BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Latar Bela Belaka kang ng Labiopalato Labiopalatoskisis skisis adalah suatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah mulut mulut palato palato skisis skisis !sumbin !sumbing g palatu palatum" m" dan labio labio skisis skisis !sumbi !sumbing ng tulang tulang"" untuk menyatu selama perkembangan embrio !Hidayat A#i# $%%&'$(". Berd Berdasa asark rkan an Asian sian )ong )ongre ress ss o* +ral +ral dan dan ,a-i ,a-ill llo* o*ai aial al /urg /urgeo eons ns !A)+,/" ke0(% yang dilaksanakan di 1uta Bali pada (&0(2 No3ember $%($ didapati bah4a penderita kelainan labiopalatoskisis di Indonesia setiap tahun bertambah rata0rata 5&%% orang yang mana kira0kira dijumpai ( anak yang menderi menderita ta labiop labiopalat alatosk oskisi isiss dari dari sekitar sekitar 5%% kelahi kelahiran ran anak anak di Indone Indonesia. sia. !Antara !Antara Ne4s $%($". /ementara /ementara itu di Banyumas Banyumas sendiri terdapat terdapat ((5 ((5 kasus pada tahun $%(6 27 kasus pada tahun $%(8 8& kasus pada tahun $%(& dan terakhir sekitar ((% kasus pada tahun $%(7. !/atelitpost$%(7". B. 9umu 9umusan san ,asal ,asalah ah (. Apa yang yang dimak dimaksud sud deng dengan an labiop labiopalat alatosk oskisi isiss : $. Bagaim Bagaimana ana klasi* klasi*ika ikasi si labiop labiopalat alatosk oskisi isiss : 6. Bagaim Bagaimana ana etiol etiologi ogi labi labiopa opalat latosk oskisi isiss : 8. Bagaim Bagaimana ana pato*i pato*isiol siologi ogi labio labiopala palatos toskis kisis is : &. Bagaim Bagaimana ana mani*es mani*estas tasii klinis klinis labiopala labiopalatos toskis kisis is : 7. Apa saja pemerik pemeriksaan saan penun penunjang jang pada labiopalato labiopalatoskisis skisis : 5. Bagaim Bagaimana ana penatal penatalaks aksanaa anaan n labiopal labiopalatos atoskis kisis is : 2. Apa saja saja komplikasi komplikasi yang yang mungkin mungkin terjadi pada pada labiopal labiopalatoskis atoskisis is : ;. Bagaimana Bagaimana konsep konsep asuhan kepera4atan kepera4atan pada labiop labiopalatosk alatoskisis isis : (%. Bagaimana asuhan kepera4atan ilustrasi pada pada labiopalatoskisis :
).
(%. Untuk mengetahui mengetahui asuhan kepera4atan ilustrasi pada labiopalatoskisis.
2
(%. Untuk mengetahui mengetahui asuhan kepera4atan ilustrasi pada labiopalatoskisis.
2
BAB II PE,BAHA/AN
A. De*i De*in nisi isi )ela )elah h bibi bibirr dan dan lang langit it0l 0lan angi gitt !)le !)le*t *t lip lip and and pala palate te"" adal adalah ah suat suatu u aat=kelainan ba4aan berupa elah pada bibir gusi dan langit0langit. Labio = Palato skisis merupakan kongenital yang berupa adanya kelainan bentuk pada struktur 4ajah !Ngastiah $%%& ' (75". Bibi Bibirr sumbi sumbing ng adala adalah h mal* mal*orm ormasi asi yang yang diseb disebab abka kan n oleh oleh gaga gagalny lnyaa propsuesus nasal median dan maksilaris maksilar is untuk menyatu selama perkembangan embriotik. !>ong !>ong Donna L. $%%6". Palatoskisis adalah *issura garis tengah pada palatum yang terjadi karena kegagal kegagalan an $ sisi untuk untuk menyatu menyatu karena karena perkem perkemban bangan gan embrio embriotik tik !> !>o ong Donna L. $%%6". Labio Labio Palato Palato skisis skisis merupa merupakan kan suatu suatu kelaina kelainan n yang yang dapat dapat terjadi terjadi pada pada daerah daerah mulut mulut palato palato skisis skisis !sumbin !sumbing g palatu palatum" m" dan labio labio skisis skisis !sumb !sumbing ing tulan tulang" g" untu untuk k meny menyat atu u selam selamaa perk perkem emba bang ngan an embr embrio io !Hida !Hidaya yat t A#i# #i# $%%&'$(". /umbing Palatum adalah suatu aat lahir ba4aan pada bagian 4ajah yang memperlihatkan bagian langit0langit mulut yang terbelah. Pada bayi normal sumbing pada palatum ini akan menyatu pada minggu ke 7 dan minggu ke (( kehamilan sedangkan pada anak0anak ini palatumnya gagal untuk menyatu. /umbin /umbing g palatum palatum ini dapat dapat munu munull dalam dalam dua bentuk bentuk tergan tergantun tung g elah elah tersebut ada di satu sisi !unilateral" atau kedua sisi !bilateral" dari garis tengah. B. 1las 1lasi* i*ik ikas asii (. 1lasi*ikasi 1lasi*ikasi menurut menurut struktur0st struktur0struktu rukturr yang yang terkena terkena menjadi menjadi ' a. Palat Palatum um prim primer er melip meliput utii bibi bibir r dasar dasar hidu hidung ng al3e al3eol olus us dan dan pala palatu tum m durum di belahan *oramen insisi3um. b. Palatum sekunder meliputi palatum durum dan palatum molle molle posterior terhadap *oramen. /uatu belahan dapat mengenai salah satu atau keduanya palatum primer dan palatum sekunder dan juga bisa berupa unilateral atau bilateral.
3
6. 1lasi*i 1lasi*ikasi kasi menuru menurutt organ organ yang yang terli terlibat bat ' a. )elah )elah bibi bibirr !la !labi bios oski ki#is #is"" b. )elah di gusi !gnatoski#is" . )elah )elah dila dilang ngit it !Pala !Palato toski ski#i #is" s" d. )elah )elah dapat dapat terjadi terjadi lebih dari dari satu organ organ misalny misalnyaa terjadi terjadi di bibir dan langit @ langit !labiopalatoski#is". 8. 1las 1lasi*i i*ika kasi si ela elah h pala palatu tum m ,enurut sistem eau sumbing palatum dibagi menjadi empat tipe klinis yaitu ' a. /umb /umbin ing g dari dari pala palatu tum m mole mole saja saja b. /umbing dari palatum mole dan durum meluas kedepan ke *oramen insisi3us . /umbing /umbing langit0l langit0langit angit unilateral unilateral komplit komplit biasanya biasanya bersamaan bersamaan dengan dengan sumbing bibir unilateral d. /umbin /umbing g langit langit0lan 0langit git bilateral bilateral komplit komplit biasany biasanyaa bersama bersamaan an dengan dengan sumbing bibir bilateral.
4
!A")elah bibir unilateral tidak komplit !B" )elah bibir unilateral !)" )elah bibir bilateral dengan elah langit0langit dan tulang al3eolar !D" )elah langit0langit. !/toll et al. BMC Medical genetics. $%%8 (&8." ). Etiologi Ada beberapa etiologi yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan Labio palatoshi#is antara lain' (. akto aktorr Cen Cenet etik ik ,erupakan ,erupakan penyebab penyebab beberapa beberapa palatoshi#is palatoshi#is tetapi tidak dapat ditentukan ditentukan dengan dengan pasti pasti karena karena berkait berkaitan an dengan dengan gen kedua kedua orang orang tua. tua. Diselu Diseluruh ruh dunia dunia ditemukan hampir $& @ 6% penderita labio palatosi#his terjadi karena *aktor herediter. aktor dominan dan resesi* dalam gen merupakan mani*estasi genetik yang yang meny menyeb ebab abka kan n
terj terjad adin iny ya
labi labio o
pala palato tos shi hi#i #is. s. akt aktor or gene geneti tik k
yang ang
menyeb menyebabk abkan an elah elah bibir bibir dan palatu palatum m merupa merupakan kan mani*e mani*estas stasii yang yang kurang kurang potensial dalam penyatuan beberapa bagian kontak. $. Insu*i Insu*isien siensi si #at untu untuk k tumbuh tumbuh kemban kembang g organ organ selama selama masa masa embri embriona onal l baik kualitas maupun kuantitas !Cangguan sirkulasi s irkulasi *oto maternal". at @ #at yang berpengaruh adalah' a. Asam *olat b. itamin ) . n 6. Apabila Apabila pada kehami kehamilan lan ibu ibu kurang kurang mengkonsu mengkonsumsi msi asam *olat 3itamin 3itamin ) dan n dapat berpengaruh pada janin. 1arena #at 0 #at tersebut dibutuhkan dalam dalam tumb tumbuh uh kemba kembang ng orga organ n selam selamaa masa masa embr embrio iona nal. l. /elai /elain n itu itu ganggu gangguan an sirkula sirkulasi si *oto *oto materna maternall juga juga berpen berpengar garuh uh terhada terhadap p tumbuh tumbuh kembang organ selama masa embrional. 8. Pengaruh Pengaruh obat obat teratogenik teratogenik.F .Fan ang g termasuk termasuk obat teratoge teratogenik nik adalah' adalah' a. ?amu ,engkonsum ,engkonsumsi si jamu pada 4aktu kehamilan kehamilan dapat berpengaruh berpengaruh pada janin terutama terjadinya labio palatoshi#is. Akan tetapi jenis jamu apa yang menyebabkan kelainan kongenital ini masih belum jelas. ,asih ada penelitian lebih lanjut. b. 1ontrasepsi hormonal. Pada Pada ibu ibu hami hamill yang ang masi masih h meng mengko kons nsum umsi si kont kontra rase seps psii hormo hormonal nal terutam terutamaa untuk untuk hormo hormon n estrog estrogen en yang yang berleb berlebiha ihan n akan akan menyebabkan terjadinya hipertensi sehingga berpengaruh pada janin karena akan terjadi gangguan sirkulasi *otomaternal.
