BAB I PENDAHULUAN
3.1
Latar Be Belakang
Sistem Sistem mastik mastikasi asi merupa merupakan kan unit unit fungsio fungsional nal dalam dalam pengun pengunya yahan han yang yang mempunyai komponen terdiri dari gigi – geligi, sendi temporomandibula (STM), otot kunyah, dan sistem syaraf. Otot digerakan oleh sistem impuls syaraf karena ada tekanan yang timbul dari gigi bawah berkontak dengan gigi atas sehingga mand mandib ibul ulaa dapa dapatt melak melaksan sanaka akan n akti aktifit fitas as fung fungsi sion onal al dari dari siste sistem m masti mastika kasi. si. Keharm Keharmoni onisan san antara antara kompon komponen en – kompon komponen en ini sangat sangat pentin penting g dipeli dipelihara hara kesehatan dan kapasitas fungsionalnya. Dalam Dalam keny kenyata ataan anny nyaa masih masih bany banyak ak dite ditemu muka kan n sist sistem em masti mastika kasi si yang ang bermasalah yang sering dijumpai dalam praktek dokter gigi. Salah satu dari sistem mastikasi mastikasi yang yang bermasalah bermasalah dan berpengaruh berpengaruh terhadap terhadap penyakit penyakit periodonta periodontall yaitu kebiasaan mengunyah dengan satu sisi. Dimana dengan keadaan seperti ini dapat menimb menimbulk ulkan an beberap beberapaa ganggu gangguan an
pada pada keseha kesehatan tan rongga rongga mulut, mulut, terutam terutamaa
mengenai dari sendi-sendi yang ada dalam rongga mulut. Sendi-sendi pada rahang yang mendukung dalam proses pengunyahan pada rongga mulut manusia yaitu sendi temporo mandibula atau temporomand temporomandibular ibular joint (TMJ) yang mungkin mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat awam. TMJ adalah sendi yang kompleks, yang ya ng da dapa patt me mela laku kuka kan n ge gera raka kan n me melu lunc ncur ur da dan n ro rota tasi si pa pada da saa saatt ma mand ndib ibul ulaa berfungsi. Mekanismenya unik karena sendi kiri dan kanan harus bergerak secara sinkron pada saat berfungsi. Tidak seperti sendi pada bagian tubuh lain seperti bahu, tangan atau kaki yang dapat berfungsi sendiri-sendiri. sendiri-se ndiri. Gerakan yang terjadi secara simultan ini dapat terjadi bila otot-otot yang mengendalikanny mengendalikannyaa dalam keadaan sehat dan berfungsi dengan baik (Pedersen, 1996). Gejala-gejala gangguan TMJ sangat bervariasi. Gejala-gejala ini melibatkan komponen-komponen dari TMJ seperti : otot, saraf, tendon, ligamen, jaringan penghubung dan gigi. Pada gangguan TMJ, pasien bisa menderita nyeri hebat menyebar menyebar sampai ke telinga, telinga, mulut mulut tak bisa menutup, menutup, pembengkakan pembengkakan signifikan. signifikan.
1
Gejal Gejalaa ini ini bisa bisa tera terata tasi si jika jika peny penyeba ebab b gang ganggu guan an masal masalah ah TMJ TMJ bisa bisa segera segera ditemukan dan diatasi.
3.2
Skenario
Beberapa Beberapa mahasiswa mahasiswa sedang ngobrol ngobrol
dan bercengkr bercengkrama ama sambil tertawa tertawa
terbah terbahak-b ak-baha ahak k sepert sepertii tidak tidak terkend terkendali. ali. Tiba Tiba tiba tiba salah salah satu dari dari mahasis mahasiswa wa menj menjer erit it kesak kesakit itan an dan dan mulu mulutn tny ya tida tidak k bisa bisa menu menutu tup. p. Mahasi Mahasisw swaa terse tersebu butt kemudian di bawa ke Unit Gawat Darurat terdekat untuk mendapatkan perawatan. Dokter Dokter jaga melakukan melakukan perawatan perawatan sementara sementara dengan dengan mengembali mengembalikan kan mandibula mandibula pada Temporo Temporo Mandibula Mandibularr Joint (TMJ) (TMJ) Supa Supaya ya mulu mulutny tnyaa bisa bisa menu menutu tup. p. Selanjutnya dokter jaga merujuk kepada dokter gigi supaya mahasiswa tersebut mend mendap apat ataka akan n peraw perawat atan an selan selanju jutny tnya. a. Hasi Hasill anam anamne nesa sa di pero perole leh h bahw bahwaa maha mahasis siswa wa terse tersebu butt memp mempun unya yaii kege kegema mara ran n maka makan n tebu tebu dari dari keci kecil, l, send sendii rahangnya sering berbunyi kretek kretek, terasa sakit pada daerah di atas telinga bila mengunyah, menelan sering terganggu, kadang kadang seperti nyeri bahkan kram kram pada pada otot otot seki sekita tarr TMJ TMJ dan dan otot otot waja wajah, h, sert sertaa pern pernah ah migr migrai ain. n. Hasi Hasill pemeriksaaan di peroleh gigi molar pertama dan kedua kedua rahang bawahnya tinggal sisa akar , gigi anterior berdesakan, klicking pada TMJ, ditekan pada muskulus temporalis terasa nyeri. Dokter menganjurkan untuk di buatkan restorasi pada gigi yang sisa akar serta mengoreksi gigi yang berdesakan.
3.3
Rumu Rumussan Masal asala ah
Dari Dari lata latarr bela belaka kang ng dan dan skena skenari rio o diat diatas, as, dapa dapatt diru dirumu musk skan an bebe bebera rapa pa masalah, antara lain sebagai berikut: •
Apa saja tulang, sendi, otot, saraf dan pembuluh darah pada sistem mastikasi?
•
Bagaimana mekanisme mastikasi?
•
Apa saja patologi dari sendi temporomandibula?
2
3.4 3.4
Tuju Tu juan an Pemb Pembel elaj ajar aran an
Dari beberapa hal diatas, tujuan pembelajaran yang ingin kami capai, antara lain sebagai berikut: 1. Menjelaskan tulang, sendi, otot, saraf, dan pembuluh darah yang terlibat
pada proses mastikasi. 2. Menjelaskan mekanisme mastikasi 3. Menjelaskan patologi yang terdapat pada sendi temporomandibula
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Temporo Mandibular Joint (TMJ) merupakan salah satu bagian dari tubuh manusia, manusia, tulang tulang satu yang yang lainnya lainnya disusun disusun atau dihubung dihubungkan kan oleh persendian. persendian. Perse Persend ndia ian n dapa dapatt diart diartik ikan an sebag sebagai ai pert pertem emua uan n anta antara ra dua dua atau atau lebi lebih h tula tulang ng pembentuk dari rangka tubuh. Lokasi dari persendian Temporo Mandibula berada bera da tepat dibawah telinga kiri dan kanan. Sendi tersebut berfungsi menghubungkan rahang rahang bawah bawah dan rahang rahang atas. atas. Sendi Sendi Temopo Temoporo ro Mandib Mandibula ula merupa merupakan kan sendi sendi yang unik karena bilateral dan merupakan sendi yang paling kompleks. Temporo Mandibular Joint (TMJ) merupakan salah satu sendi yang sangat aktif dan paling sering sering diguna digunakan kan,, yaitu yaitu pada pada waktu waktu berfun berfungsi gsi untuk untuk berbic berbicara, ara, mengun mengunya yah, h, menggiit, menggiit, menguap dan lain-lainny lain-lainnya. a. TMJ juga memungkinkan memungkinkan terjadinya terjadinya tiga gerak erakan an
fun fungsi utam utamaa
yaitu aitu
membu embuk ka
dan menut enutu up, memaj emaju ukan kan
dan
memundurkan, serta gerakan ke samping. TMJ terdiri dari beberapa bagian yang terpenting, diantaranya : 1. Kond Kondil ilus us mand mandib ibul ula a Kondil Kondilus us mandib mandibula ula mempun mempunya yaii letak letak dan posisi posisi yang yang paling paling baik baik untuk untuk bekerja sebagai poros dari pergerakan mandibula. Kondilus orang dewasa berbentuk elips serta kasar, dengan sumbu panjang yang bersudut ke belakang anta antara ra lima lima bela belass samp sampai ai tiga tiga pulu puluh h dera deraja jatt terh terhad adap ap bida bidang ng fron fronta tal. l. Diperkirakan kedua ukuran kondilus dan angulasinya sangat individual dan sering ada perbedaan antara kanan dan kiri. Kondilus mandibula ukuran dan bentuknya bervariasi. 2. Disk Diskus us art artic icul ular aris is Letak kondilus mandibula tidak berkontak langsung dengan permukaan tulang temporal, tetapi dipisahkan oleh suatu discus yang halus yang di sebut dengan meniscus atau discus artikularis. Discus articularis terletak antara kondilus mandibula mandibula dan fossa glenoidalis. glenoidalis. Discus articularis articularis terbagi dalam tiga bagian bagian berdasarkan ketebalannya. Bagian tengah adalah bagian paling tipis yang di
4
sebut zona intermediate. Zona intermediate memisahkan bagian yang lebih tebal yang disebut anterior band dan posterior band. 3. Foss Fossa a Glen Glenoi oida dali liss Kondilus mandibual membentuk persendian dengan bagian tulang temporal pada dasar cranium. cr anium. Bagian dari tulang temporal ini berbentuk cekungan c ekungan yang di tempati kondilus mandibula. Bagian inilah yang di kenal sebagai fossa glenoidalis. glenoidalis. Fossa glenoidalis glenoidalis cekung disebelah disebelah latero-media latero-median n dan anteroantero posterior. Pada bagian yang paling dalam dari fossa ini, tulangnya sangat tipis dan tidak dapat mendukung mandibula. Fossa glenoidalis padat tetapi tipis dan tertutu tertutup p oleh oleh jaringa jaringan n lunak lunak yang yang tipis tipis sehing sehingga ga struktu strukturr ini tidak tidak dapat dapat menahan beban yang besar. 4. Kapsul sul sen send di Kapsu Kapsull sendi sendi menu menutu tupi pi discu discuss ss arti articu cular laris. is. Kaps Kapsul ul ini ini pada pada bagi bagian an atas atas menempel pada rim fossa glenoidalis dan eminensia articularis. Pada bagian bawah menempel pada kondilus. Pada bagian posterior menempel pada zona bilaminer. Disebelah anterior, kapsul berhubungan dengan insersi otot pterygoideus lateralis. Disebelah medial, kapsul sendi tipis dan disebelah lateral lebih tebal dan diperkuat oleh ligament temporomandibula. 5. Liga Ligame menn-li liga game men n sen sendi di Ligame Ligament nt merupa merupakan kan jaringa jaringan n ikat ikat fibrou fibrouss avasku avaskuler ler yang yang kuat. kuat. Ada tiga tiga ligame ligament nt yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan TMJ, TMJ, yaitu yaitu ligame ligament nt tempor temporoma omandi ndibul bula, a, ligament sphenomandibula dan ligament stylomandibula. s tylomandibula. 6. Me Memb mbra ran n syno synovi vial al Membrane ssynovial adalah membrane sekretori khusus yang menyediakan nutr nutrie ient nt,,
pelu peluma masa san n
dan dan
pem pembers bersih ihan an
untu untuk k
perm permuk ukaa aan n
send sendii
sert sertaa
menanggung beban. Permukaan articular dari sendi dilumasi dan mendapat makanan dari cairan synovial yang dikeluarkan ke kompartemen sendi oleh membrane synovial. Cairan synovial disekresikan dengan jumlah yang cukup untu untu bekerja bekerja sebaga sebagaii peluma pelumas. s. Cairan Cairan itu juga juga member membersihk sihkan an potong potongan an – potongan yang sudah rusak dan sel – sel katabolis keluar dari permukaan sendi.
5
7. Otot Otot-o -oto tott masti mastika kasi si TMJ juga juga dikont dikontrol rol oleh oleh otot, otot, terutam terutamaa otot otot pengun pengunya yahan han yang yang terleta terletak k disekitar rahang dan sendi tomporomandibula. Walaupun banyak otot pada kepala kepala dan leher, leher, tetapi tetapi istilah istilah otot otot mastik mastikasi asi biasan biasanya ya menunj menunjuk uk pada pada 4 pasang otot, yaitu otot masseter, otot temporalis, otot pterygoideus lateralis dan pterygoideus medialis.
TMJ TMJ dapa dapatt meng mengala alami mi gang ganggu guan an atau atau diseb disebut ut disfu disfung ngsi si TMJ TMJ yang yang biasanya ditandai dengan rasa sakit pada sendi dan otot dan juga adanya bunyi persendian dan pembatasan gerak bunyi rahang . Seringkali, disfungsi TMJ terj adi setelah menguap dengan lebar, memakan makanan yang keras, atau hanya karena berteriak. Pada situasi ini bisa diperkirakan bahwa rasa sakit timbul ti mbul sebagai akibat dari rusaknya jaringan lunak pada persendian tersebut. Kadang-kadang terjadi rasa sakit yang hebat mirip seperti keram. Rasa sakit ini dicetuskan oleh gerakan sendi, biasanya menimbulkan rasa sakit tak jelas, unilateral, disekitar telinga dan sampin samping g wajah wajah diasum diasumsik sikan an bahwa bahwa hal ini diseba disebabka bkan n oleh oleh spasme spasme otot-ot otot-otot ot pterygoid lateral. Gangguan TMJ mempengaruhi otot-otot mastikasi dan atau sendi temporo mandibula mandibula dan struktur-stru struktur-struktur ktur yang berkaitan. Otot-otot Otot-otot yang digunakan pada pengunyahan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu otot pengunyahan primer dan otot pengunyahan tambahan. Otot pengunyahan primer terdiri dari muskulus massete masseter, r, musku muskulus lus tempo temporali ralis, s, musku muskulus lus ptery pterygoi goideu deuss lateral lateralis, is, musku muskulus lus pterygoideus medialis. Sedangkan otot pengunyahan tambahan terdiri dari muskulus muskulus buccinators, buccinators, muskulus muskulus mylohyo mylohyoideus, ideus, muskulus muskulus geniohyo geniohyoideus ideus dan muskulus stylohyoideus. Semua otot pengunyahan primer dipersarafi oleh nervus mandibularis. Sedangkan pada m.buccinator dan stylohyoideus dipersarafi oleh N. facialis, facialis, muskulus muskulus mylohyoid mylohyoideus eus dipersarafi oleh N. Trigeminus Trigeminus dan muskulus muskulus stylohyoid yang dipersarafi oleh N. Hypoglossus.
