CA COLON SIGMOID
A.DEFINISI
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI,2008 : 268). Sedangkan Kanker adalah suatu penyakit yang di tandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177). Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal / neoplasma
Daging merah, lemak hewan, makanan berlemak, daging atau ikan goreng panggang, karbohidrat yang di saring (example: sari yang di saring).
Makanan yang harus di konsumsi Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis (seperti brokoli, brussels sprouts), butir padi yang utuh, cairan cukup terutama air.
2)
Kelainan kolon Adenoma di kolon
: degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
Familial poliposis
: polip di usus mengalami degenerasi maligna karsinoma.
Kondisi ulserative
: penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena karsinoma kolon.
3) Genetik Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½kali lebih banyak dari pada anak-anak yang orang tuanya sehat.
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limfa dan sistem sirkulasi, tumor kolon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan tumor di lakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor di hilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial.
D.
KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut: A: Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis. B1: kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa. B2: kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria. C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai empat buah C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari lima buah. D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang
masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat di lakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada epigatrium. 2. Kanker kolon kiri dan rectum Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses bisa kecil dan berbentuk pita. Baik mucus maupun darah segar sering terihat pada feses. Dapat terjadi anemia karena kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenairadiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala-gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada
Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon ( barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas
keadaan
tumor
dan
mengidentifikasikan
letaknya.
Tes
ini
menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum di lakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy. 3) Computer Tomografi (CT) Membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis. 4) Histopatologi Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel. ·5) Laboratorium Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami
merusak genetik sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah.. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan. c. Kemotherapy Chemotherapy memakai obat anikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau di makan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus. d. Kolostomi Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen.
2. Jenis kolostomi berdasarkan letaknya : Colostoy Asendens
Lokasi
Konsistensi
Colostomy
Colostomi
Transversal
Desendens
Colon
Colon
Tansversum
Desendens
Cair atau lunak
Lunak
Padat
Mudah
terjadi,
Mungkin
karena
kontak
karena
dengan
enzim
Colon Asendens
feses Iritasi kulit
terjadi lembab
terus menerus
pencernaan Komplikasi
Striktur atau retraksi stoma
3. Jenis kolostomi berdasarkan tekhnik pembuatan :
Kadang terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (1999). RencanaAsuhan&DokumentasiKeperawatan.Edisi 2. (terjemahan). PenerbitbukuKedokteran EGC.Jakarata. Carpenito, Lynda Juall. (2000.). BukuSakuDiagnosaKeperawatan.Edisi 8. (terjemahan). PenerbitbukuKedokteran EGC. Jakarta. Doenges, Marilynn E. (1999). RencanaAsuhanKeperawatan. Edisi 3. (terjemahan). PenerbitbukuKedokteran EGC. Jakarta. Engram, Barbara. (1998). R encanaA s uhanK eperawatanMedik alBedah.Volume (terjemahan).PenerbitBukuKedokteran EGC. Jakarta.
2,
Junadi, Purnawan. (1982). K apitaS elektaK edokteran, Jakarta: Media Aesculapius FakultasKedokteranUniversitas Indonesia
FESES TETAP
DIIT SERAT,KONSUMSI
KONSTIPASI
GAS
KOLOSTOMI
KEMBUNG
PECAH
PENCAHAR, MINUM
BAB BERCAMPUR
RESIKO
KERUSAKAN
RESIKO DEFISIT
INFEKSI
INTEGRITAS
VOLUME
KULIT
PATHWAY
FAKTOR STADIUM I STADIUM II
DIIT TINGGI LEMAK-ALKOHOLIK-
KURANG PENGETUHAN
TERAPI
STADIUM III CEMAS
STADIUM IV JINAK
NEOPLASMA KOLONOSKOPI,BEDA
ASCENDEN
H,KHEMOTERAPI GANAS
PENKES KHEMOTERAPI
(DIARE)
DESCENDEN
RAWAT LUKA,
OBSTRUKSI
ALIRAN BALIK KE VENA
(KONSTIPASI) PENUMPUKAN
DISTENSI VASODILATASI
SIGMOID DAN RECTUM
KOMPENSASI
PERUT
(FESES
HEMOROID
LENDIR,DARAH,NYERI BAWAH PINGGUL)
MERANGSANG SYARAF
NYERI
TEKANAN