Laporan Pendahuluan Hipotensi (Tekanan Darah Rendah)
A. Pengertian
Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah suatu keadaan dimana tekanan darah lebih rendah dari nilai 90/ 60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah, sehingga menyebabkan gejala – gejala – gejala gejala seperti pusing dan pingsan (A.J. Ramadhan, 2010). Hipotensi
atau
tekanan
darh
rendah
,terjadi
jika
terdapat
ketidakseimbangan antara kapasitas vaskuler darah dan volume darah atau jika jantung terlalu lemah untuk menghasilkan tekanan tekan an darah yang dapat dap at mendorong darah (Sherwood,2002). Hipotensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah rendah dari 90/60 mmhg sehingga menyebabkan keluhan.Namun jika tidak terjadi keluhan dapat dikategorikan kondisi yang normal.Sedangkan Tekanan darah adalah
Dalam fisiologi dan kedokteran, hipotensi yang abnormal rendah tekanan darah, terutama di pembuluh darah dari sirkulasi sistemik. Hal ini paling baik dipahami sebagai fisiologis tubuh, bukan penyakit. Hal ini sering dikaitkan dengan syok, walaupun belum tentu menunjukkan hal itu. Hipotensi adalah kebalikan dari hipertensi, yaitu tekanan darah rendah. Tekanan darah adalah kekuatan darah mendorong terhadap dinding arteri saat jantung memompa keluar darah. Jika lebih rendah dari normal, maka disebut tekanan darah rendah atau hipotensi. Hipotensi umumnya dianggap sistolik tekanan darah kurang dari 90 milimeter air raksa (mm Hg) atau diastolik kurang dari 60 mm Hg. Namun dalam praktek, tekanan darah dianggap terlalu rendah hanya jika gejala terlihat hadir.
Bagi sebagian orang yang berolahraga dan berada dalam kondisi fisik yang prima, tekanan darah rendah adalah tanda kesehatan yang baik dan kebugaran. Bagi banyak orang, tekanan darah rendah dapat menyebabkan pusing dan pingsan atau menunjukkan jantung
serius, endokrin atau
Para kardinal gejala hipotensi termasuk ringan atau pusing. Jika tekanan darah cukup rendah, pingsan dan sering kejang akan terjadi. Tekanan darah rendah kadang-kadang dikaitkan dengan gejala tertentu, banyak yang terkait dengan penyebab dan bukan efek hipotensi: 1. Nyeri dada 2.
Sesak napas
3.
Denyut jantung tidak teratur
4.
Demam lebih tinggi dari 38,3 ° C (101 ° F)
5.
Sakit kepala
6.
Leher kaku
7.
Parah nyeri punggung bagian atas
8.
Batuk dengan dahak
9.
Berkepanjangan diare atau muntah
10. Pencernaan yg terganggu
2. Mengonsumsi obat tekanan darah tinggi, obat jantung, antidepresi, obat disfungsi ereksi, atau obat untuk parkinson. Penggunaan obat diuretik secara berlebihan, misalnya pil pelangsing. 3. Mengalami anemia, infeksi berat, gangguan jantung, gangguan sistem saraf pusat, gangguan endokrin (termasuk hipotiroid, hipertiroid, diabetes, dan kadar gula darah rendah). 4. Terlalu lama terpapar udara panas, kehamilan, terlalu lama berbaring karena sakit, usia makin tua. Phatway Cairan
Jantung Terpapar panas terlalu lama dehidrasi Kerusakan otot jantung
Curah jantung
D. Penyebab
Banyak orang memiliki tekanan darah sistolik di bawah 100, tetapi beberapa orang mengalami gejala dengan tekanan yang rendah. Gejala tekanan darah rendah terjadi karena satu atau lebih dari organ tubuh tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup. (Benjamin C. Wedro, MD, FAAEM 2015). Jika tekanan darah rendah menyebabkan gejala klinis, penyebabnya akan berada di salah satu dari tiga kategori umum. Entah jantung tidak memompa dengan tekanan yang cukup, dinding arteri terlalu melebar, atau tidak ada cukup cairan intravaskular (pembuluh intra = dalam + vaskular = darah) dalam sistem (Benjamin C. Wedro, MD, FAAEM 2015). 1. Jantung Jantung adalah pompa listrik. Masalah dengan baik pompa atau listrik dapat menyebabkan masalah dengan tekanan darah rendah. Jika jantung berdetak terlalu cepat, tekanan darah bisa turun karena
Obat lain dapat menghasilkan hipotensi dengan mekanisme yang berbeda. Kronis penggunaan alpha blockers atau beta blockers dapat menyebabkan hipotensi.
