esehatan tan Dunia Dunia (World Health Organisation, WHO) memprediksi memprediksi kenaikan jumlah penyandang penyandang D$ di Indonesia Indonesia dari /,- juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,' juta pada tahun 20'0. ' Peningkatan populasi penderita diabetes mellitus +D$, berdampak pada peningkatan kejadian ulkus kaki diabetik sebagai komplikasi kronis D$, dimana sebanyak sebanyak 1&2&% 1&2&% penderita penderita D$ akan mengalami ulkus kaki diabetik di dalam
hidup mereka.- Di (merika )erikat, diperkirakan jumlah penyandang D$ dalam 2& tahun ke depan +antara tahun 20020'- akan meningkat 2 kali lipat dari 2', juta menjadi --,1 juta, biaya peraatan per tahun meningkat sebanyak 22' miliar dolar dari 11' menjadi ''3 miliar dolar (merika )erikat. & !iaya pengobatan D$ dan komplikasinya pada tahun 200 di (merika )erikat mencapai 113 miliar dolar, dimana ''% dari biaya tersebut berkaitan dengan pengobatan ulkus kaki diabetik.3 !erdas !erdasark arkan an uraian uraian latar latar belaka belakang ng diatas diatas maka maka penuli penuliss tertari tertarik k untuk untuk mengajukan judul case report session dengan session dengan judul 45lkus diabetikum6.
BAB 2 TI+AUA+ PUSTAKA
2$1$ Dei'ii
5lkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir disertai kematian jaringan yang luas dan in#asif kuman saprofit. 5lkus diabetikum adalah salah satu komplikasi kronik D$ berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya kematian jaringan setempat. 2$2 Klaiiai
5lkus kaki diabetik dibedakan atas 2 kelompok yaitu 7 / 1. 5lkus neuropatik "aki teraba hangat dan perfusi masih baik dengan pulsasi masih teraba, keringat berkurang, kulit kering dan retak. 2. 5lkus neuroiskemik "aki teraba lebih dingin, tidak teraba pulsasi, kulit tipis, halus dan tanpa rambut, ada atrofi jaringan subkutan, klaudikasio intermiten dan rest pain mungkin tidak ada karena neuropati $enurut berat ringannya lesi, kelainan kaki diabetic dibagi menjadi enam derajat menurut 8agner, yaitu7 1.
Derajat 0 7 tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai dengan kelainan bentuk kaki akibat neuropati
2.
Derajat I 7 terdapat tukak superfisial
3.
Derajat II 7 terdapat tukak yang lebih dalam
4.
Derajat III 7 terdapat tukak dalam disertai abses dengan kemungkinan selulitis dan9atau osteomielitis
5.
Derajat I: 7 terjadi gangrene jari
6.
Derajat : 7 gangren kaki
2$3 Pat"ii"l"4i
;angguan #askuler pada pasien D$ merupakan salah satu penyebab ulkus diabetikum. Pada gangguan #askuler terjadi iskemik. "eadaan ters ebut di samping menjadi penyebab terjadinya ulkus juga mempersulit proses penyembuhan ulkus kaki dan mempermudah timbulnya infeksi. Iskemik merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kekurangan darah dalam jaringan sehingga kekurangan oksigen. ;angguan tersebut terjadi melalui dua proses yaitu7 10 1. $akroangiopati $akroangiopati yang terjadi berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah ukuran sedang maupun besar menyebabkan iskemi dan ulkus. Dengan adanya D$ proses sterosklerosis berlangsung cepat dan lebih berat dengan keterlibatan pembuuh darah multiple. (terosklerosis biasanya proeuropati perifer pada penyakit D$ dapat menimbulkan kerusakan pada serabut motorik, sensoris dan autonom.11
