LAPORAN PRAKTIKUM UJI TAK RUSAK RADIOGRAFI
DISUSUN OLEH NAMA : Desta Zul Fauzi ( 031600466 ) REKAN KERJA : Aprelia Sulistyawati ( 031600463 ) Ardelia Irena ( 031600464 ) Yayat Supriyatna ( 131800003 ) KELOMPOK :B PRODI : ELEKTRO MEKANIKA JURUSAN : TEKNOFISIKA NUKLIR
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL YOGYAKARTA 2018/2019
UJI RADIOGRAFI PIPA dan PLAT TEKNIK DWDV Elips dan SWSV SUMBER RADIASI PESAWAT Sinar-X RIGAKU
I.
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami apa itu radiografi Industri. 2. Mahasiswa dapat memahami teknik-teknik yang ada pada Radiografi dan dapat mengimplementasikannya dalam lapangan kerja. 3. Mahasiswa dapat mengerti tata acara pelaksanaan dalam Radiografi. 4. Mahasiswa dapat membuat gambar radiograf lasan besi bentuk pipa yang sensitivitasnya sesuai dengan standard, dengan menggunakan Radiasi dari pesawat sinar-X Rigaku. 5. Mahasiswa dapat menetukan jenis dan lokasi cacat lasan pipa dari radiograf yang dihasilkan.
II.
DASAR TEORI
Radiografi dapat dilakukan dengan sumber radiasi yang berupa sinar-x maupun sinar gamma. Radiasi yang berasal dari suatu pesawat sinar-X dengan focal spot “f” menembus benda uji (speciment) dengan tebal ‘t’. Di dalam benda uji, radiasi akan terserap bervariasi tergantung pada tebal dan kerapatan bagian benda uji. Bagian yang
lebih
tripis
dan
kerapatan
yang
lebih
kecil
akan
menghasilkan
akumulasipaparan yang ditransmisikan yang lebih banyak, sebagai contoh defect gas inclusion.Apabila inclusion.Apabila sinar yang ditransmisikan ini diproyeksikan ke film radiografi, maka dengan reaksi photokimia, bagian bagian ini akan menjadi lebih hitam dibanding bagian sekelilingnya.
Bayangan yang terbentuk pada film radiografi bersifat diperbesar dan membentuk kekaburan atau pnumbra ( unsharpness geometry, U g)., karena sinar yang datang bersifat divergen dan sumber radiasi mempunyai dimensi ’f’. Agar perbesaran dan penumbra bayangan tidak terlalu besar, maka harus diperhatikan hubungan jarak sumber radiasi dengan film ( source source to film distance, dist ance, SFD) SFD ), dimensi sumber ’f’ dan tebal benda uji ’t’, dengan asumsi film dipasang menempel pada benda uji.
Skema proses radiografi dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Proses radiografi, penyinaran radiasi pada benda uji dan film
Film radiografi yang sudah diproses di ruang gelap atau disebut radiograp, dikatakan mempunyai kualitas baik bila film tersebut dapat mendeteksi cacat yang dimensinya tertentu sesuai dengan standard yang dinginkan atau lebih kecil. Radiograp yang dapat mendeteksi cacatdengan ukuran relatif kecil dikatakan mempunyai sensitifitas eadiografi tinggi. Sensitifitas radiografi absolut dinyatakan dalam mm, sedang sensitivitas relatif dinyatakan dalam %. Untuk memperoleh
kualitas radiograp yang baik, dua faktor
yang perlu
diperhatikan yaitu kontras dan definisi. Indikator yang menunjukkan sensitivitas radiografi adalah bayangan penetrameter. Bahan penetrameter adalah sama dengan bahan benda uji. Pemilihan nomor penetrameter yang digunakan bergantung dengan % sensitivitas yang diinginkan dan tebal benda uji. Penentuan waktu penyinaran diperoleh dari grafik exposure chart, hubungan antara mA-waktu terhadap tebal benda uji.
III.
