LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
Disusun Oleh:
Nama : Muhammad Irfan Khodil
NIM : 15/17825/ THP
Kelas : STPK-A
Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian
Kelompok : II
Acara : Standarisasi Larutan 0,1 NnaOH dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka
Co.Ass : Iim Dewi Retnowati
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2015
Standarisasi Larutan 0,1 NnaOH dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam CukaStandarisasi Larutan 0,1 NnaOH dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam CukaACARA II :
Standarisasi Larutan 0,1 NnaOH dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka
Standarisasi Larutan 0,1 NnaOH dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka
TANGGAL : 16 Oktober 2015
Menentukan normalitas larutan NaOH dengan larutan standart asam oksalatMenetapkan kadar asam cukaMenentukan normalitas larutan NaOH dengan larutan standart asam oksalatMenetapkan kadar asam cukaTUJUAN :
Menentukan normalitas larutan NaOH dengan larutan standart asam oksalat
Menetapkan kadar asam cuka
Menentukan normalitas larutan NaOH dengan larutan standart asam oksalat
Menetapkan kadar asam cuka
IV. DASAR TEORI
Asidi dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton (basa) ( Shochichah, 2010 ).
Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa, sedangkan alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut juga sebagai titrasi asam-basa. Titrasi asidi-alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam kuat-basa kuat, asam kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari asam lemah, basa kuat-garam dari basa lemah. Standarisasi larutan NaOH dilakukan dengan titrasi menggunakan 5 tetes indikator fenolftalein. Pemilihan indikator felnolftalein karena pada standarisasi ini merupakan titrasi asam lemah (C2H2O4) dan basa kuat (NaOH) sehingga titik ekivalennya diatas 7 dan berada pada trayek indikator fenolftalein.Penentuan molaritas larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalat disebut dengan Asidimetri. Penetapan kadar asam cuka perdagangan disebut Alkalimetri (Anonim, 2015 ).
Asidimetri dan Alkalimetri adalah analisis kuantitatif volumetri berdasarkan reaksi netralisasi. Keduanya dibedakan pada larutan standartnya.
Pada asidimetri digunakan asam sebagai larutan standart. Analisis di
lakukan dengan cara titrasi. Pada titrasi asam asetat dengan NaOH (sebagai larutan standart) akan dihasilkan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat. Garam natrium asetat ini akan terurai sempurna karena senyawa terbsebut adalah garam,sedangkan ion asam asetat akan terhidrolisi oleh air ( Praktikum Kimia Dasar, 2015 ).
V. ALAT DAN BAHAN
Alat
Labu Ukur : 1 buah
Buret : 1 buah
Erlenmeyer : 3 buah
Pipet Tetes : 1 buah
Pipet Gondok : 1 buah
Corong : 1 buah
Gelas Beker : 1 buah
B. Bahan
Kristal asam oksalat : 0,63 gram
Air suling : 100 ml
Larutan asam oksalat :.100 ml
Larutan NaOH : 15 ml
Indikator PP : 12 tetes
Asam cuka : 10 ml
VI. CARA KERJA
A.Standarisasi larutan NaOH
Ditimbang dengan teliti 0,63 gram kristal asam oksalat dimasukan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambah dengan air suling hingga volume tepat 100 ml, diperoleh larutan asam oksalat :
0,63 g63 g/grek x 11 x 10001 L=0,1 grek/L = 0,1 N
Buret disiapkan dan di cuci, di isi larutan NaOh yang sudah di siapkan
Di tuangkan 15 ml larutan asam oksalat kedalam erlenmeyer, dan di tambahkan 2-3 tetes indikator PP, lalu di titrasi dengan larutan NaOH hingga berubah warna menjadi merah jambu
Lakukan titrasi sebnyak 3 kali
B.Penentuan kadar asam cuka
Diambil 10 ml larutan cuka perdagangan dengan pipet gondok/ukur kemudian dimasukan ke dalam labu ukur kapasitas 1000 ml dan di encerkan hingga volume menjadi 1000 ml
Diambil 10 ml larutan encer dan dan dimasukan kedalam erlenmeyer dab di tambah 2-3 tetes indikator PP
Larutan ini dititrasi dengan larutan NaOH standart hingga berubah warna menjadi warna merah jambu/pink
Lakukan titrasi sebanyak 3 kali
VII. HASIL PENGAMATAN
1.Tabel Kegiatan
No
Gambar Kegiatan
Ketrangan
1
Standarisasi larutan NaOH merubah warna asam oksalat yang ditambah 2 tetes indikator PP dari yang awal berwarna bening menjadi warna merah jambu/pink.
2
Standarisasi larutan NaOH merubah warna asam cuka encer yang di beri 2 tetes indikator PP dari warna awal bening menjadi warna merah jambu/pink.
