LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS “SISTEM PENCERNAAN DAN SISTEM REPRODUKSI UNGGAS”
Oleh : Kelas F Kelompok 7 Muhammad Jamaludinsyah
200110110045
Hanna Nurlela
200110110169
Dian Firmansyah
200110130174
Rizkiyus Fahrizal
200110110208
Muhammad Hikmat A
200110110280
Yessica Magdalena
200110110287
Parisca Radot S
200110110405
LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2015
0
KATA PENGANTAR Alhamdulillaah wa syikurillah penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas nimat yang diberikanNya sehingga laporan praktikum ini bisa selesaikan dengan tepat waktu, tak lupa penyusun sampaikan salawat dan salam untuk agent of change kita yang merupakan suri tauladan yang terbaik bagi manusia yakni Nabi Muhammad saw. Dasar penyusunan laporan praktikum yang berjudul Sistem Pencernaan dan Reproduksi Unggas ini, tak lain adalah pelaksanaan praktikum. Sesuai dengan pelaksanaan saat praktikum, isi dari laporan inipun membahas tentang alat pencernaan dan reproduksi unggas untuk semua sex dan juga membahas. Selain itu juga, praktikum ini membahas tentang pengukuran panjang dan berat dari alat reproduksi dan pencernaan unggas. Semoga, dengan adanya laporan praktikum ini, akan menambah ilmu bagi para pembaca tentang sistem pencernaan dan reproduksi ayam. Selain itu, semoga laporan praktikum ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin mengetahui tentang sistem reproduksi dan pencernaan unggas.
Sumedang, Maret 2015
Penulis
1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI
2
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
6
1.2 Maksud dan Tujuan
6
1.3 Identifikasi masalah
6
1.4 Waktu dan Tempat
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pencernan Ayam
8
2.2 Sistem Reproduksi Unggas Jantan
9
2.3 Sistem Reproduksi Unggas Betina
10
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Alat Praktikum
11
3.2 Bahan Praktikum
11
3.3 Prosedur Praktikum
11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL 4.1 Gambar Alat Pencernaan Ayam
13
4.2 Gambar Alat Reproduksi Ayam Jantan
14
4.3 Gambar Alat Reproduksi Ayam Betina
14
Tabel Panjang Alat Reproduksi Betina
15
Tabel Berat Alat Pencernaan Ayam
15
2
PEMBAHASAN 4.4 Organ Utama Alat Pencernaan Ayam
16
4.5 Aksesoris Organ pencernaan
21
4.6 Sistem Reproduksi Ayam Jantan
22
4.7 Sistem Reproduksi Ayam Betina
23
4.8 Proses Pembentukan dan Abnormalitas Telur
25
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
28
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Panjang Oviduct Ayam................................................................15 Tabel 2 Berat Alat Pencernaan Ayam......................................................15
4
DAFTAR GAMBAR Gambar Alat Pencernaan Ayam Hasil Praktikum.................................13 Gambar Alat Reproduksi Ayam Hasil Praktikum.................................14 Gambar Alat Reproduksi Ayam Hasil Praktikum.................................14 Gambar Alat Pencernaan Ayam Lampiran 28 Gambar Alat Reproduksi Ayam Jantan Lampiran...............................28 Gambar Alat Reproduksi Ayam Betina lampiran..................................29
5
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, kebutuhan akan daging ayam kian meningkat seiring meningkatnya
populasi
manusia.
