LAPORAN PENDAHULUAN “ACUTE LUNG OEDEMA
(ALO) + VENTILATOR”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan P!"esi Nes De#atemen Medika$ di Ruang % (&ega'atan &adi!asku$e) RUD D* ai"u$ An'a Ma$ang
Oleh : Rahmi Nu!sid Pimadiati ,,%-.-/-,,,, ,,%-.-/-,,,,-,. -,. &e$!m#!k ,% PI& A /-,,
0URUAN &EPERA1ATAN 2A&ULTA &EDO&TERAN UNIVERITA 3RA1I0A4A MALAN5 /-,%
HALAMAN PEN5EAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN “ACUTE LUNG OEDEMA
(ALO) + VENTILATOR”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan P!"esi Nes De#atemen Medika$ di Ruang % (&ega'atan &adi!asku$e) RUD D* ai"u$ An'a Ma$ang
Oleh : Rahmi Nu!sid Pimadiati ,,%-.-/-,,,, ,,%-.-/-,,,,-,. -,. &e$!m#!k ,% PI& A /-,,
Menyetujui, Pembimbing Akademik, Akademik,
(……………....……………..)
Pembimbing Klinik,
(……………………..………..)
HALAMAN PEN5EAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN “ACUTE LUNG OEDEMA
(ALO) + VENTILATOR”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan P!"esi Nes De#atemen Medika$ di Ruang % (&ega'atan &adi!asku$e) RUD D* ai"u$ An'a Ma$ang
Oleh : Rahmi Nu!sid Pimadiati ,,%-.-/-,,,, ,,%-.-/-,,,,-,. -,. &e$!m#!k ,% PI& A /-,,
Menyetujui, Pembimbing Akademik, Akademik,
(……………....……………..)
Pembimbing Klinik,
(……………………..………..)
ACUTE LUNG OEDEMA
(ALO)
A* PEN5 PEN5ER ERTI TIA AN
Pulmonary edema adalah istilah yang digunakan ketika edema terjadi di paru paru. Area yang langsung diluar pembuluhpembuluh darah ke!il pada paruparu ditempati oleh kantongkantong udara yang sangat ke!il yang disebut al"eoli. #ni adalah dimana oksigen dari udara diambil oleh darah yang melaluinya, dan karbon dioksida dalam darah dikeluarkan kedalam al"eoli untuk dihembuskan keluar. Al"eoli normalny normalnyaa mempunya mempunyaii dinding dinding yang sangat sangat tipis tipis yang mengi$in mengi$inkan kan pertukara pertukarann udara ini, dan !airan biasanya dijauhkan dari al"eoli ke!uali dindingdinding ini kehilangan integritasnya. %dema paru adalah akumulasi !airan di paruparu se!ara tibatiba akibat peningkatan tekanan intra"askular. %dema paru terjadi oleh karena adanya aliran !airan !airan dari dari darah darah ke ruang ruang inter intersis sisial ial paru paru yang yang selanj selanjutn utnya ya ke al"eo al"eolili paru, paru, melebihi aliran !airan kembali ke darah atau melalui saluran lim&atik. Edema #au merupakan kondisi yang disebabkan oleh kelebihan !airan di
paruparu. !airan ini terkumpul dalam kantungkantung udara di paruparu banyak, sehin sehingga gga sulit sulit untuk untuk bernap bernapas. as. 'alam 'alam kebany kebanyaka akann kasus, kasus, masal masalah ah jantu jantung ng menyeb men yebab abkan kan edema edema paru. paru. api !airan !airan dap dapat at men menump umpuk uk karena karena alasan alasan lain, lain, termas termasuk uk pne pneumo umonia nia,, papar paparan an terhad terhadap ap ra!un ra!un terten tertentu tu dan oba obato toba batan tan,, dan dan olahraga atau hidup pada ketinggian tinggi. %dema paru akut adalah akumulasi !airan di intersisial dan al"eolus paru yang terjadi se!ara mendadak. al ini dapat disebabkan oleh tekanan intra"askular yang tinggi (edema paru kardiak) atau karena peningkatan permeabilitas membran kapiler kapiler (edema (edema paru non kardiak) kardiak) yang mengakib mengakibatkan atkan terjadinya terjadinya ekstra"as ekstra"asasi asi !airan se!ara !epat sehingga terjadi gangguan pertukaran udara di al"eoli se!ara progresi& dan mengakibatkan hipoksia (arun dan *aly, +- *oemantri +//). 3* ME&A E&ANIM IME
Pada paru normal, !airan dan protein keluar dari mikro"askular terutama melalui !elah ke!il antara sel endotel kapiler ke ruang interstitial sesuai dengan selisih antara tekanan hidrostatik dan osmotik protein, serta permeabilitas permeabilitas membran kapiler. kapiler. 0airan dan solute yang keluar dari sirkulasi ke ruang al"eolar intertisial pada keadaan normal tidak dapat masuk ke ruang al"eolar hal ini disebabkan epitel al"eolus terdiri atas ikatan yang sangat rapat. *elain itu, ketika !airan memasuki ruang intertisial, !airan tersebut akan dialirkan ke ruang peribronko"askular, yang
kemudi kemudian an dikemb dikembali alikan kan oleh oleh sistem sistem lim&a lim&atik tik ke sirkul sirkulasi asi.. Perpin Perpindah dahan an protei proteinn plasma dalam jumlah lebih besar tertahan. ekanan hidrostatik yang diperlukan untuk &iltrasi !airan keluar dari mikrosirkulasi paru sama dengan tekanan hidrostatik kapiler paru yang dihasilkan sebagian oleh gradien tekanan onkotik protein (Maria, +/).
5am6a Pau N!ma$ (dikuti# dai L!aine et al 7 /--%)
erdapat dua mekanisme terjadinya edema paru: /. Membran kapiler al"eoli %dema paru terjadi jika terdapat perpindahan !airan dari darah ke ruang interstitial atau ke al"eoli yang melebihi jumlah pengembalian !airan ke dalam pembuluh darah dan aliran !airan ke sistem pembuluh lim&e. 'alam kedaan normal terjadi pertukaran dari !airan, koloid dan solute dari pembuluh pembuluh darah ke ruang interstitial. interstitial. *tudi eksperimental membuktikan bah1a hukum *tarling dapat diterapkan pada sirkulasi paru sama dengan sirkulasi sistemik (arun dan *ally, +-). 2(i"int) 3 K& 4(Pi" Pint) 5 d& (##i" 5 ##int)6 Keterangan: 2 3 Ke!epatan Ke!epatan transudasi transudasi dari pembuluh darah ke ruang interstitial interstitial Pi" 3 ekanan ekanan hidrostatik intra"askular intra"askula r Pint 3 ekanan ekanan hidrostatik hidrostat ik interstitial interst itial ##i" 3 ekanan ekanan osmotik koloid intra"askular intra"askul ar ##int 3 ekanan ekanan osmotik koloid interstitial interstit ial d&
3 Ke&isien re&leksi protein
K& 3 Kondukstan hidraulik +. *istem lim&atik *istem lim&atik ini dipersiapkan untuk menerima larutan koloid dan !airan balik dari pembuluh darah. Akibat Akibat tekanan yang lebih negati& di daerah interstitial peribronkhial dan peri"askular. 'engan peningkatan kemampuan dari interstitium al"eolar ini, !airan lebih sering meningkat jumlahnya di tempat ini ketika kemampuan memompa
dari saluran lim&atik tersebut berlebihan. 7ila kapasitas dari saluran lim&e terlampaui dalam hal jumlah !airan maka akan terjadi edema. 'iperkirakan pada pasien dengan berat 8 kg dalam keadaan istirahat kapasitas sistem lim&e kirakira +ml9jam. Pada per!obaan didapatkan kapasitas sistem lim&e bisa men!apai +ml9jam pada orang de1asa dengan ukuran ratarata. ika terjadi peningkatan tekanan atrium kiri yang kronik, sistem lim&e akan mengalami hipertro&i dan mempunyai kemampuan untuk mentransportasi &iltrat kapiler dalam jumlah yang lebih besar yang dapat men!egah terjadinya edema. *ehingga sebagai konsekuensi terjadinya edema interstitial, saluran na&as yang ke!il dan pembuluh darah akan terkompresi (arun dan *ally, +-). 8* ETIOLO5I
Klasi&ikasi edema paru berdasarkan mekanisme pen!etus (arun dan *ally, +-): /.
Ketidakseimbangan ; Starling Force<
a. Peningkatan tekanan "ena pulmonalis %dema paru akan terjadi hanya apabila tekanan kapiler pulmonal meningkat sampai melebihi tekanan osmotik koloid plasma, yang biasanya berkisar += mmg pada manusia. *edangkan nilai normal dari tekanan "ena pulmonalis adalah antara =/+ mmg, yang merupakan batas aman dari mulai terjadinya edema paru tersebut. %tiologi dari keadaan ini antara lain: (/) tanpa gagal "entrikel kiri (mis: stenosis mitral), (+) sekunder akibat gagal "entrikel kiri, (>) peningkatan tekanan kapiler paru sekunder akibat peningkatan tekanan arterial paru (sehingga disebut edema paru o"erper&usi). b. Penurunan tekanan onkotik plasma ipoalbuminemia saja tidak menimbulkan edema paru, diperlukan juga peningkatan tekanan kapiler paru. Peningkatan tekanan yang sedikit saja pada hipoalbuminemia akan menimbulkan edema paru. ipoalbuminemia dapat menyebabkan perubahan kondukti"itas !airan rongga interstitial sehingga !airan dapat berpindah lebih mudah diantara sistem kapiler dan lim&atik. !. Peningkatan negati"itas dari tekanan interstitial %dema paru dapat terjadi akibat perpindahan yang !epat dari udara pleural. Kedaaan yang sering menjadi etiologi adalah: (/) perpindahan yang !epat pada pengobatan pneumothoraks dengan tekanan negati& yang besar. Keadaan ini disebut ?edema paru reekspansi@. %dema biasanya terjadi unilateral dan seringkali ditemukan dari gambaran radiologis dengan penemuan klinis yang minimal. arang sekali kasus yang menjadikan ?edema paru reekspansi@ ini berat dan membutuhkan tatalaksana yang !epat dan ekstensi&, (+) tekanan negati& pleura yang besar akibat
obstruksi jalan na&as akut dan peningkatan "olume ekspirasi akhir (misalnya pada asma bronkhial). +.
angguan permeabilitas membran kapiler al"eoli: (AB'* 3 Adult Respiratory
Distress Syndrome).
Kedaan ini merupakan akibat langsung dari kerusakan pembatas antara kapiler dan al"eolar. 0ukup banyak kondisi medis maupun surgikal tertentu yang berhubungan dengan
edema
paru
akibat
kerusakan
pembatas
ini
daripada
akibat
ketidakseimbangan ?*traling Cor!e@ D
Pneumonia (bakteri, "irus, parasit)
D
erisap toksin (EO, asap)
D
7isa ular, endotoksin dalam sirkulasi
D
Aspirasi asam lambung
D
Pneumonitis akut akibat radiasi
D
Fat "asoakti& endogen (histamin, kinin)
D
Dissemiated Intravascular Coagulation
D
#mmunologi: pneumonitis hipersensiti&
D
Shock-lung pada trauma non thoraks
D
Pankreatitis hemoragik akut
>.