ALAT DAN BAHAN A. Peralatan
1. Proteksi Radiasi a. Monitor radiasi personil ( Dosimeter saku (pen dose), Film Badge/TLD badge b. Surveymeter c. Tanda radiasi dan tali kuning d. Long tang dan lembar timbal 2. Radiografi a. Pesawat Sinar-X dan asesoriesnya ( Panel kontrol dan lampu tanda Radiasi) b. Penetrameter c. Sigmat d. Fasilitas ruang gelap dan asesories ( densitometer, viewer ) B. Bahan
1. Film radiografi 2. Larutan proses film (developer, stop bath, fixer, air) 3. Benda uji (lasan pipa). IV.
LANGKAH KERJA
Pelaksanaan radiogr afi Pesawat sinar-X Persiapan sebelum penyinaran:
Lakukan pengukuran dimensi dan tebal benda uji, dan hitung / tentukan: 1. Teknik penyinaran 2. Tentukan Tegangan kerja pesawat yang akan digunakan. 3. Jarak Sumber ke film – SFD (lihat lampiran 1, cara perhitungan). 4. Penetrameter dan shim yang digunakan
Penetrameter yang digunakan sesuai dengan standard yang digunakan. Jenis penetrameter standard yang disediakan untuk praktek radiografi, yaitu ASTM kawat dan ASTM plat , DIN
Penempatan penetrameter ada 2 cara, ke arah sumber radiasi ( Source side) dan didekat dengan film (film side). Penempatan penetrameter disesuikan dengan ketentuan teknik penyinaran yang digunakan.
Pemilihan penetrameter sesuai dengan lampiran tabel 1
Penempatan/ Lokasi marker seperti gambar-2
Benda uji I.
PIPA 1. Dilakukan set-up penyinaraan seperti gambar berikut ini :
Diusahakan specimen dan film melekat / kontak Catatan:
⊥
SFD : Jarak Sumber – Film OD
: Diameter luar pipa
ID
: Diameter dalam pipa
2. Dilakukan set-up specimen, pemasangan penetrameter, kode film sesuai ketentuan
Proteksi Radiasi Saat Penyinaran Persiapan
1. Sebelum memulai kegiatan penyinaran, seluruh pekerjaan yang tidak memerlukan penyinaran radiasi harus dlaksanakan terlebih dahulu:
Pengukuran tebal, perhitungan waktu penyinaran, pemilihan penetrameter, perhitungan tegangan kerja,
Set up /pemasangan pada perlengkapan pada specimen
2. Siapkan peralatan Proteksi radiasi sebelum melakukan pekerjaan radiografi
Surveymeter, Periksa surveymeter yang akan digunakan: baterai, sertifikat dan kalibrasi, hidupkan dan pelajari cara pemakaian dan pembacaan skalanya
Film Badge//Pocket dosimeter Peralatan diatas harus berfungsi dengan baik dan terkalibrasi.
Tali kuning dan tanda radiasi/ Lampu alarm
Pelaksanaan A. Sebelum Penyinaran
1. Gunakan peralatan monitor radiasi perorangan, baca dosimeter saku dan catat. 2. Sebelum memasuki ruangan / daerah kerja pastikan pesawat dalam kondisi terkunci dan posisi pengukur waktu (timer) pesawat pada posisi angka 0 (nol). Pastikan
dengan menggunakan survey meter bahwa didalam ruangan tidak
terdapat paparan radiasi 3. Lakukan set up pekerjaan, Letakkan specimen pada posisi penyinaran (SFD) yang telah ditentukan, pemasangan huruf B atau F bila diperlukan 4. Pasang tanda radiasi dipasang pada daerah radiasi dengan laju dosis 0.75 mR/jam di luar ruangan kerja radiasi. 5. Periksa sekali lagi dan pastikan tidak terdapat seorangpun di daerah penyinaran. Atur tegangan, arus tabung dan timer sesuai dengan waktu penyinaran yang diperlukan. 6. Tempatkan surveymeter di sebelah panel control, perlu diperhatikan panel control harus berada di daerah aman ( paparan radi asi <0,25 mRem/Jam). 7. Nyalakan lampu tanda radiasi (pesawat ada yang terhubung dengan lampu yang terhubung dengan control panel).
B. Saat Penyinaran
1. Nyalakan pesawat dengan menekan tombol “ON” pada control panel. 2. Selama penyinaran berlangsung, lakukan survey dan pengawasan
daerah
radiasi disekeliling daerah penyinaran. Jika tanda radiasi kurang tepat, lakukan
penempatan tanda radiasi dengan menggeser yang sesuai dengan pengukuran dari surveymeter. 3. Waktu penyinaran berakhir, pesawat secara otomatis akan mati, kembalikan pengatur waktu ke posisi angka 0 (nol) dan putar kunci pengaman ke posisi “LOCK”.
