SISTEM DISPERSI
1. Tujuan Mahasiswa mampu membuat sediaan suspense dan emulsi yang baik serta
mengetahui parameter evaluasi.
2. Prinsip Berdasarkan hokum stokes: sedimentasi yang terjadi berkaitan erat dengan
ukuran ukuran partik partikel el dan zat terdisp terdispersi ersi dan bergan bergantug tug pada pada viskos viskosita itass fase redispersi.
3. Teori
Sistem dispersi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang salah satu satu zatnya zatnya adalah adalah fase terdisp terdispersi ersi kedalam kedalam zat atau fase pendisper pendispersi. si. Klasifikasi Klasifikasi sistem dispersi dalam farmasi dilakukan dilakukan berdasarkan keadaan fisik fisik medi medium um disp dispers ersi, i, fasa fasa terdi terdisp sper ersi, si, serta serta ukur ukuran an parti partike kell fasa fasa terdispersi. Klasifikasi ketiga sistem dispersi dibatasi pada medium air berdasarkan interaksi antara fasa terdispersi dan medium dispersi. !ada sistem iyofilik terdapat afinitas antara fasa terdispersi dan medium air. "alam sistem iyofobik terdapat hanya sedikit tarik#menarik antara kedua fasa, seperti belerang belerang dan magnesium magnesium stearat dalam air. $ika airan adalah air, maka di pakai terminologi hidrofobik. Kelompok ketiga dari klasifikasi ini adalah molekul, yang mempunyai baik gugus hidrofolik maupun maupun hidrofobik hidrofobik,, yang dinamakan ampifil. Molekul ini membentuk membentuk agregat dimensi koloidal yang dalam medium despersi dinamakan misel, seperti surfaktan dalam air. "ari bermaam bentuk sediaan farmasi , sistem dispersi airan merupa merupakan kan sistem sistem yang yang paling paling komple kompleks. ks. %aktor %aktor metode metode manufa manufaktu ktur, r, pendekatan formulasi, pemilihan bahan formulasi, dan efek faktor ling lingku kung ngan an,,
sepe sepert rtii
terp terper erat atur ur
dan dan
wakt waktu, u,
sang sangat at
memp mempen enga garu ruhi hi
variabilitas variabilitas ketersediaan hayati produk, produk, karakteristik karakteristik,, dan variabel lain. &ontoh &ontoh dari bentuk bentuk sediaan air adalah suspensi suspensi yang dapat didefinisikan didefinisikan sebagai preparat yang mengandung pertikel obat yang terbagi seara halus
1
disebarkan seara merata dalam pembawa dimana obat menunjukkan kelarutan yang sangat minimum. 'lasan penggunaaan suspensi farmasetik a.
"iperlukan dosis obat yang sesuai
b. . d. e.
Mudah untuk mengatur dosis dengan pengeneran Mudah ditelan (idak menimbulkan rasa yang tidak diinginkan Karena ukuran partikel halus, akan meningkatkan luas permukaan
spesifik dan memperepat disolusi yang penting sekali untuk obat dengan kelarutan rendah. )al ini juga dapat mempengaruhi absorpsi obat dan ketersediaan hayati obat. f. "apat mengembangkan bentuk sediaan alternatif, seperti topikal, parenteral, dan oral selain bentuk tablet, pelepasan terkendali berbentuk matrik atau seara penyalutan. g. !enerimaan pasien lebih mudah. "alam pembuatan suspensi diperlukan partikel dengan ukuran yang sesuai, distribusi ukuran partikel, dan stabilisasi fasa dispersi. 'ntaraksi antara partikel yang sama, partikel tidak sama, dan medium fasa kontinyu merupakan hal kompleks dan merupakan bagian esensial dari teknologi dispersi. *nteraksi antar partikel disusun oleh molekul, atom, dan ion atau agregat dari kelompok ini melibatkan forsa tarik#menarik dan tolak# menolak. %orsa ini bergantung pada sifat, ukuran, dan orientasi spesien dan jarak pisah diantara partikel fasa terdispersi dan medium dispersi. Sifat#sifat yang diinginkan dalam suatu Suspensi %armasi : +.