#nsu&&isiensi sistem lim&e
D
Pas!a transplantasi paru
D
Karsinomatosis, lim&angitis
D
Gim&angitis &ibrotik (siilikosis)
H.
idak diketahui atau belum jelas mekanismenya
D
;High altitude pulmonary edema”
D
%dema paru neurogenik
D
O"erdosis obat narkotik
D
%mboli paru
D
%klamsia
D
Pas!a anastesi
D
Post !ardiopulmonary bypass
D* 2A&TOR RII&O
Caktor&aktor risiko untuk pulmonary edema pada dasarnya adalah penyebab penyebab yang mendasari kondisi. idak ada &aktor risiko spesi&ik apa saja untuk pulmonary edema yang lain daripada &aktor&aktor risiko untuk kondisikondisi kausati& (yang menyebabkan).
a. %dema parujantung %dema paru jantung 5 juga dikenal sebagai gagal jantung kongesti& 5 terjadi ketika "entrikel kiri berpenyakit atau bekerja terlalu keras, sehingga tidak mampu memompa !ukup darah yang diterima dari arah paruparu. Akibatnya, terjadi peningkatan tekanan di atrium kiri dan kemudian menyebar ke pembuluh darah serta kapiler paruparu. al ini menyebabkan !airan harus didorong melalui dinding kapiler ke dalam kantung udara. agal jantung kongesti& juga bisa terjadi bisa "entrikel kanan tidak mampu mengatasi peningkatan tekanan di arteri paru, yang biasanya dihasilkan dari gagal jantung kiri, penyakit paru kronis, atau tekanan darah tinggi di arteri paru (hipertensi pulmonal). Kondisi medis yang dapat menyebabkan "entrikel kiri melemah dan mengakibatkan gagal jantung diantaranya: •
Penyakit arteri koroner. *eiring 1aktu, pembuluh darah yang memasok darah ke jantung anda bisa menyempit akibat deposito lemak (plak). *erangan jantung terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di salah satu arteri yang menyempit, hingga menghalangi aliran darah dan merusak bagian otot jantung anda yang disuplai oleh arteri tersebut. asilnya adalah otot jantung yang rusak dan tidak dapat lagi memompa darah sebagaimana mestinya. Meskipun bagian lain dari jantung anda akan men!oba untuk mengkompensasi kondisi ini, bagian tersebut tidak akan mampu mengatasinya se!ara e&ekti& ataupun menjadi lemah karena tambahan beban kerja. Ketika tindakan pemompaan jantung anda melemah, darah kemudian mengalir ke arah paruparu, memaksa !airan dalam darah untuk mele1ati dinding kapiler ke dalam kantung udara.
•
Kardiomiopati. Ketika otot jantung anda rusak karena masalah aliran darah lainnya, kondisi ini disebut kardiomiopati. Karena kardiomiopati membuat "entrikel kiri menjadi lemah 5yakni pompa utama jantung anda jantung mungkin tidak mampu merespon kondisi yang mengharuskan ia bekerja lebih keras, seperti peningkatan tekanan darah, detak jantung lebih !epat, terlalu banyak garam dll 5 dapat menyebabkan retensi air atau in&eksi. Ketika "entrikel kiri tidak dapat memenuhi tuntutan yang ada, maka !airan akan kembali ke paruparu anda.
•
Masalah katup jantung. Pada penyakit katup mitral atau katup aorta, kondisi katup yang mengatur aliran darah di sisi kiri jantung anda tidak
dapat membuka !ukup lebar (stenosis) atau tidak dapat menutup sepenuhnya (insu&isiensi). al ini memungkinkan darah untuk mengalir mundur melalui katup. Ketika katup menyempit, darah tidak dapat mengalir dengan bebas ke dalam jantung dan timbul tekanan pada "entrikel kiri, sehingga menyebabkan "entrikel kiri bekerja lebih keras dengan setiap kontraksi. Ientrikel kiri juga melakukan pelebaran untuk mengalirkan darah lebih banyak, tapi hal ini menyebabkan pemompaan yang dilakukan "entrikel kiri menjadi tidak e&isien. Karena "entrikel kiri bekerja lebih sulit, maka akhirnya ia menebal9mengental, sehingga memberi tekanan lebih besar pada arteri koroner, yang kemudian melemahkan otot "entrikel kiri. Peningkatan tekanan ini meluas ke atrium kiri dan kemudian ke pembuluh darah paru, menyebabkan !airan menumpuk di paruparu anda. 'i sisi lain, jika katup mitral mengalami kebo!oran, sebagian darah kembali ke arah paruparu setiap kali jantung anda memompanya. ika kebo!oran ini terjadi tibatiba, anda dapat mengalami edema paru !ukup parah. •
ekanan darah tinggi (hipertensi). ekanan darah tinggi yang tidak diobati atau dikontrol menyebabkan penebalan otot pada "entrikel kiri, dan memperburuk penyakit arteri koroner. Edema #au n!n 9adia9
idak semua edema paru dihasilkan dari penyakit jantung. 0airan juga dapat bo!or dari kapiler dalam kantung udara paruparu karena kapiler sendiri memiliki banyak pori sehingga memungkinkan terjadi kebo!oran 5 bahkan tapa disertai tekananan balik dari jantung. Kondisi ini dikenal dengan edema paru non !ardia! karena jantung anda bukanlah penyebab masalah edema paru. 7eberapa &aktor yang dapat menyebabkan edema paru non !ardia! adalah: •
#n&eksi paruparu. 7ila edema paru dihasilkan dari in&eksi paruparu, seperti pneumonia, maka edema hanya terjadi di bagian paruparu anda yang mengalami pembengkakan.
•
erkena ra!un jenis tertentu. ermasuk ketika anda menghirup udara bera!un 5 seperti klorin atau ammonia 5 atau ran!un yang beredar dalam tubuh anda sendiri, misalnya ketika anda menghirup beberapa kandungan isi perut anda ketika anda muntah.
•
Penyakit ginjal. 7ila ginjal tidak dapat mengeluarkan ;sampah< se!ara e&ekti&, maka !airan berlebihan terhimpun di ginjal, hal ini menimbulkan edema paru.
•
#nhalasi asap. Asap dari api mengandung bahan kimia yang merusak membran antara kantung udara dan kapiler, sehingga !airan dapat memasuki paruparu anda.
•
Beaksi obat. 7anyak jenis obat 5mulai dari obatobatan ilegal seperti heroin dan kokain hingga aspirin dan obat kemoterapi 5 diketahui dapat menimbulkan edema paru non !ardia!.
•
*indrom kesulitan pernapasan akut (AB'*). angguan serius ini terjadi ketika paruparu anda tibatiba dipenuhi !airan dan peradangan sel darah putih. 7anyak kondisi yang dapat menimbulkan AB'*, termasuk luka berat (trauma), in&eksi sistemik (sepsis), radang paruparu, dan sho!k.
•
Ketinggian tertentu. Pendaki gunung dan orangorang yang tinggal atau melakukan perjalanan ke lokasi ketinggian tertentu memiliki risiko terkena edema paru ketinggian (AP%). Kondisi ini 5yang umumnya terjadi pada ketinggian di atas = kaki (+H meter) juga dapat mempengaruhi pejalan kaki atau atlit ski yang mulai berolahraga pada ketinggian ekstrim tanpa membiasakan diri terlebih dahulu. Akan tetapi, bahkan orangorang yang telah terbiasa mendaki atau berolahraga ski di ketinggian tertentu tetap saja tidak kebal terhadap AP%. Meskipun penyebab AP% tidak sepenuhnya dipahami, nampaknya AP% timbul sebagai akibat dari peningkatan tekanan yang dihasilkan dari penyempitan kapiler paruparu. anpa pera1atan yang tepat, AP% juga bisa berakibat &atal.
•
enggelam. Menghisap air dapat menyebabkan edema paru non !ardia! yang dapat disembuhkan dengan pertolongan yang tepat.
E* &LAI2I&AI
7erdasarkan penyebabnya, edema paru terbagi menjadi +, kardiogenik dan nonkardiogenik. al ini penting diketahui oleh karena pengobatannya sangat berbeda. %dema Paru Kardiogenik disebabkan oleh adanya Payah antung Kiri apapun sebabnya. %dema Paru Kardiogenik yang akut disebabkan oleh adanya Payah antung Kiri Akut. etapi dengan adanya &aktor presipitasi, dapat terjadi pula pada penderita Payah antung Kiri Khronik
a. 0ardiogeni! pulmonary edema %dema paru kardiogenik ialah edema yang disebabkan oleh adanya kelainan pada organ jantung. Misalnya, jantung tidak bekerja semestinya seperti jantung memompa tidak bagus atau jantung tidak kuat lagi memompa. 0ardiogeni! pulmonary edema berakibat dari tekanan yang tinggi dalam pembuluhpembuluh darah dari paru yang disebabkan oleh &ungsi jantung yang buruk. agal jantung kongesti& yang disebabkan oleh &ungsi pompa jantung yang buruk (datang dari beragam sebabsebab seperti arrhythmias dan penyakitpenyakit atau kelemahan dari otot jantung), seranganserangan jantung, atau klepklep jantung yang abnormal dapat menjurus pada akumulasi dari lebih dari jumlah darah yang biasa dalam pembuluhpembuluh darah dari paruparu. #ni dapat, pada gilirannya, menyebabkan !airan dari pembuluh pembuluh darah didorong keluar ke al"eoli ketika tekanan membesar. b. Eon!ardiogeni! pulmonary edema Eon!ardiogeni! pulmonary edema ialah edema yang umumnya disebabkan oleh hal berikut: /) A!ute respiratory distress syndrome (AB'*) Pada AB'*, integritas dari al"eoli menjadi terkompromi sebagai akibat dari respon peradangan yang mendasarinya, dan ini menurus pada al"eoli yang bo!or yang dapat dipenuhi dengan !airan dari pembuluhpembuluh darah. +) Kondisi yang berpotensi serius yang disebabkan oleh in&eksiin&eksi yang parah, trauma, luka paru, penghirupan ra!unra!un, in&eksiin&eksi paru, merokok kokain, atau radiasi pada paruparu. >) agal ginjal dan ketidakmampuan untuk mengeluarkan !airan dari tubuh dapat menyebabkan penumpukan !airan dalam pembuluhpembuluh darah, berakibat pada pulmonary edema. Pada orangorang dengan gagal ginjal yang telah lanjut, dialysis mungkin perlu untuk mengeluarkan kelebihan !airan tubuh. H) igh altitude pulmonary edema, yang dapat terjadi disebabkan oleh kenaikan yang !epat ke ketinggian yang tinggi lebih dari /, &eet. J) rauma otak, perdarahan dalam otak (intra!ranial hemorrhage), sei$ure sei$ure yang parah, atau operasi otak dapat adakalanya berakibat pada akumulasi !airan di paruparu, menyebabkan neurogeni! pulmonary edema. ) Paru yang mengembang se!ara !epat dapat adakalanya menyebabkan re eLpansion pulmonary edema. #ni mungkin terjadi pada kasuskasus ketika paru mengempis (pneumothoraL) atau jumlah yang besar dari !airan sekeliling paru (pleural e&&usion) dikeluarkan, berakibat pada ekspansi yang
!epat dari paru. #ni dapat berakibat pada pulmonary edema hanya pada sisi yang terpengaruh (unilateral pulmonary edema). 8) arang, o"erdosis pada heroin atau methadone dapat menjurus pada pulmonary edema. O"erdosis aspirin atau penggunaan dosis aspirin tinggi yang kronis dapat menjurus pada aspirin intoLi!ation, terutama pada kaum tua, yang mungkin menyebabkan pulmonary edema. =) Penyebabpenyebab lain yang lebih jarang dari non!ardiogeni! pulmonary edema mungkin termasuk pulmonary embolism (gumpalan darah yang telah berjalan ke paruparu), luka paru akut yang berhubungan dengan trans&usi atau trans&usionrelated a!ute lung injury (BAG#), beberapa in&eksiin&eksi "irus, atau e!lampsia pada 1anita1anita hamil. 2* PATO2IIOLO5I
%dema paru kardiogenik atau edema volume overload terjadi karena peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler paru yang menyebabkan peningkatan &iltrasi !airan trans"askular. Ketika tekanan interstitial paru lebih besar daripada tekanan pleural maka !airan bergerak menuju pleura "is!eralis yang menyebabkan e&usi pleura. *ejak permeabilitas kapiler endothel tetap normal, maka !airan edema yang meninggalkan sirkulasi memiliki kandungan protein yang rendah. Peningkatan tekanan hidrostatik di kapiler pulmonal biasanya berhubungan dengan peningkatan tekanan "ena pulmonal akibat peningkatan tekanan akhir diastolik "entrikel kiri dan tekanan atrium kiri. Peningkatan ringan tekanan atrium kiri (/= 5 +J mmg) menyebabkan edema di perimikro"askuler dan ruang intersisial peribronko"askular. ika tekanan atrium kiri meningkat lebih tinggi (+J) maka !airan edema akan menembus epitel paru, membanjiri al"eolus (gambar +.H7). Kejadian tersebut akan menimbulkan lingkaran setan yang terus memburuk oleh proses sebagai berikut (Gorraine et al , +J Maria, +/) : D
Meningkatnya kongesti paru akan menyebabkan desaturasi, menurunnya
pasokan oksigen miokard dan akhirnya semakin memburuknya &ungsi jantung. D
ipoksemia dan meningkatnya !airan di paru menimbulkan "asokonstriksi
pulmonal sehingga meningkatkan tekanan "entrikel kanan. Peningkatan tekanan "entrikel kanan melalui mekanime interdependensi "entrikel akan semakin menurunkan &ungsi "entrikel kiri. D
#nsu&isiensi sirkulasi akan menyebabkan asidosis sehingga memperburuk &ungsi
jantung. Penghapusan !airan edema dari ruang udara paru tergantung pada transporakti& natrium dan klorida melintasi barier epitel al"eolar. 7agian utama
reabsorbsi natrium dan klorida adalah ion channels epitel yang terdapat pada membran apikal sel epitel al"eolar tipe # dan ## serta epitel saluran na&as distal. Eatrium se!ara akti& ditranspor keluar ke ruang interstitial dengan !ara Ea9 K APase yang terletak pada membran basolateral sel tipe ##. Air se!ara pasi& mengikuti, kemungkinan melalui aquaporins yang merupakan saluran air yang ditemukan terutama pada epitel al"eolar sel tipe # (Gorraine et al , +J).