Hal
tersebut
mendorong
peningkatan
produktivitas ayam sebagai bahan pangan. Peningkatan produktivitas ayam sangat berpengaruh pada pencernaan dan reproduksi ayam tersebut. Reproduksi dan pencernaan ayam yang baik akan menyebabkan baik pula produktivitasnya. Produktivitas ayam tersebut bisa dalam bentuk daging dan telur. Pentingnya reproduksi dan pencernaan ayam dalam peningkatan bobot badan serta produksi telur, mendorong kami untuk melakukan praktikum tentang sistem reproduksi dan pencernaan ayam serta laporannya. Laporan ini disusun berdasarkan referensi dari buku dan jurnal. 1.2 Maksud dan Tujuan
Menjelaskan fungsi sistem pencernaan dalam proses pencernaan makanan dan penyerapan zat-zat makanan
Menjelaskan fungsi sistem reproduksi unggas jantan dan betina
Menjelaskan pembentukan telur dan penyebab abnormalitas telur
1.3 Identifikasi Masalah
6
Apa saja fungsi sistem pencernaan dalam proses pencernaan makanan dan penyerapan zat-zat makanan
Apa saja fungsi sistem reproduksi unggas jantan dan betina
Bagaimana proses pembentukan telur dan penyebab abnormalitas telur
1.4 Waktu dan Tempat Hari/Tanggal : Selasa, 24 Maret 2015 Waktu
: Pukul 07.30 s.d. 09.10 WIB
Tempat : Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
7
II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pencernaan Unggas Saluran pencernaan unggas apabila dilihat dari aspek mikrobiologis dapat dikelompokan menjadi lima bagian yaitu: tembolok (crop); rampela; usus halus;sekum; kolon dan kloaka (Hanafi N dan Tahsin M: 2008). Sistem pencernaan unggas terdiri atas saluran pencernaan dan organ-organ pelengkap yang berperan dalam proses perombakan bahan makanan, baik secara fisik maupun secara kimia menjadi zat-zat makanan yang mudah diserap oleh dinding saluran pencernaan (Rasyaf, 1998). Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh (Anggorodi, 1994). Saluran pencernaan unggas terdiri atas cavum oris, esofagus, tembolok (ingluvies), proventikulus, ventrikulus, usus halus, usus besar, kloaka (Suprijatna et al., 2008). Sistem pencernaan unggas berbeda dengan sistem pencernaan ternak mamalia atau ternak ruminansia, karena pada unggas tidak memiliki gigi untuk melumat makanan. Unggas mengalami proses pencernaan yang berbeda dengan hewan lain, meskipun mempunyai kesamaan pada prosesnya. Sebagaimana hewan lain proses pada saluran pencernaan unggas menggunakan tiga prinsip: a. Secara mekanik.
8
Pencernaan secara mekanik pada unggas berlangsung pada empedal. Pakan di dalam empedal dengan adanya kontraksi otot empedal dengan bantuan grit akan diubah menjadi pasta.
b. Secara khemis/enzimatis.
Pencernaan secara enzimatis terutama dibantu dengan adanya senyawa kimia dan kerja dari enzim yang dihasilkan oleh alat-alat pencernaan. c. Secara mikrobiologik.
Pencernaan secara mikrobiologik terjadi dengan adanya mikrobia yang ikut berperan dalam proses pencernaan. Pada ayam pencernaan secara mikrobiologik tidak berperan besar seperti pada ternak yang lain, hanya sedikit ditemukan mikrobia pada tembolok dan usus besarnya. Pada tembolok ditemukan beberapa bakteri aktif yang menghasilkan asam organik seperti asam asetat dan asam laktat dan juga pada ceca terjadi sedikit pencernaan hemiselulosa oleh bakteri (Kamal, 1994). 2.2 Sistem Reproduksi Unggas Jantan
Alat Reproduksi ayam jantan terdiri dari alat reproduksi primer dan alat reproduksi sekunder. Alata reproduksi primer merupakan alat reproduksi utama karena tanpa adanya alat ini dengan cara apapun ayam tidak mungkin menghasilkan keturunan. Alat tersebut dinamakan testis sedang alat reproduksi sekunder terdiri dari epidideponis vas deferen dan pensi. Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari testes, ductus deferens, dan organ kopulasi yang terdapat dalam cloaka. Unggas
jantan
berbeda
dari
9
ternak
piaraan
lainnya
karena testes tidak terdapat dalam scrotum tetapi tetap berada dalam rongga badan dan terletak didekat tulang belakang dekat bagian anterior (Blakely and Bade,1991). 2.3 Sistem Reproduksi Unggas Betina Menurut Sutiyono 2001, Sistem reproduksi ayam betina yang berkembang dan berfungsi secara normal adalah organ sebelah kiri. Sedangkan yang kanan rudimenter karena tidak berkembang. Alat reproduksi ayam betina terdiri dari ovaroum, oviduck.Anatomi alat reproduksi ayam betina terdiri dari dua bagian utama yaitu ovarium yang merupakan tempat sintesis hormone steroid sexual, gametogenesis dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (ovum). Bagian kedua adalah oviduk yaitu tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan ayam pada khususnya hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan pada bagian kanan mengalami rudimenter (Yuwanta, 2004).
