LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN DENGAN POSTNATAL CARE (PNC)
1. DEFINISI
Post Post partum partum adalah adalah masa masa sesudah sesudah persalina persalinan n dapat dapat juga juga disebut disebut masa nifas nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 200). Partus di anggap spontan atau normal jika !anita berada dalam masa aterm, tidak terjad terjadii komplik komplikasi asi,, terdapa terdapatt satu satu janin janin presen presentas tasii pun"ak pun"ak kepala kepala dan persal persalina inana na selesai dalam 2# jam (Bobak, 200$). Partus spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan "ukup bulan dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obatobatan (pra!iroharjo, 2000). %uptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum perineum se!aktu se!aktu persalinan persalinan (&ohtar, ''). ahapan masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan yaitu * a. Puerperium Puerperium dini dini * yaitu yaitu suatu suatu masa masa keputihan keputihan dimana dimana ibu ibu diperbolehk diperbolehkan an untuk berdiri dan berjalan-jalan b. Puerperium intermedial * yaitu suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu. ". %emo %emote te puerpe puerperi rium um * yait yaitu u !aktu !aktu yang diperl diperluk ukan an untuk untuk pulih pulih dan seha sehatt kembali dalam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau !aktu persalinan mengalami komplikasi.
2. TUJUAN PERA PERAW WATAN MASA NIFAS NIFAS
+alam masa nifas ini penderita memerlukan pera!atan dan penga!asan yang dilakukan dilakukan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari rumah sakit. dapun tujuan dari pera!atan masa nifas adalah* . &enjaga &enjaga kesehatan kesehatan ibu ibu dan bayi baik baik fisik fisik maupun psikologi. psikologi. 2. &elaksanakan &elaksanakan skrini skrining ng yang komprehens komprehensif, if, mendeteks mendeteksii masalah, masalah, mengobati mengobati atau atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi. . &ember &emberika ikan n pendidi pendidikan kan kesehatan kesehatan tentang tentang pera!at pera!atan an kesehat kesehatan an diri, diri, nutrisi, nutrisi, keluarga beren"ana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan pera!atan bayi sehat. #. ntuk ntuk menda mendapat patkan kan kesehat kesehatan an emos emosi. i.
3. PERUBAH PERUBAHAN AN PADA PADA MASA NIFAS NIFAS
a. daptasi /isiologi Perubahan istem %eproduksi 1nolusi terus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 "m di ba!ah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. +alam !aktu 2 jam, tinggi fundus men"apai kurang lebih "m di atas umbilikus. /undus turun kira-kira smpai 2 "m setiap 2# jam. Pada hari pas"a partum keenam fundus normal akan berada di pertengahan antara umbili"us dan simpisis pubis. Peningkatan esterogen dan progesteron bertanggung ja!ab untuk pertumbuhan masif uterus selama hamil. Pada masa pas"a partum penurunan kadar hormon menyebapkan terjadinya autolisis, perusakan se"ara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. el-sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. 1nilah penyebap ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil. 3apisan desidua yang dilepaskan dari dinding uterus disebut lokia. 4ndometrium baru tumbuh dan terbentuk selama 0 hari postpartum dan menjadi sempurna sekitar 6 minggu. Proses inolusi berlangsung sekitar 6 minggu. elama proses inolusi berlangsung, berat uterus mengalami penurunan dari 000 gram menjadi 60 gram, dan ukuran uterus berubah. 3okia
3okia keluar dari uterus setelah bayi lahir sampai dengan atau # minggu postpartum. Perubahan lokia terjadi dalam tiga tahap, yaitu lokia rubra, serosa, dan alba. 3okia rubra merupakan darah pertama yang keluar dan berasal dari tempat lepasnya plasenta. etelah beberapa hari, lokia berubah !arna menjadi ke"oklatan yang terdiri dari darah dan serum yang berisi leukosit dan jaringan yang disebut lokia serosa. Pada minggu ke-2, lokia ber!arna putih kekuningan yang terdiri dari mu"us seriks, leukosit dan jaringan. 5arium dan uba /alopi
etelah kelahiran plasenta, produksi estrogen dan progesterone menurun, sehingga menimbulkan mekanisme timbal-balik dari sirkulasi menstruasi. Pada saat inilah dimulai kembali proses oulasi, sehingga !anita dapat hamil kembali. Perubahan istem Pen"ernaan
etelah kelahiran plasenta, terjadi pula penurunan produksi progesterone sehingga yang menyebabkan nyeri ulu hati (heartburn) dan konstipasi, terutama dalam beberapa hari pertama. al ini terjadi karena inaktiitas motilitas usus akibat kurangnya keseimbangan "airan selama persalinan dan adanya refle7 hambatan defekasi karena adanya rasa nyeri pada perineum akibat luka episiotomy. Perubahan istem Perkemihan
+ieresis dapat terjadi setelah 2- hari postpartum. +ieresis terjadi karena saluran urinaria mengalami dilatasi. 8ondisi ini akan kembali normal setelah # minggu postpartum. Pada a!al postpartum, kandung kemih mengalami edema, kongesti, dan hipotonik. al ini disebabkan oleh adanya oerdistensi pada saat kala dua persalinan dan pengeluaran urin yang tertahan selama proses persalinan. umbatan pada uretra disebabkan oleh adanya trauma saat persalinan berlangsung dan trauma ini dapat berkurang setelah 2# jam postpartum.
