BAB I PENDAHULUAN
Telinga Telinga merupakan organ yang paling sensitif mengalami kerusakan akibat trauma trauma.. Traum Traumaa dapat dapat menye menyebabk babkan an kerusa kerusakan kan multisystem dan dan cede cedera ra yang ang mengancam mengancam hidup. hidup.1 Pada Pada teling telinga, a, tekanan tekanan yang yang mengen mengenai ai membra membran n timpan timpanii berperan penting dan dipengaruhi oleh orientasi kepala terhadap gelombang tekanan tekanan sehingga sehingga jika terjadi trauma pada telinga telinga dapat menyebabkan menyebabkan cedera memb membran ran timp timpan ani. i. Traum raumaa pada pada memb membran ran timpa timpani ni dapa dapatt dise diseba babk bkan an oleh oleh tampar tamparan, an, ledaka ledakan n (barot (barotrau rauma) ma),, menyel menyelam am yang yang terlalu terlalu dalam, dalam, luka luka bakar bakar ataupun tertusuk. Akibatnya timbul gangguan pendengaran berupa tuli konduktif karen karenaa robe robekn kny ya
memb membran ran timp timpan anii atau atau terg tergan angg ggun uny ya
rangk rangkai aian an tula tulang ng
pendengaran, yang terkadang disertai tinitus.2 Tingkat dan pola cedera membran timpani yang dihasilkan oleh trauma sangat berariasi sehingga tatalaksananya juga berariasi. !al ini berhubungan dengan letak, luas, dan kronisitas dari cedera tersebut. ters ebut. Tatalaksana Tatalaksana yang dilakukan harus cepat dan tepat. " #etelah itu, obserasi dan ealuasi lebih lanjut tentang penyebab dari cedera tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui tatalaksana selanju selanjutny tnya. a. #elain #elain itu, itu, usaha usaha preen preentif tif juga juga dapat dapat dilaku dilakukan kan sehing sehingga ga tidak tidak menyebabkan komplikasi lebih lanjut. $ %ompli %omplikasi kasi yang yang biasany biasanyaa terjad terjadii adalah adalah perfor perforasi asi membra membran n timpan timpani. i. #emua perforasi kecil dan terbatas secara eksklusif pada pars tensa. Pada &' pasien, perforasi terletak di kuadran anteriorinferior. *argin halus perforasi memungkinkan drainase bebas dari nanah. ' +alam sisa 1' dari kasus, perforasi terletak di kuadran posteriorsuperior. Perforasi ini memiliki bentuk seperti puting dengan lubang kecil yang tidak memungkinkan untuk mengalirkan cukup nanah dari telinga bagian tengah. tengah. Perforasi menutup di $ dari pasien dalam -aktu satu bulan. *ayoritas perforasi spontan akhirnya sembuh, tapi beberapa persisten. Pembentukan kolesteatoma dengan penghancuran osikula merupakan komplikasi serius.
1
BAB II LAPORAN KASUS
2.1. Identitas Pasien
/ama
0 Tn. !
mur
0 " tahun
enis %elamin
0 3a 3aki 3aki
Agama
0 4slam
%ebangsaan
0 4ndonesia
2.2. Anamnesis
(Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada pasien tanggal 25 Agustus 261) a. Ke Kelu luha han n Uta Utama ma : Telinga Telinga kanan berdenging sejak 1 hari yang lalu b. Ke Kelu luha han n a ambah mbahan an : Pendengaran pada telinga kanan tidak jelas !. Ri"a#a Ri"a#att Pe$%a Pe$%alan lanan an Pen#a& Pen#a&it it
Pasie Pasien, n, laki lakila laki ki beru berusia sia " tahu tahun n data datang ng ke poli poli T!T T!T 7#+ 7#+ Palembang Palembang 8A74 dengan dengan keluhan keluhan telinga telinga kanan berdenging berdenging sejak 1 hari yang lalu. %eluhan dia-ali karena pasien ditampar secara tidak sengaja di telinga pasien oleh anak pasien. Pasien juga mengeluh pendengaran pada teling telingaa pasien pasien terdeng terdengar ar tidak tidak begitu begitu jelas, jelas, sepert sepertii suara suara dari dari speake speaker r pecah. %eluhan tidak disertai dengan keluar cairan dari telinga, keluar darah dari telinga, nyeri telinga. Tidak ada ri-ayat menderita penyakit yang menahun dan konsumsi obat dalam jangka ja ngka -aktu yang lama. d. Ri"a Ri"a#a #att Pen# Pen#a& a&it it Dahu Dahulu lu Penyakit telinga dengan keluhan yang sama disangkal.