Suatu suspensi farmasi yang dibuat dengan tepat mengendap seara
lambat dan harus rata lagi bila dikook. . Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan -. Suspensi harus bisa dituang dari wadah dengan epat dan homogen. Sebagai hasil adsorpsi lapisan udara atau sejumlah keil kontaminan
pada
permukaan
padat,
kadang#kadang
sukar
sekali
mendispersikan bahan bahkan memungkinkan terjaddinya pembasahan solid oleh airan, sebagai ontoh pembuatan suspensi. !artikel dengan berbagai ara dapat dihaluskan sampai menapai ukuran tertentu. Sesudah itu kalau dihaluskan terus, pertikel tersebut akan membesar ukurannya.
2
Selain itu, jarang sekali partikel halus berbentuk individual, lebih sering berbentuk agregat kelompok/ partikel yang menyatu. !enambahan surfaktan dalam jumlah ukup akan menurunkan sudut kontak mendekati nol. 'dapun beberapa perilaku partikel terdispersi : +. Koagulasi 0a Mer: koagulasi berasal dari bahasa latin 1coagulare2 yang berarti berkumpul bersama. (erminologi ini berlaku untuk kerja garam netral terhadap dispersi koloidal, dengan penurunan potensial tolak# menolak dari lapisan rangkap elektrik disekitar partikel dari kesatuan berbentuk kompak. . %lokulasi %lokulasi berasal dari kata latin %loulare yang signifikan dengan bentuk floon sarang tawon/ yaitu struktur longgar dan poros. %lokulasi dapat dilakukan dengan ara: a. Modifikasi muatan elektrik dengan elektrolit b. *nteraksi kimia . !embuatan jembatan antara polimer d. !enggunaan airan -. &aking Bersatunya partikel padat membentuk massa, seperti massa kue yang sukar dipisahkan dengan ara pengookan. )al ini menimbulkan resiko
ketidak
homogenan
suspensi
walaupun
sudah
mengalami
pengookan. Salah satu aspek dari kestabilan fisika dalam suspensi di bidang farmasi adalah menjaga partikel supaya tetap terdistribusi seara merata keseluruh dispersi. 3alaupun merupakan suatu kemungkinan yang keil untuk benar#benar menegah pengendapan dalam suatu periode waktu yang lama, perlu juga dipertimbangkan faktor#faktor yang mempengaruhi keepatan pengendapan. Berbagai faktor yang terlibat dalam laju dari keepatan
mengendap
partikel#partikel
suspensi
terakup
dalam
persamaan )ukum Stokes : !ersamaan Stokes diturunkan untuk suatu keadaan ideal dimana partikel#partikel yang benar#benar bulat dan seragam dalm suspensi yang ener mengendap tanpa mengakibatkan turbulensi pada waktu turun kebawah, tanpa tumbukan antara partikel#partikel suspensoid dan tanpa gaya tarik#menarik kimia atau fisika atau afinitas untuk medium dispersi.
