LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN
PERSAINGAN INTRASPESIFIK
DORPAIMA LUMBANGAOL
05121007028
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di alam organisme tidak hidup sendirian tetapi berdampingan dan saling berinteraksi dengan organisme yang lainnya. Begitupun yang terjadi terhadap tumbuhan, interaksi ini bisa terjadi antara tumbuhan yang sejenis ataupun tidak sejenis. Interaksi yang terjadi antara organisme-organisme tersebut dapat bersifat positif-positif, positif-netral, positif-negatif, netral-netral, dan negatif- negatif. Namun dalam praktikum ini yang diteliti adalah kompetisi yang terjadi antara tanaman jagung dengan organisme sesama jenisnya dan tanaman kacang hijau dengan organisme yang sesama jenisnya juga.Kompetisi tersebut dapat berbentuk perebutan sumber daya yang terbatas (resource competition) atau saling menyakiti antar individu yang sejenis dengan kekuatan fisik (interference competition). Kompetisi yang terjadi antara individu sejenis disebut sebagai kompetisi intraspesifik.
Kecepatan perkecambahan biji tumbuhan dan pertumbuhan anakan (seedling) merupakan suatu faktor yang menentukan kemampuan spesies tumbuhan tertentu untuk menghadapi dan menaggulangi persaingan yang terjadi. Apabila suatu tanaman berkecambah terlebih dahulu di banding suatu tanaman yang lain maka tanaman yang tumbuh lebih dahulu dapat menyebar lebih luas sehingga mampu memperoleh cahaya matahari, air, dan unsur hara tanah lebih banyak di bandingkan dengan yang lain.
Persaingan tumbuhan dalam suatu spesies mampu di liat pada jarak antar tumbuhan. di mana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan
Kompetisi antara tanaman tersebut terjadi karena faktor tumbuh yang terbatas. Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi tumbuhan kompetitor tergantung pada beberapa faktor antara lain jumlah individu dan berat tanaman kompetitor, siklus hidup tanaman kompetitor, periode tanaman, dan jenis tanaman. Oleh karena itu dalam praktikum ini kedua sample tanaman akan diamati dan untuk memahami interaksi antar organisme sesama jenis (kompetensi intraspesifik).
Hal ini diperlukan karena kadangkala tidak disadari bahwa kerudian itu seolah-olah hanya disebabkan oleh hama dan penyakit saja, tidak melihat sejauh mana kerugan yang disebabkan oleh persaingan. Memang akibat yang disebabkan oleh hama dan penyakit terlihat jelas seperti mati atau terganggunya organ-organ tanaman tetapi akibat yang disebabkan oleh persaingan tanaman umumnya tidak sampai mati melainkan produksi yang dihasilkan akan berkurang.
TINJAUAN PUSTAKA
Organisme hidup di alam tidak berdiri sendiri-sendiri atau tidak hidup sendiri-sendiri, melainkan menjadi satu kumpulan individu-individu yang menempati suatu tempat tertentu, sehingga antar organisme dapat terjadi interaksi. Interaksi-interaksi yang terjadi dapat merupakan interaksi antar individu dari spesies yang sama, dapat juga merupakan interaksi antar individu dari spesies yang berbeda.
Beberapa waktu terakhir, berbagai upaya memaksimalkan hasil tanaman budidaya telah banyak dilakukan oleh para petani. Upaya-upaya tersebut dapat berupa penggunaan bibit unggul atau mengatur jarak tanam. Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air, dan cahaya matahari. Jika hal tersebut tidak diatur dengan baik , hasil tanaman akan ikut terpengaruh. Jarak tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi, baik inter maupun intraspesies. Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata akan berpengaruh terhadap jumlah cabang, luas permukaan daun dan pertumbuhan tanaman.
Interaksi yang terjadi antarspesies anggota populasi akan mempengaruhi terhadap kondisi populasi mengingat keaktifan atau tindakan individu mempengaruhi kecepatan pertimbuhan ataupun kehidupan populasi. Menurut Odum (1993), setiap anggota populasi dapat memakan anggota populasi yang lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua arah (timbal balik). Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan populasi, interaksi antarspesies anggota populasi dapat merupakan interaksi yang positip, negatif, atau nol.(Indryanto,2006)
Singkatnya, organisme-organisme mungkin memiliki respon-respon intrinsic maupun ekstrinsik terhadap kompetisi yang semakain meningkat. Tumbuh-tumbuhan dan hewan terutama jenis-jenis sessile, dengan jenis menunjukan mortalitas dan prastisitas ukuran. Banyak juga yang menunjukan suatu jenis respon ekstrinsik. Dikotomi tersebut dikaburkan oleh fakta bahwa respon intrinsic, seperti batang-batang yang terlalu tinggi dapat menimbulkan ketinggian melebihi individu-individu di sekelilingnya, yaitu suatu interaksi ekstrinsik.