Perubahan istem 4ndokrin
aat plasenta terlepas dari dinding uterus, kadar 9: dan P3 se"ara berangsur turun dan normal kembali setelah ; hari postpartum. 9: tidak terdapat dalam urine ibu setelah 2 hari postpartum. P3 tidak lagi terdapat dalam plasma. 57yto7in
57yto7in disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan bereaksi pada otot uterus dan jaringan payudara. elama kala tiga persalinan aksi o7yto7in menyebabkan pelepasan plasenta. etelah itu o7yto7in beraksi untuk kestabilan kontraksi uterus, memperke"il bekas tempat perlekatan plasenta dan men"egah perdarahan. Pada !anita yang memilih untuk menyusui bayinya, isapan bayi menstimulasi ekskresi o7yto7in diamna keadaan ini membantu kelanjutan inolusi uterus dan pengeluaran susu. etelah pla"enta lahir, sirkulasi 9:, estrogen, progesteron dan hormon laktogen pla"enta menurun "epat, keadaan ini menyebabkan perubahan fisiologis pada ibu nifas. Prolaktin Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi oleh glandula hipofise anterior bereaksi pada aleolus payudara dan merangsang produksi susu. Pada !anita yang menyusui kadar prolaktin terus tinggi dan pengeluaran / di oarium ditekan. Pada !anita yang tidak menyusui kadar prolaktin turun pada hari ke # sampai 2 post partum dan penurunan ini mengakibatkan / disekresi kelenjar hipofise
anterior untuk bereaksi pada oarium yang menyebabkan pengeluaran estrogen dan progesteron dalam kadar normal, perkembangan normal folikel de graaf, oulasi dan menstruasi. 3aktasi 3aktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. ir susu ibu ini merupakan makanan pokok, makanan yang terbaik dan bersifat alamiah bagi bayi yang disediakan oleh ibu yamg baru saja melahirkan bayi akan tersedia makanan bagi bayinya dan ibunya sendiri. elama kehamilan hormon estrogen dan progestron merangsang pertumbuhan
kelenjar
susu
sedangkan
progesteron
merangsang
pertumbuhan saluran kelenjar , kedua hormon ini mengerem 3. etelah plasenta lahir maka 3 dengan bebas dapat merangsang laktasi. 3obus prosterior hypofise mengeluarkan o7to7in yang merangsang pengeluaran air susu. Pengeluaran air susu adalah reflek yang ditimbulkan oleh rangsangan penghisapan puting susu oleh bayi. %angsang ini menuju ke hypofise dan menghasilkan o7ito"in yang menyebabkan buah dada mengeluarkan air susunya. Pada hari ke postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan nyeri. 1ni menandai permulaan sekresi air susu, dan kalau areola mammae dipijat, keluarlah "airan puting dari puting susu.ir susu ibu kurang lebih mengandung Protein -2 <, lemak -$ <, gula 6,$- <, garam 0, = 0,2 <. al yang mempengaruhi susunan air susu adalah diit, gerak badan. Banyaknya air susu sangat tergantung pada banyaknya "airan serta makanan yang dikonsumsi ibu. Perubahan istem 8ardioaskular
9urah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala tiga ketika olume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa hari pertama postpartum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke- postpartum. Perubahan istem ematologi
3eukositosis mungkin terjadi selama persalinan, sel darah merah berkisar $.000 selama persalinan. Peningkatan sel darah putih berkisar antara 2$.0000.000 yang merupakan manifestasi adanya infeksi pada persalinan lama. al ini dapat meningkat pada a!al nifas yang terjadi bersamaan dengan peningkatan tekanan darah serta olume plasma dan olume sel darah merah. Pada 2- hari postpartum, konsentrasi hematokrit menurun sekitar 2< atau lebih. otal kehilangan darah pada saat persalinan dan nifas kira-kira ;00$00 ml (200-200 ml hilang pada saat persalinan, $00-00 ml hilang pada minggu pertama postpartum, dan $00 ml hilang pada saat masa nifas).
