LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN STUDI LAPANG DI KEBUN PERCOBAAN CANGAR DAN JATIKERTO
Disusun Oleh : Kelompok
: Jumat, 07.30
Asisten
: Intan Permatasari
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Bumi ini merupakan tempat yang kaya akan makhluk hidup. Banyak sekali organisme yang sudah dikenali maupun yang belum dikenali. Lebih dari 1 juta spesies hewan hidup didalamnya. Dari jumlah tersebut, ¾ nya adalah serangga. Lebih dari 2 juta lagi adalah tumbuhan dan lebih dari ½ nya adalah tumbuhan tingkat rendah. Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor biotik dan faktor abiotik. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekositem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Agar ekosistem kita dapat terjaga kelestariannya maka kita keseimbanagan antara faktor biotik dan faktor abiotik . Faktor biotik adalah faktor yang meliputi semua makhluk hidup di bumi. Sedangkan faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Dengan terjaganya keseimbangan antar faktor biotik dan abiotik tersebut
maka keseimbangan lingkungan lingkungan akan diperoleh. Dengan adanya
keseimbangan tersebut maka seluruh kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan dapat berjalan dengan lancar. Dalam pengamatan ini, kita menganalisa tumbuhan dan hewan yang banyak sekali jenisnya yang mungkin terdapat dilokasi. Ekologi pertanian merupakan ilmu yang mengaplikasikan prinsip-prinsip ekologi untuk merancang, mengelola dan mengevaluasi sistem pertanian yang produktif dan lestari. Selain itu ekologi pertanian juga mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ilmu ini bertujuan untuk mempelajari interaksi antara komponen biofisik, teknik, dan sosio ekonomi dalam satu sistem pertanian. Hal tersebut terutama berhubungan dengan skilus hara tranformasi energi, proses-proses biologi dan kondisi
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
2
sosial ekonomi. Jadi ekologi pertanian lebih menekankan pada hubungan timbal balik antara komponen agroekosistem dan dinamika proses-proses ekologi. Penggunaan lahan pertanian yang beragam berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, karena jenis tanaman berbeda dan pengaturannya pun ikut berbeda. Kondisi inilah yang akan mengubah men gubah kondisi iklim mikro, kandungan bahan organik tanah, dan kehidupan organisme dalam tanah maupun di atas tanah. Tanah akan menyediakan energi bagi organisme tersebut. Hubungan interaksi inilah yang akan dipelajari dalam ekologi. Keanekaragaman ini terjadi karena faktor lingkungan, makhluk hidup akan cenderung mencari lingkungan yang sesuai dengan kebutuhannya. Maka dari itu keberagaman makhluk hidup disetiap tempat berbeda-beda. Pengamatan akan dilakukan di dua lokasi yang berbeda yaitu di Jatikerto dan di Cangar. Di Jatikerto umumnya mempunyai karateristik tempat seperti didaerah rendah sedangkan di Cangar mempunyai karakteristik tempat didaerah pegunungan. Dengan perbedaan seperti ini dapat dipastikan bahwa makluk hidup yang ada di tiap-tiap tempat tersebut pastilah berbeda.
1.2 Tujuan
Setelah melakukan praktikum lapang di Cangar dan Jatikerto diharapkan mahasiswa mampu: A. Untuk mengetahui Analisa Vegetasi dan Faktor Abiotik pada kebun percobaan Cangar dan Jatikerto B. Untuk mengetahui Biomassa Pohon dan Faktor Abiotik Tanah pada kebun percobaan Cangar dan Jatikerto C. Untuk mengetahui Arthropoda pada kebun percobaan Cangar dan Jatikerto D. Untuk mempelajari interaksi antara komponen Biotik dan Abiotik Untuk mengetahui Biomassa Pohon pada kebun percobaan Cangar dan Jatikerto
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
3
Sehingga hasil praktikum ini dapat menunjang mata kuliah ekologi pertanian dan diharapkan mampu di aplikasikan sebagai wujud tri dharma pendidikan Universitas Brawijaya.
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Vegetasi dan Faktor Abiotik
2.1.1 Analisis vegetasi a) Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Dalam ekologi hutan satuan yang diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit. 1
(anonymous ,2011) b) Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi lahan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. 2
(anonymous ,2011) c) Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi atau masyarakat tumbuhan. Berbeda dengan inventaris hutan titik beratnya terletak pada komposisi jenis pohon. Dari segi floristis ekologi untuk daerah yang homogen dapat digunakan random sampling, sedangkan untuk penelitian ekologi lebih tepat digunakan sistematik sampling, bahkan purposive sampling pun juga dibolehkan. Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
5
Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam membentuk populasinya, dimana sifat – sifat – sifatnya sifatnya bila di analisa akan menolong dalam menentukan struktur komunitas. Sifat – Sifat – sifat sifat individu ini dapat dibagi atas dua kelompok besar, dimana dalam analisanya akan memberikan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Analisa kuantitatif meliputi : distribusi tumbuhan (frekuensi), kerapatan (density), atau banyaknya (abudance). Dalam pengambilan contoh kuadrat, terdapat empat sifat yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan, karena hal ini akan mempengaruhi data yang diperoleh dari sample. Keempat sifat itu adalah : Ukuran petak. Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komnitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian. Bentuk petak. Bentuknya segi empat dengan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan vegetasi yang terdapat pada lokasi penelitian, (Biomassa tahunan atau biomassa musiman). Jumlah petak. Petak berjumlah sebanyak 5 petakan, dengan ukuran masing-masing berbeda. Cara meletakkan petak di lapangan. Ada dua cara, yaitu cara acak (random sampling) dan cara sistematik (systematic sampling). 3
( Anonymous ,2010)
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
6
2.1.2 Faktor Abiotik Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut. a. Suhu Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu. b. Sinar matahari Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. 4
(anonymous ,2011) 2.2 Biomassa dan Faktor Abiotik Tanah 2.2.1 Biomassa Pohon
Penghitungan biomassa merupakan salah satu langkah penting yang harus diketahui dan dilakukan dalam sebuah kegiatan atau proyek mitigasi perubahan iklim di sektor kehutanan. Hanya kegiatan yang bertipe substitusi karbon tidak memerlukan penghitungan biomassa. Jenis – jenis
kegiatan
lainnya
seperti
pencegahan
deforestasi,
pengeleolaan hutan tanaman dan agroforestri memerlukan penghitungan biomassa.