6
BAB III PEMBAHASAN
3.1
Mapping
3.2 3.2
Stru Strukt ktur ur Ana Anato tomi mi Skel Skelet etal al Waja Wajah h
Bagian-bagian rangka wajah yang langsung berhubungan dengan jaringan subkutan dan dapat dengan mudah dipalpasi di balik cutis adalah: a. Tepi posterior posterior ramus ramus dan tepi bawah bawah mandibul mandibulaa dari angulus angulus ke dagu. dagu. b. Os. Zygomaticum membentuk tonjolan pipi. Dari daerah ini, arcus zygomaticus dapat diraba terus ke belakang ke meatus acusticus externus. c. Margo orbitalisy orbitalisyang ang terbentuk terbentuk dari maxilla maxilla di bagian bawah dan medial, medial, os. Zygomaticum Zygomaticum di bagian lateral dan os. Frontale di di bagian superior. d. Os. Nasale Nasale yang membentuk membentuk apex apex dan dorsum dorsum nasi.
Juga Juga dapat dapat teraba teraba facies facies anteri anterior or maxilla maxillae, e, garis garis besar besar apertu aperture re nasali nasalis, s, processus alveolaris yang membawa gigi geligi yang terletak lebih ke dalam dan terbungku terbungkuss oleh otot-otot otot-otot wajah. Capu mandibulae mandibulae biasanya biasanya dapat diraba tepat d
7
depan meatus acusticus externus, terutama bila cavum oris dibuka perlahan-lahan dan ditutup. Ramus mandibulae terletak jauh ke dalam, terbungkus oleh m. masseter yang tebal dan di bagian belakang oleh glandula parotidea. Tepi anterior ramus pada individu dewasa biasanya terletak di sisi luar bagian distal gigi-gigi molar ketiga ketiga atas dan bawah. bawah. Jauh di dalam ramus terletak m. pterygoideu pterygoideus, s, pembuluh pembuluh,, dan n. alveolaris inferior, n. llingualis, a. maxillaries, dan fossa pterygopalatina. Angulus Angulus mandibulae mandibulae terletak superficial superficial dalam hubugann hubugannya ya dengan dengan tonsila tonsila yang dipi dipisah sahka kan n oleh oleh m. pter pteryg ygoid oideu euss media mediali liss dan dan cons constr tric icto torr supe superi rior or.. Sinu Sinuss maxillaris maxillaris terletak pada corpus maxillae, sedangkan sedangkan sinus frontalis frontalis meluas ke os. Frontale di atas dorsum nasi dan sepertiga dalam margo supraorbitalis. Incisur Incisuraa suprao supraorbi rbitali taliss (atau (atau forame foramen) n) terleta terletak k pada pada pertau pertautan tan seperti sepertiga ga dalam dan media dari margo supraorbitalis dan kadang-kadang dapat teraba di bawah cutis alis mata. Foramen infraorbitale terletak seperempat s eperempat sampai setengah inci inci (10 mm) mm) di bawah bawah bagian bagian tengah tengah margo margo infrao infraorbi rbital talis. is. Forame Foramen n mentale mentale terleta terletak k pada pada corpu corpuss mandib mandibulae ulae di perten pertengah gahan an antara antara tepi tepi bawah bawah dan tepi tepi alveol alveolaris aris.. Hubung Hubungann annya ya terhada terhadap p gigi gigi geligi geligi bervar bervarias iasii dari dari apex apex premol premolar ar pertama sampai akar posterior molar pertama.
8
Gambar 3.1 Tengkorak; permukaan lateral kanan
3.3 3.3
Tempo Te mporo ro Man Mandi dibu bula larr Join Jointt (TMJ (TMJ)) 3.3.1 Definisi Temporomandibular Joint (TMJ)
Sendi rahang atau Temporomandibular Joint (TMJ) belum banyak dike di kena nall or oran ang g awa awam, m, pa pada daha hall bi bila la sen sendi di in inii te terg rgan angg ggu u da dapa patt me memb mberi eri dampak yang cukup besar terhadap kualitas hidup (Pedersen, 1996). TMJ adalah sendi yang kompleks, yang dapat melakukan gerakan melunc mel uncur ur dan rot rotasi asi pad padaa saat man mandib dibula ula ber berfun fungsi. gsi. Mek Mekani anisme smeny nyaa uni unik k kare ka ren na se sen ndi kir irii da dan n ka kan nan har aru us ber erg ger erak ak se seca cara ra si sink nkro ron n pa pad da saat ber berfun fungsi gsi.. Tid Tidak ak sep seperti erti sen sendi di pad padaa bag bagian ian tub tubuh uh lai lain n sep seperti erti bah bahu, u, tangan atau kaki yang dapat berfungsi sendiri-sendiri. Gerakan yang terjadi secara seca ra sim simult ultan an ini dap dapat at ter terjadi jadi bil bilaa oto otot-ot t-otot ot yan yang g men mengen gendal dalika ikanny nnyaa dalam keadaan sehat dan berfungsi dengan baik (Pedersen, 1996).
9
Istilah Isti lah Tem Tempor poroma omandi ndibul bular ar Dis Disord orders ers (TM (TMD) D) diu diusul sulkan kan ole oleh h Bel Belll pada tahun 1982, yang dapat diterima oleh banyak pakar. Gangguan sendi rahang atau TMD adalah sekumpulan gejala klinik yang melibatkan otot pengunyahan, sendi rahang, atau keduanya keduanya (Pedersen, 1996).
3.3.2 Anatomi Anatomi Temporo Mandibular Mandibular Joint (TMJ).
Sendi temporomandibular (sendi rahang) merupakan salah satu organ yang yan g ber berper peran an pen pentin ting g dal dalam am sist sistem em sto stomat matogn ognatik atik (Pe (Peder dersen sen,, 199 1996). 6). Tempo Tem poro roma mand ndib ibul ular ar jo join intt me meru rupa paka kan n sen sendi di ya yang ng be berta rtang nggu gung ng ja jawa wab b terha ter hada dap p pe perg rgera eraka kan n me memb mbuk ukaa da dan n me menu nutu tup p rah rahan ang g me meng ngun unya yah h da dan n berbicara yang letaknya dibawah depan telinga. Sendi temporomandibula merupakan satu-satunya sendi di kepala, sehingga bila terjadi sesuatu pada salah sal ah sa satu tu se send ndii in ini, i, ma maka ka ses seseo eora rang ng me meng ngala alami mi ma masa salah lah ya yang ng ser seriu ius. s. Masala Mas alah h ter terseb sebut ut br brup upaa ny nyeri eri saa saatt me memb mbuk uka, a, me menu nutu tup p mu mulu lut, t, ma maka kan, n, mengunyah, berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut ter kunci. Lokasi sendi temporomandibular (TMJ) berada tepat dibawah telinga yang menghubun menghubungkan gkan rahang bawah (mandibula) (mandibula) denga dengan n maksila (pada tulang temporal). Sendi temporomandibular ini unik karena bilateral dan merupa mer upakan kan sen sendi di yan yang g pal paling ing ban banya yak k dig digun unaka akan n sert sertaa pal paling ing kom komple pleks ks (Pedersen, 1996). Kondil tidak berkontak langsung dengan permukaan tulang temporal, tetapi teta pi dip dipisah isahkan kan ole oleh h dis diskus kus ya yang ng hal halus, us, dise disebut but men menisk iskus us atau dis diskus kus artikulare. Diskus ini tidak hanya perperan sebagai pembatas tulang keras tetapi teta pi jug jugaa seb sebaga agaii ban bantala talan n ya yang ng men menyer yerap ap get getaran aran dan tek tekana anan n ya yang ng ditransmisikan melalui sendi. Permukaan artikular tulang temporal terdiri darii fos dar fossa sa arti articul culare are dan emi eminen nensia sia art artiku ikular lare. e. Sep Sepert ertii ya yang ng lai lain, n, sen sendi di temporoman tempo romandibul dibular ar juga dikon dikontrol trol oleh otot, terutama otot peng penguyah uyahan, an, yang terletak disekitar rahang dan sendi temporomandibular. Otot-otot ini termasuk otot pterygoid interna, pterygoid externa, mylomyoid, geniohyoid dan da n ot otot ot di diga gastr strik ikus us.. Ot Otot ot-o -oto tott la lain in da dapa patt ju juga ga me memb mber erik ikan an pe peng ngar aruh uh
10
terhadap fungsi sendi temporomandibular, seperti otot leher, bahu, dan otot punggung (Pedersen, 1996). 1996). Ligamen dan tendon berfungsi sebagai pelekat tulang dengan otot dan dengan tulang lain. Kerusakan pada ligamen dan tendon dapat mengubah kerja sendi temporomandibular, yaitu mempengaruhi gerak membuka dan menutup mulut (Pedersen, 1996). Sendi temporomandibular, atau TMJ, adalah artikulasi antara kondilus mandibula dan bagian skuamosa tulang temporal (Pedersen, 1996). Kondilus ini berben berbentuk tuk elipt eliptik ik denga dengan n sumb sumbu u panjan panjang g beror berorientasi ientasi mediolaterally mediolaterally (Pedersen, 1996). Permukaan artikular tulang temporal terdiri dari fosa artikular cekung dan da n cem cembu bung ng em emin inen ensia sia ar arti tiku kula laris ris (P (Ped eders ersen en,, 19 1996 96). ). Menisk Meniskus us adalah pelana, struktur berserat yang memisahkan kondilus dan tulang temporal. menis me nisku kuss be berv rvar aria iasi si da dala lam m ke kete teba bala lan: n: pu pusat sat,, zo zona na an antar taraa ti tipi piss te teba ball memisahkan memisah kan bagia bagian-bagi n-bagian an yang disebut band anteri anterior or dan posterior band. Posterior, Posteri or, menis meniskus kus yang berdekatan berdekatan denga dengan n jaring jaringan an lampi lampiran ran poste posterior rior diseb di sebut ut zo zona na bi bilam lamina inar. r. Zo Zona na bi bila lami mina narr ad adal alah ah di diin iner erva vasi si,, ja jari ring ngan an pembuluh darah yang memainkan peran penting dalam memungkinkan kondilus kond ilus untuk memindahkan memindahkan forewar foreward. d. Para menisk meniskus us dan lamp lampiranny irannyaa membag mem bagii ber bersam samaa ke dal dalam am rua ruang ng sup superi erior or dan inf inferi erior. or. Rua Ruang ng ber bersam samaa superior dibatasi di atas oleh fosa artikular dan eminensia artikularis. Ruang bersama inferior dibatasi di bawah oleh kondilus tersebut. Kedua ruang bersama memiliki kapasitas kecil, umumnya 1cc atau kurang (Pedersen, 1996).
11
Gambar 3.2 Struktur TemporoMandibular Joint (TMJ)
3.4
Otot Wa Wajah
Otot Ekspresi wajah mengelilingi wajah dari cavum oris, mata, hidung, dan teling telinga. a. Otot Otot ini berfun berfungsi gsi sebaga sebagaii sphinc sphincter ter (penut (penutup) up) dan dilato dilatorr (pemb (pembuka uka)) organ di atas. Otot wajah terbagi menjadi otot labium oris dan pipi, otot palpebra, otot hidung, dan otot auricular. 3.4.1 Otot Labium Oris dan Pipi
Dapat dibagi menjadi dua kelompok, lapisan dalam yang terbentuk dari musculus buccinators pada pipi dan otot yang mirip sphincter, musculus orbicularis oris. Lapisan yang lebih superficial terbentuk dari sekelompok otot kecil yang keluar dari maxilla, os. Zygomaticum; fascia yang menutupi musculus masseter dan dari mandibula. Otot radial ini berbentuk konvergen, masuk ke labium oris dan melekat pada bagian dalam cutis. Nama dan origonya adalah : M. levator labii superioris aleque nasi dari facies anterior maxilla
M. levator labii superioris M. levator anguli oris
M. zygomaticus major: dari os zygomaticum dan minor M. risorius: dari fascia menutupi masseter, sebagai perluasan ke atas dari lembaran platysma
12
M. depressor labii inferioris dari corpus mandibulae
M. depressor anguli oris M. mentalis
3.4.1.1 Musculus Buccinator
Muscul Musculus us buccin buccinato atorr merupa merupakan kan otot otot pipi pipi yang yang pentin penting, g, terdiri dari sekelompok serabut yang datar, tipis tetapi kuat, berkontak dengan membrana mukosa vestibulum oris. Otot ini melekat di atas dan di bawah permukaan luar maxilla dan mandibula pada region gigi-gigi molar di dekat garis refleksi mucoperiosteum gingiva dari processus alveolaris; dan tepi posteriornya berada pada raphe pterygomandibularis. Serabutnya mempunyai tiga perlekatan, antara lain: a.
Pada Pada per permu muka kaan an dala dalam m memb membran ranaa muko mukosa sa pip pipi. i.
b.
Pada septum musculotendineus vertical (modiolus)
yang terletak 10 mm di lateral angulus mandibulae. c.
Pada Pada labi labium um oris oris dima dimana na serab serabut ut otot otot berg bergab abun ung g
dengan serabut musculus orbicularis oris.
Pada Pada angulu anguluss mandib mandibula ulaee beberap beberapaa serabu serabutt bawah bawah akan akan meli melint ntasi asi serab serabut ut atas atas untu untuk k masu masuk k ke labiu labium m oris oris supe superi rius us dan dan sebal sebalik ikny nya. a. Otot Otot akan akan menek menekan an pipi pipi selam selamaa pros proses es meni meniup up dan dan aksinya dapat terlihat jelas pada pemain musik alat tiup.