C. Setelah Penyinaran
1. Survey
kedalam
ruangan dengan menggunakan surveymeter
untuk
memastikan tidak terdapat radiasi. 2. Ambil specimen dan film 3. Matikan lampu tanda bahaya ( lampu tanda bahaya yang terhubung dengan control panel akan mati secara otomatis setelah timer penyinaran dicapai). Lepas tanda-tanda radiasi (rambu) serta peralatan lainnya 4. Baca dosimeter saku
dan baca penunjukkannya.( catat dan bandingkan
dengan bacaan sebelum penyinaran) 5. Matikan surveymeter.
Proses dan Pembacaan F ilm Pemasangan Film ( Loading Film)
1. Nyalakan lampu penerang dan bersihkan ruangan proses film. 2. Siapkan Film Radiografi (masih dalam kemasan), Screen Film, kaset dan plakban pada meja loading. 3. Pastikan kaset tidak rusak dan screen dalam kondisi bersih dan baik. 4. Atur
dan ingat susunan peralatan tersebur (Film, Screen, kaset, plakban)
sehingga mudah diambil dalam kondisi gelap. 5. Matikan lampu penerangan dan gunakan lampu intensitas rendah (safelight) 6. Biarkan mata menyesuaikan selama beberapa menit. 7. Keluarkan film dari kemaan dan amplop pembungkus, ambil selapis film. 8. Lepaskan kertas pengapit film pelan-pelan, ambil filmnya. 9. Tempatkan film diantara screen Pb (atas dan bawah), kemudian masukkan film yang ber-screen dalam kaset dengan mulut saling menutup. 10. Untuk mencegah kebocoran, lakban ujung kasetnya. 11. Tutup kembali amplop film dan masukkan dalam kemasan (kardusnya)
12. Nyalakan lampu penerang dan rapi dan bersihkan meja loading dari sampah, kertas dsbnya.
Pembongkaran Film ( Unloading Film) dan proses film
1. Bawa kaset film yang telah diradiografi ke ruang proses film. Nyalakan lampu penerang ruang proses film. 2. Aduk larutan developer dan fixer (masing masing larutan punya pengaduk dan jangan dicampur), kemudian ukur temperatur larutan developer. 3. Dengan suhu pengukuran, lihat dalam tabel waktu yang diperlukan untuk pengembangan film dalam larutan developer. 4. Bersihkan tangan, Siapkan hanger kering pada meja loading dengan mulut bagian depan. 5. Matikan lampu penerangan dan gunakan lampu intensitas rendah (safelight). 6. Biarkan mata menyesuaikan seama beberapa menit. 7. Buka plakban penutup kaset film, keluarkan screen dan film dari kaset 8. Ambil film, pegang bagian tepi dan pasang pada hanger 9. Masukkan hanger dan film dalam larutan developer untuk proses pengembangan film dengan waktu yang telah ditentukan, sambil diagitasi ( agitasi naik t urun). 10. Selesai waktu pengembangan, tiriskan sebentar kemudian masukkan dalam stopbath untuk menghentikan prose pengembangan film, kira-kira setengah waktu di developer. Dalam stopbath agitasi tetap dilakukan. 11. Selesai waktu stopbath, tiriskan sebentar, kemudian masukkan dalam fixer untuk penetapan bayangan pada film, dengan waktu kira-kira 2 kali waktu developer, dan tetap dilakukan agitasi. Pada keadaan difixer, lampu penerangan boleh dinyalakan (bila ada yang sedang melakukan proses pengembangan, lampu jangan dinyalakan). 12. Selesai waktu fixer, tiriskan sebentar,
kemudian masukkan dalam air untuk
pencucian film. 13. Lakukan pencucian film dengan air kran, sambil digosok dengan jari sehingga film tidak licin (peret). 14. Bilas dengan drying agent, bila tidak tersedia dapat digubakan atr diberi sedikit sampo, kemudian dilakukan pengeringan.
