LAPORAN PENDAHULUAN DISLOKASI
1. Dislokasi
a. Dislokasi Dislokasi ialah ialah keluarn keluarnya ya (bercerain (bercerainya) ya) kepala kepala sendi sendi dari dari mangku mangkukny knya. a. Dislokasi Dislokasi merupa merupakan kan suatu suatu kedaru kedarurat ratan an yang yang memerlu memerlukan kan pertol pertolong ongan an segera segera (Kapit (Kapitaa Selecta Kedokteran, 2012). b. Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi). (runner ! Suddarth, 200"). c. Dislo Disloka kasi si adal adalah ah terle terlepa pasn sny ya komp kompres resii #arin #aringa gan n tula tulang ng dari dari kesat kesatua uan n sendi sendi.. Disl Dislok okas asii ini ini dapa dapatt hany hanyaa komp kompon onen en tula tulang ngny nyaa sa#a sa#a yang ang berg berges eser er atau atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). sendi). Seseor Seseorang ang yang yang tidak tidak dapat dapat mengat mengatupk upkan an mulutn mulutnya ya kembal kembalii sehabi sehabiss membuk membukaa mulut mulutny nyaa adalah adalah karena karena sendi sendi rahang rahangny nyaa terlepa terlepass dari dari tempat tempatny nya. a. Dengan kata lain$ sendi rahangnya telah mengalami dislokasi. (%utta&in.' , 200) d. Disloka Dislokasi si yang sering sering ter#adi ter#adi pada pada olahra olahraga gaan an adalah adalah dislok dislokasi asi sendi bahu bahu dan sendi sendi pingg pinggul ul (paha) (paha).. Karena Karena terpel terpeleset eset dari dari tempat tempatny nya, a, maka maka sendi sendi itupun itupun men# men#ad adii mace macet. t. Sela Selain in macet macet,, #uga #uga teras terasaa nyeri nyeri.. Sebu Sebuah ah sendi sendi yang yang pern pernah ah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya men#adi kendor. 'kibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligmen * ligmennya biasanya men#adi kendor. 'kibatnya sendi itu akan gampang mengalami dislokasi kembali. 'pabila dislokasi itu disertai pula patah tulang, pembetulannya men#adi sulit dan harus diker#akan di rumah sakit. Semakin aal usaha pengembalian sendi itu diker#akan, semakin baik penyembuhannya.
1
+etapi apabila setelah dikirim ke rumah sakit dengan sendi yang cedera sudah dibidai. (%utta&in.' , 200) 2. Klasifikasi Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Dislokasi congenital : Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan. b. Dislokasi patologik : Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang. c. Dislokasi traumatic : Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa. Berdasarkan tipe kliniknya dibagi : 1)
Dislokasi Akut Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendi.
2)
Dislokasi Kronik
3)
Dislokasi Berulang Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint. (%utta&in.' , 200)
2
3. Berdasarkan Te!a" Ter#adin$a
a. Dislokasi Sendi ahang Dislokasi sendi rahang dapat ter#adi karena $ 1) %enguap atau terlalu lebar. 2) +erkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka, akibatnya penderita tidak dapat menutup mulutnya kembali. Tindakan Pertolongan : ahang ditekan ke baah dengan kedua ibu #ari sudah dilindungi balutan tadi. bu #ari tersebut diletakkan di graham yang paling belakang. +ekanan itu harus mantap tapi pelan * pelan. ersamaan dengan penekanan itu #ari * #ari yang lain mengangkat dagu penderita ke atas. 'pabila berhasil rahang itu akan menutup dengan cepat dan keras. Setelah selesai untuk beberapa saat pasien tidak diperbolehkan terlalu sering membuka mulutnya. b. Dislokasi Sendi ari. Sendi #ari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan segera sendi tersebut akan men#adi kaku kelak. Sendi #ari dapat mengalami dislokasi ke arah telapak tangan atau punggung tangan. Tindakan Pertolongan : ari yang cedera dengan tarikan yang cukup kuat tapi tidak disentakkan. Sambil menarik, sendi yang terpeleset ditekan dengan ibu #ari dan telun#uk. 'kan terasa baha sendi itu kembali ke tempat asalnya. Setelah diperbaiki sebaiknya untuk sementara aktu ibu #ari yang sakit itu dibidai. /ntuk membidai dalam kedudukan setengah melingkar seolah * olah membentuk huru dengan ibu #ari.
