LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI DASAR (GKP 0101)
ACARA I MEMBACA DAN MENGGAMBAR PETA
Disusun oleh: Nama
: Muhammad Rais Akbar
NIM
: 17/411288/GE/08517 17/411288/GE/08517
Hari, Jam
: Rabu, 09.00-11.00 WIB
Asisten
: 1. Intan Fajria 2. Brada Irmaning Tyas
LABORATORIUM KARTOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2017
ACARA I MEMBACA DAN MENGGAMBAR PETA I.
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membaca peta dan menyajikan dalam bentuk deskripsi. 2. Mahasiswa dapat membandingkan penggambaran peta secara manual dan digital. 3. Mahasiswa mengetahui klasifikasi peta dan mampu mengidentifikasinya.
II.
ALAT DAN BAHAN
1. Gambar atau peta acuan ( guide map) map) 2. Peta RBI dan Peta Topografi 3. Kertas Kalkir 4. Alat tulis (pensil, drawing pen, spidol, dll)
III.
LANGKAH KERJA
PENJELASAN
CARI 4
ASISTEN
PETA
PETA RBI
KERTAS IDENTIFIKASI
PETA GUIDE
KALKIR MEMBACA PETA
TABEL KLASIFIKASI PETA
MENENTUKAN MENULIS DESKRIPSI
AREA
MEMBACA PETA
MELAKUKAN PENGGAMBARAN
DATA
KETERANGAN :
ArcGIS
DIGITAL MENAMBAHKAN KELENGKAPAN PETA
: INPUT DEMO
: PROSES
PENGGAMBARAN PETA OLEH ASISTEN
: OUTPUT MEMPERHATIKAN & MENCATAT
IV.
HASIL PRAKTIKUM Tabel Klasifikasi Peta
No.
Judul Peta
Klasifikasi
Skala Peta
Isi Peta
Pembuat Peta
Peta*
Tahun
Keteran
pembu
gan
atan 1.
Peta Prakiraan
Peta
Potensi Banjir
Tematik
1: 320.000
Batas administratif
BMG,
propinsi, kabupaten, kabupaten,
Bakosurtanal,
Januari 2008 D.
kecamatan, sungai,
dan DJSDA-
I. Yogyakarta
warna yang
PU
2008
Gambar 1*
membedakan daerah potensi rawan banjir di D.I. Yogyakarta, skala numerik dan grafis, orientasi. 2.
Peta RBI Imogiri Peta lembar 1408-222
1:25.000
Topografi
Kenampakan Kenampakan fisik
Bakosurtanal Bakosurt anal
1999
dan budaya berupa
Gambar 2*
simbol titik, garis, dan area. Terdapat garis kontur dibeberapa bagian. Kelengkapan Kelengkapan lain seperti skala numerik dan grafis, orientasi, nomor lembar peta, legenda, indeks, koordinat grid dan gratikul, dan petunjuk membaca membaca koordinat. 3.
NOAA Chart
Peta
12345 Long
Navigasi
1:80.000
Batimetri, jalur kabel NOAA dan pipa bawah laut,
Island Sound
jalur pelayaran, pelayaran,
Eastern Part
bangunan fisik seperti kanal, jembatan, pelabuhan, pelabuhan, diferensiasi berdasarkan berdasarkan warna, topomini baik
2007
Gambar Gambar 3*
hipsografi dan hidrografi, skala numerik dan grafis. Terdapat Simbol titik, garis, dan luasan. 4.
Peta Jumlah
Peta
1:18.000.0
Batas administratif
GIS
Penduduk di
Tematik
00
propinsi, diagram
PUSDATIN-
Indonesia
lingkaran yang
KOMTEL
Semester II
menunjukan jumlah
KEMENDA-
Tahun 2014
penduduk dimasingdimasing-
GRI
masing propinsi,
REPUBLIK
skala numerik dan
INDONESIA
grafis, Legenda.
*gambar terdapat pada lampiran foto
2015
Gambar 4*
V.