3
$elas persamaan Stokes tidak bisa dipakai seara tepat untuk suspensi farmasi biasa dimana bentuk suspensoid tidak teratur, dengan berbagai diameter partikel dan bukan bulat, dimana jatuhnya partikel tersebut mengakibatkan turbulensi dan tumbukan serta juga adanya afinitas yang ukup besar antara partikel terhadap medium suspensi. (etapi konsep dasar dari persamaan tersebut memberikan suatu pertanda yang tepat tentang faktor#faktor yang penting untuk partikel suspensi dan memberikan isyarat penyesuaian yang mungkin dapat dibuat pada suatu formulasi untuk mengurangi laju endap partikel. "ari persamaan tersebut jelas bahwa keepatan jatuhnya suatu partikel yang tersusupensi lebih besar bila ukuran partikel lebih besar, jika semua faktor lain dibuat konstan. "engan mengurangi ukuran partikel dari fase terdispersi, seseorang dapat mengharapkan laju turun lebih lambat dari partikel tersebut. $uga makin besar kerapatan partikel makin besar laju turunnya, asalkan kerapatan pembawa tidak diubah. Karena umumnya digunakan pembawa air dalam suspensi farmasi untuk pemberian oral, kerapatan partikel
umumnya lebih besar daripada
kerapatan pembawa, suatu sifat yang diinginkan, karena bila partikel# partikel lebih ringan dari pembawa, partikel#partikel enderung untuk mengambang dan partikel#partikel ini sangat sukar didistribusikan seara seragam dalam pembawa. 0aju endap dapat berkurang ukup besar dengan menaikkan viskositas medium dispersi dan dalam batas#batas tertentu seara praktis ini bisa dilakukan. (etapi suatu produk yang mempunyai viskositas tinggi umumnya tidak diinginkan karena sukar dituang dan juga sukar untuk diratakan kembali. Karena itu bila viskositas suspensi dinaikkan biasanya dilakukan sedemikian rupa sampai viskositas sedang saja untuk menghindari kesulitan#kesulitan seperti disebutkan tadi. Sifat khas viskositas dari suspensi dapat diubah tidak hanya dengan penggunaan pembawa, tetapi juga dengan kandungan padatnya. Sebagai proporsi dari partikel padat dinaikkan dalam suspensi, maka begitu pule viskositasnya. Kebanyakan
stabilitas
fisik
dari
suati
suspensi
sediaan
farmasi
4
kelihatannya paling ook untuk disesuaikan dengan mengadakan perubahan pada fase terdispersi dan bukan pada medium dispersi. "alam banyak hal medium dispersi menyokong fase terdispersi yang disesuaikan tersebut. !enyesuaian ini terutama mengenai ukuran partikel, keseragaman ukuran partikel dan pemisahan partikel#partikel tersebut sehingga tidak mungkin untuk menjadi lebih besar atau membentuk padatan pada pendiaman. Seperti ditunjukkan dalam rumus Stokes, pengeualian ukuran partikel dari suatu suspensoid berguna untuk kestabilan suspensi karena laju endap dari partikel padat berkurang kalau ukuran partikel dikurangi. !engurangan ukuran partikel menghasilkan laju pengendapan yang lambat dan lebig seragam. (etapi seseorang harus menghindari pengurangan ukuran partikel yang terlalu besar karena partikel#partikel yang halus mempunyai keenderungan membentuk suatu padatan ake/ yang kompak pada waktu mengendap kedasar wadah. 