e. Ri"a Ri"a#a #att Pen' Pen'(b (bat atan an Pasien sudah minum obat antibiotic sistemik ). Ri"a#a Ri"a#att Pen#a Pen#a&it &it dalam dalam &elua$ &elua$'a 'a
2
7i-ayat keluhan yang sama dalam keluarga tidak ada. '. Ri"a#at S(sial E&(n(mi Pasien berasal dari golongan ekonomi menengah .
2.*. Peme$i&saan +isi& Pada tan''al 1, A'ustus 2-1 A. Status /ene$alis
%eadaan mum
0 Tidak tampak sakit
%esadaran
0 compos mentis
Tekanan +arah
0
/adi
0 & 9:menit
Pernapasan
0 21 9:menit
#uhu
0 "5,2 °;
8erat badan
0 ' kg
B. Status L(&alis H Peme$i&saan elin'a
/o.
Pemeriksaan
+e9tra
#inistra
8entuk dan ukuran dbn,
8entuk dan ukuran dbn,
Telinga
edema (), hiperemi (), edema
(), hiperemi
(),
hematoma (), fistula (), hematoma (), fistula (), 1.
2.
+aun telinga
3iang telinga luar
massa (), nyeri pergerakan massa (), nyeri pergerakan aurikula (), nyeri tekan aurikula (), nyeri
tekan
tragus
tekan
(),
nyeri
tekan tragus
(),
nyeri
retroaurikula (). retroaurikula (). #erumen (), #ekret (), #erumen(), sekret
"
().
(), hiperemi (),
".
=urunkel ()
furunkel ()
perforasi (), retraksi (),
perforasi (), retraksi (),
*embran timpani bulging (), refle9 cahaya (>), pulsasi ().
bulging (), refle9 cahaya (>), pulsasi ().
Peme$i&saan Hidun'
Pemeriksaan !idung !idung luar Rin(s&(0i ante$i($ ?estibulum nasi
;aum nasi *eatus nasi media %onka nasi inferior #eptum nasi Palpasi sinus maksila dan frontal
+e9tra 8entuk (dbn),inflamasi (),
#inistra 8entuk (bdn), inflamasi (),
nyeri tekan (), deformitas ()
nyeri tekan (),deformitas ()
dbn, ulkus () 8entuk (dbn), mukosa
dbn, ulkus () 8entuk (dbn), mukosa
hiperemia () *ukosa hiperemia () , sekret
hiperemia () *ukosa hiperemia () , sekret
(),massa()
(),massa ()
(), sekret (), liide () +eiasi (), benda asing (),
(), sekret (), liide () +eiasi (), benda asing(),
perdarahan (), ulkus ()
perdarahan (), ulkus ()
/yeri tekan ()
/yeri tekan ()
Peme$i&saan en''($(&an
$
*ukosa 8ukal 3idah ula Palatum mole =aring Tonsila palatina
ber-arna merah muda, hiperemia () /ormal /ormal lkus (), hiperemi () *ukosa hiperemi (), membran (), granul () !iperemia (), ukuran T1T1, %ripte melebar (), detritus ()
2.. Dia'n(sis Bandin' o o o
Perforasi *embran Timpani sentral Perforasi *embran Timpani marginal Perforasi *embran Timpani atik
2.. Peme$i&saan An%u$an
Audiometri
2.. Dia'n(sis Ke$%a
Perforasi *embrane Timpani #entral
2.. Ren!ana e$a0i N(n medi&ament(sa : • •
•
2.3. P$('n(sis • • •
@uo ad itam @uo ad functionam @uo ad sanationam
0 bonam 0 bonam 0 bonam
'
BAB III IN4AUAN PUSAKA
*.1 Anat(mi dan +isi(l('i 5emb$an im0ani
ambar 2.1. Anatomi *embran Timpani *embran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan berbentuk oblik terhadap sumbu liang telinga. 8agian atas disebut pars flaksida (membran #hrapnell), sedangkan bagian ba-ah disebut pars tensa (membran propria). $ Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar adalah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran nafas. Pars tensa mempunyai satu lapis di tengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di bagian luar dan sirkuler di bagian dalam. 