LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
CA COLON SIGMOID Untuk memenuhi tugas Profesi Ners Departemen Surgikal Ruang 20 RSSA Malang
HALAMAN PENGESAHAN
CA COLON SIGMOID DI RUANG 20 RSUD dr SAIFUL ANWAR MALANG
Untuk memenuhi tugas Profesi Ners Departemen Surgikal Ruang 20 RSSA Malang
Oleh : ELY FITRIATUS SHOLEHAH
I. KONSEP DASAR A.DEFINISI Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI,2008 : 268). Sedangkan Kanker adalah suatu penyakit yang di tandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177). Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal / neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari kolon. Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan
Familial poliposis
: polip di usus mengalami degenerasi maligna karsinoma.
Kondisi ulserative
: penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena karsinoma kolon.
3) Genetik Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½kali lebih banyak dari pada anak-anak yang orang tuanya sehat.
C. PATOFISIOLOGI 1)
Anatomi fisiologi kolon Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon tediri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (descending), sigmoid, dan rektum.
transverse), kolon menurun
Bagian kolon dari usus buntu hingga
pertengahan kolon melintng sering di sebut dengan “kolon kanan”, sedangkan bagian sisanya serng di sebut dengan “kolon kiri” .
D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas dan tidak dapat di operasi lagi.
E. KOMPLIKASI Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor atau melalui penyebaran metastase yang termasuk : ·
Perforasi usus besar yang di sebabkan peritonitis
·
Pembentukn abses Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan perdarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar secara berangsurangsur membantu usus besar dan pada akhirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada di sekitarnya (uterus, urinary bladder, dan ureter) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
G. STADIUM KLINIS Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN
STADIUM
TINGKAT PENYEBARAN
TIS
Carsinoma in situ
T1
Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler
T2
Sudah mengenai otot dinding
T3
Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar
T4
Sama dengan T3 dengan fistula
N
Limfonodus terkena
M
Ada metastasis
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1) Endoskopi
I. PENATALAKSANAAN MEDIS Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut ; a. Pembedahan (operasi) Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker. b. Penyinaran (Radioterapi) Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang di tumbuhi tumor, merusak genetik sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan
4). Untuk mempertahankan kelangsungan anastomosis distal usus setelah tindakan operasi (mengistirahatkan usus). 5). Untuk memperbaiki fungsi usus dan kondisi umum sebelum dilakukan tindakan operasi anastomosis. b. Permanen Indikasi untuk kolostomi permanen : Penyakit tumor ganas pada kolon yang tidak memungkinkan tindakan operasi reseksi-anastomosis usus. 2. Jenis kolostomi berdasarkan letaknya : Colostoy Asendens
Lokasi
Konsistensi feses
Colon Asendens
Cair atau lunak
Colostomy
Colostomi
Transversal
Desendens
Colon
Colon
Tansversum
Desendens
Lunak
Padat
a) Pengkajian yang dilakukan pada pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan adalah kebiasaan olahraga pada pasien, kemudian diit rendah serat, selain itu juga perlu dikaji mengenai kebiasaan klien tentang minum kurang dari 1.000 cc/hari minimal. b) Pengkajian mengenai pola nutrisi metabolik pada klien adalah mengenai berat badan klien apakah mengalami obesitas atau tidak. Selain itu juga perlu dikaji apakah klien mengalami anemia atau tidak. Pengkajian mengenai diit rendah serat (kurang makan sayur dan buah) juga penting untuk dikaji. c) Pengkajian pola eliminasi pada klien adalah mengenai kondisi klien apakah sering mengalami konstipasi atau tidak. Keluhan mengenai nyeri waktu defekasi, duduk, dan saat berjalan. Keluhan lain mengenai keluar darah segar dari anus. Tanyakan pula mengenai jumlah dan warna darah yang keluar. Kebiasaan
mengejan
hebat
waktu
defekasi,
konsistensi
feces,
ada
darah/nanah. d) Pengkajian pola aktivitas dan latihan pada klien mengenai kurangnya
3. Intervensi Keperawatan Diagnosa
Tujuan dari kriteria
Rencana
No
keperawatan
hasil
Tindakan
1.
Perubahan
Tujuan
proses
piker
:
Rasional
Orientasikan R : karena pasien telah
meningkatkan
kembali
pasien
berhubungan
tingkat kesadarn.
secara
terus-
dengan
Criteria
menerus setelah
dukungan dan jaminan
gangguan
pasien
keluar
akan
aktivitas dan kerja
mengenali
kognitif (misalnya,
keterbatasan
pikiran
sadar,
orientasi
realita,
pemecahan
hasil: mampu
pengaruh
dan
penilaian
yang
kesadarannya,
maka
membantu
menghilangkan ansietas.
diri
anastesi
;
dan
mencari
nyatakan
bahwa
sumber
bantuan
operasi
sesuai kebutuhan.
