BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang tulang rawan yang umumnya umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Trauma Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma tr auma langsung. (Sjamsuhidajat, 2005 : 840) Fraktur Fraktur adalah terputusnya terputusnya kontinuitas kontinuitas tulang dan ditentukan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Faktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat dapat diabso diabsorbsi rbsiny nya. a. Faktur Faktur dapat dapat diseba disebabka bkan n oleh oleh pukula pukulan n langsu langsung, ng, gaya gaya meremuk meremuk,, geraka gerakan n memunt memuntir ir mendad mendadak, ak, dan bahkan bahkan kontra kontraksi ksi otot otot ekstrim ekstrim.. Meskipun tulang patah, jaringan sekitarnya juga akan terpengaruh, mengakibatkan edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendo, tendo, kerusakan saraf, dan kerusakan pembuluh darah. Organ tubuh dapat mengalami cidera akibat gaya yang disebabkan oleh fraktur atau akibat fragment akibat fragment tulang. tulang. (Smeltzer, 2002 : 2357) Sedangkan Sjamsuhidajat, (2005) mengungkapkan (2005) mengungkapkan patah batang tibia dan fibula fibula yang yang laim laim disebu disebutt patah patah tulang tulang cruris cruris merupa merupakan kan fraktur fraktur yang yang sering sering terjadi terjadi diband dibanding ing fraktur fraktur batang batang tulang tulang panjan panjang. g. Periste Periste yang melapisi tibia agak tipis, terutama pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan biasanya fragment biasanya fragment frakturnya frakturnya bergeser.
1
B. Etio Etiolo logi gi !enyebab fraktur diantaranya" #. Trauma a. Traum auma lan langsun gsung g $enturan pada tulang mengakibatkan ditempat tersebut. b. Trauma tidak langsung Titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan. %. Fraktur !atologis
Fraktur disebabkan karena proses penyakit seperti osteoporosis, kanker tulang dan lain&lain. '.
Spontan Terjadi Terjadi tarikan otot yang sangat kuat seperti olah raga.
(.
rakt raktur ur tibia tibia dan fibul fibulaa yang ang terj terjad adii akib akibat at pukul pukulan an langs langsun ung, g, jatuh jatuh
).
dengan kaki dalam posisi fleksi atau gerakan memuntir yang keras. Fraktu Frakturr tibia tibia dan fibula fibula secara secara umum umum akibat akibat dari dari pemut pemutaran aran pergel pergelang angan an kaki yang kuat dan sering dikait dengan gangguan kesejajaran. (!ple", #$!$ %&&5 : 840)
C. Anato Anatomi mi Fisiol Fisiologi ogi
Sistem mus'ulseletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengurus pergerakan. *omponen utama dari sistem mus'ulseletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligament, bursa, dan jaringan&jaringan khusus yang menghubungkan menghubungkan struktur&struktur ini. (Pri'e$ !, %&&5 : %%75) Tulan Tulang g memben membentuk tuk rangka rangka penunj penunjang ang dan pelind pelindung ung bagi bagi tubuh tubuh dan tempat untuk melekatnya otot&otot yang menggerakkan kerangka tubuh. +uang di tengah tengah tulang tulang&tul &tulang ang tertent tertentu u berisi berisi jaringa jaringan n hematpieti , yang yang memben membentuk tuk
2