5
. +bat @ obatan yang dapat menyebabkan kelainan kongenital terutama labio palatoshi#is. +bat @ obatan itu antara lain ' ("
hitam !ream
pemutih" &. aktor lingkungan Beberapa *aktor lingkungan yang dapat menyebabkan Labio palatoshi#is yaitu' a. at kimia !rokok dan alkohol" Pada ibu hamil yang masih mengkonsumsi rokok dan alkohol dapat berakibat
terjadi
kelainan
kongenital
karena
#at
toksik yang
terkandung pada rokok dan alkohol yang dapat mengganggu pertumbuhan organ selama masa embrional. b. Cangguan metabolik !D," Untuk ibu hamil yang mempunyai penyakit diabetessangat rentan terjadi kelainan kongenital karena dapat menyebabkan gangguan sirkulasi *etomaternal. 1adar gula dalam darah yang tinggi dapat berpengaruh padatumbuh kembang organ selama masa embrional. . Penyinaran radioakti* Untuk ibu hamil pada trimester pertama tidak dianjurkan terapi penyinaran radioakti* karena radiasi dari terapi tersebut dapat mengganggu proses tumbuh kembang organ selama masa e mbrional. d. In*eksi khususnya 3irus !to-oplasma" dan klamidial . Ibu hamil yang terin*eksi 3irus !to-oplasma" berpengaruh pada janin sehingga dapat berpengaruh
terjadinya
kelainan
kongenital
terutama
labio
palatoshi#is. 7. aktor usia ibu Dengan bertambahnya usia ibu se4aktu hamil maka bertambah pula resiko dari ketidaksempurnaan pembelahan meiosis yang akan menyebabkan bayi dengan kehamilan trisomi. >anita dilahirkan dengan kira0kira 8%%.%%% gamet dan tidak memproduksi gamet0gamet baru selama hidupnya. ?ika seorang 4anita umur 6&tahun maka sel0sel telurnya juga berusia 6& tahun. 9esiko mengandung anak dengan aat ba4aan tidak bertambah besar sesuai dengan bertambahnya usia ibu. 5. /tress Emosional
6
1orteks adrenal menghasilkan hidrokortison yang berlebih. Pada binatang perobaan telah terbukti bah4a pemberian hidrokortison yang meningkat pada keadaan hamil menyebabkan le*t lips dan le*t palate. 2. AF Insu*isiensi #at untuk tumbuh kembang
1egagalan *ungsi palatum palatum
Genetic
kegagalan *ungsi
Pada garis tengah nasi
9e*le- mengisap A/I yang terganggu akibat adanya patologis puat turgor kulit jelek kulit kering perut kembung BB menurun
Infeksi
dengan septum
Bayi re4el menangis tidak dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman sulit menhisap dan menelan 7 A/I.
Adanya sumbing pada bibir dan palatum
Adanya dis*ungsi tuba eustahi yang dapat mengakibatkan terjadinya otitis media serta gangguan pendengaran adanya si*at kurang menerima sensiti3e
Adany a ganggu an pertum buhan anatom i naso*ar ing adanya garis jahitan pada
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
9esti trauma sisi pembed ahan
9esti trauma sisi embedahan
9esti perubahan menjadi orangtua 9e*erensi '
Canggua n rasa nyaman nyeri
(. Ngastiyah. $%%&. Pera4atan anak sakit edisi $. ?akarta ' EC) $. Doengoes ,arlin. $%%(. 9enana Asuhan 1epera4atan ?akarta ' EC)
E. ,ani*estasi 1linis (. Pada Labio skisis a. Distorsi pada hidung b.
Pemeriksaan
Hasil (6.%%% mg=dl 6&%% mg=dl $5%.%%% mg=dl (7 gr=dl 6%
leukosit eritrosit trombosit Hb Ht
8
Normal ;%%% @ ($%%%= mm6 8507( juta $%%.%%% 08%%.%%% mg=dl ($0$8 gr=dl 66062
1alium Natrium
82 mE (62 mE
670&2 mE (680(&% mE
b. Pemeriksaan Diagnosis (" oto 9ontgen Beberapa elah oro*asial dapat terdiagnosa dengan U/C prenatal namun tidak terdapat skrining sistemik untuk elah oro*asial. Diagnosa prenatal untuk elah bibir
baik unilateral maupun bilateral
memungkinkan dengan U/C pada usia janin (2 minggu. )elah palatum tersendiri tidak dapat didiagnosa pada pemeriksaan U/C prenatal. 1etika diagnosa prenatal dipastikan rujukan kepada ahli bedah plastik tepat untuk konseling dalam usaha menegah. /etelah lahir tes geneti mungkin membantu menentukan pera4atan terbaik untuk seorang anak khususnya jika elah tersebut dihubungkan dengan kondisi genetik.
Pemeriksaan genetik juga
memberi in*ormasi pada orangtua tentang resiko mereka untuk mendapat anak lain dengan elah bibir atau elah palatum. $" 9adiologi Pemeriksaan radiologi dilakukan dengan melakukan *oto rontgen pada tengkorak. Pada penderita dapat ditemukan elah proessus ma-illa dan proessus nasalis media. 6" Pemeriksaan *isik 8" ,9I untuk e3aluasi abnormal C. Penatalaksanaan
9
menghisap susu dari botol sulit dilakukan bayi makanan dapat diberikan menggunakan sendok atau biarkan bayi menghisap dari sendok. a" Bila elah bibir tidak disertai elah palatum bayi hanya mengalami sedikit kesukaran dalam makan atau sama sekali tidak kesukaran. b" ?ika elah bibir disertai elah palatum bayi mengalami masalah bukan saja dalam menelan tetapi juga dalam menghisap karena palatum yang lengkap dan utuh diperlukan untuk memani*ulasi puting dan menghisap A/I. 9egurgitasi A/I melalui hidung menimbulkan masalah lain yang membahayakan. Inhalasi A/I harus diegah dengan mempersiapkan penyedot setiap saat. Pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat penting agar menjamin bah4a bayi dalam keadaan *isik yang baik mengalami kenaikan BB dan tidak mengalami anemia. Bila dijumpai adanya anemia harus ditangani kapan saja terjadi. $" Pemberian antibiotik Pemberian antibiotik sebagai pro*ilaksis
bertujuan
menjamin bah4a pada masa pasabedah anak tidak mengalami bahaya yang disebabkan oleh mikroorganisme yang telah ada ataupun yang masuk selama masa bedah dan pasabedah . 6" Persiapan Prabedah Prinsip manajemen prabedah bertujuan menapai atau mempertahankan status *isik yang menjamin bah4a anak mampu mengatasi trauma akibat inter3ensi bedah.