5am6a Pat!"isi!$!gi Edema Pau (dikuti# dai L!aine
et al 7
/--%)
%dema paru akut kardiogenik ini merupakan bagian dari spektrum klinis Acute Heart Failure Syndrome AHFS!. AC* dide&inisikan sebagai mun!ulnya
gejala dan tanda se!ara akut yang merupakan sekunder dari &ungsi jantung yang tidak normal (Maria, +/). *e!ara pato&isilogi edema paru kardiogenik ditandai dengan transudasi !airan dengan kandungan protein yang rendah ke paru akibat terjadi nya peningkatan tekanan di atrium kiri dan sebagian kapiler paru. ransudasi ini terjadi tanpa perubahan pada permiabilitas atau integritas dari membran al"eolikapiler dan hasil akhir yang terjadi adalah penurunan kemampuan di&usi, hiposemia dan sesak na&as (arun dan *ally, +-). *eringkali keadaan ini berlangsung dengan derajat yang berbedabeda. 'ikatakan pada stage / distensi dan keterlibatan pembuluh darah ke!il di paru akibat peningkatan tekanan di atrium kiri, dapat memperbaiki pertukaran udara diparu dan meningkatkan kemampuan di&usi dari gas karbon monoksida. Pada keadaan ini akan terjadi sesak na&as saat melakukan akti"itas &isik dan disertai ronkhi inspirasi akibat terbukanya saluran na&as yang tertutup (arun dan *ally,
+-). Apabila keadaan berlanjut hingga derajat berikutnya atau stage +, edema interstitial diakibatkan peningkatan !airan pada daerah interstitial yang longgar dengan jaringan peri"askular dari pembuluh darah besar, hal ini akan mengakibatkan hilangnya gambaran paru yang normal se!ara radiogra&ik dan petanda septum interlobuler (garis Kerley 7). Pada derajat ini akan terjadi kompetisi untuk memperebutkan tempat antara pembuluh darah, saluran na&as dan peningkatan jumlah !airan didaerah di interstitium yang longgar tersebut, dan akan terjadi pengisian di lumen saluran na&as yang ke!il yang menimbulkan re&leks bronkokonstriksi.
Ketidakseimbangan
antara
"entilasi
dan
per&usi
akan
mengakibatkan terjadinya hipoksemia yang berhubungan dengan "entilasi yang semakin memburuk. Pada keadaan in&ark miokard akut misalnya, beratnya hipoksemia berhubungan dengan tingkat peningkatan tekanan baji kapiler paru. *ehingga seringkali ditemukan mani&estasi klinis takipnea (arun dan *ally, +-). Pada proses yang terus berlanjut atau meningkat menjadi stage > dari edema paru tesebut, proses pertukaran gas sudah menjadi abnormal, dengan hipoksemia yang berat dan seringkali hipokapnea. Al"eolar yang sudah terisi !airan ini terjadi akibat sebagian besar saluran na&as yang besar terisi !airan berbusa dan mengandung darah, yang seringkali dibatukkan keluar oleh si pasien. *e!ara keseluruhan kapasitas "ital dan "olume paru semakin berkurang di ba1ah normal. erjadi pirai dari kanan ke kiri pada intrapulmonal akibat per&usi dari al"eoli yang telah terisi !airan. Nalaupun hipokapnea yang terjadi pada a1alnya, tetapi apabila keadaan semakin memburuk maka dapat terjadi hiperkapnea dengan asidosis respiratorik akut apalagi bila pasien sebelumnya telah menderita penyakit paru obstrukti& kronik. 'alam hal ini terapi mor&in yang telah diketahui memiliki e&ek depresi pada perna&asan, apabila akan dipergunakan harus dengan pemantau yang ketat (arun dan *ally, +-). %dema paru kardiogenik disebabkan oleh peningkatan tekanan hidrostatik maka sebaliknya edema paru nonkardiogenik disebabkan oleh peningkatan permeabilitas pembuluh darah paru yang menyebabkan meningkatnya !airan dan protein masuk ke dalam intersisial paru dan al"eolus (ambar +.H0). 0airan edema paru nonkardiogenik memiliki kadar protein tinggi karena membran pembuluh darah lebih permeabel untuk dile1ati oleh molekul besar seperti protein plasma. 7anyaknya !airan edema tergantung pada luasnya edema interstitial, ada atau tidak adanya !idera pada epitel al"eolar dan kemampuan dari epitel al"eolar untuk se!ara akti& mengeluarkan !airan edema al"eolar. %dema paru akibat acute lung in"ury dimana terjadi !edera epitel al"eolar yang menyebabkan penurunan kemampuan
untuk menghilangkan !airan al"eolar (Gorraine et al , +J Maria, +/). %dema Paru terjadi ketika al"eoli dipenuhi dengan kelebihan !airan yang merembes keluar dari pembuluhpembuluh darah dalam paru sebagai gantinya udara. #ni dapat menyebabkan persoalanpersoalan dengan pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida), berakibat pada kesulitan bernapas dan pengoksigenan darah yang buruk. Adakalanya, ini dapat dirujuk sebagai ;air dalam paruparu< ketika menggambarkan kondisi ini pada pasienpasien. Pulmonary edema dapat disebabkan oleh banyak &aktor&aktor yang berbeda. #a dapat dihubungkan pada gagal jantung, disebut !ardiogeni! pulmonary edema, atau dihubungkan pada sebabsebab lain, dirujuk sebagai non!ardiogeni! pulmonary edema.
PATH1A4
Faktor non-
Faktor
Isufsiens i limatik
ARSD
Gagal jantung
Pnemonia As&irasi As$
%amung 'a#an (oksik
in#alan
Unkwnow
Post$ %ung trans&lan t %ymangit i! !arsinomi !losis
Pulmonary Emolism E!lamasia "ig# altitude Pulmonar y edema
)etidakseiman gan
(ekanan )a&iler Paru +
(ekanan
(ekanan
(ekanan
*nkotik Plasma
,egatie
*nkotik
Interstitial
Interstitial
/airan er&inda# ke
Akumulasi !airan erlei# 0transudat 1
Aleoli terisi !airan
Gangguan &ertukaran gas
/ardia! ou&ut .
Pemasangan alat antu naas
Ansiet
*3 'ed rest fsik
Pemasanga n selang endotrak#e al
Area inas i 4$*
Pengamila n *3 +
Ganggua n &erusi jaringan
Gangguan &ola naas
Perse&si yg sala# ter#ada&
Adanya &antangan 31 ritual selama
Distress udaya
)elela#an
Intoleransi aktiitas (idak menjalank an iada#
Distress s&iritual
Defsit &erawat an diri
(ergantun g dg orang
4erasa tdk
Gangguan komunikasi eral
Resiko tinggi ineksi
(idak da&at ersosialisa
Distress sosial
"arga diri
Gangg$ &sikologi
5* MANI2ETAI &LINI&
ejala yang paling umum dari pulmonary edema adalah sesak napas. #ni mungkin adalah penimbulan yang berangsurangsur jika prosesnya berkembang se!ara perlahan, atau ia dapat mempunyai penimbulan yang tibatiba pada kasus dari pulmonary edema akut. ejalagejala umum lain mungkin termasuk mudah lelah, lebih !epat mengembangkan sesak napas daripada normal dengan akti"itas yang biasa (dyspnea on eLertion), napas yang !epat (ta!hypnea), kepeningan, atau kelemahan. ingkat oksigen darah yang rendah (hypoLia) mungkin terdeteksi pada pasienpasien dengan pulmonary edema. Gebih jauh, atas pemeriksaan paruparu dengan stethos!ope, dokter mungkin mendengar suarasuara paru yang abnormal, sepeti rales atau !ra!kles (suarasuara mendidih pendek yang terputusputus yang berkoresponden pada mun!ratan !airan dalam al"eoli selama bernapas). Mani&estasi klinis %dema Paru se!ara spesi&ik juga dibagi dalam > stadium: a. *tadium / Adanya distensi dan pembuluh darah ke!il paru yang prominen akan memperbaiki pertukaran gas di paru dan sedikit meningkatkan kapasitas di&usi gas 0O. Keluhan
pada stadium ini mungkin hanya berupa adanya sesak napas saat bekerja. Pemeriksaan &isik juga tak jelas menemukan kelainan, ke!uali mungkin adanya ronkhi pada saat inspirasi karena terbukanya saluran napas yang tertutup pada saat inspirasi. b. *tadium + Pada stadium ini terjadi edema paru intersisial. 7atas pembuluh darah paru menjadi kabur, demikian pula hilus juga menjadi kabur dan septa interlobularis menebal (garis Kerley 7). Adanya penumpukan !airan di jaringan kendor intersisial, akan lebih memperke!il saluran napas ke!il, terutama di daerah basal oleh karena pengaruh gra"itasi. Mungkin pula terjadi re&leks bronkhokonstriksi. *ering terdapat takhipnea. Meskipun hal ini merupakan tanda gangguan &ungsi "entrikel kiri, tetapi takhipnea juga membantu memompa aliran lim&e sehingga penumpukan !airan intersisial diperlambat. Pada pemeriksaan spirometri hanya terdapat sedikit perubahan saja. !. *tadium > Pada stadium ini terjadi edema al"eolar. Pertukaran gas sangat terganggu, terjadi hipoksemia dan hipokapnia. Penderita nampak sesak sekali dengan batuk berbuih kemerahan. Kapasitas "ital dan "olume paru yang lain turun dengan nyata. erjadi righttole&t intrapulmonary shunt. Penderita biasanya menderita hipokapnia, tetapi pada kasus yang berat dapat terjadi hiperkapnia dan a!ute respiratory a!idemia. Pada keadaan ini morphin hams digunakan dengan hatihati (#ngram and 7raun1ald, /-==). %dema Paru yang terjadi setelah #n&ark Miokard Akut biasanya akibat hipertensi kapiler paru. Eamun per!obaan pada anjing yang dilakukan ligasi arteriakoronaria, terjadi edema paru 1alaupun tekanan kapiler paru normal, yang dapat di!egah de ngan pemberian
indometha!in sebelumnya.