10
III ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA 3.1 Alat Praktikum
Baki atau nampan
Pisau
Pisau bedah
Gunting
Pinset
3.2 Bahan
Ayam ras peterlur
Ayam ras jantan
3.3 Prosedur Kerja Alat Pencernaan Unggas 1. Sembelih objek praktikum (ayam ras petelur) sesuai dengan prosedur. Tempatkan ayam di atas baki. (Sebelum melakukan pembedahan jika perlu meminta petunjuk dari asisten praktikum) 2. Bedah ayam dengan cara menyayat bagian abdomen di atas kloaka, kemudian potong seluruh tulang rusuk bagian kiri atau kanan sampai ke persendian antara tulang scapula dengan coracoid. 3. Gunting kulit leher bagian depan sehingga isi rongga tubuh dapat terlihat seluruhnya. 4. Keluarkan sistem pencernaan dari rongga tubuh mulai dari bagian oesophagus sampai kloaka beserta alat-alat asesori-nya (hati-hati jangan sampai merusak bagian saluran reproduksi).
11
5. Perhatikan dan catat kondisi bagian-bagian sistem pencernaan yang telah terpisah, lalu gambar dan ukur panjang setiap bagian saluran pencernaan. Alat Reproduksi Betina 1. Masih pada objek yang sama, pisahkan sistem reproduksi dari rongga tubuh ayam. 2. Urutkan hingga memanjang mulai dari infundibulum sampai kloaka. 3. Perhatikan dan catat kondisi bagian-bagian sistem reproduksi. 4. Ukur dan gambar saluran reproduksi. Alat Reproduksi Jantan 1. Sembelih objek praktikum (ayam jantan) sesuai prosedur. 2. Tempatkan ayam di atas baki. 3. Bedah ayam jantan dengan cara yang sama seperti ayam betina. 4. Keluarkan saluran pencernaan dengan hati-hati jangan sampai merusak saluran reproduksi 5. Biarkan saluran reproduksi jantan menempel pada rongga tubuh. 6. Gambar dan catat kondisi bagian-bagian sistem reproduksi jantan.
12
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL 4.1.1 Gambar Alat Pencernaan Ayam
No
Gambar
Keterangan 1. Mulut 2. Oesophagus 3. Crop 4. Proventrikulus 5. Ventrikulus 6. Duodenum 7. Pancreas 8. Hepar 9. Jejunum 10. Ileum 11. Caecum 12. Usus besar 13. Kloaka 14. Empedu
13
4.1.2 Gambar Alat Reproduksi Ayam Jantan No
Gambar
Keterangan 1. Testes 2. Vas deferens 3. Para kloakaglomus
4.1.3 Alat Reproduksi Ayam Betina
No
Gambar
Keterangan
1. Ovarium 2. ova 3. Ostium 4. Leher infundibulum 5. Magnum 6. Isthmus 7. Uterus Vagina
14
Tabel 1. Panjang Alat Reproduksi Ayam Betina No
Pengamatan Pada Nama Bagian/organ
Ayam Produktif Panjang (cm)
Infundibulum
9 cm
Magnum
33 cm
Isthmus
10 cm
Unterus
9 cm
Vagina Total
12 cm 72 cm
Tabel 2. Berat Alat Pencernaan Ayam Nama Organ
Berat (gram)
Gizzard
41
Tembolok
14
Usus Buntu
10
Usus Besar
5
Ileum
30
Jejunum
33
Duodenum
23
Hati dan Empedu Total
35 191 gram
15
4.2 PEMBAHASAN 4.2.1 Alat Pencernaan Ayam A. Organ Utama Mulut merupakan gerbang awal makanan masuk dan diproses dalam saluran pencernaan. Mulut pada ayam merupakan paruh yang merupakan modifikasi dari mulut yang berfungsi dalam proses pengambilan makanan atau prehensi. Panjang Menurut Elvia Hernawan, 2010. Rongga mulut unggas, tidak terdapat bibir, graham, pipi dan pipi. Pada rongga mulut unggas terdapat lidah yang berbentuk seperti ujung panah dan runcing bagian depannya. Struktur lidah diperkuat dengan tulang entogglosal atau tonjolan lingual dari tulang hyloid. Otot pada lidah unggas sangat sedikit. Gerakan lidah terjadi karena berkembangnya otot hyloid yang ditutup dengan epithel yang mempunyai stratum corneum. Bentuk ujung padah bagian belakang lidah yang berupa penonjolan berfungsi untuk mendorong makanan kea rah lubang esophagus (gullet) bila lidah bergerak baik kedepan atau kebelakang. Unggas tidak mempunyai langit-langit lunak tapi langit-langit keras yang sempit dan segitiga mengikuti bentuk paruh. Pada rongga mulut terdapat kelenjar antara lain kelenjar saliva, kelenjar maksila, kelenjar palatin dan kelenjar mandibula. Semua kelenjar tersebut berfungsi manghasilkan sekreta mukus yang tidak mengandung enzim. Oespohagus merupakan saluran yang menghubungkan antara mulut dengan lambung, di oesophagus terjadi pencernaan secara mekanik lewat gerakan peristaltik yang berfungsi mengubah makanan menjadi bentuk bolus yang lebih sederhana. Menurut Cambell 2004. Oesophagus merupakan saluran memanjang
