PROSEDUR PROSED UR PERAW PERAWATAN PADA TINDAKAN TINDA KAN KOLABORA KOLABOR ATIF A.
Pendahuluan
Kola Kolabo bora rasi si meru merupa paka kan n
isti istila lah h
umum umum yang yang seri sering ng digu diguna naka kan n
untu untuk k
menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat. Namun demikian kolaborasi sulit didefinisikan untuk menggambarkan apa yang sebenarnya sebenarnya yang menjadi esensi dari kegiatan kegiatan ini. Seperti yang dikemukakan dikemukakan National Joint Practice Practice Commision !"##$ yang dikutip Siegler dan %hitney &'''$ bahwa tidak ada definisi yang mampu menj menjela elask skan an seki sekian an raga ragam m (aria (ariasi si dan kompl komplek eknya nya kolab kolabor oras asii dala dalam m konte kontek k perawatan kesehatan. )merican )merican *edical )ssosi )ssosiation ation )*)$, )*)$, !""+, setelah setelah melalui diskusi diskusi dan negosia negosiasi si yang yang panjan panjang g dalam dalam kesepa kesepakat katan an hubunga hubungan n profes professio sional nal dokter dokter dan perawat,
mendefinisikan istilah kolaborasi sebagai berikut Kolaborasi adalah
proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega kolega,, bekerja bekerja saling saling keter ketergant gantunga ungan n dalam dalam batasa batasan-b n-bata atasan san lingku lingkup p prakte praktek k mereka mereka dengan berbagi nilai-nilai nilai-nilai dan saling saling mengakui mengakui dan menghargai menghargai terhadap terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat . Koaborasi Jonathan, &''+$ adalah proses interaksi diantara beberapa orang yang yang
berk berkes esin inam ambu bung ngan an..
Kola Kolabo bora rasi si
meru merupa paka kan n
pros proses es
komp komple leks ks
yang yang
membutuhkan sharing pengetahuan ynag direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien, dan kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga profesonal kesehatan -indeke dan Sieckert, &''$. )pap )papun un bent bentuk uk dan dan temp tempat atnya nya,, kolab kolabor oras asii meli meliput putii suat suatu u pert pertuk ukar aran an pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator. kolaborator. /fektifitas hubungan kolaborasi profesional membutuhkan mutual respek baik setuju atau ketidaksetujuan yang dicapai dalam interaksi tersebut. Partnership kolaborasi merupakan usaha yang baik sebab mereka menghasilkan outcome yang lebih baik bagi pasien dalam mecapai upaya penyembuhan dan memperbaiki kualitas hidup.
!
Kolaborasi
merupakan proses komplek
yang membutuhkan sharing
pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga profesional kesehatan. -indeke dan Sieckert, &''$. 0ekerja bersama dalam kesetaraan adalah esensi dasar dari kolaborasi yang kita gunakan untuk menggambarkan hubungan perawat dan dokter. 1entunya ada konsekweksi di balik issue kesetaraan yang dimaksud. Kesetaraan kemungkinan dapat terwujud jika indi(idu yang terlibat merasa dihargai serta terlibat secara fisik dan intelektual saat memberikan bantuan kepada pasien. Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan super(isi sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh peraturan suatu negara dimana pelayanan diberikan. Perawat dan dokter merencanakan dan mempraktekan bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batas2 batas lingkup praktek dengan berbagi nilai2nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkontribusi terhadap perawatan indi(idu, keluarga dan masyarakat.
B.
Kolaborasi di Rumah Sai!