Beta
blockers
dapat
menyebabkan
hipotensi
baik
dengan
memperlambat denyut jantung dan dengan mengurangi kemampuan memompa dari otot jantung. Penurunan curah jantung meskipun volume darah yang normal, karena berat gagal jantung kongestif, besar infark miokard, masalah katup jantung, serangan jantung, gagal jantung, atau sangat rendah denyut jantung (bradycardia), sering menghasilkan hipotensi dan cepat dapat berkembang menjadi syok kardiogenik . Aritmia sering mengakibatkan hipotensi oleh mekanisme ini. Beberapa kondisi jantung bisa mengakibatkan tekanan darah rendah, termasuk denyut jantung sangat rendah (bradycardia), masalah katup jantung, serangan jantung dan gagal jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan darah rendah karena mereka mencegah tubuh dari mampu untuk mengedarkan darah yang cukup. Berlebihan vasodilatasi, atau penyempitan pembuluh cukup dari resistensi
2. Cairan intravascular Ruang cairan di dalam pembuluh darah terdiri dari sel-sel darah dan serum ( air , faktor pembekuan , bahan kimia , dan elektrolit ) a. Dehidrasi , hilangnya air , dapat mengurangi total volume dalam ruang intravaskular ( dalam pembuluh darah ) . Hal ini dapat dilihat pada penyakit dengan peningkatan kehilangan air, seperti muntah dan diare adalah tanda-tanda kehilangan air . 1) Pasien dengan pneumonia atau infeksi saluran kemih , terutama orang tua , rentan terhadap dehidrasi . 2) korban Kebakaran bisa kehilangan sejumlah besar cairan dari luka bakar mereka . b. Perdarahan mengurangi jumlah sel darah merah dalam aliran darah dan menyebabkan penurunan jumlah cairan di ruang intravaskular dan tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah judapat disebabkan oleh volume darah yang
pembuluh kapasitas vena ekstremitas inferior 650 hingga 750 ml darah akan terlokalisir pada satu tempat. Pengisian atrium kanan jantun gakan berkurang, dengan sendirinya curah jantung juga berkurang sehingga pada posisi berdiri akan terjadi penurunan sementara tekanan darah sistolik hingga 25mmHg, sedang tekanan diastolic tidak berubah atau meningkat ringan hingga 10mmHg (Andhini Alfiani Putri F, 2012). Penurunan curah jantung akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh bagian bawah akan cenderung mengurangi darah ke otak. Tekanan arteri kepala akan turun mencapai 20-30mmHg. Penurunan tekanan ini akan diikuti kenaikan tekanan persial CO2 (pCO2) dan penurunan tekanan persial O2 (pCO2) serta pH jaringan otak (Andhini Alfiani Putri F, 2012). Secara reflektoris, hal ini akan merangsang baroreseptor yang terdapat didalam dinding dan hamper setiap arteri besar didaerah dada dan leher, namun dalam jumlah banyak didapatkan dalam diding arteri karotis interna, sedikit di atas bifurcation carotis, daerah yang dikenal sebagai sinus karotikus
frekuensi denyut jantung sehingga mengakibatkan kegagalan pemeliharaan tekanan arteri sistemik saat berdiri. b. Menurunnya daya elastisitas serta kekuatan otot e ksremitas inferior.
A.
KOMPLIKASI
1. Pingsan : hipotensi yang menyebabkan tidak cukupnya darah yang mengalir ke otak, sel-sel otak tidak meneri,a cukup oksigen dan nutrisinutrisi. Sehingga mengakibatkan pening bahkan pingsan. 2. Stroke : hipotensi yang menyebabkan berkurangnya aliran darah dan oksigen yang menuju otak sehingga mengakibatkan kerusakan otak. Sehingga menimbulkan kematiain pada jaringan otak karena arteri otak tersumbat (infark serebral) atau arteri pecah (pendarahan). 3. Anemia : hipotensi pada tekanan darah 90/80 menyebabkan produksi sel darah merah yang minimal atau produksi sel darah merah yang rendah sehingga mengakibatkan anemia.