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
7
a) Biomasa pohon adalah semua bahan organik dari pohon, mulai dari akar, batang, cabang, bunga, buah, biji dan daun. Biomasa yang berupa kayu merupakan sumber energi yang telah dimanfaatkan oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu, dan masih terus dimanfaatkan hingga sekarang, khususnya di daerah pedesaan pada negara yang sedang berkembang. 5
(anonymous ,2011) b) Biomassa adalah materi yang berasal dari makhlul hidup termasuk bahan organic, baik yang hidup maupun yang mati, baik yang di atas permukaan tanah. Misalnya pohon, hasil panen, rumput, seresah, akar, hewan, dan kotoran hewan. (Sutaryo,2009) c) Biomass is defend as any plant matter used directly as fuelor coverted in to fuels or electricity and or heat. (Biomassa adalah didefinisikan sebagai bahan tanaman yang digunakan secara langsung sebaagai bahan bakar, atau dikonversikan menjadi listrik atau panas.) (Buckeridge,2011) d) Biomass is the name given to any recent oranic matter that has been received from plant as a result of the photosynthetic conversion process. Biomassa adalah nama yang diberikan untuk setiap bahan organic baru yang telah diperoleh dari tumbuhan sebagai hasil proses konversi fotosintesis. (El Bassam, 2010)
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
8
2.3 Arthropoda
a. Arthropoda adalah hewan invertebrata yang memiliki exoskeleton (kerangka eksternal), tubuh tersegmentasi, dan pelengkap. Arthropoda adalah anggota dari filum Arthropoda dan termasuk serangga, arakhnida, krustasea, dan lainlain. 6
(anonymous ,2011) b. Arthropoda adalah filum adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. 7
(anonymous ,2011) c. Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki.Berikut ini akan diuraikan beberapaa diantaranya yang paling umum, yaitu Kelas Arachnidaa, Chilophoda, , Diploda ,Crustacea, Dan Insecta. Khusus untuk insecta akan dibahas lebih mendetail karena insecta merupakan antrophoda yang paling banyak. Arachnida
Arachnida (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja.Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies.Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm.Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit.Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora.Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.Scorpionida memiliki alat penyengat Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
9
beracun
pada
segmen
abdomen
terakhir,
contoh
hewan
ini adalah
kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after).Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina sp.). Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu laba-laba.Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior.Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada).Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan.Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Chilopoda
Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak pipih.Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel.Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alt beracun.Alat
penyengat
digunakan
unutk
menyengat
musuh
atau
pengganggunya.Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa sakit.Contoh hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.). Diplopoda
Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan
berjumlah
seribu.Ada
yang
menyebutkan
nama
lain
seperti
keluwing.Tubuhnya bulat panjang.Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang spirakel.Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan hew an ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme.Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang.Bila terganggu hewan ini akan Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
10
menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati.Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.). Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca. Contoh adalah Udang, lobster, dan kepiting. Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga).Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah.Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di berbagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat.Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen.Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli).Insecta memiliki organ perasa disebut palpus.Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga.Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh.Pada abdomennyaterdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea.Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta.Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alt ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka.Organ kelaminnya dioseus.
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
11
Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga :
Pertama Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran
saja
tanpa
perubahan
wujud.Contohnya
kutu
buku
(lepisma
saccharina)Kedua Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap.Sayap itu akan muncul hingga
pada
saat
dewasa
hewan
tersebut.Insecta
muda
disebut
nimfa.Ringkasan skemanya adalah telur – nimfa (larva) – dewasa (imago). Contoh Insecta ini adalah belalang, kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp.), dan walang sangit (leptocorisa acuta).Ketiga Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan wujud yang sanagt berbeda (sempurna).Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur – larva – pupa – dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali.Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa..Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, k aki, organ reproduksi, dan d an organ lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa.Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa.Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk. Pengolongan insecta
Orthoptera
memiliki
dua
pasang
sayap
dengan
sayap
depan
yang
sempit.Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang.Contohnya walang sangit (Leptocorisa acuta). Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang.Contohnya wereng coklat (Nilaparvata lugens) Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala.Contohnya capung (pantala).