8ayangan penonjolan bagian ba-ah maleus pada membran timpani disebut sebagai umbo. #uatu refleks cahaya (cone of light ) ke arah ba-ah bermula dari umbo yaitu pada pukul 5 untuk membran timpani kiri dan pukul ' untuk membran timpani kanan. 7efleks cahaya adalah yang dari luar yang dipantulkan membran timpani. *embran timpani mempunyai 2 macam serabut, yaitu sirkuler dan radier. #erabut inilah yang menyebabkan timbulnya refleks cahaya yang berupa kerucut. #ecara klinis refleks cahaya ini dinilai, misalnya bila letak refleks cahaya mendatar, berarti terdapat gangguan pada tuba eustachius.$ *embran timpani dibagi dalam $ kuadran, dengan menarik garis searah dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di
5
umbo, sehingga didapatkan bagian atas depan, atas belakang, ba-ah depan, dan ba-ah belakang, untuk menyatakan letak perforasi membran timpani. 8ila melakukan miringotomi atau parasintesis, dibuat insisi di bagian ba-ah belakang membran timpani, sesuai dengan arah serabut membran timpani. +i daerah ini tidak terdapat tulang pendengaran.Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. +i tempat ini terdapat aditus ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum mastoid. Perforasi daerah pars flaksida sering digambarkan sebagai komplikasi. Perforasi membran timpani termasuk depresi membran timpani ke telinga tengah, membentuk kantong retraksi. %antong yang terbentuk lebih sering berkaitan dengan pembentukan kolesteatom. =ungsi fisiologis membran timpani temasuk konduksi suara dari telinga tengah melalui sistem tulangtulang kecil, ostikula.Permukaan membran timpani kirakira 2' kali lebih besar dari lempengan ba-ah stapes, yang menghasilkan amplifikasi bunyi $' d8. Pada -aktu yang sama, membran timpani membentuk lapisan dengan jumlah jendela berbentuk bundar yaitu labirin untuk mela-an gelombang suara langsung. endela ini penting untuk pergerakan liBuid dalam koklea, menyediakan transmisi suara ke reseptor akustik dalam organ korti.*embran timpani juga melindungi mukosa telinga tengah dari lingkungan luar.$
*.2 De)inisi
Perforasi atau hilangnya sebagian jaringan dari membran timpani yang menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi dari membrane timpani. *embran timpani adalah organ pada telinga yang berbentuk seperti diafragma, tembus pandang dan fleksibel sesuai dengan fungsinya yang menghantarkan
energy
berupa suara
dan dihantarkan
melalui
saraf
pendengaran berupa getaran dan impulsimpuls ke otak. Perforasi dapat disebabkan oleh berbagai kejadian, seperti infeksi, trauma fisik atau pengobatan sebelumnya yang diberikan. '
&
*.* E0idemi(l('i
4nsidensi pada populasi belum diketahui, tetapi biasanya terdapat pada /egaranegara berkembang atau /egara tertinggal, hal ini disebabkan oleh kurangnya faktor giCi, dan tingkat pelayanan kesehatan dari /egara tersebut. $
*. Eti(l('i
;edera membran timpani disebabkan oleh trauma, yang terdiri dari0 1.