'iperkirakan bah1a
dengan
menghambat !y!looLygenase atau !y!li! nu!leotide phosphodiesterase akan mengurangi edema@ paru sekunder akibat peningkatan permeabilitas al"eolar kapiler pada manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Kadang kadang penderita dengan #n&ark Miokard Akut dan edema paru, tekanan kapiler pasak parunya normal hal ini mungkin disebabkan lambatnya pembersihan !airan edema se!ara radiogra&i meskipun tekanan kapiler paru sudah turun atau kemungkinan lain pada beberapa penderita terjadi peningkatan permeabilitas al"eolarkapiler paru sekunder oleh karena adanya isi sekun!up yang rendah seperti pada !ardiogeni! sho!k lung.
H* DIA5NOA PENUN0AN5
ampilan klinis edema paru kardiogenik dan nonkardiogenik mempunyai beberapa kemiripan. D
Anamnesis
Anamnesis dapat menjadi petunjuk ke arah kausa edema paru, misalnya adanya ri1ayat sakit jantung, ri1ayat adanya gejala yang sesuai dengan gagal jantung kronis. %dema paru akut kardiak, kejadiannya sangat !epat dan terjadi hipertensi pada kapiler paru se!ara ekstrim. Keadaan ini merupakan pengalaman yang menakutkan bagi pasien karena mereka batukbatuk dan seperti seseorang yang akan tenggelam (arun dan *ally, +- Maria, +/). D
Pemeriksaan &isik
erdapat takipnea, ortopnea (mani&estasi lanjutan). akikardia, hipotensi atau tekanan darah bisa meningkat. Pasien biasanya dalam posisi duduk agar dapat mempergunakan otototot bantu na&as dengan lebih baik saat respirasi atau sedikit membungkuk ke depan, akan terlihat retraksi inspirasi pada sela interkostal dan &ossa suprakla"ikula yang menunjukkan tekanan negati& intrapleural yang besar dibutuhkan pada saat inspirasi, batuk dengan sputum yang ber1arna kemerahan ( pink #rothy sputum ) serta IP meningkat. Pada pemeriksaan paru akan terdengar ronki basah setengah lapangan paru atau lebih dan terdapat 1hee$ing. Pemeriksaan jantung dapat ditemukan gallop, bunyi jantung > dan H. erdapat juga edema peri&er, akral dingin dengan sianosis (arun dan *ally, +- Maria, +/). D
Gaboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang rele"an diperlukan untuk mengkaji etiologi edema paru. Pemeriksaan tersebut diantaranya pemeriksaan hematologi 9 darah rutin, &ungsi ginjal, elektrolit, kadar protein, urinalisa, analisa gas darah, en$im jantung (0KM7, troponin #) dan $rain %atriuretic &eptide (7EP). 7EP dan prekursornya Pro 7EP dapat digunakan sebagai rapid test untuk menilai edema paru kardiogenik pada kondisi ga1at darurat. Kadar 7EP plasma berhubungan dengan pulmonary artery occlusion pressure, le#t ventricular end-diastolic pressure dan le#t ventricular e"ection #raction. Khususnya pada pasien gagal jantung, kadar pro 7EP sebesar
/pg9ml akurat sebagai prediktor gagal jantung pada pasien dengan e&usi pleura dengan sensiti&itas -/ dan spesi&isitas -> (Gorraine et al , +J Maria, +/). Bi!hard dkk melaporkan bah1a nilai 7EP dan Pro 7EP berkorelasi dengan GI &illing Pressure (Pasuate et al , +H). Pemeriksaan 7EP ini menjadi salah satu test diagnosis rutin untuk menegakkan gagal jantung kronis berdasarkan pedoman diagnosis dan terapi gagal jantung kronik %ropa dan Amerika. 7ukti penelitian menunjukkan bah1a Pro 7EP97EP memiliki nilai prediksi negati& dalam
menyingkirkan gagal jantung dari penyakit lainnya (AA, +-). D
Badiologis
Pada &oto thoraL menunjukkan jantung membesar, hilus yang melebar, pedikel "askuler dan "ena a$ygos yang melebar serta sebagai tambahan adanya garis kerley A, 7 dan 0 akibat edema interstisial atau al"eolar seperti pada gambaran ilustrasi +.J (0remers et al, +/ arun dan *ally, +-). Gebar pedikel "askuler Q mm pada &oto thoraL &ostero-Anterior terlihat pada - &oto thoraL normal dan lebar pedikel "askuler =J mm ditemukan = pada kasus edema paru. *edangkan "ena a$ygos dengan diameter 8 mm di!urigai adanya kelainan dan dengan diameter /mm sudah pasti terdapat kelainan, namun pada posisi &oto thoraL terlentang dikatakan abnormal jika diameternya /J mm. Peningkatan diameter "ena a$ygos > mm jika dibandingkan dengan &oto thoraL sebelumnya terkesan menggambarkan adanya o"erload !airan (Koga dan Cujimoto, +-). aris kerley A (gambar +.) merupakan garis linear panjang yang membentang dari peri&er menuju hilus yang disebabkan oleh distensi saluran anastomose antara lim&atik peri&er dengan sentral. aris kerley 7 terlihat sebagai garis pendek dengan arah hori$ontal /+ !m yang terletak dekat sudut kosto&renikus yang menggambarkan adanya edema septum interlobular. aris kerley 0 berupa garis pendek, ber!abang pada lobus in&erior namun perlu pengalaman untuk melihatnya karena terlihat hampir sama dengan pembuluh darah (Koga dan Cujimoto, +-). ambaran &oto thoraL dapat dipakai untuk membedakan edema paru kardiogenik dan edema paru non kardiogenik. Nalaupun tetap ada keterbatasan yaitu antara lain bah1a edema tidak akan tampak se!ara radiologi sampai jumlah air di paru meningkat >. 7eberapa masalah tehnik juga dapat mengurangi sensiti"itas dan spesi&isitas rontgent paru, seperti rotasi, inspirasi, "entilator, posisi pasien dan posisi &ilm (Gorraine et al , +J Maria, +/). Ta6e$ /*, 3eda 5am6aan Radi!$!gi Edema Pau &adi!genik dan N!n &adi!genik (dikuti# dai L!aine et al 7 /--%)
NO*
5am6aan
Edema &adi!genik
Radi!$!gi
Edema N!n &adi!genik
/ +
Rkuran antung Gebar pedikel
Eormal atau membesar Eormal atau melebar
7iasanya Eormal 7iasanya normal
> H J
Iaskuler 'istribusi Iaskuler 'istribusi %dema %&usi pleura Penebalan
*eimbang rata 9 *entral Ada Ada
Eormal9seimbang Pat!hy atau peri&er 7iasanya tidak ada 7iasanya tidak ada
8 =
Peribronkial aris septal Air bron!hogram
D
%kokardiogra&i
Ada idak selalu ada
7iasanya tidak ada *elalu ada
Pemeriksaan ini merupakan gold standard untuk mendeteksi dis&ungsi "entrikel kiri. %kokardiogra&i dapat menge"alusi &ungsi miokard dan &ungsi katup sehingga dapat dipakai dalam mendiagnosis penyebab edema paru (Maria, +/). D
%K
Pemeriksaan %K bisa normal atau seringkali didapatkan tandatanda iskemia atau in&ark miokard akut dengan edema paru. Pasien dengan krisis hipertensi gambaran %K biasanya menunjukkan gambaran hipertro&i "entrikel kiri. Pasien dengan edema paru kardiogenik tetapi yang non iskemik biasanya menunjukkan gambaran gelombang negati& yang lebar dengan 2 memanjang yang khas, dimana akan membaik dalam +H jam setelah klinis stabil dan menghilang dalam / minggu. Penyebab dari non iskemik ini belum diketahui tetapi beberapa keadaan yang dikatakan dapat menjadi penyebab, antara lain: iskemia subendokardial yang berhubungan dengan peningkatan tekanan pada dinding, peningkatan akut dari tonus simpatis kardiak atau peningkatan elektrikal akibat perubahan metabolik atau ketokolamin (arun dan *ally, +-). D
Kateterisasi pulmonal
Pengukuran tekanan baji pulmonal ( &ulmonary artery occlusion pressure 9 PAOP) dianggap sebagai pemeriksaan gold standard untuk menentukan penyebab edema paru akut. Gorraine dkk mengusulkan suatu algoritma pendekatan klinis untuk membedakan kedua jenis edema tersebut (ambar +.8). 'isamping itu, ada sekitar / pasien dengan edema paru akut dengan penyebab multipel. *ebagai !ontoh, pasien syok sepsis dengan AG#, dapat mengalami kelebihan !airan karena resusitasi yang berlebihan. 7egitu juga sebaliknya, pasien dengan gagal jantung kongesti dapat mengalami AG# karena pneumonia (Gorraine et al , +J Maria, +/). ambaran Badiologi yang ditemukan : -
Pelebaran atau penebalan hilus (dilatasi "askular di hilus)
-
0orakan paru meningkat (lebih dari /9> lateral)
-
Kranialisasi "askuler
-
ilus suram (batas tidak jelas)
-
#nterstitial &ibrosis (gambaran seperti granulomagranuloma ke!il atau nodul milier)
ambar hasil radiologi
5am6a , : Edema Intestitia$
ambaran underlying disease (kardiomegali, e&usi pleura, dia&ragma kanan letak tinggi).
5am6a / : &adi!mega$i dan edema #au
#n&iltrat di daerah basal (edema basal paru) %dema ; butter&ly< atau 7at@s Ning (edema sentral)
5am6a ; : 3at
%dema lo!ali$ed (terjadi pada area "askularisasi normal, pada paru yang mempunyai kelainan sebelumnya, !ontoh : em&isema). /. %kokardiogra&i ambaran penyebab gagal jantung : kelainan katup, hipertro&i "entrikel (hipertensi), *egmental 1all motion abnormally (Penyakit antung Koroner), dan umumnya ditemukan dilatasi "entrikel kiri dan atrium kiri. +. Pengukuran plasma 7type natriureti! peptide (7EP) Alatalat diagnostik lain yang digunakan dalam menilai penyebab yang mendasari dari pulmonary edema termasuk pengukuran dari plasma 7type natriureti! peptide (7EP) atau Eterminal pro7EP. #ni adalah penanda protein (hormon) yang akan timbul dalam darah yang disebabkan oleh peregangan dari kamarkamar jantung. Peningkatan dari 7EP nanogram (sepermilyar gram) per liter lebih besar dari beberapa ratus (> atau lebih) adalah sangat tinggi menyarankan !ardia! pulmonary edema. Pada sisi lain, nilainilai yang kurang dari / pada dasarnya menyampingkan gagal jantung sebagai penyebabnya. >. Pulmonary artery !atheter (*1anan$) Pulmonary artery !atheter (*1anan$) adalah tabung yang panjang dan tipis (kateter) yang disisipkan kedalam "ena"ena besar dari dada atau leher dan dimajukan melalui ruang 5 ruang sisi kanan dari jantung dan diletakkan kedalam kapilerkapiler paru atau pulmonary !apillaries (!abang!abang yang ke!il dari pembuluhpembuluh darah dari paruparu). Alat ini mempunyai kemampuan se!ara langsung mengukur tekanan dalam pembuluhpembuluh paru, disebut pulmonary artery 1edge pressure. Nedge pressure dari /= mmg atau lebih tinggi adalah konsisten dengan !ardiogeni! pulmonary edema, sementara 1edge pressure yang kurang dari /= mmg biasanya menyokong non!ardiogeni! !ause o& pulmonary edema. Penempatan kateter *1anan$ dan interpretasi data dilakukan hanya pada intensi"e !are unit (#0R). 5* PENATALA&ANAAN
-
Posisi S duduk.
-
Oksigen (H 5 J) sampai = liter9menit bila perlu dengan masker.