berbagai sel darah. Tulang juga merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan fosfat. *omponen&komponen utama dari jaringan tulang adalah mineral&mineral dan jaringan organik kolagen dan proteoglikan-. *alsium dan fosfat membentuk suatu kristal garam (hidrasiapatit), yang tertimbun pada matriks kolagen dan proteoglikan. atris organik tulang disebut juga sebagai suatu osteoid. Sekitar /0 dari osteoid adalah kolagen tipe 1 yang kaku dan memberikan ketegaran tinggi pada tulang. 2ampir semua tulang berongga di bagian tengahnya. Struktur demikian memaksimalkan kekuatan struktural tulang dengan bahan yang relatif kecil atau ringan. *ekuatan tambahan diperoleh dari susunan kolagen dan mineral dalam jaringan tulang. 3aringan tulang dapat berbentuk anyaman atau lamelar . Tulang yang berbentuk anyaman terlihat saat pertumbuhan cepat, seperti sewaktu perkembangan janin atau sesudah terjadinya patah tulang, selanjutnya keadaan ini akan diganti oleh tulang yang lebih dewasa yang berbentuk lamelar. !ada orang dewasa, tulang anyaman ditemukan pada insersi ligamentum atau tendon. Tulang lamelar terdapat di seluruh tubuh orang dewasa. Tulang lamelar tersusun dari lempengan&lempengan mineral yang sangat padat, dan bukan merupakan suatu massa kristal yang padat. !ola susunan semacam ini melengkapi tulang dengan kekuatan yang besar. (Pri'e$ !, %&&5 : %%75) Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga bagian sel, yaitu"
3
*ste+las membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe 1 dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan steid melalui suatu proses yang disebut sifiasi. *etika sedang aktif menghasilkan jaringan steid , ste+las mensekresikan sejumlah besar fsfatase alkali, yang memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang. Sebagian dari fsfatase alkali akan memasuki aliran darah, dengan demikian maka kadar fsfatase alkali didalam darah dapat menjadi indikator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang. (Pear'e, %&&& : 8%) *stesit adalah sel&sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. Osteoklas adalah sel&sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorbsi. Tidak seperti osteoblas dan stesit , stelas mengikis tulang. Sel&sel ini menghasilkan enim&enim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah. !ada keadaan normal tulang mengalami pembentukan dan absorbsi pada suatu tingkat yang konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak&kanak di mana lebih banyak terjadi pembentukan daripada absorbsi tulang. !roses&proses ini penting untuk fungsi normal tulang. *eadaan ini membuat tulang dapat berespons terhadap tekanan yang meningkat dan untuk mencegah terjadi patah tulang. $entuk tulang dapat disesuaikan dalam menanggung kekuatan mekanis yang semakin meningkat. !erubahan tersebut juga membantu mempertahankan
4
kekuatan tulang pada proses penuaan. Matriks organik yang sudah tua berdegenerasi, sehingga membuat tulang secara relatif menjadi lemah dan rapuh. !embentukan tulang yang baru memerlukan matriks organik baru, sehingga memberi tambahan kekuatan pada tulang. (Pear'e, %&&& : 8%) Metabolisme tulang diatur oleh beberapa hormon. Suatu peningkatan kadar hormon paratiroid mempunyai efek langsung dan segera pada mineral tulang, menyebabkan kalsium dan fosfat diabsorpsi dan bergerak memasuki serum. 4i samping itu, peningkatan kadar hormon paratiroid secara perlahan& lahan menyebabkan peningkatan jumlah dan akti5itas stelas, sehingga terjadi demineralisasi. !eningkatan kadar kalsium serum pada hiperparatiridisme dapat pula menimbulkan pembentukan batu ginjal. 6itamin 4 mempengaruhi deposisi dan absorpsi tulang. 6itamin 4 dalam jumlah besar dapat menyebabkan absorpsi tulang seperti yang terlihat pada kadar hormon paratiroid yang tinggi. $ila tidak ada 5itamin 4, hormon paratiroid tidak akan menyebabkan absorpsi tulang. 6itamin 4 dalam jumlah yang sedikit membantu klasifikasi tulang, antara lain dengan meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat oleh usus halus. 7strogen menstimulasi ste+las. !enurunan estrogen setelah menopause mengurangi akti5itas ste+lasti , menyebabkan penurunan matriks organik tulang. 8mumnya, klasifikasi tulang tidak terpengaruh pada osteoporosis yang terjadi pada wanita sebelum usia 9) tahun, namun berkurangnya matriks organiklah yang merupakan penyebab dari steprsis$
