DOSEN MATA KULIAH
: Haderiah, SKM.,M.Kes Ir.Abdur Rivai.MT : Sanitasi Permukiman
“LAPORAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN”
Oleh KELOMPOK I
HALAMAN PENGESAHAN Laporan Survei dan Observasi Penilaian Rumah Sehat Di Kelurahan Gususng, Kecamatan Ujung Tanah, Poetere, Poetere, Kota Makassar Disusun dan Diajukan Oleh: KELOMPOK 1
Menyetujui, Tim Dosen Ketua
Ir.Abdur Rivai.MT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas anugrah-NYA kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “LAPORAN
SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN”dengan tepat waktu dan penuh rasa tanggung jawab, mengingat ini merupakan sal ah satu kriteria penilaian Dosen terhadap mahasiswa khususnya dalam mata pelajaran Sanitasi Permukiman. Adapun dalam penulisan laporan ini kami dihadapkan dengan berbagai kesulitan dan hambatan-hambatan, namun semua itu dapat teratasi berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan bantuan moral, maupun materil. Oleh karena itu, ijinkan kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu, akhirnya kami menyadari bahwa “tiada gading yang tak retak” r etak” begitu pula kami selaku insan manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Olehnya saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat diharapkan.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG BELAKAN G .............................. ..................................................... .............................................. ......................... .. 1
B.
IDENTIFIKAS IDENT IFIKAS I MASALAH M ASALAH .............................. ..................................................... ..................................... .............. 2
C.
TUJUAN TUJU AN ............................................ .................................................................. ............................................ ................................. ........... 2
D.
MANFAAT MANFA AT .............................................................. .................................................................................... ................................. ........... 2
BAB II PEMBAHASAN
3. Sarana Pembuangan Sampah .............................................................. 11 4. Pembuangan Air Limbah .................................................................... 12 E.
STANDAR RUMAH SEHAT................................................................. 13
F.
PERSYARATAN RUMAH SEHAT ...................................................... 14
BAB II TARGET DAN LUARAN
A.
TARGET ................................................................................................. 18
B.
LUARAN................................................................................................. 18
BAB III METODE PELAKSANAAN
A.
GAMBARAN UMUM ............................................................................ 19
B.
JENIS KEGIATAN ................................................................................. 19
C.
WAKTU DAN LOKASI ......................................................................... 19
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman
purba
manusia
bertempat
tinggal
di
gua-gua,
kemudian
berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon.
Sampai
pada
abad
modern
ini
manusia
sudah
membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum.
Oleh karena itu kelompok tertarik untuk membahas makalah ini dengan judul “Sanitasi Permukiman Perkotaan”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Definisi perumahan 2. Fungsi dan komponen rumah sehat 3. Saranan sanitasi rumah 4. Standar rumah dan persyaratan rumah sehat 5. Penilaian rumah sehat Kelurahan Gusung
C. TUJUAN
Tujuan dari laporan ini untuk mengetahui gambaran tentang sanitasi Rumah Sehat.
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Rumah adalah tempat tujuan akhir dari manusia. Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempa t tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992). Menurut WHO, rumah adalah struktur
Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna fisik, rohani maupun social.
B.
FUNGSI RUMAH
Fungsi rumah bagi manusia adalah
:
1. Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat melasanakan kewajiban sehari-hari. 2. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa kekeluargaan bagi segenap anggota keluarga yang ada. 3. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang mengancam. 4. Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat ini.
b. Lantai papan Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemasanan lantai adalah : 1) Sekurang-kurangnya 60 cm diatas tanah dan ruang bawah tanah harus ada aliran air yang baik. 2) Lantai harus disusun dengan rapi dan rapat satu sama lain,sehingga tidak ada lubang-lubang ataupun lekukan dimana debu bisa bertepuk. Lebih baik jika lantai seperti ini dilapisi dengan perlak atau kampal plastik ini juga berfungsi sebagai penahan kelembaban yang naik dari dikolong rumah. 3) Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan rayap serta untuk konstruksi diatasnya agar digunakan lantai kayu yang telah dikeringkan dan diawetkan.
c. Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m dapat diberi susunan batu tersusun tegak diatas batu,batu tersusun tegak diatas lubang harus dipasang balok lantai dari beton bertulang atau kayu awet. d. Untuk memperkuat berdirinya tembok ½ bata digunakan rangka pengkaku yang terdiri dari plester-plester atau balok beton bertulang setiap luas 12 meter.