c. Dislokasi Sendi ahu Dislokasi yang sering ke depan. 3aitu kepala lengan atas terpeleset ke arah dada. tetapi kemampuan arah dislokasi tersebut ia akan menyebabkan gerakan yang terbatas dan rasa nyeri yang hebat bila bahu digerakkan. Tanda – tanda lainnya : 4engan men#adi kaku dan siku agak terdorong men#auhi sumbu tubuh. /#ung tulang bahu akan nampak menon#ol ke luar. Sedang di bagian depan tulang bahu nampak ada cekungan ke dalam. Tindakan Pertolongan : /saha memperbaiki letak sendi yang terpeleset itu harus diker#akan secepat mungkin, tetapi harus dengan tenang dan hati * hati. angan sampai itu #ustru merusak #aringan * #aringan penting lainnya. 'pabila usaha itu tidak berhasil, sebaiknya #angan diulang lagi. Kirim sa#a klien ke umah sakit segera. 'pabila tidak ada patah tulang, dislokasi sendi bahu dapat diperbaiki dengan cara sebagai berikut $ Ketiak yang cedera ditekan dengan telapak kaki (tanpa sepatu) sementara itu lengan penderita ditarik sesuai dengan arah letak kedudukannya ketiak itu.+arikan itu harus dilakukan dengan pelan dan semakin lama semakin kuat, hal itu untuk menghidarkan rasa nyeri yang hebat yang dapat mengakibatkan ter#adinya shock. Selain tarikan yang mendadak merusak #aringan * #aringan yang ada di sekitar sendi. Setelah ditarik dengan kekuatan yang tetap beberapa menit, dengan hati * hati lengan atas diputar ke luar (arah men#auhi tubuh). 5al ini sebaiknya dilakukan dengan siku terlipat dengan cara ini diharapkan u#ung tulang lengan atas menggeser kembali ke tempat semula.
6
d. Dislokasi Sendi Siku atuh pada tangan dapat menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah posterior. eposisi dilan#utkan dengan membatasi gerakan dalam sling atau gips selama tiga minggu untuk memberikan kesembuhan pada sumpai sendi. e. Dislokasi Sendi %etacarpophalangeal Dan nter 7halangeal Dislokasi disebabkan oleh hiperekstensi * ekstensi persendian direposisi secara hati * hati dengan tindakan manipulasi tetapi pembedahan terbuka mungkin diperlukan untuk mengeluarkan #aringan lunak yang ter#epit di antara permukaan sendi. . Dislokasi Sendi 7angkal 7aha Diperlukan gaya yang kuat untuk menimbulkan dislokasi sendi ini dan umumnya dislokasi ini ter#adi akibat kecelakaan lalu lintas (tabrakan mobil). Dalam posisi duduk benturan dash board pada lutut pengemudi diteruskan sepan#ang tulang emur dan mendorong caput emuris ke arah poterior ke luar dati acetabulum yaitu bagian yang paling pangkal. +indakannya adalah reposisi dengan anestesi umum dan pemasangan gips selama enam minggu atau tirah baring dengan traksi yang ringan untuk mengistirahatkan persendian dan memberikan kesembuhan bagi ligamentum. Dislokasi sendi lutut dan eksremitas baah sangat #arang ter#adi kecuali peda pergelangan kaki di mana dislokasi disertai raktur. (%utta&in.' , 200)
8
%. E"iolo&i
Dislokasi disebabkan oleh $ a. 9edera olah raga lah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olah raga yang beresiko #atuh misalnya $ terperosok akibat bermain ski, senam, :olley. 7emain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan #ari-#ari karena secara tidak senga#a menangkap bola dari pemain lain. b. +rauma yang tidak berhubungan dengan olah raga c. enturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi. d. +er#atuh +er#atuh dari tangga atau ter#atuh saat berdansa diatas lantai yang licin e. 7atologis $ ter#adinya ;tear
a. Deormitas pada persendiaan Kalau sebuah tulang diraba secara sering akan terdapat suatu celah. b. =angguan gerakan tot * otot tidak dapat beker#a dengan baik pada tulang tersebut. c. 7embengkakan 7embengkakan ini dapat parah pada kasus trauma dan dapat menutupi deormitas. d. asa nyeri terdapat sering ter#adi pada dislokasi Sendi bahu, sendi siku, metakarpal phalangeal dan sendi pangkal paha ser:ikal. (%utta&in.'. , 200).