2.Tabel Pengamatan
a.Standarisasi Larutan NaOH
No
Va
Vt
Vt-Va
Warna Awal
Warna Akhir
1
0
18,5
18,5
Bening
Pink
2
18,5
38
19,5
Bening
Pink
3
0
13,3
13,3
Bening
Pink
b.Penentuan Kadar Asam Cuka
No
Va
Vt
Vt-Va
Warna Awal
Warna Akhir
1
0
24,8
24,8
Bening
Pink
2
24,8
48
23,2
Bening
Pink
3
0
25
25
Bening
Pink
2.Perhitungan
a.Standarisasi larutan NaOH
Volume rata-rata NaOH= vt-va3
= 18,5+19,5+13,33
= 51,33
= 17,1
N NaOH I = V asam Oksalat X N asam oksalatV NaOH I
= 15 x 0,118,5
= 0,08108
N NaOH II = V asam Oksalat X N asam oksalatV NaOH II
= 15 x 0,119,5
= 0,07692
N NaOH III =V asam Oksalat X N asam oksalatV NaOH III
= 15 x 0,113,3
= 0,11278
Normalitas NaOH = N1+N2+N33
= 0,08108+0,07692+0,112783
= 0,09026
b.Penentuan kadar asam cuka
Volume rata-rata = V1+V2+v33
= 24,8+23,2+253
= 24,33
Normalitas asam cuka = Va x Na = Vb x Nb
= 10 ml x Na = 17,1 x 0,09026
= Na= 0,15435 (untuk 1 ml)
= untuk 10 ml
= 10 x 0,15435
= 1,5435
c.Kadar asam cuka dalam garam
=100010 x N. NaOH x BM50 x 1000 x 100 %
=100010 x 1,5435 x 6050000 x 100 %
=18,522%
3.Perhitungan ralat
a.Perhitungan ralat standarisasi NaOH
No
Xn
Xn - X
Xn-X
Xn-X 2
1
18,5
18,5-17,1=1,4
1,4
1,96
2
19,5
19,5-17,1=2,4
2,4
5,76
3
13,3
13,3-17,1=-3,8
3,8
14,44
51,3
0
7,6
22,16
Rata-rata = Xnn
= 51,33
= 17,1
Devisiasi rata-rata relative (a) = Xn-Xn
= 7,63
= 2,53
Devisiasi standard(s) = Xn-X 2n-1
= 22,162
= 11,08
= 3,32
Devisiasi standard rata-rata(A) = aX x 100%
= 2,5317,1 x 100%
= 14,795%
Devisiasi standard relative(S) = sX x 100%
= 3,3217,1 x 100%
= 19,415%
Hasil pengukuran = X + a = 17,1 + 2,53 = 19,63
= X – a = 17,1 – 2,53 = 14,57
Tingkat ketelitian = 100%-A = 100%-14,795%
= 85,205%
b.Perhitungan ralat kadar asam cuka
No
Xn
Xn – X
Xn-X
Xn-X 2
1
24,8
24,8-24,33=0,47
0,47
0,2209
2
23,2
23,2-24,33=-1,13
1,13
1,2769
3
25
25-24,33 =0,67
0,67
0,4489
73
0,01
72,27
1,9467
Rata-rata = Xnn
= 733
= 24,33
Devisiasi rata-rata relative (a) = Xn-Xn
= 2,273
= 0,75667
Devisiasi standard(s) = Xn-X 2n-1
= 1,94672
= 0,97335
= 0,986585019
Devisiasi standard rata-rata(A) = aX x 100%
= 0,7567724,33 x 100%
= 3,11%
Devisiasi standard relative(S) = sX x 100%
= 0,98658501924,33 x 100%
= 4,055%
Hasil pengukuran = X + a = 24,33 + 0,75667 = 25,08
= X – a = 24,33 – 0,75667 = 23,57
Tingkat ketelitian = 100%-A = 100%-3,11%
= 96,89%
VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini kita melakukan analisis kuantitatif untuk menentukan kadar asam asetat dalam asam cuka komersial, yang beredar di pasaran. Di mana pada percobaan ini digunakan asam cuka. Analisis yang dilakukan adalah analisis tirimetri karena kadar komposisi ditetapkan berdasarkan volum pereaksi (konsentrasi diketahui). Penggunaan analisi tirimetri ini menggunakan larutan NaOH 0,1 N sebagai larutan standarnya. Karena NaOH merupakan larutan standar sekunder, maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat yang merupakan suatu standar primer.