3. Langit – langit Dibawah kerangka atap/ kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang disebut langit-langit yang tujuannya antara lain: a. Untuk menutup seluruh konstruksi atap dan kuda-kuda penyangga agar tidak terlihat dari bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan bersih.
4. Atap Secara umum konstruksi atap harus didasarkan kepada perhitungan yang teliti dan dapat dipertanggung jawabkan kecuali untuk atap yang sederhana tidak disyaratkan adanya perhitungan-perhitungan. Maksud utama dari pemasangan atap adalah untuk melindungi bagian-bagian dalam bangunan serta penghuninya terhadap panas dan hujan, oleh karena itu harus dipilih penutup atap yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Rapat air serta padat dan Letaknya tidak mudah bergeser b. Tidak mudah terbakar dan bobotnya ringan dan tahan lama Bentuk atap yang biasa digunakan ialah bentuk atap datar dari konstruksi beton bertulang dan bidang atap miring dari genteng, sirap, seng gelombang atau asbes semen gelombang. Pada bidang atap miring
b. Memilih tata ruangan yang baik, agar memudahkan komunikasi dan perhubungan antara ruangan didalam rumah dan juga menjamin kebebasan dan kerahasiaan pribadi masing-masing terpenuhi c. Tersedianya jumlah kamar atau ruangan kediaman yang cukup dengan luas lantai sekurang-kurangnya 6 m2 agar dapat memenuhi kebutuhan penghuninya untuk melakukan kgiatan kehidupan. d. Bila ruang duduk digabung dengan ruang tidur, maka luas lantai tidak boleh kurang dari 11 m 2 untuk 1 orang, 14 m 2 bila digunakan 2 orang, dalam hal ini harus dipisah. e. Dapur 1) Luas dapur minimal 14 m 2 dan lebar minimal 1,5 m 2 2) Bila penghuni tersebut lebih dari 2 orang, luas dapur tidak boleh kurang dari 3 m 2 3) Di dapur harus tersedia alat-alat pengolahan makanan, alat-alat
6. Ventilasi Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam suatu ruangan dan pengeluaran udara kotoran suatu ruangan tertutup baik alamiah maupun secara buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan manusia pada suatu ruangan kediaman yang tertutup atau kurang ventilasi. Pengaruh-pengaruh buruk itu ialah (Sanropie, dKK, 1989) : a. Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman. b. Bertambahnya kadar asam karbon (CO2) dari pernafasan manusia. c. Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian dan mulut manusia. d. Suhu udara dalam ruangan naik karena panas yang dikeluarkan oleh badan manusia. e. Kelembaban udara dalam ruang kediaman bertambah karena penguapan air dan kulit pernafasan manusia.
menyenangkan. Lampu Flouresen (neon) sebagai sumber cahaya dapat memenuhi kebutuhan penerangan karena pada penerangan yang relatif
rendah
dibandingkan
mampu dengan
menghasilkan penggunaan
cahaya
lampu
yang
pijar.
baik Bila
bila ingin
menggunakan lampu pijar sebaiknya dipilih yang warna putih dengan dikombinasikan beberapa lampu neon.