10
untuk
mengurangi
tegangan
4alaupun tegangan sudah
dikurangi dengan mengenakan peralatan seperti busur logam " Pembalutan garis sedasi biasanya jahitan sudah dibuka antar hari ke0& dan ke02. Caris jahitan biasanya ditinggal tanpa penutup dan kebersihan dipertahankan dengan mengelap area tersebut dengan air steril atau salin normal setelah selesai makan. d" Pemberian makan dapat segera dimulai setelah bayi sadar dan re*leks menelan positi*. $. ,anajemen pera4atan elah palatum /aat optimum untuk operasi perbaikan elah palatum tetap merupakan masalah kon3ensional.
semua kasus dan renana disusun untuk memastikan perkembangan biara yang adekuat. 1uantitas pengobatan atau latihan yang akan diberikan oleh seorang ahli terapi 4iara terbatas sehingga beban utama ditanggung oleh ibu. +leh sebab itu baik ibu maupun anak harus ambil bagian dalam pelajaran ini dengan ahli terapi 4iara sehingga ibu dapat melanjutkan terapi dirumah. ,elalui latihan yang ermat ada kemungkinan bagi anak untuk menapai tingkat berakap yang memungkinkan anak untuk berkomunikasi bebas dengan orang lain pasa saat mulai sekolah. +rang tua memerlukan dukungan yang banyak dari unit elah palatum menyimpan album *oto gambaran sebelum dan sesudah dari kasus yang berhasil untuk memperlihatkan kepada orang tua dan menenteramkannya bah4a bayinya akan terlihat baik setelah operasi. 6. Pemberian makan dan minum Pemberian makan dan minum pada pasien dengan labioshisis dan palatoshisis bertujuan untuk membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan airan dan elektrolit sesuai program pengobatan. H. 1omplikasi 1omplikasi yang terjadi pada pasien dengan Labio palatoshi#is adalah' (. 1esulitan berbiara @ hipernasalitas artikulasi kompensatori. Dengan adanya elah pada bibir dan palatum pada *aring terjadi pelebaran sehingga suara yang keluar menjadi sengau. $. ,aloklusi @ pola erupsi gigi abnormal. ?ika elah melibatkan tulang al3eol al3eol ridge terletak disebelah palatal sehingga disisi elah dan didaerah elah sering terjadi erupsi. 6. ,asalah pendengaran @ otitis media rekurens sekunder. Dengan adanya elah pada paltum sehingga muara tuba eustahii terganggu akibtnya dapat terjadi otitis media rekurens sekunder. 8. Aspirasi. Dengan terganggunya tuba eustahii menyebabkan re*lek menghisap dan menelan terganggu akibatnya dapat terjadi aspirasi. &. Distress perna*asan. Dengan terjadi aspirasi yang tidak dapat ditolong seara dini akan mengakibatkan distress perna*asan 7. 9esiko in*eksi saluran na*as. Adanya elah pada bibir dan palatum dapat mengakibatkan udara luar dapat masuk dengan bebas ke dalam tubuh sehingga kuman @ kuman dan bakteri dapat masuk ke dalam saluran perna*asan.
12
5. Pertumbuhan dan perkembangan terlambat. Dengan adanya elah pada bibir dan palatum dapat menyebabkan kerusakan menghisap dan menelan terganggu.
Akibatnya
bayi
menjadi
kekurangan
nutrisi
sehingga
menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi. 2. Asimetri 4ajah. ?ika elah melebar ke dasar hidung J alar artilago K dan kurangnya penyangga pada dasar alar pada sisi elah menyebabkan asimetris 4ajah. ;. Penyakit peri odontal. Cigi permanen yang bersebelahan dengan elah yang tidak menukupi di dalam tulang. /epanjang permukaan akar di dekat aspek distal dan medial insisi3 pertama dapat menyebabkan terjadinya penyakit peri odontal. (%. )rosbite. Penderita labio palatoshi#is seringkali paroksimallnya menonjol dan lebih rendah posterior prema-illary yang olaps medialnya dapat menyebabkan terjadinya rosbite. ((. Perubahan harga diri dan itra tubuh. Adanya elah pada bibir dan palatum serta terjadinya asimetri 4ajah menyebabkan perubahan harga diri dan itra tubuh. I. 1+N/EP A/UHAN 1EPE9A>A
Biodata Dijumpai pada bayi baru lahir=bulan=tahun lingkungan tempat tinggal orang tua dekat bahan toksik ! periode *usi kedua ". 9asio bayi laki0laki dan perempuan 7'8 ! ,arkum. (;;7. $&8 "
b.
9i4ayat 1esehatan (" Prenatal Adanya satu atau lebih *aktor predisposisi terjadinya labio = palato skisis antara lain toksisitas selama kehamilan. $" Post Natal 1ondisi labio palato ski#is adanya ri4ayat kesulitan dalam proses
meneteki mudah tersedak distres perna*asan dispnea. .
Pemeriksaan isik (" Pada labio skisis a" Distorsi pada hidung
13
b"
$" Pada palato skisis a"
$. Diagnosa 1epera4atan a.
Pra bedah (" Cangguan nutrisi' kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan $" 6"
dengan gangguan dalam pemberian makan. 9isiko in*eksi yang berhubungan dengan kelainan. 9isiko perubahan peran orang tua yang berhubungan dengan stres
akibat hospitalisasi. 8" Ansietas !orang tua" yang berhubungan dengan pembedahan. b. Pasa bedah (" Cangguan nutrisi' kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan teknik pemberian makan yang baru dan perubahan diet pasaoperasi. $" 1urangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan tekhnik pemberian makan dan pera4atan di rumah 6" Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan 8" Cangguan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan &" Bersihan jalan na*as tak e*ekti* berhubungan dengan ketidakmampuan mengeluarkan sekresi sekunder dari palato skisis e*ek anestesi.
6. Perenanaan Pra bedah a.
Cangguan nutrisi' kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan dalam pemberian makan. 14
("
Inter3ensi (. Bantu
ibu
dalam
9asional (.
,embantu
ibu
dalam
menyusui bila ini adalah keinginan
memberikan Asi dan posisi puting
ibu. Posisikan dan stabilkan puting
yang stabil membentuk kerja lidah
susu dengan baik di dalam rongga
dalam pemerasan susu.
mulut. $.
Bantu menstimulasi re*leks $. 1arena pengisapan di perlukan
ejeksi Asi seara manual = dengan
untuk menstimulasi susu yang
pompa
pada a4alnya mungkin tidak ada
payudara
sebelum
menyusui 6.
Cunakan
botol
dan
dot
6.
1arena
ketidakmampuan
botol yang sesuai !dot botol yang
seorang bayi dengan elah palatum
lunak dipotong serong botol0peras
membuat suatu ruangan hampa ia
atau botol biasa botol terutama
dapat mengalami re*leks mengisap
yang
yang tidak e*ekti*. Penggunakan dot
diranang
untuk
bayi
prematur" untuk memberi makan botol pada bayi.
botol
yang
tepat
memudahkan aliran airan sehingga dapat
meningkatkan
makan. Dot
botol
pemberian
khusus
yang
diguanakan bergantung pada tingkat keparahan elah tersebut.
8.
bayi
pada
sisi
8.
Meletakkan dot botol
dengan
cara
berla4anan dari elah ke arah
menstim!lasi
belakang lidah.
"stripping# 15
ba$i
ini
daat tindakan
%menekan
dot botol mela&an lida' dan ata
m!l!t
!nt!k
mengel!arkan s!s! () Posisikan ba$i tegak &. Posisi ini mencega'
&.
ata!
semi*fo&ler+
teta
relaks
nam!n tersedak dan reg!rgitasi er selama nasal)
emberian makan) 7. ,enda&akan
ba$i 7.
setela'
Bayi
perlu
disenda4akan
setia dengan *rekuensi yang sering karena
emberian 15 'ingga 30 kelainan
tersebut
dapat
ml s!s!+ tetai -angan menyebabkan menelan udara lebih inda'kan terlal!
botol banyak sehingga menimbulkan rasa
dot
selama tidak nyaman. ,elepa dot botol
sering
terlalu sering dapat melelahkan atau
emberian makan)
membuat
bayi
menyebabkan
*rustasi
sehingga
pemberian
makan
tidak komplet. 5. )oba untuk memberi makan
5.
Pemberian makan yang lebih
selama kira0kira 8& menit atau
lama
kurang
sehingga menyebabkan penapaian
untuk
setiap
makan. 2.
ba$i
daat
makan
tersedak
ata!
tegak+
melelahkan
bayi
berat badan yang sangat kurang.
.abila
letakkan
kali
dapat
Posisi
tegak
mengurangi
tana risiko aspirasi menggunakan sebuah
terasirasi+ spuit dan slang karet lunak yang
dalam dan
tidak 2.
osisi mampu menampung airan di bagian makan belakang
beri
mulut
bayi
dapat
dengan mengg!anakn s!it mengurangi aspirasi melalui elah serta slang karet l!nak) b.
9isiko in*eksi yang berhubungan dengan kelainan ("
16
a" Luka tampak bersih kering b"
ml
air
setelah
menegah saluran
susu
mengumpul
eustasia
yang
gilirannya
dapat
pertumbuhan
bakteri
di pada
menegah yang
dapat
mengarah pada terjadinya in*eksi. ,erontokkan dan /!ang form!la ata! $.
s!s!