13
Gambar 3.3 Otot dan Arteri Regio Facialis
3.4.1.2 Musculus Orbicularis Oris
Otot Otot yang ang rumi rumitt ini ini terb terben entu tuk k dari dari serab serabut ut-se -serab rabut ut yang yang berasal dari sejumlah sumber, antara lain: a.
Serab rabut bagian dalam seb sebagian berasal sal dari ari m.
buccinator dan sebagian dari septum musculotendineus vertic vertical al yang yang menutu menutupi pi angulu anguluss mandib mandibula ulae. e. Serabut Serabut saling berhubungan pada permukaan dalam cubitis dan membran membranaa mukos mukosaa labium labium oris. oris. Bundel Bundel serabut serabut otot otot berjalan melintasi garis median dan bergabung dengan serabut lain dari sisi berlawanan. Serabut berinsersi pada cutis dari sisi berlawanan dan bersama dengan serabut levato levatorr superi superiori oris, s, berper berperan an memben membentuk tuk penonj penonjola olan n philtrum. Baik pada labium oris superius maupun inferius, ada otot kecil yang keluar dari fossa incisivum dan ikut berperan pada pembentukan otot labium oris (m. incisivus superior dan inferior). b.
Otot radial masuk ke labium oris dari atas, bawah,
dan lateral lateral.. Serabu Serabutt levato levatorr anguli anguli oris oris dan depress depressor or
14
anguli anguli oris oris berjala berjalan n melint melintasi asi sudut sudut mulut mulut;; m. levato levator r anguli
oris
masuk
ke
labium
oris
superius.
Penyilangan Penyilangannya nya terletak terletak superficial superficial dari penyilangan penyilangan m. buccinator. Otot radial terutama berinsersi pada cutis tida tidak k menc mencap apai ai tepi tepi merah erah labi labium um oris oris,, hal hal yang ang membedakannya dari serabut bagian dalam. c.
Sera Serabu butt keci kecill berj berjal alan an dari dari membr membran anaa mukos ukosaa ke
cutis di antara bundle serabut utama.
M. orbicularis oris dan buccinator mempunyai peranan penting dalam bidang kedokteran gigi karena otot ini membentuk elemen terpenting dari lembar lembaran an otot otot yang yang terleta terletak k pada pada permu permukaa kaan n luar luar arcus arcus dental dentalis. is. Selain Selain fungsinya sebagai otot ekspresi wajah dan peranannya dalam proses bicara serta pengunyahan makanan, otot ini juga dapat mengimbangi tekanan otototot otot lingua lingua pada pada permu permukaan kaan dalam dalam arcus arcus dental dentalis. is. Bila Bila keseim keseimban bangan gan terganggu, misalnya karena kebiasaan bernapas melalui mulut, maka akan terjadi terjadi peruba perubahan han posisi posisi gigi. gigi. Salah Salah satuny satunya, a, protus protusii incisiv incisivus us atas atas yang yang diakibatkan oleh posisi lingua yang abnormal.
Gambar 3.4 Hubungan M. Buccinator dan M. Orbicularis Oris
15
Gambar 3.5 Susunan otot radial labium oris
3.4.2 Otot Palpebra
Setiap palpebra (kelopak mata) mengandung struktur jaringan fibrosa yang ang pada padat, t, lami lamina na tars tarsal alis is,, mele meleka katt deng dengan an long longga garr pada pada marg margo o supraorbitalis dan infraorbitalis melalui fascia palpebralis dan melekat lebih erat pada sisi medial dan lateral melalui ligamentum ligamentum palpebrale palpebrale yang mirip tali, dimana ligamentum palpebrale mediale lebih kuat daripada yg lateral. Ligame Ligamentu ntum m palpeb palpebrale rale medial medialee terleta terletak k di atas atas saccus saccus lacrim lacrimalis alis,, yang yang terletak di fossa lacrimale pada dinding medial orbita. 3.4.2.1 Musculus Orbicularis Oculi
Otot utama dari palpebra adalah musculus orbicularis oculi, yang terdiri dari: a.
Par s
orbitalis,
terletak
di
atas
tulang
yang
mengelilingi orbita. Berfungsi untuk menarik alis mata deng dengan an kuat kuat ke bawa bawah h keti ketika ka cuti cutiss di sekit sekitar ar marg margo o orbita orbitalis lis tertari tertarik k ke bawah bawah ke angulu anguluss oculi oculi medial medialis, is, menghasilkan kerutan di sekitar margo orbitalis. b.
Pars
palpebralis,
terletak
di
dalam
palpebra.
Berfungsi untuk menutup palpebra secara perlahan-lahan pada waktu tidur.
16
Kedua bagian ini melekat pada sudut medial orbita ke ligame ligamentu ntum m palpeb palpebrale rale medial medialee dan tulang tulang tulang tulang di sekitarnya (frontale dan maxilla). Dari posisi ini, serabut orbitalis menyebar di sekitar margo orbitalis dan melekat seb sebagia agian n
pada pada
cuti cutiss
di
atas atasny nya; a;
seda sedan ng
sera serab but
palpebralis menyebar dalam palpebra dan melekat pada cuti cutiss
di
bawa bawah h
lam lamina ina
tars tarsal alis is
dan
liga ligame men ntum tum
palpebrale laterale. c.
Pars lacrimalis, berjalan ke dalam ke crista
lacrimalis dari os. Lacrimale. Berfungsi untuk mengatur ukuran saccus lacrimalis, tempat dimana air mata akan mengalir melalui ductus nasolacrimalis ke cavum nasi dan merupakan merupakan bagian bagian mekanisme mekanisme yang yang berhubung berhubungan an dengan pembersihan permukaan bola mata.
Gambar 3.6 Struktur 3.6 Struktur palpebra
17
Gambar 3.7 Otot-otot 3.7 Otot-otot kelopak mata kanan permukaan posterior
Gambar 3.8 Otot-otot kelopak mata kanan permukaan anterior
3.4.3 Otot Hidung
Pada otot hidung terdapat dua otot kecil pada tiap sisinya, antara lain: pars alaris mm. nasalis (dilator), dan m. compressor naris. Otot ini keluar dari facies anterior maxilla pada bagian samping dan tepi bawah aperture nasi dan berinsersi pada cutisserta cartilage alae nasi. Aksinya ditunjukkan sesuai dengan namanya.
18
Gambar 3.9 Otot-otot dahi dan wajah permukaan anterior
3.4.4 Otot Auricular
Pada telinga luar terdapat beberapa otot, antara lain: a. Seju Sejuml mlah ah otot otot intr intrin insi sik k yang yang keci kecil, l, yang melek melekat at pada pada bagi bagian an rangka cartilago b. Tiga otot ekstrinsik, m. auricularis anterior, superior, dan posterior. Otot anterior dan superior keluar dari aponeurosis epicranial dan dari dari fasc fascia ia temp tempor oral alis is yang ang terl terlet etak ak di atas atas m. temp tempor oral alis is,, seda sedang ngka kan n otot otot post poster erio iorr kelu keluar ar dari dari perm permuk ukaa aan n luar luar proc proc..
19
mastoideus mastoideus di atas daerah insersi sternomastoideus sternomastoideus.. M. auricularis auricularis berinsersi pada cartilage auricularis. Pada manusia cartilage ini rudimenter dan biasanya tidak mempunyai fungsi, dipersarafi oleh caba cabang ng-ca -caba bang ng n. crani cranial alis is VII VII (faci (faciali alis), s), sehin sehingg ggaa bebe bebera rapa pa individu dapat menggerakkan telinganya secara sadar.
Gambar 3.10 M. Occipitalis dan m. Cervicalis kanan permukaan posterior
3.4.5 Kulit Kepala dan Ototnya
Kulit kepala dari luar ke dalam terdiri dari: a. Cutis b. Fascia superficialis c. Aponeurosi Aponeurosiss epicranial epicranial (lembaran tipis tipis jaringan ikat ikat padat) 20
d. Lapisan Lapisan jaringan jaringan ikat ikat longga longgar r e. Pericranium Pericranium yang yang menutupi menutupi permukaan permukaan luar luar cranium
Cutis melekat erat pada aponeurosis epicranial di bawahnya melalui fascia fascia superfi superficia cialis lis yang yang padat padat dan mengan mengandun dung g folike folikell rambut rambut,, daerah daerah dimana berjalan pembuluh darah besar dan saraf kulit kepala. Aponeurosis epicranial umumnya berhubungan dengan bagian depan venter frontalis mm. occipi occipitof tofron rontali taliss dan di bagian bagian belaka belakang ng dengan dengan venter venter occipi occipital talis is mm. mm. occipitofrontalis. Pada bagian samping tengkorak, aponeurosis bergabung deng dengan an fasci fasciaa temp tempor orali aliss di bawa bawahn hny ya. Vent Venter er fron frontal talis is memp mempun unya yaii perlekatan yang terbatas pada tulang di radix nasi (m. procerus) dan di lateral pada bagian anterior linea temporalis superior. Serabut intermediate melekat melekat pada pada cutis cutis palpeb palpebra ra dan dahi. dahi. Venter Venter occipi occipitali taliss melekat melekat pada pada bagian belakang tengkorak ke linea nuchae superior os. Occipitalis. Venter frontal frontalis is dan occipi occipitali taliss bekerja bekerja sama sama untuk untuk mengge menggerak rakkan kan kulit kulit kepala kepala,, tetapi derajat kerjanya bervariasi pada individu satu ke individu lainnya.
3.5
Otot Ot ot Pengu ngunya nyahan han
Otot-ot Otot-otot ot yang yang diguna digunakan kan pada pada pengun pengunya yahan han dapat dapat dibagi dibagi menjadi menjadi dua kelompok: 3.5.1 Otot pengunyahan primer 1. m. Masseter (N. Masseter (N. Mandibularis)
Origo
: Arcus Zygomaticus pars Infero Profunda
Insertio
: Tuberositas Masseterica
Fungsi
: Menutup rahang
21
Gambar 3.11 Perlekatan m.Masseter
2. m. Temporalis (N. Mandibularis)
Origo
: fossa Temporalis
Insertio
: Pr Procc. Co Coronoideus Ma Mandibulae
Fungsi
: Me Menutup rahang da dan re retrusi ma mandibula
Gambar 3.12 Perlekatan m. Temporalis
22
3. m. Pterygodeus Medius (N. Mandibularis)
Origo
: Facies
Medialis
Lamina
Lateralis
Procc.
Pterygodeus Os. Sphenoidale Insertio
: Tu Tuberositas Pt Pterygodeus Ma Mandibulae
Fungsi
: Menutup rahang
4. m. Pterygodeus Lateralis (N. Mandibularis)
Origo
: Facies
Lateralis
Lamina
Lateralis
Procc.
Pterygodeus Os. Sphenoidale Insertio
: Fovea Pterygodea Procc. Condylaris Mandibulae
Fungsi
: Me Menutup ra rahang da dan Re Retrusi Ma Mandibulae
Gambar 3.13 Perlekatan m. Pterygoideus Medialis dan m. Pterygoideus Lateralis
5. m. Dig Digas astr tric icus us Origo
: Ve Venter po posterior (I (Incisura ma mastoidea ossis ossis tempor temporali alis, s, tendotendo- antara antara pada pada
23
Cornu Cornu minus minus ossis ossis hyoid hyoidei) ei) disarafi disarafi oleh N. Mandibularis Insertio
: Venter
anterior
(Fossa
digastrica
mandibulae) disarafi oleh N. Facialis Fungsi
: Menurunkan rahang bawah, memfiksasi tulang lidah.
3.5.2 Otot pengunyahan tambahan 1. m. Buccinator ( N. facialis) facialis)
Origo
: Raphe pterygomandibulae
Insertio
: Angulus oris
Fungsi
: Me Meningkatkan te tekanan da dalam ro rongga mulut pada saat meniup dan mengunyah
Gambar 3.14 Perlekatan m. Buccinator
2. m. Mylohyoideus (N. Trigeminus)
24
Origo
: Linea Mylohyoidea Mandibulae
Insertio
: Os. Hyoid
Fungsi
: Me Mengangkat da dasar mu mulut da dan li lidah pa pada
saat menelan, menurunkan rahang bawah
Gambar 3.15 Perlekatan m. Mylohyoideus
3. m. Genioh Geniohyo yoid id (N. (N. Hyp Hypogl oglossu ossus) s) Origo
: Bertendo pendek dari spina mentalis mandibulae
Insertio
: Pe Permukaan de depan Co Corpus os ossis hy hyoidei
Fungsi
: Me Memfiksasi tu tulang li lidah, mu munurunkan ra rahang
4. m. Styloh Stylohyo yoide ideus us (N. Facial Facialis) is)
3.6 3.6
Origo
: Procc. Styloideus ossis temporalis
Insertio
: Tepi samping Corpus ossis hyoidei
Fungsi
: Memfiksasi tulang lidah
Nerv Nervus us yang yang mens mensar araf afii waja wajah h
25
3.6.1 Nervus Trigeminus (V)
N. trigeminus keluar dari otak di sisi spons melalui radiks motoris dan sensoris. Radiks sensoris ini membawa ganglion trigeminalis yang terdiri dari badan sel akson sensoris dan terletak pada lekukan os. temporal petrosa. Radiks ini kemudian terbagi menjadi 3 cabang nervus, yaitu : a.
N. oftalmikus
Gambar 3.16 N. N. Opthalmicus
Perjalanan dan Percabangan N. oftalmikus ( Nervus V / 1) Melintasi sinus kavernosus dan memasuki orbita melalui fisura orbitalis superior di mana terjadi percabangan menjadi : 1) N. fro front ntal alis is N. frontalis terletak tepat di bawah atap orbita dan terbagi menjadi n. suprao supraorbi rbitali taliss dan n. supratr supratrokl okleari earis, s, yang yang keluar keluar dari dari orbita orbita serta serta mempersarafi kulit kepala bagian depan. 2) N. lak lakri rim malis alis N. lakrimalis terletakdi sebelah lateral dan mempersarafi kulit kelopak mata serta wajah. Selain itu, saraf ini jua membawa serabut parasimpatis sekremotoris dari ganglion sfenopalatinum menuju glandula lakrimalis.