'kibatnya mungkin ake tersebut bertahan pada waktu di kook dan membentuk gumpalan partikel yang lebih besar ukurannya dan kurang dapat disuspensi daripada suspensoid aslinya. Bentuk partikel dari suspensoid dapat juga mempengaruhi pembentukan ake dan stabilitas dari produk. 4ntuk menghindari pembentukan suatu ake, harus diambil ara#ara tertentu untuk menegah penggumpalan partikel menjadi kristal atau masa yang lebih besar. Satu ara umum untuk menegah kohesi yang kuat dari partikel#partikel tersebut dengan menggunakan daya ikat antar partikel yang lemah. !enggumpalan partikel ini disebut flok atau flokula, diman partikel# partikel yang terflokulasi itu membentuk sejenis struktur kisi yang dapat menghalangi pengendapan sempurna walaupun flok mengendap lebih epat daripada masing#masing partikel yang halus/ sehingga tidak mudah menjadi kompak dibandingkan dengan partikel#partikel
yang tidak
terflokulasi. %lok tersebut mengendap membentuk sedimen dengan volume yang lebih besar, struktur yang lebih lemah memungkinkan gumpalan tersebut peah lagi dengan mudah dan tersebar lagi bila dikook sedikit saja. Suatu sediaan suspensi yang sudah mengendap harus
5
mempunyai kemempuan untuk terdispersi kembali menjadi sediaan yang homogen redispersibilitas/. 5valuasi 3aktu 6edispersi, waktu redispersi dapat diketahui dengan
ara
mengook
sediaan
dalam
wadahnya
atau
dengan
menggunakan pengook mekanik atau tangan. Suspensi didiamkan hingga mengendap kemudian masing#masing suspensi dikook homogen dan diatat waktunya. Kemampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi sempurna dengan pengookan dalam waktu maksimal -7 detik. 4ntuk mengevaluasi sediaan suspensi adalah dengan mengamati volume sedimentasi %/ dan derajat flokulasi
/. 8olume sedimentasi
%/ adalah rasio volume akhir sedimen sediaan suspensi flokulasi dengan volume awal suspensi sebelum terjadi pengendapan,
sedangkan derajat flokulasi
% 9
/ adalah rasio akhir sediaan suspensi
flokulasi dengan volume akhir sediaan deflokulasi. Bila % 9 + dinyatakan sebagai 1 floculation equilibrium2, merupakan sediaan yang baik karena tidak adanya supernatan jernih pada pendiaman, demikian bila % mendekati +. Bila % + terjadi 1 floc2 sangat longgar dan halus sehingga volume akhir lebih besar dari volume awal, maka perlu ditambahkan zat tambahan. "alam formulasi suspensi lebih baik jika dihasilkan kurva garis yang horizontal atau sedikit uram Martin, +;;-/.
4. Alat dan bahan +. 'lat yang digunakan a. Botol b. Mortar dan stemper . Kompor atau Bunsen d. 7
6
. (ween >7 d. '?uadest ad +77 ml 5. Prosedur "alam pembuatan emulsi, semua bahan ditimbang sesuai dengan