"erusakan serabut motoris dapat menimbulkan kelemahan otot, atrofi otot, deformitas +hammer toes, cla toes, pes ca#us, pes planus, halgus #algus, kontraktur tendon (chilles dan bersama dengan adanya neuropati memudahkan terbentuknya kalus. "erusakan serabut sensoris yang terjadi akibat rusaknya serabut mielin mengakibatkan penurunan sensasi nyeri sehingga memudahkan terjadinya ulkus kaki. )elain itu pada hiperglikemia terjadi defek metabolism pada sel schan sehingga konduksi implus terganggu. 10 "aki yang tidak berasa akan berbahaya karena bila menginjak benda tajam tidak akan dirasa padahal telah timbul luka, ditambah dengan mudahnya terjadi infeksi. "erusakan serabut autonom yang terjadi akibat dener#asi simpatik menimbulkan kulit kering +anhidrosis dan terbentuknya fisura kulit dan edema kaki. 10 5lkus diabetikum terdiri dari ka#itas sentral biasanya lebih besar dibanding pintu masuknya, dikelilingi kalus keras dan tebal. Pembentukan ulkus berhubungan dengan hiperglikemia yang berefek terhadap saraf perifer, kolagen, keratin dan suplai #askuler. Dengan adanya tekanan mekanik terbentuk keratin keras pada daerah kaki yang mengalami beban terbesar. >europati sensoris perifer memungkinkan terjadinya trauma berulang mengakibatkan terjadinya kerusakan jaringan dibaah area kalus. )elanjutnya terbentuk ka#itas yang membesar dan akhirnya ruptur sampai permukaan kulit menimbulkan ulkus. (danya iskemia dan penyembuhan luka abnormal manghalangi resolusi. $ikroorganisme yang masuk mengadakan kolonisasi didaerah ini. "adar gula dalam darah yang meningkat menjadikan tempat perkembangan bakteri ditambah dengan gangguan pada fungsi imun sehingga bakteria sulit dibersihkan dan infeksi menyebar ke jaringan sekitarnya.1'
2$ Dia4'"i 2$$1 A'am'ei
(namnesa yang dilakukan merupakan tahap aal dari pengumpulan data yang diperlukan dalam menge#aluai dan mengidentifikasi sebuah penyakit. Pada
anamnesa yang sangat penting adalah mengetahui apakah pasien mempunyai riayat D$ sejak lama. ;ejalagejala neuropatik diabetik yang sering ditemukan adalah sering kesemutan, rasa panas di telapak kaki, keram, badan sakit semua terutama malam hari. ;ejala neuropati menyebabakan hilang atau berkurangnya rasa nyeri dikaki, sehingga apabila penderita mendapat trauma akan sedikit atau tidak merasakan nyeri sehingga mendapatkan luka pada kaki. 1)elain itu perlu di ketahui apakah terdapat gangguan pembuluh darah dengan menanyakan nyeri tungkai sesudah berjalan pada jarak tertentu akibat aliran darah ketungkai yang berkurang +klaudikasio intermiten, ujung jari terasa dingin, nyeri diaktu malam, denyut arteri hilang,
kaki menjadi pucat bila
dinaikkan serta jika luka yang sukar sembuh. 1& 2$$2 Pemeriaa' ii
1 Inspeksi pada inspeksi akan tampak kulit kaki yang kering dan pecahpecah akibat berkurangnya produksi keringat. =al ini disebabkan karena dener#asi struktur kulit. ?ampak pula hilangnya rambut kaki atau jari kaki, penebalan kuku, kalus pada daerah yang mengalami penekanan seperti pada tumit, plantar aspek kaput metatarsal. (danya deformitas berupa cla toe sering pada ibu jari. Pada daerah yang mengalami penekanan tersebut merupakan lokasi ulkus diabetikum karena trauma yang berulangulang tanpa atau sedikit dirasakan pasien. !entuk ulkus perlu digambarkan seperti@ tepi, bau, dasar, ada atau tidak pus, eksudat, edema, kalus, kedalaman ulkus. 2 Palpasi "ulit yang kering serta pecahpecah mudah dibedakan dengan kulit yang sehat. klusi arteri akan menyebabkan perabaan dingin serta hilangnya pulsasi pada arteri yang terlibat. "alus disekeliling ulkus akan terasa sebagai daerah yang tebal dan keras. Deskripsi ulkus harus jelas karena sangat mempengaruhi prognosis serta tindakan yang akan dilakukan. (pabila pus tidak tampak maka penekanan pada daerah sekitar ulkus sangat penting untuk mengetahui ada tidaknya pus. Aksplorasi dilakukan untuk melihat luasnya ka#itas serta jaringan baah kulit, otot, tendo serta tulang yang terlibat. ' Pemeriksaan )ensorik