Pembacaan Film
1. Siapkan viewer dan densitometer. 2. Nyalakan viewer, dan atur kuat penerangannya. 3. Pasang film hasil radiografi yang telah kering, perhatikan bentuk bayangan radiograp. 4. Amati bayangan penetrameter, amati kawat terkecil pada las yang nampak dalam radiograp. 5. Dengan densitometer, ukur densitas pada las disekitar kawat terkecil yang nampak sebagai densitas penetrameter (D p). 6. Ukur densitas bada base material (diluar las dalam bayangan benda uji) sebagai densitas material. 7. Ukur densitas pada las (kira-kira 1 cm diatas dan dibawah sumbu) pada kondisi paling terang dan paling gelap, biasanya 3 pengukuran, sebagai densitas las yang mempunyai harga densitas minimum (D min) dan
harga densitas
maksimum (Dmaks). 8. Amati cacat yang tergambar dalam radiograp, tentukan jenisnya. 9. Bila pengamatan sudah selesai, Matikan densitometer, dan matikan viewer.
V.
DATA PRAKTIKUM Identifikasi film : TX 66 (Pipa) PX 66 (Plat) Marker Lokasi
: 0 (Pipa) 7-8 (Plat)
1. Material Nama
: Pipa Standar
Bahan
: Besi/steel
Bentuk
: Silinder
2. Pengukuran Parameter Tebal Tebal Reinforcement Tebal 1 las Tebal 2 las O.D Lebal Las Ug max 3. Material Nama
: Plat
Bahan
: Besi/steel
: 11,5 mm : 2,2 mm : 13,7 mm : 27,4 mm : 59,4 mm : 7,4 mm : 1,02 mm
Bentuk : Plat 4. Pengukuran Parameter Tebal Tebal Reinforcement Tebal 1 las Ug max
: 10,6 mm : 2 mm : 12,6 mm : 0,51 mm
5. Sumber Jenis
: X-Ray
Merk
: RIGAKU
Arus
: 5 mA
kV Max
: 250 kV
kV Min
: 110 kV
Focal Spot
:
2√ 2
6. Film Jenis
: AGFA D7
Screen depan
: 0.125 mm (Pb)
Screen belakang
: 0.125 mm (Pb)
Backscatter Shielding
: 4 mmPb
7. Pembacaan Film
VI.
Densitas Material
: 2,32; 2,1
Densitas maximal
: 1,11;0,85
Densitas minimal
: 0,72;0,36
Densitas Penny
: 2,1;1,28
Densitas Las
: 1,33;0,78
PERHITUNGAN 1. Penentuan Parameter
Diketahui Diameter luar pipa
= 59,4 mm = 2,33 inch
Karena OD < 3.5 inch, maka dilakukan teknik pengukuran Double Wall Double View. Sehubungan dengan memakai metode superimpuse maka untuk nilai SFD ellips dan pergeseran ditiadakan. a. Perhitungan kV penyinaran
-
Pipa
rumus kV = A + Bx Untuk bahan besi dengan tebal 5 mm < x < 50 mm berlaku rumus kV = 75 + 4,5x , dimana x adalah tebal bahan dan lasan. Sehingga: kV = 75 + (4,5 x (13,7) = 136,65 kV 140 kV -
Plat
kV = 75 + (4,5 x (12,6) = 131,47 kV 140 kV
b. Perhitungan waktu penyinaran
-
Pipa
1) SFD ⊥ = 500 mm
2) SFD minimal
+ 1 , +159,4 = ,
SFDmin = SFDmin
SFDmin = 385,52 mm
⊥
SFD > SFD minimal maka proses radiografi dapat dilakukan
3) Waktu Penyinaran o
Perhitungan dengan Log Y Karena kV yang digunakan adalah 120 kV, maka rumus Log Y yang digunakan adalah Log Y = 0,08435 X + 0,20019 = 0,08434 (13,7) + 0,20019 Y = 22,69 mA.menit
SFDelips = ()
22,69 . 500 = (700) ( 5 ) = 2,3 Waktu Penyinaran untuk SFD 500 mm
: 2,3 menit
- Plat 4) SFD ⊥ = 500 mm
5) SFD minimal
+ 1 , +112,6 = ,
SFDmin = SFDmin
SFDmin = 82,5 mm
⊥
SFD > SFD minimal maka proses radiografi dapat dilakukan