3) N. naso nasosi sili liar aris is
26
N. nasosiliaris menyilang n. optikus dan berjalan sepanjang dinding medial orbita untuk keluar di wajah sebagai n.infratroklearis. Saraf ini memberi cabang n. etmodalis menuju sinus etmoidalis dan n. siliaris longus menuju mata yang membawa serabut sensoris dari kornea.
b. N. maksilaris
Gambar 3.17 N. N. Maxillaris (Nervus V / 2)
Mening Meninggal galkan kan rongg ronggaa tengko tengkorak rak melalu melaluii forame foramen n rotund rotundum um dan memasuki memasuki fosa pterigopalat pterigopalatinus. inus. Terdapat Terdapat ganglion ganglion sfenopalatin sfenopalatinum um yang melekat melekat dan membawa membawa serabut parasimpatis parasimpatis menuju menuju glandula glandula lakrimalis melalui hubungan dengan n. lakrimalis. Cabang-cabang n. lakrimalis adalah n. pala palati tina na may mayor dan dan mino minorr menu menuju ju pala palatu tum m duru durum m dan dan moll molle, e, n. sfenopalatina menuju kavum nasi dan melalui septum nasi, menuju fosa insisivus untuk mempersarafi palatum durum. N. dental posterior superior memasuki bagian belakang maksila dan mempersarafi gigi. N. maksilaris meninggalkan fosa sfenopalatina melalui fisura orbtalis inferior, berjalan ke dasar orbitalis di mana terbentuk cabang n. dental media dan anterior superior, dan menuju wajah melalui foramen infraorbitalis sebagai n. infraorbitalis.
c. N. mandib mandibula ularis ris
27
Gambar 3.18 N. 3.18 N. mandibularis (Nervus V / 3) N. mandibularis meninggalkan ruangan tengkorak melalui foramen ovale dan langsung terbagi menjadi beberapa cabang, yaitu : 1) N. alveol alveolaris aris inferio inferior r N. alveolaris inferior ini masuk ke foramen mandibularis untuk mensarafi gigi sebelum memasuki wajah sebagai N. mentalis. Saraf ini memiliki satu cabang cabang motor motoris is yaitu yaitu N. milohi milohioid oideus eus,, yang yang mempe mempersar rsarafi afi M. milohioideus. 2) N. ling lingua ualis lis N. lingualis terletak dekat mandibula, tepat di belakang molar ketiga dan berjalan ke depan untuk mempersarafi lidah. 3) N. buka bukali liss N. bukalis ini membawa serabut sensoris dari wajah. 4) N. aurikulotemp aurikulotemporalis oralis Saraf ini membawa serabut sensoris menuju sisi kulit kepala. 5) N. temporalis temporalis profunda profunda N. temporalis profunda berfungsi untuk mempersarafi mempersarafi M. temporalis.
3.6.2 Nervus Facialis (VII)
28
Kelu Keluar ar dari dari otak otak deka dekatt sereb serebel elum um dan dan berja berjala lan n ke late lateral ral menu menuju ju meatus meatus audito auditoriu riuss intern interna. a. Mencap Mencapai ai dindin dinding g medial medial telinga telinga tengah tengah dan berbalik kemudian beralan ke bawah untuk keluar dari tengkorak melalui foramen stilomastoideus. Kemudian melintasi glandua parotis, di mana saraf ini terbagi menjadi menjadi 5 cabang (tempralis, ( tempralis, zigomatikus, bukalis, mandibularis marginalis, dan servikalis) servikalis ) yang didistribusikan ke otot-otot ekspresi wajah, m.plati m.platisma sma dan bagian bagian poster posterior ior dari dari m. digastr digastriku ikus. s. Di teling telingaa tengah tengah terbent terbentuk uk cabang cabang petros petrosus us mayor mayor yang yang membaw membawaa serabut serabut parasi parasimpa mpatis tis menuju ganglion sfenopalatina kemudian menuju glandula lakrimalis. Di telin telinga ga tenga tengah h juga juga munc muncul ul kord kordaa timpa timpani ni yang yang berg bergab abun ung g deng dengan an n. lingualis dan berjalan bersamanya.
3.7 3.7
Pemb Pembul uluh uh Dara Darah h pada pada Waja Wajah h 3.7.1 Arteri
Arteri utama yang memperdarahi struktur luar wajah adalah arteri faciali facialis, s, cabang cabang dari dari ateri ateri caroti carotiss extern externa, a, yang yang keluar keluar pada pada trigon trigonum um carotis. carotis. Setelah Setelah mengeluarka mengeluarkan n percabangan percabangan ke beberapa beberapa struktur struktur bagian bagian dalam pada leher dan glandula submandibularis, arteri berjalan melewati tepi bawah mandibula, di depan m. masseter untuk masuk ke wajah. Pada wajah, arteri facialis berjalan ke atas dank e depan, ke samping hidung, terletak kira-kira setengah inci dari sudut mulut. Arteri berjalan berkelokkelok di antara otot wajah. Sepanjang perjalanannya, arteri berganti-ganti melintasi melintasi mandibula, mandibula, m. buccinator, buccinator, maxilla, maxilla, dan m. levator anguli anguli oris, jauh ke dalam platysma, m. risorius, zygomaticus dan levator labii superioris. Bagian terminalnya kadang-kadang disebut juga sebagai arteri angu angula laris ris,, yang yang berja berjala lan n di dalam dalam subs substan tansi si muscu muscullu lluss leva levato torr labi labiii superioris alaque nasi dan berakhir dengan anastomosis terhadap cabang arteri opthalmica pada sudut medial mata. Sepanj Sepanjang ang perjala perjalanan nanny nya, a, arteri arteri faciali facialiss mengel mengeluark uarkan an bebera beberapa pa caba cabang ng keci kecill yang berja berjala lan n ke belak belakan ang g pipi pipi,, dan dan caban cabang g besar besar yang berjalan ke depan bibir. Arteri yang terakhir ini, yaitu arteri labialis inferior
29
dan superior, terletak jauh di dalam tiap bibir di antara musculus orbicularis oris oris dan membra membrane ne mukos mukosa. a. Sering Sering kali kali arteri arteri fascial fascialis is mengel mengeluark uarkan an cabang nasalis lateralis untuk memperdarahi bagian samping hidung. Arteri temporalis superficialis adalah salah satu cabang terminal dari arteri carotis externa. Arteri ini masuk ke glandula parotidea dan keluar dari glandu glandula la pada pada tepi tepi atasny atasnyaa bersam bersamaa dengan dengan nervus nervus auricu auriculot lotemp emporal oralis. is. Sete Setela lah h kelu keluar ar dari dari glan glandu dula la,, arte arteri ri akan akan berj berjal alan an melin elinta tasi si arcu arcuss zygom zygomatic aticus us di depan depan auricu auricular lar dimana dimana denyu denyutan tanny nyaa dapat dapat diraba diraba,, dan berlanjut ke atas pada fascia temporalis untuk memperdarahi kulit kepala melalui arteri temporalis media dan ramus frontalis. Dengan masih tetap berada di dalam glandula parotidea, arteri temporalis superficialis mengeluarkan arteri transversa facialis. Arteri ini berjalan ke depan menuju bagian atas pipi antara arcus zygomaticus di bagian atas dan ductus parotideus di bagian bawah dan diikuti dengan rami zygomatici dari nervus facialis. (Ductus parotideus terletak satu jari di bawah arcus zygomaticus). Sejumlah arteri kecil kelihatan pada wajah disertai dengan cabang terminal nervus trigeminus. Arteri ini beranastomosis dengan cabang arteri facialis dan arteri transversa facialis pada jaringan yang menutupi rangka wajah, yaitu: a. Arte Arteri ri
lacr lacrim imal alis is,,
sup suprao raorbit rbital alis is,,
sup supratr ratro ochle chlear aris is,,
dan
infratr infratroch ochlear learis is di sekita sekitarr tepi tepi orbita. orbita. Arteri-a Arteri-arter rterii ini adalah adalah cabang dari arteri ophthalmica. b. Arteri infraorbitalis, cabang arteri maxillaris. c. Arteri bbucalis bbucalis dan mentalis, mentalis, cabang cabang arteri maxillarie maxillariess dan arteri alveolaris inferior.
30
Gambar 3.19 Arteri superficialis kepala
31
Gambar 3.20 Arteri profunda wajah
3.7.2 Vena
Vena facialis keluar pada sudut medial medial mata melalui penggabungan penggabungan vena vena supr suprao aorb rbit ital alis is dan dan supr suprat atro roch chle lear aris is dan dan sebu sebuah ah caba cabang ng yang ang berhubungan dengan vena ophthalmica di dalam orbita (penting pada penyebaran infeksi). Vena berjalan ke bawah pada angulus antara hidung dan pipi dan kemudian ke bawah dan ke belakang melintasi otot wajah, terletak di belakang arteri facialis. Sepanjang perjalanannya, vena facialis menerima vena dari samping hidung dan bibir dan berhubungan dengan vena mentalis dan infraorbitalis pada wajah dengan plexus pterygoideus sampai ke ramus mandibulae. Hubungan ini terjadi melalui vena facialis profunda yang berjalan bersama nervus buccalis cabang nervus mandibula. Plexus pterygoideus sendiri berhubungan dengan sinus cavernosus melalui vena vena emissar emissaria. ia. Setelah Setelah melint melintasi asi tepi tepi bawah bawah mandib mandibula, ula, venafac venafaciali ialiss
32
bergabung pada leher dengan cabang anterior vena retromandiibularis untuk untuk membentuk membentuk vena facialis facialis communis. communis. Vena ini bergabung dengan vena jugularis jugularis interna interna pada tepi anterior anterior musculus musculus sternocleido sternocleidomastoid mastoideus eus di bawah angulus mandibulae. Vv. Vv. Tempo Temporal rales es supe superf rfici icial ales es berja berjala lan n bersa bersama ma deng dengan an arter arterii temporalis temporalis superficialis superficialis dan mendrainase mendrainase kulit kepala, kepala, auricular, auricular, meatus meatus acus acusti ticu cuss exter externu nuss dan dan bagi bagian an poste posteri rior or wajah wajah.. Tepa Tepatt di atas atas arcu arcuss zygomaticus vena ini bertemu dengan vena temporalis media mendrainase muscu musculus lus tempor temporalis alis dan kemudi kemudian, an, tepat tepat di bawah bawah arcus arcus zygom zygomatic aticus, us, vena transversa facialis berjalan dari sisi wajah. Vena masuk ke permukaan atas glandula parotidea, daerah dimana vena akan bergabung dengan vv. Maxill Maxillares ares,, mendra mendraina inase se plexus plexus ptery pterygoi goideu deus, s, untuk untuk memben membentuk tuk vena vena retromandibularis. Vena ini berjalan melalui glandula dan kemudian terbagi menjadi dua bagian, antara lain: a. Caban abang g ante anteri rio or, berja erjala lan n ke bawah awah dan ke depan epan untu untuk k menembus capsula facialis dari glandula parotidea. Di sini cabang anterior bergabung dengan vena facialis untuk membentuk vena facialis communis yang masuk ke vena jugularis interna. b. Cabang posterior, berjalan ke belakang, menembus fascia yang membungk membungkus us glandula glandula parotidea parotidea dan bertemu bertemu pada permukaan muscu musculu luss
stern sternoc oclei leido doma masto stoide ideus us
deng dengan an
vena vena
auri auricu cula laris ris
posterior yang mendrainase kulit kepala di belakang telinga.
Peng Pengga gabu bung ngan an vena vena-v -ven enaa ini ini akan akan memb memben entu tuk k vena vena jugu jugula lari riss externa, berjalan turun pada bagian samping leher untuk bergabung dengan vena subclavia di atas clavicula.
33
Gambar 3.21 Vena superficialis kepala
34
Gambar 3.22 Vena profunda wajah
3.8 3.8
Meka Mekani nism smee Masti astika kasi si
Pergerak Pergerakan an yg terkont terkontrol rol dari dari mandib mandibula ula diperg diperguna unakan kan dalam dalam mengig mengigit, it, mengunyah, dan menelan makanan dan cairan, serta dalam berbicara. Aktivitas yang terintegrasi dari otot rahang dalam merespon aktivitas dari neuron eferen pada saraf motorik di pergerakan mandibular yang mengontrol hubungan antara gigi rahang atas dan bawah. Pergerakan rahang adalah suatu pergerakan yang terintegrasi dari lidah dan otot lain yang mengontrol area perioral, faring, dan laring. Pergerakan Pergerakan otot rahang, terhubung terhubung pada midline. Pengontrol Pengontrolan an otot rahang bukan secara resiprokal seperti pergerakan limb, l imb, tapi terorganisir secara bilateral.