16
berbentuk seperti tabung sebagai jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventikulus bagian bawah.Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan makanan menuju tembolok,ketika ayam menelan secara otomatis oesophagus menutup dengan adanya otot. Fungsi oesophagus adalah menyalurkan makanan ke tembolok. Crop atau tembolok atau ingluvies merupakan alat pencernaan yang hanya dimiliki oleh unggas. Crop ini memiliki fungsi untuk menyimpan makanan sementara dan mengontrol konsumsi makanan pada ayam sehingga apabila kebutuhan makanannya sudah terpenuhi maka ayampun akan berhenti makan. Tembolok adalah modifikasi dari esofagus. Fungsi utama dari organ ini adalah untuk menyimpan makanan sementara dan tempat maserasi biji-bijian. Struktur histologi saluran pencernaan belum banyak diteliti, apalagi pada tembolok unggas. Struktur histologi tembolok unggas terdiri atas empat lapis, yaitu tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa (Sisson dan Grossman, 1961; Sturkie, 1965; Bell dan Freeman, 1971 dalam Zaenuddin dkk. 2014). Tembolok dilapisi dengan epitel pipih banyak lapis, mengandung kelenjar mukus yang berfungsi membasahi dan melicinkan dinding ingluvies selain itu sebagai cairan lubrikasi yang dapat menghaluskan makanan. Struktur histologi dari tembolok memiliki kesamaan dengan esofagus. Bebek dan ayam memiliki kelenjar pada tembolok sedangkan pada merpati tidak memiliki kelenjar pada temboloknya (Bell dan Freeman, 1971 dalam Zaenuddin dkk 2014). Tembolok hanya terdapat pada bangsa burung yang makan biji-bijian dan tidak terdapat pada burung yang makan serangga. Adanya tembolok memungkinkan unggas untuk
17
menerima makanan lebih cepat dari pada absorpsinya. Tembolok menurut praktikum beratnya adalah 14 gram. Proventriculus disebut dengan lembung kelennjar merupakan alat pencernaan yang memulai proses pencernaan makanan secara kimiawi karena telah adanya asam clorida (HCl) dalam lambung. Proventrikulus merupakan perbesaran dari bagian belakangn esophagus, dan tempat terjadi sekresi enzim-enzim pencernaan seperti pepsinogen dan HCI (Sari Meisji L, 2012). Proventrikulus merupakan tempat sementara makanan dan di proventrikulus ridak terjadi proses pencernaan. Senyawa fitat dapat menghambat penyerapan mineral Zn,Ca, Fe dan Mg (Azwar, 1980). Proventriculus berfungsi sebagai penghasil pepsin, yaitu enzim pengurai protein dan penghasil asam lambung (hydrocloric acid). Amrullah (2004) mengatakan besar kecilnya proventrikulus memperngaruhi pakan ternak. Semakin banyaknya fitat dalam ransum casal yang diberikan ke ayam broiler akan mempengaruhi ukuran proventrikulus, dikarenakan proventrikulus bekerja memproduksi asam hydrochloric (HCI) dan pepsin, dan enzim yang dapat memecah protein dan serat kasar pakan yang diberikan. Leeson and Summer (1997) melaporkan semakin tingginya serat kasar dan fitat pada pakan yang akan diberikan kepada ayam broiler maka akan memperngaruhi pembesaran dan penipisan organ proventrikulus. Ventriculus atau Gizzard atau lambung otot. Sesuai dengan namanya yaitu lambing otot, ventrikulus merupakan organ yang bertugas dalam pencernaan secara mekanik yaitu menggiling makanan yang masuk ke ventrikulus atau gizzard. Ventrikulus tersusun dari jaringan otot tebal dan tidak menghasilkan enzim pencernaan. Fungsi utama ventrikulus adalah menggiling bagian depan ventrikulus berhubungan dengan perut kelenjar dan bagian lainya berhubungan
18