Perubahan anda >ital
Perubahan tanda-tanda vital pada massa nifas melipu:
Param!r anda-tanda ital
P"m#a" "$rma% ekanan darah ? #0 @ '0 mmg, mungkin bisa naik dari tingkat disaat persalinan = hari post partum uhu tubuh ? 0 9 +enyut nadi* 60-00 @ menit
P"m#a" a&"$rma% ekanan darah A #0 @ '0 mmg
uhu A 0 9 +enyut nadi* A 00 @ menit
>ital ign sebelum kelahiran bayi * uhu *
saat partus lebih ;,209 sesudah partus naik 0,$09 2 jam pertama suhu kembali normal
Cadi * 60 = 0 7@mnt egera setelah partus bradikardi ekanan darah *+ meningkat karena upaya keletihan dan persalinan, hal ini
akan normal kembali dalam !aktu jam >ital sign setelah kelahiran anak * emperatur * elama 2# jam pertama mungkin kenaikan menjadi 09
(00,#0/) disebabkan oleh efek dehidrasi dari persalinan. 8erja otot yang berlebihan selama kala 11 dan fluktuasi hormon setelah 2#
jam !anita keluar dari febris. Cadi * Cadi panjang dengan stroke olume dan "ardia"" output. Cadi naik pada jam pertama. +alam = 0 minggu setelah kelahiran anak, harus
turun ke rata-rata sebelum hamil. Pernapasan * Pernapasan akan jatuh ke keadaan normal !anita sebelum
persalinan. ekanan darah * ekanan darah berubah rendah semua, ortistatik hipotensi adalah indikasi
merasa pusing atau pusingtiba-tiba setelah terbangun,
dapat terjadi # jam pertama. Penyimpangan dari kondisi dan penyebab masalah * +iagnosa sepsis puerpuralis adalah jika kenaikan pada maternal suhu
menjadi 09 8e"epatan rata-rata nadi adalah satu yang bertambah mungkin indikasi
hipoolemik akibat perdarahan. ipoentilasi mungkin mengikuti keadaan luar biasanya karena tingginya
sub ara"hnoid (spinal) blok. ekanan darah rendah mungkin karena refleksi dari hipoolemik sekunder dari perdarahan.
b. daptasi Psikologis
Periode postpartum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. /aktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa postpartum, yaitu *
%espons dan dukungan dari keluarga dan teman
ubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain
Pengaruh budaya atu atau dua hari postpartum, ibu "enderung pasif dan tergantung. 1a hanya
menuruti nasihat, ragu-ragu dalam membuat keputusan, masih berfokus untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, masih menggebu membi"arakan pengalaman persalinan. Periode ini diuraikan oleh %ubin terjadi dalam tiga tahap * Taking in
Periode ini terjadi -2 hari sesudah melahirkan. 1bu pada umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekha!atiran akan tubuhnya.
1bu
akan
mengulang-ulang
pengalamannya
!aktu
bersalin
dan
melahirkan.
idur tanpa gangguan sangat penting untuk men"egah gangguan tidur.
Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya bertambah. Cafsu makan yang kurang menandakan proses pengembalian kondisi ibu tidak berlangsung normal.
Taking hold
Berlangsung
2-#
hari
postpartum.
1bu
menjadi
perhatian
pada
kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung ja!ab terhadap janin.
Perhatian terhadap fungsi-fungsi tubuh (mis, eliminasi)
1bu berusaha keras untuk menguasai keterampilan untuk mera!at bayi, misalnya menggendong dan menyusui. 1bu agak sensitie dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal tersebut, sehingga "enderung menerima nasihat dari bidan karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi.
Letting go
erjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap !aktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga
1bu mengambil tanggung ja!ab terhadap pera!atan bayi. 1a harus beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung, yang
menyebabkan berkurangnya hak ibu dalam kebebasan dan berhubungan sosial.
Pada periode ini umumnya terjadi depresi postpartum.