masalah,
dari
meningkat
telah
selesai dilakukan
Bicara
dengan
R
:
tidak
dapat
di
secara oral
tanda vital stabil, kualitas
intervensi
denyut
nadi baik, turgor Kaji pengeluaran
R : mungkin akan terjadi
kulit
penurunan
normal,
membrane mukosa dan
urinarius, terutama
lembab
pengeluaran
urine yang sesuai)
tipe
untuk prosedur
ataupun
penghilangan prosedur
pada
setelah sistem
operasi yang di
genitourinarius
dan
lakukan
struktur yang berdekatan mengindikasikan malfungsi
ataupun
obstruksi
sistem
urinarius Pantau tanda vital
tanda-
R : hipotensi, takikardi, peningkatan pernapasan mengindikasikan
menyangkal adanya
rasa
sakit.
R : pahami penyebab ketidaknyamanan Berikan
iinformasikan mengenai
sedangkan
,
jaminan
emosional sifat
ketidaknyamanan ,
sesuai
kebutuhan
R : respirasi mungkin menurun
pada
pemberian narkotik, dan Observasi analgetik
efek
mungkin efek-efek
menimbulkan sinergestik
dengan zat-zat anastesi.
ganti
balutan
satu atau dua kali sehari
sesuai
dengan
tergantung
kebutuhan.
kondisi
parah/tidaknya
luka,
agar tidak terjadi infeksi Kolaborasi pemberian antibiotik
R : antibiotik berguna sesuai
indikasi
untuk
mematikan
mikroorganisme patogen pada
daerah
yang
beresiko terjadi infeksi
5.
Perubahan nutrisi
Tujuan
kurang
Kaji sejauh mana
R
mampu
ketidakadekuatan
penyebab melaksanakan
kebutuhan tubuh
mempertahankan
nutrisi pasien
intervensi.
berhubungan
&
dari
:
klien
meningkatkan
:
menganalisa
kesulitan keluarnya
pengetahuan akan feses
yang
tidak
lengkap
atau
keluarnya
feses
program
usus.
penurunan
defekasi
usus,
yang di butuhkan
feses
yang
dapat
menebabkan konstipasi.
melaporkan keluarnya
peristaltik
R : mengetahui dengan Kaji
faktor jelas
faktor
penyebab
yang keras dan
dengan
penyebab
memudahkan
kering
berkurangnya
konstipasi
intervensi yang tepat
nyeri
pilihan
dan
mengejan 7.
Ansietas
Tujuan : ansietas
berhubungan
berkurang
dengan perasaan
terkontrol.
tingkat
ketidaknyamanan
Criteria hasil :
kecemasan
yang tidak mudah atau dread yang
klien
atau
mampu
merencanakan
Kaji
dan
dokumentasikan
pasien.
R
:
intervensi
memudahkan
DAFTAR PUSTAKA Carpenito, Lynda Juall. (1999). RencanaAsuhan&DokumentasiKeperawatan.Edisi 2. (terjemahan). PenerbitbukuKedokteran EGC.Jakarata. Carpenito, Lynda Juall. (2000.). BukuSakuDiagnosaKeperawatan.Edisi 8. (terjemahan). PenerbitbukuKedokteran EGC. Jakarta. Doenges, Marilynn E. (1999). RencanaAsuhanKeperawatan. Edisi 3. (terjemahan). PenerbitbukuKedokteran EGC. Jakarta. Engram, Barbara. (1998). R encanaA s uhanK eperawatanMedik alBedah.Volume (terjemahan).PenerbitBukuKedokteran EGC. Jakarta.
2,
Junadi, Purnawan. (1982). K apitaS elektaK edokteran, Jakarta: Media Aesculapius FakultasKedokteranUniversitas Indonesia
FESES TETAP
DIIT SERAT,KONSUMSI
KONSTIPASI
GAS
KOLOSTOMI
KEMBUNG
PECAH
PENCAHAR, MINUM
BAB BERCAMPUR
RESIKO
KERUSAKAN
RESIKO DEFISIT
INFEKSI
INTEGRITAS
VOLUME
KULIT
PATHWAY
FAKTOR
STADIUM I STADIUM II
DIIT TINGGI LEMAK-ALKOHOLIK-
KURANG PENGETUHAN
TERAPI
STADIUM III CEMAS
STADIUM IV JINAK
NEOPLASMA KOLONOSKOPI,BEDA
ASCENDEN
H,KHEMOTERAPI GANAS
PENKES KHEMOTERAPI
(DIARE)
DESCENDEN
RAWAT LUKA,
OBSTRUKSI
ALIRAN BALIK KE VENA
(KONSTIPASI) PENUMPUKAN
DISTENSI VASODILATASI
SIGMOID DAN RECTUM
KOMPENSASI
PERUT
(FESES
HEMOROID
LENDIR,DARAH,NYERI BAWAH PINGGUL)
MERANGSANG SYARAF
NYERI
TEKANAN