Kolaborasi merupakan hubungan kerja sama antara anggota tim dalam memberikan asuhan kesehatan. Pada kolaborasi terdapat sikap saling menghargai antar tenaga kesehatan dan saling memberikan informasi tentang kondisi klien demi mencapai tujuan. 3ubungan kolaborasi di 4umah Sakit 5 6okter
Perawat
)hli 7i8i
&
dll
administrasi
radiologi
:PS4S
1im Kerja di 4umah Sakit 5
1im satu disiplin ilmu5 2 2 2 2
1im Perawat 1im dokter 1im administrasi dll
1im multi disiplin 5 2 1im operasi 2 1im nosokomial infeksi 2 dll
An""o!a Tim in!erdisi#lin
1im pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekolompok profesional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. 1im akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik. )nggota tim kesehatan meliputi 5 pasien, perawat, dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gi8i, manager, dan apoteker. 9leh karena itu tim kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim. Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi
;
efektif. 1ercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien sebagai pusat anggota tim. Perawat sebagai anggota membawa persfektif yang unik dalam interdisiplin tim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan. 6okter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. *ereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lainnya sebagaimana membuat referal pemberian pengobatan. Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan kompak dalam mencapai tujuan. /lemen penting untuk mencapai kolaborasi yang efektif meliputi kerjasama, asertifitas, tanggung jawab, komunikasi, otonomi dan koordinasi seperti skema di bawah ini. Communi cations
4esponsi bility
)utonom y
cooperation /fecti(e collaborat ion
Common purpose
)sserti(eness Coordinati on *utuality
/lemen kunci efektifitas kolaborasi
+
Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk memeriksa beberapa alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan. )sertifitas penting ketika indi(idu dalam tim mendukung pendapat mereka dengan keyakinan. 1indakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar2benar didengar dan konsensus untuk dicapai. 1anggung jawab, mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil konsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya. Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi informasi penting mengenai perawatan pasien dan issu yang rele(an untuk membuat keputusan klinis. 9tonomi mencakup kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya. Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien, mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam menyelesaikan permasalahan. Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktisi profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada pasien. Kolegalitas menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan profesional untuk masalah2masalah dalam team dari pada menyalahkan
seseorang atau atau
menghindari tangung jawab. 3ensen menyarankan konsep dengan arti yang sama 5 mutualitas dimana dia mengartikan sebagai suatu hubungan yang memfasilitasi suatu proses dinamis antara orang2orang ditandai oleh keinginan maju untuk mencapai tujuan dan kepuasan setiap anggota. Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi. 1anpa rasa pecaya, kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi ancaman, menghindar dari tanggung jawab, terganggunya komunikasi . 9tonomi akan ditekan dan koordinasi tidak akan terjadi. 6asar2dasar kompetensi koaborasi 5
Komunikasi
4espek dan kepercayaan
*emberikan dan menerima feed back
Pengambilan keputusan
*anajemen konflik Komunikasi sangat dibutuhkan daam berkolaborasi karena kolaborasi
membutuhkan pemecahan masalah yang lebih kompleks, dibutuhkan komunikasi
efektif yang dapat dimengerti oleh semua anggota tim. Pada dasar kompetensi yang lain, kualitas respek dapat dilihat lebih kearah honor dan harga diri, sedangkan kepercayaan dapat dilihat pada mutu proses dan hasil. 4espek dan kepercayaan dapat disampaikan secara (erbal maupu non (erbal serta dapat dilihat dan dirasakan dalam penerapannya sehari2hari.
ntuk menurunkan konflik maka masing2masing anggota harus memahami peran dan fungsinya, melakukan klarifikasi persepsi dan harapan, mengidentifikasi kompetensi, mengidentifikasi tumpang tindih peran serta melakukan negosiasi peran dan tanggung jawabnya. /lemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner dapat digunakan untuk mencapai tujuan kolaborasi team 5 2
*emberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian unik profesional.
2
Produkti(itas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya
2
Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas
2
*eningkatnya kohesifitas antar profesional
2
Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional,
2
*enumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan menghargai dan memahami orang lain. 1erwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kreiteria yaitu !$ adanya
rasa saling percaya dan menghormati, &$ saling memahami dan menerima keilmuan masing2masing, ;$ memiliki citra diri positif, +$ memiliki kematangan profesional yang setara yang timbul dari pendidikan dan pengalaman$, $ mengakui sebagai mitra kerja bukan
bawahan,
dan
?$
keinginan
untuk
bernegosiasi.
:nti dari suatu hubungan kolaborasi adalah adanya perasaan saling tergantung interdependensi$ untuk kerja sama dan bekerja sama. 0ekerja bersama dalam suatu kegiatan dapat memfasilitasi kolaborasi yang baik. Kerjasama mencerminkan proses koordinasi pekerjaan agar tujuan auat target yang telah ditentukan dapat dicapai. Selain
?
itu, menggunakan catatan klien terintegrasi dapat merupakan suatu alat untuk berkomunikasi anatar profesi secara formal tentang asuhan klien. Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika 5 2
Semua profesi mempunyai (isi dan misi yang sama
2
*asing2masing profesi mengetahui batas2batas dari pekerjaannya
2
)nggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik
2
*asing2masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang tergabung dalam tim.