Evolusi tipe-tipe respon tergantung pada kemampuan individu-individu utuk mempengaruhi situasi kompetisi dengan pemilihan tempat dan tergantung pada sifat-sifat sumber yang terbatas. Cahaya harus diperebutkan dengan pemerolehan energi dan menjaga agar individu-individu lain tidak menggunakan atau berusaha mendapatkan sumber itu. Makanan merupakan sumber yang paling banyak sdiperebutkan dengan cara menyingkirkan individu-individu dari suplai sumber,pengambilan secara tepat, atau kemampuan untuk mempertahankan persediaan makanan yang sedikit.(Naughton,1992)
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada lahan Arboretum Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya Selasa, 18 April 2013.
Alat dan Bahan
Pada praktikum Persaingan Interspesifik dan Intraspesifik ini alat yang diperlukan adalah 1) Polibek ukuran 5 kg sebanyak 4 dan bahan yang digunakan adalah 1). Benih kacang hijau dan benih jangung.
Cara Kerja
Beberapa pot plastic yang berisi tanaman disediakan secukupnya
2. Biji jagung atau kacang hijau yang masih baik dipilih kemudian direndam dalam air selama satu jam
3. Biji-biji tersebut ditanam kedalam pot plastic yang berbeda dan diatur sedemikian rupa sehingga dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan sebagai berikut :
Pot nomor 1 ditanami dengan 1 biji jagung atau biji kacang hijau
Pot nomor 2 ditanami dengan 2 biji jagung atau biji kacang hijau
Pot nomor 3 ditanami dengan 4 biji jagung atau biji kacang hijau
Pot nomor 4 ditanami dengan 6 biji jagung atau biji kacang hijau
Pot nomor 5 ditanami dengan 8 biji jagung atau biji kacang hijau
4. Sebagai cadangan sediakan beberapa pot yang ditanami jenis yang sama untuk penyulaman apabila selama percobaan ada tanaman yang mati
5. Penyiraman dilakukan setiap hari
6. Pengamatan dilakukan setiap minggu dan diukur tinggi tanamannya dengan kertas millimeter sampai tanaman berubur 4 minggu
7. Tinggi tanaman yang berbeda jarak tanamannya, dibandingkan pada setiap jenis tersebut
8. Dibuat grafik pertumbuhan untuk masing-masing pot. Besaran pada sumbu X dinyatakan dalam waktu (minggu) dan pada sumbu Y dinyatakan dengan LPT (Laju Pertumbuhan Tanaman)
9. Untuk mengetahui pengaruh yang nyata dari tiap perlakuan, dilakukan uji statistic.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hari/Tanggal
Nama Tumbuhan
Tinggi Tanaman(cm)
Jumlah daun(helai)
Jumlah yang tumbuh
Selasa/ 16 April 2013
Kacang Hijau
Pot 1 19,2
Pot 2 20,1
Pot 3 19
Pot 4 22,1
Pot 5 22,5
Pot 1 2
Pot 2 2
Pot 3 2
Pot 4 2
Pot 5 2
Pot 1 9
Pot 2 10
Pot 3 12
Pot 4 12
Pot 5 11
Selasa/ 16 April 2013
Jagung
Pot 1 20,1
Pot 2 15
Pot 3 16,7
Pot 4 22
Pot 5 18,2
Pot 1 4
Pot 2 3
Pot 3 3
Pot 4 3
Pot 5 3
Pot 1 2
Pot 2 1
Pot 3 2
Pot 4 1
Pot 5 1
Selasa/ 23 April 2013
Kacang Hijau
Pot 1 23,5
Pot 2 25,5
Pot 3 26
Pot 4 30
Pot 5 28,5
Pot 1 5
Pot 2 5
Pot 3 5
Pot 4 5
Pot 5 5
Pot 1 9
Pot 2 10
Pot 3 11
Pot 4 13
Pot 5 10
Selasa/ 23 April 2013
Jagung
Pot 1 22,1
Pot 2 17
Pot 3 18
Pot 4 25
Pot 5 26
Pot 1 5
Pot 2 5
Pot 3 5
Pot 4 5
Pot 5 5
Pot 1 2
Pot 2 1
Pot 3 2
Pot 4 1
Pot 5 1
Selasa/ 30 April 2013