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
12
Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal.Misalnya kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica) Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar daripada sayap belakang.Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina) Diptera hanya memiliki sepasang sayap.Misalnya nyamuk (Culex sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp), nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis) Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap.Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx mori). ( Tim dosen, 2010)
Peran Arthropoda bagi manusia
Berbagai jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia.Peran arthropoda yang menguntungkan manusia misalnya yaitu sebagai berikut : Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi.Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus versicolor) Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis indica) Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori) 8
( Anonymous , 2010)
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
13
Sementara yang merugikan manusia anatara lain :
Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus. Menimbulkan gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk Hama tanaman pangan dan industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk Perusak makanan.Contohnya kutu gabah Perusak produk berbahan baku alam.Contohnya rayap dan kutu buku 9
( Anonymous , 2010)
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
14
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat, Bahan + fungsi, Teknis Lapang 3.1.1 Analisis vegetasi dan Faktor Abiotik ( Suhu dan Radiasi ) Alat, bahan, dan fungsi :
Tali raffia (4 meter) untuk membatasi petak
Bambu, sebagai patok tempat diikatnya tali
Luks meter untuk mengetahui intersepsi radiasai matahari
Termometer hygrometer (termohigrograph) mengukur suhu pada plot
Kertas table sebagai tempat pengisian data
Alat tulis untuk mencatat
Teknis Lapang: Pada praktikum ekologi pertanian di daerah Cangar tanaman semusim menggunakan metode survey lahan ( pengamatan lapangan)
Menyiapkan alat dan bahan
Melakukan pengamatan cepat ( tapak bersifat monokultur atau polikultur)
Untuk area monokultur ( plot utama) ditentukan petak percontohan 2 dengan luasan 5x5 m 2
Pada plot pendukung membuat petak pengamatan dengan ukuran 1x1 m
Kotak pengamat dibuat dengan tali raffia dan kayu penahan di setiap pojokan dengan pengulangan 5x pada plot pen dukung
Mengidentifikasi/inventarisasi pengamatan
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
vegetasi
yang
masuk
dalam
kotak
15
Amati vegetasi berdasarkan spesies, jumlah individu, dan luas bidang dasar.
3.1.2
Menghitung besarnya kerapatan (individu/ha), frekuensi dan dominasi 2 (m /ha) dan indeks nilai penting (INP) dari masing-masing data vegetasi yang sudah diambil. Mengukur intensitas radiasi matahari dengan luks meter ( di bawah naungan, netral, dan di luar naungan) Mengukur suhu dan kelembaban dengan termohigrograh ( di bawah naungan dan tanpa naungan) Membuat laporan ringkas hasil temuan di lapang dengan dilengkapi foto dan gambar pendukung
Biomassa Pohon dan Faktor Abiotik ( Tanah ) Alat, bahan, dan fungsi :
Pita ukur (meteran) berukuran panjang 50 m untuk mengukur keliling pohon Tali raffia untuk membuat plot Bamboo sepanjang 2,5 m untuk mengukur lebar SUB-PLOT ke sebelah kiri dan kanan garis tengah dan member tanda pada pohon yang akan di ukur diameternya
Alat tuis untuk mencatat
Blanko pengamatan Pengukuran bimassa pohon dilakukan dengan cara ‘non destructive’ ( tidak merusak bagian tanaman). Tetapi untuk tanaman semusim, pengambilan contoh tanaman harus dilakukan perusakan. Cara Pengukuran :
Bagilah sub plot menjadi 2 bagian, dengan memasang tali di bagian tengah sehingga ada SUB-SUB PLOT, masing-masing berukuran 2,5m x 40m
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
16
Catat nama setiap pohon, dan ukurlah deameter batang setinggi dada (dbh= diameter at breast height = 1,3 m dari permukaan tanah) semua pohon yang masuk dalam SUB-SUB PLOT sebelah kiri dan kanan. Lakukan pengukuran dbh hanya pada pohon besar dengan lingkar lilit > 30cm. Bawalah tongkat kayu ukuran panjang 1,3 m, letakkan tegak lurus permukaan tanah di dekat pohon yang akan di ukur, berilah tanda goresan pada batang pohon. Bila permukaan tanah di lapangan dan bentuk pohon tidak rata, maka penentuan titik pengukuran dbh pohon dapat di lihat dalam box 2. Lilitkan pita pengukur pada batang pohon, dengan posisisi pita harus sejajar untuk semua arah sehingga diperoleh lingkar/lilit batang , catat hasil deameter pada tiap pohon Tulis semua data yang diperoleh dari pengukuran dbh (pohon hidup) dalam blanko pengamatan biomassa
Pengolahan data :
Hitung biomassa pohon menggunakan persamaan allometrik Jumlahkan biomassa semua pohon yang ada pada suatu lahan sehingga diperoleh total biomassa pohon per lahan (kg/luasan lahan)
Mengukur ketebalan seresah
Tentukan 10 titik contoh pada SUB-PLOT Tekan seresah yang ada, tancapkan ujung penggaris hingga menyentuh permukaan tanah. Catatlah ketebalan seresah, dan karakteristik seresahnya.
Mengukur Suhu Udara dan Suhu Tanah
Ukurlah suhu udara di bawah tanaman, ukur pula di tempat terbuka Ukurlah suhu tanah di setiap lahan pada kedalaman 0-5 cm. Singkirkan seresah dari permukaan tanah, tancapkan jung thermometer perlahanlahan ke dalam tanah ukur pula di tempat terbuka.