5
(Pear'e, %&&& : 8%) Fungsi ste+lasti juga tertekan apabila penderita diberi glurtiid dengan dosis besar. *eadaan ini dapat menyebabkan osteoporosis akibat kegagalan ste+las membentuk matriks tulang baru. Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah dan terletak medial dari fibula atau tulang betis" i+ia adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung. (Pear'e, %&&& : 82) 8jung atas memperlihatkan adanya kondil medial dan kondil lateral. *ondil&kondil ini merupakan bagian yang paling atas dan paling pinggir dari tulang permukaan superiornya memperlihatkan dua dataran permukaan persendian untuk femur dalam formasi sendi lutut. !ermukaan&permukaan tersebut halus dan diatas permukaannya yang datar terdapat tulang rawan semilunar setengah bulanyang membuat permukaan persendian lebih dalam untuk penerimaan kondil femur. *ondil lateral memperlihatkan posterior sebuah faset untuk persendian dengan kepala fibula pada sendi ti+i-fi+uler superior. *ondisi&kondisi ini disebelah belakang dipisahkan oleh lekukan ppliteum. (Pear'e, %&&& : 82) Tuberkel dari tibia ada disebelah depan tepat dibawah kondil&kondil ini. $agian depan memberi kaitan kepada tendon patella yaitu tendon dari insersi otot e.tensr /adrisep. $agian bawah dari tu+erel itu adalah subkutanes dan sewaktu berlutut menyangga berat badan.
6
(Pear'e, %&&& : 82) $atang dalam irisan melintang bentuknya segitiga, sisi anteriornya paling menjulang dan sepertiga sebelah tengah terletak subkutan. $agian ini membentuk *rista tibia. !ermukaan medial adalah su+utaneus pada hampir seluruh panjangnya dan merupakan daerah berguna dari mana dapat diambil serpihan tulang untuk transplantasi (+negraft)$ (Pear'e, %&&& : 83) 8jung bawah masuk dalam formasi persendian mata kaki, tulangnya sedikit melebar dan kebawah sebelah medial menjulang menjadi maleolus medial dan maleolus tibiae. Sebelah depan tibia halus dan tendon&tendon menjular diatasnya ke arah kaki. !ermukaan lateral dari ujung bawah bersendi dengan fibula pada persendian tibia&fibuler inferior. Tibia membuat sendi dengan ' tulang yaitu femur, fibula, talus. (Pear'e, %&&& : 83)
7
D. Klasifikasi Fraktur
*lasifikasi fraktur menurut garis patahannya yang dikemukakan oleh Pri'e !$ S"lia (%&&5) antara lain" #. Fraktur Trans5ersal Fraktur trans5ersal adalah frak&tur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang. !ada fraktur semacam ini, segmen& segmen tulang yang patah direposisi atau direduksi kembali ke tempatnya semula, maka segmen&segmen itu akan stabil, dan biasanya mudah dikontrol dengan bidai gips. %.
Fraktur Spiral Fraktur spiral timbul akibat torsi pada ekstermitas. Fraktur& fraktur ini khas pada cidera olahraga ski, dimana ujung ski terbenam pada tumpukan salju dan ski terputar sampai tulang patah. :ang menarik adalah bahwa jenis fraktur rendah energi ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaring&jaring lunak, dan fraktur semacam ini cenderung cepat sembuh dengan imobilisasi luar.
'.
Fraktur multiple pada satu tulang Fraktur segmental adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang menyebabkan terpisahnya segmen sentral
dari suplai darahnya.