$ang
dengan
mengering melepaskan materi ayng berkerak mengg!nakan dalam botol dapat menjaga agar
alikator
$ang
ber!-!ng elah tersebut bersih dan bebas dari bakteri sehingga mengurangi resiko
kaas basa' 6.
membersihkan
setiap pasase nasal dan palatum serta
pemberian makan.
$.
dapat
in*eksi. /etelah setiap pemberian 6. ,engatur posisi bayi dengan
makan letakkan bayi di ayunan ara ini dapat menegah aspirasi bayi atau baringkan bayi di tempat tidurnya
dengan posisi
yang
dapat
menimbulkan
miring pneumonia.
kanan dengan kepala tempat tidur ditinggikan 6% . 8. 1aji °
bayi
untuk 8.
menentukan bila ada tanda in*eksi
1ekambuhan
otitis
media
yang terjadi akibat saluran eustasia
termasuk drainase telinga yang yang tidak normal dapat diakaitkan berbau dan demam. Beri obat
dengan elah bibir palatum.
antibiotik sesuai program. . 9isiko perubahan peran orang tua yang berhubungan dengan stres akibat hospitalisasi. (" Hasil yang diharapkan' orang tua mengajukan pertanyaan yang tepat tentang kondisi bayi dapat melibatkan pera4atan bayi ke dalam gaya hidup normal mereka serta mengekspresikan perasaan mereka tentang penampilan bayi.
17
Inter3ensi (. /eri
ada
9asioanal 1esempatan kesematan (.
orang
t!a
!nt!k meningkatkan
menggendong
ini ikatan
dan
serta mempersiapkan orang tua dalam
memel!k ba$i+ dan daat pera4atan bayi di rumah. memraktikan
t!gas
emberian
era&atan
sebel!m em!langan) $.
Anjurkan orang tua untuk $. ,empersiapkan anggota keluarga
mempersiapkan anggota keluarga
untuk
termasuk saudara kandung dan
memungkinkan
kerabat lain untuk menyambut
beradaptasi dengan penampilan
kehadiran
bayinya
bayi
di
rumah.
Nasihatkan
mereka
untuk
menjelaskan
kepada
seluruh
anggota
keluarga
tentang
bayi
dengan
penampilan
kedatangan
orang
dan tua
bayi mereka
memungkinkan ber*okus
pada
kebutuhan bayi yang mendesak.
menggunakan istilah sederhana memperlihatkan kepada mereka gambar
dan
meminta
mereka
mengunjungi bayi di rumah sakit. 6. Anjurkan orang tua untuk 6. memperlakukan
bayi
+rang tua memiliki pemikiran
layaknya bah4a
bayi
anggota keluarga yang normal indi3idu dan
menjad4alkan
pera4atan
mereka
kegiatan ke
mereka
yang
merupakan
normal
dengan
menderita elah bibir atau palatum
dalam bukan sebagai indi3idu yang sedang
rutinitas sehari0hari.
sakit
sehingga
dapat
memberi
pera4atan di rumah yang adekuat 8.
dan menjaga keutuhan keluarga. Anjurkan orang tua untuk 8. ,eminta bantuan orang lain
meminta bantuan dari anggota
dalam pera4atan bayi dan pemberian
keluarga yang lain atau dari teman
makan dapat memberi orang tua
saat
memberi
makan
dan kesempatan
18
beristirahat
serta
pera4atan bayi.
ber*okus pada kebutuhan mereka
&.
sendiri. &. 1elompok
9ujuk
orang
tua
ke
pendukung
kelompok pendukung yang tepat
memberi kesempatan pada orang tua
serta pusat kranio*asial jika ada.
untuk
berbagi
perasaan
dan
pengalaman dengan orang lain yang juga memiliki situasi sama dapat mengurangi
keemasan
meningkatkan
ketrampilan koping
serta
ketrampilan
dan
penyelesaian
masalah. Pusat kranio*asial memiliki pengalam dalam memberi pera4atan bagi anak0anak dengan elah palatum atau elah bibir. d.
Ansietas !orang tua" yang berhubungan dengan pembedahan (" Hasil yang diharapkan ' orang tua mengalami penurunan rasa emas yang ditandai oleh mengekspresikan pemahaman tentang kebutuhan pembedahan dan berpartisipasi dalam pera4atan pra dan pasabedah anak atau bayi. Inte3ensi (. 1aji pemahaman orang tua
9asional (. Pengkajian
tentang
dasar untuk penyuluhan.
kelainan
anak
dan
kebutuhan pembedahan. $. ?elaskan kepada orang tua
$.
Penjelasan
ini
merupakan
yang
demikian
prosedur pembedahan termasuk mempersiapkan orang tua tentang prosedur pembedahan itu sendiri prosedur perioperasi dan hasil yang lama
pembedahan
serta
diharapkan
sehingga
penampilan anak yang diharapkan
mengurangi keemasan.
saat pasaoperasi. 6. Demonstrasikan
6.
kepada
,endemostrasikan
dapat
teknik
orang tua teknik pemberian makan pemberian makan dan menggunakan yang
benar untuk
dipraktekan
restrain lengan membantu orang tua
setelah pembedahan !meletakkan mengenal pera4atan pasaoperasi 19
slang pada mukosa bukal dan
sehingga
dapat
mengurangi rasa
mengalirkan airan sedikit demi emas. sedikit
melalui
spuit"
minta
mereka untuk mempraktikan teknik tersebut.
?uga
demonstrasikan
penggunaan restrain yang benar pada lengan sehingga menegah bayi atau anak menyentuh dan mengaggu insisi. Pasa bedah a. Bersihan jalan na*as tak e*ekti* berhubungan dengan ketidakmampuan mengeluarkan sekresi sekunder dari palato skisis e*ek anestesi. ("
6"
Inter3ensi '
Interensi (.
asional
1aji status pernapasan bayi
(.
distres
atau anak setiap 8 jam untuk
mengindikasikan
mendeteksi
suara
yang
abnormal
sianosis
mendengkur
atau
napas
yang
retraksi pernapasan
uping hidung.
20
ini
pneumonia
membutuhkan
antibiotik.
dapat
terapi
$.
Atur ulang posisi bayi atau
anak
setiap
$
jam.
$. Pengaturan0kembali
/etelah
posisi
dapat meningkatkan drainase
pembedahan elah bibir bayi atau
sekresi paru.
anak dapat diletakkan dengan baik di ayunan bayi atau dalam posisi terlentang kepala
atau
miring
ditinggikan
dengan setelah
pembedahan elah palatum ia dapat di tempatkan pada posisi tengkurap. 6.
bayi
atau
anak 6.
Udara yang sejuk dan yang
dalam tenda lembap sesuai
dilempbapkan
program.
bayi
menairkan sekresi sehingga dapat
sprei
membantu bayi atau anak bernapas
Pertahankan
diselimuti
dan
ganti
dengan teratur.
membantu
dengan lebih tubuh
mudah. ,enutupi
dengan
selimut
dapat
menegah anak dari menggigil.
8.
Pertahankan bayi atau anak 8.
dalam
posisis
tegak
Posisi
tegak
mengurangi
dalam risiko tersedak dan aspirasi.
pemberian makan.
b. 1urangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan tekhnik pemberian makan dan pera4atan di rumah ("
Interensi
asional
(.
(.
?elaskan pada orang tua
Penjelasan
yang
demikian
si*at dari kelainan dan kebutuhan
dapat mengurangi keemasan dan
untuk pera4atan lanjutan.
meningkatkan kepatuhan terhadap terapi
yang
diprogramkan
dan
pembedahan selanjutnya. $. Ajarkan orang tua dari bayi $. 1arena kelainan tersebut orang yang mengalami elah bibir
tua
atau elah palatum tentang
khusus saat pemberian makanan
teknik
bayi a. 1arena kelainan ini mungkin
pemberian
makan
berikut ini' a. Beri bayi makan dengan menggunakan
botol
dan
perlu
memberi
perhatian
re*leks menghisapnya tidak e*ekti*.
,enggunakan
dot botol yang sesuai !dot
pemberian
bayi yang lunak berbentuk
sesuai
serong atau dot khusus
bah4a
yang didesain untuk bayi
setiap porsi makanan yang
prematur botol peras atau
diberikan.
botol biasa". b. Atur posisi didalam
dot
botol
mulut
bayi
arah
dengan
berla4anan
elah dan mengarah ke
makan
alat
dapat ia
memastikan mengonsumsi
b. ,eletakkan dot botol dengan ara
demikian
menstimulasi
dapat gerakan
JmenyedotK
yang
digunakkan
bagian belakang lidah.
yang
bayi
untuk
mngisap airan dari dalam . Pertahankan posisi
tegak
bayi atau
dalam semi
*o4ler
botol. . ,engatur posisi bayi tegak atau
semi
menegah
d. /enda4akan bayi setelah setiap pemberian (&06% ml.