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
17
3.1.3 Faktor Biotik ( Keragaman Arthropoda pada Agroekosistem) Agroekosistem) Alat, bahan, dan fungsi :
Swept net, berguna sebagai jarring penangkap arthropoda Plastic ukuran 1kg yang diberi kloroform untuk memasukkan serangga yang terperangkap pada swept net Fial film warna putih untuk memasukkan serangga yang terperangkap pada pitfall Teknis Lapang :
Pemasangan pitfall traps satu hari sebelum pelaksanaaan praktikum lapang pada masing-masing lahan yang akan diamati. Pemasangan dilakukan dengan metode pengambilan contoh secara sistematis pada garis diagonal. Hunting serangga dengan swept net dengan ayunan ganda. Serangga yang terperangkap pada pitfall diambil dan dimasukkann pada fial film kemudian diberi alcohol 70%. Sedangkan serangga yang terperangkap pada swept net dimasukkan pada plastic dan diberi kloroform.
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
18
BAB IV PEMBAHASAN
4.1.1. Perhitungan + Tabel pengamatan (Cangar & Jatikerto) Analisa vegetasi & faktor abiotik (suhu udara, radiasi matahari dan kelembapan).
a. Tabel Pengamatan Suhu Udara, Kelembaban dan Radiasi Matahari No.
Lokasi
Suhu (oC)
RH (%)
RM (Lux)
1
Cangar
21,5o
62%
95 lux
2
Jatikerto
35,9o
47%
20 lux
Tabel 1. Analisa Vegetasi
b. Tabel Biomassa Pohon (Cangar) nama pohon pohon 1 pohon 2 pohon 3 pohon 4 pohon 5 pohon 6 pohon 7 pohon 8 pohon 9
Bercabang /tidak
K
D
p
biomassa
tebal seresah
bercabang
60
19,11
0,7
175,14
7
bercabang
75
23,8
0,7
317,25
7
bercabang
64
20,28
0,7
204,64
7
bercabang
12
3,82
0,7
2,758
7
bercabang
68
21,6
0,7
241,41
7
bercabang
35
11,14
0,7
42,59
7
bercabang
7
2,22
0,7
0,622
7
bercabang
12
3,82
0,7
2,57
7
bercabang
24
7,64
0,7
15,85
7
Tabel 2. Biomassa pohon
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
19
4.1.2. Tabel Analisis vegetasi Jatikerto Tabel 3. Analisa Vegetasi 1 (Jatikerto) Plot No
Spesies
D1(Cm)
D2(Cm) 1
2
3
4
5
1
Singkong
178
109
12
6
3
1
2
2
Putri Malu
4
30
7
4
2
1
0
3
Rumput
2
45
22
15
10
3
4
4
Alang-alang
60
10
40
0
0
0
0
5
Tanaman A
25
21
4
4
1
0
0
6
Tanaman B
20
15
1
0
0
0
0
7
Tanaman C
25
13
4
2
0
1
1
Tabel 4. Hasil Analisa Vegetasi 2 Kerapatan No
Spesies
Frekuensi
Nisbi Mutlak
Nisbi Mutlak
(%) 1
Singkong
Dominasi Nisbi
LBA
INP(%)
SDR(%)
Mutlak (%)
(%)
4,8
16
1
31,6
124,2
81,1
3104,3
128,7
42,9
2,8
9,3
0,8
25,3
0,78
0,51
19,2
35,11
11,7
10,8
36
1
31,6
0,58
0,38
14,4
67,98
22,66
8
26
0,2
6,3
3,84
2,5
96
34,8
11,6
1,8
6
0,6
18,9
13,44
8,8
336
33,7
11,23
Putri 2 Malu 3
Rumput Alang-
4 alang 5
Tanaman
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
20
A Tanaman 6
0,2
0,6
0,2
6,3
1,92
1,3
48
8,2
2,73
1,6
5,3
0,8
25,3
8,32
5,43
208
36,03
12,01
B Tanaman 7 C
o
Faktor Biotik (Keragaman Arthropoda pada Ekosistem Gambar literatur Arthropoda yang didapat di Cangar
Jangkrik
Belalang hijau
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
21
Ngengat
Kepik
o
Klasifikasi
Klasifikasi
Jangkrik
Belalang hijau
Ngengat Ngengat
Kepik
Kingdom
Animalia
Animalia
Animalia
Animalia
Filum
Arthropoda
Arthropoda
Arthropoda
Arthropoda
Kelas
Insecta
Insecta
Insecta
Insecta
Ordo
Orthoptera
Orthoptera
lepidoptera
coleoptera
Famili
Gryllidae
pamaphogidae pamaphogidae
Ctuidae
Coccinellidae
Genus
Gryllus
Oxya
spodoptera
epilachna
Spesies
Gryllus sp
Oxya chinensis
Spodoptera
Epilachna sparsa
exigua
Tabel 5. Klasifikasi arthropoda Cangar
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
22
o
Bioekologi Arthropoda Cangar 1.
Jangkrik o
Siklus Hidup Cengkerik atau jangkrik (Gryllidae (Gryllidae)) adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang, belalang, memiliki tubuh rata dan antena panjang. Setelah kawin, pemotongan betina celah ke dalam kulit ranting, dan ke dalam dia deposito telurnya. Dia dapat melakukannya berulang-ulang, sampai ia telah meletakkan beberapa ratus telur. tel ur. Ketika telur te lur menetas, nimfa drop baru lahir ke tanah, di mana mereka bersembunyi.Kebanyakan jangkrik pergi melalui siklus hidup yang berlangsung dari dua sampai lima tahun. Beberapa spesies memiliki siklus hidup lagi banyak, seperti genus Amerika Utara, Magicicada , yang memiliki sejumlah berbeda "merenung" yang masuk melalui sebuah sistem 17-tahun atau, di bagian selatan Amerika Serikat, tahun hidup siklus-13. Siklus ini umur yang panjang mungkin dikembangkan sebagai respon terhadap predator seperti tawon pembunuh jangkrik dan belalang sembah
Sebuah predator
dengan siklus hidup lebih pendek sekurang-kurangnya 2 tahun tidak bisa diandalkan mangsa pada jangkrik
o
Peran Jangkrik dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa tanaman yang dibudidayakan, semak, dan pohon, terutama dalam bentuk jaringan parut ditinggalkan di cabang-cabang pohon sedangkan betina bertelur dalam di cabang.