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi reaksi asam basa antara asam oksalat dan larutan standar NaOH 0,1 N dan asam asetat dengan larutan standar NaOH. Pada pembuatan larutan standar asam oksalat indikator yang digunakan yaitu fenophtalein. Perubahan warna yang terjadi pada proses penitrasian ini adalah berubah menjadi bening dengan warna asal mula adalah jingga.Perubahan warna ini terjadi karena telah tercapainya titik ekuivalen, yaitu titik di mana jumlah larutan standar NaOH dengan larutan asam oksalat.Pada penentuan konsentrasi asam asetat terjadi reaksi antara asam lemah (CH3COOH) dengan basa kuat (NaOH). Sebelum dititrasi, asam asetat telah diencerkan terlebih dahulu. Karena asam asetat adalah asam monoproptik, maka n asam asetat sebesar 1 ek/mol.
Pada proses penitrasian antara asam asetat dengan larutan standar NaOH 0,1 M terjadi perubahan warna dimana setelah ditetesi indikator fenophtalein sebanyak 2 tetes warna yang terjadi yaitu bening menjadi berwarnamerah jambu. Penyebab perubahan warna ini karena telah terjadi pencapaian titik ekuivalen.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan hasil normalitas NaOH yaitu 0,09026N dan kadar asam cuka setelah diuji yaitu18,522%. Kadar asam cuka antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain berbeda karena perbedaan banyaknya jumlah titran yang diteteskan ke dalam zat yang dititrasi.
Setelah pengamatan selesai dilakukan, praktikan melakukan perhitungan ralat. Dari perhitungan ralat standarisasi NaOH, diperoleh deviasi rata-rata relative (a) 2,53, deviasi standard (s) 3,32, deviasi standard rata-rata (A) 14,795%, deviasi standard relative (S) 19,415%dan tingkat ketelitian 85,205%.
Sedangkan dari perhitungan ralat kadar asam cuka, diperoleh deviasi rata-rata relative (a) 0,75667, deviasi standard (s) 0,986585019, deviasi standard rata-rata (A) 3,11%, deviasi standard relative (S) 4,055%dan tingkat ketelitian96,89%. Tingkat ketelitian berbeda dikarenakan seberapa banyak pemberian tetesan indikator fenolftalen dan banyaknya titran yang diteteskan.
Elektron valensi adalah elektron yang berperan dalam pembentukan ikatan kimia antar atom. Elektron valensi sering dijumpai (terutama pada unsur kelompok utama) sebagai elektron yang mempunyai kedudukan di orbital paling luardalam sebuah atom. Pada logam transisi ,elektron valensi berada pada orbital dalam. Adanya elektron valensi menentukan sifat kimia dari unsur dan menentukan apakah atom unsur tersebut mampu berikatan dengan unsur lain atau tidak. Contoh nya golongan logam alkali yang mempunyai elektron terluar 1 sehingga menempati golongan IA dalam table periodik, elektron valensi dapat di gunakan sebagai acuan untuk menentukan golongan suatu unsur.
IX. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil praktikan setelah melakukan kegiatan praktikum standardisasi larutan 0,1 NaOH dan penggunaannya dalam penentuan kadar asam cuka antara lain :
Standarisasi larutan bertujuan untuk menetukan konsentrasi dari larutan standard
2. Pada titrasi larutan asam cuka dengan larutan NaOH akan menghasilkan
garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat.
3. Untuk menenetukan titik akhir titrasi dapat dilakukan atau dilihat ketika
perubahan warna permanen pada indikator yang menunjukkan titik
ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar.
4. Pada proses standardisasi NaOH terbentuk perubahan warna dari bening menjadi merah jambu dengan normalitas NaOH sebesar 0,09026N.
5. Pada proses kadar asam cuka terbentuk perubahan warna dari bening menjadi warna merah jambu dengan kadar asam cuka sebesar 18,522%
6. Dari perhitungan ralat standardisasi NaOH, diperoleh deviasi rata-rata relative (a) 2,53, deviasi standard (s) 3,32, deviasi standard rata-rata (A) 14,795%deviasi standard relative (S) 19,415%dan tingkat ketelitian 85,205%. Dari perhitungan ralat kadar asam cuka, diperoleh deviasi rata-rata relative (a) 0,75667, deviasi standard (s) 0,986585019, deviasi standard rata-rata (A) 3,11%, deviasi standard relative (S) 4,055%dan tingkat ketelitian 96,89%.
7. Elektron valensi adalah elektron yang berperan dalam pembentukam ikatan kimia antar atom. Pada logam transisi ,elektron valensi berada pada orbital dalam. Adanya elektron valensi menentukan sifat kimia dari unsur tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2015a. "Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar".Yogyakarta
Anonim,2015b. "Kimia Dasar",http://blody-moghlycat.blogspot.com/
Akses 23 September 2015,19.00 WIB
Keenan, Charles W. dkk. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta, Erlangga
Shochichah, 2010."Alkalimetri Dasar".Jakarta
Yogyakarta,17 Oktober 2015
Mengetahui
Co.Ass Praktikan
(Iim Dewi Retnowati) (Muhammad Irfan Khodil)