Fraktur semacam ini sulit ditangani. $iasanya satu ujung yang tidak memiliki pembuluh darah menjadi sulit untuk menyembuh, dan keadaan ini mungkin memerlukan pengobatan secara bedah. 1mminuted fra'ture
8
adalah serpihan&serpihan atau terputusnya keutuhan jaringan di mana terdapat lebih dari dua fragmen tulang. (. Fraktur impaksi;kompresi Fraktur kompresi terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang ke tiga yang berada di antaranya, seperti satu 5ertebra dengan dua 5ertebra lainnya. Fraktur pada korpus 5ertebra ini dapat didiagnosis dengan radiogram.!andangan
lateral
dari
tulang punggung menunjukkan
pengurangan tinggi 5ertikal dan sedikit membentuk sudut pada satu atau beberapa 5ertebra. !ada orang muda, fraktur kompresi dapat disertai perdarahan retroperitoneal yang cukup berat. Seperti pada fraktur pel5is, penderita dapat secara cepat menjadi syok hipo5olemik dan meninggal jika tidak dilakukan pemeriksaan denyut nadi, tekanan darah dan pernapasan secara akurat dan berulang dalam %( sampai (< jam pertama setelah cidera. 1leus dan retensi kemih dapat juga terjadi pada cidera ini. ). Fraktur patologik Fraktur patologik terjadi pada daerah&daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh karena tumor atau proses patologik lainnya. Tulang sering kali menunjukkan penurunan densitas. !enyebab yang paling sering dari fraktur&fraktur semacam ini adalah tumor baik primer atau tumor metastasis. Smeltzer and are, 2002 : 2343-
9
9. Fraktur beban lainnya Fraktur beban terjadi pada orang&orang yang baru saja menambah tingkat akti5itas mereka baru diterima untuk dilatih dalam angkatan bersenjata atau orang&orang yang baru memulai latihan lari. !ada saat awitan gejala timbul, radiogram mungkin tidak menunjukkan adanya fraktur. Tetapi, biasanya setelah % minggu, timbul garis&garis radio&opak linear tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang. Fraktur semacam ini akan sembuh dengan baik jika tulang itu dimobilisasi selama beberapa minggu. Tetapi, jika tidak terdiagnosis, tulang&tulang dapat bergeser dari tempat asalnya dan tidak menyembuh dengan seharusnya. 3adi, setiap pasien yang mengalami nyeri berat setelah meningkatkan akti5itas kerja tubuh, mungkin mengalami fraktur. !enderita semacam ini harus dianjurkan untuk memakai alat proteksi seperti tongkat, atau bidai gips yang tepat. Setelah % minggu, harus dilakukan pemeriksaan radiografi. . Fraktur greenstick Fraktur greenstick adalah fraktur tidak sempurna sering terjadi pada anak&anak. *onteks tulangnya sebagian masih utuh, demikian juga peristeum. Fraktur&fraktur ini akan segera sembuh dan segera mengalami re-mdelling ke bentuk dan fungsi normal. <.
Fraktur O5ulsi Fraktur O5ulsi memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat insersi tendon ataupun ligamen. $iasanya tidak ada pengobatan yang
10
spesifik yang diperlukan. =amun, bila diduga akan terjadi ketidakstabilan sendi atau hal&hal lain yang menyebabkan kecacatan, maka perlu dilakukan pembedahan untuk membuang atau meletakkan kembali fragmen tulang tersebut. >.
Fraktur *ominutif;?omminuted Adalah jenis fraktur denga patahan tulang pecah menjadi beberapa fragmentetapi dalan satu macam tulang.
#/. Fraktur sendi ?atatan khusus harus dibuat untuk fraktur yang melibatkan sendi, terutama apabila geometri sendi terganggu secara bermakna. 3ika tidak ditangani secara tepat, cedera semacam ini akan menyebabkan esteartritis pas'a trauma yang progresif pada sendi yang cedera tersebut. (*es/ari, 2000) *lasifikasi berdasarkan ada tidaknya hubungan antara patahan dengan dunia luar antara lain" #. Fraktur tertutup Fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit. %.
Fraktur terbuka Secara teknik, fraktur terbuka adalah fraktur dimana kulit dari ekstremitas yang terlibat telah ditembus, yang perlu diperhatikan adalah apakah terjadi kontaminasi oleh lingkungan pada tempat terjadinya fraktur tersebut. Fragmen fraktur dapat menembus kulit pada saat
11
terjadinya cedera, terkontaminasi, kemudian kembali hampir pada posisinya semula.