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
23
o
Habitat Dan Perilaku Cicadas hidup di bawah tanah sebagai sebagai peri untuk sebagian besar hidup mereka, pada kedalaman berkisar dari sekitar 30 cm (1 kaki), sampai dengan 2,5 meter. jangkrik Desert juga antara beberapa serangga yang dikenal untuk mendinginkan diri dengan berkeringat, sementara jangkrik lainnya secara sukarela dapat meningkatkan suhu tubuh mereka sebanyak 22 ° C (40 F) di atas suhu lingkungan.
2. Belalang hijau o
Siklus hidup Selama
reproduksi,
belalang
jantan
memperkenalkan
sperma ke dalam ovipositor melalui aedeagus (organ reproduksi), dan memasukkannya spermatophore, spermatophore, paket berisi sperma, ke dalam betina ovipositor betina ovipositor . Sperma memasuki sel telur melalui saluran halus yang disebut micropyles. perempuan kemudian meletakkan polong telur dibuahi, menggunakan ovipositor dan perut untuk memasukkan telur sekitar satu hingga dua inci bawah tanah. Polong telur mengandung beberapa lusin telur dikemas ketat yang terlihat seperti butir beras tipis. Telur yang tinggal di sana selama musim dingin, dan menetas ketika cuaca telah dihangatkan cukup. Dalam zona beriklim sedang, banyak belalang menghabiskan sebagian besar hidup mereka sebagai telur melalui bulan-bulan dingin (hingga 9 bulan) dan negaranegara yang aktif belalang muda dan dewasa) hidup hanya sampai tiga bulan. Nimfa pertama menetas terowongan atas melalui tanah, dan yang lainnya mengikuti. Belalang berkembang melalui tahap-tahap dan semakin mendapatkan lebih besar dalam tubuh dan ukuran sayap. Perkembangan ini disebut metamorfosis sebagai hemimetabolous atau tidak lengkap sejak muda agak mirip dengan orang dewasa. Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
24
o
Peran belalang adalah beberapa jenis -bertanduk jenis -bertanduk belalang singkat dari keluarga keluarga Acrididae yang besar kadang-kadang membentuk kelompok sangat (kawanan) ini dapat sangat merusak dan bermigrasi dalam kurang terkoordinasi cara atau ata u lebih. kawanan Locust dapat menyebabkan kerusakan besar untuk tanaman. untuk tanaman.
o
Habitat dan perilaku kebanyakan belalang hidup di pepohonan dan semak belukar. Belalang aktif di siang hari dan jika melompat tiba-tiba terganggu dengan bantuan hindlegs besar mereka. Mereka juga dapat merangkak perlahan-lahan dengan menggunakan kaki depan mereka
3. Ngengat o
Siklus hidup Telur menetaskan ulat yang sering menyerang bawang merah, daun bawang, kucai, cabai, jagung, kapri, dan lain lain usia satu generasi lebih kursang 23 hari dan yang betina bisa bertelur kurang lebih 1000 butir.telur diletakkan dilet akkan dalm kelopak kelopak berbentuk lonjong yang warnanya putih dan ditutup dengan lapisan bulu bulu tipis sesudah menetas ulat segera masuk ke rongga daun bawang merah sebelah atas. Mula mula ulat
berkumpul
tetapi
sesudah
isi
daun
habis
segera
menyebar,dan apabila populasi besar ereka juga makan umbi, setelah lebih kurang 9-14 hari ulat menjadi kepompong dalam tanah. o
Peran Sebagian besar fase larva berperan sebagai parasit dan hama, imago juga berperan sebagai hama.
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
25
o
Habitat Hidup pada semak dan pada perkebunan bawang merah. Ngengat keluar pada malam hari.