B.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan jika gejala-gejala hipotensi terus menerus berulang namun sulit untuk mendokumentasikan kelainankelainan dalam pembacaan tekanan darah.Tes mungkin berguna dalam membedakan hipotensi ortostatik dari gangguan lain yang hadir dengan gejala orthostasis,seperti sinkop neurocardiogenic dan juga mengevaluasi bagaiman tubuh bereaksi terhadap perubahan posisi. Langkah-langkah yang dilakukan saat dilakukan pemeriksaan : 1. Tes ini dilakukan diruangan yang tenang dengan suhu 680F hingga 750F(200C sampai 240C). 2. Pasien harus beristirahat sementara terlentang selama lima menit sebelum tes dimulai. 3. Sewaktu tes pasien diikat diatas meja yang rata,kemudian meja secara
Dalam mengatasi hipotensi berdasarkan penyebabnya yaitu dengan mengurangi atau menghilangkan gejalanya. a. Jika keluhan dirasakan klien saat keadaan diare terjadi, maka klien dianjurkan untuk pemulihan kepada kebutuhan cairannya, yang mempengaruhi atau mengurangi volume darah, mengakibatkan menurunnya tekanan darah. b. Kecelakaan
atau
luka
yang
menyebabkan
pendarahan,
akan
mengakibatkan kurangnya volume daran dan menurunkan aliran darah, untuk itu yang dibutuhkan oleh penderita adalah transfusi darah sesuai dengan yang dibutuhkan. c. Adanya kelainan jantung bawaan seperti kelainan katup, maka penderita harusmenjalani operasi jantung sesuai indikasi dokter, ataupun menjalani pengobatan yang intensif untuk tidak memperburuk keadaan penderitanya. 2. hipotensi ringan
untuk meningkatkan stamina. Karena pada umumnya penderita hipotensi cukup lemah dan mudah lelah. e. Jika diperlukan misalnya pada klien dengan anemia maka klien harus mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi ataupun suplemen zat besi untuk meningkatkan sel-sel darah merah darah yang menambah volume darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah penderita. f. Penderita hipotensi dianjurkan untuk rajin berolahraga ringan, misal jogging, untuk melatih kerja jantung secara teratur, dan melancarkan aliran darah keseluruh tubuh. 3. hipotensi simtomatik : Hipotensi postural simtomatik dapat ditangani dengan mengatur posisi tidur
pasien
dengan
kepala
lebih
tinggi.
Fludrokortison,
suatu
mineralokortilkoid dapat juga berguna tapi banyak pasien tidak mempunyai respon yang baik terhadap obat ini dan obat obatan yang lain
bergaram. Disarankan total asupan garam sehari diperkirakan setara dengan 10-20 gram (1-2 sendok makan). Tekanan darah rendah juga dapat diatasi dengan mengkonsumsi kopi, bayam, cabe, coklat, lada, hati ayam kampung/sapi/kambing, susu, mentega, keju dan jahe merah. Sebaliknya hindari makanan yang pahit, asam, dan ketimun. Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari, sesekali minum kopi agar memacu peningkatan degup jantung sehingga tekanan darah akan meningkat. Pada wanita dianjurkan untuk mengenakan stocking yang elastis untuk melancarkan peredaran darah.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1.
Tahap Pengkajian a. Data Umum : 1) Nama kepala keluarga
:Diisi oleh nama KK
2) Umur
:Usia diisi oleh klien KK
3) Agama
: Agama yang dianut oleh keluarga
4) Pendidikan
: Pendidikan terakhir keluarga
5) Pekerjaan
: Pekerjaan keluarga
6) Suku / Bangsa
: Disi oleh suku bangsa keluarga
7) Alamat
: Alamat kediaman keluarga
8) Komposisi keluarga
: Komposisi keluarga diisi sesuai KK
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini Pada tahap perkembangan biasanya keluarga mempunyai riwayat
1.
Gambaran tipe rumah klien apakah memiliki rumah sendiri atau menyewa rumah.
2.
Gambaran kondisi rumah meliputi penerangan, ventilasi, lantai, tangga ada atau tidak, susunan dan kondisi bangunan apakah masih layak huni atau tidak.
3.
Dapur: suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, pengamanan untuk kebakaran, kondisi berbahaya atau tidak.
4.
Kamar mandi: sanitasi, air, fasilitas toilet apakah licin atau berbahaya atau tidak, ada tidaknya sabun dan handuk.
5.