"
). Lokasi *an& Serin& Ter#adi Dislokasi
Sendi bahu, sendi siku, metakarpal phalangeal dan sendi pangkal paha ser:ikal. +. Pa"ofisiolo&i
Dislokasi biasanya disebabkan oleh #atuh pada tangan. 5umerus terdorong ke depan , merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid tera:ulsi. Kadang-kadang bagian posterolateral kaput hancur. %esti #arang prosesus akromium dapat mengungkit kaput ke baah dan menimbulkan luksasio erekta (dengan tangan mengarah > lengan ini hampir selalu #atuh membaa kaput ke posisi di baah karakoid). Skema 7atoisiologis atuh
5umerus terdorong ke depan
+raumatik
7ergeseran erlebihan dan Dalam ?aktu 9epat
Dislokasi nerior
Dislokasi 'nterior Kekakuan Sendi Karena +er#adi @DislokasiA Dengan tanda $ -
B yeri
-
engkak
-
K aku sendi
C
(%utta&in.'. , 200). ,. Peeriksaan Klinik Dengan cara pemeriksaan Sinar –X ( pemeriksaan X-Rays ) pada bagian anteroposterior akan memperlihatkan bayangan yang tumpah-tindih antara kaput humerus dan fossa Glenoid, Kaput biasanya terletak di bawah dan medial terhadap terhadap mangkuk sendi.
(%utta&in.'. , 200).
-. Pena"alaksanaan
a. Dislokasi 7enatalaksanaan dislokasi sebagai berikut $ 1) 4akukan reposisi segera. 2) Dislokasi sendi kecil dapat direposisi di tempat ke#adian tanpa anestesi, misalnya $ dislokasi siku, dislokasi bahu, dislokasi #ari pada ase syok), sislokasi bahu, siku atau #ari dapat direposisi dengan anestesi loca> dan obat penenang misalnya :alium. ) Dislokasi sendi besar, misalnya panggul memerlukan anestesi umum. b. +raksi 7eriksa sesering mungkin kulit pasien mengenai tanda tekanan atau lecet. 7erhatian lebih ditekankan pada ton#olan tulang. 4akukan perubahan posisi sesering mungkin untuk membantu mencegah kerusakan kulit. (%utta&in.'. , 200). 1. Prinsi! Traksi Efek"if
7ada
setiap
pemasangan
traksi
harus
dipikirkan
adanya
kontratraksi.
Kontratraksi adalah gaya yang beker#a dengan arah yang berlaanan (hukun Beton yang ketiga mengenai gerak. %enyebutkan baha bila ada aksi maka akan ter#adi
reaksi dengan besar yang sama namun arahnya berlaanan). /mumnya berat badan pasien pengaturan posisi tempat tidur mampu memberikan kontraksi. 7rinsip * prinsip traksi eekti adalah $ a. Kontraksi harus dipertahankan agar traksi tetap eekti. b. +raksi skelet tidak terputus c. 7emberat beban tidak boleh diambil kecuali bila traksi dimaksudkan intermiten. d. +ubuh pasien harus dalam keadaan se#a#ar dengan pusat tempat tidur ketika traksi dipasang. e. +ali tidak boleh macet. . 7emberat harus tergantung bebas dan tidak boleh terletak pada tempat tidur atau lantai. g. simpul pada tali atau telapak kaki tidak boleh menyentuh katrol atau kaki tempat tidur. (%utta&in.'. , 200). 11. Tindakan Pada Dislokasi
a. Dengan memanipulasi secara hati * hati, permukaan diluruskan kembali. +indakan ini sering memerlukan anestesi umum untuk melemaskan otot * otonya. b. 7embedahan terbuka mungkin diperlukan khususnya kalau #aringan lunak ter#epit di antara permukaan sendi. c. 7ersendian tersebut, disangka dengan pembebatan dengan gips. %isalnya $ pada sendi pangkal paha, untuk memberikan kesembuhan pada ligamentum yang teregang. d. Eisioterapi harus segera dimulai untuk mempertahankan ungsi otot dan latcher (eFercise) yang akti dapat diaali secara dini untuk mendorong gerakan sendi yang penuh khususnya pada sendi bahu. (%utta&in.'. , 200)
G
12. Ko!likasi
a. Komplikasi yang dapat menyertai dislokasi antara lain $ 1) Eraktur. 2) Kontraktur. ) +rauma #aringan.