D. SARANA SANITASI RUMAH
1. Penyediaan Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang syaratnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum yang berasal dari penyediaan air minum.
bagi lalat-lalat dari species tertentu untuk bertelur, bersarang, makan bahan tersebut, serta membawa infeksi, menarik hewan ternak, tikus serta serangga lain yang dapat menyebarkan tinja dan kadang-kadang menimbulkan bau yang tidak dapat ditolerir. Atas dasar hal tersebut, maka perlu dilakukan penanganan pembungan tinja yang memenuhi persyaratan sanitasi. Tujuan dilakukannya
pembuangan
tinja
secara
saniter
adalah
untuk
menampung serta mengisolir tinja sedemikian rupa sehingga dapat tercegah terjadinya hubungan langsung maupun tidak langsung antara tinja dengan manusia, dan dapat dicegah terjadinya penularan faecal borne diseases dari penderita kepada orang yang sehat, maupun pencemaran lingkungan pada umumnya. Adapun persyaratan sarana pembuangan tinja yang baik dan memenuhi syarat kesehatan adalah
:
solid
waste
(pembuangan
sampah
saja)
dan final
disposal
(pembuangan akhir). Pembuangan sampah yang berada di tingkat pemukiman yang perlu diperhatikan adalah
:
a. Penyimpanan setempat (onsite storage) Penyimpanan
sampah
setempat
harus
menjamin
tidak
bersarangnya tikus, lalat dan binatang pengganggu lainnya serta tidak menimbulkan bau. Oleh karena itu persyaratan kontainer sampah harus mendapatkan perhatian. b. Pengumpulan sampah Terjaminnya kebersihan lingkungan pemukiman dari sampah juga tergantung pada pengumpulan sampah yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah atau oleh pengurus kampung atau pihak pengelola apabila dikelola oleh suatu real estate misalnya.
c. Berasal dari industri seperti dari pabrik baja, pabrik tinta dan pabrik cat berasal dari sumber lainnya seperti air tinja yang tercampur air comberan, dan lain sebagainya.
E. STANDAR RUMAH SEHAT
Menurut Depkes RI (2002), ada beberapa prinsip standar rumah sehat. Prinsip ini dapat dibedakan atas dua bagian : 1. Yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan, terdiri atas : a. Perlindungan terhadap penyakit menular, melalui pengadaan air minum, sistem sanitasi, pembuangan sampah, saluran air, kebersihan personal dan domestik, penyiapan makanan yang aman dengan struktur rumah yang aman dengan memberi perlindungan. b. Perlindungan terhadap trauma/benturan, keracunan dan penyakit kronis dengan memberikan perhatian pada struktur rumah, polusi
kerjasama
intersektoral
dalam
manajemn
dan
perencanaan
pembangunan, perencanaan perkotaan dan penggunaan tanah, standar rumah, disain, dan konstruksi rumah, pengadaan pelayanan bagi masyarakat dan monitoring serta analisis situasi secara terus menerus. d. Pendidikan perencanaan
pada
masyarakat
dan
penentuan
profesional, kebijakan
petugas
akan
kesehatan,
pengadaan
dan
penggunaan rumah sebagai sarana peningkatan kesehatan. e. Keikutsertaan masyarakat dalam berbagai tingkat melalui kgiatan mandiri diantara keluarga dan perkampungan. Menurut Depkes RI (2002), indikator rumah yang dinilai adalah komponen
rumah yang terdiri dari : langit-langit, dinding,
lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, dapur dan pencahayaan dan aspek perilaku. Aspek perilaku penghuni adalah pembukaan jendela kamar tidur,