!ada keadaan semacam ini maka operasi untuk irigasi, de+ridement ,
dan
pemberian
antibiotika
secara
intra5ena
mungkin
diperlukan untuk mencegah terjadinya stemielitis. !ada umumnya, operasi irigasi dan de+ridement pada fraktur terbuka harus dilakukan pada waktu 9 jam setelah terjadinya cedera untuk mengurangi kemungkinan infeksi. (Sjamsuhidajat, 2005)
E.Patofisiologi
Fraktur bawah lutut paling sering adalah fraktur tibia dan fibula yang terjadi akibat pukulan langsung, jatuh dengan kaki dalam posisi fleksi, atau gerakan memuntir yang keras. Fraktur tibia dan fibula sering terjadi dalam kaitan satu sama lain. !asien datang dengan nyeri, deformitas, hematma yang jelas, dan edema berat. Sering kali fraktur ini melibatkan kerusakan jaringan lunak berat karena jaringan subkutis didaerah ini sangat tipis. Smeltzer and are, 2002 : 2343Fungsi saraf perneus dikaji untuk dipakai sebagai data dasar. 3ika fungsi saraf terganggu, pasien tak akan mampu melakukan gerakan dorsofleksi ibu jari pertama dan kedua. *erusakan arteri ti+ialis dikaji dengan menguji respons pengisian kapiler. !asien dipantau mengenai adanya sindrom kompartemen anterior. @ejalanya meliputi nyeri yang tak berkurang dengan obat dan bertambah
12
bila melakukan fleksi plantar, tegang dan nyeri tekan otot disebelah lateral *rista tibia, dan parestesia. Fraktur dekat sendi dapat mengakibatkan komplikasi berupa hemartrsis dan kerusakan ligament. (*es/ari, 2000) *ebanyakan fraktur tibia tertutup ditangani dengan redaksi tertutup dan im+ilisasi awal dengan gips sepanjang tungkai jalan atau patellar-tendn+earing . +edaksi harus relatif akurat dalam hal angulasi dan rotasinya. Ada saat dimana sangat sulit mempertahankan reduksi, sehingga perlu dipasang pin perkutaneus dan dipertahankan dalam posisinya dengan gips mis. Teknik pin dalam gips- atau fiksator eksterna yang digunakan. !embebanan berat badan parsial biasanya diperbolehkan dalam sampai #/ hari. Akti5itas akan mengurangi edema dan meningkatkan peredaran darah. @ips diganti menjadi gips tungkai pendek atau brace dalam ' sampai ( minggu, yang memungkinkan gerakan lutut. !enyembuhan fraktur memerlukan waktu 9 sampai #/ minggu. Smeltzer and are, 2002 : 2343Fraktur terbuka atau kominutif dapat ditangani dengan traksi skelet, fiksasi interna dengan batang, plat atau nail, atau fiksasi eksternal. atihan kaki dan lutut harus didorong dalam batas alat imobilisasi. !embebanan berat badan dimulai sesuai resep, biasanya sekitar ( sampai 9 minggu. Seperti pada fraktur ekstremitas bawah, tungkai harus ditinggikan untuk mengontrol edema. 4iperlukan e5aluasi neuro5askuler berkesinam& bungan. Terjadinya sindrom kompartemen perlu dideteksi segera dan ditangani untuk mencegah defisit fungsional menetap.
13
Smeltzer and are, 2002 : 2343Penem!u"an fraktur
3ika satu tulang sudah patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak, peristeum terpisah dari tulang, dan terjadi pendarahan yang cukup berat. $ekuan darah terbentuk pada daerah tersebut, bekuan akan membentuk jaringan granulasi, dimana sel&sel pembentuk tulang primitif osteogenik- berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. *ondroblas akan mensekresi fosfat, yang merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal kalus- disekitar lokasi fraktur. apisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapisan kalus dari fragmen satunya, dan menyatu. Fungsi dari kedua fragment penyembuhan fraktur- terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyeberangi lokasi fraktur. !enyatuan union- tulang pro5isional ini akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. *alus tulang akan mengalami re-mdelling dimana ste+las akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yang rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya. (nder/d, 2000)
F.#anifestasi Klinis
Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, defrmitas, pemendekan ekstremitas, repitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna.