6) Waktu Penyinaran o
Perhitungan dengan Log Y Karena kV yang digunakan adalah 120 kV, maka rumus Log Y yang digunakan adalah Log Y = 0,08435 X + 0,20019 = 0,008435 (12,6) + 0,20019 Y = 18,323 mA.Menit
SFDelips = () 18,323 . 500 = (700) ( 5 ) = 1,9 Waktu Penyinaran untuk SFD 500 mm
: 1,9 menit
c. Penentuan Penetrameter
Penentuan penny didasarkan pada Standar ASTM V Artikel 2, Tabel T.276, dan T.233.2 (untuk jenis kawat)
Pada praktikum kali ini digunakan sisi sumber (source side) dan berdasarkan tabel diatas denga tebal specimen 2,7 mm=0,106 inch maka rentang tebal specimen < 0.25 inch maka no IQI kawat yang keluar adalah 5. Sehingga berdasarkan table di bawah ini
- Pipa Maka berdasarkan Tabel di atas, didapatkan
Tebal material (Xlas)
: 13,7 mm
Posisi
: Source Side
No. Kawat esensial (yg harus digunakan)
:8
Kelompok Set
:B
Jumlah minimal kawat yang harus muncul
: 3 kawat
- Plat Maka berdasarkan Tabel di atas, didapatkan
Tebal material (Xlas)
: 10,6 mm
Posisi
: Source Side
No. Kawat esensial (yg harus digunakan)
:7
Kelompok Set
:B
Jumlah minimal kawat yang harus muncul
: 2 kawat
2. Proses pencucian film
Waktu pencucian film ditentukan dengan grafik normal development berdasarkan suhu larutan developer. Adapun grafiknya sebagai berikut.
Suhu larutan developer (T) = 81 °F Dari grafik tersebut diperoleh waktu pencelupan adalah selama
2,6 menit. .
Perbandingan waktu pencelupan pada masing-masing larutan pencuci adalah sebagai berikut :
Developer
Stop Bath
Fixer
Washer
T
t/2
2t
t/2
2,6 menit
1 menit
5,2 menit
1 menit
3. Pembacaan Film Radiografi
-
Pipa
Perhitungan densitas dan sensitifitas Densitas Material
: 2,32;2,1 ∑ Dmat = 1,91
Densitas maximal
: 1,11;0,85 ∑ Dmax = 1,33
Densitas minimal
: 0,72;0,36 ∑ Dmin
Densitas Penny
= 0,98
: 2,1;1,28 ∑ Dpenny = 1,8
-
Plat
Perhitungan densitas dan sensitifitas Densitas Material
: 2,32;2,1 ∑ Dmat = 2,23
Densitas maximal
: 1,11;0,85 ∑ Dmax = 1,82
Densitas minimal
: 0,72;0,36 ∑ Dmin
Densitas Penny
= 1,52
: 2,1;1,28 ∑ Dpenny = 1,92
Pipa A. VD Minimal
− 100% = 1,92 100% = 1,52− 1,92 = −20,83 % VD min = -20,83%, ≥ 15%, Sehingga VDmin TIDAK MEMENUHI
B. VD Maksimal
− 100% = = 1,82−1,92 1,92 100% = −5,2% VD max = -5,2 %
15 %− 30%, Sehingga VD max MEMENUHI
Plat A. VD Minimal
− 100% = = 0,981,8− 1,8 100% = −45,5 % VD min = -45,5 % ≥ -15 %, Sehingga VDmin TIDAK MEMENUHI
B. VD Maksimal
− 100% = = 1,33−1,8 1,69 100% = −26,11% VD max = -26,11 % ≥
−15%, Sehingga VD max TIDAK MEMENUHI
C. Sensitifitas 1.
Pipa
Kawat yang harus muncul 3. Sedangkan dalam film radiografi tergambar bahwa kawat yang muncul adalah 4 kawat Maka: Sensitifitas MEMENUHI 2.
Plat
Kawat yang harus muncul 2. Sedangkan dalam film radiografi tergambar bahwa kawat yang muncul adalah 5 kawat Maka: Sensitifitas MEMENUHI
D. Nilai Ug
-
Pipa
= − 59,4 = 2,8 516,62 − 59,4 = 0,25 -
Plat
= − 12,6 = 2,8500− 12,6 = 0,075 E. Gambar Hasil Film 1. Pipa
2.
Plat
VII.