$auma tum0ul dan t$auma ta%am Trauma tumpul dapat disebabkan oleh kecelakaan atau pukulan
langsung sedangkan trauma tajam disebabkan oleh tusukan. %edua hal ini menyebabkan perubahan tekanan mendadak di membran timpani sehingga membran timpani pecah.2 Trauma tumpul yang dihubungkan dengan kecelakaan, biasanya menyebabkan benturan pada daerah tulang terutama tulang temporal. Trauma tulang temporal dan fraktur basis kranium adalah trauma yang dapat menyebabkan cedera membran timpani. ejala klinis yang tampak adalah edema, hematoma, dan laserasi. Adapun jenisjenis fraktur temporal tersebut adalah0" =raktur longitudinal =raktur longitudinal merupakan 566 merupakan fraktur tulang temporal, trauma meluas ke liang telinga, telinga tengah, tuba eustachius, dan foramen laserum. #ering menyebabkan kerusakan pada membran timpani, tulangtulang pendengaran, dan bahkan melibatkan ganglion genikulatum. ejala dan tanda berupa perdarahan dari liang telinga, gangguan pendengaran konduktif karena merusak struktur telinga tengah akibat dislokasi tulang pendengaran, otore
3;#, paresis fasial." =raktur transersal =raktur transersal merupakan 26"6 dari fraktur tulang temporal, lebih berat. =raktur ini mengenai os petrosum dan telinga
dalam. ejala dan tanda berupa hemotimpanum, rinore 3;#, gangguan pendengaran sensorineural, ertigo, dan parese fasial pada 2.
'6 kasus." $auma K(m0$esi 6Ba$(t$auma7 8arotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tibatiba di luar telinga tengah se-aktu di pesa-at terbang atau menyelam, yang menyebabkan tuba gagal untuk membuka. !ukum 8oyle menyatakan bah-a suatu penurunan atau peningkatan pada tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan (secara berurutan) suatu olume gas dalam ruang tertutup. 8ila gas terdapat dalam struktur yang lentur, maka struktur tersebut dapat rusak karena ekspansi ataupun kompresi. 8arotrauma dapat terjadi bilamana ruangruang berisi gas dalam tubuh (telinga tengah, paruparu) menjadi ruang tertutup dengan menjadi buntunya jarasjaras entilasi normal. 8arotrauma paling sering terjadi pada telinga tengah, hal ini terutama karena rumitnya fungsi tuba
16
ini terjadi tekanan negatif di rongga telinga tengah, sehingga cairan keluar dari pembuluh darah kapiler mukosa dan kadangkadang disertai dengan ruptur pembuluh darah sehingga cairan di telinga tengah dan rongga mastoid tercampur darah. ika tidak ditambahkan udara melalui tuba
11
bah-a
gangguan
pendengaran
bersifat
konduktif
dan
bukannya
sensorineural.
8ede$a embus
Penyebab tersering kedua pada perforasi *embran Timpani adalah trauma yang disebabkan oleh @tips, bobby pins, kunci, dan klip kertas yang seringkali digunakan untuk membersihkan saluran telinga luar. $ .
8ede$a list$i&
%onduksi elektrik dari sengatan listrik diduga dapat menyebabkan kerusakan pada *embran timpani. ;edera ini juga jarang dapat sembuh dengan sempurna.' .