*odel Praktek Kolaborasi 5 2
:nteraksi Perawat26okter, dalam persetujuan pratek
2
Kolaborasi Perawat @ 6okter, dalam memberikan pelayanan
2
1im :nterdisiplin atau komite Pemahaman mengenai prinsip kolaborasi dapat menjadi kurang berdasar jika hanya dipandang dari hasilnya saja. Pembahasan bagaimana proses kolaborasi itu terjadi justru menjadi point penting yang harus disikapi. 0agaimana masing2masing
profesi memandang arti kolaborasi harus dipahami oleh kedua belah pihak sehingga dapat diperoleh persepsi yang sama. Kolaborasi dan model interdisiplin merupakan fondasi dalam memberikan asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dan hemat biaya. *elalui pemanfaatan keahlian berbagai anggota tim untuk berkolaborasi, hasil akhir asuhan kesehatan dapat dioptimalkan. Seorang dokter saat menghadapi pasien pada umumnya berfikir, A apa diagnosa pasien ini dan perawatan apa yang dibutuhkannyaA pola pemikiran seperti ini sudah terbentuk sejak awal proses pendidikannya. Sulit dijelaskan secara tepat bagaimana pembentukan pola berfikir seperti itu apalagi kurikulum kedokteran terus berkembang. *ereka juga diperkenalkan dengan lingkungan klinis dibina dalam masalah etika, pencatatan riwayat medis, pemeriksaan fisik serta hubungan dokter dan pasien. mahasiswa kedokteran pra2klinis sering terlibat langsung dalam aspek psikososial perawatan pasien melalui kegiatan tertentu seperti gabungan bimbingan @ pasien. Selama periode tersebut hampir tidak ada kontak formal dengan para
#
perawat, pekerja sosial atau profesional kesehatan lain. Sebagai praktisi memang mereka berbagi lingkungan kerja dengan para perawat tetapi mereka tidak dididik untuk menanggapinya sebagai rekanan=sejawat=kolega. Siegler dan %hitney, &'''$ 6ilain pihak seorang perawat akan berfikir apa masalah pasien iniB 0agaimana pasien menanganinyaB, bantuan apa yang dibutuhkannyaB 6an apa yang dapat diberikan kepada pasienB. Perawat dididik untuk mampu menilai status kesehatan pasien, merencanakan inter(ensi, melaksanakan rencana, menge(aluasi hasil dan menilai kembali sesuai kebutuhan. Para pendidik menyebutnya sebagai proses keperawatan. :nilah yang dijadikan dasar argumentasi bahwa profesi keperawatan didasari oleh disiplin ilmu yang membantu indi(idu sakit atau sehat dalam menjalankan kegiatan yang mendukung kesehatan atau pemulihan sehingga pasien bisa mandiri. Sejak awal perawat dididik mengenal perannya dan berinteraksi dengan pasien. Praktek keperawatan menggabungkan teori dan penelitian perawatan dalam praktek rumah sakat dan praktek pelayanan kesehatan masyarakat. Para pelajar bekerja diunit perawatan pasien bersama staf perawatan untuk belajar merawat, menjalankan prosedur dan menginternalisasi peran. Kolaborasi
merupakan proses komplek
yang membutuhkan sharing
pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga profesional kesehatan. -indeke dan Sieckert, &''$. Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan super(isi sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh peraturan suatu negara dimana pelayanan diberikan. Perawat dan dokter merencanakan dan mempraktekan bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batas2 batas lingkup praktek dengan berbagi nilai2nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkontribusi terhadap perawatan indi(idu, keluarga dan masyarakat.