14
#. =yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang dimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang. %. Setelah terjadi fraktur, bagian&bagian tak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah gerakan luar biasa- bukannya tetap rigid seperti normalnya. !ergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai menyebabkan deformitas terlihat maupun teraba- ekstermitas yang bisa diketahui dengan membandingkan dengan ekstermitas normal. 7kstremitas tak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melengketnya otot. (Sjamsuhida"at, 2005 : 2358 235&) '. !ada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur. Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain sampai %,) sampai ) cm # sampai % inci-. (. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya, uji krepitus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat-. ). !embengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa baru terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera. c. Tidak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap fraktur. *ebanyakan justru tidak ada pada fraktur linear atau fisur atau fraktur impaksi permukaan patahan saling terdesak satu sama lain-. 4iagnosis
15
fraktur bergantung pada gejala, tanda fisik, dan pemeriksaan sinar&B pasien. $iasanya pasien mengeluhkan mengalami cedera pada daerah tersebut. (Sjamsuhida"at 20052358 235&) $. Penatalaksanaan
#.
+eduksi fraktur terbuka atau tertutup " tindakan manipulasi fragmen&fragmen tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.
%.
1mobilisasi fraktur " 4apat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna
'.
Mempertahankan dan mengembalikan fungsi •
+eduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan
•
!emberian analgetik untuk mengerangi nyeri
•
Status neuro5askuler misal" peredarandarah, nyeri, perabaan gerakandipantau
•
atihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah
H. Kom%likasi
#.
Malunion " tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
%.
4elayed union " proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
16
'.
=on union " tulang yang tidak menyambung kembali
I. Diagnosa ke%era&atan ang mungkin mun'ul( #. =yeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik fraktur%. +esiko terhadap cidera berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler,
tekanan dan disuse '. Sindrom kurang perawatan
diri
berhubungan
dengan
hilangnya
kemampuan menjalankan akti5itas. (. +esiko infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer menurun, prosedur in5asi5e ). *erusakan mobilitas fisik berhubungan dengan patah tulang 9. *urang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b;d kurang paparan terhadap informasi, terbatasnya kognitif
). Inter*ensi Dan Im%kementasi Ke%era&atan
No
#
Diagnosa
+u,uan
Inter*ensi
=yeri akut b;d Setelah dilakukan #ana,emen neri ( agen injuri Asuhan keperawatan #. *aji nyeri secara fisik, fraktur C. jam tingkat komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kenamanan klien meningkat, tingkat kualitas dan faktor presipitasi. %. Obser5asi reaksi non5erbal neri terkontrol dg *2" dari ketidak nyamanan. '. @unakan teknik komunikasi • *lien melaporkan terapeutik untuk mengetahui nyeri berkurang dg pengalaman nyeri klien scala %&' sebelumnya. 7kspresi wajah • (. *ontrol faktor lingkungan tenang yang mempengaruhi nyeri seperti klien dapat • suhu ruangan, pencahayaan, istirahat dan tidur kebisingan. 5;s dbn • ). *urangi faktor presipitasi nyeri. 9. !ilih dan lakukan penanganan nyeri farmakologis;non farmakologis-. . Ajarkan teknik non farmakologis relaksasi, distraksi dll- untuk mengetasi nyeri..
17
<.
$erikan analgetik untuk mengurangi nyeri. >. 75aluasi tindakan pengurang nyeri;kontrol nyeri. #/. *olaborasi dengan dokter bila ada komplain tentang pemberian analgetik tidak berhasil. A-ministrasi analgetik (. #. ?ek program pemberian analgetikD jenis, dosis, dan frekuensi. %. ?ek riwayat alergi. '. Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal. (. Monitor T6 ). $erikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul. 9. 75aluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.