Kacang Hijau
Pot 1 38
Pot 2 40
Pot 3 29
Pot 4 38,5
Pot 5 36
Pot 1 8
Pot 2 8
Pot 3 8
Pot 4 8
Pot 5 8
Pot 1 9
Pot 2 10
Pot 3 11
Pot 4 12
Pot 5 10
Selasa/ 30 April 2013
Jagung
Pot 1 50
Pot 2 30
Pot 3 40
Pot 4 45
Pot 5 48
Pot 1 5
Pot 2 5
Pot 3 5
Pot 4 5
Pot 5 5
Pot 1 2
Pot 2 1
Pot 3 2
Pot 4 1
Pot 5 1
Selasa/ 7 Mei 2013
Kacang Hijau
Pot 1 40
Pot 2 42
Pot 3 32
Pot 4 42,5
Pot 5 39
Pot 1 10
Pot 2 10
Pot 3 10
Pot 4 10
Pot 5 10
Pot 1 9
Pot 2 10
Pot 3 11
Pot 4 12
Pot 5 9
Selasa/ 7 Mei 2013
Jagung
Pot 1 63
Pot 2 50
Pot 3 55
Pot 4 65
Pot 5 63
Pot 1 7
Pot 2 7
Pot 3 7
Pot 4 7
Pot 5 7
Pot 1 2
Pot 2 1
Pot 3 2
Pot 4 1
Pot 5 1
B. Pembahasan
Pada umumnya kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji tumbuhan merupakan faktor penentu untuk menghadapi dan menanggulangi persaingan. Biji yang tumbuh terlebih dahulu akan menyebabkan tumbuhan tersebut mencapai tinggi yang lebih besar, mendapatkan intensitas cahaya matahari, air dan unsur hara tanah lebih besar tumbuhnya (Indriyanti, 2006)
Faktor- faktor lingkungan yang mungkin diperebutkan oleh tumbuhan tumbuhan dalam kompetisi atau persaingan diantaranya adalah cahaya, air, tanah, oksigen, unsur hara dan karbon dioksida. Perlakuan dilakukan dengan ditanamnya benih jagung dan kacang hijau dengan jumlah yang berbeda-beda pada masing-masing pot. Perlakuan ini bertujuan untuk melihat perbandingan pertumbuhan suatu tanaman dengan ruang lingkup yang sama. Pengamatan dilakukan selama kurang lebih 4 minggu dengan pengukuran pertumbuhan tinggi tanaman dilakukan setiap minggu nya.
Pengukuran ini dilakukan untuk melihat apakah trjadi persaingan jenis atau tidak karena pada umumnya tumbuhan yang berasal dari biji untuk awal kehidupannya mendapat suplai makanan dari kotiledonnya (cadangan makanan). Dan setelah beberapa hari secara perlahan kotiledon akan gugur dan dengan sendirinya suatu tumbuhan harus mendapatkan suplai makanannya sendiri dan harus bersaing dengan yang lainnya untuk mempertahankan hidupnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang dilakukan terhadap tanaman jagung dan kacang hijau selama kurang lebih 4 minggu dapat ditarik kesimpulan yaitu :
Kecepatan perkecambahan pada tanaman mempengaruhi dan menentukan terhadap menangnya suatu tanaman dalam berkompetensi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik adalah luasnya lahan tanam, jenis tanaman, kepadatan tumbuhan dan waktu lamanya tanaman sejenis hidup.
Terjadinya kompetensi meskipun pada tanaman yang sesama jenis tidak menghilangkan kemungkinan menyebabkan kematian pada tanaman yang kalah dalam berkompetensi.
Saran
Sebaiknya pada praktikum ini para praktikan dapat lebih memperhatikan dan memahami prosedur kerja yang ditunjukkan oleh para asisten
DAFTAR PUSTAKA
Arnita,indriani.1990. Ekologi Umum.Gita Media Press: Jakarta
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara: Jakarta
Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UI-Press: Jakarta
Team Ekologi Tumbuhan. 2012. Diktat Penuntun Praktikum: Ekologi Tumbuhan. Jakarta: Fakultas Biologi Univ. Nasional Jakarta.