'. PERAWATAN MASA NIFAS
etelah persalinan, ibu membutuhkan pera!atan yang intensif untuk pemulihan kondisinya setelah proses persalinan yang melelahkan. Pera!atan post partum atau masa nifas meliputi * a. Cutrisi dan "airan idak ada kontraindikasi dalam pemberian nutrisi setelah persalinan. 1bu harus mendapat nutrisi yang lengkap dengan tambaha kalori sejak sebelum hamil (200-$00 kal) yang akan memper"epat pemulihan kesehatan dan kekuatan, meningkatkan kualitas dan kuantitas 1, serta men"egah terjadinya infeksi. 1bu nifas memerlukan diet untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, men"egah konstipasi dan untuk memulai proses pemberian 1 eksklusif. supan kalori per hari dtingkatkan sampai 2;00 kalori. supan "airan per har ditingkatkan sampai 000 ml (susu 000 ml). suplemen Dat besi dapat diberikan kepada ibu nifas selama # minggu pertama setelah kelahiran. 8ebutuhan giDi yang perlu diperhatikan yaitu *
&akanan dianjurkan seimbang antara jumlah dan mutunya
Banyak minum, setiap hari harus minum lebih dari 6 gelas
&akan makanan yang tidak merangsang, baik se"ara termis, mekanis, atau kimia untuk menjaga kelan"aran pen"ernaan
Batasi makanan uang berbau keras
:unakan bahan makanan yang dapat merangsang produksi 1, misalnya sayuran hijau.
b. mbulasi mbulasi sedini mungkin sangat dianjurkan, ke"uali ada kontraindikasi. mbulasi ini akan meningkatkan sirkulasi dan men"egah risiko tromboflebitis, meningkatkan fungsi kerja peristalti" dan kandung kemih, sehingga men"egah distensi abdominal dan konstipasi. Bidan harus menjelaskan kepada ibu tentang tujuan dan manfaat ambulasi dini. mbulasi ini dilakukan se"ara bertahap sesuai kekuatan ibu. erkadang ibu nifas enggan untuk banyak bergerak karena merasa letih dan sakit. Eika keadaan tersebut tidak segera diatasi, ibu akan teran"am mengalami thrombosis ena. ntuk men"egah terjadinya thrombosis ena, perlu dilakukan ambulasi dini oleh ibu nifas. Pada persalinan normal dan keadaan ibu normal, biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi dan ke F9 dengan bantuan orang lain, yaitu pada atau 2 jam
setelah persalinan. ebelum !aktu ini, ibu harus diminta untuk melakukan latihan menarik napas dalam serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk serta mengayunkan tungkainya di tepi tempat tidur. ebaiknya ibu nifas turun dari tempat tidur sedini mungkin setelah persalinan. mbulasi dini dapat mengurangi kejadian komplikasi kandung kemih, konstipasi, thrombosis ena puerperalis, dan emboli pulmonal. ". 4liminasi 5bserasi adanya distensi abdomen dengan mempalpasi dan mengauskultasi abdomen. Berkemih harus terjadi dalam #- jam pertama dan minimal sebanyak 200 "". njurkan ibu untuk minum banyak "airan dan ambulasi. %angsangan untuk berkemih dapat diberikan dengan rendam duduk untuk mengurangi edema dan relaksasi sfingter, lalu kompres hangat@dingin. Bila perlu pasang kateter se!aktu. d. igiene ering membersihkan area perineum akan meningkatkan kenyamanan dan men"egah infeksi. indakan ini paling sering menggunakan air hangat yang dialirkan (dapat ditambah larutan antiseptik) ke atas ula perineum setelah berkemih atau defekasi, hindari penyemprotan langsung. jarkan ibu untuk membersihkan sendiri. Penggantian pembalut hendaknya sering dilakukan, setidaknya setelah membersihkan perineum atau setelah berkemih atau defekasi. Pera!atan perineum 0 hari meliputi *
:anti pembalut !anita yang bersih setiap #-6 jam. Posisikan pembalut dengan baik sehingga tidak bergeser
3epaskan pembalut dari arah depan ke belakang untuk menghindari penyebaran bakteri dari anus ke agina
lirkan atau bilas dengan air hangat setelah defekasi pada area perineum, keringkan dengan kain pembalut atau handuk dengan "ara ditepuk-tepuk, dan dari arah depan ke belakang.
%asa gatal pada area sekitar jahitan adalah normal dan merupakan tanda penyembuhan. Camun, untuk meredakan rasa tidak enak, atasi dengan mandi berendam air hangat atau kompres dingin dengan kain pembalut yang telah didinginkan.
Berbaring miring, hindari berdiri atau duduk lama untuk mengurangi tekanan pada daerah tersebut.
3akukan latihan kegel sesering mungkin guna merangsang peredaran darah di sekitar perineum. +engan demikian, akan memper"epat penyembuhan dan memperbaiki fungsi otot-otot. idak perlu terkejut bila tidak merasakan
apapun saat pertama kali berlatih karena area tersebut akan kebal setelah persalinan dan pulih se"ara bertahap dalam beberapa minggu. e. Pakaian Pakaian agak longgar terutama didaerah dada sehingga payudara tidak tertekan. +aerah perut tidak perlu diikat terlalu ken"ang karena tidak akan mempengaruhi inolusi. Pakaian dalam sebaiknya yang menyerap, sehingga lo"hia tidak menimbulkan iritasi pada daerah sekitarnya. 8asa pembalut sebaiknya dibuang setiap saat terasa penuh dengan lo"hia,saat buang air ke"il ataupun setiap buang air besar. f.