35
Jadi, Jadi, dapa dapatt disim disimpu pulk lkan an bahw bahwaa pemb pembuk ukaa aan n dan dan penu penutu tupa pan n raha rahang ng selam selamaa penguyahan yang secara relatif merupakan pergerakan sederhana dengan pengaturan pada limb sebagai penggerak. Bagaimanapun, pergerakan dalam masti mastika kasi si adal adalah ah suatu suatu yang ang komp komplek lekss dan dan tida tidak k hany hanyaa beru berupa pa meka mekani nisme sme pergerakan menggerinda simple yang mana merupakan pengurangan ukuran makanan. Selama mastikasi, makanan dikurangi ukurannya dan dicampur dengan saliva sebagai tahap awal dari proses digesti. 3.8.1 Membuka mulut
Sepert Sep ertii sud sudah ah dip diperk erkirak irakan, an, ger gerak ak mem membuk bukaa mak maksima simall umu umumny mnyaa lebih leb ih kec kecil il dar daripa ipada da kek kekuat uatan an gig gigita itan n mak maksim simal al (me (menut nutup) up).. Mus Muskul kulus us pterygoideus lateralis berfungsi menarik prosessus kondiloideus ke depan menu me nuju ju em emin inen ensia sia art artik ikul ular aris. is. Pa Pada da sa saat at be bersa rsama maan an,, se serab rabut ut po poste steri rior or muskul mus kulus us tem tempor poralis alis har harus us rel relaks aks dan kea keadaa daan n ini aka akan n dii diikut kutii den dengan gan relaksas rela ksasii mu musku skulus lus ma masset sseter, er, sera serabut but ant anteri erior or mu musku skulus lus tem tempor poralis alis dan musk mu skul ulus us pt ptery erygo goid ideu euss me medi dial alis is ya yang ng be berl rlan angs gsun ung g cep cepat at da dan n la lanc ncar ar.. Keadaan Kead aan ini aka akan n mem memung ungkin kinkan kan man mandib dibula ula ber berota otasi si di sek sekita itarr sum sumbu bu horizontal, sehingga prosessus kondilus akan bergerak ke depan sedangkan angulus mandibula bergerak ke belakang. Dagu akan terdepresi, keadaan ini berlangsung dengan dibantu gerak membuka yang kuat dari muskulus digastricus, digast ricus, musk muskulus ulus genio geniohyoi hyoideus deus dan musk muskulus ulus mylo mylohyoid hyoideus eus yang berkontraksi terhadap os hyoideum yang relatif stabil, ditahan pada tempa tem patn tnya ya
oleh ol eh
musku mu skulu luss
infra in frahy hyoid oidei. ei.
Sumb Su mbu u
tempa tem patt
bero be rotas tasiny inyaa
(Pedersen, 1996).
3.8.2 Menutup mulut
Penggerak Pengg erak utama adalah musk muskulus ulus massete masseter, r, musk muskulus ulus temp temporalis, oralis, dan muskulus pterygoideus medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi, dari menutup pada posisi protrusi penuh sampai menutup pada keadaan prosesus kondiloideus berada pada posisi paling posterior dalam fosa glenoidalis. Gerak menutup pada posisi protrusi memerlukan kontraksi muskulus pterygoideus lateralis, yang dibantu oleh muskulus pterygoideus
36
medialis. mediali s. Caput mand mandibula ibula akan tetap pada posisi ke depan pada eminensia artik art ikul ulari aris. s. Pa Pada da ge gera rak k me menu nutu tup p ret retru rusi si,, ser serab abut ut po poste steri rior or mu musk skul ulus us temp te mpor oral alis is ak akan an be beke kerj rjaa be bers rsam amaa de deng ngan an mu musk skul ulus us ma mass sset eter er un untu tuk k mengembalik menge mbalikan an proses prosesus us kond kondiloid iloideus eus ke dalam fosa gleno glenoidalis idalis,, sehing sehingga ga gigi geligi dapat saling berkontak pada oklusi normal (Pedersen, 1996). Padaa ger Pad gerak ak men menutu utup p cav cavum um ori oris, s, kek kekuat uatan an ya yang ng dik dikelu eluark arkan an oto otott pengunyahan akan diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah bagian atas. Muskulus pterygoideus lateralis dan serabut posterior muskulus temporalis tempo ralis cender cenderung ung menghilangkan menghilangkan tekanan dari caput mandibula mandibula pada saat otot-otot ini berkontraksi, yaitu dengan sedikit mendepresi caput selama gigii gel gig geligi igi men mengge ggereta retak. k. Kead Keadaan aan ini ber berhub hubung ungan an den dengan gan fak fakta ta bah bahwa wa sumbu rotasi mandibula mandibula akan melint melintas as di sekitar ramus, di daerah mana manapun pun di de deka katt
orif or ifis isum um ca cana nali liss
mand ma ndib ibul ular ar..
Wala Wa laup upun un de demi miki kian an
masi ma sih h
diperd dip erdeba ebatka tkan n ten tentan tang g apa apakah kah arti articul culati atio o tem tempor poroma omandi ndibul bulaa mer merupa upakan kan sendi yang tahan terhadap stres atau tidak. Hasil-hasil penelitian mutakhir dengan menggunakan model fotoelastik dan dengan cahaya polarisasi pada berbagai kondisi beban menunjukkan bahwa artikulasio ini langsung berperan dalam mekanisme stress (Pedersen, 1996).
3.8.3 Mengunyah
Selu Seluru ruh h otot otot rahan rahang g beke bekerja rja bersa bersama maan an menu menutu tup p mulu mulutt deng dengan an kekuatan di gigi incidor sebesar 55 pounds dan gigi molar sebesar 200 pounds. Gigi dirancang untuk mengunyah, gigi anterior (incisors) berperan untuk memotong dan gigi posterior ( molar) berperan untuk menggiling makanan. Sebagian Sebagian besar otot mastikasi diinervasi diinervasi oleh cabang nerevus nerevus cranial cranial ke lima dan proses pengunyahan dikontrol saraf di batang otak. Stimulasi dari area spesifik retikular di batang otak pusat rasa akan menyebabkan pergerakan pengunyahan secara ritmik, juga stimulasi area di hipotalamus, amyglada dan di korteks cerebral dekat dengan area dengan area sensori untuk pengecapan dan penciuman dapat menyebabkan pengunyahan.
37
Kebanyakan proses mengunyah dikarenakan oleh refleks mengunyah, yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
keha kehadi diran ran bol bolus us dari dari maka makana nan n di mulu mulutt pertam pertamaa kali kali mengi mengins nsia iasi si
refleks penghambat dari otot mastikasi yang membuat rahang bawah turun. 2.
penurunan
rahang
ini
selanjutnya
menginisiasi
reflaks
melonggarkan otot rahang memimpin untuk mengembalikan kontraksi. 3.
seca secara ra otoma otomati tiss meng mengan angk gkat at rahan rahang g untu untuk k menu menutu tup p gigi gigi,, teta tetapi pi
juga menekan bolus lagi, melawan lining mulut, yang menghambat otot rahang sekali lagi, membuat membuat rahang turun dan mengganjal mengganjal (rebound) (rebound) di lain waktu. Hal ini berulang terus menerus. 4.
peng pengun uny yahan ahan merup merupak akan an hal hal yang yang penti penting ng untu untuk k menc mencern ernaa semua semua
makana makanan, n, khususn khususnya ya untuk untuk kebany kebanyaka akan n buah buah dan sayura sayuran n bersera berseratt karena karena mereka mereka memilik memilikii membra membrane ne selulo selulosa sa yang yang tidak tidak tercern tercernaa di sekel sekelil ilin ing g pors porsii nutr nutrisi isi mere mereka ka yang haru haruss diha dihanc ncur urka kan n sebel sebelum um makanan dapat dicerna.
Pengunyah Pengunyahan an juga membantu proses pencernaan pencernaan makanan dengan dengan alasan sebagai berikut:
Enzim pencernaan pencernaan bekerja hanya di permukaan permukaan partikel partikel makanan, makanan,
sehi sehing ngga ga
ting tingka katt
penc pencer erna naan an
berg bergan antu tung ng
pada pada
area area
perm permuk ukaa aan n
keseluruhan yang dibongkar oleh sekresi pencernaan.
Pengha Penghalus lusan an makana makanan n dalam dalam konsist konsistens ensii yang yang baik baik mencega mencegah h
penolakan dari gastrointestinal tract dan meningkatkan kemudahan untuk mengosongkan makanan dari lambung ke usus kecil, kemudian berturutturut ke dalam semua segmen usus.
3.8.4 Menelan
Pros Proses es menel menelan an meru merupa paka kan n suat suatu u pros proses es yang yang komp komplek leks, s, yang memerlukan setiap organ yang berperan harus bekerja secara terintegrasi dan berkesinamb berkesinambunga ungan. n. Dalam proses menelan menelan ini diperlukan kerjasama
38
yang baik dari 6 syaraf cranial, 4 syaraf servikal dan lebih dari 30 pasang otot menelan. Pada proses menelan terjadi pemindahan pemindahan bolus makanan makanan dari rongga mulut ke dalam lambung. lambung. Secara klinis terjadinya gangguan pada deglutasi deglutasi disebut disfagia yaitu terjadi kegagalan memindahkan bolus makanan dari rongga mulut sampai ke lambung. Proses menelan dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase oral, fase faringeal dan fase esophageal. Fase Oral, pada fase oral ini akan terjadi proses pembentukan bolus
makanan makanan yang dilaksanakan dilaksanakan oleh gigi geligi, lidah, palatum palatum mole, otot-otot otot-otot pipi dan saliva untuk menggiling dan membentuk bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan. Proses ini berlangsung berlangsung secara disadari. Proses ini bertahan kira-kira 0.5 detik
Tabel 3.1 Peranan saraf kranial pada pembentukan bolus fase oral. ORGAN Mandibula
AFFEREN (sensorik) n. V.2 (maksilaris)
EFFEREN (motorik) N.V : m. Temporalis, m. maseter, m. pterigoid
Bibir
n. V.2 (maksilaris)
n. VII VII : m.or m.orbi biku kula lari riss oris oris,, m. zigom zigomati atiku kum, m,
m.le m.leva vato torr
labi labius us
oris, oris, m.dep m.depreso resorr labius labius oris, oris, m. levato levatorr anguli anguli oris, oris, m. depress depressor or anguli oris
Mulut & pipi
n.V.2 (maksilaris)
n.VI n.VII: I: m. ment mentali alis, s, m. risor risoriu ius, s, m.businator
Lidah
n.V.3 (lingualis)
n.XII
:
mioglosus
39
m.
hioglosus,
m.
Pada Pada fase oral ini perpin perpindah dahan an bolus bolus dari dari rongga rongga mulut mulut ke faring faring segera terjadi, setelah otot-otot bibir dan pipi berkontraksi meletekkan bolus diatas lidah. Otot intrinsik lidah berkontraks berkontraksii menyebabkan menyebabkan lidah terangkat terangkat mulai mulai dari dari bagian bagian anterio anteriorr ke posteri posterior. or. Bagian Bagian anterio anteriorr lidah lidah meneka menekan n palatum durum sehingga bolus terdorong ke faring. Bolus menyentuh bagian arku arkuss fari faring ng ante anteri rior or,, uvul uvulaa dan dan dind dindin ing g post poster erio iorr fari faring ng sehi sehing ngga ga menimbulkan refleks faring. Arkus faring terangkat ke atas akibat kontraksi m. palato faringeus (n. IX, n.X dan n.XII)
Tabel 3.2 Peranan saraf kranial fase oral ORGAN Bibir
AFFEREN (sensorik)
EFFEREN (motorik)
n. V.2 (mandi (mandibul bularis aris), ),
n. VII VII : m.or m.orbi biku kular laris is oris, oris, m.le m.leva vato tor r
n.V.3 (lingualis)
labius
oris,
m.
depressor
labius,
m.mentalis
Mulut & pipi
n. V.2 (mandibularis)
n.VII: m.zigomatikus,levator anguli oris, m.de m.depr pres esso sorr
angu anguli li
oris oris,,
m.ris .risor oriu ius. s.
m.businator
Lidah
n.V.3 (lingualis)
n.IX,X,XI : m.palatoglosus
Uvula
n.V.2 (mandibularis)
n.IX,X,XI: m.uvulae,m.palatofaring
Jadi pada fase oral ini secara garis besar bekerja saraf karanial n.V2 dan nV.3 sebagai serabut afferen (sensorik) dan n.V, nVII, n.IX, n.X, n.XI, n.XII sebagai serabut efferen (motorik). Fase Faringeal , fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh
arkus faring anterior (arkus palatoglosus) dan refleks menelan segera timbul. Pada fase faringeal ini terjadi : 1.
m. Tenso Tensorr veli veli palatin palatinii (n.V) (n.V) dan m. m. Levato Levatorr veli palat palatini ini (n.IX (n.IX,, n.X dan dan n.XI) berkontraksi berkontraksi menyebabka menyebabkan n palatum palatum mole terangkat, kemudian kemudian
40
uvul uvulaa tert tertari arik k keat keatas as dan dan ke poste posteri rior or sehin sehingg ggaa menu menutu tup p daer daerah ah nasofaring. 2.
m.genioglosus sus
(n. (n.XII,
servikal
1),
m
arie riepiglotika
(n. (n.IX,nX)
m.krikoaritenoid lateralis (n.IX,n.X) berkontraksi menyebabkan menyebabkan aduksi pita suara sehingga laring tertutup. 3.
Lari Laring ng dan tulan tulang g hioi hioid d terang terangka katt keat keatas as ke arah dasar dasar lidah lidah karen karenaa kontraksi m.stilohioid, (n.VII), m. Geniohioid, m.tirohioid (n.XII dan n.servikal I).
4.
Kontraksi m.konstrik riktor
farin ring superior (n. (n.IX, n.X, n.XI), m.
Konstriktor faring inermedius (n.IX, n.X, n.XI) dan m.konstriktor faring inferior (n.X, n.XI) menyebabkan faring tertekan kebawah yang diikuti oleh relaksasi m. Kriko faring (n.X) 5.
Perger Pergeraka akan n laring laring ke atas atas dan ke ke depan, depan, relak relaksasi sasi dari dari intro introitu ituss esofagu esofaguss dan dorongan otot-otot faring ke inferior menyebabkan bolus makanan turun ke bawah dan masuk ke dalam servikal esofagus. Proses ini hanya berlangsung sekitar satu detik untuk menelan cairan dan lebih lama bila menelan makanan padat.
Tabel 3.3 Peranan saraf kranial pada fase faringeal Organ Lidah
A f fe r e n n.V.3
Efferen n.V :m.milohyoid, m.digastrikus n.VII : m.stilohyoid n.XII,nC1 :m.geniohyoid, m.tirohyoid n.XII :m.stiloglosus
Palatum
n.V.2, n.V.3
n.IX, n.X, n.XI :m.levator veli palatini n.V :m.tensor veli palatini
n.Laringeus Hyoid
superior
n.V : m.milohyoid, m.milohyoid, m. Digastrikus cab
n.VII : m. Stilohioid
internus (n.X)
n.XII, n.C.1 :m.geniohioid, m.tirohioid
41
Nasofaring
n.X
n.IX, n.X, n.XI : n.salfingofaringeus
Faring
n.X
n.IX, .IX, n.X, .X, n.XI : m. Pala Palato tofa fari ring ng,, m.konstriktor faring sup, m.konstriktor ffaring med. n.X,n.XI : m.konstriktor faring inf.