Sanitasi kebersihan rumah: apakah ada serbuan seranggaserangga kecil (khususnya di dalam) dan/atau masalahmasalah sanitasi yang disebabkan oleh kehadiran binatang binatang piaraan, debu, atau kotoran ternak yang dapat mengganggu
fungsi
berantakan atau tidak.
organ
yang
lain,
apakah
rumah
b) Apakah
sering
berpindah-pindah
tempat
tinggal
untuk
melakukan aktivitas sehar-harinya. 4) Hubungan Keluarga dengan Fasilitas-Fasilitas Kesehatan dalam Komunitas a) Anggota
keluarga
yang
sering
menggunakan
fasilitas
pelayanan kesehatan dan tempat pelayanan kesehatann ya. b) Seberapa sering keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan 5) Sistem Pendukung Keluarga a) Fasilitas-fasilitas
yang
dimiliki
keluarga
yang
dapat
dimanfaatkan untuk pemeliharaan kesehatan b) Sumber pendukung keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan, (orang tua, keluarga dekat, teman-teman dekat, tetangga, lembaga: Pemerintah maupun Swasta/LSM). c) Jaminan pemeliharan kesehatan yang dimiliki keluarg
3) Struktur Peran a) Struktur Peran Formal Peran keluarga dalam menyikap penyakit yang dialami oleh anggota keluarga. Adakah dukungan keluarga guna menyikapi masalah penyakit yang diderita. b) Struktur Peran Informal Adakah
peran-peran
informal
dalam
keluarga.
Untuk
membicarakan masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga. c) Pengaruh/dampak terhadap orang-orang yang memainkan peran-peran tersebut. Biasanya penyakit yang dialami menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk. Kaji pengaruh positif dan pengaruh negatif yang dialami keluarga. 4) Struktur Nilai-Nilai Keluarga a) Kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dengan kelompok atau komunitas yang lebih luas.
ini dipikul bersama, apakah keluarga saat ini mempunyai masalah/resiko dalam mengasuh anak, apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk bermain (cocok
dengan
tahap perkembangan anak). 3) Fungsi Perawatan Kesehatan a) Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga:
Nilai-nilai yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan Apakah
keluarga
konsisten
menerapkan
nilai-nilai
kesehatan
Perilaku
semua anggota keluarga dalam
mendukung
peningkatan kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga yang sakit. b) Konsep dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat/sakit.
Bagaimana keluarga mengetahui penyaki yang dialami oleh
Keluarga biasanya akan menyiapkan makanan yang dapat menghindari penyakit hipotensi apabila mengetahui dan mengenal mengenai penyakit.
Biasanya jenis makanan yang akan di masak setiap hari adalah sayuran dan lauk pauk seadanya.
Makanan yang akan disimpan di tudung saji agar tidak terkontaminasi oleh kuman yang disebabkan oleh lalat.
d) Kebiasaan tidur dan istirahat:
Waktu tidur klien biasanya tidak terlalu malam
Kecukupan waktu tidur setiap hari adalah 7 – 8 jam
Biasanya penderita tidak mengalami gangguan tidur
e) Latihan dan rekreasi:
Biasanya keluarga akan menyadari bahwa rekreasi bagi keluarga adalah penting guna untuk kebersamaan keluaga.
menjadi klien yang akan mengambil keputusan adalah istri dan anak.
Biasanya dengan keluarga hipotensi akan lebih menjaga makanan dan aktivitas yang cepat membuat klien lelah
h) Cara-cara pencegahan penyakit: Pengetahuan keluarga mengenai pencegahan penyakit tersebut dan tindakan seperti apa yang dilakukan untuk mengurangi potensi penyakit berulang. i) Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima dan yang dimanfaatkan keluarga: Kebiasaan keluarga akan mengunjungi klinik terdekat guna untuk mengetahui status kesehatan keluarga. j) Perasaan dan persepi keluarga tantang pelayanan perawatan kesehatan:
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada seluruh anggota keluarga yang berada di rumah. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain : 1) Keadaan umum, kesadaran, BB, dan Antopometri. Tidak ada perubahan yang berarti pada klien dari pengkajian ini. 2) Pemeriksaan tanda-tanda vital antara lain: tekanan darah yang cenderung dibawah 120/80 mmHg, nadi menjadi lebih cepat, respirasi juga cepat, suhu. 3) Kepala: inspeksi bentuk, kebersihan rambut dan kulit kepala, dan nyeri tekan yang dirasakan atau adanya luka/lesi. 4) Telinga: dilihat bentuknya, kebersihan telinga, dan fungsi pendengarannya. 5) Mata: dilihat kesimetrisan mata, dan kebersihan mata serta di test mengenai
reflek
pupil
mata,
dan
fungsi
penglihatannya.