dengan usus halus dan organ pencernaan lainnya. Berat ventrikulus yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar 1.39-2.32% menurut Leeson and Summer (1997) bahwa berat ventrikulus ayam broiler pada umur 24 hari adalah 1.46%. Proses pelumatan makanan pada ventrikulus dibantu oleh grit yang berupa butiran-butiran krikil ataupun tanah dan lainnya. Pada ayam komersial, grit didapat dari pakan ayam itu sendiri. Menurut Hernaman, 2010. Lambung otot terpisah dari lambung kelenjar oleh saluran pendek yang merupakan proventriculus yang berkonstriksi. Bagian gizzard terbentuk dari dua bagian tebal yang berlawanan, otot lateral, yang berakhir mencapai pada central aponeurosis dan keduanya menipis pada bagian anterior dan posterior setelah otot. Gizzard mengandung urat daging licicn yang tebal, kuat dan berwarna merah dilapisis oleh membrane tebal, licin dan bergerigi, fungsinya menggiling makanan. Berat gizzard saat praktikum adalah 41 gram merupakan organ pencernaan yang paling berat karena fungsinya juga cukup berat untuk melumati makanan dengan grit. Usus Halus pada ayam terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum jejunum dan ileum. Usus halus dibagi menjadi 3 segmen yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Di bagian pertama yaitu duodenum, terjadi penambahan sekresi dari hati dan pancreas. Sekresi dari hati disimpan dalam empedu dan diteruskan ke duodenum melalui saluran empedu. Duodenum pada ayam merupakan tempat terjadinya hidrolisa atau pemecahan zat makanan menjadi lebih sederhana contohnya protein diubah menjadi asam amino dengan enzim protease, lemak menjadi asam lemak dan gliserol dan karbohidrat yang diubah menjadi glukosa. Enzim-enzim hidrolisa tersebut didapat yang
dari pankreas yang menempel pada duodenum. Zat
makanan hasil hidrolisa ini kemudian diserap oleh jejunum dan ileum yang merupakan usus penyerapan. Jejunum dan ileum merupakan kompartmen dari
19
usu halus yang berfungsi menyerap zat-zat makanan kemudian dialirkan lewat darah keseluruh tubuh. Vili-vili pada jejunum dan ileum inilah yang menyerap zat makanan terseut serta dan mengedarkannya lewat apembuluh darah. Ileum merupakan bagian usus halus yang paling banyak melakukan absorpsi. Ileum mempunyai banyak vili-vili untuk memperluas bidang penyerapan. Suprijatna dkk. (2005) mengemukakan bahwa di sepanjang permukaan usus halus terdapat banyak sekali villi. Setiap villus mengandung pembuluh darah kapiler dan protease pembuluh limphe yang disebut lacteal. Pada permukaan villi terdapat banyak mikrovilli yang berfungsi melakukan proses absorpsi terhadap hasil pencernaan. Ayam yang mendapatkan ransum segera setelah menetas, memiliki perkembangan mukosa usus yang lebih baik sehingga memiliki konversi usus yang lebih baik pula. Batas antara jejunum dengan ileum berupa tonjolan kecil disebut micelle diverticum. Berat duodenum, jejunum dan ileum berdasarkan praktikum antara lain 23 gram, 33 gram dan 30 gram. Berat usus halus ini disesuaikan dengan fungsinya yaitu untuk penyerapan zat-zat makanan. Usus Besar pada ayam berfungsi dalam pengontrolan air dan pembusukan sisa makanan yang akan dieksresikan lewat vent. Usus besar ukurannya lebih pendek usus halus namun memiliki diameter yang lebih besar. Fungsi utamanya adalah penyerapan air. Usus besar merupakan tempat penampungan sisa pencernaan yang merupakan komponen tinja. Terjadi sedikit sekali pemecahan sisa pakan dalam usu besar. Di sini mucus ditambahkan sehingga berfungsi sebagai pelican agar sisa pencernaan mudah dikeluarkan. Bagian terujung dari usus besar adalah rectum. Berat usus besar berdasarakan praktikum hanya 5 gram. Caecum pada ayam sebenarnya kurang berkembang namun tetap memiliki fungsi yaitu sedikit melakukan degradasi serat kasar yang didapat dari pakan yang
20