$aumati! Pe$)($asi
*embran Timpani dapat terluka dalam berbagai cara. !al ini seringkali terjadi pada orang yang membersihkan telinga dengan alat, yang ,merupakan cara pertama langsung pada cedera penetrasi. Penyebab lain adalah kerusakan membran timpani karena tamparan atau pukulan pada telinga. enis perforasi ini biasanya kerusakan di anterior dan inferior.. %ecelakaan menyelam dan ski air mungkin juga dapat menyebabkan perforasi. Pada kejadian yang jarang terjadi, sebuah ledakan kuat di dekat telinga juga dapat menyebabkan perforasi, trauma akustik juga biasanya menyebabkan kerusakan pada koklea. 5 Perforasi *embran Timpani karena trauma berbeda dalam ukuran dan lokasi. Pada beberapa kasus hal ini mungkin akan sulit untuk dilihat pada pemeriksaan. 8iasanya perforasi akan terlihat kecil dan tersembunyi di balik cairan atau sumbatan darah. Perforasi *embran Timpani biasanya terjadi pada pars tensa. Perforasi
Pars
flaccida
umumnya
terkait
dengan
epitympanic
cholesteatoma. ika perforasi membrane timpani tidak sembuh secara
12
spontan, lapisan epithelial dan mucosal akan bertemu di sepanjang batas batas yang perforasi. +engan adanya perforasi membrane timpani, pasien akan terganggu karena infeksi telinga dan keluar air dari telinganya yang terjadi secara berulang.$ Tiga hal yang perlu dipertimbangkan pada kasus perforasi membrane timpani0 1) Pada tingkat yang perforasi area, ukuran, dan sisa dari keadaan di sekitar membran timpani perforasi harus ditentukan. 2) Pada daerah telinga tengah, keadaan mucosa, kondisi daerah ossicular (jika mungkin), dan keberadaan atau tidak adanya epitelisasi harus diealuasi. ") pemeriksaan otoscopi harus dilengkapi dengan audiometry nada murni untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari rantai ossicular (kemungkinan erosi yang incus, ketetapan dari rantai). Perforasi Pars tensa dapat berupa sentral atau marginal. Perforasi *arginal terletak di pinggiran dari membran timpani dengan tidak adanya annulus fibrosus. Perforasi *arginal dianggap Dtidak amanE karena kulit yang berhubungan dgn kanal eksternal, karena ketiadaan dari annulus, dapat dengan mudah maju ke arah telinga, sehingga menimbulkan cholesteatoma.' Pemeriksaan Ftoscopic sering dapat menentukan hubungan antara kulit dan mucosa pada batasbatas perforasi membran timpani. Pada persambungan ini epithelium skuamosa memiliki gambaran Dseperti beludruE. Adanya cincin merah reepithelialisaso sepanjang daerah perforasi menunjukkan perpindahan mucosa ke arah luar permukaan membran timpani residu. /amun, inaginasi dari kulit terhadap sisa permukaan membran timpani lebih sulit untuk didiagnosa. *igrasi kulit ini biasanya terjadi disertai atrofi mucosa yang terjadi sebagai akibat dari perforasi. Pada saat myringoplasty, perforasi tidak hanya meninggalkan kulit yang terperangkap pada permukaan membran timpani, tetapi juga
1"
sangat
mengurangi
risiko
yang
dapat
mengakibatkan
iatrogenic
cholesteatoma.$ Penurunan pendengaran konduktif yang disebabkan oleh perforasi membran timpani mempunyai dua penyebab utama0 1) 8erkurangnya permukaan daerah membran timpani dimana tekanan akustik melebihi tindakannya. 2) 8erkurangnya gerakan ibrasi cairan cochlear karena suara mencapai kedua jendela hampir di -aktu yang sama tanpa pemendekan dan tahap perubahan efek dari membran timpani yang utuh Tempat perforasi tidak dapat dikaitkan dengan pola audiomerik tertentu. /amun, secara umum diamati bah-a kehilangan pendengaran terjadi di frekuensi yang lebih rendah dan perforasi untuk ukuran yang sama, kehilangan pendengaran lebih sering terjadi lagi di perforasi posterior dibandingkan di anterior .