Secara etimologis, sosiologi terdiri dari dua suku kata, yakni socius dan logos. Socius merupakan bahasa Latin yang berarti teman, sedangkan logos merupakan bahasa Yunani yang berarti kata, perkataan, atau pembicaraan. Dengan demikian, secara harfiah sosiologi berarti memperbincangkan teman pergaulan, atau, dapat diperluas artinya menjadi ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Lembaga Sosial adalah lembaga kemasyarakatan yang mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam melakukan hubungan antar manusia saat mereka menjalani kehidupan bermasyarakat dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup. Untuk ini kami hanya akan menjelakan tentang Lembaga pendidikan.
1. Pengertian secara umum Lembaga pendidikan adalah sebuah institusi pendidikan sampai ke jenjang pendidikan tinggi, baik yang bersifat umum maupun khusus (misalnya sekolah agama atau sekolah luar biasa). Lembaga pendidikan juga merupakan sebuah institusi sosial yang menjadi agen sosialisasi lanjutan setelah lembaga keluarga.
2. Menurut pendapat Ahli a. Drs. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati Lembaga Pendidikan adalah badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya . b. Enung K. Rukiyati, Fenti Himawati Lembaga Pendidikan adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang bersamaan dengan proses pembudayaan. c. Hasbullah Lembaga Pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
CIRI -CIRI LEMBAGA PENDIDIKAN 1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas. 2.Memiliki keunggulan yang distinktif dan kompetitif. 3.Memiliki ketahanan mutu yang konsisten. 4.Memberikan layanan tentang rasa kenyamanan dan kepuasan. 5.Mampu mengantisipasi dan beradaptasi dengan tuntunan dan perkembangan zaman. 6.Memiliki networking, partnership, dan kemitraan dengan lembaga lain.
JENIS LEMBAGA PENDIDIKAN 1. PENDIDIKAN FORMAL Yaitu lembaga pendidikan yang dilaksanakan sekolah-sekolah mulai sekolah tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
2. PENDIDIKAN INFORMAL Yaitu pendidikan yang tidak dilaksanakan oleh keluarga. 3. PENDIDIKAN NON FORMAL Yaitu lembaga pendidikan yang dilaksanakan oleh masyarakat.
Ciri-ciri Pendidikan Formal : 1. Diselenggarakan dalam kelas terpisah menurut jenjangnya. 2. Ada persyaratan usia. 3. Ada jangka belajar tertentu. . . 5. Proses belajar diatur secara tertib dan terstruktur. 6. Materi pembelajaran disusun berdasarkan kurikulum dan dijabarkan dalam silabus tertentu. 7. Materi pembelajaran lebih banyak bersifat akademis intelektual dan berkesinambungan. 8. Guru mengajarkan menggunakan metode, media, dan urutan pengajaran tertentu. 9. Ada sistem rapor, evaluasi belajar, serta ijazah. 10. Sekolah punya anggaran pendidikan yang dirancang dalam kurun waktu tertentu
Ciri-ciri Pendidikan Informal : 1. Tidak terikat tempat dan waktu. 2.Tidak terikat jenjang usia. 3.Dapat er angsung tanpa a a guru an muri secara usus. 4.Tidak menggunakan metode tertentu. 5.Tanpa menggunakan rencana pembelajaran (kurikulum).
Ciri-ciri Pendidikan Non Formal : 1.Program yang dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 2.Materi yang diberikan bersifat praktis atau sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat pada saat itu dan segera dapat dipenuhi melalui pendidikan singkat. 3. a u yang per u an re a s ng a . 4. Biaya relatif murah. 5. Usia peserta berbeda-beda. 6. Jenjang kelas tidak menunjukkan tingkatan yang jelas. 7. Pelaksanaan kegiatan disusun melalui perencanaan yang baik. 8. Tujuan pendidikan terarah untuk mendapat pekerjaan atau meningkatkan taraf hidup. 9. Waktu dan tempat belajar disesuaikan dengan yang membutuhkannya. 10.Umumnya berdampingan dengan lembaga formal. 11. Muncul karena ada perubahan cepat dalam masyarakat.
Unsur-Unsur pembentuk Lembaga Pendidikan : a.Pola perilaku Ex : Cinta pengetahuan, keaktifan, semangat belajar, penelitian. b.Budaya Simbolis Ex : seragam sekolah, mascot, lagu-lagu mars sekolah, logo lembaga pendidikan. c.Budaya manfaat Ex : kelas, perpustakaan, buku, laboratorium, lapangan tempat bermain, kantin. d.Ideologi Ex : keberhasilan akademik, pendidikan progresif, inovatif, klasikisme. e.kode spesialisasi Ex : akreditasi, tata tertib, kurikulum, tingkatan/strata.