dimakan ayam. Menurut di sekum terjadi pencernaan serat dalam jumlah kecil atau terbatas dimana mikroba menghasilkan enzim selulase yang memecah selulosa. Sistem pencernaan serat kasar ini sangat tidak efisien pada ayam. Berat caecum berdasarkan praktikum adalah 10 gram Kloaka pada ayam merupakan tempat bermuaranya 3 saluran yaitu saluran urinaria, saluran reproduksi dan saluran pencernaan. Kloaka merupakan tempat keluarnya sisa pencernaan yang akan dieksresikan dalam bentuk feces. Kloaka merupakan saluran yang membuka dan berhubungan dengan anus di bagian terujung. Kolaka memiliki diameter lebih besar dibandingkan rectum. B. Organ Aksesoris Hepar atau hati merupakan organ asesoris yang berfungsi sebagai detoksifikasi racun, sekresi empedu dan zat makanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiadi 2013 yaitu Hati berperan dalam sekresi empedu, metabolisme lemak, protein, karbohidrat, zat besi dan vitamin, detoksifikasi, pembentukan darah merah, dan penyimpanan vitamin. Faktor-faktor yang memengaruhi bobot hati adalah bobot tubuh, spesies, jenis kelamin, umur, dan bakteri patogen menyatakan bahwa bobot hati meningkat sejalan dengan meningkatnya umur, tetapi persentasenya konstan terhadap bobot badan. Menurut Wahyu (1997), hati berfungsi memproses zat-zat dalam bahan pakan yang berpengaruh buruk terhadap ternak unggas khususnya asam phytat dan zat-zat anti nutrisi lainya tidak dapat diserap tubuh ternak secara langsung. Lesson and Summer (1997) melaporkan bahwa pemberian pakan yang mengandung fitat yang tinggi akan menyebabkan peningkatan berat hati, akibat hati harus bekerja lebih keras dalam proses zat-zat makanan. Berat hati da empedu berdasarkan praktikum adalah 35
21
gram, merupakan berat organ yang cukup besar, mengingat hati itu termasuk salah satu organ yang besar. Pankreas
terletak
ditengah-tengah
duodenum
dan
berfungsi
dalam
mengeuarkan enzim-enzim dan juga hormone. Enzim yang dikeluarkan adalah enzim untuk mensekresi makanan menjadi lebih sederhana sehingga mudah untuk diserap seperti protease, lipase dan amilase. Hormone yang disekresikan oleh pancreas antara lain hormon insulin dan glucagon yang mengontrol kadar gula dalam darah ayam. Limpa berada disebelah, fungsi limpa belum diketahui secara jelas namun berfungsi dalam pemecahan leukosit dan eritrosit.
4.2.2 Sistem Reproduksi Unggas Jantan Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari tiga bagian utama yaitu testes, vas deferens dan kloaka. Testes pada jantan memiliki dua fungsi yaitu sebagai penghasil spermatozoa yaitu bakal calon anak dan penghasil hormone testosterone dari sel interstitial yang merupakan hormin yang berperan dalam pendewasaan kelamin dan pertumbuhan ayam serta ciri seks sekunder ayam jantan. Pernyataan ini diperkuat oleh Sutiyono tahun 2001 yaitu, fungsi utama testes adalah memproduksi spermatozoa, seminal plasma dan hormone testosterone. Spermatozoa merupakan sel kelamin jantan yang mutlak diperlukan untuk menghasilkan generasi baru. Vas Defferens pada ayam terdapat dua buah kiri dan kanan yang berakhir di kloaka. Vas deferens inu merupakan saluran tempat lewatnya spermatozoa di vas deferens inipun spermatozoa diberikan motilitas berupa cairan. Menurut Sutiyono
22
tahun 2001, vas deferens terdapat sepasang yang menghubungkan bagian epididimys dengan penis, berfungsi untuk menyalurkan sperma. Kloaka pada ayam jantan berfungsi membantu menyemprotkan sperma pada organ betina. Hal ini terjadi karena alat kopulasi ayam jantan mengalami rudimenter. Kloaka sebetulnya tidak termasuk alat kelamin tetapi merupakan alat melindungi alat reproduksi utama. Menurut Sutiyono tahun 2001, keistimewaan alat kelamin pada ayam jantan adalah: tidak mempunyai kelenjar vesicular seminalis, cowper dan prostat. Cairan tambahan semen unggas berasal dari tubulus seminiferus dan epididimis. 