b. Komplikasi yang dapat ter#adi akibat pemasangan traksi $ 1) Dekubitus 2) Kongesti paru dan pneumonia ) Konstipasi 6) 'noreksia 8) Stasis dan ineksi kemih ") +rombosis :ena dalam (Kapita Selekta Kedokteran , 2012) B. As/0an Ke!eraa"an 1. Pen&ka#ian
a. 7engumpulan data 1) 'namnese a) dentitas Klien %eliputi nama, umur, #enis kelamin, alamat rumah, agama, suku bangsa, status perkainan, pendidikan dan peker#aan. b) Keluhan /tama Klien 7ada anamnese ini yang perlu dika#i adalah apa yang diperlukan pada saat itu seperti nyeri, bengkak, kelainan bentuk, hilangnya ungsi dan krepitasi serta pada daerah mana dislokasi ter#adi.
10
c) iayat 7enyakit Sekarang Dalam pengka#ian ini meliputi riayat ter#adinya terutama apakah dikarenakan kecelakaan, ter#atuh atau ter#adi benturan langsung dengan :ektor kekerasan dan siat pertolongan yang pernah diberikan. d) iayat 7enyakit Dahulu Dalam pengka#ian ini perlu ditanyakan meliputi riayat yang berhubungan dengan trauma pada tulang, apakah klien mempunyai penyakit tulang seperti osteomylitis, ostroporasis dan apakah klien pernah mengalami riayat trauma sebelumnya. 2) 7emeriksanan Eisik a) Keadaan /mum Klien Klien dislokasi dengan pemasangan traksi biasanya terbaring total dengan seminimal mungkin melaksanakan aktiitas gerak ini disebabkan karena adanya immobilisasi dan rasa nyeri akibat pemasangan traksi, sehingga klien takut untuk bergerak, keadaan umum klien biasanya baik tetapi dapat menimbulkan dampak seperti gangguan miksi dan deekasi, integritas kulit dan gangguan akti:itas lain yang menun#ang kehidupan sehari * hari. b) =e#ala Klinis Dislokasi =e#ala klinis dari dislokasi dapat dibagi men#adi dua, yaitu $ 1) +anda * tanda pasti -
=erakan abnormal pada tempat ter#adinya dislokasi men#adi sendi palsu sehingga ter#adi gerakan yang deormitas pada persendian> apabila sebuah tulang diraba secara sering akan terdapat suatu celah.
11
-
=angguan gerak $ otot * otot tidak dapat beker#a dengan baik pada sendi tersebut.
-
7embengkakan $ pembengkakan ini dapat parah pada kasus trauma dan dapat menutupi deormitasnya.
2) +anda * tanda tidak pasti -
asa nyari, bengkak dan berubah arna (membiru) dikarenakan ter#adi pendarahan di sekitar bagian dislokasi rasa nyeri hebat terutama apabila dilakukan pergerakan atau akti:itas.
-
Kelainan bentuk (deormitas), hal ini disebabkkan oleh karena adanya perdarahan dan pembengkakan.