Laring
n.rekuren (n.X)
n.IX :m.stilofaring
Esofagus
n.X
n.X : m.krikofaring
Pada fase faringeal ini saraf yang bekerja saraf karanial n.V.2, n.V.3 dan n.X sebagai serabut afferen dan n.V, n.VII, n.IX, n.X, n.XI dan n.XII sebagai serabut efferen. Bolu Boluss deng dengan an visk viskos osit itas as yang yang ting tinggi gi akan akan memp memperl erlam ambat bat fase fase faringeal, meningkatkan waktu gelombang peristaltik dan memperpanjang waktu waktu pembu pembukaa kaan n sfingt sfingter er esofagu esofaguss bagian bagian atas. atas. Bertamb Bertambahn ahnya ya volum volumee bolus menyebabkan lebih cepatnya waktu pergerakan pangkal lidah, pergerakan palatum mole dan pergerakan laring serta pembukaan sfingter esofagu esofaguss bagian bagian atas. atas. Waktu Waktu Pharyngeal transit juga juga bertam bertambah bah sesuai sesuai dengan umur. Kecep Kecepat atan an gelo gelomb mban ang g peri perista stalt ltik ik farin faring g rata-r rata-rata ata 12 cm/d cm/det etik ik.. Mc.Conn Mc.Connel el dalam dalam peneli penelitian tianny nyaa meliha melihatt adany adanyaa 2 sistem sistem pompa pompa yang yang bekerja yaitu : 1. Oropharyn Oropharyngeal geal propulsion propulsion pomp (OOP) adalah tekanan yang ditimbulkan ditimbulkan tenaga lidah 2/3 depan yang mendorong bolus ke orofaring yang disertai tenaga kontraksi dari m.konstriktor faring. 2. Hypopharyngeal suction pomp (HSP) adalah merupakan tekanan negatif
akibat akibat terangk terangkatn atnya ya laring laring ke atas atas menjau menjauhi hi dindin dinding g posteri posterior or faring, faring, sehingga bolus terisap ke arah sfingter esofagus bagian atas. Sfingter
42
esofag esofagus us bagi bagian an atas atas dibe dibent ntuk uk oleh oleh m.ko m.kons nstri trikt ktor or farin faring g infe inferi rior or,, m.krikofaring dan serabut otot longitudinal esofagus bagian superior. Fase Esofageal, pada fase esofageal proses menelan berlangsung
tanpa disadari. Bolus makanan turun lebih lambat dari fase faringeal yaitu 34 cm/ detik. Fase ini terdiri dari beberapa tahapan, antara lain : 1. Dimu Dimula laii deng dengan an terj terjad adin iny ya rela relaks ksas asii m.kr m.krik iko o fari faring ng.. Gelo Gelomb mban ang g peristaltik primer terjadi akibat kontraksi otot longitudinal dan otot sirkule sirkulerr dindin dinding g esofag esofagus us bagian bagian proksi proksimal mal.. Gelomb Gelombang ang perista peristalti ltik k pertama ini akan diikuti oleh gelombang peristaltik kedua yang merupakan respons akibat regangan dinding esofagus. 2. Geraka Gerakan n perist peristalti altik k tengah tengah esofag esofagus us dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh serabut serabut saraf saraf pleksus mienterikus yang terletak diantara otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus dan gelombang ini bergerak seterusnya secara teratur menuju ke distal esofagus.
Cairan biasanya turun akibat gaya berat dan makanan padat turun karena karena gerak gerak perist peristalti altik k dan berlan berlangsu gsung ng selama selama 8-20 8-20 detik. detik. Esophagal transit time bertambah pada lansia akibat dari berkurangnya tonus otot-otot rongga mulut untuk merangsang gelombang peristaltik primer. Proses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam 3 tahap, antara lain : 1.
Tahap ahap affe affere ren n/sen /senso sori riss diman imanaa beg begitu itu ada ada makan akanan an masu asuk ke
dalam orofaring langsung akan berespons dan menyampaikan perintah. 2.
Perint Perintah ah dite diterim rimaa oleh oleh pusa pusatt penel penelana anan n di di Medul Medulaa oblon oblongat gata/b a/batan atang g
otak (kedua sisi) pada trunkus solitarius di bag. Dorsal (berfungsi utuk mengatu mengaturr fungsi fungsi motori motorik k proses proses menelan menelan)) dan nukleu nukleuss ambigi ambigius us yg berfungsi mengatur distribusi impuls motorik ke motor neuron otot yg berhubungan dgn proses proses menelan. 3.
Taha Tahap p eff effere eren/ n/mo moto torik rik yang yang menja menjalan lanka kan n peri perint ntah ah
3.8.5 Berbicara
43
Percakapan Percakapan digunakan digunakan untuk berkomunikas berkomunikasii antar individu individu Untuk menyempurnakan proses percakapan ini, diperlukan aktivitas otot. Bagian penting dalam percakapan dan bahasa adalah cerebral cortex yang berkembang sejak lahir dan memperlihatkan perbedaan pada orang dewasa. Perbedaan ini memperlihatkan bahwa pengalaman phonetic bukan hal yang perlu untuk perkembangan area pusat saraf dalam sistem percakapan. Otot-otot Otot-otot yang mengkoma mengkomando ndo organ bicara diatur oleh motor nuclei di otak, dengan produksi suara diatur oleh control pusat di bagian rostral otak. Proses bicara diawali oleh sifat energi dalam aliran dari udara. Pada bicara yang normal, aparatus pernapasan selama ekshalasi menyediakan aliran aliran berkesina berkesinamb mbung ungan an dari dari udara udara dengan dengan volume volume yang yang cukup cukup dan tekanan tekanan (di bawah kontrol kontrol volunteer volunteer adekuat) adekuat) untuk phonasi. phonasi. Aliran dari udara dimodifikasi dalam fungsinya dari paru-paru oleh fasial dan struktur oral oral dan memberi memberikan kan pening peningkat katan an terhada terhadap p simbol simbol suara suara yang yang dikena dikenall sebagai bicara. Struktur fungsional organ pengucapan, antara lain: merupakan kan penghu penghubun bung g antara antara faring faring dan trakea, trakea, didisa didisain in Laring merupa untuk untuk mempro memproduk duksi si suara suara (fonasi (fonasi). ). Laring Laring ini terdiri terdiri dari dari 9 kartil kartilago ago,, 3 kartilago yang berpasangan dan 3 yang tidak berpasangan. Organ ini terletak pada midline didepan cervikal vertebra ke 3 sampai c 6. Organ ini dibagi ke dalam 3 regio: *
Vestibule
*
Ventricle
*
Infraglotitic
Vocal fold (true cord) dan vestibular fold (false cord) terletak pada regio ventricle. Didalam Didalam faring faring ini terdap terdapat at pita pita suara suara yang yang dapat dapat mengha menghasilk silkan an gelomb gelombang ang suara suara yang yang nantin nantinya ya akan akan di modif modifika ikasi si oleh oleh resonat resonator or dan articul articulato atorr yang yang kemudi kemudian an dihasil dihasilkan kan suara suara yang yang seperti seperti kita kita ucapka ucapkan n seha sehari ri-h -har ari. i. Perg Perger erak akan an
pita pita
suar suaraa
(abd (abduk uksi si,,
addu adduks ksii
dan dan
tens tensio ion) n)
dipengaruhi oleh otot-otot yang terdapat disekitar laring, dimana fungsi otototot tersebut adalah:
44
•
M. Cricothyroideu
:
menegangkan pita suara
•
M. Tyroarytenoideus (vocalis)
:
relaksasi pita suara
•
M. Cricoarytenoideus lateralis
:
adduksi pita suara
•
M. Cricoarytenoideus posterior
:
abduksi pita suara
•
M. Arytenoide Arytenoideus us transversus transversus
:
menutup menutup bagian bagian posterior posterior rima glotidis
Vocal tract pada manusia merupakan acoustic tube dari cross section
dengan dengan panjang panjang sekita sekitarr 17 cm dari dari vocal vocal fold fold hingga hingga bibir. bibir. Area Area cross cross section ini bervariasi dari 0-20 cm 2 dengan penempatan bibir, rahang, lidah, dan velum(soft palate). Perangkap (trap-door action) yang dibuat sepasang velum pada vocal tract membuat secondary cavity yang berpartisipasi dalam speech production- nasal tract. Nasal cavity memiliki panjang sekitar 12 cm dan luas 60 cm 3. Untuk Untuk bunyi bunyi suara, suara, sumber sumber rangsa rangsang ng adalah adalah veloci velocity ty volume volume dari dari udara yang melewati vocal cords. Vocal tract bertindak pada sumber ini sebagai filter dengan frekuensi yang diinginkan, berkorespondensi dengan resonansi akustik dari vocal tract. Voiced Sounds (Suara) ,contohnya huruf vokal (a,i,u,e,o), diproduksi
dengan meningkatkan tekanan udara di paru-paru dan menekan udara untuk bergerak ke glottis (lubang antara vocal cords), sehingga vocal cords bergetar. Getaran tersebut mengganggu aliran udara dan menyebabkan getaran broad spectrum quasi-periodic yang berada di vocal tract. Ligament yang bergetar dari vocal cords memiliki panjang 18 mm dan glottal yang secara khusus bervariasi dalam area dari 0-20 mm 2. Otot laryngeal yang mengatur vocal folds dibagi dibagi menjadi tensors, abductors, abductors, dan adductors. adductors. Naik dan turunnya pitch dari suara dikontrol oleh aksi dari tensor – crico-thyroid dan otot vocalis. Variasi dalam tekanan subglottal subglottal juga penting penting untuk mengatur mengatur derajat getaran laryngeal. Keti Ketika ka suar suaraa dasa dasarr diha dihasi silk lkan an oleh oleh voca vocall trac tract, t, suar suaraa ters terseb ebut ut dimodifikasi untuk menghasilkan menghasilkan suara yang jelas dengan proses resonansi
45
dan artikulasi dengan kegunaan sifat-sifat resonant dari vocal tract, bunyi suara dasar disaring. Kualitas akhir dari suara tergantung dari ukuran dan bentuk berbagai cavitas yang berhubungan dengan mulut dan hidung. Bentuk dari beberapa cavitas ini bisa diubah oleh berbagai macam aktivitas bagian yang dapat bergerak dari pharynx dan cavitas oral. Cavita Cavitass yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan dengan dengan hidung hidung adalah adalah cavita cavitass nasal, sinus, dan nasopharynx. Nasopharynx dengan cepat berubah-ubah dan variasi ini dihasilkan oleh kontraksi otot-otot pharyngeal dan gerakan dari palatum lunak. Cavita Cavitass yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan mulut mulut adalah adalah cavita cavitass oral oral dan oropharynx. Kedua cavitas ini bisa diubah-ubah oleh kontraksi dari otototot. Semua cavitas ini mengambil dan memperkuat suara fundamental yang dihasilkan dihasilkan oleh getaran dari vocal cords. Fungsi ini dikenal dengan sebutan resonansi. resonansi. Pergerakan Pergerakan dari palatum palatum lunak, lunak, laring, laring, dan pharynx membuat manusia dapat mencapai keseimbangan yang baik antara resonansi oral dan nasal yang akhirnya menjadi karakteristik dari suara tiap-tiap individu. Artiku Artikulasi lasi adalah adalah proses proses pengha penghasil silan an suara suara dalam dalam berbic berbicara ara oleh oleh pergerakan bibir, mandibula, lidah, dan mekanisme palatopharyngeal dalam kordinasi dengan respirasi dan phonasi Fungsi dari mekanisme pengucapan adalah untuk mengubah bentuk dari tonsil laryngeal dan untuk membuat suara dalam rongga mulut. Suara yang yang pentin penting g terbent terbentuk uk adalah adalah penguc pengucapa apan n konson konsonan, an, yang yang diteka ditekanka nkan n sebag sebagai ai iring iringan an suara suara oleh oleh gesek gesekan an buny bunyi. i. Kons Konson onan an dibe dibent ntuk uk dari dari gelombang udara yang berkontak dari arah yang berlawanan. Misalnya pada kontak antara dua bibir saat pengucapan huruf “p” dan “b”. Contoh lainnya juga pada lidah yang menyentuh gigi dan palatum s aat pengucapan huruf “t” dan “d”. Tanpa kemampuan kemampuan (kapasitas) (kapasitas) pengucapan pengucapan,, suara yang yang dihasilkan dihasilkan hanya berupa faktor kekuatan, volume, dan kekuatan, seperti suara yang hanya hanya dihasil dihasilkan kan oleh oleh huruf huruf vocal. vocal. Hal ini terbuk terbukti ti secara secara klinis klinis ketika ketika kemamp kemampuan uan berbic berbicara ara seseora seseorang ng hilang hilang pada pada pender penderita ita paraly paralytic tic stroke. stroke.