PEMBAHASAN
Peta merupakan gambaran atau lukisan seluruh atau sebagian gambaran dari permukaan bumi yang digambarkan pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu dan dijelaskan dalam bentuk simbol dan dibuat mengikuti ukuran sama luas, sama bentuk, sama jarak, dan sama arah. Secara umum Peta didefinisikan sebagai gambaran dari unsur-unsur alam maupun buatan manusia yang berada diatas maupun dibawah di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu (PP Nomor 10 Tahun 2000). Peta dibagi menjadi beberapa klasifikasi peta. Macam-macam klasifikasi peta (Kimerling, et al., 2012; Robinson, et al., 1995; Kraak & Ormeling, 2010) antara lain klasifikasi berdasarkan fungsi peta, klasifikasi berdasarkan skala peta, klasifikasi berdasarkan hal pokok yang disampaikan, dan klasifikasi peta berdasarkan media peta. Klasifikasi peta berdasarkan fungsi peta. Terdapat empat jenis peta berdasarkan fungsinya yaitu Peta Referensi / Peta Topografi, Peta Tematik, Peta Navigasi, dan Peta Persuasif. Jenis peta yang akan dibahas lebih lanjut terfokus pada Peta Topografi dan Peta Tematik sesuai dengan Tabel Klasifikasi Peta. Peta Topografi/Peta Referensi adalah peta yang menyajikan informasi dasar pada suatu daerah, dimana dalam penyajiannya tidak menitikberatkan fitur tertentu. Contoh dari Peta Topografi adalah Peta RBI/ Rupa Bumi Indonesia. Peta RBI mampu menyajikan gambaran permukaan bumi dengan teliti, sejauh skalanya memungkinkan, dan menunjukan elemen-elemen atau feature atau feature baik baik yang alami maupun kultural buatan manusia (Kers, 1997). Posisi elemen tersebut ditunjukan dengan posisi yang sesungguhnya baik lokasi, situasi, maupun elevasi. Kenampakan alam yang umum dijumpai di Peta RBI adalah sungai, gunung, lembah, danau, dan vegetasi sedangkan kenampakan buatan yang terdapat di Peta RBI adalah bangunan, batas administrasi, jalan, jembatan, je mbatan, tempat ibadah, pusat pelayanan dan d an pemukiman penduduk. Peta RBI adalah variasi dari Peta Referensi atau Peta dasar yang disediakan oleh pemerintah selain Peta Lingkungan Pantai Indonesia dan Peta Lingkungan Laut Nasional (UU No. 4 tahun 2011). Peta RBI Imogiri lembar 1408-222 (Lampiran Gambar 2*) yang dibuat pada tahun 1999 oleh Bakosurtanal (sekarang BIG) menggambarkan secara rinci kenampakan alam dan buatan. Kondisi fisik yang terdapat di Peta RBI Imogiri seperti elevasi, bentang alam sungai, lembah, bukit, persebaran wilayah subur, dan lain-lain yang dapat ditemukan dan dianalisis. Kondisi kultural buatan manusia seperti pemukiman penduduk, sawah irigasi, bangunan ibadah, kantor kantor pemerintahaan, dan lain-
lain. Berdasarkan pada peta, wilayah Imogiri terletak di Kabupaten Bantul dengan batas administrasi utara berbatasan dengan kecamatan Pleret, di bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Pagang Kabupaten Gunung Kidul dengan batas administrasi berupa Sungai Oyo, di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Dlingo, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Jetis dengan batas administrasi berupa Sungai Opak. Selain itu, pemukiman penduduk mendominasi di bagian barat wilayah Kecamatan Imogiri dan penggunaan lahan berupa perkebunan terdapat di bagian timur Kecamatan Imogiri. Peta Tematik adalah peta yang fokus menyajikan informasi tertentu yang diinginkan oleh pembuatnya. Dalam hal ini ada dua peta tematik yang akan dibahas yaitu Peta Prakiraan Potensi Banjir Januari 2008 D. I. Yogyakarta dan Peta Jumlah Penduduk di di Indonesia Semester II Tahun 2014. Peta Prakiraan Potensi Banjir Banjir Januari 2008 D. I. Yogyakarta (Lampiran Gambar 1*) adalah peta yang menggambarkan daerah-daerah di D.I. Yogyakarta yang berpotensi rawan banjir pada Januari 2008. Peta yang dibuat oleh BMG, Bakosurtanal, dan DJSDA-PU ini menjelaskan beberapa daerah rawan banjir dengan menggunakan deskripsi warna, warna merah menunjukan potensi rawan banjir tinggi, warna kuning menunjukan potensi rawan banjir menengah, warna hijau menunjukan potensi rawan banjir rendah. Dari beberapa keterangan deskripsi warna tersebut diketahui bahwa kecamatan yang berpotensi banjir paling tinggi antara lain Kecamatan Galur, Girimulyo, Kalibawang, Kota Yogyakarta, Kokap, Lendah, Nanggulan, Panjatan, Pengasih, Samigaluh, Sentolo, Sleman, Temon, dan dan Wates. Peta Jumlah Penduduk di Indonesia Semester II Tahun 2014 (Lampiran gambar 4*) adalah peta tematik yang menggambarkan komposisi jumlah penduduk Indonesia pada semester II tahun 2014 per propinsi. Jumlah penduduk ini dideskripsikan melalui diagram lingkaran dengan ukuran berbeda yang menunjukan besarnya jumlah penduduk setiap propinsi. Selain itu, dibuat