Konjunctiva akan anemis (pucat). Mata akan sering kabur,
normal S1 dan S1 reguler (Lup-Dup) atau tidak. Irama jantung menjadi lebih cepat sampai takikardi. 10) Abdomen: dilihat bagaimana bentuk dari perutnya apakah datar atau kembung, kemudian di asukultasi bising ususnya apakah normal atau tidak, ada luka atau lesi, dan apakah ada nyeri tekan atau tidak. Di palpasi apakah ada pembesaran limfa atau hati dan apakah ada nyeri pada area ginjal atau tidak. 11) Genetalia: dikaji apakah ada kelainan atau tidak pada genetalia klien, dan bagaimana kebersihan genetalia klien dapat dikaji apabila klien bersedia untuk dikaji. 12) Integumen: dilihat keadaan kulit klien, bagaimana turgor kulitnya, apakah ada luka atau lesi pada integumennya. 13) Ekstermitas atas dan bawah: dilihat kesimetrisannya apakah ada kelaianan atau tidak bagaimana fungsi dari anggota gerak ekstermitas atas klien apakah terdapat nyeri atau tidak dan
DS: - klien mengatakan penyebab hipotensinya adalah dehidrasi (kekurangan cairan) seperti mual, muntah dan diare, perdarahan, peradangan (pankreatitis), dan anemia - klien mengatakan keluarga memiliki riwayat hipotensi - klien mengatakan jarang meminum vitamin - keluarga dan klien mengatakan tidak mengetahui penyebab dari pingsanya klien - klien mengatakan sering pusing
-
Dehidrasi: kekurangan volume cairan tubuh pada keluarga .....khususnya....
-
Defisiensi pengetahuan tentang penyakit hipotensi pada keluarga....
-
Kelemahan fisik akibat penyakit yang diderita oleh keluarga .... khususnya....
DO: - Mukosa bibir dan mulut kering - Turgor kulit > 3 detik - Keseimbangan tubuh menjadi kurang - Profil darah abnormal - Tekanan darah di bawah rata-rata angka normal
-
Resiko cidera akibat penyakit pada keluarga .... khususnya ....
keperawatan NANDA, NIC-NOC. Dimulai dari diagnose yang dianggap actual sampai dengan potensial sebagi berkikut : a. Aktual (terjadi defisit atau gangguan kesehatan) b. Risiko (bersifat mengancam kesehatan saja) c. Potensial (meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tanpa adanya ancaman atau gangguan yang berarti dari kesehatannya)
Pada diagnosa keperawatan keluaraga mencantumkan nama klien yang mengalami masalah kesehatannya serta akan diperoleh prioritas diagnosa keperawatan keluarga
dengan di tentukan pembobotan nilai terlebih
dahulu dari setiap masalah yang ditemukan, sehingga akan lebih mudah untuk mengatasi masalah mana terlebih dahulu yang dianggap lebih prioritas pada keluarga binaan tersebut. Pada klien dengan hipotensi masalah yang mungkin muncul antara lain: Kekurangan volume cairan
4. Perencanaan keperawatan keluarga Dx. Kep Keluarga Kekurangan volume cairan pada keluarga .... khususnya....
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat: 1. Tekanan darah klien dalam batas normal 2. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi 3. Elastisitas turgoor kulit dalam batas normal
NIC
Kriteria
1. Lakukan pengkajian Respon dehidrasi psikomotor 2. Observasi tanda-tanda vital secara rutin Respon 3. Anjurkan klien banyak kognitif minum 4. Monitor I/O sesuai nutrisi 5. Dorong keluarga untuk Respon memberikan motivasi klien verbal dalam pemenuhan elektrolitnya dirumah Respon psikomotor
Standar/ Rasional
1. Agar dapat menenntukan jenis dehidrasi yang diderita klien 2. Tanda-tanda vital sangat penting diobservasi karena untuk melihat perkembangan lanjut klien 3. Dukung keluarga dalam rutin mengingatkan klien untuk minum yang banyak 4. Asupan intake output cairan klien harus sesuai dengan berat badan klien 5. Motivasi keluarga sangat penting untuk klien memperoleh semangat dalam pengobatannya
Defisiensi Setelah dilakukan tindakan pengetahuan keperawatan diharapkan terkait penyakit pengetahuan klien tentang pada keluarga …. penyakit dapat meningkat dengan Khususnya . …. kriteria hasil: 1. Menjelaskan proses penyakitnya 2. Menjelaskan penyebab dan patofisiologinya 3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakitnya 4. Menjelaskan tindakan untuk meminimalkan keluhaan selama proses penyakit
1. Kaji tingkatan pengetahuan keluarga terkait penyakit 2. Berikan pengajaran sesuai dengan tingkat pemahaman klien dan ulang kembali informasi bila diperlukan at au diberi catatan pengingat. 3. Diskusikan adanya perubahan perilaku yang dapat mencegah komplikasi 4. Ikutsertakan keluarga dalam diskusi masalah klien bila memungkinkan
Respon verbal
Respon kognitif
Respon psikomotor
Respon verbal
1. Pengetahuan keluarga perlu dikaji untuk mengukur tingkat pengetahuan keluarga mengenai penyakit. 2. Evaluasi pengetahuan keluarga terkait penyakit agar dapat merencanakan intervensi selanjutnya. 3. Dengan menjelaskan dampak dari penyakit pada keluarga dapat memberikan motivasi keluarga dalammengikuti program intervensi/pengobatan yang akan diberikan pada klien. 4. Keikutsertaan keluarga dalam pelaksanaan intervensi memberikan suport penuh pada keluarga utuk tuntas menjalani pengobatan.