Pada penderita D$ biasanya telah terjadi kerusakan neuropati sebelum tebentuknya ulkus. )ehingga apabila pada inspeksi belum tampak adanya ulkus namun sudah ada neuropati sensorik maka proses pembentukan ulkus dapat dicegah. *aranya adalah dengan pemakaian nilon monofilamen 10 gauge. 5ji monofilamen merupakan pemeriksaan yang sangat sederhana dan cukup sensitif untuk mendiagnosis pasien yang memiliki risiko terkena ulkus karena telah mengalami gangguan neuropati sensoris perifer. =asil tes dikatakan tidak normal apabila pasien tidak dapat merasakan sentuhan nilon monofilamen. !agian yang dilakukan pemeriksaan monofilamen adalah di sisi plantar +area metatarsal, tumit dan dan di antara metatarsal dan tumit dan sisi dorsal. 2$$3 Pemeriaa' !e'u'6a'411
1. Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan radiologi akan dapat mengetahui apakah didapat gas subkutan, benda asing serta adanya osteomielitis. 2. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan darah rutin menunjukkan angka lekosit yang meningkat bila sudah terjadi infeksi. ;ula darah puasa dan 2 jam PP harus diperiksa untuk mengetahui kadar gula dalam lemak. (lbumin diperiksa untuk mengetahui status nutrisi pasien.
2$5 Pe'atalaa'aa'
Penatalaksanaan pada pasien dengan ulkus D$ adalah mengendalikan kadar gula darah dan penanganan ulkus D$ secara komprehensif. 1. Pengendalian diabetes a ?erapi non farmakologis7 Bangkah aal penanganan pasien dengan kaki diabetik adalah dengan melakukan manajemen medis terhadap penyakit diabetes secara sistemik. Diabetes melitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronik diabetes, salah satunya adalah terjadinya gangren diabetic.1- Cika kadar glukosa darah dapat selalu dikendalikan dengan baik, diharapkan semua komplikasi yang akan terjadi dapat dicegah, paling sedikit dihambat. Dalam mengelola
diabetes melitus langkah yang harus dilakukan adalah pengelolaan non farmakologis, Perubahan gaya hidup, dengan melakukan pengaturan pola makan yang dikenal sebagai terapi gii medis dan meningkatkan akti#itas jasmani berupaolah raga ringan. Perencanaan makanan pada penderita diabetes melitus juga merupakan pengobatan utama pada penatalaksanaan diabetes melitus. Perencanaan makanan yang memenuhi standar untuk diabetes umumnya berdasarkan dua hal, yaitu@ a. ?inggi karbohidrat, rendah lemak, tinggi serat, atau b. ?inggi karbohidrat, tinggi asam lemak tidak jenuh berikatan tunggal. Adukasi kepada keluarga juga sangat berpengaruh akan keadaan pasien. Peran keluarga sendiri adalah mengkontrol asupan makanan, obat obat gula yang dikonsumsi setiap
hari serta mencegah semaksimal
mungkin agar penderita tidak mengalami luka yang dapat memicu b
timbulnya infeksi.13 ?erapi farmakologis ?erapi farmakologis ini pada prinsipnya diberikan jika penerapan terapi non farmakologis yang telah dilakukan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah sebagaimana yang diharapkan. ?erapi farmakologis yang diberikan adalah pemberian obat anti diabetes oral dan injeksi insulin. ?erdapat enam golongan obat anti diabetes oral yaitu 7 1 ;olongan sulfonilurea 2 ;linid ' ?iaolidindion - Penghambat ;lukosidase E & !iguanid 3 batobat kombinasi dari golongangolangan diatas
2. Penanganan ulkus diabetikum Penanganan pada ulkus diabetikum dilakukan secara komprehensif. Penanganan luka merupakan salah satu terapi yang sangat penting dan dapat berpengaruh besar akan kesembuhan luka dan pencegahan infeksi lebih lanjut. Penanganan luka pada ulkus diabetikum dapat melalui beberapa cara yaitu7 menghilangkan atau mengurangi tekanan beban +offloading, menjaga luka agar selalu lembab +moist, penanganan infeksi, debridemen, re#askularisasi dan skin graft. a
Debridement
?indakan debridement merupakan salah satu terapi penting pada kasus ulkus
diabetika.