0erkaitan dengan issue kolaborasi dan soal menjalin kerja sama kemitraan dengan dokter, perawat perlu mengantisipasi konsekuensi perubahan dari (okasional menjadi profesional. Status yuridis seiring perubahan perawat dari perpanjangan tangan dokter menjadi mitra dokter sangat kompleks. 1anggung jawab hukum juga akan terpisah untuk masing2masing kesalahan atau kelalaian. Daitu, malpraktik medis, dan malpraktik keperawatan. Perlu ada kejelasan dari pemerintah maupun para pihak terkait mengenai tanggung jawab hukum dari perawat, dokter maupun rumah sakit. 9rganisasi profesi perawat juga harus berbenah dan memperluas struktur organisasi agar dapat mengantisipasi perubahan. Pertemuan profesional dokter2perawat dalam situasi nyata lebih banyak terjadi dalam lingkungan rumah sakit. Pihak manajemen rumah sakit dapat menjadi fasilitator demi terjalinnyanya hubungan kolaborasi seperti dengan menerapkan sistem atau kebijakan yang mengatur interaksi diantara berbagai profesi kesehatan. Pencatatan terpadu data kesehatan pasien, ronde bersama, dan pengembangan tingkat pendidikan perawat dapat juga dijadikan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. 4onde bersama yang dimaksud adalah kegiatan (isite bersama antara dokter2 perawat dan mahasiswa perawat maupun mahasiswa kedokteran, dengan tujuan menge(aluasi pelayanan kesehatan yang telah dilakukan kepada pasien. 6okter dan perawat saling bertukar informasi untuk mengatasi permasalahan pasien secara efektif. Kegiatan ini juga merupakan sebagai satu upaya untuk menanamkan sejak dini pentingnya kolaborasi bagi kemajuan proses penyembuhan pasien. Kegiatan ronde bersama dapat ditindaklanjuti dengan pertemuan berkala
untuk membahas
kasus2kasus tertentu sehingga terjadi trasnfer pengetahuan diantara anggota tim. Komunikasi dibutuhkan untuk mewujudkan kolaborasi yang efektif, hal tersebut perlu ditunjang oleh sarana komunikasi yang dapat menyatukan data kesehatan pasien secara komfrenhensif sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota team dalam pengambilan keputusan. 9leh karena itu perlu dikembangkan catatan status kesehatan pasien yang memungkinkan komunikasi dokter dan perawat terjadi secara efektif. Pendidikan kesenjangan
perawat
profesional
perlu
dengan
terus dokter
ditingkatkan melalui
untuk
pendidikan
meminimalkan berkelanjutan.
"
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan melalui pendidikan formal sampai kejenjang spesialis atau minimal melalui pelatihan2pelatihan yang dapat meningkatkan keahlian perawat.
Perawat sebagai Kolaborator Sebagai seorang kolaborator, perawat melakukan kolaborasi dengan klien, pper group serta tenaga kesehatan lain. Kolaborasi yang dilakukan dalam praktek di lapangan sangat penting untuk memperbaiki. )gar perawat dapat berperan secara optimal
dalam
akuntabilitasnya
hubungan dalam
kolaborasi
pemberian
tersebut,
asuhan
perawat
keperawatan
perlu dan
menyadari
meningkatkan
otonominya dalam praktik keperawatan.
Penu!u#
>ntuk mencapai pelayanan yang efektif maka perawat, dokter dan tim kesehatan harus berkolaborasi satu dengan yang lainnya. 1idak ada kelompok yang dapat menyatakan lebih berkuasa diatas yang lainnya. *asing2masing profesi memiliki kompetensi profesional yang berbeda sehingga ketika digabungkan dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 0anyaknya faktor yang berpengaruh seperti kerjasama, sikap saling menerima, berbagi tanggung jawab, komunikasi efektif sangat menentukan bagaimana suatu tim berfungsi. Kolaborasi yang efektif antara anggota tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan pasien yang berkualitas.
!'
DAFTAR REFERENSI
6ochterman , Joanne *cCloskey Ph6, 4N, <))N. &''! Current :ssue in Nursing. ?th /ditian . *osby :nc.>S) Sitorus, 4atna, 64, S.Kp, *.)pp.Sc. &''?. *odel Praktik Keperawatan Profesional di 4umah Sakit 5 Penataan Struktur dan Proses Sistem$ Pemberian )suhan Keperawatan di 4uang 4awat. /7C. Jakarta www. Nursingworld. !"".5 Collaborations and :ndependent Practice5 9ngoing :ssues for Nursing.
!!
!&