FUNGSI LEMBAGA PENDIDIKAN 1. Fungsi manifest pendidikan menurut Menurut Horton dan Hunt : a.Mem ersia kan an ota mas arakat untuk mencari nafkah. b.Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat. c.Melestarikan kebudayaan. d.Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
2. Fungsi laten lembaga pendidikan Menurut Horton dan Hunt : a.Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah. b.Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanam an n a pem ang angan masyara at. Ha n tercerm n engan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka. c.Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya. d.Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
FUNGSI LEMBAGA PENDIDIKAN Menurut David Popenoe, ada lima macam fungsi pendidikan akni seba ai berikut: a. Transmisi (pemindahan) kebudayaan. b.Memilih dan mengajarkan peranan sosial. c. Menjamin integrasi sosial. d.Sekolah mengajarkan corak kepribadian. e.Sumber inovasi sosial.
Menurut Ki Hajar Dewantara ada 3 Pusat Lembaga Pendidikan, berikut penjelasannya : 1.
Keluarga Pendidikan Keluarga adalah juga pendidikan masyarakat, karena disamping keluarga itu sendiri sebagai kesatuan kecil dari bentuk kesatuan-kesatuan masyara at, uga arena pen an yang er an o e orang tua epa a ana anaknya sesuai dan dipersiapkan untuk kehidupan anak-anak itu di masyarakat kelak. Fungsi dan Peranan Pendidikan keluarga: » Pengalaman pertama masa kanak-kanak » Menjamin kehidupan Emosional anak » Menanamkan dasar pendidikan moral » Peletakkan dasar-dasar keagamaan » Memberikan dasar pendidikan sosial Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama, dan kepercayaan, nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup yang diperlukan peserta didik untuk dapat berperan dalam keluagra dan masyarakat.
2.
Keluarga Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. Sekolah dikelola secara formal, hierarkis dan kronologis an berhaluan ada falsafah dan tu uan endidikan nasional.
Fungsi dan peranan sekolah : Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Menurut Suwarno ada 6 fungsi sekolah itu, yaitu : 1. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan 2.Spesialisasi 3.Efisiensi 4.Sosialisasi 5. Konservasi dan transmisi kultural 6.Transisi dari rumah ke masyarakat
3.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Masyarakat
Masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah, mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup dengan batasan yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan sosial serta berjenis-jenis budayanya. Pendidikan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Pendidikan diselenggarakan dengan sengaja diluar sekolah Peserta umumnya mereka yang sudah tidak bersekolah atau drop out Pendidikan tidak mengenal jenjang, dan program pendidikan untuk Jangka waktu pendek. Peserta tidak perlu homogen Ada waktu Belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup. Lembaga Masyarakat merupakan wahana yang amat besar dalam perkembangan bermasyarakat yang bertujuan untuk mempercepat dan melancarkan usaha mencerdaskan kehidupan bangsa pada tingkat yang wajar.
Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia yang baik, bertanggung jawaab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara, dan sebagainya. Salah seorang diantaranya adalah Herbert Spencer (1860) yang menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan dengan: 1.Kegiatan demi kelangsungan hidup. 2.Usaha mencari nafkah. 3.Pendidikan anak. 4.Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara. 5.Penggunaan waktu senggang.
Bloom cs mebedakan tiga kategori tujuan pendidikan, yaitu : 1.
Kognitif (head) Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mental. Tujuan kognitif dibagi dalam 6 bagian, yairu; 1. Knowledge (Pengetahuan) Meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk diingat. 2. Com rehension Pemahaman Merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan, menafsirkan suatu teori. 3. Application (Penerapan) Merupakan kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu pengertian, konsep, prinsip, teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam. 4. Analysis (Analisis) Yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya misalnya analisis hubungan antara masyarakat dengan alam dan jagad raya. 5. Synthesis (Sintesis) Yaitu kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur. 6. Evaluation (Penilaian) Penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu.
2. Afektif (heart) Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, dan nilai-nilai atau perkembangan emosional dan moral. Tujuan afektif dibagi dalam 5 bagian, yaitu; 1. Receiving Menerima, menaruh perhatian terhadap nilai tertentu. 2. Responding (Merespon) Yaitu memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukan kesediaan , . 3. Valuing (Menghargai) Yaitu menerima suatu norma, menghargai suatu norma, dan mengikat diri pada norma tersebut. 4. Organization (Organisasi) Membentuk suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu sistem nilai-nilai. 5. Characterization by Value or Value Complex Mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak seseorang, norma itu menjadi bagian diri pribadi. 3. Psikomotor (Hand) Tujuan psikomotor menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsur motoris.