Debridement
dapat
didefinisikan
sebagai
upaya
pembersihkan benda asing dan jaringan nekrotik pada luka. Buka tidak akan sembuh apabila masih didapatkan jaringan nekrotik, debris, calus, fistula atau rongga yang memungkinkan kuman berkembang. )etelah dilakukan debridemen luka harus diirigasi dengan larutan garam fisiologis atau pembersih lain dan dilakukan dressing +kompres. ?ujuan dilakukan debridement bedah adalah712
$enge#akuasi bakteri kontaminasi
$engangkat
jaringan
nekrotik
sehingga
dapat
mempercepat
penyembuhan
b
$enghilangkan jaringan kalus
$engurangi risiko infeksi lokal
$engurangi beban tekanan +off loading
Peraatan Buka Peraatan luka modern menekankan metode moist wound healing atau menjaga agar luka dalam keadaan lembab+&,3. Bingkungan luka yg seimbang kelembabannya memfasilitasi pertumbuhan sel dan proliferasi kolagen didalam matrik non selular yg sehat. Buka akan menjadi cepat sembuh apabila eksudat dapat dikontrol, menjaga agar luka dalam keadaan lembab, luka tidak lengket dengan bahan kompres, terhindar dari infeksi dan permeabel terhadap gas.?indakan dressing merupakan salah satu komponen penting dalam mempercepat penyembuhan lesi. Prinsip dressing adalah bagaimana menciptakan suasana dalam keadaan lembab sehingga dapat meminimalisasi trauma dan risiko operasi. (da beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dressing yang akan digunakan, yaitu tipe ulkus, ada atau tidaknya eksudat, ada tidaknya infeksi, kondisi kulit sekitar dan biaya. (da beberapa jenis dressing yang sering dipakai dalam peraatan luka, seperti7 hydrocolloid, hydrogel, calcium alginate, foam, kompres anti mikroba.12
c
Pengendalian Infeksi
Pemberian antibitoka didasarkan pada hasil kultur kuman. Pada infeksi berat pemberian antibitoika diberikan selama 2 minggu atau lebih. Pada beberapa penelitian menyebutkan baha bakteri yang dominan pada infeksi ulkus diabetik diantaranya adalah s.aureus kemudian diikuti dengan streotococcus,
staphylococcus
koagulase
negative,
nterococcus,
coryne!acterium dan pseudomonas. Pada ulkus diabetika ringan atau sedang antibiotika yang diberikan di fokuskan pada patogen gram positif. Pada ulkus terinfeksi yang berat kuman lebih bersifat polimikrobial +mencakup bakteri gram positif berbentuk coccus, gram negatif berbentuk batang, dan bakteri anaerob antibiotika harus bersifat broadspektrum, diberikan secara injeksi. d
?indakan (mputasi ?indakan amputasi dilakukan bila dijumpai adanya gas gangren, jaringan terinfeksi, untuk menghentikan perluasan infeksi, mengangkat bagian kaki yang mengalami ulkus berulang. "omplikasi berat dari infeksi kaki pada pasien D$ adalah fasciitis nekrotika dan gas gangren. Pada keadaan demikian diperlukan tindakan bedah emergensi berupa amputasi. (mputasi bertujuan untuk menghilangkan kondisi patologis yang mengganggu fungsi, penyebab kecacatan atau menghilangkan penyebab yang didapat +. Penanganan ulkus diabetik dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan
sesuai dengan pembagian menurut anger, yaitu7 1 a Derajat 0 7 Penanganan meliputi edukasi kepada pasien tentang alas kaki khusus dan pelengkap alas kaki yang dianjurkan. )epatu atau sandal yang dibuat secara khusus dapat mengurangi tekanan yang terjadi. !ila pada kaki terdapat tulang yang menonjol atau adanya deformitas, biasanya tidak dapat hanya diatasi dengan penggunaan alas kaki buatan umumnya memerlukan tindakan pemotongan tulang yang menonjol +e"ostectomy atau dengan pembenahan deformitas. b Derajat I $emerlukan debridemen jaringan nekrotik atau jaringan yang infeksius, peraatan lokal luka dan pengurangan beban. c Derajat II 7