Pera!atan payudara Pera!atan payudara telah mulai sejak !anita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. +ianjurkan sekali supaya ibu mau menyusui bayinya karena sangat berguna untuk kesehatan bayi.+an segera setelah lahir ibu sebaiknya menyusui bayinya karena dapat membantu proses inolusi serta "olostrum yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi.
g. 8embalinya datang bulan atau menstruasi +engan memberi 1 kembalinya menstruasi sulit diperhitungkan dan bersifat indiidu. ebagian besar kembalinya menstruasi setelah #-6 bulan. h. 9uti hamil dan bersalin Bagi !anita pekerja menurut undang-undang berhak mengambil "uti hamil dan bersalin selama bulan yaitu bulan sebelum bersalin dan 2 bulan setelah melahirkan. i.
&empersiapkan untuk &etode 8B Pemeriksaan post partum merupakan !aktu yang tepat untuk membi"arakan metode 8B untuk menjarangkan atau menghentikan kehamilan. 5leh karena itu penggunaan metode 8B dibutuhkan sebelum haid pertama kembali untuk men"egah kehamilan baru. Pada umumnya metode 8B dapat dimulai 2 minggu setelah melahirkan. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada ibu post partum menurut +oenges, 200 adalah sebagai berikut *
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan Bagaimana keadaan ibu saat ini G Bagaimana perasaa ibu setelah melahirkan G
Pola nutrisi dan metabolik
pakah klien merasa kehausan setelah melahirkan G pakah klien merasa lapar setelah melahirkan G pakah klien kehilangan nafsu makan atau merasa mual G pakah ibu mengalami penurunan BB setelah melahirkan G
Pola aktiitas setelah melahirkan pakah ibu tampak kelelahan atau keletihan G pakah ibu toleransi terhadap aktiitas sedang atau ringan G pakah ibu tampak mengantuk G
Pola eliminasi pakah ada diuresis setelah persalinan G dakan nyeri dalam BB pas"a persalinan G
Ceuro sensori pakah ibu merasa tidak nyaman G
pakah ibu merasa nyeri di bagian tubuh tertentunya G Bagaimana nyeri yang ibu raskan G 8aji melalui pengkajian P, H, %, , G pakah nyerinya menggangu aktiitas dan istirahatnya G
Pola persepsi dan konsep diri Bagaimana pandangan ibu terhadap dirinya saat ini dakah permasalahan yang berhubungan dengan perubahan penampilan
tubuhnya saat ini G
Pemeriksaan fisik 8eadaan umum
-
Pemeriksaan >
-
Pengkajian tanda-tanda anemia
-
Pengkajian tanda-tanda edema atau tromboflebitis
-
Pemeriksaan reflek
-
8aji adanya arises
-
8aji 9> ( "orti"al ertebra area tenderness )
Payudara
-
Pengkajian daerah areola ( pe"ah, pendek, rata )
-
8aji adanya abses
-
8aji adanya nyeri tekan
-
5bserasi adanya pembengkakanatau 1 terhenti
-
8aji pengeluaran 1
bdomen atau uterus
-
5bserasi posisi uterus atau tiggi fundus uteri
-
8aji adnanya kontraksi uterus
-
5bserasi ukuran kandung kemih
>ula atau perineum
-
5bserasi pengeluaran lokhea
-
5bserasi penjahitan la"erasi atau luka episiotomi
-
8aji adanya pembengkakan
-
8aji adnya luka
-
8aji adanya hemoroid
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah Beberapa uji laboratorium biasa segera dilakukan pada periodepas"a partum. Cilai hemoglobin dan hematokrit seringkali dibutuhkan pada hari pertama pada partumuntuk mengkaji kehilangan darah pada melahirkan.