4.2.3 Sistem Reproduksi Ayam Betina Reproduksi ayam betina terdiri dari dua bagian utama yaitu ovarium dan oviduk. Menurut sutiyono 2001, panjang oviduck unggas berkisar 40-70 cm. Ovarium merupakan tempat dihasilkannya oosit atau sel telur yang akan berkembang menjadi anak. Ovarium terdiri atas ratusan sampai ribuan ova. Ova ada yang bear disebut big ova dan yang kecil small ova. Ovarium dibungkus oleh lapisan yang berpembuluh darah yaitu folikel, bagian folikel yang tidak berpembuluh darah dinamakan stigma, saat terjadi ovulasi, stigma akan pecah dan sel telur akan keluar lewat stigma yang pecah itu. Selain itu, ovariumpun berperan mensekresikan beberapa hormone salah satunya estrogen dan progesterone yang berperan dalam proses pendewasaan ayam. Oviduck pada ayam betina terdiri dari infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan vagina. Masing-masing bagian mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Infundibulum. Panjang infundibulum berdasarkan hasil praktikum adalah 9 cm hal ini sesuai dengan Yuwanta 2004, Panjang infundibulum adalah 9 cm dan kuning telur (ovum) berada pada infundibulum ini selama 15 sampai 30 menit.
23
Selain itu, pada infundibulum terdapat ostium yang meupakan lubang dan neck of infundibulum yang berfungsi menyimpan sperma sementara. Sel telur yang telah ovulasi pun ditangkap oleh bagian infundibulum yaitu fimbreae infundibulum.. Infundibulum merupakan tempat terjadinya fertilisasi pada ayam. Magnum merupakan bagian terpanjang pada oviduck yang mencapai 33 cm. hal ini sesuai dengan hasil pengukuran saat praktikum yaitu 33 cm. Menurut Sutiyono, 2001, magnum berperan dalam menghasilkan albumen untuk penyempurnaan proses pembentukan telur. Magnum merupakan tempat terjadinya sekresi albumen yang terdiri dari tick albumen dan thin albumen. Bila dilihat dari kadar nutrisinya albumen ini kaya akan protein, selain itu, albumen berfungsi menjaga tkuning telur dari kerusakan akibat goncangan. Isthmus merupakan bagian oviduct yang berfungsi sebagai tempat sekresi memberan kerabang. Menurut sutiyono 2001, isthmus merupakan organ yang mengeluarkan cairan dan material bersifat paparin, sehingga sel telur dan kuning telur telah dibungkus oleh albumin dilapisi membrane telur sehingga bentuknya telur berkulit lunak. Panjang isthmus berdasarkan praktikum adalah 10 cm.hal ini sesuai dengan teori dari universitas Gadjah mada yaitu, panjang dari saluran isthmus adalah 10 cm dan telur berada di sini antara 1 jam 15 menit sampai 1,5 jam. Isthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum berwarna putih sedangkan 4 cm terakhir dari isthmus mengandung banyak pembuluh darah sehingga memberikan warna merah. Uterus, Panjang uterus berdasarkan praktikum adalah 9 cm tidak berbeda jauh dari teori yaitu 10 cm. Uterus merupakan tempat kalsifikasi atau tempat pembuatan kerabang. Kalsifikasi berlangsung selama kurang lebih 25 hari setengah jam. Uterus disebut pula glandula kerabang telur yang panjangnya 10
24
cm, pada bagian mi terjadi dua phenomena yaitu hidratasi putih telur atau plumping kemudian terbentuk karabang telur. Vagina, Vagina merupakan bagian terakhir dari oviduct unggas. Fungsi vagina antara lain sebagai tempat desposisi semen waktu kawin alam, tempat oviposisi atau pemutaran telur,, sehingga telur yang keluar paling awal adalah yang tumpul, hal ini berfungsi mempermudah telur cepat keluar bila bagian yang tumpul atau luas sudah keluar awal. Panjang vagina berdasarkan hasil pengukuran saat praktikum adalah 12 cm. Rerata hasil panjang vagina ini berbeda dengan pendapat Tri-Yuanta (1999) yang menyatakan bahwa panjang vagina adalah 10 cm, telur melewati vagina begitu cepat yaitu sekitar tiga menit, kemudian dikeluarkan (Oviposition) dan 30 menit. Tri-Yuanta (1999) menyatakanbahwa panjang vagina dipengaruhi oleh hormon oksitosin dari pituitary posterior yang berfungsi untuk proses peneluran. 