*o4ler regurgitasi
nasal dan tersedak d. ,enyenda4akan sering
dapat
dapat
per
dengan
mengurangi
jumlah udara yang ditelan selama sehingga 22
pemberian
makan
mengurangi
rasa
e. Bersihkan
elah
tidak nyaman bayi. e. ,embersihkan elah segera
segera
setelah
setelah pemberian makan.
dapat 6.
?elaskan kepada orang tua
tentang
pemberian
makan
mengurangi
resiko
in*eksi. Bayi mungkin memerlukan
6.
tujuan dan pembinaan pemantauan terhadap apnea untuk
penggunaan alat pantau apnea jika
mendeteksi
episode
alat pantau diprogramkan untuk berhubungan penggunaan di rumah.
apnea
dengan
yang
kesulitan
pernapasan akibat aspirasi pemberian
makan. " +rang tua dapat memahami pera4atan dan pengobatan setelah pembedahan Inter3ensi 9asional (. Ajarkan orang tua tentang teknik (. ,enggunakan pemberian makan berikut ini ' a. Cunakan sendok buka garpu untuk memberi anak makanan lunak serta souit berujung karet
atau
mangkuk
memungkinkan" memberi airan. b. ?angan
bayi
!jika
sendok
makan padat dan spuit berujung karet
untuk
airan
dapat
mengurangi risiko trauma pada alur jahitan. ,enggunakan sedotan dapat membahayakan alur jahitan.
untuk atau
biarkan
anak anak
menggunakan sedotan. $. Ajarkan orang tua ara mera4at $.
Pera&atan
al!r
alur jahitan ' -a'itan $ang benar daat a. Cunakan larutan salin dan
memastikan
aplikator untuk jahitan. b. +leskan sesuai
berujung
membersihkan
kapas alur
kebersi'an
se'ingga meng!rangi risiko infeksi+
dan
meng!rangi
antibiotik embent!kan
salep program
menutup insisi. . Periksa area insisi
23
untuk daat
kerak
$ang
men$ebabkan
-aringan ar!t membesar bedah infeksi
memb!t!'kan
untuk melihat tanda in*eksi interensi medis) misalnya
kemerahan
pembengkakan dan drainase purulen dan laporkan temuan tersebut kepada dokter. d. Beri air sedikit sedikit setelah pemberian
makan
untuk
membuang sisa susu yang menempel
mengingat
ini
merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan 6.
in*eksi. /ampaikan kepada orang tua
bah4a
mereka
8.
9estrain lengan menegah
harus bayi atau anak menggaruk alur
mempertahankan lengan bayi atau jahitan atau memasukkan benda di anak
ter*iksasi.
?elaskan
bah4a dalam
mulutnya.
,elepaskan
mereka harus melepas restrain seara restrain memungkinkan 9+, dan berkala mempertahankan agar bayi
menegah
atau anak tetap dia4asi. &. /etelah pembedahan
neuro3asular. 6. ,engatur posisi bayi atau
elah
bibir instruksikan orang tua untuk anak
gangguan
melalui
ara
ini
mengatur posisi bayi atau anak pada
menegahnya menggosokkan bibir
ayunan
ke linen tempat tidur.
miring
bayi atau dalam atau
telentang
posisi jangan
menekan daerah abdomen dengan kepala
tempat
tidur
ditinggikan
setelah pembedahan elah palatum instruksikan meletakannya
orang
tua
dalam
untuk posisi
tengkurap. 7. Beri tahu orang tua untuk ,enangis yang lama menyebabkan mengantisipasi perlunya bayi atau tegangan pada alur jahitan anak mengurangi tangisan. 5. ?elaskan kepada orang tua
24
Inspeksi
telinga
dan
e3aluasi
pentingnya pera4atan tindak lanjut pendengaran
sangat
penting
termasuk perlunya inspeksi telinga
karena
perkembangan
saluran
dan e3aluasi dan pendengaran setiap
eustaki
yang
$08 bulan dan pemeriksaan rutin serta
mepredisposisi bayi atau anak pada
imunisasi.
serangan otitis media yang lebih
abnormal
dapat
sering yang dapat mengarah pada kehilangan
pendengaran.
Pemeriksaan rutin dan imunisasi membantu 2.
Diskusikan
pera4atan
kemungkinan
lanjutan
kranio*asil memungkinkan
di
kesehatan optimal Anak0anak dengan elah palatum
pusat dapat mengalami hambatan 4iara
regional
jika dan
termasuk
mempertahankan
masalah
struktur
terapi sehingga
membutuhkan
4iara pera4atan otodontik dan pembedahan. pembedahan.
ekstensi*
geligi
Anak
mungkin
bergantung
pada
keparahan de*ek. . Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan ("
Interensi (.
9asional 1aji bayi atau anak untuk (. Bayi atau anak mungkin terlalu
mengetahui iritabilitas kehilangan
muda
selera
memeriksakan
makan
dan
kegelisahan
setiap $ jam setelah pembelahan.
nyaman
usianya
untuk
rasa
melalui
tidak
kata0kata
petunjuk perilaku adalah satu0 satunya indikasi nyeri. $.
Beri obat analgetik sesuai
program. 6. Lakukan
akti3itas
25
$.
+bat
analgesik
mengurangi nyeri. 6. Akti3itas
dapat
pengalihan
pengalihan misalnya permainan
mem*okuskan
kartu 3ideotapes dan membaa anak buku untuk anak yang lebih besar.
kembali
mengurangi
perhatian
persepsinya
terhadap nyeri.
d. Cangguan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan ("
ini
setelah
pemberian
tepat menjamin terapainya
makan dan sesuai kebutuhan' a. Bersihkan garis sutura dengan menggunakan
larutan
kebersihan pemisahan
salin
dan
basah. b. +leskan salep antibiotik sesuai
jahitan
pemberian
jumlah
mungkin pembesaran
jaringan parut. gejala
air
setelah
makan
untuk
membersihkan
yang
mengakibatkan
menegah
pemisahan sutura. . Pantau tanda dan in*eksi. d. Beri sedikit
mengurangi
materi berkerak disekitar alur
program untuk melembapkan dan
sutura
mengurangi resiko in*eksi
dan aplikator berujung kapas
mulut
menegah
mulut
dari
setiap sisa susu yang dapat menyebabkan $.
bakteri. Pasang restrain lengan sesuai $.
program. latihan
pertumbuhan
E3aluasi pergerakan
sirkulasi sendi
setiap $ jam.
9estrain lengan menegah
dan bayi atau anak menggaruk alur
!9+," jahitan atau meletakkan objek dalam mulutnya sampai insisi
26
pemulihan. E3aluasi memastikan sirkulasi
yang
adekuat
dan
latihan 9+, menegah kekuatan 6.
/etelah
pembedahan
elah
dan kontaktur otot. 6. Duduk ditempat
duduk
bibir posisikan bayi atau anak dengan bayi atau berbaring miring atau baik berbaring miring atau terlentang
terlentang setelah pembedahan
bukan posisi telungkup pertahankan
elah
kepala
tempat
tidur
bibir
menegah
anak
ditinggikan menggesekan bibirnya pada linen
setelah pembedahan elah palatum tempat tidur mengnurangi risiko posisikan anak atau bayi telungkup.
ruptur setelah
berbaring
telungkup
pembedahan
elah
palatum menegah tekanan pada 8.
Antisipasi
perlunya
alur jahitan. anak 8. ,enangis
mengurangi menangis.
menyebabkan
tegangan pada alur jahitan yang dapat menyebabkan ruptur.
e. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan tampak keaatan pada anak ("
*.
Pelaksanaan
27
Pelaksanaan tindakan kepera4atan anak dengan labio palato ski#is didasarkan pada renana yang telah ditentukan dengan prinsip' a. ,empertahankan Nutrisi adekuat b. ,enegah In*eksi . ,empersiapkan orang tua untuk dapat mengatasi stres akibat hospitalisasi d. ,empersiapkan orang tua untuk dapat mengatasi rasa emas. e. ,enegah aspirasi dan obstruksi jalan na*as dan mempertahankan kepatenan pada jalan na*as *. ,empersiapkan orang tua untuk menerima keadaan bayi= anak dan pera4atan di rumah g. ,eningkatkan rasa nyaman h. ,empertahankan keutuhan kulit i.