Pemeriksaan urin Pegambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan "ateter atau dengan tehnik pengambilan bersih ("lean-"ath) spisimen ini dikirim ke laboratorium untuk dilakukan urinalisis rutin atau kultur dan sensitiitas terutama jika "ateter ind!elling di pakai selama pas"a inpartum. elain itu "atatan prenatal ibu harus di kaji untuk menentukan status rubelle dan rhesus dan kebutuhan therapy yang mungkin (Bobak, 200#).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
. Cyeri akut b@d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi) 2. Perubahan pola eleminasi B8 (disuria) b@d trauma perineum dan saluran kemih. . Perubahan pola eleminasi BB (konstipasi) b@d kurangnya mobilisasiI diet yang tidak seimbangI trauma persalinan. #. :angguan rasa nyaman (nyeri) b@d peregangan perineumI luka episiotomiI inolusi uteriI hemoroidI pembengkakan payudara. $. :angguan pemenuhan +3 b@d kelemahanI kelelahan post partum. 6. %esiko defisit olume "airan b@d pengeluaran yang berlebihanI perdarahanI diuresisI keringat berlebihan. ;. %esiko infeksi b@d trauma jalan lahir. . %esiko gangguan proses parenting b@d kurangnya pengetahuan tentang "ara mera!at bayi. '. %esiko infeksi b.d. episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan
C. RENCANA KEPERAWATAN Da*"$+a K,ra-a!a" Cyeri akut b@d agen injuri fisik (peregangan perineumI luka episiotomiI inolusi uteriI hemoroidI pembengkakan payudara).
T##a" /a" R"0a"a Ra+$"a% Kr!ra Ha+% I"!r"+ NOC Pa" Ma"a*m"! Pain 3eel, . 3akukan . &engetahui tingkat Pain "ontrol, pengkajian nyeri 9omfort leel pengalaman nyeri se"ara etelah dilakukan klien dan tindakan komprehensif askep selama J7 kepera!atan yang termasuk lokasi, 2# jam, akan dilakukan untuk karakteristik, diharapkan nyeri mengurangi nyeri durasi, berkurang frekuensi, 2. %eaksi terhadap
Kr!ra Ha+% . &u mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, men"ari bantuan) 2. &elaporkan bah!a nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri . &u mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) #. &enyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang $. anda ital dalam rentang normal + * 20-#0 @0 = '0 mmg %% * 6 = 2# 7@mnt C * 0- 00 7 mnt * 6,$o 9 = ;,$ o 9
kualitas dan nyeri biasanya faktor presipitasi ditunjukkan dengan (PH%) reaksi non erbal 2. 5bserasi reaksi tanpa disengaja. nonerbal dari . &engetahui ketidaknyamana pengalaman nyeri n #. Penanganan nyeri . :unakan teknik tidak selamanya komunikasi diberikan obat. Cafas terapeutik untuk dalam dapat mengetahui membantu pengalaman mengurangi tingkat nyeri pasien nyeri #. jarkan tentang $. &engetahui teknik non keefektifan "ontrol farmakologi nyeri $. 4aluasi 6. &engurangi rasa keefektifan nyeri &enentukan kontrol nyeri interensi kepera!atan sesuai 6. &otiasi untuk meningkatkan skala nyeri. asupan nutrisi ;. &engidentifikasi yang bergiDi. penyimpangan dan kemajuan ;. ingkatkan berdasarkan inolusi istirahat uteri. . 3atih mobilisasi . &engurangi miring kanan ketegangan pada luka miring kiri jika perineum. kondisi klien ibu mulai membaik '. &elatih mengurangi '. 8aji kontraksi bendungan 1 dan uterus, proses memperlan"ar inolusi uteri. pengeluaran 1. 0. njurkan pasien 0. &en"egah infeksi untuk dan kontrol nyeri membasahi pada luka perineum. perineum dengan air . &engurangi intensitas nyeri hangat sebelum berkemih. denagn menekan rangsnag nyeri pada . njurkan dan nosiseptor. latih pasien "ara mera!at payudara se"ara teratur. 2. Eelaskan pada ibu tetang teknik mera!at luka perineum dan mengganti P+
se"ara teratur setiap kali sehari atau setiap kali lo"hea keluar banyak.
%esiko defisit olume "airan b@d pengeluaran yang berlebihanI perdarahanI diuresisI keringat berlebihan.
/luid balan"e ydration
etelah dilakukan askep selama J7 2# jam, Pasien dapat mendemostrasikan status "airan membaik. Kr!ra Ha+% ak ada manifestasi dehidrasi, resolusi oedema, haluaran urine di atas 0 ml@jam, kulit kenyal@turgor kulit baik.
. 8olaborasi dokter tentang pemberian analgesik F%#/ ma"a*m"! . 5bs anda-tanda ital setiap # jam. 2. 5bs Farna urine. . tatus umum setiap jam. #. Pertahankan "atatan intake dan output yang akurat $. &onitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan 6. &onitor masukan makanan @ "airan dan hitung intake kalori harian ;. 3akukan terapi 1> . Berikan "airan '. +orong masukan oral 0. Beritahu dokter bila* haluaran urine ? 0 ml@jam, haus, takikardia, gelisah, + di ba!ah rentang normal, urine gelap atau en"er gelap. . 8onsultasi dokter bila manifestasi kelebihan "airan
. &engidentifikasi penyimpangan indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. 2. &emenuhi kebutuhan "airan tubuh klien . &enjaga status balan"e "airan klien #. $. &emenuhi kebutuhan "airan tubuh klien 6. &emenuhi kebutuhan "airan tubuh klien ;. emuan-temuan ini menandakan hipoolemia dan perlunya peningkatan "airan. . &en"egah pasien jatuh ke dalam kondisi kelebihan "airan yang beresiko terjadinya oedem paru. '. &engidentifikasi keseimbangan "airan pasien se"ara adekuat dan teratur.