-
5ilangnya ungsi (ungtiolaesa), disebabkan oleh rasa nyari serta terlepasnya sebuah sendi sehingga tidak mampu melakukan pergerakan.
c) 7emeriksaan 7enun#ang atau +ambahan -
7emeriksaan 4aboratorium -
7emeriksaan laboratorium darah lengkap seperti hemoglobin, trombosit, leukosit, glukosa seaktu.
-
7emeriksaan aal hemostasis meliputi aktu pendarahan, aktu pembekuan.
-
7emeriksaan kimia klinik rutin, yaitu sikap darah puasa, agot, sgpt.
7emeriksaan adiologi 7emeriksaan adiologi digunakan untuk menguatkan diagnosa patah tulang yang dapat menggambarkan kerusakan tulang, ketidaklurusan
12
tulang dan kesalahan bentuk dari tulang itu sendiri, sedangkan posisi oto tulang dilakukan secara $ -
Dua aktu yang berbeda yaitu setelah ter#adi trauma dan sehari setelah dilakukan tindakan.
-
Dua eFtremitas sebagai pembanding apabila garis patah tulang meragukan.
) 'nalisa Data Setelah data dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisa sebagai berikut, untuk pengelompokkan data dapat dibedakan men#adi dua #enis yaitu data subyekti dan data obyekti. Data subyekti yaitu data yang didapat dari ungkapan atau keluhan, klien sendiri atau keluarga dan data obyekti yaitu data yang didapat dari suatu pengamatan, obser:asi, pengukuran dan hasil pemeriksaan. Data tersebut dikumpulkan berdasarkan perannya untuk menun#ang suatu masalah, di mana masalah berokus pada klien dan respon klien. 6) Diagnosa Keperaatan Dari analisa data kemudian dirumuskan suatu diagnosa keperaatan berikut ini adalah beberapa diagnosa keperaatan yang mungkin timbul pada dislokasi dengan pemasangan traksi $ 1. Byeri berhubungan dengan traksi dan imobilisasi. 2. Kerusakan mobilitas isik yang berhubungan dengan proses penyakit, immobilisasi, dan traksi. . Kerusakan integritas kulit #aringan berhubungan dengan pemasangan traksi dan immobilisasi.
1
6. Deisit peraatan diri, makan, hygiene atau toileting yang berhubungan dengan traksi. 8. 'nsietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan alat traksi. ". Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang inormasi tentang program therapi. (runner, Suddarth, 200")
2.
Perenanaan
erdasarkan
pada
pengka#ian
pengetahuan pasien tentang
keperaatan
peraatan
mengenai
kebutuhan
pasien yang men#alani program
dan traksi,
khususnya pada pasien dengan dislokasi sendi panggul (pel:is). Dalam perencanaan mempunyai beberapa tahap antara lain $ penentuan tu#uan dan kriteria hasil serta merumuskan rencana tindakan keperaatan. Diagnosa . Byeri berhubungan dengan pemasangan traksi immobilisasi +u#uan $ %engatakan nyeri hilang Kriteria hasil $ Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang, klien tidak gelisah, klien menun#ukkan tindakan santai, mampu beradaptasi
dengan
akti:itas tidak istirahat, skala nyeri 1 * . encana +indakan $ a.
Ka#i
lokasi,
tipe
dan
intensitas nyeri dengan
menggunakan skala (1 * 10.) b.
/kur tanda * tanda :ital.
c.
elaskan penyebab nyeri.
d.
'n#urkan
mempergunakan
teknik
alternati
penghilang nyeri dengan napas dalam.
16
Diagnosa . Kerusakan mobilitas isik yang berhubungan dengan nyeri dan immobilisasi. +u#uan $ %eningkatkan mempertahankan mobilitas pada tingkat yang paling tinggi. Kriteria hasil $ %empertahankan posisi ungsional, meningkatkan kekuatan ungsi yang sakit dan mengkompensasi bagian tubuh menun#ukkan teknik yang merupakan melakukan akti:itas.
encana +indakan $ 1) Ka#i dera#at immobilisasi yang dihasilkan oleh pengobatan dan perkalian persepsi pasien terhadap immobilisasi. 2) nstruksikan pasien untuk melakukan latihan rom pasi dan akti pada eFtremitas yang sakit dan tidak sakit sesuai toleransi. ) antu klien dalam peraatan diri kebersihan. 6) /bah posisi periodik dan dorong untuk latihan napas dalam. 8) 'uskultasi bising usus, aasi kebiasaan eliminasi dan berikan keteraturan deekasi rutin. ") Kolaborasi dengan rehabilitasi dalam terapi isik okupasi.