Kelemahan fisik tubuh akibat dari penyakit pada keluarga .....
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien menunjukkan kelemahan fisik teratasi dengan kriteria: 1. Klien meningkat dalam aktivitas fisik 2. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas fisik
1. Kaji respon verbal dan non verbal klien tentang Respon tubuh klien Verbal 2. Observasi mekanisme koping yang digunakan keluarga terhadap klien Respon saat klien merasa stress. verbal 3. Dengarkan klien dan keluarga secara aktif dan Respon akui realitas adanya Verbal perhatian terhadap kemajuan perawatan 4. Berikan dukungan klien dalam menyikapi citra Respon tubuhnya menjadi lebih psikomotor positif.
1. Respon klien dapat memberikan kejelasan tentang bagaimana cara kita membuat intervensi kembali pada klien untuk mengatasi masalahnya. 2. Perlunya pengkajian koping stress sehingga klien dapat berbagi cerita 3. Respon verbal klien dan keluarga dapat memperdalam pengkajian yang dilakukan sehingga dapat menghasilkan data yang lebih akurat. 4. Motivasi positif memberikan efek kepuasa tersendiri bagi klien dan merasa bahwa dirinya perlu akan tindakan tersebut.
Resiko cidera akibat penyakit yang diderita keluarga ...khususnya...
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat mengontrol risiko cidera dengan kriteria: 1. Klien terbebas darii cidera 2. Klien mampu menjelaskan cara pencegahan cidera 3. Klien mampu memodifikasi gayahidup untuk mencegah injuri
1. Identifikasi kebutuhan Respon keamanan klien sesuai kognitif dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif klien dan riwayat penyakit terdahulu Respon 2. Anjurkan keluarga untuk psikomotor dekat dengan klien apabila bepergian 3. Kontrol lingkungan dari halhal yang membahayakan klien Respon verbal
1. Menghindari perilaku yang berpengaruh terhadap resiko cidera dapat meminimalkan angka kejadian cidera klien. 2. Klien dengan pingsan tinggi akan lebih rentan jatuh berulang sehingga membutuhkan suport keluarga dalam mengawasi perilaku dan lingkungan. Serta dekan dengan klien. 3. Rutin mengajarkan teknik pencegahan cidera dengan menerapkan atau melakukan pengobatan yang sesuai anjuran dokter agar penyakit tidak berulang.
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Reny Yuli. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi NANDA NIC NOC, Jilid 1. Jakarta: Penerbit TIM. Ayu, Komang. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga . Yogyakarta : Sagung Seto. Balai Informasi Teknologi LIPI. (2009). Artikel terkait Masalah angan & Kesehatan. UPT Balai Informasi Teknologi. Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC NOC. Jakarta: Medication Publisher. Wilkinson. M, Judith. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta :
EGC.
Pearce,C Evelyn.2010. ANATOMI DAN FISIOLOGI UNTUKPARAMEDIS .Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 3. Jakarta : EGC Carpenito LD.1995. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik. Jakarta : EGC Doengoes, M.E.,2000. Penerapan Proses Kperawatan dan Diagnosa Keperawatan, Jakarta : EGC. Donna, D.Et Al.1991. Medical Surgical Nursing : A. Nursing Prosess Approch. St. Louis : The C.V. Mosby Co. NANDA, 2007. Nursing Diagnoses : Definition and Clssification 2007 – 2008, NANDA International, Philadephia. Mansjoer, Arif. Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarata : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika