RESIKO JATUH
A. Peng Penger erti tian an Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di dalamnya, baik faktor intrinsic dalam diri lansia tersebut sepert sepertii ganggu gangguan an gaya gaya berjala berjalan, n, kelema kelemahan han otot otot ekstrem ekstremitas itas bawah, bawah, kekakuan sendi, sinkope dan dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata, tersandung benda – benda, penglihatan kurang karena cahaya kurang terang, dan sebagainya. Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, mata, yang ang meli meliha hatt kejad kejadia ian n meng mengak akib ibat atka kan n seseo seseoran rang g mend mendad adak ak terbaringte terbaringterdudu rduduk k di lantai tempat tempat yang lebih rendah dengan dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka ! "euben, #$$% &. B. 'A()*" ()*" "+ "+-( -(* * ntuk dapat memahami faktor risiko jatuh, maka harus dimengerti bahwa stabilitas badan ditentukan atau dibentuk oleh/ #. ist istem em sen senso sori ri 0ang berperan di dalamnya adalah/ 1isus !penglihatan&, pendengaran, fungsi 1estibuler, dan proprioseptif. emua gangguan atau perubahan pada mata akan menimbulkan gangguan penglihatan. emua penyakit telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran. 2ertigo 2ertigo tipe perifer sering sering terjadi terjadi pada pada lansia lansia yang yang diduga diduga karpen karpenaa adany adanyaa peruba perubahan han fungsi 1estibuler akibat proses manua. 3europati perifer dan penyakit degeneratif degeneratif leher akan mengganggu mengganggu fungsi fungsi propriosep propriosep tif !)inetti, !)inetti, #$$4&. #$$4&. 5angguan 5angguan sensorik sensorik tersebut tersebut menyebabkan menyebabkan hampir sepertiga sepertiga penderita lansia mengalami sensasi abnormal pada saat dilakukan uji klinik. 4. ist istem em sar saraf af pus pusat at ! P P & P akan memberikan memberikan respon motorik motorik untuk mengantisipasi mengantisipasi input sensorik. Penyakit P seperti stroke, Parkinson, hidrosefalus tekanan normal, sering diderita oleh lansia dan menyebabkan gangguan fungsi P sehingga berespon tidak baik terhadap input sensorik !)inetti, #$$4&. 6. (ognitif
Pada
beberapa
penelitian,
dementia
diasosiasikan
dengan
meningkatkan risiko jatuh. 7. 8uskuloskeletal ! "euben, #$$%9 )inetti, #$$49 (ane, #$$79 :ampbell, #$;<9 Brocklehurs, #$;< &. 'aktor ini disebutkan oleh beberapa peneliti merupakan faktor yang benar – benar murni milik lansia yang berperan besar terhadap terjadinya jatuh.5angguan muskuloskeletal. 8enyebabkan gangguan gaya berjalan !gait& dan ini berhubungan dengan proses menua yang fisiologis. 5angguan gait yang terjadi akibat proses menua tersebut antara lain disebabkan oleh/ a. (ekakuan jaringan penghubung b. Berkurangnya massa otot c. Perlambatan konduksi saraf d. Penurunan 1isus lapang pandang e. (erusakan proprioseptif 0ang kesemuanya menyebabkan/ #& Penurunan range of motion ! "*8 & sendi 4& Penurunan kekuatan otot, terutama menyebabkan kelemahan ekstremitas bawah 6& Perpanjangan waktu reaksi 7& (erusakan persepsi dalam =& Peningkatan postural sway ! goyangan badan & emua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan gerak, langkah yang pendek, penurunan irama, dan pelebaran bantuan basal.(aki tidak dapat menapak dengan kuat dan lebih cenderung gampang goyah. Perlambatan reaksi mengakibatkan seorang lansia susah terlambat mengantisipasi bila terjadi gangguan seperti terpleset, tersandung, kejadian tiba – tiba, sehingga memudahkan jatuh. :. P+30+BAB – P+30+BAB JA)> PA?A @A3-A Penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan beberapa faktor, antara lain/ ! (ane, #$$79 "euben , #$$%9 )inetti, #$$49 campbell, #$;<9 Brocklehurs, #$;< &. #. (ecelakaan / merupakan penyebab jatuh yang utama ! 6 – = kasus jatuh lansia &, 8urni kecelakaan misalnya terpeleset, tersandung.
5abungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan – kelainan akibat proses menua misalnya karena mata kurang awas, benda – benda yang ada di rumah tertabrak, lalu jatuh, nyeri kepala dan atau 1ertigo, hipotensi orthostatic, hipo1ilemia curah jantung rendah, disfungsi otonom, penurunan kembalinya darah 1ena ke jantung, terlalu lama berbaring, pengaruh obatCobat hipotensi, hipotensi 4.
6. 7. =. %. <. ;.
sesudah makan *bat – obatan a. ?iuretik antihipertensi b. Antidepresen trisiklik c. edati1a d. Antipsikotik e. *bat – obat hipoglikemia f. Alkohol Proses penyakit yang spesifik -diopatik ! tak jelas sebabnya& inkope / kehilangan kesadaransecara tibaCtiba ?rop attack ! serangan roboh & Penurunan darah ke otak secara tiba – tiba )erbakar matahari
?. 'A()*"–'A()*" @-35(35A3 0A35 +"-35 ?->B35(A3 ?+35A3 (+:+@A(AA3 PA?A @A3-A #. AlatCalat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil, 4. 6. 7. =.
atau tergeletak di bawah tempat tidur atau D: yang rendah jongkok tempat berpegangan yang tidak kuat tidak mudah dipegang @antai yang tidak datar baik ada trapnya atau menurun (arpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal menekuk
pinggirnya, dan bendaCbenda alas lantai yang licin atau mudah tergeser %. @antai yang licin atau basah <. Penerangan yang tidak baik !kurang atau menyilaukan& ;. Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya. +. 'A()*"C'A()*"
-)A-*3A@
0A35
835(-3
8+8P"+-P-)A- JA)> A3)A"A @A-3 / ! "euben, #$$%9 :ampbell, #$;< & #. Akti1itas
ebagian besar jatuh terjadi pada saat lansia melakukan akti1itas biasa seperti berjalan, naik atau turun tangga, mengganti posisi. >anya sedikit sekali ! = &, jatuh terjadi pada saat lansia melakukan akti1itas berbahaya seperti mendaki gunung atau olahraga berat. Jatuh juga sering terjadi pada lansia dengan banyak kegiatan dan olahraga, mungkin disebabkan oleh kelelahan atau terpapar bahaya yang lebih banyak. Jatuh juga sering terjadi pada lansia yang imobil ! jarang bergerak & ketika tiba – tiba dia ingin pindah tempat atau mengambil sesuatu tanpa pertolongan. 4. @ingkungan ekitar < jatuh pada lansia terjadi di rumah, # terjadi di tangga, dengan kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibanding saat naik, yang lainnya terjadi karena tersandung menabrak benda perlengkapan rumah tangga, lantai yang licin atau tak rata, penerangan ruang yang kurang 6. Penyakit Akut ?izzines dan syncope, sering menyebabkan jatuh. +ksaserbasi akut dari penyakit kronik yang diderita lansia juga sering menyebabkan jatuh, misalnya sesak nafas akut pada penderita penyakit paru obstruktif menahun, nyeri dada tiba – tiba pada penderita penyakit jantung iskenmik, dan lain – lain. '. (*8P@-(AJatuh pada lansia menimbulkan komplikasi – komplikasi seperti / ! (ane, #$$79 2an – der – :ammen, #$$# & #. Perlukaan ! injury & "usaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri 1ena, Patah tulang !fraktur& / Pel1is, 'emur !terutama kollum&, humerus, lengan bawah, tungkai bawah, kista, >ematom subdural. 4. Perawatan rumah sakit a. (omplikasi akibat tidak dapat bergerak ! imobilisasi & b. "isiko penyakit – penyakit iatrogenik 6. ?isabilitas a. Penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik.
b. Penurunan mobilitas akibat jatuh, kehilangan kepercayaan diri, dan pembatasan gerak 4. "esiko untuk dimasukkan dalam rumah perawatan !nursing home& =. 8ati 5. P+3:+5A>A3 saha pencegahan merupakan langkah yang harus dilakukan karena bila sudah terjadi jatuh pasti terjadi komplikasi, meskipun ringan tetap memberatkan. Ada 6 usaha pokok untuk pencegahan, antara lain / ! )inetti, #$$49 2an – der – :ammen, #$$#9 "euben, #$$% & #. -dentifikasi faktor resiko 4. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan ! gait & 6. 8engatur mengatasi fraktur situasional >. P+3?+(A)A3 ?-A53*)-( etiap penderita lansia jatuh, harus dilakukan assesmen seperti dibawah ini/ !(ane, #$$79 'ischer, #$;4& #. "iwayat Penyakit !Jatuh& Anamnesis dilakukan baik terhadap penderita ataupun saksi mata jatuh atau keluarganya. Anamnesis ini meliputi / a. eputar jatuh b. 5ejala yang menyertai / nyeri dada, berdebar – debar, nyeri kepala tibaCtiba, 1ertigo, pingsan, lemas, konfusio, inkontinens, sesak nafas. c. (ondisi komorbid yang rele1an / pernah stroke, Parkinsonism, osteoporosis, sering kejang, penyakit jantung, rematik, depresi, defisit sensorik. d. "e1iew obat – obatan yang diminum / antihipertensi, diuretik, autonomik bloker, antidepresan, hipnotik, anEiolitik, analgetik, psikotropik. e. "e1iew keadaan lingkungan / tempat jatuh, rumah maupun tempatC tempat kegiatannya. 4. Pemeriksaan 'isik a. )anda 1ital b. (epala dan leher / penurunan 1isus, penurunan pendengaran, nistagmus, gerakan yang menginduksi ketidakseimbangan, bising. c. Jantung / aritmia, kelainan katup
d. 3eurologi / perubahan status mental, defisit fokal, neuropati perifer, kelemahan otot, instabilitas, kekakuan, tremor. e. 8uskuloskeletal / perubahan sendi, pembatasan gerak sendi problem kaki ! podiatrik &, deformitas. 6. Assesmen 'ungsional ?ilakukan obser1asi atau pencarian terhadap / a. 'ungsi gait dan keseimbangan / obser1asi pasien ketika dari bangku langsung duduk dikursi, ketika berjalan, ketika membelok atau berputar badan, ketika mau duduk dibawah. b. 8obilitas / dapat berjalan sendiri tanpa bantuan, menggunakan alat bantu, memakai kursi roda atau dibantu c. Aktifitas kehidupan sehari – hari / mandi, berpakaian, bepergian, -.
kontinens. P+3A)A@A(A3AA3 ! "euben, #$$%9 (ane, #$$79 )inetti, #$$4 & )ujuan penatalaksanaan ini untuk mencegah terjadinya jatuh berulang dan menerapi komplikasi yang terjadi, mengembalikan fungsi A( terbaik, mengembalikan kepercayaan diri penderita. Penatalaksanaan penderita jatuh dengan mengatasi
atau
meneliminasi faktor risiko, penyebab jatuh dan menangani komplikasinya. Penatalaksanaan ini harus terpadu dan membutuhkan kerja tim yang terdiri dari dokter !geriatrik, neurologik, bedah ortopedi, rehabilitasi medik, psikiatrik, dll&, sosiomedik, arsitek dan keluarga penderita. Penatalaksanaan bersifat indi1idual, artinya berbeda untuk setiap kasus karena perbedaan factor – factor yang bekerjasama mengakibatkan jatuh.Bila penyebab merupakan penyakit akut penanganannya menjadi lebih mudah, sederhanma, dan langsung bisa menghilangkan penyebab jatuh serta efektif.)etapi lebih banyak pasien jatuh karena kondisi kronik, multifaktorial
sehingga
diperlukan
terapi
gabungan
antara
obat
rehabilitasi, perbaikan lingkungan, dan perbaikan kebiasaan lansia itu. Pada kasus lain inter1ensi diperlukan untuk mencegah terjadinya jatuh ulangan, misalnya pembatasan bepergian aktifitas fisik, penggunaan alat bantu gerak. ntuk penderita dengan kelemahan otot ekstremitas bawah dan penurunan fungsional terapi difokuskan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot sehingga memperbaiki nfungsionalnya.ayangnya sering
terjadi kesalahan, terapi rehabilitasi hanya diberikan sesaat sewaktu penderita mengalami jatuh, padahal terapi ini diperlukan terus – menerus sampai terjadi peningkatan kekuatan otot dan status fumgsional. Penelitian yang dilakukan dalam waktu satu tahun di Amerika erikat terhadap pasien jatuh umur lebih dari <= tahun, didapatkanpeningkatan kekuatan otot dan ketahanannya baru terlihat nyata setelah menjalani terapi rehabilitasi 6 bulan, semakin lama lansia melakukan latihan semakin baik kekuatannya. )erapi untuk penderita dengan penurunan gait dan keseimbangan difokuskan untuk mengatasi mengeliminasi penyebabnyafaktor yang mendasarinya. Penderita dimasukkan dalam program gait training, latihan strengthening dan pemberian alat bantu jalan. Biasanya program rehabilitasi ini dipimpin oleh fisioterapis.Program ini sangatmembantu penderita dengan stroke, fraktur kolum femoris, arthritis, Parkinsonisme. Penderita dengan dissines sindrom, terapi ditujukan pada penyakit kardio1askuler
yang
mendasari,
menghentikan
obatCobat
yang
menyebabkan hipotensi postural seperti beta bloker, diuretik, anti depresan, dll. )erapi yang tidak boleh dilupakan adalah memperbaiki lingkungan rumah tempat kegiatan lansia seperti di pencegahan jatuh. DAFTAR PUSTAKA
5allo, Joseph.#$$;. Buku Saku Gerontologi. Jakarta / Buku (edokteran +5: 3ugroho, Dahjudi.#$$=. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta / Buku (edokteran +5: http/stikeskabmalang.wordpress.com4$$4<pengkajianCdanCpancegahanC jatuhCpadaClansia