Perubahan pola eleminasi B8 (disuria) b@d trauma perineum dan saluran kemih.
etelah dilakukan askep selama J7 2# jam, Pola eleminasi (B8) pasien teratur. Kr!ra a+% 4leminasi B8 lan"ar, disuria tidak ada, bladder kosong, keluhan ken"ing tidak ada.
Perubahan etelah dilakukan pola eleminasi askep selama J7 2# BB jam, Pola eleminasi (konstipasi) (BB) teratur. b@d kurangnya Kr!ra a+% mobilisasiI diet Pola eleminasi yang tidak teratur, feses lunak seimbangI dan !arna khas trauma feses, bau khas feses, persalinan. tidak ada kesulitan BB, tidak ada feses ber"ampur darah dan lendir, konstipasi tidak ada.
terjadi. 2. Pantau* "airan masuk dan "airan keluar setiap jam. . 8aji haluaran urine, keluhan serta keteraturan pola berkemih. 2. njurkan pasien melakukan ambulasi dini. . njurkan pasien untuk membasahi perineum dengan air hangat sebelum berkemih. #. njurkan pasien untuk berkemih se"ara teratur. $. njurkan pasien untuk minum 2$00-000 ml@2# jam. 6. 8olaborasi untuk melakukan kateterisasi bila pasien kesulitan berkemih.
. 8aji pola BB, kesulitan BB, !arna, bau, konsistensi dan jumlah. 2. njurkan ambulasi dini. . njurkan pasien untuk minum banyak 2$00000 ml@2# jam. #. 8aji bising usus setiap jam. $. Pantau berat badan setiap hari. 6. njurkan pasien makan banyak serat seperti buah-buahan dan sayursayuran hijau.
. &engidentifikasi penyimpangan dalam pola berkemih pasien. 2. mbulasi dini memberikan rangsangan untuk pengeluaran urine dan pengosongan bladder. . &embasahi bladder dengan air hangat dapat mengurangi ketegangan akibat adanya luka pada bladder. #. &enerapkan pola berkemih se"ara teratur akan melatih pengosongan bladder se"ara teratur. $. &inum banyak memper"epat filtrasi pada glomerolus dan memper"epat pengeluaran urine. 6. 8ateterisasi memabnatu pengeluaran urine untuk men"egah stasis urine. . &engidentifikasi penyimpangan serta kemajuan dalam pola eleminasi (BB). 2. mbulasi dini merangsang pengosongan rektum se"ara lebih "epat. . 9airan dalam jumlah "ukup men"egah terjadinya penyerapan "airan dalam rektum yang dapat menyebabkan feses menjadi keras. #. Bising usus mengidentifikasikan pen"ernaan dalam kondisi baik. $. &engidentifiakis adanya penurunan BB se"ara dini. 6. &eningkatkan
pengosongan dalam rektum. :angguan pemenuhan +3 b@d immobilisasiI kelemahan.