& *ayoritas posttraumatic dan postotitic perforasi sembuh spontan. %etika bagian besar dari membran timpani yang hilang atau bila infeksi kronis atau berulang terjadi, perforasi dapat menjadi permanen. +alam kasus ini, membran timpani harus diperbaiki (myringoplasty) untuk mengembalikan fisiologi normal telinga.$ Pada semua perforasi trauma, kerusakan telinga tulang kecil bagian tengah, dengan oal atau jendela sepanjang perpecahan, mungkin terjadi. Pada penurunan pendengaran dengan inordinate yang besar (G "' d8 !3) atau keberadaan ertigo merupakan salah satu gejala. Tes Heber dan tes 7inne bermanfaat di sini. %ebanyakan trauma perforasi (mungkin 6) dapat sembuh spontan. *encegah telinga termasuk air dan obserasi a-al adalah satusatunya pera-atan yang diperlukan. obat tetes telinga antibiotik Topical dapat diberikan jika terdapat drainase dan infeksi. Trauma perforasi yang sangat besar sedikit sekali untuk sembuh. !al 4ni akan memerlukan pembedahan jika mereka tidak menunjukkan tanda tanda penutupan setelah pengamatan selama beberapa bulan. $
1$
9.
Pe$)($asi da$i In)e&si A&ut
8iasanya terjadi tersering pada kasus otitis media akut. Pada kasus ini ditemukan membran timpani yang merah, basah, dan pembukaan kecil yang tidak selalu terlihat. !ampir semua ini dapat sembuh dalam beberapa hari, serta dapat juga diberikan antibiotic. .
$
Pe$)($asi K$(nis
Perforasi yang 3ama dapat dilihat pada pasien yang mengalami masaalah tuba
*., /e%ala Klinis
8eberapa gejala klinis yang timbul pada perforasi membran timpani adalah a.
Penurunan pendengaran
b.
#ensasi mendengar suara siulan saat meniup telinga atau bersin
c.
;airan yang keluar dari telinga yang dapat terjadi terus menerus
d.
Tandatanda
infeksi
telinga
tengah
(demam,
nyeri,
telinga
berdenging) e.
!ilangnya menentukan
fungsi
pendengaran
apakah
penderita
pendengaran atau tidak.
1'
(test
pendengaran),
membutuhkan
alat
hal
ini
bantuan
f.
Pemeriksaan yang dibutuhkan biasanya adalah, Ftoskopi,
Test
pendengaran (s-abach, -ebber, dan rinne), Audiometri
*. Dia'n(sis Bandin' +iagnosis banding pada perforasi membrane timpani berdasarkan bentul
perforasi adalah16 1. Perforasi sentral 0 3okasi pada pars tensa, bisa anteroinferior, posteroinferior dan posterosuperior, kadangkadang sub total.
/amba$ 2.2. Pe$)($asi Sent$al
1
2. Perforasi marginal 0 Terdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya erosi dari annulus fibrosus yang sering disertai jaringan granulasi. Perforasi marginal yang sangat besar digambarkan sebagai perforasi total. Perforasi pada pinggir
posterosuperior
berhubungan
dengankolesteatom
/amba$ 2.9. Pe$)($asi 5a$'inal 6Ludman 2--97
". Perforasi atik Terjadi pada pars flasida, berhubungan dengan primary acquired cholesteatoma.
/amba$ 2.. Pe$)($asi Ati& 6Ludman 2--97 2.
Penatala&sanaan
Pada keadaan cedera membran timpani akut akibat trauma, dilakukan pencegahan infeksi sekunder dengan menutup liang telinga yang trauma dengan kasa steril. ika terjadi perforasi, biasanya perforasi akan sembuh secara spontan. Fperasi emergensi dilakukan pada trauma tembus dengan gangguan pendengaran sensorineural dan ertigo, dengan kecurigaan fraktur dan impaksi kaki stapes ke ertbuler atau fistua perilimfa. ika perforasi
15
menetap setelah $ bulan, dan terdapat gangguan pendengaran konduktif G 26 d8, merupakan indikasi timpanoplasti. 2,"
#elain itu, dapat dilakukan pengobatan dari kausa trauma, yaitu0 1.