$emerlukan debridemen, antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur, peraatan lokal luka dan teknik pengurangan beban yang lebih berarti. d Derajat III 7 $emerlukan debridemen jaringan yang sudah menjadi gangren, amputasi sebagian, imobilisasi yang lebih ketat, dan pemberian antibiotik parenteral yang sesuai dengan kultur. e Derajat I: 7 Pada tahap ini biasanya memerlukan tindakan amputasi sebagian atau amputasi seluruh kaki.
2$5 Pe'(e4aha'7
Prioritas tinggi harus diberikan keada pencegahan kelaianan kaki. >asehat yang rinci tentang pemeriksaan diri, penanganan kaki dan alas kaki harus diberikan kepada penderita. !erikut ini adalah petunjuk dan nasihat untuk penderita diabetes mellitus.
=entikan kebiasaan merokok
Periksa jari kaki dan celanya setiap hari, apakah terdapat kalus, bula, luka lecet, gunakan cermin untuk melihat telapak kaki dan celah jari kaki
!ersihkan dan cuci kaki setiap hari, lalu keringkan dengan baik, terutama di celah jari
Pakailah krim khusus untuk kulit kering, tetapi jangan dipakai di celah jari
Cangan menggunakan bahan kimia untuk menghilangkan kalus
=indari penggunaan air panas atau bantal pemanas
Potonglah kuku secara hatihati dan jangan terlalu dalam
Pakailah kaos kaki yang pas apabila kaki terasa dingin@ ganti kaos kaki setiap hari
Cangan berjalan tanpa alas kaki
Pakailah sepatu dari kulit yang cocok untuk kaki
Periksalah bagian dalam sepatu setiap hari sebelum memakainya, periksa apakah ada benda asing
=indari trauma yang berulang
Periksakan diri rutin ke dokter dan periksakan kaki anda setiap kali control alaupun ulkus9gangrene telah sembuh.
BAB 3 LAPO%A+ KASUS I$ IDE+TITAS
>ama pasien 5mur Cenis "elamin Pekerjaan (lamat
7 >y. ( 7 &- tahun 7 Perempuan 7 Ibu Rumah ?angga 7 ?anjung Pati
?anggal $asuk
7 23 (gustus 201
?anggal perasi
7 '0 (gustus 201 + debridement
II$ A+AM+ESA
(. "eluhan 5tama 7 Buka borok di kaki kiri sejak ' bulan sebelum masuk rumah sakit. !. Riayat Penyakit )ekarang 7 Buka borok di kaki kiri sejak ' bulan sebelum masuk rumah sakit. (alnya luka timbul karena pasien terkena bara api, luka aalnya kecil dan tidak nyeri. )etelah beberapa hari luka tidak kunjung sembuh dan menjadi semakin membesar, bernanah dan juga terasa nyeri. Pasien juga sering mengalami demam yang hilang timbul dan turun dengan obat penurun panas. Riayat Diabetes $elitus baru diketahui sejak ' bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh sering haus dan sering kencing sejak kurang lebih dua tahun yang lalu, selain itu pasin juga merasa kesemutan dan kebas pada kedua tungkai dan kaki. (alnya pasien berobat ke puskesmas selama kurang lebih 1 bulan setelah itu, setelah itu dirujuk ke R)5D Dr. (dnaan 8D, Payakumbuh. *. Riayat Penyakit Dahulu Pasien tidak pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnya. Diabetes $elitus +F, =ipertensi +, penyakit jantung +. D. Riayat Penyakit "eluarga Riayat =ipertensi, Diabetes $elitus dan penyakit jantung dalam keluarga +. III$ PEME%IKSAA+ FISIK
(. )tatus ;eneralis
"eadaan 5mum
7 ?ampak sakit sedang.