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan permukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/ 1999 meliputi dua aspek yaitu : 1. Lingkungan perumahan yang terdiri dari lokasi, kualitas udara, kebisingan dan getaran, kualitas tanah, kualitas air tanah, saranan dan prasarana lingkungan, binatang penular penyakit dan penghijauan 2. Rumah tinggal yang terdiri dari bahan bangunan, komponen dan penataan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular (vektor) penyakit, air, sarana penyimpanan makanan, limbah, dan kepadatan huniaan ruang tidur. Adapun persyaratan kesehatan lingkungan sehat menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/ 1999 sebagai berikut
:
1. Lokasi Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran
4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg d. Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg 5. Prasarana dan sarana lingkungan a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan mata
7. Penghijauan Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
BAB II TARGET DAN LUARAN
A. TARGET
Target akhir yang ingin di capai dari pelaksanaan penilaian Rumah Sehat ini adalah mendapatkan data dari penilaian Rumah Sehat yang dilakukan di Kelurahan Gusung Kecamatan Ujung Tanah sehingga dapat diketahui apakah rumah tersebut memenuhi kriteria Rumah Sehat atau tidak memenuhi. Target akhir tersebut dapat dicapai melalui beberapa target khusus, yaitu: 1. Survey Rumah Sehat untuk mengetahui apakah sesuai kriteria rumah yang sehat atau tidak. 2. Melakukan pengolahan data yang telah di dapat dari survey Rumah sehat dari data mentah menjadi data sesungguhnya sehingga sapat diketahui
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. GAMBARAN UMUM
Kelurahan Gusung merupakan kelurahan yang berada pada pesisir Pelabuhan Paotere. Pelabuhan ini terletak di bagian utara Kota Makassar dan memegang peranan penting sejarah bahari dari Kota Makassar pada abad ke14. Kelurahan Gusung terletak pada kecamatan Ujung Tanah berukuran 18 ha dan berbatasan langsung dengan: a) Sebelah Utara : Selat Makassar b) Sebelah Selatan : Kelurahan Pattingalong
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data ini merupakan data primer diperoleh berdasarkan hasil pengamatan langsung dan hasil wawancara di lokasi dengan menggunakan instrumen penilaian rumah sehat.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL 1. Komponen Rumah Tabel 4.1 Langit-Langit Rumah Responden
No
Langit-langit
Jumlah
%
1
Tidak ada
16
13
2
Ada,kotor sulit dibersihkan
51
40
63
49
dan rawan kecelakaan 3
Ada, bersih dan tidak rawan
Tabel 4.3 lantai Rumah Responden
No
Lantai
Jumlah
%
1
Tanah
35
27
2
Papan/anyaman bambu dekat
13
10
82
64
130
100
dengan tanah/plesteran yang retak dan berdebu 3
Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung) Total
Tabel 4.4 Jendela Kamar Tidur Rumah Responden
No
Jendela Kamar Tidur
Jumlah
%
Tabel 4.6 Ventilasi Rumah Responden
No
Ventilasi
Jumlah
%
1
Tidak ada
93
72
2
Ada, luas ventilasi permanen
24
24
13
10
130
100
< 10% dari luas lantai 3
Ada, luas ventilasi permanen > 10% dari luas lantai Total
Tabel 4.7 Lubang Asap Dapur Rumah Responden
No 1
Lubang Asap Dapur Tidak ada
Jumlah
%
106
82
Tabel 4.8 Pencahayaan Rumah Responden
No 1
Pencahayaan Tidak
terang,
tidak
dapat
Jumlah
%
14
10
62
48
54
42
116
100
digunakan untuk membaca 2
Kurang
terang,
sehingga
kurang jelas untuk membaca 3
Terang
dan
tidak
silau,
sehingga dapat dipergunakan untuk
membaca
dengan
normal Total
2. Sarana Sanitasi
Tabel 4.10 Sarana Air Bersih Rumah Responden
No
Sarana Air Bersih
Jumlah
%
1
Tidak ada
3
2
2
Ada, bukan leher angsa, tidak
57
43
28
22
7
5
35
26
ada
tutup,
disalurkan
ke
sungai/kolam 3
Ada, bukan leher angsa, dan ditutup (leher angsa), disalurkan ke sungai/kolam
4
Ada, bukan leher angsa ada tutup, septik tank
5
Ada, leher angsa, septik tank
tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih lanjut Total
130
100
Tabel 4.12 Sarana Pembuangan Sampah Rumah Responden
No
Sarana Pembuangan Sampah
Jumlah
%
1
Tidak ada
44
33
2
Ada, tetapi tidak kedap air
27
21
31
23
28
22
dan tidak tertutup 3
Ada,
kedap air
dan tidak
tertutup 4
Ada, kedap air dan tertutup
Tabel 4.14 Jendela Ruang Keluarga Rumah Responden
No
Membuka Jendela Ruang
Jumlah
%
Keluarga 1
Tidak pernah dibuka
36
27
2
Kadang-kadang
39
30
3
Setiap hari dibuka
55
42
130
100
Total
Tabel 4.15 Perilaku Membersihkan Rumah dan Halaman Responden
No
Membersihkan Rumah dan Halaman
Jumlah
%
Tabel 4.16 Perilaku
Membuang Tinja Bayi dan Balita Ke Jamban
Responden
No
Membuang Tinja Bayi dan
Jumlah
%
41
32
Balita Ke Jamban 1
Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan
2
Kadang-kadang ke jamban
20
15
3
Setiap hari dibuang ke jamban
21
16
130
100
Total
Tabel 4.17 Perilaku Responden
Membuang Sampah pada Tempat Sampah
standar rumah sehat dengan komponen rumah yang dinilai terdiri dari komponen
rumah,
sarana
sanitasi
dan
prilaku
penghuni.
Tidak
memenuhinya kriteria rumah sehat disebabkan karena secara umum masyarakat terkendala masalah faktor ekonomi selain itu kurangnya pemahaman tentang rumah sehat, sarana sanitasi juga dipengaruhi oleh faktor kebiasaan yang di anggap sepele utamanya dari segi sarana kepemilikan jamban dan sarana tempat sampah, dari hasil survey yang dilakukan sebagian besar warga menjadikan kanal sebagai tempat pembuangan, untuk sarana
air
bersih
masihbanyak
warga
yang
mempunya sumur bor atau PDAM sendiri, tetapi lebih sebagian besar ada tetapi bukan milik sendiri. Untuk prilaku penghuni dalam kriteria ini sebagian besar masih belum rutin tiap hari atau kadang-kadang misalnya membuka jendela kamar tidur, dari survei yang dilakukan ada mengatakan bahwa kebiasaan
kecelakaaan 63 KK dengan persentasi 49 % dari 130 KK yang telah di survei. Berdasarkan yang
tercantum
829/Menkes/SK/VII/1999
tentang
dalam
Kepmenkes
Persyaratan
Nomor
Kesehatan
Perumahan. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan. Langit-langit di Kelurahan Gususng, Kecamatan Ujung Tanah RT II,III,IV masih kebanyakan yang tidak memenuhi kriteria. Dari hasil survei bahwa kebanyakan di sebabkan karena faktor ekonomi kurang dan pengetahuan tentang bahaya akibat langit-langit rumah yang tidak memenuhi kriteria rumah sehat.
b. Dinding Rumah Berdasarkan
survei yang
dilakukan di Kelurahan
Gusung
Kecamatan ujung Tanah, Poetere yang disurvei dinding rumah
Berdasarkan
survei yang
dilakukan di Kelurahan
Gusung
Kecamatan ujung Tanah, Poetere disurvei lantai rumah masih ada yang beralaskan tanah 35 KK dengan persentasi 27 %, Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plasteran yang retrak dan berdebu 13 KK dengan persentasi 10 %, dan Diplaster/ubin/keramik/papan (rumah panggung) 82 KK dengan persentasi 64 % dari 130 KK yang telah di survei. Dilihat
dari
kondisi
kondisi
rumah
warga
tersebut
sebenarnya telah memenuhi syarat dari segi lantai namun masih ada beberapa rumah yang lantainya belum diplaster, sedang berdasarkan persyaratan rumah sehat yaitu memiliki lantai yang kedap air dan bersih sehingga tidak terjadi penularan penyakit dari lantai rumah. Apabila lantai rumah tidak kedap air dan tidak bersih sangat mudah terjadi penularan penyakit.
memiliki 73 KK dengan persentasi 56 % dari 130 KK yang telah di survei. Dari data tersebut sebagian besar warga telah memiliki jendela ruang
keluarga,
meskipun
sebagian
besar
perilaku
penghuni
masyarakat masih banyak yang jarang membuka jendela ruang keluarga.