-
ika memburuk (pasien makin sesak, takipneu, ron!hi bertambah, PaO+ tidak bisa dipertahankan T mmg dengan O+ konsentrasi dan aliran tinggi, retensi 0O+, hipo"entilasi, atau tidak mampu mengurangi !airan edema se!ara adekuat), maka dilakukan intubasi endotrakeal, su!tion, dan "entilator.
-
#n&us emergensi. Monitor tekanan darah, monitor %K, oksimetri bila ada.
-
Eitrogliserin sublingual atau intra"ena. Eitrogliserin peroral ,H 5 , mg tiap J 5 / menit. ika tekanan darah sistolik -J mmg bisa diberikan Eitrogliserin intra"ena mulai dosis > 5 J ug9kg77.
-
ika tidak memberi hasil memuaskan maka dapat diberikan Eitroprusid #I dimulai dosis ,/ ug9kg779menit bila tidak memberi respon dengan nitrat, dosis dinaikkan sampai didapatkan perbaikan klinis atau sampai tekanan darah sistolik =J 5 - mmg pada pasien yang tadinya mempunyai tekanan darah normal atau selama dapat dipertahankan per&usi yang adekuat ke organorgan "ital.
-
Mor&in sul&at > 5 J mg i", dapat diulang tiap +J menit, total dosis /J mg (sebaiknya dihindari).
-
'iuretik Curosemid H 5 = mg #I bolus dapat diulangi atau dosis ditingkatkan tiap H jam atau dilanjutkan drip !ontinue sampai di!apai produksi urine / ml9kg779jam.
-
7ila perlu (tekanan darah turun 9 tanda hipoper&usi) : 'opamin + 5 J ug9kg779menit atau 'obutamin + 5 / ug9kg779menit untuk menstabilkan hemodinamik. 'osis dapat ditingkatkan sesuai respon klinis atau keduanya.
-
rombolitik atau re"askularisasi pada pasien in&ark miokard.
-
Ientilator pada pasien dengan hipoksia berat, asidosis9tidak berhasil dengan oksigen.
-
Operasi pada komplikasi akut in&ark miokard, seperti regurgitasi, I*' dan ruptur dinding "entrikel 9 !orda tendinae.
Penata$aksanaan
5am6a /*= A$g!itma Penata$aksanaan Edema Pau Akut &adi!genik (dikuti# dai E87 /-,/)
Keterangan: /.
Pada pasien yang telah mendapatkan pengobatan diuretik, dosis yang
direkomendasikan sebesar +,JL dari dosis oral yang biasanya diberikan. 'apat dulang jika diperlukan. +.
O+ saturasi dengan pulse oLimeter Q- &ont3U&ontU nbsp3UnbspUatau PaO + Q
dapat3UdapatU
diberikan3UdiberikanU
hipoksemia3UhipoksemiaU
kpa3UkpaU
mengobati3UmengobatiU mmhg3UmmhgU oksigen3UoksigenU po3UpoU span3UspanU untuk3UuntukU+ Q -), yang terkait dengan peningkatan risiko mortalitas jangka pendek. Oksigen tidak boleh digunakan se!ara rutin pada pasien nonhipoksemia karena menyebabkan "asokonstriksi dan penurunan !urah jantung >.
7iasanya dimulai dengan O + H5, dititrasi sampai *pO + - hatihati
pada pasien yang mempunyai resiko retensi 0O +. H.
0ontoh, pemberian mor&in H5= mg ditambah meto!loperamide / mg
obeser"asi adanya depresi perna&asan, dapat diulang jika diperlukan. J.
Akral dingin, tekanan darah rendah, produksi urine yang sedikit,
bingung9kesadaran menurun, iskemia miokardial. .
0ontoh, mulai pemberian in&us dobutamine +.J Vg9kg9menit, dosis dinaikkan +L
lipat tiap /J menit tergantung respon (titrasi dosis dibatasi jika terdapat takikardia, aritmia atau iskemia). 'osis + Vg9kg9menit jarang sekali diperlukan. 7ahkan dobutamine mungkin memiliki akti"itas "asodilator ringan sebagai akibat dari stimulasi beta+ adrenoseptor. 8.
Pasien harus diobser"asi ketat se!ara reguler (gejala, denyut dan ritme
jantung, *pO+, tekanan darah sistolik, produksi urine) sampai stabil dan pulih. =.
0ontoh, mulai pemberian in&us E / Vg9menit dan dosis dinaikkan +L lipat
tiap / menit tergantung respon (biasanya titrasi naiknya dosis dibatasi oleh hipotensi). 'osis / Vg9min jarang sekali dipelukan. -.
Bespon yang adekuat ditandai dengan berkurangnya dypsnea, diuresis yang
adekuat (produksi urine / mG9jam dalam + jam pertama), peningkatan saturasi O
+
(jika hipoksemia) dan biasanya terjadi penurunan denyut jantung dan &rekuensi perna&asan yang seharusnya terjadi dalam /+ jam pertama. Aliran darah peri&er juga dapat meningkatkan seperti yang ditandai oleh penurunan "asokonstriksi kulit, peningkatan suhu kulit, dan perbaikan dalam 1arna kulit. *erta adanya penurunan ronkhi. /. *etelah pasien nyaman dan diuresis yang stabil telah di!apai, ganti terapi i" dengan pengobatan diuretik oral. //.
Menilai gejala yang rele"an dengan C (dyspnea, ortopnea, paro'ysmal
nocturnal dyspnoea), komorbiditas (misalnya nyeri dada akibat iskemia miokard),
dan e&ek samping pengobatan (misalnya simptomatik hipotensi). Menilai tandatanda kongesti9edema peri&er dan paru, denyut dan irama jantung, tekanan darah, per&usi peri&er, &rekuensi pernapasan, serta usaha pernapasan. %K (ritme 9 iskemia dan in&ark) dan kimia darah 9 hematologi (anemia, gangguan elektrolit, gagal ginjal) juga harus diperiksa. Pulse oLimetry (atau pengukuran gas darah arteri) harus diperiksa
dan diperiksakan ekokardiogra&i jika belum dilakukan. /+. Produksi urine Q / mG9jam dalam /5+ jam pertama adalah respon a1al pemberian diuretik i" yang tidak adekuat (dikon&irmasi melalui kateter urine). />. Pada pasien dengan tekanan darah masih rendah 9 sho!k, dipertimbangkan diagnosis alternati& (emboli paru misalnya), masalah mekanis akut, dan penyakit katup yang berat (terutama stenosis aorta). Kateterisasi arteri paru dapat mengidenti&ikasi pasien dengan tekanan pengisian "entrikel kiri yang tidak adekuat ( lebih tepat dalam menyesuaikan terapi "asoakti&). /H.
7alon pompa intra aorta atau dukungan sirkulasi mekanik lainnya harus
dipertimbangkan pada pasien yang tidak terdapat kontraindikasi. /J.
0PAP or E#PPI harus dipertimbangkan pada pasien yang tidak terdapat
kontraindikasi. Ientilasi nonin"asi& ! ontinuous positive air(ay pressure (0PAP) dan non-invasive intermittent
positive pressure ventilation
(E#PPI) mengurangi dyspnea dan
meningkatkan nilai &isiologis tertentu (misalnya saturasi oksigen) pada pasien dengan edema paru akut. Eamun, penelitian B0( Randomi)ed controled trial ) besar yang terbaru menunjukkan bah1a "entilsasi nonin"asi& atau in"asi& tidak ada perbedaan yang signi&ikan terhadap penurunan angka kematian bila dibandingkan dengan terapi standar, termasuk nitrat (dalam - dari pasien) dan opiat (di J/ dari pasien). asil ini berbeda dengan penelitian dari metaanalisis sebelumnya dengan studi yang lebih ke!il. Ientilasi Eonin"asi& dapat digunakan sebagai terapi tambahan untuk meringankan gejala pada pasien dengan edema paru dan gangguan pernapasan parah atau pada pasien yang kondisinya gagal membaik dengan terapi &armakologis. Kontraindikasi untuk penggunaan "entilasi non in"asi& meliputi
hipotensi,
muntah,
kemungkinan
pneumotoraks,
dan
depressed
consciousness.
/.
'ipertimbangkan untuk dilakukan pemasangan intubasi endotrakeal dan
"entilasi in"asi& jika hipoksemia memburuk, gagal upaya pernapasan, meningkatnya kebingungan 9 penurunan tingkat kesadaran , dll /8. Meningkatkan dosis loop diuretik hingga setara dengan &urosemide J mg (T dosis +J mg harus diberikan melalui in&us lebih dari H jam). /=. ika tidak ada respon terhadap penggandaan dosis diuretik meskipun tekanan pengisian "entrikel kiri adekuat (baik disimpulkan atau diukur se!ara langsung) maka mulai in&us dopamin +,J Vg 9 kg 9 menit. 'osis yang lebih tinggi tidak dianjurkan untuk meningkatkan diuresis. /-. ika langkah /8 dan /= tidak menghasilkan diuresis yang adekuat dan pasien tetap terjadi edema paru maka ultra&iltrasi terisolasi "eno"enous harus
dipertimbangkan. I* AUHAN &EPERA1ATAN PADA PENDERITA A8UTE LUN5 OEDEMA (ALO) Pengka>ian
/. #dentitas +. Rmur
: : Klien de1asa dan bayi !enderung mengalami dibandingkan
remaja9de1asa muda >. Bi1ayat Masuk Klien biasanya diba1a ke rumah sakit setelah sesak na&as, !yanosis atau batuk batuk disertai dengan demam tinggi9tidak. Kesadaran kadang sudah menurun dan dapat terjadi dengan tibatiba pada trauma. 7erbagai etiologi yang mendasar dengan masingmasik tanda klinik mungkin menyertai klien H. Bi1ayat Penyakit 'ahulu Predileksi penyakit sistemik atau berdampak sistemik seperti sepsis, pan!reatitis, Penyakit paru, jantung serta kelainan organ "ital ba1aan serta penyakit ginjal mungkin ditemui pada klien J. Pemeriksaan &isik -
*istem #ntegumen *ubyekti&
:
Obyekti&
: kulit pu!at, !yanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder),
banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan -
*istem Pulmonal *ubyekti& Obyekti&
: sesak na&as, dada tertekan :
Perna&asan
!uping
hidung,
hiper"entilasi,
batuk
(produkti&9nonprodukti&), sputum banyak, penggunaan otot bantu perna&asan, perna&asan dia&ragma dan perut meningkat, Gaju perna&asan meningkat, terdengar stridor, ron!hii pada lapang paru, -
*istem 0ardio"askuler *ubyekti&
: sakit dada
Obyekti&
: 'enyut nadi meningkat, pembuluh darah "asokontriksi, kualitas
darah menurun, 'enyut jantung tidak teratur, suara jantung tambahan -
-
*istem Eeurosensori *ubyekti&
: gelisah, penurunan kesadaran, kejang
Obyekti&
: 0* menurun, re&leks menurun9normal, letargi
*istem Mus!uloskeletal *ubyekti&
: lemah, !epat lelah
Obyekti&
: tonus otot menurun, nyeri otot9normal, retraksi paru dan penggunaan
otot aksesoris perna&asan -
-
*istem genitourinaria *ubyekti&
:
Obyekti&
: produksi urine menurun9normal,
*istem digesti& *ubyekti&
: mual, kadang muntah
Obyekti&
: konsistensi &eses normal9diare
. *tudi Gaboratorik : -
b
: menurun9normal
-
Analisa as 'arah
: a!idosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar
karbon darah meningkat9normal -
%lektrolit
: Eatrium9kalsium menurun9normal
Diagn!sa ang mungkin mun9u$
/. Ketidake&ekti&an pola na&as berhubungan dengan kelelahan dan pemasangan alat bantu na&as +. angguan pertukaran as berhubungan dengan distensi kapiler pulmonar >. Besiko tinggi in&eksi berhubungan dengan area in"asi mikroorganisme sekunder terhadap pemasangan selang endotrakeal H. angguan per&usi jaringan berhubungan dengan penurunan kontraktilitas otot jantung J. 'is&ungsi
respon
penyapihan
"entilator
berhubungan
dengan
kurangnya
pengetahuan terhadapprosedur medis . Besiko terjadi trauma berhubungan dengan kegelisahan sekunder terhadap pemasangan alat bantu na&as 8. Ansietas berhubungan dengan an!aman integritas biologis aktual sekunder terhadap pemasangan alat bantu na&as =. angguan komunikasi "erbal berhubungan dengan pemasangan selang endotrakeal
Ren9ana Tindakan: Inteensi
Eo 'iagnosa / Ketidake&ekti&an pola
dengan keadaan lemah
#nter"ensi (E#0)
Respiratory status* ventilation
Air(ay management
na&as Respiratory status* ai(ay patency
berhubungan tubuh
EO0
yang
+ital sign status
+ital sign monitoring
/ + > H J /.Atur posisi semi &o1ler ada W +.Obser"asi tanda dan gejala
#ndi!ator idak dyspneu #rama na&as Crekuensi
pernapasan idak ada suara
,'ygen therapy
sianosis W suara napas W >.Auskultasi tambahan W H.7erikan terapi oksigenasi
na&as
abnormal I dalam batas normalW
J.Pertahankan W
jalan
napas
paten .Obser"asi tandatanda "ital 8.Monitor irama dan &rekuensi pernapasan =.Monitor suara paru -.Monitor pola napas abnormal /. Obser"asi timbulnya gagal na&as. //. Kolaborasi
dengan
tim
medis dalam memberikan pengobatan
+
angguan
Respiratory status* gas e'change
pertukaran
as Respiratory status* ventilation
berhubungan dengan
Respiratory monitoring
+ital sign status
distensi
#ndi!ator idak
kapiler pulmonar
Acid ase management
/ + > H J ada W
dyspneu 7atuk e&ekti& #rama na&as Crekuensi
W W W
pernapasan idak ada
W
suara
Air(ay management
na&as
/. Atur posisi semi &o1ler +. Obser"asi
W
gejala sianosis >. Auskultasi suara napas tambahan H. 7erikan terapi oksigenasi J. Pertahankan jalan napas . Obser"asi 8. Monitor
- 7A normal:
partial
pressure
o&
oLygen
pressure
o&
!arbon
pola
napas
abnormal /. entukan
oLygen !ontent (O+0): /J+>
su!tion
oLygen saturation (*aO+): -H
//. Obser"asi
kebutuhan timbulnya
gagal na&as.
/
dan
=. Monitor suara paru -. Monitor
dioLide (Pa0O+): >JHJ mm g
irama
&rekuensi pernapasan
(PaO+): 8J/ mm g
tandatanda
"ital
batas normalW
partial
dan
paten
abnormal I dalam
tanda
bi!arbonate
(0O>):
+++
/+. Kolaborasi dengan tim
m%9liter
medis
dalam
p: 8.>J8.HJ
memberikan pengobatan />. Pertahankan i" line /H. Monitor 7A
>
Besiko
tinggi
Immune status
In#ection control
in&eksi
Risk control
In#ection protection
berhubungan
#ndi!ator idak
/. #nstruksikan pengunjung
dengan
area
/ + > H J ada W
in"asi
tandatanda
mikroorganisme
in&eksi umlah leukosit
sekunder terhadap pemasangan selang
dalam normal
batas
untuk men!u!i tangan sebelum
W
dan
stelah
mengunjungi pasien +. Pertahankan
teknik
asepti! saat pemasangan alat >. ingkatkan intak nutrisi
endotrakeal
H. 7erikan terapi antibioti! jika perlu J. Monitor leukosit . Pertahankan i" line 8. ingkstksn istirahat
Im#$ementasi
'idasarkan pada diagnosa yang mun!ul baik se!ara aktual, resiko, atau potensial. Kemudian dilakukan tindakan kepera1atan yang sesuai berdasarkan E0P. Ea$uasi:
'isimpulkan berdasarkan pada sejauh mana keberhasilan men!apai kriteria hasil, sehingga dapat diputuskan apakah inter"ensi tetap dilanjutkan, dihentikan, atau diganti jika tindakan yang sebelumnya tidak berhasil.
DA2TAR PUTA&A
7runner X*uddart. ++. 7uku Ajar Kepera1atan Medikal 7edah "olume +. akarta: %0. 0arpenito, Gynda uall. +. Diagnosis .epera(atan/ akarta: %0. arrison. /--J. &rinsip-prinsip Ilmu &enyakit Dalam/ +olume0 . Yogyakarta : Penerbit 7uku Kedokteran %0. *imon, . /-=/. Diagnostik Rontgen untuk 1ahasis(a .linik dan Dokter 2mum. %disi kedua. akarta: Penerbit %rlangga. *melt$er 0.* X 7are 7.(+>). 7runner X *uddarth@s eLtbook o& Medi!al *urgi!al Eursing. /th %dition. Philadelphia: Gippin!ott. AA. 3445 Focused 2pdate* ACCF6AHA 7uidelines #or the Diagnosis and 1anagement o# Heart Failure in Adults . 0ir!ulation +-, //-:/-88+/.
Alasdair et al . %oninvasive +entilation In Acute Cardiogenic &ulmonary 8dema . E %ngl Med +=>J-:/H+J/. 'aulat. atalaksana agal antung Akut. +-. #n: *udoyo AN, *etiyohadi 7, Al1i #, *imadibrata M, *etiati *, editor. 7uku ajar ilmu penyakit dalam. Jth %d. akarta: Pusat Penerbitan 'epartemen #lmu Penyakit 'alam Cakultas Kedokteran Rni"ersitas #ndonesia. p. /J/J/J/-. Gorraine et al . A!ute Pulmonary %dema. E %ngl Med. +J>J>:+8==-. Maria #. +/. Penatalaksanaan %dema Paru pada Kasus I*' dan *epsis IAP.Anestesia X 0riti!al 0are.Iol += Eo.+ Mei +/. M!0an!e KG. +. Structure and Function o# 9he Cardiovascular and :ymphatic Systems . #n: M!0an!e KG, uether *%. Pathophysiology: he 7iologi! 7asis &or
'isease in Adults and 0hildren. R*A: %lse"ier Mosby p. /8J. Rrsella et al . 9he 2se o# %on-Invasive +entilation in 9he 9reatment o# Acute Cardiogenic &ulmonary 8dema. %uropean Be"ie1 &or Medi!al and Pharma!ologi!al *!ien!es.
+8 //: /->+J.
VENTILAI ME&ANI& (VENTILATOR)
I*
Pengetian dan Tu>uan
Ientilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses "entilasi untuk mempertahankan oksigenasi, dengan tujuan: •
Memberikan kekuatan mekanis pada sistem perna&asan untuk mempertahankan "entilasi yang &isiologis
•
Manipulasi air 1ay pressure dan !orak "entilasi untuk memperbaiki e&isiensi dan oksigenasi
•
II*
Mengurangi kerja mio!ard dengan !ara mengurangi kerja na&as. Indikasi Pemasangan Venti$at!
/. Pasien dengan respiratory #ailure
>. Post repanasi dengan bla!k
(gagal napas)
out.
+. Pasien dengan operasi tekhik hemodilusi. III*
H. Bespiratory Arrest.
Pene6a6 5aga$ Na#as
/. Penyebab sentral a. rauma kepala
:
0ontusio !erebri.
b. Badang otak
:
%n!epalitis.
!. angguan "askuler
:
Perdarahan otak, in&ark otak.
d. Obatobatan
:
Earkotika, Obat anestesi.
+. Penyebab peri&er a.
Kelaian Eeuromuskuler:
uillian 7are symdrom
etanus
rauma ser"ikal.
Obat pelemas otot.
b.
Kelainan jalan napas.
Obstruksi jalan napas.
Asma bron!heal.
!.
Kelainan di paru.
%dema paru, atlektasis, AB'*
d.
Kelainan tulang iga 9 thorak.
Craktur !ostae, pneumothorak, haemathorak.
e.
Kelainan jantung. Kegagalan jantung kiri.
IV* V*
I#.
&iteia Pemasangan Venti$at!
Menurut Pontopi seseorang perlu bantuan ("entilator) bila :
Crekuensi napas lebih dari >J kali per menit.
asil analisa gas darah dengan O + masker PaO + kurang dari 8 mmg.
Pa0O+ lebih dari mmg
Aa'O+ dengan O + / hasilnya lebih dari >J mmg. Iital !apasity kurang dari /J ml 9 kg 77.
I##. VIII*
Ma9am?ma9am Venti$at!*
Menurut si&atnya "entilator dibagi tiga type yaitu:
I@*
/. Iolume 0y!led Ientilator. Z.
Perinsip dasar "entilator ini adalah !y!lusnya berdasarkan
"olume. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah men!apai "olume yang ditentukan. Keuntungan "olume !y!led "entilator adalah perubahan pada komplain paru pasien tetap memberikan "olume tidal yang konsisten. +. Pressure 0y!led Ientilator Z#.
Perinsip dasar "entilator type ini adalah !y!lusnya menggunakan
tekanan. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah men!apai tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasi&. Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain paru, maka "olume udara yang diberikan juga berubah. *ehingga pada pasien yang setatus parunya tidak stabil, penggunaan "entilator tipe ini tidak dianjurkan. >. ime 0y!led Ientilator Z##.
Prinsip kerja dari "entilator type ini adalah !y!lusnya berdasarkan
1amtu ekspirasi atau 1aktu inspirasi yang telah ditentukan. Naktu inspirasi ditentukan oleh 1aktu dan ke!epatan inspirasi (jumlah napas permenit) Z###.
Eormal ratio # : % (inspirasi : ekspirasi ) / : +
Z#I. @V*
ZI#.
M!de?M!de Venti$at!*
Pasien yang mendapatkan bantuan "entilasi mekanik dengan
menggunakan "entilator tidak selalu dibantu sepenuhnya oleh mesin "entilator, tetapi tergantung dari mode yang kita setting, yaitu: /. Mode 0ontrol.
ZI##.
Pada mode kontrol mesin se!ara terus menerus membantu
perna&asan pasien. #ni diberikan pada pasien yang perna&asannya masih sangat jelek, lemah sekali atau bahkan apnea. Pada mode ini "entilator mengontrol pasien, perna&asan diberikan ke pasien pada &rek1ensi dan "olume yang telah ditentukan pada "entilator, tanpa menghiraukan upaya pasien untuk menga1ali inspirasi. 7ila pasien sadar, mode ini dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila pasien berusaha na&as sendiri bisa terjadi &ighting (tabrakan antara udara inspirasi dan ekspirasi), tekanan dalam paru meningkat dan bisa berakibat al"eoli pe!ah dan terjadi pneumothoraL. 0ontoh mode !ontrol ini adalah: 0B (0ontrolled Bespiration), 0MI (0ontrolled Mandatory Ientilation), #PPI (#ntermitten Positi"e Pressure Ientilation) +. Mode #MI 9 *#MI: #ntermitten Mandatory Ientilation9*in!roni$ed #ntermitten Mandatory Ientilation. ZI###. Pada mode ini "entilator memberikan bantuan na&as se!ara selang seling dengan na&as pasien itu sendiri. Pada mode #MI perna&asan mandatory diberikan pada &rek1ensi yang di set tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau ekspirasi sehingga bisa terjadi &ighting dengan segala akibatnya. Oleh karena itu pada "entilator generasi terakhir mode #MInya disinkronisasi (*#MI). *ehingga perna&asan mandatory diberikan sinkron dengan pi!uan pasien. Mode #MI9*#MI diberikan pada pasien yang sudah bisa na&as spontan tetapi belum normal sehingga masih memerlukan bantuan. >. Mode A*7 9 P* : (Assisted *pontaneus 7reathing 9 Pressure *uport Z#Z.