"esadaran
7 *ompos mentis cooperatif
?anda :ital ?ekanan darah 7 100 9 0 mm=g.
>adi
7 // < 9 menit.
>apas
7 20 < 9 menit.
)uhu
7 '3, o*
"epala
!entuk
7 >ormocephal.
Rambut
7 beruban, distribusi merata dan tidak mudah dicabut.
$ata Palpebra
7 edema 9.
"onjungti#a
7 (nemis F9F.
)klera
7 Ikterik 9.
Pupil
7 !ulat, isokor.
Refleks *ahaya
7 Bangsung F9F, tidak langsung F9F
?elinga ?idak ada kelainan
=idung ?idak ada kelainan
$ulut ?idak ada kelainan
Beher ";!
7 ?idak teraba pembesaran.
C:P
7 ?idak ada peningkatan.
?horaks Paru 7
Inspeksi
7 Paru simetris dalam keadaan statis dan
dinamis.
Cantung 7
Palpasi
7 Gremitus kanan H kiri sama.
Perkusi
7 )onor pada kedua lapang paru.
(uskultasi
7 )uara napas #esikular, Rh 9, 8h 9.
Inspeksi
7 Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi
7 Ictus cordis tidteraba di 1 jari medial linea mid cla#ikula RI* :
Perkusi
7 !atas jantung normal
(uskultasi
7 !unyi jantung III regular, gallop 9, murmur 9.
(bdomen Inspeksi
7 Datar.
Palpasi
7 )upel, >? +.
Perkusi
7 ?impani pada seluruh lapang abdomen.
(uskultasi
7 !ising usus +F normal.
Akstermitas (tas (kral
7 =angat, oedema 9.
)ianosis
7 9.
Perfusi
7 !aik.
(kral
7 =angat, oedema F9.
)ianosis
7 F9.
Perfusi
7 kurang baik 9 baik.
!aah
;enitalia
7 tidak diperiksa
Statu L"ali
Inspeksi 7 tampak ulkus +F, pus +F
I-$ PEME%IKSAA+ PE+U+A+* A$ LABO%ATO%IUM
?anggal 2390/9201 =b
7
3, gr9dl
Beukosit
7
'&.&009 5I
=t
7
21 %
?rombosit
7
-.0009 uB
;D)
7
1/ mg9dl
7
10,2 gr9dl
?anggal '090/9201 =b
B$ %ADIOLO*I
-$ DIA*+OSA KE%A
: Ulu #ia8etium !e#i i'itra #a' DM ti!e 2 9 A'emia
-I$ TE%API
1. 2$
Tera!i Be#ah : De8ri#eme't + pada tanggal '0 (gustus 201 . Tera!i K"'erati : I:GD RB 7 2/ tpm Inj. )efaoline 2<1 gr $entronidaole '<&00 mg $etformin 2<&00 mg ?ransfusi darah 1 kantong per hari mepraole 1<1 +20mg Istirahat baring Adukasi peraatan kaki dan pencegahan luka berikutnya
-II$P%O*+OSIS
Juo ad #itam
7
(d bonam
Juo ad functionam
7
Dubia ad malam
Juo ad sanationam
7
Dubia ad malam
BAB DISKUSI
Pada kasus ini diagnosis ditegakan atas dasar anamnesis dan pemeriksaan status lokalis. Dari anamnesis diperoleh keterangan terdapat luka yang aalnya
kecil lamalama membesar dan bernanah, dan nyeri sejak tiga sebelum masuk R). Pasien juga mengaku sering merasa kesemutan dan kebas di kaki sejak kurang lebih dua tahun yang lalu. Dari riayat penyakit dahulu dan gejala pasien didiagnosis dengan D$ tipe 2. =asil pemeriksaan fisik pada pedis sinistra tampak ulkus dengan pus dan bengkak. Dan dari pemeriksaan laboratorium ditemukan leukositosis dan anemia berat. !erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab, serta riayat penyakit dahulu yang diderita pasien, maka diagnosis pasien ini adalah 5lkus diabetikum pedis de