Jendela
ruang
keluarga
juga
mempunyai
peranan
yang penting, di karenakan ruang keluarga merupakan ruang yang sering ditempati berkumpul bersama-sama dengan keluarga sehingga menuntut kondisi yang nyaman dan santai, jika jendela ruang kelurga tidak ada, maka akan tercipta kondisi pengap di dalam ruangan tersebut sehingga kenyamanan dapat terganggu.
f.
Ventilasi Berdasarkan
survei yang dilakukan
di Kelurahan
Gusung
memiliki lubang asap dapur 106 KK dengan persentasi 82 % , Ada, luas ventilasi permanen< 10% dari luas lantai dapur 17 KK dengan persentasi 14 % dan Ada, luas ventilasi permanen> 10% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhausifan ada peralatan lain yang sejenis 7 KK dengan persentasi 6 % dari 130 KK yang telah di survei. Rumah yang tidak memiliki lubang asap dapur dapat menimbulkan resiko kesehatan terutama pada saat memasak ketika berada di dapur (proses masak memasak terjadi) asap hasil pembakaran yang menggumpal di dalam ruangan akan menyebabkan sesak napas karena rumah tersebut tidak memilki lubang asap dapur. h. Pencahayaan Ruangan Rumah Berdasarkan
survei yang
dilakukan di Kelurahan
Gusung
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN
1. Kondisi langit- langit di Kelurahan Gusung Kecamatan ujung Tanah, Poetere disurvei lantai rumah masih ada yang beralaskan tanah 35 KK dengan
persentasi
27
%, Papan/anyaman
bambu
dekat
dengan
tanah/plasteran yang retrak dan berdebu 13 KK dengan persentasi 10 %, dan Diplaster/ubin/keramik/papan (rumah panggung) 82 KK dengan persentasi 64 % dari 130 KK yang telah di survei. 2. Kondisi dinding rumah di Kelurahan Gusung Kecamatan ujung Tanah, Poetere yang disurvei dinding rumah kebanyakan bukan tembok(terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 10 KK dengan persentasi 8 %, Semi permanen/setengah
tembok/pasangan
bata
batu
tidak
dengan persentasi 44 % dan yang memiliki 73 KK dengan persentasi 56 % dari 130 KK yang telah di survei. 6. Kondisi ventilasidi Kelurahan Gusung Kecamatan ujung Tanah, Poetere yang disurvei yang tidak memiliki ventilasi 93 KK dengan persentasi 72% ,Ada, luas ventilasi permanen< 10% dari luas lantai 24 KK dengan persentasi 19 % dan Ada, luas ventilasi permanen> 10% dari luas lantai 13 KK dengan persentasi 10 % dari 130 KK yang telah di survei. 7. Kondisi lubang asap dapur di Kelurahan Gusung Kecamatan ujung Tanah, Poetere yang disurvei yang tidak memiliki lubang asap dapur 106 KK dengan persentasi 82 % , Ada, luas ventilasi permanen< 10% dari luas lantai dapur 17 KK dengan persentasi 14 % dan Ada, luas ventilasi permanen> 10% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhausifan ada peralatan lain yang sejenis 7 KK dengan persentasi 6 % dari 130 KK yang telah di survei.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC Budiman Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC
Depkes RI – Ditjen PPM dan PL (2002) Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat.
Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung; PT. Citra Aditya Bakti.
Heru, Adi. 1995. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta; EGC
Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 ttg Persyaratan Kesehatan
LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN