NAMA
: SANDY WIJAYANTI
NIM
: 090810301118 090810301118
JURUSAN
: AKUNTANSI
LIKUIDASI PERSEKUTUAN Likuidasi adalah suatu keadaan dimana baik persekutuan maupun usaha perusahaannya dibubarkan semua. Proses pembubaran usaha ini meliputi dua tahap, yaitu: 1. Proses mengubah harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai, disebut proses realisasi. 2. Proses pembayaran kembali hutang-hutang kepada kreditur dan pembayaran kembali sisa modal kepada para anggota disebut proses likuidasi. Umumnya likuidasi persekutuan menyangkut hal-hal: 1. Mengkonversi Mengkonversi aktiva non kas menjadi kas 2. Mengakui keuntungan dan kerugian dan biaya likuidasi yang timbul selama masa likuidasi 3. Menyelesaikan Menyelesaikan seluruh kewajiban 4. Mendistribusikan kas kepada sekutu berdasarkan saldo akhir modal mereka Proses likuidasi mengasumsikan bahwa persekutuan mampu membayar hutanghutangnya, dengan kata lain aktiva yang dimiliki melebihi kewajiban. Juga diasumsikan bahwa semua sekutu memiliki bagian dalam aktiva bersih persekutuan, tidak ada hutang yang berasal dari pinjaman kepada sekutu, dan seluruh aktiva dikonversikan menjadi kas sebelum kas didistribusikan kepada sekutu. Aturan dalam mendistribusikan aktiva dalam likuidasi persekutuan dibuat bertingkat sesuai prioritas: 1. Jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu 2. Jumlah yang dipinjam dari sekutu selain modal dan laba Jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya Prosedur dalam likuidasi
1. Rekening pembukuan harus disesuaikan dan ditutup. Laba dan rugi bersih selama periode terakhir diperhitungkan ke rekening modal masing-masing, lalu persekutuan siap dilikuidasi.
2. Pada proses pengubahan aktiva menjadi uang, bila ada perbedaan nilai buku dan realisasi yang menunjukkan untung atau rugi harus dibagi antara anggota sesuai perbandingan pembagian laba (rugi). Saldo modal lalu sebagai dasar penyelesaian. 3. Bila dijumpai seorang anggota mempunyai saldo debit di rekening modalnya, di lain pihak ia mempunyai piutang pada persekutuan, maka piutang menutup saldo debit. 4. Bila uang tunai sudah tersedia untuk dibagi, maka harus dibayarkan dahulu pada kreditur extern, lalu dibayarkan saldo modal masing anggota. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi berakhir
Misalnya persekutuan tuan A, B, C dan D dinyatakan akan dilikuidasi. Pembagian laba (rugi) persekutuan diatur dengan perbandingan 30%, 30%, 20%, dan 20%. Neraca per 1 mei 1980 yang disusun sesaat sebelum likuidasi menunjukkan saldo:
AKTIVA
HUTANG&MODAL
Kas ……………………..……... Rp 10.000
Hutang dagang ...……………..
Rp 75.000
Aktiva lain-lain ……………….. Rp 180.000
Hutang kepada tuan B ...……..
Rp
6.000
Hutang kepada tuan D ...……..
Rp
5.000
Modal, A ……………………..
Rp 42.000
Modal, B ……………………... Rp 31.500 Modal, C ……………………... Rp 20.500 Modal, D ……………………... Rp 10.000 Jumlah aktiva
Rp 190.000
Jumlah hutang & modal
Rp 190.000
Berikut beberapa kemungkinan dalam pelaksanaan realisasi pengubahan aktiva lain menjadi uang tunai dan proses likuidasi selanjutnya: 1. Realisasi aktiva lain Rp 140.000. Kerugian dalam realisasi aktiva lain-lain dibebankan ke rekening modal masing anggota dengan jumlah yang masih cukup ditutup oleh saldo modal. Nilai buku aktiva lain-lain
180.000
Dijual (direalisasi) menjadi kas
140.000
Rugi dalam realisasi
40.000
kerugian dibagi antara masing-masing A, B, C, D dengan perbandingan 30%, 30%, 20%, 20%.
Pembebanan kerugian realisasi pada rekening modal masing-masing: A = 30% x 40.000 = 12.000 B = 30% x 40.000 = 12.000 C = 20% x 40.000 = 8.000 D = 20% x 40.000 = 8.000 Jurnal yang perlu di catat untuk penjualan aktiva lain adalah: a) Kas 140.000 Modal A 12.000 Modal B 12.000 Modal C 8.000 Modal D 8.000 Aktiva lain-lain b) Hutang dagang Kas c) Hutang kepada B Hutang kepada D Modal A Modal B Modal C Modal D Kas
180.000
75.000 75.000 6.000 5.000 30.000 19.000 12.000 2.000 75.000
2. Realisasi aktiva lain-lain sebesar 120000. Pembebanan kerugian melampaui saldo rekening modal beberapa anggota sehingga harus ditutup dengan saldo piutang kepada persekutuan dan mengalami kerugian dalam realisasi sebesar 60.000. Pembebanan kepada masing-masing anggota mengakibatkan saldo t uan D tidak cukup untuk menutup kerugian piutang. Maka selisih kerugian yang tersisa harus ditutup dengan sebagian piutang yang bersangkutan sebelum tuan D menerima kembali atas hak persekutuan. Dalam likuidasi ini, tuan D akan menerima hak dalam persekutuan sebesar 3.000. Maka jurnal yang diperlukan sebagai berikut: a) Kas Modal A Modal B Modal C Modal D
120.000 18.000 18.000 12.000 12.000 Aktiva lain-lain b) Hutang dagang 75.000 Kas c) Hutang kepada D 2.000 Modal D d) Hutang kepada B 6.000 Hutang kepada D 3.000
180.000 75.000 2.000
Modal A Modal B Modal C
24.000 13.500 8.500 Kas
55.000
3. Realisasi aktiva lain-lain sebesar 100000. Kerugian realisasi aktiva lain-lain mengakibatkan defisitnya rekening modal seorang anggota. Kerugian tersebut sebesar 80000.
Pembebanan
rugi
realisasi
aktiva
kepada
masing-masing
anggota
mengakibatkan tuan D mempunyai defisit terhadap hak-hak dalam persekutuan. Jika setoran tuan D tidak segera dilakukan, sedangkan para anggota lainnya menuntut segera dibayarkan, maka pembayaran kepada para anggota lainnya diatur sebagai berikut: a) Untuk sementara defisit model D dianggap tidak dapat disetor, dan diperlakukan sebagai kerugian yangharus ditanggung oleh anggota lainnya. b) Hak masing-masing anggota setelah dikurangi bagian atas kerugian defisit modal D, merupakan jumlah hak anggota yang mendapat prioritas untuk dibayar dulu. Setoran kemudian oleh tuan D dibagikan kepada masing-masing anggota sesuai dengan saldo hak mereka yang belum terbayar. Maka jurnal yang diperlukan: a) Kas Modal A Modal B Modal C Modal D b) c) d)
e) f)
100.000 24.000 24.000 16.000 16.000 Aktiva lain-lain Hutang dagang 75.000 Kas Hutang kepada D 5.000 Modal D Hutang kepada B 6.000 Modal A 17.625 Modal B 7.125 Modal C 4.250 Kas Kas 1.000 Modal Modal A 375 Modal B 375 Modal C 250 Kas
180.000 75.000 5.000
35.000 1.000
1.000