,eningkatkan
bonding
orang
tua0anak dan partisipasi
dalam
pera4atan
g. E3aluasi /etelah tindakan kepera4atan dilakukan e3aluasi proses dan hasil mengau pada kriteria e3aluasi yang telah ditentukan pada masing0masing kepera4atan sehingga ' masalah teratasi atau tujuan terapai a. ,asalah teratasi atau tujuan terapai sebagian. b. ,asalah tidak teratasi atau tujuan tidak terapai.
28
I. A/UHAN 1EPE9A>AIB. b. Pengumpulan data dengan obser3asi seara langsung bertanya pada keluarganya dan medial report bayi. . Identitas Bayi (" Nama ' By Ny. / $" IB 6" ?enis kelamin ' Laki0Laki 8" No 9, ' 86865( &" Diagnosa ,edis ' Labiopalatoskisis Polidatili dan ,iropenis dengan 9i4ayat As*iksia 9ingan d. Identitas +rang
Ayah (" Nama Ayah '
e. 9i4ayat kehamilan dan kelahiran
29
(" Prenatal ?umlah
Pemeriksaan
ke
bidan
sebanyak
6-
!<,(M%<,$M(-<,6M$-" di bidan desa. ,elakukan imunisasi << (- pada <,$ HPH< ' (%0$0$%(7 HPL (50((0$%(7 kenaikan BB selama hamil (%kg oleh bidan diberi obat seperti 3it.) e 1alk. /etiap periksa ibu pasien melakukan U/C dan U/C terakhir !Umur kehamilan 5 bulan" ibu pasien mengetahui kalau janinnya memiliki
kelainan
ba4aan.
Ibu
pasien
tidak
mengetahui
kehamilannya sampai trimester $ dan sebelumnya ibu pasien sering mengonsumsi obat 4arung jika merasa pusing mual dan muntah. $" Intranatal Bayi Ny./ lahir tanggal (( /eptember $%(7 pukul (&.6% >IB masa gestasi 6% ( minggu status gestasi C6P$A%bayi dilahirkan seara spontan dengan 1PD $6 jam dan atas indikasi PE9 tempat melahirkan di 9/UD Pandanarang Boyolali dibantu oleh Dokter /pesialis dan Bidan. 6" Post natal APCA9 sore &0502 jenis kelamin Laki0laki BBM $2%% gr PB M 8&m L1M6$m LDM6(m air ketuban keruh berbau tali pusat masih basah dan tampak layu. Nilai APCA9 Angka penilaian
( ,enit
& ,enit
(% ,enit
%
(
$
Bunyi
Lambat
Diatas (%%
(
$
$
jantung
ada
!O(%%"
Perna*asa
,enangis
(
(
(
n
ada
teratur
Lemas
/edikit
Pergeraka
(
(
$
*leksi
n akti*
,enyeringa
,enangis
(
(
(
ada
i
kuat
9e*lek
30
>arna
Biru
Badan
/eluruh
puat
merah
badan
e-termitas
merah
(
$
$
&
5
2
biru ?umlah
*. Pola 1esehatan (" Pola Eliminasi a" BAB ' belum b" BA1 ' belum $" Pola Nutrisi a" Bayi terpasang +rogastri
Parenteral berupa In*us D (%
((=jam. 6" Pola Hygiene = 1ebersihan Diri a" /elama di 9/ bayi setiap hari dimandikan oleh pera4at dengan menggunakan 4aslap basah kemudian dikeringkan dengan handuk. g. Pemeriksaan isik ("
31
/utura ' datarlunak 9ambut ' Hitam keriting b" ,ata 1esimetrisan ' /imetris antara mata kanan dan kiri /klera ' ikterik 1onjungti3a ' anemis " Hidung Lubang hidung ' Ada dan kedua lubang hidung mengalami distorsi )uping hidung ' Ada d" ,ulut dan Lidah Bibir ' ,engalami distorsi Palatum ' terbelah >arna palatum ' ,erah muda >arna lidah ' ,erah mudaQ arna ' /ama dengan kulit 4ajah Daun telinga ' ada Lekuk telinga !pina" ' ada 9ikoil ' epat )airan yang keluar '
32
I ' Bentuk abdomen bulat lonjong tidak terlihat asites A ' arna 'merah muda $" Ba4ah Pergerakan ' baik ?ari kaki kanan=kiri ' arna kulit merah muda tidak terdapat yanosis tekstur kulit halus m" Anus ,empunyai lubang anus n" 9e*leks primiti3e ,oro' ada respon pada saat diberi respon re*lek kejut pada kaki dan tangan bayi menjadi kaget bayi terkejut. Crasping' adanya re*lek pada saat diberi benda pada tangan bayi jari0jari bayi menggenggam ada re*lak pada bayi namun masih lemah.
33
/tepping' tidak terkaji 9ooting ' ibu belum menyusui bayi /uking ' tidak terkaji dikarenakan mulut mengalami distorsi 8" Penatalaksanaan a" Program terapi tanggal (5 ?uni $%(6 (" In*us D (% keepatan ((=jam $" Inj. Ampiillin (&%mg=($jam=I 6" Inj. Centamiin (7 mg=$8 jam=I b" Program Diit tanggal (5 ?uni $%(6 (" Diit +C< A/I 5- &=hari &" Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan leukosit eritrosit trombosit Hb Ht 1alium Natrium h. Data okus Data /ubyekti*
Hasil (6.%%% mg=dl 6&%% mg=dl $5%.%%% mg=dl (7 gr=dl 6% 82 mE (62 mE
Normal
9000 12000 mm3 8507( juta $%%.%%% 08%%.%%% mg=dl ($0$8 gr=dl 66062 670&2 mE (680(&% mE
Data +byekti* (. Bibir ,engalami distorsi Palatum terbelah $. 9espirasi' 7% -=menit ! tidak teratur" 6. D? ' (88 -=menit !teratur" 8. /uhu ' 657 o ) &. Bayi terpasang +rogastri
34
(%. Diit +C< A/I 5- &=hari ((. arna kulit merah muda (&. ,asih terdapat residu ( saat diberikan A/I melalui sonde terlihat retraksi dada dan terlihat dispneu (7.
i. No. DI
Analisa Data Data D+'
a.
II
Bibir ,engalami distorsi Palatum terbelah b. ,asi h terdapat residu ( saat diberikan A/I melalui sonde .
Problem
Etiologi
9esiko Aspirasi
Bibir ,engalami distorsi Palatum terbelah
Bersihan ?alan Na*as
Penumpukan /ekret yang berlebih
III
I
D+ ' a. Antropometri Berat Badan ' $2%% gram Panjang Badan ' 8& m Lingkar 1epala ' 6$ m Lingkar Dada ' 6( m b. Nutrisi diberikan melalui /onde berupa A/I &=6 jam dan masih terdapat residu ( saat diberikan A/I melalui sonde dan Parenteral berupa In*us D (% ((=jam. D/ ' 0 D+ ' a. /uhu ' 657o ) b. Bayi terpasang +rogastri arna kulit merah muda g.
Perubaha n Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1etidakmampua n untuk memasukkan nutrisi oleh karena *ator *isik
9esiko In*eksi
1eaatan dan
$. DIACN+/A 1EPE9A>A
No. DI
II
Diagnosa 9esiko Aspirasi
Bersihan
Inter3ensi (. bserasi
dan
monitor
$. k!r esid! dan mas!kkan sonde ?alan (. bserasi dan 36
Na*as E*ekti*
III
I
/elasa (6 /eptember $%(7
I
II
III
9abu (8 /eptember $%(7
dengan
tekanan renda' 6. Monitor 'eadbo; 8. .!sk!ltasi s!ara nafas Perubahan (. /erikan s!s! form!la Nutrisi kurang sebagai engganti .,I Motiasi ib! !nt!k dari kebutuhan $. memeras .,I n$a tubuh 6. k!r esid! dan memas!kkan sonde 9esiko In*eksi (. bserasi dan Memonitor $. /erikan In-eksi .misilin 150mg 9esiko Aspirasi (. k!r esid! dan memas!kkan sonde $. bserasi dan Memonitor Bersihan ?alan (. bserasi dan monitor Na*as
I
dari kebutuhan tubuh 9esiko In*eksi
I
9esiko Aspirasi
37
/erikan in-eksi .misilin 150mg Gentamicin 16mg $. bserasi dan Memonitor 6. /ersi'kan ink!bator 8. k!r s!'! &. :ak!kan tindakan asertif sebel!m memegang ba$i < mengganti ook dan amers 7. bserasi tali !sat ( k!r esid! dan memas!kkan sonde $ bserasi dan Memonitor (.
II
Bersihan Na*as E*ekti*
?alan ( bserasi dan Memonitor
membersi'kan lendir ada daera' m!l!t III
1amis (& /eptember $%(7
/erikan s!s! form!la sebagai engganti .,I $. Motiasi ib! !nt!k memeras .,I n$a (. /erikan in-eksi .misilin 150mg Gentamicin 16mg $. bserasi dan Memonitor 6. /ersi'kan ink!bator (.
I
Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 9esiko In*eksi
I
9esiko Aspirasi
(. k!r esid! dan
memas!kkan sonde $. bserasi dan Memonitor II
III
I
Bersihan Na*as E*ekti*
?alan (. bserasi dan
membersi'kan lendir ada daera' m!l!t 6. :ak!kan s!ction dengan tekanan renda' 8. Monitor 'eadbo; &. .!sk!ltasi s!ara nafas Perubahan 1) k!r esid! dan Nutrisi kurang memas!kkan sonde Matikan : dari kebutuhan 2) tubuh 9esiko In*eksi
38
1) bserasi dan Memonitor 2) /ersi'kan ink!bator 3) :ak!kan tindakan asertif sebel!m memegang ba$i < mengganti ook dan amers 4) k!r s!'! 5) /erikan in-eksi .misilin
150mg ?umat (7 /eptember $%(7
I
9esiko Aspirasi
1) k!r esid! dan memas!kkan sonde 2) bserasi dan Memonitor
II
Bersihan ?alan Na*as
1) bserasi dan Memonitor 2) :ak!kan oral '$giene $ait! membersi'kan lendir ada daera' m!l!t 3) :ak!kan s!ction dengan tekanan renda' 4) .!sk!ltasi s!ara nafas
III
Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 9esiko In*eksi
1) k!r esid! dan memas!kkan sonde 2) :ak!kan fototerai 3) Matikan :
I
/abtu (5 /eptember $%(7
I
9esiko Aspirasi
II
Bersihan ?alan Na*as
III
Perubahan
39
(. $. pusat 6. 8. << &. 7. (.
,andikan pasien Lakukan pera4atan pada tali Berikan injeksi Ampisilin (&%mg +bser3asi 1U dan ,emonitor Bersihkan inkubator Ukur suhu
/erikan In-eksi .sam raneksamat 30mg anitidine 2+5mg $. /erikan in-eksi .drenalin 0+3cc 6. Pasang neo!= (. :ak!kan >P dan memasang ?eo!= $. bserasi keadaan !m!m 6. /erikan In-eksi .sam raneksamat 30mg anitidine 2+5mg 8. :ak!kan >P &. /erikan in-eksi .drenalin 0+3 cc (. Periksa G@,
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
$. 6. 8.
Pasang Inf!s @ 10A .lirkan G /erikan in-eksi .drenalin
0+3cc I
9esiko In*eksi
/erikan In-eksi .sam raneksamat 30 mg anitidine 2+5mg $. /erikan in-eksi .drenalin 0+3cc (.
6. I,PLE,EN
Hari=
?am
No.D-
Implementasi
%;.%%
I II I
,engobser3asi 1U dan ,emonitor <<
%;.%%
III
(%.%%
II
($.%%
III
(8.%%
I II I
(8.6%
III
(&.%%
IIII
Hasil 1U ' Lemah << ' H9 ' (82 -=menit 99 ' 7%-=menit < ' 657%) 9esidu ' ( /onde ' 6
,emberikan susu *ormula sebagai pengganti A/I ,elakukan sution /eret keluar dengan tekanan be4arna oklat rendah kemerahan ,emoti3asi ibu Ibu mengatakan untuk memeras A/I A/Inya belum keluar nya ,engobser3asi 1U 1U ' Lemah dan ,emonitor << ' << H9 ' (8% -=menit 99 ' 78-=menit < ' 62(%) ,emoti3asi ibu Ibu mengatakan untuk memeras kolustrum sudah A/Inya keluar sekitar & ,engukur 9esidu 9esidu ' %& dan memasukkan /onde ' 6 sonde
40
Para* dan Nama
/elasa (6 /eptember $%(7
(7.%%
II
,emonitor headbo-
(2.%%
I III
(2.%&
I
(;.%%
II
$(.%%
I III
%%.%%
I III
%6.%%
I III
%7.%%
I III
%7.%&
I
%5.6%
I II I
%2.%%
I
,embersihkan inkubator
%2.6%
II
%;.%%
I III
,elakukan oral hygiene yaitu membersihkan lendir pada daerah mulut ,engukur 9esidu dan memasukkan sonde
,engukur 9esidu dan memasukkan sonde ,emberikan Injeksi Ampisilin (&% mg ,engakultasi suara na*as ,engukur 9esidu dan memasukkan sonde ,engukur 9esidu dan memasukkan sonde ,engukur 9esidu dan memasukkan sonde ,engukur 9esidu dan memasukkan sonde ,emberikan injeksi Ampisilin (&%mg Centamiin (7mg ,engobser3asi 1U dan ,emonitor <<
41
Headbo- terpasang dengan oksigen 5L=menit 9esidu ' 0 /onde ' 6 +bat masuk 3ia I ,asih terdengar suara na*as tambahan ronhi kering 9esidu ' 0 /onde ' 8 9esidu ' 0 /onde ' 8 9esidu ' 0 /onde ' 8 9esidu ' 0 /onde ' 8 +bat masuk 3ia I
1U ' Lemah << ' H9 ' (82 -=menit 99 ' 7%-=menit < ' 675%) Inubator dibersihkan dengan air bersih dan di lap dengan kain Lendir telah dibersihkan menggunakan kassa steril yang di basahi dengan air hangat 9esidu ' %& /onde ' &
9abu
(%.%% ($.%%
I I III
(6.%%
I
(8.6%
I II I
(&.%%
I III
(7.%%
I
(2.%%
I III
(2.%&
I
(2.6% (;.6%
I II
$%.%%
I
$(.%%
I III
%%.%%
I III
,engukur suhu /uhu ' 677 %) ,engukur 9esidu 9esidu ' 0 dan memasukkan /onde ' & sonde ,elakukan Pasien Nampak BAB tindakan aserti* mengeluarkan sebelum memegang mekonium dan bayi ' mengganti pasien tampak BA1 popok dan pampers dan dibersiskan dengan larutan sa*lon pada daerah anus ,engobser3asi 1U 1U ' Lemah dan ,emonitor << ' << H9 ' (82 -=menit 99 ' 7%-=menit < ' 675%) ,engukur 9esidu 9esidu ' 0 dan memasukkan /onde ' & sonde ,engobser3asi tali
42
(8 /eptember $%(7
dan memasukkan sonde ,engukur 9esidu dan memasukkan sonde ,engukur 9esidu dan memasukkan sonde ,emberikan injeksi Ampisilin (&%mg Centamiin (7mg ,engobser3asi 1U dan ,emonitor <<
/onde ' 7
%6.%%
I III
%7.%%
I III
%7.%&
I
%5.6%
I II I
%2.%%
I
,embersihkan inkubator
%2.6%
II
%;.%%
I III
(%.%%
I
(%.6% ((.%%
I III
($.%%
I III
(6.%%
II
,elakukan oral hygiene yaitu membersihkan lendir pada daerah mulut ,engukur 9esidu dan memasukkan sonde ,elakukan Pasien Nampak BAB tindakan aserti* mengeluarkan sebelum memegang mekonium dan bayi ' mengganti pasien tampak BA1 popok dan pampers dan dibersiskan dengan larutan sa*lon pada daerah anus ,engukur suhu /uhu 65 %) ,elakukan ototerapi dilakukan ototerapi selama ($jam ,engukur 9esidu 9esidu ' 0 dan memasukkan /onde ' 5 sonde ,emonitor Headbo- terpasang headbodengan oksigen
43
9esidu ' 0 /onde ' 7 9esidu ' 0 /onde ' 7 +bat masuk 3ia I
1U ' Lemah << ' H9 ' (82 -=menit 99 ' 78-=menit < ' 65%) Inubator dibersihkan dengan air bersih dan di lap dengan kain Lendir telah dibersihkan menggunakan kassa steril yang di basahi dengan air hangat 9esidu ' 0 /onde ' 5
1amis (& /eptember $%(7
(8.%%
I II I
(&.%%
I III
(7.%%
I
(5.%%
II
(2.%%
I
(2.%&
I III
(;.6%
II
$(.%%
I III
$6.%% %%.%%
III I III
%6.%%
I III
%7.%%
I III
%7.%%
III
%7.%&
I
,engobser3asi 1U dan ,emonitor <<
2L=menit 1U ' Lemah << ' H9 ' (7% -=menit 99 ' 78-=menit < ' 65( %) 9esidu ' 0 /onde ' 2