4. Kepik o
Siklus hidup Kumbang
kepik
melakukan
perkawinan
agar
bisa
berkembang biak. Kadang-kadang ada ad a 2 kumbang kepik yang memiliki corak warna berbeda, namun tetap bisa melakukan perkawinan dan berkembang biak secara normal karena kadang dari spesies kumbang kepik yang sama bisa memiliki corak warna (variasi sayap elitra) yang berbeda. Kumbang kepik betina dari jenis kumbang kepik karnivora selanjutnya memilih
tempat
yang
banyak
dihuni
oleh
serangga
makananannya agar begitu menetas, larvanya mendapat persediaan makanan melimpah. Pada kumbang kepik pemakan daun, betina yang baru bertelur di suatu tanaman akan meninggalkan pola gigitan pada daun agar tidak ada betina lain yang bertelur di tanaman yang sama. Di wilayah empat musim, jika kumbang kepik betina tidak berhasil menemukan tanaman yang cocok hingga menjelang musim dingin, maka kepik betina akan menunda pelepasan telurnya hingga musim dingin usai. o
Peran Fase larva dan imago berperan sebagai haa dan par asit
o
Habitat Hidup pada semak-semak yang mendukung perkembangbiakan
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
26
o
Gambar literatur Arthropoda yang didapat di Jatikerto
jangkrik
Belalang kayu
Belalang hijau
Semut
Klasifikasi
Jangkrik
Belalang hijau
Belalang kayu
Semut
Kingdom
Animalia
Animalia
Animalia
Animalia
Filum
Arthropoda
Arthropoda
Arthropoda
Arthropoda
Kelas
Insecta
Insecta
Insecta
Insecta
Ordo
Orthoptera
Orthoptera
Orthoptera
Hymenoptera
Famili
Gryllidae
pamaphogidae pamaphogidae
Acrididaae
Apokrita
Genus
Gryllus
Oxya
Valanga
Vespoidea
Spesies
Gryllus sp
Oxya chinensis
valanga
Formicidae
nigricornis
Tabel 6. Klasifikasi arthropoda Jatikerto
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
27
o
Bioekologi Arthropoda Jatikerto 1. Jangkrik o
Siklus Hidup Cengkerik atau jangkrik (Gryllidae (Gryllidae)) adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang, belalang, memiliki tubuh rata dan antena panjang. Setelah kawin, pemotongan betina celah ke dalam kulit ranting, dan ke dalam dia deposito telurnya. Dia dapat melakukannya berulang-ulang, sampai ia telah meletakkan beberapa ratus telur. Ketika telur menetas, nimfa drop baru lahir ke tanah, di mana mereka bersembunyi.Kebanyakan jangkrik pergi melalui siklus hidup yang berlangsung dari dua sampai lima tahun. Beberapa spesies memiliki siklus hidup lagi banyak, seperti genus Amerika Utara, Magicicada , yang memiliki sejumlah berbeda "merenung" yang masuk melalui sebuah sistem 17-tahun atau, di bagian selatan Amerika Serikat, tahun hidup siklus-13. Siklus ini umur yang panjang mungkin dikembangkan sebagai respon terhadap predator seperti tawon pembunuh jangkrik dan belalang sembah sembah Sebuah predator dengan siklus hidup lebih pendek sekurang-kurangnya 2 tahun tidak bisa diandalkan mangsa pada jangkrik
o
Peran Jangkrik dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa tanaman yang dibudidayakan, semak, dan pohon, terutama dalam bentuk jaringan parut ditinggalkan di cabang-cabang pohon sedangkan betina bertelur dalam di cabang.
o
Habitat Dan Perilaku Cicadas hidup di bawah tanah sebagai peri sebagai peri untuk sebagian besar hidup mereka, pada kedalaman berkisar dari sekitar 30 cm (1 kaki), sampai dengan 2,5 meter. jangkrik Desert juga antara beberapa serangga yang dikenal untuk mendinginkan diri dengan berkeringat,
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
28
sementara jangkrik lainnya secara sukarela dapat meningkatkan suhu tubuh mereka sebanyak 22 ° C (40 F) di atas suhu lingkungan.
2. Belalang Hijau
o
Siklus hidup Selama reproduksi, belalang jantan memperkenalkan sperma ke
dalam
ovipositor
melalui
aedeagus
(organ
reproduksi),
dan
memasukkannya spermatophore, spermatophore, paket berisi sperma, ke dalam betina ovipositor betina ovipositor . Sperma memasuki sel telur melalui saluran halus yang disebut micropyles. perempuan kemudian meletakkan polong telur dibuahi, menggunakan ovipositor dan perut untuk memasukkan telur sekitar satu hingga dua inci bawah tanah. Polong telur mengandung beberapa lusin telur dikemas ketat yang terlihat seperti butir beras tipis. Telur yang tinggal di sana selama musim dingin, dan menetas ketika cuaca telah dihangatkan cukup. Dalam zona beriklim sedang, banyak belalang menghabiskan sebagian besar hidup mereka sebagai telur melalui bulan-bulan dingin (hingga 9 bulan) dan negara-negara yang aktif belalang muda dan dewasa) hidup hanya sampai tiga bulan. Nimfa pertama menetas terowongan atas
melalui
tanah,
dan
yang
lainnya
mengikuti.
Belalang
berkembang melalui tahap-tahap dan semakin mendapatkan lebih besar dalam tubuh dan ukuran sayap. Perkembangan ini disebut metamorfosis sebagai hemimetabolous atau tidak lengkap sejak muda agak mirip dengan orang dewasa.
o
Peran belalang adalah beberapa jenis -bertanduk jenis -bertanduk belalang singkat dari
keluarga
Acrididae
yang
besar
kadang-kadang
membentuk
kelompok sangat (kawanan) ini dapat sangat merusak dan bermigrasi dalam kurang terkoordinasi cara atau lebih. kawanan Locust dapat menyebabkan kerusakan besar untuk tanaman. tanaman.
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
29
o
Habitat dan perilaku kebanyakan belalang hidup di pepohonan dan semak belukar.
Belalang aktif di siang hari dan jika melompat tiba-tiba terganggu dengan bantuan hindlegs besar mereka. Mereka juga dapat merangkak perlahan-lahan dengan menggunakan kaki depan mereka 3. Belalang Cokelat o
Siklus hidup Selama reproduksi, belalang jantan memperkenalkan sperma ke
dalam
ovipositor
melalui
aedeagus
(organ
reproduksi),
dan
memasukkannya spermatophore, spermatophore, paket berisi sperma, ke dalam betina ovipositor betina ovipositor . Sperma memasuki sel telur melalui saluran halus yang disebut micropyles. perempuan kemudian meletakkan polong telur dibuahi, menggunakan ovipositor dan perut untuk memasukkan telur sekitar satu hingga dua inci bawah tanah. Polong telur mengandung beberapa lusin telur dikemas ketat yang terlihat seperti butir beras tipis. Telur yang tinggal di sana selama musim dingin, dan menetas ketika cuaca telah dihangatkan cukup. Dalam zona beriklim sedang, banyak belalang menghabiskan sebagian besar hidup mereka sebagai telur melalui bulan-bulan dingin (hingga 9 bulan) dan negara-negara yang aktif belalang muda dan dewasa) hidup hanya sampai tiga bulan. Nimfa pertama menetas terowongan atas
melalui
tanah,
dan
yang
lainnya
mengikuti.
Belalang
berkembang melalui tahap-tahap dan semakin mendapatkan lebih besar dalam tubuh dan ukuran sayap. Perkembangan ini disebut metamorfosis sebagai hemimetabolous atau tidak lengkap sejak muda agak mirip dengan orang dewasa.
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
30
o
Peran belalang adalah beberapa jenis -bertanduk jenis -bertanduk belalang singkat dari
keluarga
Acrididae
yang
besar
kadang-kadang
membentuk
kelompok sangat (kawanan) ini dapat sangat merusak dan bermigrasi dalam kurang terkoordinasi cara atau lebih. Termasuk belalang cokelat kawanan Locust dapat menyebabkan kerusakan besar untuk tanaman.
o
Habitat dan perilaku kebanyakan belalang hidup di pepohonan dan semak belukar.
Belalang aktif di siang hari dan jika melompat tiba-tiba terganggu dengan bantuan hindlegs besar mereka. Mereka juga dapat merangkak perlahan-lahan dengan menggunakan kaki depan mereka
4. Semut o
Siklus hidup Kehidupan seekor semut dimulai dari sebuah telur. Jika t elur
telah dibuahi, semut yang ditetaskan betina (diploid); jika tidak jantan (haploid). Semut are holometabolism, yaitu tumbuh tumbuh melalui metamorfosa yang lengkap, melewati tahap larva dan pupa (dengan pupa yang exarate) sebelum mereka menjadi dewasa o
Peran Merupakan gangguan bagi manusia, tetapi dapat berperan
sebagai detritifor bagi bangkai. Merupakan tentara pemburu di beberapa spesies.
o
habitat Secara ekologi, sarang semut tersebar dari dar i hutan bakau dan
pohon-pohon di di pinggir pantai hingga ketinggian 2400 2400 m. Sarang semut paling banyak ditemukan di padang rumput dan jarang
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
31
ditemukan di hutan tropis dataran rendah, namun lebih banyak ditemukan di hutan dan daerah pertanian terbuka dengan ketinggian sekitar 600 m. Ia banyak ditemukan menempel pada beberapa pohon, umumnya di pohon kayu putih, cemara gunung, kaha, dan pohon beech, tetapi jarang pada pohon-pohon dengan batang halus dan rapuh seperti Eucalyptus. Sarang semut juga tumbuh pada dataran tanpa pohon dengan nutrisi rendah dan di atas a tas ketinggian pohon.
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
32
4.1. Pembahasan (Perbandingan Agroekosistem pada Cangar dan Jatikerto + Literatur) 4.2.1. Analisa Vegetasi dan Faktor Abiotik Cangar dan Jatikerto merupakan daerah yang memiliki topografi berbeda. Cangar merupakan daerah dataran tinggi t inggi sedangkan Jatikerto merupakan dataran rendah. Kondisi topografi ini turut berpengaruh pada komponen iklim di wilayah tersebut, misalnya radiasi matahari, suhu dan kelembaban. Semakin tinggi suatu wilayah maka cahaya rata-rata yang sampai di wilayah itu semakin tinggi, suhu udara semakin rendah dan kelembaban yang semakin tinggi. Seperti hasil yang kita dapat, di Cangar suhu adalah 21,5 oC, kelembaban 62% dan radiasi matahari 95 lux. Sedangkan di Jatikerto suhu adalah 35,9 oC, kelembaban 47% dan radiasi matahari 20 lux. Iklim dengan unsur-unsurnya, seperti suhu udara, kelambapan udara, angin dan radiasi matahari merupakan faktor utama yang mempengaruhi
perseberan
tumbuhan
(flora)
di
permukaan
bumi. Seperti halnya di Cangar dan di Jatikerto, terdapat perbedaan vegetasi yang terdapat di daerah tersebut. Dari percobaan kami menemukan beberapa spesies tumbuhan yaitu ______, sedangkan di Jatikerto ______
4.2.2. Biomassa Pohon dan Faktor Abiotik
Cangar tidak bisa dibandingkan karena tidak dilakukan perhitungan biomassa di daerah Jatikerto. Hal ini disebabkan karena perbedaan vegetasi yang ada di kedua tempat tersebut berbeda. Di Cangar di dapatkan nilai biomassa yaitu 175,14 ; 317,25 ; 204,64 ; 2,758 ; 241,41 ; 42,59 ; 0,622 ; 2,57 ; 15,85 dengan rata-rata 80,314 karena di daerah ini terdapat tanaman tahunan. Sedangkan di daerah jatikerto hanya terdapat tanaman semusim, tidak ada tanaman tahunan,
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
33
sehingga kita tidak dapat mengetahui nilai biomassanya yang ada di Jatikerto.
4.2.3. Faktor Biotik (Keragaman Arthropoda dalam Ekosistem)
Dalam praktikum lapang kali ini, kelompok kami di bagi menjadi dua kelompok kecil, yaitu praktikum ke Cangar dan Jatikerto. Untuk fieldtrip ke Cangar, pertama kali kami melakukan pengamatan keragaman arthropoda di sub plot 5x5 dengan menggunakan swept net dan pitt fall untuk menangkap keragaman jenis arthropoda. Dari hasil tangkapan kami yaitu jangkrik, kepik, belalang hijau, dan ngengat. Jadi di Cangar merupakan tempat yang tepat dan lingkungan yang mendukung bagi kehidupan keragaman berbagai jenis arthropoda. Sedangkan di Jatikerto terdapat belalang hijau dan cokeklat, dan ada juga populasi semut. Dapat dikatakan keragaman arthropoda di Jatikerto juga beragam serta dalam segi kelengkapan juga sudah termasuk lengkap. Artinya adalah keragamn arthropoda di Cangar maupun Jatikerto memiliki berbagai arthropoda yang berperan sesuai dengan keseimbangan ekosistem, seperti arthropoda yang berperan sebagai predator; belalang hijau, kepik/ kumbang. Yang berperan sebagai pollinator yaitu ngengat, lebah dan lain-lain. Sedangkan yang berperan sebagai vektor yaitu jangkrik dan lalat. Mungkin masih banyak lagi contoh-contoh peranan peranan arthropoda yang lain.
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
34
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan Dari praktikum fieldtrip yang kami lakukan di Cangar dan J atikerto, di dapatkan kesimpulan bahwa hasil yang kita dapat, di Cangar; suhu adalah 21,5 oC, kelembaban 62% dan radiasi matahari 95 lux. Sedangkan di Jatikerto; suhu adalah 35,9 oC, kelembaban 47% dan radiasi matahari 20 lux. Di Cangar di dapatkan nilai biomassa dengan dengan rata-rata 80,314
karena di daerah ini
terdapat tanaman tahunan. Sedangkan di daerah jatikerto hanya terdapat tanaman semusim, jadi tidak ada perhitungan biomassa. Pada pengamatan di Cangar didapatkan beberapa arthropoda antara lain jangkrik, kepik, belalang hijau, dan ngengat sedangkan pada Jatikerto didapatkan arthropoda yaitu belalang hijau, belalang coklat dan populasi semut. Pengamatan ini menunjukkan bahwa pada Cangar dan Jatikerto ada berbagai macam arthropoda yang berfungsi sebagai penyeimbang dalam ekosistem di 2 daerah tersebut.
5.2. Saran Untuk pratikum lapang selanjutnya sebaiknya tiap kelompok didampingi oleh masing-masing asisten atau Pembina agar masing-masing kelompok mendapatkan pelayanan yang baik dan optimal.
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
35
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous 1,2010,http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/analisis,2010,http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/analisisvegetasi.html, diakses vegetasi.html, diakses pada tanggal ta nggal 30 Oktober 2011 Anonymous 2,2011,http://blog.ub.ac.id/zeindiligentstudent/2011/05/09/analisis,2011,http://blog.ub.ac.id/zeindiligentstudent/2011/05/09/analisisvegetasi-dan-faktor-abiotik/, diakses vegetasi-dan-faktor-abiotik/, diakses pada tanggal 30 Oktober 2011 Anonymous 3,2011,http://blog.ub.ac.id/zeindiligentstudent/2011/05/09/analisis,2011,http://blog.ub.ac.id/zeindiligentstudent/2011/05/09/analisisvegetasi-dan-faktor-abiotik/, diakses vegetasi-dan-faktor-abiotik/, diakses pada tanggal 30 Oktober 2011 Anonymous 4,2010,http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/definisi,2010,http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/definisi biomasa.html, diakses biomasa.html, diakses pada tanggal 30 Oktober 2011 Anonymous 5,2011,http://en.wikipedia.org/wiki/Arthropoda, ,2011,http://en.wikipedia.org/wiki/Arthropoda, diakses diakses pada tanggal 30 Oktober Anonymous 6,2011,http://id.wikipedia.org/wiki/Artropoda, ,2011,http://id.wikipedia.org/wiki/Artropoda, diakses diakses pada tanggal 30 Oktober 2011 Anonymous 7,2011, http://estiarana.blogspot.com/2011/02/klasifikasi-kumbang,2011, http://estiarana.blogspot.com/2011/02/klasifikasi-kumbangkepik-koksi.html, diakses pada tanggal 30 Oktober 2011 Pracaya, 1993. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya Buckeridge,maicos silvera. 2011. Routes to Cell ulosic. London: Spinger El Bassam. Nasir, 2010. Hand book of Bioenergy Crops. India: Eurtscan Hatriah. Kurniatun, 2011. Modul Ekologi. Malang: Universitas Brawijaya press
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
36
Sutaryo. Dandun, 2009. Penghitungan Biomassa Sebuah Pengantar untuk Studi dan Perdagangan Karbon. Bogor: Waitlands International Indonesia Programme
Laporan Fieldtrip Ekologi Pertanian 2011
37