Mode ini diberikan pada pasien yang sudah bisa na&as spontan
atau pasien yang masih bisa berna&as tetapi tidal "olumnenya tidak !ukup karena na&asnya dangkal. Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk berna&as. 7ila pasien tidak mampu untuk memi!u trigger maka udara perna&asan tidak diberikan. H. 0PAP : 0ontinous Positi"e Air Pressure. ZZ.
Pada mode ini mesin hanya memberikan tekanan positi& dan
diberikan pada pasien yang sudah bisa berna&as dengan adekuat. ZZ#.
ujuan pemberian mode ini adalah untuk men!egah atelektasis
dan melatih otototot perna&asan sebelum pasien dilepas dari "entilator. ZZ##.
@@III* istem A$am
ZZ#I.
Ientilator digunakan untuk mendukung hidup. *istem alarm perlu
untuk me1aspadakan pera1at tentang adanya masalah. Alarm tekanan rendah menandakan adanya pemutusan dari pasien ("entilator terlepas dari pasien), sedangkan alarm tekanan tinggi menandakan adanya peningkatan tekanan, misalnya pasien batuk, !ubing tertekuk, terjadi &ighting, dll. Alarm "olume rendah menandakan kebo!oran. Alarm jangan pernah diabaikan tidak dianggap dan harus dipasang dalam kondisi siap. ZZI. @@VI* Pe$em6a6an dan suhu*
ZZI##.
Ientilasi mekanis yang mele1ati jalan na&as buatan meniadakan
mekanisme pertahanan tubuh unmtuk pelembaban dan penghangatan. 'ua proses ini harus digantikan dengan suatu alat yang disebut
humidifier.
*emua udara yang dialirkan dari "entilator melalui air dalam humidi&ier dihangatkan dan dijenuhkan. *uhu udara diatur kurang lebih sama dengan suhu tubuh. Pada kasus hipotermi berat, pengaturan suhu udara dapat ditingkatkan. *uhu yang terlalu itnggi dapat menyebabkan luka bakar pada tra!hea dan bila suhu terlalu rendah bisa mengakibatkan kekeringan jalan na&as dan sekresi menjadi kental sehingga sulit dilakukan penghisapan. ZZI###. @@I@* 2isi!$!gi Pena#asan Venti$asi Mekanik
ZZZ.
Pada perna&asan spontan inspirasi terjadi karena dia&ragma dan
otot inter!ostalis berkontrkasi, rongga dada mengembang dan terjadi tekanan negati& sehingga aliran udara masuk ke paru, sedangkan &ase ekspirasi berjalan se!ara pasi&. Pada perna&asan dengan "entilasi mekanik, "entilator mengirimkan udara dengan memompakan ke paru pasien, sehingga tekanan sselama inspirasi adalah positi& dan menyebabkan tekanan intra thorakal meningkat. Pada akhir inspirasi tekanan dalam rongga thoraL paling positi&. ZZZ#. @@@II* E"ek Venti$asi mekanik
ZZZ###.
Akibat dari tekanan positi& pada rongga thoraL, darah yang
kembali ke jantung terhambat, "enous return menurun, maka !ardia! output juga menurun. 7ila kondisi penurunan respon simpatis (misalnya karena hipo"olemia, obat dan usia lanjut), maka bisa mengakibatkan hipotensi. 'arah yang le1at paru juga berkurang karena ada kompresi mi!ro"askuler
akibat tekanan positi& sehingga darah yang menuju atrium kiri berkurang, akibatnya !ardia! output juga berkurang. 7ila tekanan terlalu tinggi bisa terjadi gangguan oksigenasi. *elain itu bila "olume tidal terlalu tinggi yaitu lebih dari //+ ml9kg 77 dan tekanan lebih besar dari H 0m+O, tidak hanya mempengaruhi !ardia! output (!urah jantung) tetapi juga resiko terjadinya pneumothoraL. ZZZ#I.
%&ek pada organ lain: Akibat !ardia! output menurun per&usi ke
organorgan lainpun menurun seperti hepar, ginjal dengan segala akibatnya. Akibat tekanan positi& di rongga thoraL darah yang kembali dari otak terhambat sehingga tekanan intrakranial meningkat. ZZZI. @@@VI*&!m#$ikasi Venti$asi Mekanik (Venti$at!)
ZZZI##.
Ientilator adalah alat untuk membantu perna&asan pasien,
tapi bila pera1atannya tidak tepat bisa, menimbulkan komplikasi seperti: /. Pada paru a.
7aro trauma: tension
e.
pneumothoraL, empisema sub !utis, emboli udara "askuler. b.
Atelektasis9kolaps
(tertekuk), terekstubasi, tersumbat. &.
Aspirasi !airan lambung
g.
idak
al"eoli di&&use !.
ber&ungsinya
penggunaan "entilator
#n&eksi paru
d. Kera!unan oksigen +. Pada sistem kardio"askuler ZZZI###.
alan na&as buatan: kingking
h.
Kerusakan jalan na&as bagian atas
ipotensi, menurunya !ardia! output dikarenakan
menurunnya aliran balik "ena akibat meningkatnya tekanan intra thoraL pada pemberian "entilasi mekanik dengan tekanan tinggi. >. Pada sistem sara& pusat a. Iasokonstriksi !erebral : erjadi karena penurunan tekanan 0O+ arteri (Pa0O+) diba1ah normal akibat dari hiper"entilasi. b. Oedema !erebral : erjadi karena peningkatan tekanan 0O+ arteri diatas normal akibat dari hipo"entilasi. !. Peningkatan tekanan intra kranial d. angguan kesadaran e. angguan tidur. H. Pada sistem gastrointestinal a. 'istensi lambung, illeus
b. Perdarahan lambung. J. angguan psikologi ZZZ#Z. ZG. @LI*
P!sedu Pem6eian Venti$at!
ZG##.
*ebelum memasang "entilator pada pasien. Gakukan tes paru
pada "entilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. *edangkan pengesetan a1al adalah sebagai berikut: /. ubungkan "entilator dengan sumber listrik +. ubungkan "entilator dengan sumber oksigen dan udara tekan >. #si humidi&ier dengan aua steril sampai batas yang ditentukan H. Pastikan breathing sir!uit apakah ada kebo!oran dan tes &ungsi masingmasing preset dengan menggunakan testlang J. Atur mesin sesuai dengan klasi&ikasi kerja yang dibutuhkan :
Craksi oksigen inspirasi (CiO+) /
Iolume idal: HJ ml9kg 77
Crek1ensi perna&asan: //J kali9menit
Aliran inspirasi: H liter9detik
P%%P (Possiti"e %nd %Lpiratory Pressure) atau tekanan positi& akhir ekspirasi: J 0m, ini diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk men!egah atelektasis. Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan pengesetan ditentukan oleh respon pasien yang ditujukkan oleh hasil 7A
. Alat siap digunakan ZG###. . @LIV* &iteia Pena#ihan
ZGI.
Pasien yang mendapat bantuan "entilasi mekanik dapat dilakukan
penyapihan bila memenuhi kriteria sebagai berikut:
Kapasitas "ital //J ml9kg 77
Iolume tidal HJ ml9kg 77
Kekuatan inspirasi + !m +O atau lebih besar
Crek1ensi perna&asan kurang dari + kali9menit.
ZGI#. @LVII* 2IIOLO5I PERNAPAAN VENTILAI ME&ANI& Na#as #!ntan
'ia&ragma dan otot inter!ostalis berkontraksi mengembang terjadi tekanan ()
rongga dada
aliran udara masuk ke paru dan
berhenti pada akhir inspirasi
Case ekspirasi berjalan se!ara pasi& Pena#asan dengan enti$asi mekanik
Rdara masuk ke dalam paru karena ditiup, sehingga tekanan rongga thoraL ([)
Pada akhir inspirasi tekanan dalam rongga thoraL paling positi&
%kspirasi berjalan pasi&.
ZGI###. @LI@* E2E& VENTILAI ME&ANI& Pada &adi!asku$e
Akibat dari tekanan posisti& pada rongga thoraL kembali ke jantung terhambat
darah yang
"enous return menurun maka
!ardia! out put menurun.
'arah yang le1at paru juga berkurang karena ada kompresi mi!ro"askuler akibat tekanan ([)
sehingga darah berkurang
!ardia! out put menurun.
7ila tekanan terlalu tinggi
bisa terjadi eL oksigenasi.
Pada !gan Lain
Akibat !ardia! out put menurun
per&usi ke organ lainpun akan
menurun seperti, hepar, ginjal, otak dan segala akibatnya.
Akibat tekanan ([) di rongga thoraL darah yang kembali dari otak terhambat
#K meningkat.
G. LI*
TERAPI O@I5EN
G##.
*etelah jalan na&as bebas, maka selanjutnya tergantung dari derajat hipoksia atau hiperkabinya serta keadaan penderita. Pontiopidan memberi batasan mekanik, oksigenasi dan "entilasi untuk tindakan selanjutnya LIV* LIII*
Paamete
A99a#ta 6$e Range (Tidak Pe$u Tea#i &husus)
LV*
2isi!tea# i Dada7 Tea#i Oksigen7 M!nit!ing &etat
LVI*
Intu6a si Ta9he!st !mi Venti$asi Mekanik*
/. M%KAE#K Crek1ensi na&as Iital !apa!ity (ml9kg) #nspiratori &or!e, 0m+O +. OK*#%EA*# A a'O+ / O+ mmg PaO+ mmg GI##. >. I%E#GA*# I' 9 I Pa0O+
GI###. /+ +J 8 > G#Z. GZ. / J GZ#. GZ##. J + GZ###. / 8J GZ#I. (Air) GZI. GZI#. ,> ,H GZI##. >J HJ
GZI###. GZ#Z. +J >J GZZ. > /J GZZ#. GZZ##. J +J GZZ###. GZZ#I. GZZI. + >J GZZI#. GZZI##. + 8 GZZI###. (O + Mask) GZZ#Z. GZZZ. ,H , GZZZ#. J
GZZZ##. GZZZ###. >J GZZZ#I. /J GZZZI. GZZZI#. +J GZZZI##. GZZZI###. GZZZ#Z. >J Z0. Z0#. Q 8 Z0##. ( O+ Mask ) Z0###. Z0#I. , Z0I.
Z0I#. @8VII* AUHAN
&EPERA1ATAN
PADA
PAIEN
DEN5AN
3ANTUAN
VENTILAI ME&ANI& (VENTILATOR) I*
Pengka>ian
Z0I###.
alhal yang perlu dikaji pada psien yang mendapat na&as buatan
dengan "entilator adalah: /. 7iodata Z0#Z. Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku, agama, alamt, dll. 0.
Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang
status sosial ekonomi, adat kebudayaan dan keyakinan spritual pasien, sehingga mempermudah dalam berkomunikasi dan menentukan tindakan kepera1atan yang sesuai. +. Bi1ayat penyakit9ri1ayat kepera1atan 0#.
#n&ormasi mengenai latar belakang dan ri1ayat penyakit yang
sekarang dapat diperoleh melalui oranglain (keluarga, tim medis lain) karena kondisi pasien yang dapat bentuan "entilator tidak mungkin untuk memberikan data se!ara detail. Pengkajian ini ditujukan untuk mengetahui kemungkinan penyebab atau &aktor pen!etus terjadinya gagal na&as9dipasangnya "entilator. >. Keluhan
Q Q
0##.
Rntuk mengkaji keluhan pasien dalam keadaan sadar baik, bisa
dilakukan dengan !ara pasien diberi alat tulis untuk menyampaikan keluhannya. Keluhan pasien yang perlu dikaji adalah rasa sesak na&as, na&as terasa berat, kelelahan dan ketidaknyamanan. 0###.