,engukur 9esidu dan memasukkan sonde ,elakukan Pasien nampak BAB tindakan aserti* mengeluarkan sebelum memegang mekonium dan bayi ' mengganti pasien tampak BA1 popok dan pampers dan dibersiskan dengan larutan sa*lon pada daerah anus ,elakukan sution /eret keluar dengan tekanan be4arna oklat rendah kemerahan ,emberikan injeksi +bat masuk 3ia I Ampisilin (&%mg ,engukur 9esidu 9esidu ' 0 dan memasukkan /onde ' 2 sonde ,engakultasi suara ,asih terdengar na*as suara na*as tambahan ronhi kering ,engukur 9esidu 9esidu ' 0 dan memasukkan /onde ' (% sonde ,ematikan L< ,engukur 9esidu 9esidu ' 0 dan memasukkan /onde ' (% sonde ,engukur 9esidu 9esidu ' ( dan memasukkan /onde ' (% sonde ,engukur 9esidu 9esidu ' ( dan memasukkan /onde ' (% sonde ,elakukan Dilakukan *ototerapi ototerapi selama ($ jam ,emberikan injeksi +bat masuk 3ia I
44
Ampisilin (&%mg Centamiin (7mg ,engobser3asi 1U dan ,emonitor <<
%5.%%
I II I
%2.%%
I
,embersihkan inkubator
%2.6%
II
%;.%%
I III
(%.6%
I
((.6%
II
($.%%
I III
(6.%%
II
(8.%%
I II I
(&.%%
I III
,elakukan oral hygiene yaitu membersihkan lendir pada daerah mulut ,engukur 9esidu dan memasukkan sonde ,elakukan Pasien Nampak BAB tindakan aserti* mengeluarkan sebelum memegang mekonium dan bayi ' mengganti pasien tampak BA1 popok dan pampers dan dibersiskan dengan larutan sa*lon pada daerah anus ,elakukan sution /eret keluar dengan tekanan be4arna oklat rendah kemerahan ,engukur 9esidu 9esidu ' ( dan memasukkan /onde ' (% sonde ,emonitor Headbo- terpasang headbodengan oksigen 5L=menit ,engobser3asi 1U 1U ' Lemah dan ,emonitor << ' H9 ' (88 << -=menit 99 ' 72-=menit / ' 65&%) ,engukur 9esidu 9esidu ' ( dan memasukkan /onde ' (% sonde
45
1U ' Lemah << ' H9 ' (82 -=menit 99 ' 78-=menit < ' 65$%) Inubator dibersihkan dengan air bersih dan di lap dengan kain Lendir telah dibersihkan menggunakan kassa steril yang di basahi dengan air hangat 9esidu ' ( /onde ' (%
?umSat (7 /eptember $%(7
(7.%%
II
(5.%% (2.%% (2.%&
I III I III
(2.(%
I
(;.%%
II
$%.%%
I II I
$(.%%
I III
$$.%%
I
%%.%%
I III
%6.%%
I III
%&.6%
I
%&.8&
I
,elakukan sution /eret keluar dengan tekanan be4arna oklat rendah kemerahan ,engukur suhu /uhu 65& %) ,ematikan L< ,engukur 9esidu 9esidu ' 0 dan memasukkan /onde ' (% sonde ,emberikan injeksi +bat masuk 3ia I Ampisilin (&%mg ,engakultasi suara ,asih terdengar na*as suara na*as tambahan ronhi kering ,engobser3asi 1U 1U ' Lemah dan ,emonitor << ' H9 ' (82 << -=menit 99 ' 78-=menit < ' 65$ %) ,engukur 9esidu 9esidu ' 0 dan memasukkan /onde ' ($ sonde ,elakukan Pasien nampak BAB tindakan aserti* mengeluarkan sebelum memegang mekonium dan bayi ' mengganti pasien tampak BA1 popok dan pampers dan dibersiskan dengan larutan sa*lon pada daerah anus ,engukur 9esidu 9esidu ' 0 dan memasukkan /onde ' ($ sonde ,engukur 9esidu 9esidu ' 0 dan memasukkan /onde ' (6 sonde ,emandikan pasien Pasien dimandikan menggunakan 4ashlap dengan air hangat ,elakukan
46
%7.%%
I III
,engukur 9esidu dan memasukkan sonde ,emberikan injeksi Ampisilin (&%mg ,engobser3asi 1U dan ,emonitor <<
%7.%&
I
%5.%%
I II I
%2.%%
I
,embersihkan inkubator
%2.6%
II
%;.6%
I III
%;.8%
III
(%.%% ($.%%
I I III
(6.%%
II
(8.%%
I II I
,elakukan oral hygiene yaitu membersihkan lendir pada daerah mulut ,engukur 9esidu dan memasukkan sonde ,elakukan *ototerapi ,engukur suhu ,engukur 9esidu dan memasukkan sonde ,elakukan sution dengan tekanan rendah ,engobser3asi 1U dan ,emonitor <<
(&.%%
I III
(7.6% (2.%%
III I
,engukur 9esidu dan memasukkan sonde ,ematikan L< ,emberikan injeksi
47
)+B9A dengan keepatan ((6=jam 9esidu ' 0 /onde ' (6 +bat masuk 3ia I 1U ' Lemah << ' H9 ' (82 -=menit 99 ' 78-=menit < ' 65$%) Inubator dibersihkan dengan air bersih dan di lap dengan kain Lendir telah dibersihkan menggunakan kassa steril yang di basahi dengan air hangat 9esidu ' 0 /onde ' (6
+bat masuk 3ia I
/abtu (5 /eptember $%(7
Ampisilin (&%mg ,engukur suhu ,engakultasi suara na*as
(2.6% (;.%%
I II
$%.%%
I II I
,engobser3asi 1U dan ,emonitor <<
$(.%%
I III
%%.%% %%.%(
III II
%%.%&
III
%(.%% %$.%% %6.%%
III III III
,engukur 9esidu dan memasukkan sonde ,emeriksa CD/ ,elakukan 9?P dan memasang Neopu** ,emasang In*us D (% ,emeriksa CD/ ,emeriksa CD/ ,engalirkan +C<
%7.%% %5.%%
III II
($.%%
I II I
(6.%% (6.(% (8.%%
II I II III I II
(8.%&
I
(8.(%
,emeriksa CD/ ,engobser3asi keadaan umum ,emberikan Injeksi Asam
Pasien mengalami gagal na*as dan akhirnya pasien meninggal dunia.
48
/uhu 65; %) ,asih terdengar suara na*as tambahan ronhi kering 1U ' Lemah << ' H9 ' (88 -=menit 99 ' 5$-=menit < ' 65& %) 9esidu ' 0 /onde ' (% CD/ ' Lo4 Bayi na*as spontan In*us masuk 3ia I CD/ ' 65 CD/ ' 85 +C< dialirkan keluar darah segar CD/ ' 7( Pasien terlihat lemah dan sering mengalami apnoe +bat masuk 3ia I
Bayi tetap apnoe +bat masuk 3ia I Pasien terlihat lemah dan pasien masih apnoe Pasien terpasang neopa** dengan oksigen (%L=menit
8. EALUA/I Hari=
No.D I
II
1amis (& /eptember $%(7 ?am (8.%%
III
I
/abtu (5 /eptember $%(7
E3aluasi /'0 +' 0 9esidu lambung ' 0 0 Bayi tidak tersedak A' ,asalah Belum
49
50
BAB III PENU
A. 1esimpulan )elah bibir dan langit0langit !)le*t lip and palate" adalah suatu aat=kelainan ba4aan berupa elah pada bibir gusi dan langit0langit. Labio = Palato skisis merupakan kongenital yang berupa adanya kelainan bentuk pada struktur 4ajah !Ngastiah $%%& ' (75". 1lasi*ikasi labiopalatoskisis dibagi menjadi palatum primer dan palatum sekunder. Penyebab labiopalatoskisis diantaranya *aktor genetik insu*isiensi
#at
untuk tumbuh kembang organ pengaruh obat teratogenik dan *aktor lingkungan. ,ani*estasi klinis labiopalatoskisis antara lain de*ormitas pada bibir kesukaran dalam menghisap=makan kelainan susunan arhumdentis. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan diagnosis. Asuhan kepera4atan pada labiopalatoskisis meliputi pengkajian !biodata ri4ayat kesehatan pemeriksaan *isik" diagnosa kepera4atan perenanaan pelaksanaan dan e3aluasi. B. /aran Bagi masyarakat khususnya ibu hamil dapat sesering mungkin untuk memeriksakan kehamilannya dan menghindari seminimal mungkin hal0hal yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan kongenital pada janin atau organ yang dikandungnya.
51