8ede$a 5emb$an im0ani &a$ena +$a&tu$ tem0($al
3angkah pertama yang dilakukan adalah menstabilkan keadaan neurologis dan keadaan yang mengancam ji-a, obserasi, dan pemberian tampon yang dibasahi antibiotika karena belum diketahui apakah trauma terbatas hanya di telinga tengah atau sudah ke telinga dalam. Fperasi diindikasikan pada keadaan perforasi membran timpani yang menetap, pendengaran konduktif, parese fasialis dan kebocoran 3;# yang menetap.$, 2.
8ede$a 5emb$an im0ani &a$ena Ba$(t$auma
Pengobatan biasanya cukup dengan cara konseratif saja, yaitu dengan memberikan dekongestan lokal atau dengan melakukan perasat ?alsaa selama tidak terdapat infeksi di jalan nafas atas. Apabila cairan atau cairan yang bercampur darah menetap di telinga tengah selama beberapa minggu, maka dianjurkan untuk tindakan miringotomi dan bila perlu memasang pipa entilasi (Grommet ). #elain itu, hindari menyelam ataupun terbang sampai pasien kembali dapat menyeimbangkan tekanan telinga tengah. %asuskasus berat memerlukan -aktu hingga $ minggu untuk menyembuh, tapi umumnya dapat sembuh dalam dua atau tiga hari. Antibiotik tidak diindikasikan kecuali bila terjadi pula perforasi. 8arotrauma dapat dicegah dengan menghindari terbang ataupun menyelam pada -aktu pilek dan menggunakan teknik pembersihan yang tepat. ika terasa nyeri, agaknya tuba
manuermanuer
1&
pembersihan
dengan hatihati
beberapa menit sebelum pesa-at mendarat. Pasien yang harus terbang dalam keadaan pilek dapat menggunakan dekongestan semprot hidung atau oral. saha preentif lain dengan selalu mengunyah permen karet terutama se-aktu pesa-at terbang mulai turun untuk mendarat. 5
*.
K(m0li&asi
Perforasi kecil membran timpani tanpa kelainan lain di telinga tengah akan menyebabkan
dua
efek
berbeda
pada
pendengaran.
Pertama
adalah
pengurangan luas membran timpani yang merupakan pusat pengarahan tenaga ke telinga tengah sehingga mengurangi gerakan tulang pendengaran. ntuk perforasi sebesar satu milimeter, gangguan hanya terbatas, yaitu pada nada di ba-ah $66 !C sebesar 12 d8 untuk nada 166 dan 266, 2 d8 untuk nada '6 !C dan $& d8 untuk nada 16 !C. & *akin besar perforasi makin berkurang permukaan membran sebagai pengumpul tenaga suara, akhirnya suara hanya ditampung di kuadran posterior sisa membran timpani tempat osikel atau sisa osikel berada.
