LOGIKA DAN ARGUMENTASI HUKUM
1.
Kesalahpahaman Terhadap Peran Logika
Teori argumentasi mengembangkan kriteria dijadikan dasar untuk suatu argumentasi yang jelas dan rasional .Isu utama adalah adakah kriteria universal dan kriteria yuridis yang spesifik dan menjadikan dasar rasionalitas argumentasi hukum?. Suatu tradisi yang sudah sangat lama dalam argumentasi hukum adalah
pendekatan formal logis. Untuk analisa rasionalitas
proposisi dikembangkan 3 model logika : 1. Logika silogistis, 2. 2 . Logika proposisi , 3. Logika predikat. Untuk analisa penalaran dikembangkan logika diontis Diantara para penulis memang terdapat terdapat perbedaan pendapat mengenai peran logika formal dalam argumentasi hukum , sperti contoh MacCormick , logika hanya mempunyai peran terbatas, bahkan ada yang berpendapat logika tidak penting, seperti Perelman dan Toulmin.
Kesalahpahaman 1, merupakan kesalahan terhadap peran logika berkaitan dengan
logika silogistik ( sylogistische logica logica). ). Terjadi kesalahpahaman karena pendekatan tradisional dalam argumentasi hukum yang mengand alkan model sillogisme.
Kesalahpahaman 2, terkait logika dalam proses pengambilan keputusan oleh hakim
dasar pertimbangan-pertimbangan yang melandasi keputusan. Proses pengambilan keputusan tidak selalu logis, bagi pendukung logika berpendirian antara proses pengambilan keputusan dan tanggung jawab suatu keputusan tidak dapat dipisahkan. Bagi pertimbangan logika keputusan sangat penting bagaimanakah merumuskan argumentasi ,bukan pertanyaan logika tapi pertanyaan logika tapi : dejuridische methodenleer en rechtsvinding theorieen theorieen (ajaran metode dan dan teori penemuan hukum
Kesalahpahaman 3, terkait alur logika formal dalam menarik suatu ke simpulan.
a rgumentasi hukum. Kesalahpahaman 4, logika tak terkait aspek substansi dalam argumentasi
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Kesalahpahaman 5, terkait tidak adanya kriteria formal yang jelas tentang hakekat
rasionalitas nilai didalam hukum . Sama oleh R. G. Soekadijo, logika sebagai istilah ,suatu metoda atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran. Penalaran adalah bentuk pemikiran. Bentuk pemikiran lain yang sederhana adalah konsep (conceptus, concept ), ), pernyataan ( propositio, propositio, statement ) penalaran (ratio (ratio cinium, reasoning ). ).
2.
llacy cy ) Kesesatan (F alla Kesesatan (fallacy) dalam suatu penalaran dapat terjadi karena yang sesat itu, karena
sesuatu hal, kelihatan tidak masuk akal. Jika orang mengemukakan sebuah penalaran yang sesat dan tidak melihat kesesatannya maka penalaran tersebut disebut paralogis. Dan jika penalaran yang sesat itu dengan sengaja digunakan untuk menyesatkan orang lain, maka disebut sofisme. Penalaran bias saja sesat karena bentuknya tidak valid, hal itu terjadi karena pelanggaran terhadap kaidah-kaidah logika. Selain itu jika penalaran sesat karena tidak ada hubungan logis antara premis dan konklusi disebut kesesatan relevansi. Menurut R.G. Soekadijoada, 5 kesesatan kesesatan hukum yaitu : 1.
Argumentum ad ignorantiam
2.
Argumentum ad verecumdiam
3.
Argumentum ad hominem
4.
Argumentum ad misericordiem
5.
Argumentum ad baculum
Ilustrasi dari 5 kesesesatan juga dikemukakan oleh Irving M. Copy. Bila tepat dalam penggunaanya justru bukan kesesatan dalam penalaran hukum yaitu : 1.
Argumentum ad ignorantiam
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
2.
Argumentum ad verecundiam Menolak atau menerima suatu argumentasi karena orang yang mengemukakannyan adalah orang yang berwibawa, berkuasa, ahli, dan dapat dipercaya bukan karena nilai penalarannya. Argumentum ad verecundiam penalarannya. verecundiam tidak sesat jika suatu yuirisprudensi menjadi yurisprudensi tetap.
3.
Argumentum ad hominem Menolak atau menerima suatu argumentasi bukan karena penalaran tetapi keadaan orangnya. Argumentasi seperti ini tidak sesat jika digunakan untuk mendiskreditkan seorang saksi yang tidak mengetahui secara pasti kejadian yang sebenarnya.
4.
Argumentum ad misericordiam Argumentasi yang bertujuan untuk menimbulkan belas kasihan. Argumentasi ini tidak sesat jika digunakan untuk memperoleh keringanan hukuman dan jika untuk pembuktian tidak bersalah merupakan suatu kesesatan hukum.
5.
Argumentum ad baculum Menerima atau menolak suatu argumentasi karena suatu ancaman. Argumentasi ini tidak sesat jika digunakan untuk mengingatkan seseorang tentang suatu ketentuan hukum.
3.
Kekhususan Logika Hukum Suatu argumentasi memiliki makna jika dibangun dengan logika. Dengan kata lain agar
suatu keputusan dapat diterima adalah apabila didasarkan pada proses nalar, sesuai dengan system logika formal yang merupakan syarat mutlak dalam beragumentasi. Ada 2 hal yang menjadi dasar kekhususan argumentasi hukum : 1.
Tidak ada hakim ataupun pengacara, yang mulai berargumentasi dari suatu keadaan
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
akan menentukan norma-norma baru. Orang dapat bernalar dari ketentuan hukum positif dari asas-asas yang terdapat dalam hukum positif untuk mengambil keputusan-keputusan baru. 2.
Kekhususan yang kedua dalam argumentasi hukum atau penalaran hukum berkaitan dengan kerangka prosedural, yang di dalamnya berlangsung argumentasi rasional diskusi rasional.
Dalam kaitan ituada tiga lapisan hukum yang rasional ( Drive niveaous van rationale jurisdische argumentatie), argumentatie), yang meliputi : a.
Lapisan logika Lapisan ini merupakan merupakan bagian dari logika logika tradisional dan untuk struktur intern intern dari suatu argumentasi. Isi yang muncul disini berkaitan dengan premies yang digunakan menarik suatu kesimpulan yang logis.
b.
Lapisan dialetik Di lapisan ini ada dua pihak yang beragumentasi yang bias saja pada akhirnya tidak menemukan jawaban. Lapisan ini membandingkan argumentasi pro maupun kontra.
c.
Lapisan procedural Suatu dialog atau argumentasi harus berdasarkan pada aturan main yang sudah ditetapkan dengan syarat-syarat prosedur yang rasional dan syarat penyelesaian sengketa yang jelas.
Legal reasoning digunakan digunakan dalam dua arti, yaitu dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas, legal reasoning berkaitan dengan proses psikologi yang dilakukan oleh hakim, untuk sampai pada keputusan atas kasus yang dihadapi. Sedangkan dalam arti sempit berkaitan dengan jenis-jenis argumentasi, hubungan antara reason ( pertimbangan dan alasan), dan keputusan, serta ketepatan alas an atau pertimbangan yang mendukung keputusan.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Komentar :
Logika merupakan hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa, singkkatnya logika adalah cara berpikir benar. Banyak manfaat yang didapatkan dari mempelajari logika yaitu : Logika menyatakan, menjelaskan, dan mempergunakan prinsip-prinsip abstrak yang
dapat dipergunakan dalam semua lapangan ilmu pengetahuan. Pelajaran logika menambah daya pikir abstrak dan ddengan demikian melatih dan
mengembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual. Logika mencegah kita tersesat oleh segala sesuatu yang kita peroleh berdasarkan otoriti
Selain itu logika juga: 1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren. 2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif. 3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri. 4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis. 5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan, serta kesesatan. Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis, lurus, metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra dan kepercayaan diri seseorang. Tujuan logika sebagai suatu studi ilmiah hanya untuk memberikan prinsip-prinsip dan hukum-hukum berpikir yang benar. Akan digunakan atau tidaknya apa yang telah diperolehnya itu, bergantung kepada
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Kesimpulan :
Logika hukum adalah suatu hasil proses berpikir yang dibutuhkan oleh setiap ahli hukum, calon ahli hukum atau penegak hukum. Mempunyai kompetensi untuk menerapkan atau pembentuk hukum selalu memperhatikan antara pertimbangan hukum dan amar putusan. Melakukan perumpamaan selama melakukan proses olah pikir dengan berargumentasi hukum akan memudahkan pemahaman. Kesalahpahaman terhadap peran logika di dalam argumentasi hukum yaitu :berkaitan dengan keberatan terhadap penggunaan logika silogistik (sylogistiche logica). berkaitan dengan peran logika dalam proses pengambilan keputusan oleh hakim dan pertimbangan-pertimbangan yang melandasi keputusan. berkaitan dengan alur logika formal dalam menarik suatu kesimpulan.logika tidak berkaitan dengan aspek substansi dalam argumentasi hukum menyangkut tidak adanya kriteria formal yang jelas tentang hakikat rasionalitas nilai di dalam hukum.
Pertanyaan :
1.
Bagaimana cara penggunaan logika dalam berargumentasi hukum?
2.
Apa perbedaan antara logika hukum dengan logika lainnya sehingga logika hukum memiliki kekhususan tersendiri?
3.
Bagaimana jika hakim dalam melakukan proses legal reasoning melakukan kesesatan ( fallacy) fallacy) dalam berargumentasi maupun berlogika hukum ?
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
FILSAFAT HUKUM
Ringkasan Materi Materi Tentang “LOGIKA DAN ARGUMENTASI ARGUMENTASI HUKUM” Dalam Buku ARGUMENTASI HUKUM Karya Philipus M. Hadjon
NAMA
: I GUSTI NGURAH SURYA ADHI KENCANA PUTRA
NIM.
: 17 805 11 029
KELAS
:B