penatalaksaan
ulkusnya dilakukan
tindakan
bedah
berupa
debridement dan juga diberikan antibiotik. 5ntuk mengontrol gula darah pasien maka diberikan obat anti glikemik berupa metformin. 5ntuk mengatasi anemia, pada pasien dilakukan tranfusi darah satu kantong per hari. Pada pasien juga diberikan edukasi peraatan luka dan mencegah timbulnya lain.
DAFTA% PUSTAKA
1. Riset "esehatan Dasar +Riskesdas. Baporan !adan Penelitian dan Pengembangan "esehatan Departemen "esehatan, Republik Indonesia.201'. 2. Riset "esehatan Dasar +Riskesdas. Baporan !adan Penelitian dan Pengembangan "esehatan Departemen "esehatan, Republik Indonesia. 200. '. Pusat Data dan Informasi Persi. (#ailable from http799.pdpersi.co.id9conten9mKnes. Diakses pada )eptember 201.
#
-. )ingh, >., (rmstrong, D.;., Bipsky, !.(. 200&. Pre#enting foot ulcers in patients ith diabetes. $ama , 2'7212/. &. =uang, A.)., !asu, (., L;rady, $., *apreta, C.*. 200. Projecting the Guture Diabetes Population )ie and Related *osts for the 5.). %ia!etes Care, '27 222& . 3. Dri#er, :.,R., Gabbi, $., Ba#ery, B., (., ;ibbons, ;. 2010. ?he costs of diabetic foot7 the economic case for the limb sal#age team. $ &m 'odiatr ed &ssoc.@100+&7''&-1. . 8aspadi, ). 2003. uku &*ar +lmu 'eyakit %alam ed. + . Cakarta. /. Admonds, $.A. 2003. (!* of ound healing. $ , 1/7 -010. . )jamsuhidayat R dan De Cong 8. 2010. uku &*ar +lmu edah. Adisi ke'. Cakarta 7 A;*. 10. 8hite *. 200. Intermittent claudication. -ew ngl $ ed . :ol '&3712-1 &0. 11. Price dan )yl#ia.2003. 'atoisiologi. Cakarta 7 A;*. 12. "ruse dan Adelman ). 2003. A#aluation and ?reatment of Diabetic Goot 5lcers. Clinical %ia!etes. :ol 2-7 1'. 1'. 8=. %ia!etes ellitus. =ttp99.ho.int.inf.fs9en9fact 1'/.html. Diakses pada )eptember 201. 1-. Grykberg R.;. 2002. Diabetic Goot 5lcer 7 Pathogenesis and $anagement, &merican /amily 'hysician.
1
1&. Grykberg R;, Mgonis ?, (rmstrong D;, et al . 2003. Diabetic Goot Disorders7 a *linical Practice ;uideline. (merican *ollege of Goot and (nkle. 13. ;iurini C$ dan Byons ?A. 200&. Diabetic Goot *omplications7 Diagnosis and $anagement. 0ower "tremity Wounds. :ol - +'711N/2. 1. !aal C;. 200-. )urgical ?reatment of ?he Infected Diabetic Goot. Clinical +nectious %isease. :ol ' +)uppl 27 12'12/.
20