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini,kami melakukan praktikum radiografi industri..Sebelum melakukan praktikum ini,kami mengambil data pengukuran pada pipa dan plat yang dipergunakan untuk kebutuhan perhitungan teknik penyinaran,tegangan kerja(KV),jenis dan nomor penetrameter,SFD minimal dan lama waktu peniynaran.Disini kami menggunakan pesawat radiasi sinar-x jenis RIGAKU. Teknik penyinaran yang kami gunakan dalam radiografi menggunakan material pipa adalah DWDV Elips yang dilakukan secara source side,sedangkan pada material plat,kami menggunakan teknik penyinaran SWSV.Tegangan kerja yang kami gunakan pada material pipa dan plat sama yaitu sebesar 140 KV dengan lama waktu penyinaran pada pipa 2,3 menit dan pada plat sebesar 1,9 menit.Ketentuan penetrameter yang kami gunakana pada material pipa menggunakan side B nomor kawat 7 dengan minimal terlihat 3 kawat sedangkan pada material plat menggunakan side B nomor kawat 8 dengan minimal terlihat 2 kawat, Setelah semua parameter yang dibutuhkan dalam praktikum terpennuhi,maka dilakukan loading film dimana pada loading film ini dilakukan diruangan delap agar film tidak terkena sinar matahari secara langsung.Setelah loading film selesai maka siap dilakukan penyinaran.Sebelum dilakukan penyinaran,pesawat sinar-x ini dilakukan aging yang bertujuan untuk memasanasi mesin.Setelah proses aging selesai maka dipasang tanda radiasi disekitar lokasi penyinaran untuk mencegah masyarakat umum untuk mendekati lokasi.Setelah siap maka penyinranan siap dilaksanakan.Operator radiografi dan pengawas radiasi disini harus memenuhi prinsip proteksi keselamatan radiasi dimana peralatan yang harus dibawa yaitu pendose,film badge,pengecekan lokasi sekitar dengan surveymeter.Selama penyinaran terhadap material dilakukan pengecekan dengan surveymeter dibeberapa lokasi/titik tertentu yang berjuaan mengecek adakah kebocoran ketika pesawat sinar-x dioperasikan. Setelah dilakukan penyinaran,selanjutnya dilakukan penyucian film diruang gelap.Sebelum mencuci film,dilakukan pengukuran suhu developer.Pengecekan suhu ini dilakukan bertujuan umtuk mengetahui lama pencucian film.Setelah itu maka pencucian film siap dilakukan.Pencucian film ini ada beberapa tahap yaitu di developer,fixer,washer dan air mengalir.Setelah selesai maka film dikeringkan terlebih dahulu. Setelah pengeringan selesai,makadilakukan pembacaan film dan densistas film.Pada material pipa dan plat penetrameter yang terlihat sudah sesuai dengan nomor minimal terlihat dimana pada material pipa terlihat sebanyak 4 penny sedangkan pada materila plat terlihat 5 penny.Untuk densitas material pada pipa dan plat sudah memenuhui kriteria sedangkan untuk variasi densitas pada material pipa dan plat belum memenuhi.Disini juga terlihat identifikasi lokasi material dan marker lokasi pada pipa dan plat. Pada pembacaan ini didapatakan jenis c acat yang ada pada pipa yaitu tungsten inclusion dan incomplete penetration .
VIII.
KESIMPULAN
Adapun Hasil ketentuan penerimaan Radiograf adalah sebagai berikut : a. Pipa No
Parameter Sistem
1 2
Identifikasi Marker Lokasi Densitas
ASME V, Article 2
Hasil
Keterangan
Ada
Ada
Diterima
Ada
Ada
Diterima
1.8 – 4
1,91
Diterima
-20,83
Ditolak
3
material
4
Variasi densitas
-15% s/d +30%
Artifact
Tidak ada
Tidak ada
Diterima
Sensitivitas
set B,3 kawat
4 kawat
Diterima
ASME V, Article 2
Hasil
Keterangan
Ada
Ada
Diterima
Ada
Ada
Diterima
1.8 – 4
2,23
Diterima
-45,45
Ditolak
5 6
s/d-5,2
b. Plat No
Parameter Sistem
1 2
Identifikasi Marker Lokasi Densitas
3
material
4
Variasi densitas
-15% s/d +30%
Artifact
Tidak ada
Tidak ada
Diterima
Sensitivitas
set B,2 kawat
5 kawat
Diterima
5 6
s/d-26,11
Pada material pipa terdapat cacat yaitu tungsten inclusion dan incomplete penetration. DAFTAR PUSTAKA Marjanto,Djoko,dkk 2016.Petunjuk Praktikum Teknik Radiografi STTNBATAN:Yogyakarta