46
Kemamp Kemampuan uan berbic berbicara arany nyaa hanya hanya seperti seperti penguc pengucapa apan n huruf huruf vocal vocal saja dengan sedikit konsonan. Disa Disam mping ing
meny enyuara uaraka kan n
suar suaraa-su suar ara, a,
sist sistem em
voka vokall
dapat apat
menghasilkan dua macam suara-suara yang tak terdengar: fricative sounds dan plosive sounds. Fricati Fricative ve sounds sounds dicont dicontohk ohkan an oleh oleh konson konsonan an s,sh, s,sh, f, dan th, yang yang dihasilkan ketika traktus vokal setengah tertutup pada beberapa titik dan udara tertekan melewati konstriksi pada kecepatan yang cukup tinggi untuk menghasilkan turbulensi. Konsonan fricative membutuhkan sangat sedikit penyesuaian pada artikulator, dan sering terdengar tidak sempurna pada kasus maloklusi atau penggunaan denture. Plosive sounds, konsonan p, t, dan k, diproduksi ketika traktus vokal tertutup seluruhnya ( biasanya dengan bibir atau lidah), membiarkan tekanan udara meningkat saat menutup, dan kemudian membuka dengan tiba-tiba. Untuk beberapa suara, seperti fricative consonant v dan z yang terdengar, adanya kombinasi dari dua sumber suara. Pembentuka Pembentukan n pada pergerakan pergerakan untuk kemampuan kemampuan bicara berkaitan dengan dengan fungsi fungsi kontiny kontinyu u dari dari sensori sensorik k inform informasi asi dari reseptor reseptor otot dan mechan mechanore orecept ceptor or cutane cutaneous ous yang yang didist didistrib ribusi usikan kan sepanj sepanjang ang respirat respiratosy osy,, laringeal, dan sistem orofacial. Laring Laring khususn khususnya ya berper berperan an sebaga sebagaii pengg penggetar etar (vibrator ). ). Elemen Elemen yang bergetar adalah pita suara. Pita suara menonjol dari dinding lateral laring laring ke arah tengah tengah dari dari glotis. glotis. pita suara suara ini diregangk diregangkan an dan diatur diatur posisinya oleh beberapa otot spesifik pada laring itu sendiri. Selama pernapasan normal, pita akan terbuka lebar agar aliran udara mudah lewat. Selama fonasi, pita menutup bersama-sama sehingga aliran udara diantara mereka akan menghasilkan getaran (vibrasi). Kuatnya getaran terutam terutamaa ditent ditentuk ukan an oleh oleh derajat derajat perega pereganga ngan n pita, pita, juga juga oleh oleh bagaim bagaimana ana kerapatan pita satu sama lain dan oleh massa pada tepinya. memperlihatkan irisan pita suara setelah mengangkat tepi mukosanya. Tepat di sebelah dalam setiap pita terdapat ligamen elastik yang kuat dan
47
disebut ligamen vokalis. vokalis. Ligamen ini melekat pada anterior dari kartilago tiroid yang besar, yaitu kartilago yang menonjol dari permukaan anterior leher leher dan (Adam’ (Adam’ss Apple”) Apple”).. Di posteri posterior, or, ligame ligamen n vokali vokaliss terleka terlekatt pada pada prosessus vokalis dari dari kedua kedua kartilago kartilago aritenoid aritenoid . Kart Kartil ilag ago o tiro tiroid id dan dan kartilago aritenoid ini kemudian berartikulasi pada bagian bawah dengan kartilago lain, yaitu kartilago krikoid . Pita suara dapat diregangkan oleh rotasi kartilago tiroid ke depan atau oleh rotasi posterior dari kartilago aritenoid, yang diaktivasi oleh otot-otot dari kartilago tiroid dan kartilago aritenoid menuju kartilago krikoid. Otototot yang terletak di dalam pita suara di sebelah lateral ligamen vokalis, yait yaitu u otot otot tiro tiroar arit iten enoi oid, d, dapa dapatt mend mendor oron ong g kart kartil ilag ago o arit ariten enoi oid d ke arah arah kartilago tiroid dan, oleh karena itu, melonggarkan pita suara. Pemisahan otot-otot ini juga dapat mengubah bentuk dan massa pada tepi pita suara, menaj menajam amka kann nnya ya untu untuk k meng mengha hasil silka kan n buny bunyii deng dengan an nada nada ting tinggi gi dan dan menumpulkannya untuk suara yang lebih rendah (bass). Akhirnya, masih terdapat beberapa rangkaian lain dari otot laringeal kecil yang terletak di antara kartilago aritenoid dan kartilago krikoid, yang dapa dapatt mero merota tasik sikan an kart kartila ilago go ini ini ke arah arah dalam dalam atau atau ke arah arah luar luar atau atau mend mendor oron ong g
dasa dasarn rny ya
bers bersam amaa-sa sama ma
atau atau
memis emisah ahka kann nny ya,
untu untuk k
menghasilkan berbagai konfigurasi pita suara.
3.9
Mekan Mekanisme isme Nyeri Nyeri Kep Kepala ala (Migr (Migrain ain))
Ganggu Gangguan an tempor temporoma omandi ndibul bular ar joint joint dapat dapat mengak mengakibat ibatkan kan nyeri nyeri kepala, kepala, tahapan sampai terjadinya nyeri kepala dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Pada Pada skenar skenario io disebutk disebutkan an bahwa pasien pasien gemar gemar memakan memakan tebu dari kecil. kecil. Makan Makan pasien pasien memilik memilikii kebiasa kebiasaan an buruk buruk menger mengerat at gigi gigi (bruxi (bruxism) sm) dan melaku melakukan kan pengun pengunya yah h cender cenderung ung pada pada satu sisi. sisi. Hal ini menye menyebab babkan kan pemberian beban yang terus menerus pada daerah persendian dan otot – otot pengunyahan berkonstraksi lebih berat dan secara terus-menerus. 2) Hal tersebut tersebut menimbul menimbulkan kan emosi dan keteganga ketegangan n yang yang berlan berlangsu gsung ng lama yang dipengaruhi oleh sistem limbik otak.
48
3) Emosi Emosi dan ketegangan ketegangan ini ini menimbulka menimbulkan n refleks beberapa beberapa pembul pembuluh uh arteri kepala, termasuk arteri yang memasok darah ke otak. 4) Sela Selanj njut utny nya, a, akib akibat at dari dari gejal gejalaa terse tersebu but, t, timb timbul ul suat suatu u kead keadaa aan n dima dimana na pembuluh arteri tidak mampu mempertahankan tegangan pembuluh pembuluh darah. 5) Tegangan Tegangan pembuluh pembuluh darah darah menyebab menyebabkan kan pembuluh pembuluh itu itu mengembang mengembang dan dan berdenyut secara hebat, 6) Maka terjadi serangan serangan yang disebabkan oleh vasokonstri vasokonstriksi ksi pembuluh pembuluh
darah intrakranial sehingga aliran darah otak menurun yang dimulai di bagian oksipital dan meluas ke anterior perlahan-lahan, melintasi korteks serebri dan diikuti diikuti oleh vasodilatasi vasodilatasi pembuluh pembuluh darah ekstrakrania ekstrakraniall dan menimbulkan migrain.
Gambar 3.23 Bagan urutan terjadinya nyeri kepala saat terjadi gangguan temporomandibular joint (migrain)
3.10 3.10 Mekan Mekanisme isme Klikin Kliking g
Bunyi pada sendi merupakan gejala yang paling dering terdapat pada pasien dengan gangguan TMJ. Terjadi pada satu atau kedua sendi temporomandibula saat geraka gerakan n mandib mandibula ula dan pada pada semua semua tujuan tujuan dari dari perger pergeraka akan n atau atau pada pada semua semua komb kombin inasi asi perg pergera eraka kan, n, sepert sepertii memb membuk uka, a, menu menutu tup, p, prot protru rusi, si, retru retrusi si atau atau pergeseran ke lateral. Bunyi ini terjadi karena adanya perubahan letak, bentuk dan fungsi fungsi dari komponen komponen sendi temporomand temporomandibula. ibula. Bunyi yang dihasilkan dapat
49
bervariasi, mulai dari lemah dan hanya terasa teras a oleh pasien hingga keras dan tajam. Bunyi ini dapat terjadi di awal, pertengahan dan akhir gerak buka dan tutup mulut. Umumny Umumnyaa bunyi bunyi terseb tersebut ut hanya hanya dapat dapat dideng didengar ar oleh oleh pender penderita ita,, namun namun pada pada beberaoa kasus, bunyi tersebut menjadi cukup keras sehingga dapat didengar oleh orang lain. Oulette adalah orang yang pertama kali mengkategrikan bunyi TMJ dengan cara yang obyektif. Signifikasi diagnostik dari bunyi TMJ telah lama menjadi persoalan yang kontroversial. Diakui adanya bunyi TMJ tetapi belum ada klasifikasi bunyi TMJ yang dibuat. Pada kenyataannya, bunyi diinterpretasikan bervariasi dari satu penulis dengan penulis lainnya sehingga dibutuhkan penyelidikan lebih lanjut. Dia ingin merekan bunyi yang dikelompokka dari TMJ dan membaginya ke dalam grup-grup dalam pemeriksaan. Setiap rekaman dianalisis pada kisaran frekuensi 40 Hz hingga 4 kHz. Hal ini mengha menghasil silkan kan baik baik bunyi bunyi amplit amplitudo udo total total maupun maupun frekue frekuensi nsi utama utama yang yang menghasilkan bunyi. Bunyi yang dianalisis yang drekam dan mengkategorikan orang yang berpartisipasi menurut kategori bunyinya. Kategori awal dari bunyi TMJ. Grup 1. Bunyi rekaman rendah dengan komponen yang sama baik pada tahap tahap membuk membukaa maupun maupun menutu menutup, p, bersam bersamaan aan dengan dengan bunyi bunyi yang yang dibuat dibuat oleh oleh gigi-gigi yang berkontak sebagai puncak tunggal atau ledakan frekuensi. Grup 2. Kombinasi dan frekuensi rendah dan tinggi. Kebanyakan kisaran frekuensi adalah pada 2kHz hingga 4,5 kHz. Grup 3. Karakteristik staccato ( jenis musik yang terputus-putus tetapi jelas) atau irregular, tiba-tiba, ledakan staccato dari energi bunyi/suara pada kisaran frekuen frekuensi si tinggi tinggi dan tendah tendah (Ampli (Amplitud tudo o rendah rendah yang yang dikata dikatakan kan berhub berhubung ungan an dengan bunyi klik menggerisik). Grup 4. Sedikit atau tidak ada bunyi yang direkam, kecuali karakteristik kontak kontak gigi-g gigi-gigi igi terpak terpaku/t u/terk erkunc unci. i. (Kebany (Kebanyaka akan n partisi partisipan pan di dalam dalam grup grup ini memiliki perawakan yang kecil dan memiliki otot yang lunak/lembut atau lemah). Mungkin klasifikasi yang paling signifikan dari bunyi TMJ adalah yang dilakukan oleh David Watt, 1980. Dia menemukan klasifikasi bunyi TMJ yang
50
memperhitun memperhitungkan gkan sifat dari bunyi, (klik atau gemerisik), gemerisik), kualitasny kualitasnyaa (keras atau lunak),
terg ergant antung
dari
posisi
rela elatif
terha rhadap
geraka akan
mand andibula
(dekat (dekat/sed /sedang ang/jau /jauh), h), dan apakah apakah bunyi bunyi terjadi terjadi ketika ketika rahang rahang membuk membukaa atau atau menutup. Klasifikasi bunyi TMJ tersebut di atas adalah sebagai berikut : 1.
Klik Klik Halu Haluss : buny bunyii ini ini dih dihasil asilka kan n dari dari pembu embuka kaan an pada pada leba lebarr-
sedang (lebih besar 1 cm) sering disebut sebagai popping click (bunyi letu letusa san n klik klik)) oleh oleh oran orang g yang meng mengala alami miny nya, a, dan dan serin seringk gkal alii juga juga didengar oleh individu yang tidak menderita kelainan TMJ tetapi karena inkoor inkoordin dinasi asi otot otot (otot (otot yang yang tidak tidak terkoor terkoordin dinasi) asi).. Bunyi Bunyi-bun -bunyi yi ini biasanya berupa ledakan pendek pada frekuensi rendah dan amplitudo rendah. 2.
Geme Gemeris risik ik Halu Haluss : disini disini buny bunyii dihas dihasilk ilkan an dari dari posis posisii pembu pembuka kaan an
mulut mulut yang lebar lebar (lebih (lebih dari dari 2 cm) bunyi bunyi seperti seperti ruas tulang tulang saling saling bergeser satu sama lain. Bunyi ini ditemukan dominan pada wanita muda muda pada saat munculnya molar ketiga. Bunyi yang dihasilakan pada frekuensi rendah dan amplitudo rendah. Seringkali bunyi ini datang dan pergi, dan bahkan pada posisi yang berbeda dari siklus membuka menutup. 3.
Klik Klik Kera Kerass : bunyi bunyi TMJ TMJ ini ini yang yang terja terjadi di pad padaa bagia bagian n dekat dekat teng tengah ah
pada siklus membuka (sekitar 1 cm hingga 2 cm) dappat dijelaskan sebag sebagai ai klik klik retak retakan an atau atau berg berger ereta etak. k. Munc Muncul ulny nyaa buny bunyii terse tersebu butt menunj menunjukk ukkan an adany adanyaa kelain kelainan an spesifi spesifik k pada pada pada pada permuk permukaan aan sendi. sendi. Bunyi yang terdeteksi adalah tajam dan mengandung sejumlah puncak amplitudo tinggi, yang berarti bahwa permukaan TMJ mengalami abrasi. 4.
Gemeris Gemerisik ik Kera Kerass : dihasil dihasilkan kan pada pada pemb pembuka ukaan an deka dekatt (kura (kurang ng dari dari 1
cm) bagian bagian/pe /penam nampan pang g penutu penutupan pan dari dari siklus siklus buny bunyii ini menye menyerupa rupaii seperti melangkah melangkah di atas kerikil. kerikil. Timbulny Timbulnyaa bunyi bunyi ini menunjukkan menunjukkan deng dengan an kuat kuat adan adany ya peru peruba baha han n arth arthri riti tiss pada pada TMJ. TMJ. Klas Klasif ifik ikas asii selanjutnya digunakan untuk tahap berikutnya dengan mengkategorikan
51
bunyi menurut posisi mandibula terhadap rahang atas. Tiga posisi rahang terhadap terjadinya bunyi TMJ. Klasifikasi meenurut Posisi Mandibula 1.
Klik Klik Deka Dekatt : buny bunyii yang ang terja terjadi di pada pada posi posisi si kura kurang ng 1 cm kada kadang ng
meru merupa paka kan n akib akibat at arthr arthrit itis is.. Klik Klik ini ini bias biasan anya ya lebi lebih h meni menimb mbulk ulkan an masalah terhadap orangnya orangnya dibandingk dibandingkan an dengan dengan klik lebar yang mana keadaa keadaan n ini sering sering merupa merupakan kan tanda tanda dari dari kerusa kerusakan kan pada pada permuk permukaan aan artikular seperti perubahan arthritis. 2.