4.2.4 Proses Pembentukan Telur dan Abnormalitas Telur Proses pembentukan telur dimulai dari proses pembentukan kuning telur pada ovarium, setelah itu setelah ovulasi yolk akan ditangkap oleh infundibulum, setelah itu yolk akan ke magnum, disini proses pemberian albumen tipis dan tebal diberikan guna mencegah kerusakan yolk akibat goncangan. Setelah dari magnum, yolk menuju ke isthmus untuk diberikan selamut membaran, setelah itu, menuju uterus disinilah proses kalsifikasi atau proses pembentukan kerabang telur dan setelah selesai akan di oviposisi oleh vagina dan baru disa dikeluarkan lewat kloaka. Proses pembentukan telur adalah sekitar 25 setengah jam. Beberapa contoh kelainan pada telur antara lain double yolk, egg within an egg, kerabang telur yang lunak, dan meat spot. Double yolk terjadi karena ayam berada dalam masa puncak produksi sehingga yolk yang dihasilkan banyak. Egg
25
within an egg terjadi karena ketidak normalan proses yaituproses pembentukan kerabang dua kali. Meat spot adalah adanya daging pada telur, itu artinya ada sebagian dari blastosis yang tumbuh daging secara tidak sempurna. Blood spot terjadi karena adanya darah pada telur (yolk) akibat kerusakan organ reproduksi dalam unggas dan kerabang yang lunak terjadi karena ayam kekurangan kalsium untuk proses pembentukan kerabang telur.
26
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah , I K.2004. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor Anggorodi, H.R. 1994. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT. Gramedia Pustaka, Jakarta. Anonymous, 2014. Sistem Reproduksi Ayam Jantan dan Betina. Gadjah mada University: Yogyakarta Azwar, N.R. 1980. Pengaruh phytat beras terhadap mineral tertentu (Ca, mg, Fe dan Zn) pada hewan percobaan. Laporan Penelitian Institut Pertanian Bogor, Bogor Blakely, J and Bade, D.H. 1991. Ilmu Peternakan, Edisi IV, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Bell, D.J. and B.M. Freeman. 1971. Physiology and Biochemistry of the Domestic Fowl. Vol. 1. Academic Press, New York. Campbell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Erlangga: Jakarta Hanafi N dan Tahsin M, 2008. Penggunaan Mannaligosakarida dari bungkil Inti sawit sebagai pengendali Salmonella sp pada Ternak Unggas. Hernawan, Ellvia. 2010. Fisiologi Ternak: Sistem Gastro Intestinal Monogastrik. Widya Padjadjaran: Sumedang Kamal, M. 1994. Nuterisi Ternak. Fapet UGM. Yogyakarta. Leeson , S and J,D.Summers 1997. Nutrision of the chiken.4 edition University Books. Canada Nesheim, M. C., R. E. Austic and L. E. Card. 1979. Poultry Production 12th ed. Lea Febiger, Philadelphia Rasyaf, M. 1998. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta. Sari, Meisji L. 2012. Pengaruh Penambahan Enzim Fitase Pada Ransum terhadap Berat Relatif Organ Pencernaan Ayam Broiler Sisson, S. dan J.D. Grossman. 1961. The Anatomy of the Domestic Animals. 4th ed. W.B. Saunders Co, Philadelphia, USA Sutiyono. 2001. Pengenalan Organ reproduksi Ayam. Kerjasama PT Perhutani Persero: Semarang Suprijatna, E., U. Atmomarsono, dan R. Kartasujana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta Tri-Yuanta. 1999. Dasar Teknik Unggas. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Wahyu, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetak keempat. Gadjah Mada University Press Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius: Yogyakarta. Zaenuddin dkk. 2014. Struktur Histologi Tembolok (Ingluvies) pada Unggas. Reproduksi
27
LAMPIRAN Gambar Alat Pencernaan Ayam
Sumber: dawi4purnama.blogspot.com Gambar Alat Reproduksi Ayam Jantan
Sumber: dawi4purnama.blogspot.com
28
Gambar Alat Reproduksi Ayam Betina
Sumber: memelihara-ayam.blogspot.com
29