yang beratnya
berbeda. Terjadinya ariasi tersebut antara lain adalah akibat perbedaan dalam hal olume telinga tengah dan olume rongga mastoid masingmasing telinga. & Pe$)($asi 5emb$an im0ani dan Hilan'n#a 5aleus In&us dan Sta0es Pada keadaan hilangnya maleus dan:atau inkus dan:atau stapes, kopling
osikuler hilang, bersama dengan bertambahnya kopling akustik karena
1
hilangnya halangan membran timpani. Tuli konduktif sekitar 6 d8 yang disebabkan oleh hilangnya kopling osikel akan diperbaiki sedikit oleh bertambahnya kopling akustik sebesar sekitar 1626 d8bb, karena hilangnya hambatan oleh membran timpani yang tak ada lagi. #ebagai resultante, akan menjadi sekitar $ d8. Penutu0an 0e$)($asi memb$an tim0ani +okumentasi pada he-an percobaan menunjukkan proliferasi epitel
skuamosa berlapis pada tepi perforasi terjadi dalam 12 jam, dan jaringan granulasi terbentuk setelah " jam. 7egenerasi epitel pada lapisan mukosa lebih lambat dan terjadi setelah beberapa hari. Pertumbuhan epitel skuamosa berlapis adalah 1 mm per hari. Pemeriksaan histopatologi pada perforasi yang permanen menunjukkan bah-a epitel skuamosa berlapis tumbuh di bagian medial tepi perforasi, untuk penutupan perforasi. Pengangkatan epitel ini merupakan dasar dari terapi penutupan perforasi membran timpani. #itokin mungkin berperan dalam penyembuhan beberapa perforasi, namun peran faktor1 (T=1) terlihat pada tepi perforasi yang kronik yang mungkin menjembatani proses penyembuhan. 16
BAB I; ANALISIS KASUS +ari anamnesis diketahui bah-a pasien datang dengan keluhan utama. telinga kanan berdenging sejak 1 hari yang lalu. %eluhan dia-ali karena pasien ditampar secara tidak sengaja di telinga pasien oleh anak pasien. Pasien juga mengeluh pendengaran pada telinga pasien terdengar tidak begitu jelas, seperti suara dari speaker pecah. %eluhan tidak disertai dengan keluar cairan dari telinga, keluar darah dari telinga, nyeri telinga. Tidak ada ri-ayat menderita penyakit yang menahun dan konsumsi obat dalam jangka -aktu yang lama. Perforasi atau hilangnya sebagian jaringan dari membran timpani yang menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi dari membrane timpani. *embran timpani adalah organ pada telinga yang berbentuk seperti diafragma, tembus pandang dan fleksibel sesuai dengan fungsinya yang menghantarkan
26
energy berupa suara dan dihantarkan melalui saraf pendengaran berupa getaran dan impulsimpuls ke otak. Tamparan merupakan salah satu penyebab kerusakan membran timpani, dari anamnesa terhadap pasien ini ditemukan adanya ri-ayat tamparan di telinga kanan yang merupakan penyebab dari keluhan telinga berdenging tersebut, yang terjadi secara akut. Pada pemeriksaan fisik telinga didapatkan membrane timpani perforasi
sentral dengan ukuran perforasi kecil yaitu J K luas membrane
Timpani, tidak ditemukan secret dan hiperemis hal ini menandakan tidak ditemakannya infeksi pada telinga. Pada hidung dan tenggorokan tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan anjuran yaitu audiometri untuk menegakkan diagnosis pasti pada pasien ini. 8erdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik pada pasien ini, pasien didiagnosis dengan perforasi membrane telinga sentral. ntuk terapi pada pasien ini hanya diberikan terapi secara medikamentosa yaitu edukasi tentang penyakit penderita, pencegahan infeksi sekunder dengan menutup liang telinga yang trauma dengan kasa steril, usahakan telinga kanan tetap kering. Pada pasien ini penggunaan antibiotic tidak perlu diberikan karena tidak terdapat infeksi. Prognosis pada pasien ini baik karena membrane timpani tanpa komplikasi dengan ukuran perforasi yang kecil akan sembuh secara spontan
21
DA+AR PUSAKA
1. ;enters for +isease ;ontrol and Preention. <9plosions and 8last 4njuries0 A Primer
for
;linicians.
pdates
une
1$,
2616.
Aailable
on0
http0::---.bt.cdc.go:masscasualties:e9plosions.asp 2. 8ailey 8, ohnson T, /e-lands #+. *iddle ear and temporal bone trauma. !ead L neck surgeryotolaryngology. $th
22
2"