%
'
+esiko terhadap cidera b;d kerusakan neuromuskuler, tekanan dan disuse
Setelah dilakukan #em!erikan %osisi ang naman askep C jam terjadi untuk Klien( %eningkatan tatus #. $erikan posisi yang aman untuk pasien dengan meningkatkan keselamatan In,uri fisik 4g *2 " obse5asi pasien, beri pengaman tempat tidur • $ebas dari cidera %. !eriksa sirkulasi periper dan status • !encegahan ?idera neurologi '. Menilai +OM pasien (. Menilai integritas kulit pasien. ). ibatkan banyak orang dalam memidahkan pasien, atur posisi Sindrom defisit Setelah dilakukan Bantuan %era&atan -iri self care b;d akep C jam #.Monitor kemampuan pasien terhadap kelemahan, kebutuhan A4s perawatan diri fraktur terpenuhi dg *2" %.Monitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian, toileting dan • !asien dapat makan • melakukan '.$eri bantuan sampai pasien akti5itas sehari& mempunyai kemapuan untuk hari. merawat diri • *ebersihan diri (.$antu pasien dalam memenuhi pasien terpenuhi kebutuhannya. ).Anjurkan pasien untuk melakukan
18
akti5itas sehari&hari sesuai kemampuannya 9.!ertahankan akti5itas perawatan diri secara rutin (
+isiko infeksi b;d imunitas tubuh primer menurun, prosedur in5asi5e, fraktur
Setelah dilakukan asuhan keperawatan C jam tidak terdapat faktor risiko infeksi infeksi dan ter-eteksi dg *2" Tdk ada tanda& • tanda infeksi A normal • 6;S dbn •
Konrol infeksi " #. $ersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain. %. $atasi pengunjung bila perlu. '. 1ntruksikan kepada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan sesudahnya. (. @unakan sabun anti miroba untuk mencuci tangan. ). akukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan. 9. @unakan baju dan sarung tangan sebagai alat pelindung. . !ertahankan lingkungan yang aseptik selama pemasangan alat. <. akukan perawatan luka, dainage, dresing infus dan dan kateter setiap hari. >. Tingkatkan intake nutrisi dan cairan #/. berikan antibiotik sesuai program. ##. 3elaskan tanda gejala infeksi dan anjurkan u; segera lapor petugas #%. Monitor 6;S Proteksi ter"a-a% infeksi #. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal. %. Monitor hitung granulosit dan E$?. '. Monitor kerentanan terhadap infeksi.. (. !ertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan. ). 1nspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase. 9. 1nspeksi kondisi luka, insisi bedah. . Ambil kultur, dan laporkan bila hasil positip jika perlu <. 4orong istirahat yang cukup. >. • 4orong peningkatan mobilitas dan latihan sesuai indikasi dilakukan +era%i am!ulasi
)
*erusakan
Setelah
19
mobilitas fisik berhubungan dengan patah tulang
9
*urang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b;d kurang paparan terhadap informasi, keterbatan kognitif
askep C jam terjadi %eningkatan Am!ulasi (+ingkat mo!ilisasi/ Pera&tan -iri 4g *2 " !eningkatan • akti5itas fisik
Setelah dilakukan askep C. 3am pengetahuan klien meningkat dg *2" • *lien dapat mengungkapkan kembali yg dijelaskan. kooperatif • *lien saat dilakukan tindakan
#. *aji kemampuan pasien dalam melakukan ambulasi %. *olaborasi dg fisioterapi untuk perencanaan ambulasi '. atih pasien +OM pasif&aktif sesuai kemampuan (. Ajarkan pasien berpindah tempat secara bertahap ). 75aluasi pasien dalam kemampuan ambulasi Pen-i-ikan kese"atan #. 7dukasi pada pasien dan keluarga pentingnya ambulasi dini %. 7dukasi pada pasien dan keluarga tahap ambulasi '. • $erikan reinforcement positip atas usaha yang dilakukan pasien. Pen-i-ikan kese"atan ( %roses %enakit #. *aji pengetahuan klien. %. 3elaskan proses terjadinya penyakit, tanda gejala serta komplikasi yang mungkin terjadi '. $erikan informasi pada keluarga tentang perkembangan klien. (. $erikan informasi pada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan. ). 4iskusikan pilihan terapi 9. $erikan penjelasan tentang pentingnya ambulasi dini . • jelaskan komplikasi kronik yang mungkin akan muncul
20