juga perbandingan jumlah antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan didalam diagram lingkaran tersebut. Data jumlah penduduk setiap propinsi ini bersumber dari Data Kependudukan Semester II 31 Desember 2014 Ditjen Dukcapil Kemendagri. Dari beberapa deskripsi diagram lingkaran pada peta tersebut, diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak di Indonesia terdapat di Pulau Jawa dengan propinsi terbanyak yaitu Jawa Barat dengan jumlah penduduk 42.430.424 jiwa. Selain itu propinsi dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu Papua Barat dengan jumlah penduduk 1.066.633 jiwa. Hal ini menunjukan adanya ketidakmerataan penduduk di Indonesia sehingga tujuan dibuatnya peta ini adalah untuk mengevaluasi persebaran penduduk Indonesia yang lebih banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa
sedangkan pulau-pulau lain memiliki perbandingan jumlah penduduk yang sangat signifikan. Klasifikasi Peta yang lain adalah klasifikasi peta berdasarkan pada media peta. Klasifikasi ini membagi peta menjadi empat jenis yaitu peta mental, peta cetak/permanen, peta temporal, dan peta virtual atau digital. Pada klasifikasi ini akan membahas lebih lanjut peta cetak dan peta digital. Peta cetak adalah peta yang disajikan pada media yang berwujud seperti kertas, kulit hewan, dinding, kain, dan besi. Contoh peta cetak yaitu peta RBI/Topografi dan peta tematik yang telah dibahas sebelumnya. sebelumnya. Peta Digital adalah peta yang berwujud intangible atau tidak memiliki wujud fisik, misalnya peta yang berasal dari internet berupa peta softfile. Peta digital yang digunakan adalah peta yang berasal dari aplikasi ArcGIS yang memperlihatkan wilayah Desa Parangtritis Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul. Didalam peta digital ini dapat kita ketahui beberapa komponen dalam peta seperti judul, simbol titik, garis, area, dan lain-lain. Selain itu, komponen tersebut dapat kita atur ( setting ( setting ) sesuai pembaca inginkan. Pembaca dapat menghilangkan unsur-unsur seperti jalan, titik bangunan, batas adminnistrasi dan lain-lain. Penggambaran peta secara manual maupun digital memiliki prinsip yang berbeda. Penggambaran peta secara digital menggunakan aplikasi khusus seperti QuantumGIS, ArcGIS dan ArcView yang berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Sedangkan penggambaran manual menggunakan media kertas atau kalkir dan alat tulis seperti drawing pen berbagai ukuran (0,05 mm – mm – 0,5 0,5 mm).
VI.
KESIMPULAN
1. Mendeskripsikan peta dapat dilakukan dengan membaca legenda pada peta berupa simbol titik, garis, maupun area. 2. Penggambaran
peta
secara
manual
maupun
digital
memiliki
perbedaan.
Penggambaran manual menggunakan media fisik sedangkan penggambaran digital menggunakan media software aplikasi. 3. Klasifikasi peta tergantung dari aspek yang digunakan dan masing-masing klasifikasi tersebut memiliki ciri khas tersendiri.
Lampiran Gambar
Gambar 1. Peta Prakiraan Daerah Potensi Banjir Januari 2008 D.I. Yogyakarta
Gambar 2. Peta RBI Imogiri Lembar 1408-222
Gambar 3. Peta Navigasi Long Island Sound- Eastern Part
Gambar 4. Peta Jumlah Penduduk Indonesia Semester II Tahun 2014
DAFTAR PUSTAKA
Sukwardjono, Sukoco, Mas. 1997. Kartografi 1997. Kartografi Dasar. Yogyakarta : UGM Press Wibowo, Totok Wahyu dkk. 2017. Petunjuk Praktikum Kartografi. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.
TUGAS
Kedua peta memiliki tampilan berbeda karena dikaji dari aspek yang berbeda juga, namun masih memiliki korelasi dengan rute jalur alternatif. Pada gambar pertama menjelaskan bahwa rute jalur alternatif berada di kawasan yang memiliki bangunan bersejarah dengan persentase dibagi berdasarkan berdasarkan zona sedang hingga tinggi. Persentase zona bangunan bangunan bersejarah yang tinggi terdapat di Distrik Sejarah Oberlyn dengan beberapa landmark seperti Historic “Shotgun” Houses, Historic City Hall, Oldest Home in City, dan Olmsted’s Lincoln Park. Tujuan dibuatnya jalur alternatif yang melewati kawasan bangunan bersejarah adalah untuk melestarikan bangunan-bangunan tersebut dan ada juga peluang untuk menarik para pelancong yang melintasi jalur alternatif untuk datang berwisata budaya di kawasan bangunan bersejarah. Gambar kedua menjelaskan dari aspek kebencanaan yaitu masalah kerawanan banjir dalam periode 100 tahunan. Gambar tersebut menjelaskan bahwa terdapat daerah data ran banjir di kanan kiri sungai yang diprediksi akan mengalami banjir periode 100 tahunan. Pembangunan jalur alternatif didaerah tersebut bertujuan agar bisa meminimalisir resiko bencana dengan adanya mitigasi baik struktural maupun nonstruktural.