yang dibutuhkan, kemudian mortir dan stamper dipanaskan terlebih dahulu. "isiapkan @ botol yang masing#masing berisi kontrol negatif, emulsi )0B A, , dan ;. Setelah itu untuk masing#masing emulsi dengan )0B berbeda#beda dimasukkan minyak jarak kedalam mortir yang sudah dipanaskan lalu digerus, kemudian ditambahkan span >7 gerus homogen, setelah itu ditambahkan tween >7 gerus homogen dan ditambahkan air panas sedikit demi sedikit digerus kuat sampai terbentuk orpus emulsi. &uran dimasukkan ke dalam botol lalu ditambahkan a?uadest ad +77ml dikook kuat. 4ntuk botol berisi kontrol negatif diisi minyak jarak yang sebelumnya digerus di mortir panas lalu ditambahkan a?uadest ad +77ml. 4ntuk pengamatan pengendapan semua emulsi dan kontrol negatif diamati sedimentasinya pada interfal waktu 7, +A, -7, C7 menit dan @, @>, dan jam. 4ntuk pengamatan redispersibilitas semua emulsi dan kontrol negatif dikookDdi dispersikan setelah @ jam. . Data Pen!a"atan Minyak jarak 9 Agram (ween >7 9 Agram Span >7 9 Agram '?uadest 9 +77ml )0B 9 A, , ;
C.+ !erhitungan )0B a. )0B A (ween >7 +A
7, A
Span >7
@,-
+7 E +7,
0,7
(ween >7 9
10,7
F A 9 7,- g
7
10
Span >7 9
10,7
b. )0B (ween >7
+A
F A 9 @,C g
,
Span >7
@,-
> E +7,
2,7
(ween >7 9
F A 9 +,C g
10,7
8
Span >7 9
10,7
. )0B ; (ween >7
+A
F A 9 -,- g
@, ;
Span >7
@,-
C E +7,
4,7
(ween >7 9
F A 9 ,+; g
10,7
6
Span >7 9
10,7
F A 9 ,>7 g
C. !erhitungan Sedimentasi a. !ada waktu 7 menit 68
Vα
#/
:%9
Vo
9
69 9 7,;> mm
8
69
Vα
)0B A : % 9
Vo
9
Vo
9
Vo
69
9 + mm
69
Vα
)0B ; : % 9
9 + mm
69
Vα
)0B : % 9
69
9
69
9 +mm
b. !ada waktu +A menit 63
Vα
#/
:%9
Vo
9
69
Vα
)0B A : % 9
Vo
9
Vo
9
Vo
9 + mm
69 9 7,; mm
68
Vα
)0B ; : % 9
69
67
Vα
)0B : % 9
69 9 7,;+ mm
9
69 9 7,;> mm
!ada waktu -7 menit 63
Vα
#/
:%9
Vo
9
69
Vα
)0B A : % 9
Vo
9
Vo
69
9 + mm
66
Vα
)0B : % 9
69 9 7,;+ mm
9
69 9 7,;A mm
9
67
Vα
)0B ; : % 9
Vo
9
69 9 7,; mm
d. !ada waktu C7 menit 63
Vα
#/
:%9
Vo
9
69
Vα
)0B A : % 9
Vo
9
Vα
)0B : % 9
Vo
Vo
69
9 + mm
62
9
69
9 7,; mm
66
Vα
)0B ; : % 9
69 9 7,;+ mm
9
69 9 7,;A mm
e. !ada waktu @ jam Vα
#/
:%9
Vo
62
9
Vo
9
Vo
9
Vo
69 9 7,; mm
66
Vα
)0B ; : % 9
69 9 7.; mm
64
Vα
)0B : % 9
9 7,>; mm
67
Vα
)0B A : % 9
69
9
69 9 7,;A mm
f !ada waktu @> jam
10
62
Vα
#/
:%9
Vo
9
Vo
9
Vo
9
Vo
69 9 7,; mm
65
Vα
)0B ; : % 9
69 9 7,; mm
64
Vα
)0B : % 9
9 7,>; mm
67
Vα
)0B A : % 9
69
9
69 9 7,;@ mm
g. !ada waktu jam 62
Vα
#/
:%9
Vo
9
Vo
9
Vo
9
Vo
69 9 7,;+ mm
65
Vα
)0B ; : % 9
69 9 7,;A mm
63
Vα
)0B : % 9
9 7,>; mm
66
Vα
)0B A : % 9
69
9
69 9 7,;@ mm
(abel C.+ Sediaan 5mulsi =o + @
Botol #/ )0B A )0B )0B ;
7 menit 7,;> mm + mm + mm + mm
+A menit 7,;+ mm + mm 7,;A mm 7,; mm
-7 menit 7,;+ mm + mm 7,;A mm 7,; mm
C7 menit 7,;+ mm + mm 7,; mm 7,;A mm
@ jam 7,>; mm 7,; mm 7,; mm 7,;A mm
@> jam 7,>; mm 7,; mm 7,; mm 7,;@ mm
jam 7,>; mm 7,;A mm 7,;+ mm 7,;@ mm
11
Kurva Volume Sedimentasi 1.2 1 0.8 (-) 0.6 F
HLB 5
0.4
HLB 7 HLB 9
0.2 0
Waktu
#. Pe"bahasan !ada praktikum kali ini tentang sistem dispersi yang bertujuan
untuk membuat sediaan suspensi yang baik serta mengetahui parameter evaluasi, dan prinsip yang mendasari praktikum kali ini yaitu berdasarkan hukum stokes sedimentasi yang terjadi berkaitan erat dengan ukuran partikel dan zat terdispersi dan bergantung pada viskositas fase terdispersi, dilakukan pengujian volume sedimentasi pada sediaan emulsi yang menggunakan zat aktif minyak karena minyak menurut litelarur memiliki kelarutan yaitu praktis tidak larut air, laru dalam A7 bagian etanol ;AG/ !,dalam - bagian aseton !, dan