Klik Klik Mene Menenga ngah h : bunyi bunyi deng dengan an amp amplitu litudo do lembut lembut atau atau renda rendah h yang yang
dihaslkan antara 1 cm dan 2 cm seringkali disebabkan oleh pemisahan pada
permukaan
sendi
atau
dengan
pemisahan
ligamen
temporomandibular di atas kutub lateral pada kondilus. 3.
Klik Klik Leb Lebar : klik klik halu halus/ s/le lem mbut but yang ang berad eradaa pad pada pembu embuka kaan an
rahang maksimum yang mungkin tanpa symptom. Meskipun demikian yang terjadi sebelum maksimum, lebih besar dari 2 cm, dapat merupakan akibat pada kondilus yang dijalarkan ke band anterior pada meniskus. Orang yang mengalami hal ini sering menderita dislokasi parsial pada rahang ketika siklus pembukaan. Bunyi yang dihasilkan biasanya hanya dapat didengarkan oleh orang yang mengalami masalah ini.
Klikin Kliking g sebaga sebagaii salah salah satu bunyi bunyi pada pada sendi sendi tempor temporoma omandi ndibul bula. a. Secara Secara umum umum terdap terdapat at dua macam macam bunyi bunyi sendi sendi yaitu yaitu klikin kliking g dan krepit krepitus. us. Klikin Kliking g meruapakan keluhan pada sendi temporomandibula yang paling sering. Kliking dapat dapat terjadi terjadi pada pada setiap setiap waktu waktu selama selama geraka gerakan n membuk membukaa dan menutu menutup p dari dari mandibula. Bunyi kliking adalah bunyi tunggal dalam waktu yang singkat. Bunyi tersebut dapat berupa bunyi berdebuk yang perlahan, samar sampai bunyi retak yang tajam dan keras. Kliking adalah satu suara dengan durasi yang pendek. Suara ini relati relatiff kuat kuat terdeng terdengar ar dan kadang kadang-kad -kadang ang terdeng terdengar ar seperti seperti satu tepuka tepukan. n. Kliking tunggal adalah bunyi yan terdengar saat membuka mulut, saat kondilus bergerak melalui posterior border masuk ke zona intermediat diskus. Kliking ini merupakan
sal salah
sat satu
gejal jala
paling
52
awal
terja erjad dinya
kelain ainan
sen sendi
temporoman temporomandibula dibula.. Sedangkan Sedangkan kliking ganda adalah bunyi kliking kliking kedua saat menutup mulut setelah kliking tunggal terdengar pada waktu membuka mulut. Bunyi Bunyi ini terden terdengar gar saat kondil kondilus us berger bergerak ak dari dari zona zona interm intermedia ediatt diskus diskus ke posterior border. Mekanisme kliking terjadi jika pada gerakan diskus tidak sinkron dengan gerakan kondil. Perpindahan diskus timbul dari beberapa keadaan, salah satunya adalah trauma terhadap sendi sehingga ligamen-ligamen yang bekerja berlawanan degan otot pterygoideus lateralis mengalami ketegangan atau robek. Pada keadaan ini, ini, kontrak kontraksi si otot otot mengge menggerak rakkan kan disku diskuss maju maju ketika ketika kondil kondil berger bergerak ak maju maju sewaktu membuka mulut tetapi ligamen tidak dapat mempertahankan diskus, di posisinya yang tepat saat rahang ditutup, sehingga terjadi kliking saat membuka dan menutup menutup mulut. mulut. Kliking Kliking dapat terjadi karena karena ketidakteratu ketidakteraturan ran permukaan permukaan sendi sendi misal misalny nyaa karen karenaa oste osteoa oart rthr hrit itis is.. Buny Bunyii klik klikin ing g ada ada kait kaitan anny nyaa deng dengan an perubahan posisi kondil dalam fossa mandibularis. Beberapa penelitian tomografi menunjukk menunjukkan an bahwa bahwa pasien yang mengalami mengalami kliking kliking mempuny mempunyai ai letak kondil kondil yang retroposisi. retroposisi. Menurut Menurut Hasson (1986), seiring dengan meningkatn meningkatnya ya usia, klikin kliking g akan akan lebih lebih sering sering ditemu ditemukan kan.. Disamp Disamping ing itu, itu, bertam bertambah bahny nyaa usia usia juga juga mempuny mempunyai ai hubungan hubungan dengan bertambahny bertambahnyaa pencabutan pencabutan gigi. Perubahan pada wakt waktu u
dan dan keke kekera rasa san n
klik klikin ing g
dise disert rtai ai rasa rasa saki sakitt
dapa dapatt
meni menind ndik ikas asik ikan an
adanyafaktor etiologi dan progresif dari gangguan sendi temporomandibular.
3.11 Dislokasi Dislokasi Temporom Temporomandib andibular ular Joint Joint (TMJ) (TMJ)
Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi). Atau dislokasi adalah suatukeadaan keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya. Dislokasi merupakansuatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Bila terjadi patah tulang didekat sendi s endi atau mengenai sendi disertai luksasi sendi yang disebut fraktur fraktur dislok dislokasi. asi.Dis Dislok lokasi asi adalah adalah terlepa terlepasny snyaa kompre kompresi si jaringa jaringan n tulang tulang dari dari kesatuan sendi. Dislokasi inidapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau atau terlep terlepasny asnyaa seluruh seluruh kompo komponen nentul tulang ang dari dari tempat tempat yang yang seharu seharusny snyaa (dari (dari mangkuk sendi)
53
3.11.1 Klasifikasi dan Etiologi
Terd Terdap apat at berb berbag agai ai jeni jeniss disl dislok okas asii yang ang dapa dapatt terj terjad adii melal elalui ui mekan mekanism ismee
trau trauma matik tik atau atau nont nontra raum umati atik. k. Jenis Jenis dislo disloka kasi si dibe dibeda daka kan n
berdasarkan letak condylus relatif terhadap te rhadap fossa articularis tulang temporal, antara lain: 1.
Dislokasi an anterior
Pada dislokasi tipe ini terjadi perubahan posisi condylus menjadi anterio anteriorr terhad terhadap ap fossa fossa articul articularis aris tulang tulang tempor temporal. al. Dislok Dislokasi asi anterior anterior biasanya biasanya terjadi akibat interupsi interupsi pada sekuens normal kontrak kontraksi si otot otot saat saat mulut mulut tertutu tertutup p setelah setelah membuk membukaa dengan dengan ekst ekstri rim. m.
Musk Muskul ulus us
masse assete terr
dan dan
tem tempora porali liss
meng mengan angk gkat at
mandib mandibula ula sebelum sebelum musku muskulus lus ptery pterygoi goid d lateral lateral berela berelaksas ksasi, i, mengak mengakibat ibatkan kan condy condylus lus mandib mandibula ularis ris tertari tertarik k ke anteri anterior or ke tonj tonjol olan an tula tulang ng dan dan kelu keluar ar dari dari fossa fossa tempo temporal ralis is.. Spas Spasme me musku muskulus lus massete masseter, r, tempor temporali alis, s, dan ptery pterygoi goid d menyeb menyebabk abkan an trismu trismuss dan menaha menahan n condy condylus lus tidak tidak dapat dapat kembal kembalii ke fossa fossa tempor temporalis alis.. Disloka Dislokasi si jenis jenis ini dapat dapat unilat unilateral eral atau atau bilater bilateral. al. Dislokasi Dislokasi tersebut tersebut dibedakan dibedakan menjadi akut, kronik rekuren, atau kronik. 2.
Disl Dislok okas asii akut akut terj terjad adii akib akibat at traum traumaa atau atau reaks reaksii dist diston onik ik,,
namu namun n biasa biasany nyaa diseb disebab abka kan n oleh oleh pemb pembuk ukaan aan mulut mulut yang yang berlebihan seperti menguap, anestesi umum, ekstraksi gigi, muntah, atau kejang. Dislokasi anterior juga dapat terjadi setelah prosedur endoskopik. 3.
Disl Dislok okas asii kron kronik ik akut akut dise diseba babk bkan an oleh oleh meka mekani nism smee yang ang
sama pada pasien dengan faktor risiko seperti fossa mandibularis yang yang dang dangka kall (kon (konge geni nita tal) l),, kehi kehila lang ngan an kaps kapsul ul send sendii akib akibat at riwayat disloasi sebelumnya, atau sindrom hipermobilitas. 4.
Disl Dislok okas asii kron kronik ik terj terjad adii akib akibat at dislo disloka kasi si TMJ TMJ yang ang tida tidak k
ditangani sehingga condylus tetap berada dalam posisinya yang salah dalam waktu lama. Biasanya dibutuhkan reduksi terbuka.
54
5.
Disl Dislok okas asii poste osteri rior or biasa iasany nyaa terj terjad adii akib akibat at trau traum ma fisi fisik k
langsung pada dagu. Condylus mandibularis tertekan ke posterior ke arah mastoid. Jejas pada meatus acusticus externum akibat condylus dapat terjadi pada dislokasi tipe ini. 6.
Dislokasi superior terjadi akibat trauma fisik langsung pada
mulut yang sedang berada dalam posisi terbuka. Sudut mandibula pada posisi ini menjadi predisposisi pergeseran pergese ran condylus ke arah superior dan dapat mengakibatkan kelumpuhan nervus fasialis, kontusio serebri, atau gangguan pendengaran. Dislokasi lateral biasanya terkait dengan fraktur mandibula. Condylus bergeser ke arah arah later lateral al dan dan supe superi rior or serta serta serin sering g dapa dapatt dipa dipalp lpasi asi pada pada permukaan temporal kepala.
3.11.2 Patofisiologi
Disloka Dislokasi si biasan biasanya ya diseba disebabka bkan n karena karena faktor faktor fisik fisik yang yang memaksa memaksa sendi untuk bergerak bergerak lebih dari jangkauan jangkauan normalnya, normalnya, yang menyebabkan menyebabkan kegagalan tekanan, baik pada komponen tulang tulang sendi, ligamen dan kapsula fibrous, fibrous, atau pada tulang tulang maupun maupun jaringan jaringan lunak. lunak. Struktur-str Struktur-struktur uktur tersebut lebih lebih mudah mudah terken terkenaa bila bila yang yang mengo mengontr ntrol ol sendi sendi tersebu tersebutt kurang kurang kuat. kuat. Penyebab terjadinya dislokasi temporomandibular joint adalah karena: 1.
Trauma
Jika disertai fraktur, keadaan ini disebut fraktur dislokasi. 2.
Kongenital
Sebagian anak dilahirkan dengan dislokasi, misalnya dislokasi pangkal paha. Pada keadaan ini anak dilahirkan dengan dislokasi sendi pangkal paha secara klinik tungkai yang satu lebih pendek dibanding tungkai yang lainnya dan pantat bagian kiri serta kanan tidak simetris. Dislokasi congenital congenital ini dapat bilateral (dua sisi). Adanya Adanya kecurigaan kecurigaan yang paling paling kecil pun terhadap kelainan congenital ini mengeluarkan pemeriksaan klinik yang cermat dan sianak diperiksa dengan sinar X, karena tindakan dini memberikan memberikan hasil yang sangat baik. Tindakan Tindakan dengan dengan reposisi reposisi dan
55
pemasangan bidai selama beberapa bulan, jika kelainan ini tidak ditemu ditemukan kan secara secara dini, dini, tindak tindakann annya ya akan akan jauh jauh sulit sulit dan diperlu diperlukan kan pembedahan. 3.
Patologis Patologis >> Akibatny Akibatnyaa destruksi destruksi tulang, tulang, misalnya misalnya tuberkolo tuberkolosis sis
tulang belakang.
Gambar 3.24 Dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ)
56
BAB IV KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat kami tarik kesimpulan bahwa sistem mastikasi (sistem pengunyahan) makanan sangat berperan penting dalam sistem tubuh tubuh manusia. manusia. Sistem mastikasi mastikasi ini dilengkapi dilengkapi dengan tulang, sendi, otot, saraf, dan pembul pembuluh uh darah darah baik baik pada pada sistem sistem pengun pengunya yahan hanny nyaa maupun maupun pada pada wajah. wajah. Adapun dari proses ini adalah proses mengunyah dan proses menelan. Salah satu tulang dan sendi pada sistem mastikasi adalah TMJ ( Temporo Mandibula Joint ). ). Jika TMJ ini bekerja tidak normal saat proses mastikasi, maka dapat menimbulkan berbagai macam gangguan (patologi).
57
DAFTAR PUSTAKA
Dixon, Andrew D. 1993. Anatomi 1993. Anatomi untuk Kedokteran Gigi Edisi Edisi 5. 5 . Jakarta : Hipokrates
Faiz, Omar & David Moffat. 2004. At 2004. At a Glance Anatomi. Anatomi. Jakarta : Erlangga.
Guyton & Hall. 2012. Buku 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. 11. Jakarta: EGC
Pedersen, Gordon W. 1996. Buku 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut . Alih bahasa : Purwanto, Boesoeseno. Jakarta : EGC
Prof. Dr. drg. HaryoMustiko Dipoyono, Ms., Sp.Pros (K). 2008. Pidato 2008. Pidato Pengukuhan Jabatan Jabatan Guru Besar FKG UGM “Gangguan “Gangguan Nyeri Bunyi Clicking Pada Sendi Temporomandibula”. Temporomandibula”. Yogyakarta
Reksoprojo, S.1995. Kumpulan S.1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Bedah.. Binarupa Aksara : Jakarta
Spalteholz-Spanner. 1994. Atlas 1994. Atlas Anatomi Manusia Bagian Bagian I . Jakarta : Hipokrates
Spalteholz-Spanner. 1994. Atlas 1994. Atlas Anatomi Manusia Bagian Bagian II . Jakarta : Hipokrates
Wim de Jong, Syamsuhidajat, R. 2003. Buku 2003. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi dua. dua. EGC : Jakarta
58