Diagnosa . esiko ter#adi kerusakan integritas kulit #aringan berhubungan dengan pemasangan traksi. +u#uan
$ %enyatakan ketidaknyamanan hilang.
Kriteria hasil $ %enun#ukkan perilaku uni& untuk mencegah kerusakan kulit memudahkan penyembuhan sesuai indikasi, mencapai penyembuhan luka sesuai aktu.
18
encana +indakan $ 1) Ka#i kedaan kulit, kemerahan, pendaharan, perubahan arnadan rasa nyeri. 2) /bah posisi sesering mungkin. ) bser:asi untuk potensial ares yang tertahan, khususnya pada akhir dan baah babatan. Diagnosa H. Deisit peraatan diri, makan, hygiene, atau toileting yang berhubungan dengan traksi. +u#uan $ Kebutuhan peraatan diri, makan, hygiene atau toileting terpenuhi. Kriteria 5asil $ %engungkapkan perasaan segar, bersih dan menyenangkan. encana +indakan $ 1) +entukan hambatan saat ini dan hambatan untuk berpartisipasi dalam peraatan. 2) kut sertakan klien dalam ormulasi peraatan pada tingkat kemampuan klien. ) Dorong peraatan diri, beker#a dengan kemampuan yang ada saat ini, #angan menekan klien di luar kemampuannya. 6) erikan dan tingkatkan keleluasan pribadi termasuk selama mandi. 8) Dorong bantu klien dengan peraatan mulut gigi setiap hari.
Diagnosa H. 'nsietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan krisis. +u#uan $ 'nsietas berkurang atau hilang. Kriteria hasil $ %engungkapkan perasaan lebih santai, memperagakan teknik relaksasi dengan tepat.
1"
encana +indakan $ 1) 7antau tingkat ansietas klien. 2) erikan penekanan pen#elasan dokter mengenai pengobatan dan tu#uan, klariikasi kesalahan konsep. ) erikan dan luangkan aktu untuk mengungkapkan perasaan. 6) '#arkan dan bantu dalam teknik mana#emen stress. 8) erikan dorongan untuk berinteraksi dengan orang terdekat dengan teman serta saudara.
Diagnosa H. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang inormasi tentang penatalaksanaan peraatan dan program therapi. +u#uan $ Kurang pengetahuan dapat teratasi. Kriteria hasil $ %engungkapkan pengertian tentang prognosis, pengobatan sdan program rehabilitasi, mengekspresikan tentang ge#ala, potensial komplikasi. encana +indakan $ 1) Ka#i tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya. 2) +ekankan pentingnya rencana rehabilitasi akti:itas, istirahat dan latihan. ) Diskusikan tanda dan ge#ala untuk dilaporkan pada dokter $ nyeri hebat, perubahan suhu tubuh. (runner, Suddarth, 200")
1C
DATAR PUSTAKA
runner, Suddarth, (200") uku '#ar Keperaatan-%edikal edah, Idisi Holume , I=9 $ akarta
Doenges, %arilynn I, dkk, (200"), 7enerapan 7roses Keperaatan dan Diagnosa Keperaatan, I=9 $ akarta.
Doengoes, %ariliynn I. (200G). Rencana Asuhan Keperawatan, akarta $ I=9
EK/. 2012. Kapita Selekta Kedokteran ilid 2. akarta $ %edia 'esculapius
%utta&in.'. (200). 'suhan Keperaatan Klien =angguan Sistem %uskuloskletal. akarta $ I=9
7amela 4.searingen , (200") Keperaatan %edikal *edah .I2, akarta $ I=9
http$.slideshare.netardiartanasa:edilesJstitleaskepdislokasi!userloginseptianraha
1