7. /. *istem perna&asan a. *etting "entilator meliputi:
Mode "entilator
0B90MI9#PPI (0ontrolled Bespiration90ontrolled Mandatory Ientilation9#ntermitten Positi"e Pressure Ientilation)
*#MI (*yn!roni$ed #ntermitten Mandatory Ientilation)
A*79P* (Assisted *pontaneus 7reathing9Pressure *uport)
0PAP (0ontinous Possiti"e Air Presure)
CiO+: Prosentase oksigen yang diberikan
P%%P: Positi"e %nd %Lpiratory Pressure
Crek1ensi na&as
b. erakan na&as apakah sesuai dengan irama "entilator !. %Lpansi dada kanan dan kiri apakah simetris atau tidak d. *uara na&as: adalah ronkhi, 1he$ing, penurunan suara na&as e. Adakah gerakan !uping hidung dan penggunaan otot bantu tambahan &. *ekret: jumlah, konsistensi, 1arna dan bau g. umidi&ier: kehangatan dan batas aua h. ubing9!ir!uit "entilator: adakah kebo!oran tertekuk atau terlepas i. asil analisa gas darah terakhir9saturasi oksigen j. 0#I.
asil &oto thoraL terakhir
7. +. *istem kardio"askuler 0I.
Penkajian kardio"askuler dilakukan untuk mengetahui adanmya
gangguan hemodinamik yang diakibatkan setting "entilator (P%%P terlalu tinggi) atau disebabkan karena hipoksia. Pengkajian meliputi tekanan darah, nadi, irama jantung, per&usi, adakah sianosis dan banyak mengeluarkan keringat. 0I#.
7. >. *istem neurologi 0I##. Pengkajian meliputi tingkat kesadaran, adalah nyeri kepala, rasa ngantuk, gelisah dan keka!auan mental.
0I###. 7. H. *istem urogenital
0#Z.
Adakah penurunan produksi urine (berkurangnya produksi urine
menunjukkan adanya gangguan per&usi ginjal) 0Z.
7. J. *tatus !airan dan nutrisi 0Z#.
*tatus !airan dan nutrisi penting dikaji karena bila ada gangguan
status nutrisi dn !airan akan memperberat keadaan. *eperti !airan yang berlebihan dan albumin yang rendah akan memperberat oedema paru. H. *tatus psy!ososial 0Z##. Pasien yang dira1at di #0R dan dipasang "entilator sering mengalami depresi mental lyang dimani&estasikan berupa kebingungan, gangguan orientasi, merasa terisolasi, ke!emasan dan ketakutan akan kematian. 0Z###. 0Z#I. II*
Diagn!sa &e#ea'atan
0ZI.
'iagnosa kepera1atan yang sering terjadi pada pasien yang
mendapat bentuan na&as mekanik9dipasang "entilator diantaranya adalah: /. Ketidake&ekti&an bersihan jalan na&as berhubungan dengan peningkatan produksi sekret +. angguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan, proses penyakitnya >. Ketidake&ekti&an pola na&as berhubungan dengan kelelahan, pengesetan "entilator yang tidak tepat, obstruksi selang endotra!heal H. 0emas berhubungan dengan penyakit kritis, takut terhadap kematian J. angguan
pemenuhan
komunikasi
"erbal
berhubungan
dengan
pemasangan selang endotra!heal . Besiko tinggi terjadinya in&eksi saluran na&as berhubungan dengan pemasangan selang endotra!heal 8. Besiko tinggi terjadinya trauma atau !edera berhubungan dengan "entilasi mekanis, selang endotra!heal, ansietas, stress =. angguan rasa nyaman berhubungan dengan "entilasi mekanis, letak selang endotra!heal 0ZI#. III*
Peen9anaan
/. Ketidake&ekti&an bersihan jalan na&as sehubungan dengan peningkatan produksi sekret
0ZI##.
ujuan: Meningkatkan dan mempertahankan kee&ekti&an
jalan napas. 0ZI###.
Kriteria hasil:
7unyi napas terdengar bersih.
Bon!hi tidak terdengar.
ra!heal tube bebas sumbatan.
0Z#Z.
indakan kepera1atan: 8@@* INTERVENI
Auskultasi bunyi napas tiap +H jam dan kalau diperlukan.
Gakukan pengisapan bila terdengar ron!hi dengan !ara:
a. jelaskan pada pasien tentang tujuan dari tindakan pengisapan. b. 7erikan oksigen dengan O+ / sebelum dilakukan pengisapan, minimal H J Z pernapasan. !. Perhatikan teknik aseptik, gunakan sarung tangan steril, kateter pengisap steril. d. Masukan kateter kedalam selang % dalam keadaan tidak mengisap (ditekuk), lama pengisapan tidak lebih dari / detik. e. Atur tekanan isap tidak lebih dari / /+ mmg. &. Gakukan oksigenasi lagi dengan O+ / sebelum melakukan pengisapan berikutnya. g. Gakukan pengisapan berulangulang sampai suara napas bersih.
Pertahankan suhu humidi&er tetap hangat (>J >8,= o 0
Monitor statur hidrasi pasien
Melakukan &isioterapi napas 9 dada sesuai indikasi dengan !ara !lapping, &ibrasi dan pustural drainage.
7erikan obat mukolitik sesuai indikasi 9 program.
Kaji suara napas sebelum dan sesudah melakukan tindakan pengisapan.
Obser"asi tandatanda "ital sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
0ZZ#. +. angguan pertukaran gas sehubungan dengan sekresi tertahan, proses penyakitnya 0ZZ##.
ujuan: Pertukaran gas kembali normal.
0ZZ###.
Kriteria hasil:
asil analisa gas darah normal yang terdiri dari:
P (8,>J 8,HJ)
7% (+ [ +)
PO+ (= / mmg)
idak sianosis
0ZZ#I. 0ZZI#.
P0O+ (>J HJ mmg) indakan kepera1atan: 0ZZI. #E%BI%E*# 0ek analisa gas darah setiap / > menit setelah perubahan
setting "entilator. 0ZZI##.
Monitor hasil analisa gas darah (blood gas) atau oksimeteri
selama periode penyapihan. 0ZZI###. 0ZZ#Z. 0ZZZ. 0ZZZ#.
Pertahankan jalan napas bebas dari skresi. Monitor tanda dan gejala hipoksia
>. Ketidak e&ekti&an pola na&as sehubungan dengan kelelahan, pengesetan "entilator yang tidak tepat, obstruksi selang endotra!heal 0ZZZ##.
ujuan: Pola napas e&ekti&.
0ZZZ###.
Kriteria hasil:
Eapas
sesuai
dengan
irama
"entilator. 0ZZZ#I. indakan kepera1atan:
Iolume napas adekuat. Alarm tidak berbunyi.
0ZZZI#.
0ZZZI. #E%BI%E*# Gakukan pemeriksaan "entilator tiap / + jam.
0ZZZI##.
%"aluasi semua alarm dan tentukan penyebabnya.
0ZZZI###.
Pertahankan alat resusitasi manual (bag X mask) pada
posisi tempat tidur sepanjang 1aktu. 0ZZZ#Z.
Monitor selang 9 !ubbing "entilator dari terlepas , terlipat,
bo!or atau tersumbat. 0ZG. %"aluasi tekanan atau kebo!oran balon !u&&. 0ZG#. Masukan penahan gigi (pada pemasangat % le1at oral) 0ZG##. Amankan selang % dengan &iksasi yang baik. 0ZG###. Monitor suara dan pergerakan dada se!ara teratur. 0ZG#I. H. 0emas sehubungan dengan penyakit kritis, takut terhadap kematian 0ZGI.
ujuan: 0emas berkurang atau hilang
0ZGI#.
Kriteria hasil: Mampu mengekspresikan ke!emasan, tidak
gelisah, kooperati&. 0ZGI##.
indakan kepera1atan:
0ZGI###. #E%BI%E*# 0ZG#Z.Gakukan komunikasi terapiutik. 0G.
'orong pasien agar mampu mengekspresikan perasaannya.
0G#.
7erikan sentuhan kasih sayang.
0G##.
7erikan support mental.
0G###. 7erikan kesempatan pada keluarga dan orangorang yang dekat dengan klien untuk mengunjungi pada saatsaat tertentu. 0G#I. 7erikan in&ormasi realistis pada tingkat pemahaman klien. 0GI. 0GI#. J. angguan pemenuhan komunikasi "erbal sehubungan dengan pemasangan selang endotra!heal 0GI##.
ujuan: Mempertahankan komunikasi
0GI###.
Kriteria hasil: Klien dapat berkomunikasi dgn
menggunakan metode alternati&. 0G#Z.
indakan kepera1atan:
0GZ. #E%BI%E*# 0GZ#. 7erikan papan, kertas dan pensil, gambar untuk komunikasi, ajukan pertanyaan dengan ja1aban ya atau tidak. 0GZ##. Yakinkan klien bah1a suara akan kembali bila % dilepas. 8L@III*
. Besiko tinggi terjadinya in&eksi saluran na&as sehubungan dengan pemasangan selang endotra!heal 0GZ#I.
ujuan: idak terjadi in&eksi saluran napas s9d
pemasangan selang % 9 "entilator 0GZI.
Kriteria hasil:
*uhu tubuh normal (> >8,J 0)
Narna sputum jernih.
Kultur sputum negati&.
0GZI#.
indakan kepera1atan: 0GZI##. #E%BI%E*# %"aluasi 1arna, jumlah, konsistensi dan bauh sputum setiap
0GZI###.
kali pengisapan. 0GZ#Z.Gakukan pemeriksaan kultur sputum dan test sensiti&itas sesuai indikasi. 0GZZ. Pertahanakan teknik aseptik pada saat melakukan pengisapan (su!!ion) 0GZZ#.aga kebersihan bag X mask. 0GZZ##.
Gakukan pembersihan mulut, hidung dan rongga å setiap
shit&. 0GZZ###.
anti selang 9 tubing "entilator +H 8+ jam.
0GZZ#I.
Monitor tandatanda "ital yang menunjukan adanya in&eksi.
0GZZI.
7erikan antibiotika sesuai program dokter.
0GZZI#. 8. Besiko tinggi terjadinya trauma atau !edera sehubungan dengan "entilasi mekanis, selang endotra!heal, ansietas, stress 0GZZI##.
ujuan: 7ebas dari !edera selama "entilasi mekanik.
0GZZI###.
Kriteria hasil:
idak terjadi iritasi pada hidung maupun jalan napas.
idak terjadi barotrauma.
0GZZ#Z.
indakan kepera1atan:
0GZZZ#.
0GZZZ. #E%BI%E*# Monitor "entilator terhadap peningkatan se!ara tajam.
0GZZZ##.
Yakinkan napas pasien sesuai dengan irama "entilator
0GZZZ###.
Men!egah terjadinya &ighting kalau perlu kolaborasi dengan
dokter untuk memberi sedasi. 0GZZZ#I.
Obser"asi tanda dan gejala barotrauma.
0GZZZI.
Gakukan pengisapan lendir dengan hatihati dan gunakan
kateter su!!ion yang lunak dan ujungnya tidak tajam. 0GZZZI#. 0GZZZI##. 0GZZZI###.
Gakukan restrain 9 &iksasi bila pasien gelisah. Atur posisi selang 9 tubing "entilator dengan !epat.
=. angguan rasa nyaman sehubungan dengan "entilasi mekanis, letak selang endotra!heal 0GZZZ#Z. ujuan: Merasa nyaman selama dipasang "entilator. 0Z0.
Kriteria hasil:
Klien tidak gelisah.
Klien dapat istirahat dan tidur dengan tenang.
0Z0#.
indakan kepera1atan:
0Z0##. #E%BI%E*# 0Z0###.Atur posisi selang % dan ubing "entilator. 0Z0#I.Atur sensiti"itas "entilator. 0Z0I. Atur posisi tidur dengan menaikkan bagian kepala tempat tidur, ke!uali ada kontra indikasi. 0Z0I#.
Kalau perlu kolaborasi dengan kokter untuk memberi
analgesik dan sedasi. 0Z0I##. 0Z0I###. 0Z0#Z. 00. 00#. 00##. 00###. 00#I. 88V* DA2TAR PUTA&A