mudah larut dalam larutan natrium hidroksida dan zat pensuspensi =a&M& dengan berbagai variasi konsentrasi )0B yang berbeda beda yaitu )0B A, )0B , dan )0B ;. Hat pengelmusi ditambahkan untuk menghasilkan struktur yang membantu terdispersinya dua fase dalam elmusi. !engujian pertama di buat terlebih dahulu kontrol negatif. Kontrol negatif ini terdiri dari minyak dan di ad dengan +77ml a?uadest panas, kontrol negatif disini bertindak sebagai pembanding. !ada pembuatan elmulsi pada masing#masing )0B dengan konsentrasi yang berbeda dengan ara diasukan minyak jarak kedalam mortir yang sudah dipanaskan
12
lalu digerus, kemudian ditambahkan span >7 gerus homogen, setelah itu ditambahkan tween >7 gerus homogen dan ditambahkan air panas sedikit demi sedikit digerus kuat sampai terbentuk orpus emulsi, dibuat dalam keadaan panas agar elmusi dapat dengan mudah terbentuk, di gerus dengan kuat dan konstan agar tween dan span dapat homgen. (ween dan span disini bertindak sebagai elugator yang akan bertindak melarutkan zat yang tidak terlarut yaitu minyak jarak. "itambahkan air panas sedikit demi sedikit digerus kuat yang bertujuan untuk membentuk orpus dan membantu zat aktif yaitu minyak jarak agar terampur rata. Selanjutnya masing#masing ampuran dengan )0B dengan konsentrasi yang berbeda dimasukkan ke dalam botol lalu ditambahkan a?uadest ad +77ml dikook kuat. 4ntuk botol berisi kontrol negatif diisi minyak jarak yang sebelumnya digerus di mortir panas lalu ditambahkan a?uadest ad +77ml. "alam hal ini minyak jarak dan air tidak terampur, hal ini menandakan syarat terjadinya emulsi bahwa kedua jenis zat air tidak saling melarutkan. 5mulsi terbentuk karena pengaruh pengemulsi emulgator /. $ika ampuran minyak dengan air dikook, maka akan diperoleh suatu ampuran yang akan segera memisah jika didiamkan. 'ir bersifat polar tidak dapat berampur minyak yang bersifat non polar, untuk dapat mengemulsikan air dan minyak jarak, harus ada zat penghubung antara keduanya. Hat penghubung ini harus memiliki gugus polar gugus yang dapat larut dalam air/ juga harus memiliki gugus non polar gugus yang dapat larut dalam minyak/ atau bias pula disebut dengan senyawa bersifat amphifil. Senyawa amphifil adalah senyawa yang mempunyai gugus polar dan gugus non polar sehingga zat penghubung tersebut dapat berampur dengan air dan dapat pula berampur dengan minyak jarak. !ada waktu 7, +A, -7, C7 menit dan @, @>, dan jam. 4ntuk pengamatan
redispersibilitas
semua
emulsi
dan
kontrol
negatif
menghasilkan dua fase pada bagian atas dengan tinggi yang berfariasi. Sedimentasi pada kontrol negatif terjadi sangat epat tetapi pada )0B )ydrophyli I 0ypopili Balane/ pada konsetrasi A, , dan ; tidak terbentuk sedimentasi tidak begitu epat. !ada saat menit ke#7 pada kontrol negatif, )0B A, )0B , dan )0B ; didapatkan tinggi antara dua
13
fase yang terpisah yaitu 7,>;mm, +mm, +mm, dan +mm, lalu pada menit ke#+A pada kontrol negatif, )0B A, )0B , dan )0B ; didapatkan tinggi antara dua fase yang terpisah yaitu 7,;+mm, +mm, 7,;mm dan 7,;>mm, lalu pada menit ke#-7 pada kontrol negatif, )0B A, )0B , dan )0B ; didapatkan tinggi antara dua fase yang terpisah yaitu 7,;+mm, +mm, 7,;Amm, dan 7,;mm, lalu pada menit ke#C7 pada kontrol negatif, )0B A, )0B , dan )0B ; didapatkan tinggi antara dua fase yang terpisah yaitu 7,;+mm, +mm, 7,;mm, dan 7,;Amm, selanjutnya pada jam ke#@ pada kontrol negatif, )0B A, )0B , dan )0B ; didapatkan tinggi antara dua fase yang terpisah yaitu 7,>;mm, 7,;>mm, 7,;mm, 7,;Amm, selanjutnya pada jam ke#@> pada kontrol negatif, )0B A, )0B , dan )0B ; didapatkan tinggi antara dua fase yang terpisah yaitu 7,>;mm, 7,;mm, 7,;mm, 7,;@mm, dan pada jam ke# pada kontrol negatif, )0B A, )0B , dan )0B ; didapatkan tinggi antara dua fase yang terpisah yaitu 7,>;mm, 7,;Amm, 7,;+mm, 7,;@mm. (erbentuknya dua fase menandakan emulsi yang terbentuk tidak stabil dari data yang didapat pada pengamatan rata#rata pada )0B ; lebih tinggi terpisah nya dua fase nya dibandingkan pada )0B A dan )0B hal ini dikarenakan tinggi terpisahnya dua fase
tersebut menunjukan
kestabilan dari suatu emulsi, dimana apabila dua fase yang terbentuk lebih tinggi maka emulsi lebih tidak stabil, dan apabila tinggi dua fase yang terbentuk lebih rendah maka seri emulsi tersebut lebih stabil. !ada pengamatan kali ini elmusi yang stabil berada pada )0B A. !ada literatur tertulis bahwa literatur suspensi atau elmusi yang baik yaitu +. =amun, dari hasil yang didapat diperoleh nilai sedimentasi %/ rata#rata pada kontrol negatif adalah 7,;+ mm, pada )0B A rata# ratanya yaitu 7,;>mm hampir mendekati +mm/, pada )0B rata#ratanya yaitu 7,;mm, sedangkan pada )0B ; rata#ratanya adalah 7.;Cmm. !ada )0B dengan konsentrasi A sesuai dengan literatur yaitu mendekati +mm, berarti elmusi yang dibuat termasuk stabil. $ika nilai % kurang dari atau melebihi literatur, dapat dikatakan kurang stabil, hal ini disebabkan mungkin pada penampuran elmugator pada minyak jaraknya dengan mortir kurang panas dan pada saat
14
penggerusan tidak terlalu epat sehingga elmugator kurang homogen dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti ukuran partikel dan jenis atau jumlah zat pengelmusi. $. %esi"pulan !ada praktikum kali ini tentang sistem dispersi dapat disimpulkan
bahwa elmusi minyak jarak dengan elmugator tween >7 dan span >7 dengan konsentrasi )0B A memiliki nilai rata#rata sedimentasi yang hampir stabil yaitu 7,;>mm mendekati +mm, berarti elmusi yang dibuat termasuk stabil. Sedangkan dapat dilihat dari grafik, bahwa )0B ; menunjukkan hasil yang stabil.
DA&TAR P'STA%A
'goes, . Pengembangan Sediaan Farmasi Edisi revisi dan perluasan. *(B : Bandung. Joshita penerjemah/.
+;;-. Dasar Dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu
Farmasetika 5disi (iga. 4*#press: $akarta. 'nsel & !h." )oward. +;>;. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi 5disi ke empat. 4*#press : $akarta.
15
(e"bar %ontribusi
5ka =uriz 'zizah %ifi =urafiyah S Mita %ajriaturrahmah 6osita 'nggraeni
: !embahasan dan Kesimpulan : (eori dan "aftar !ustaka : !rosedur dan "ata !engamatan : (ujuan, !rinsip, 'lat dan bahan
16