feses
etelah dilakukan . 8aji toleransi . Parameter askep selama J7 2# pasien terhadap menunjukkan respon jam, +3 dan aktifitas fisiologis pasien kebutuhan menggunakan terhadap stres beraktifitas pasien parameter aktifitas dan terpenuhi se"ara berikut* nadi indikator derajat adekuat. 20@mnt di atas penagruh kelebihan 8riteria hasil* frek nadi kerja jnatung. . &enunjukkan istirahat, "atat 2. &enurunkan kerja peningkatan peningaktan +, miokard@komsumsi dalam dispnea, nyeri oksigen, menurunkan beraktifitas. dada, kelelahan resiko komplikasi. 2. 8elemahan dan berat, . tabilitas fisiologis kelelahan kelemahan, pada istirahat penting berkurang. berkeringat, untuk menunjukkan . 8ebutuhan +3 pusing atau tingkat aktifitas terpenuhi se"ara pinsan. indiidu. mandiri atau 2. ingkatkan #. 8omsumsi oksigen dengan bantuan. istirahat, batasi miokardia selama #. /rekuensi aktifitas pada berbagai aktifitas jantung@irama dasar dapat meningkatkan dan d dalam nyeri@respon jumlah oksigen yang batas normal. hemodinamik, ada. 8emajuan $. 8ulit hangat, berikan aktifitas aktifitas bertahap merah muda dan senggang yang men"egah kering tidak berat. peningkatan tiba-tiba . 8aji kesiapan pada kerja jantung. untuk $. eknik penghematan meningkatkan energi menurunkan aktifitas "ontoh* penggunaan energi penurunan dan membantu kelemahan@ keseimbangan suplai kelelahan, + dan kebutuhan stabil@frek nadi, oksigen. peningaktan 6. ktifitas yang maju perhatian pada memberikan kontrol aktifitas dan jantung, pera!atan diri. meningaktkan #. +orong regangan dan memajukan men"egah aktifitas aktifitas@tolerans berlebihan. i pera!atan diri. $. njurkan keluarga untuk membantu pemenuhan kebutuhan +3 pasien. 6. Eelaskan pola peningkatan bertahap dari aktifitas, "ontoh* posisi duduk ditempat tidur
bila tidak pusing dan tidak ada nyeri, bangun dari tempat tidur, belajar berdiri dst. %esiko infeksi etelah dilakukan . Pantau* ital b@d trauma askep selama J7 2# sign, tanda jalan lahir. jam, 1nfeksi tidak infeksi. terjadi. 2. 8aji Kr!ra a+% pengeluaran anda infeksi tidak lo"hea, !arna, ada, luka episiotomi bau dan jumlah. kering dan bersih, . 8aji luka takut berkemih dan perineum, BB tidak ada. keadaan jahitan. #. njurkan pasien membasuh ula setiap habis berkemih dengan "ara yang benar dan mengganti P+ setiap kali perhari atau setiap kali pengeluaran lo"hea banyak. $. Pertahnakan teknik septik aseptik dalam mera!at pasien (mera!at luka perineum, mera!at payudara, mera!at bayi). %esiko gangguan proses parenting b@d kurangnya pengetahuan tentang "ara mera!at bayi.
. &engidentifikasi penyimpangan dan kemajuan sesuai interensi yang dilakukan. 2. &engidentifikasi kelainan pengeluaran lo"hea se"ara dini. . 8eadaan luka perineum berdekatan dengan daerah basah mengakibatkan ke"enderunagn luka untuk selalu kotor dan mudah terkena infeksi #. &en"egah infeksi se"ara dini. $. &en"egah kontaminasi silang terhadap infeksi.
etelah dilakukan . Beri kesempatan . &eningkatkan askep selama J7 2# ibu untuk kemandirian ibu jam, :angguan melakuakn dalam pera!atan proses parenting pera!atan bayi bayi. tidak ada. se"ara mandiri. 2. 8eterlibatan 2. 3ibatkan suami bapak@suami dalam Kr!ra a+% 1bu dapat mera!at dalam pera!atan bayi akan bayi se"ara mandiri pera!atan bayi. membantu (memandikan, . 3atih ibu untuk meningkatkan menyusui). pera!atan keterikatan batih ibu payudara se"ara dengan bayi. mandiri dan . Pera!atan payudara teratur. se"ara teratur akan #. &otiasi ibu mempertahankan untuk produksi 1 se"ara meningkatkan kontinyu sehingga intake "airan kebutuhan bayi akan dan diet 8P. 1 ter"ukupi.
$. 3akukan ra!at #. &eningkatkan gabung sesegera produksi 1. mungkin bila $. &eningkatkan tidak terdapat hubungan ibu dan komplikasi pada bayi sedini mungkin. ibu atau bayi.
DAFTAR PUSTAKA
a"ker &oore. '''. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Eakarta* Penerbit Buku 8edokteran 4:9 anifa Fikyasastro. '';. Ilmu Kebidanan, Perawatan Pasien Edisi 3. Eakarta* Penerbit Buku 8edokteran 4:9 9arpenito, 3.E. 2000. Nursing Diagnosis : !!li"ation to #lini"al Pra"ti"e$4disi >111, Philadelphia, 3ippin"ot 9ompany, +oenges, &.4. dan &oorhouse, &./. 200. %en"ana Perawatan &aternal'(a)i : Pedoman untuk Peren"anaan dan Dokumentasi Perawatan Klien* 4disi 11, 4:9, Eakarta. :ordon et.al,200,Cursing +iagnoses 2002,Philadelphia,.
*
+efinition
and
9lasifi"ation
200-
&" 9losky K Bule"hek. (200$). Nursing Inter+ention #lassi,i"ation -NI#.$ nited tates of meri"a* &osby. &eidian, E&. (2000). Nursing Out"omes #lassi,i"ation -NO#.. nited tates of meri"a* &osby. &itayani. (200'). suhan Ke!erawatan &aternitas. Eakarta* 4:9